SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PERCOBAAN 2
LARUTAN
Dosen Pengampu :
Ustadzah Himyatul Hidayah, M.Si., Apt.
Disusun Oleh :
Ilma Nafi’a Mubarok
3820177131879
Kelompok 2
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
1439/2017
PERCOBAAN 2
LARUTAN
I. Tujuan
1. Mengamati kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen.
2. Mengamati pencampuran air dengan berbagai pelarut.
3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan
4. Memperlihatkan larutan lewat jenuh.
5. Menentukan persen masa dan konsentrasi molar larutan sampel.
6. Menjadi terampil dalam memipet dan menguapkan larutan sampai
kering.
II. Dasar Teori
Dalam ilmu kimia dikenal suatu istilah “like dissolves like” yaitu jika
molekul solute dan pelarut mirip, maka akan mudah bagi keduanya untuk
saling menggantikan sehingga mudah untuk bercampur. Secara umum,
terdapat kecendrungan dimana senyawa ion dan polar larutan dalam pelarut
polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar (Estein, 2015)
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu
ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi
karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang
sama/hampir sama. (Harnanto, A. dan Ruminten. 2009)
Air adalah pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion seperti garam dapur,
NaCl dan senyawa polar seperti gula, C12H22O11. Karbon tetrakhlorida adalah
pelarut nonpolar dan melarutkan senyawa nonpolar. Karena itu Karbon
tetrakhlorida bukanlah pelarut garam atau gula. Pelarut nonpolar tidak dapat
melarutkan senyawa ion atau senyawa polar (Dewan, 2014)
Zat cair yang larut sama lain disebut saling bercampur. Asas umum like
dissolves like akan menentukan sifat saling bercampur. Bila kedua zat cair
mempunyai ikatan polar akan saling melarut. Dua zat cair yang nonpolar
juga larut satu sama lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar
saling tidak bercampur, tidak tola menolak satu sama lain dan akan terpisah
jadi dua lapisan (Raymond, 2004).
Suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu
terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat terlarut
yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai
membentuk larutan jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang telah
mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat
ditambahkan lagi zat terlarut. Larutan tak jenuh (unsaturated), adalah suatu
larutan yang mengandung jumlah solut lebih sedikit (encer) daripada larutan
jenuhnya (konsentrasi zat terlarut kurang dari maksimum yang dapat larut).
Sedangkan larutan lewat jenuh (supersaturated), mengandung solut lebih
banyak (pekat) daripada yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang
sama (konsentrasi melebihi kelarutan maksimum pada suhu tertentu)
(Estein, 2015).
III. Alat
1. Bunsen 1 buah
2. Gelas beker 100 mL 1 buah
3. Gelas ukur 100 mL 1 buah
4. Gunting 1 buah
5. Kaki tiga 1 buah
6. Kertas perkamen 2 lembar
7. Pipet tetes 10 mL 1 buah
8. Pipet ukur 5 mL 1 buah
9. Rak tabung reaksi 1 buah
10. Spatula 3 buah
11. Spirtus 1 buah
12. Tabung reaksi 6 buah
13. Timbangan 1 buah
14. Tissue secukupnya
15. Wrapping secukupnya
IV. Bahan
1. Air secukupnya
2. Aseton, C3H6O 2 mL
3. Etanol, C2H5OH 2 mL
4. Garam dapur, NaCl 1,5 gr
5. Heksana 4 mL
6. Kalium permanganat 1,5 gr
7. Kloroform, CHCl 6 mL
8. Kristal iod 1,5 gr
V. Prosedur Kerja
1. Kelarutan
a. Kalium permanganat (KMnO4)
2 mL aquadest 2 mL heksana 2 mL kloroform
0,5 gr kalium
permanganat
(KMnO4)
0,5 gr kalium
permanganat
(KMnO4)
0,5 gr kalium
permanganat
(KMnO4)
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang
berisi 2 mL aqudest
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang
berisi 2 mL heksana
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang
berisi 2 mL kloroforom
Dikocok hingga
berubah warna
Dikocok hingga
berubah warna
Dikocok hingga
berubah warna
Berubah warna
menjadi ungu pekat
Warna tidak
berubah
Warna tidak
berubah
Larutan kalium
permanganat
(KMnO4) berwarna
ungu pekat
Larutan kalium
permanganat
(KMnO4) tidak
berubah warna
Larutan kalium
permanganat
(KMnO4) tidak
berubah warna
b. Iodin
2 ml aquadest 2 ml heksana 2 ml kloroform
0,5 gr Iodin 0,5 gr Iodin 0,5 gr Iodin
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang
berisi 2 mL aquadest
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang
berisi 2 mL heksana
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang
berisi 2 mL kloroform
Dikocok hingga terjadi
perubahan warna
Dikocok hingga terjadi
perubahan warna
Dikocok hingga terjadi
perubahan warna
Larutan berubah warna
coklat kekuningan
Larutan berubah
warna ungu
Larutan berubah
warna ungu
Larutan Iodin coklat
kekuningan
Larutan Iodin
warna ungu
Larutan Iodin
warna ungu
2. Pencampuran
Aseton Etanol kloroform
3. Kecepatan Larutan
Dalam percobaan ini dilakukan 3 perlakuan
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
2 mL aseton 2 mL etanol 2 ml kloroform
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang
berisi aquadest
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang
berisi aquadest
Dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang
berisi aquadest
Dikocok hingga terjadi
perubahan
Dikocok hingga terjadi
perubahan
Dikocok hingga
terjadi perubahan
Larutan aseton
larut sempurna
Larutan etanol
larut sempurna
Larutan kloroform
tidak larut dan
bergelempbung pada
detik pertama
Aquadest dimasukan
kedalam ½ tabung
Dimasukkan kristal
garam (NaCl) yang
sudah dihaluskan
Dipanaskan
didalam
penangas air
Dipanaskan
didalam
penangas air
Diamati sampai
garam larut
Dimasukkan kristal
garam (NaCl) yang
sudah dihaluskan
Dimasukkan kristal
garam (NaCl) yang
sudah dihaluskan
Larutan garam,NaCl
tidak larut
Aquadest dimasukan
kedalam ½ tabung
Aquadest dimasukan
kedalam ½ tabung
VI. Data Pengamatan
1. Kelarutan
Kristal Larutan Waktu Perubahan
Air 3 detik warna ungu pekat, larut
Permangganat
(KmnO)
Hexane 2,07
menit
Warna tidak berubah,
tidak terlalu larut
Kloroform 4 menit Warna tiak berubah,
tidak larut,
beku/mengumpal
Air 45 detik Warna coklat
kekuningan, larut
Iod Hexane 55 detik Warna ungu, larut
Kloroform 4 menit Warna ungu, tidak larut,
menggumpal
2. Pencampuran
Larutan Waktu Perubahan
Air + Etanol 1,02 menit Larut
Air + Aseton 1,55 menit Larut
Air + kloroform 1 menit Tidak larut, pada detik
pertama bergelembung
Diamati sampai
garam larut
Diaduk sampai
garam larut
Larutan garam,NaCl
lama larut
Larutan garam,NaCl
cepat larut
3. Kecepatan Kelarutan
Larutan Perlakuan Hasil waktu
Air + Garam Diam Tidak larut 4 menit
Air + Garam Dipanaskan Larut (tetapi lama) 1 menit
Air + Garam Dipanaskan sambil
diaduk
Cepat larut 10 detik
VII. Pembahasan
Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau
lebih yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Disebut homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam
(satu fasa) sehingga tidak dapat diamati bagian-bagian komponen
penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen
permukaan-permukaan tertentu dapat diamati antara fase-fase yang
terpisah.
Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang utama. Biasanya salah satu
komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai pelarut
(solven). Sedangkan komponen lainnya yang mengandung jumlah zat sedikit
disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai
pelarut atau zat terlarut tergantung posisinya.
Apabila zat padat atau cairan larut dalam cairan, maka dalam campuran
terjadi gaya tarik menarik antara molekul-molekul (intermolekul) zat terlarut
dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik antar atom-atom di dalam
molekul itu sendiri (intramolekul), yang menyebabkan molekul atau ionnya
masih tetap bersatu.
Dua senyawa dapat bercampur (miscible) lebih mudah bila gaya tarik
antara molekul solute dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini
ditentukan oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Apabila gaya tarik
antara molekulnya termasuk dalam kelompok yang sama (misalnya seperti
data pengamatan diatas : air dan etanol), keduanya akan saling melarutkan.
Sedangkan apabila kekuatan gaya tarik antara molekulnya berbeda jenis
(misalnya seperti data pengamatan diatas: air dan kloroform), maka
keduanya tidak saling melarutkan.
Pada pembentukan larutan antara air dan etanol (alkohol), maka
keduanya saling melarutkan dalam berbagai perbandingan. Baik molekul air
maupun alkohol masing-masing antara molekul-molekulnya terjadi interaksi
yang begitu kuat berdasarkan ikatan hidrogen. Ketika keduanya dicampur,
tidak ada halangan bagi keduanya untuk saling menggantikan sehingga
kedua zat akhirnya mudah bercampur.
Pembentukan antar air dan kloroform, keduanya tidak saling melarutkan,
karena antara molekul air terjadi gaya terik-menarik melalui ikatan hidrogen
sedangkan antara molekul kloroform yang bersifat non polar. Dapat
dikatakan kedua zat memiliki gaya tarik yang berbeda, sehingga bila
keduanya dicampur maka tidak dapat saling melarutkan.
Proses pelarutan hanyalah merupakan aksi antara pelarut antara pelarut
dengan partikel zat terlarut. Molekul-molekul pelarut penyerah partikel zat
terlarut dan menyeretnya kedalam larutan. Kecepatan pelarutan tentu
tergantung pada kecepatan pelarut menyerang zat terlarut. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi kelarutan :
 Suhu
Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut
dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut
dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah.
Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih
cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut
dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut
menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi.
Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah.
Sebaliknya, benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat
ini membantu kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat minuman
dingin, kita harus melarutkan gula pasir terlebih dahulu kedalam air panas,
baru kemudian ditambahkan air dingin.
 Ukuran zat terlarut
Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut
dibandingkan dengan zat terlarut yang berukuran besar.
Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan sentuh antara zat terlarut
dengan pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk
lebih cepat larut daripada zat telarut berukuran besar.
 Volume pelarut
Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
 Pengadukan
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan
pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses
pelarutan menjadi semakin cepat.
Adapun sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari berbagai
komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang
terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung
sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut
konsentrasinya tinggi (pekat). Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil
solut, maka konsentrasinya rendah (encer).
Didalam pembahasan ini, air suling digunakan dalam penangas air.
Mengapa demikian? Karena air suling/Aquades adalah air murni atau larutan
yang dihasilkan dari proses sterilisasi melalui cara penyulingan beberapa kali
sehingga logam dan aprtikel berbahaya yang terkadung didalamnya dapat
dibersihkan dan dinetralkan agar Aquades dapat diminum dengan aman dan
menyehatkan tubuh
Dengan kalimat yang lebih sederhana, Aquades adalah larutan yang
mudah menyerap dam melarutkan berbagai macam jenis partikel halus
yanag bermuatan racun dan dapat mencegah penncemaran pada kualitas
air sehingga air tersebut dapat diminum setiap saat dengan aman.
Aquades mengalami proses distilasi atau penyulingan yaitu pemisahan
bahan bahan kimia yang ada didalam air dimana memgandung zat racun
hasil radikal bebas yang kemudian dibersihkan atau disterilisasikan agar
tidak lagi tercemar racun apapun sehingga kondisinya menjadi bersih dan
menyehatkan bagi tubuh.
Inilah alasannya mengapa Aquades dijadikan sebagai pelarut :
a. Aquades mampu melarutkan kemudian menetralkan bahan kimia yang
bersifat racun didalam makanan tertentu .
b. Aquades mampu melarutkan dan menetralisir racun yang telah mencapai
ginjal lalu akan membuangnya kearah kandung kemih supaya dapat
segera dikeluarkan.
c. Aquades mamapu mengatasi kondisi tubuh yang sedang tersearng
kekeringan, kelelahan dan dehidrasi berat.
d. Aquades mampu membantu organ pencernaan agar segera melakukan
proses pembakaran lemak.
e. Aquades juga mampu menjadi sumber kehidupan bagi organisme baik
yang dibutuhkan tubuh.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Teori like disolvelike adalah senyawa polar hanya akan larut dalam
senyawa polar, senyawa nonpolar akan larut dalam senyawa. nonpolar,
dan senyawa polar tidak larut dengan senyawa non polar.
2. Telah diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kecepatan larutan
adalah suhu, ukuran zat pelarut, dan pengaduk.
3. Larutan jenuh adalah zat yang terlarut dalam larutan pada suhu tertentu
dan konsentrasinya maksimum, larutan tidak jenuh adalah larutan yang
menunjukan konsentrasinya kurang dalam larutan, larutan lewat jenuh
larutan yang konsentrasinya melebihi maksimum.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond, 2004, Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga jilid 1,
Penerbit Erlangga : Jakarta.
Dewan, S.K, 2014, Kimia Organik Farmasi, EGC : Jakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati, 2004. Tangkas Kimia, Kartika : Surabaya
Harnanto, A. dan Ruminten, 2009. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X, Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta
Moechtar, 1989. Farmasi Fisika, Gadjah Mada University press : Yogyakarta
Yazid, Estien, M.Si., 2015, KIMIA FISIKA Untuk Mahasiswa Kesehatan, Pustaka
pelajar : Yogyakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Mantingan , 27 Oktober 2017
Dibuat oleh
Praktikan,
Ilma Nafi’a Mubarok
Diperiksa oleh
Asisten,
Indiana Gita Anggraeni
Disetujui oleh
Dosen Pengampu,
Himyatul Hidayah, M.Si., Apt
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapanhengkinugraha
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 

What's hot (20)

Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Analilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui PengendapanAnalilis Melalui Pengendapan
Analilis Melalui Pengendapan
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFERPRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
 
Amina
AminaAmina
Amina
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
amina & amida
amina & amidaamina & amida
amina & amida
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Laporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum PemurnianLaporan Praktikum Pemurnian
Laporan Praktikum Pemurnian
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 

Similar to Laporan praktikum kimia dasar

Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatNurul Wulandari
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Mina Audina
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Mina Audina
 
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptxPPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptxChintiaMarbun
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfDonaPiter
 
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptxLisnaGianti
 
Tugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printTugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printHeriana5
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknikJuleha Usmad
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporanChaLim Yoora
 
Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Pujiati Puu
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanuus17F
 

Similar to Laporan praktikum kimia dasar (20)

4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu
 
Kelarutan
KelarutanKelarutan
Kelarutan
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
Artikel larutan
Artikel larutanArtikel larutan
Artikel larutan
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
 
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptxPPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
PPT KAPSEL KELATURAN KEL 2.pptx
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdf
 
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
 
Larutan ( solution 2 )
Larutan ( solution 2 )Larutan ( solution 2 )
Larutan ( solution 2 )
 
Tugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printTugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di print
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknik
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
BAB 5 AIR DAN LARUTAN.pptx
BAB 5 AIR DAN LARUTAN.pptxBAB 5 AIR DAN LARUTAN.pptx
BAB 5 AIR DAN LARUTAN.pptx
 
Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa
 
Larutan
LarutanLarutan
Larutan
 
Kimia larutan
Kimia larutanKimia larutan
Kimia larutan
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 

More from ilmanafia13

Transkripsi & Translasi
Transkripsi & TranslasiTranskripsi & Translasi
Transkripsi & Translasiilmanafia13
 
Sistem Transport 1
Sistem Transport 1Sistem Transport 1
Sistem Transport 1ilmanafia13
 
Protein Synthesis
Protein SynthesisProtein Synthesis
Protein Synthesisilmanafia13
 
Rekayasa Genetika
Rekayasa GenetikaRekayasa Genetika
Rekayasa Genetikailmanafia13
 
Genetika Mikroba
Genetika MikrobaGenetika Mikroba
Genetika Mikrobailmanafia13
 
Proses-proses Biologi
Proses-proses BiologiProses-proses Biologi
Proses-proses Biologiilmanafia13
 
Manusia dan Lingkungan
Manusia dan LingkunganManusia dan Lingkungan
Manusia dan Lingkunganilmanafia13
 
Konsep Akhlak Dalam islam
Konsep Akhlak Dalam islamKonsep Akhlak Dalam islam
Konsep Akhlak Dalam islamilmanafia13
 
Makalah Konsep Hari Akhir
Makalah Konsep Hari AkhirMakalah Konsep Hari Akhir
Makalah Konsep Hari Akhirilmanafia13
 
Konsep agama islam (kelompok 2)
Konsep agama islam (kelompok 2)Konsep agama islam (kelompok 2)
Konsep agama islam (kelompok 2)ilmanafia13
 
Konsep hari akhir
Konsep hari  akhirKonsep hari  akhir
Konsep hari akhirilmanafia13
 
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"ilmanafia13
 
Sains dan farmasi awal islam
Sains dan farmasi awal islamSains dan farmasi awal islam
Sains dan farmasi awal islamilmanafia13
 
Makalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiMakalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiilmanafia13
 
Makalah rangka tubuh manusia
Makalah rangka tubuh manusiaMakalah rangka tubuh manusia
Makalah rangka tubuh manusiailmanafia13
 
Makalah laju reaksi
Makalah laju reaksiMakalah laju reaksi
Makalah laju reaksiilmanafia13
 
Makalah Laju Reaksi
Makalah Laju ReaksiMakalah Laju Reaksi
Makalah Laju Reaksiilmanafia13
 

More from ilmanafia13 (20)

Review Jurnal
Review JurnalReview Jurnal
Review Jurnal
 
Kurkumin Kel 8
Kurkumin Kel 8Kurkumin Kel 8
Kurkumin Kel 8
 
Transkripsi & Translasi
Transkripsi & TranslasiTranskripsi & Translasi
Transkripsi & Translasi
 
Sistem Transport 1
Sistem Transport 1Sistem Transport 1
Sistem Transport 1
 
Protein Synthesis
Protein SynthesisProtein Synthesis
Protein Synthesis
 
Struktur Sel 1
Struktur Sel 1Struktur Sel 1
Struktur Sel 1
 
Rekayasa Genetika
Rekayasa GenetikaRekayasa Genetika
Rekayasa Genetika
 
Genetika Mikroba
Genetika MikrobaGenetika Mikroba
Genetika Mikroba
 
Proses-proses Biologi
Proses-proses BiologiProses-proses Biologi
Proses-proses Biologi
 
Manusia dan Lingkungan
Manusia dan LingkunganManusia dan Lingkungan
Manusia dan Lingkungan
 
Konsep Akhlak Dalam islam
Konsep Akhlak Dalam islamKonsep Akhlak Dalam islam
Konsep Akhlak Dalam islam
 
Makalah Konsep Hari Akhir
Makalah Konsep Hari AkhirMakalah Konsep Hari Akhir
Makalah Konsep Hari Akhir
 
Konsep agama islam (kelompok 2)
Konsep agama islam (kelompok 2)Konsep agama islam (kelompok 2)
Konsep agama islam (kelompok 2)
 
Konsep hari akhir
Konsep hari  akhirKonsep hari  akhir
Konsep hari akhir
 
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
 
Sains dan farmasi awal islam
Sains dan farmasi awal islamSains dan farmasi awal islam
Sains dan farmasi awal islam
 
Makalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabiMakalah muhkam & mutasyabi
Makalah muhkam & mutasyabi
 
Makalah rangka tubuh manusia
Makalah rangka tubuh manusiaMakalah rangka tubuh manusia
Makalah rangka tubuh manusia
 
Makalah laju reaksi
Makalah laju reaksiMakalah laju reaksi
Makalah laju reaksi
 
Makalah Laju Reaksi
Makalah Laju ReaksiMakalah Laju Reaksi
Makalah Laju Reaksi
 

Recently uploaded

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Laporan praktikum kimia dasar

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PERCOBAAN 2 LARUTAN Dosen Pengampu : Ustadzah Himyatul Hidayah, M.Si., Apt. Disusun Oleh : Ilma Nafi’a Mubarok 3820177131879 Kelompok 2 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR 1439/2017
  • 2. PERCOBAAN 2 LARUTAN I. Tujuan 1. Mengamati kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen. 2. Mengamati pencampuran air dengan berbagai pelarut. 3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan 4. Memperlihatkan larutan lewat jenuh. 5. Menentukan persen masa dan konsentrasi molar larutan sampel. 6. Menjadi terampil dalam memipet dan menguapkan larutan sampai kering. II. Dasar Teori Dalam ilmu kimia dikenal suatu istilah “like dissolves like” yaitu jika molekul solute dan pelarut mirip, maka akan mudah bagi keduanya untuk saling menggantikan sehingga mudah untuk bercampur. Secara umum, terdapat kecendrungan dimana senyawa ion dan polar larutan dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar (Estein, 2015) Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama. (Harnanto, A. dan Ruminten. 2009) Air adalah pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion seperti garam dapur, NaCl dan senyawa polar seperti gula, C12H22O11. Karbon tetrakhlorida adalah pelarut nonpolar dan melarutkan senyawa nonpolar. Karena itu Karbon tetrakhlorida bukanlah pelarut garam atau gula. Pelarut nonpolar tidak dapat melarutkan senyawa ion atau senyawa polar (Dewan, 2014) Zat cair yang larut sama lain disebut saling bercampur. Asas umum like dissolves like akan menentukan sifat saling bercampur. Bila kedua zat cair
  • 3. mempunyai ikatan polar akan saling melarut. Dua zat cair yang nonpolar juga larut satu sama lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar saling tidak bercampur, tidak tola menolak satu sama lain dan akan terpisah jadi dua lapisan (Raymond, 2004). Suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Larutan tak jenuh (unsaturated), adalah suatu larutan yang mengandung jumlah solut lebih sedikit (encer) daripada larutan jenuhnya (konsentrasi zat terlarut kurang dari maksimum yang dapat larut). Sedangkan larutan lewat jenuh (supersaturated), mengandung solut lebih banyak (pekat) daripada yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang sama (konsentrasi melebihi kelarutan maksimum pada suhu tertentu) (Estein, 2015). III. Alat 1. Bunsen 1 buah 2. Gelas beker 100 mL 1 buah 3. Gelas ukur 100 mL 1 buah 4. Gunting 1 buah 5. Kaki tiga 1 buah 6. Kertas perkamen 2 lembar 7. Pipet tetes 10 mL 1 buah 8. Pipet ukur 5 mL 1 buah 9. Rak tabung reaksi 1 buah 10. Spatula 3 buah 11. Spirtus 1 buah 12. Tabung reaksi 6 buah 13. Timbangan 1 buah 14. Tissue secukupnya 15. Wrapping secukupnya
  • 4. IV. Bahan 1. Air secukupnya 2. Aseton, C3H6O 2 mL 3. Etanol, C2H5OH 2 mL 4. Garam dapur, NaCl 1,5 gr 5. Heksana 4 mL 6. Kalium permanganat 1,5 gr 7. Kloroform, CHCl 6 mL 8. Kristal iod 1,5 gr V. Prosedur Kerja 1. Kelarutan a. Kalium permanganat (KMnO4) 2 mL aquadest 2 mL heksana 2 mL kloroform 0,5 gr kalium permanganat (KMnO4) 0,5 gr kalium permanganat (KMnO4) 0,5 gr kalium permanganat (KMnO4) Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL aqudest Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL heksana Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL kloroforom Dikocok hingga berubah warna Dikocok hingga berubah warna Dikocok hingga berubah warna Berubah warna menjadi ungu pekat Warna tidak berubah Warna tidak berubah Larutan kalium permanganat (KMnO4) berwarna ungu pekat Larutan kalium permanganat (KMnO4) tidak berubah warna Larutan kalium permanganat (KMnO4) tidak berubah warna
  • 5. b. Iodin 2 ml aquadest 2 ml heksana 2 ml kloroform 0,5 gr Iodin 0,5 gr Iodin 0,5 gr Iodin Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL aquadest Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL heksana Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 mL kloroform Dikocok hingga terjadi perubahan warna Dikocok hingga terjadi perubahan warna Dikocok hingga terjadi perubahan warna Larutan berubah warna coklat kekuningan Larutan berubah warna ungu Larutan berubah warna ungu Larutan Iodin coklat kekuningan Larutan Iodin warna ungu Larutan Iodin warna ungu
  • 6. 2. Pencampuran Aseton Etanol kloroform 3. Kecepatan Larutan Dalam percobaan ini dilakukan 3 perlakuan Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 2 mL aseton 2 mL etanol 2 ml kloroform Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi aquadest Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi aquadest Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi aquadest Dikocok hingga terjadi perubahan Dikocok hingga terjadi perubahan Dikocok hingga terjadi perubahan Larutan aseton larut sempurna Larutan etanol larut sempurna Larutan kloroform tidak larut dan bergelempbung pada detik pertama Aquadest dimasukan kedalam ½ tabung Dimasukkan kristal garam (NaCl) yang sudah dihaluskan Dipanaskan didalam penangas air Dipanaskan didalam penangas air Diamati sampai garam larut Dimasukkan kristal garam (NaCl) yang sudah dihaluskan Dimasukkan kristal garam (NaCl) yang sudah dihaluskan Larutan garam,NaCl tidak larut Aquadest dimasukan kedalam ½ tabung Aquadest dimasukan kedalam ½ tabung
  • 7. VI. Data Pengamatan 1. Kelarutan Kristal Larutan Waktu Perubahan Air 3 detik warna ungu pekat, larut Permangganat (KmnO) Hexane 2,07 menit Warna tidak berubah, tidak terlalu larut Kloroform 4 menit Warna tiak berubah, tidak larut, beku/mengumpal Air 45 detik Warna coklat kekuningan, larut Iod Hexane 55 detik Warna ungu, larut Kloroform 4 menit Warna ungu, tidak larut, menggumpal 2. Pencampuran Larutan Waktu Perubahan Air + Etanol 1,02 menit Larut Air + Aseton 1,55 menit Larut Air + kloroform 1 menit Tidak larut, pada detik pertama bergelembung Diamati sampai garam larut Diaduk sampai garam larut Larutan garam,NaCl lama larut Larutan garam,NaCl cepat larut
  • 8. 3. Kecepatan Kelarutan Larutan Perlakuan Hasil waktu Air + Garam Diam Tidak larut 4 menit Air + Garam Dipanaskan Larut (tetapi lama) 1 menit Air + Garam Dipanaskan sambil diaduk Cepat larut 10 detik VII. Pembahasan Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau lebih yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam (satu fasa) sehingga tidak dapat diamati bagian-bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat diamati antara fase-fase yang terpisah. Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang utama. Biasanya salah satu komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai pelarut (solven). Sedangkan komponen lainnya yang mengandung jumlah zat sedikit disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung posisinya. Apabila zat padat atau cairan larut dalam cairan, maka dalam campuran terjadi gaya tarik menarik antara molekul-molekul (intermolekul) zat terlarut dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik antar atom-atom di dalam molekul itu sendiri (intramolekul), yang menyebabkan molekul atau ionnya masih tetap bersatu. Dua senyawa dapat bercampur (miscible) lebih mudah bila gaya tarik antara molekul solute dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Apabila gaya tarik antara molekulnya termasuk dalam kelompok yang sama (misalnya seperti data pengamatan diatas : air dan etanol), keduanya akan saling melarutkan. Sedangkan apabila kekuatan gaya tarik antara molekulnya berbeda jenis
  • 9. (misalnya seperti data pengamatan diatas: air dan kloroform), maka keduanya tidak saling melarutkan. Pada pembentukan larutan antara air dan etanol (alkohol), maka keduanya saling melarutkan dalam berbagai perbandingan. Baik molekul air maupun alkohol masing-masing antara molekul-molekulnya terjadi interaksi yang begitu kuat berdasarkan ikatan hidrogen. Ketika keduanya dicampur, tidak ada halangan bagi keduanya untuk saling menggantikan sehingga kedua zat akhirnya mudah bercampur. Pembentukan antar air dan kloroform, keduanya tidak saling melarutkan, karena antara molekul air terjadi gaya terik-menarik melalui ikatan hidrogen sedangkan antara molekul kloroform yang bersifat non polar. Dapat dikatakan kedua zat memiliki gaya tarik yang berbeda, sehingga bila keduanya dicampur maka tidak dapat saling melarutkan. Proses pelarutan hanyalah merupakan aksi antara pelarut antara pelarut dengan partikel zat terlarut. Molekul-molekul pelarut penyerah partikel zat terlarut dan menyeretnya kedalam larutan. Kecepatan pelarutan tentu tergantung pada kecepatan pelarut menyerang zat terlarut. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi kelarutan :  Suhu Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah. Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi. Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya, benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini membantu kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita harus melarutkan gula pasir terlebih dahulu kedalam air panas, baru kemudian ditambahkan air dingin.
  • 10.  Ukuran zat terlarut Zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan dengan zat terlarut yang berukuran besar. Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat telarut berukuran besar.  Volume pelarut Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.  Pengadukan Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan menjadi semakin cepat. Adapun sifat fisik larutan ditentukan oleh konsentrasi dari berbagai komponennya. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi (pekat). Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah (encer). Didalam pembahasan ini, air suling digunakan dalam penangas air. Mengapa demikian? Karena air suling/Aquades adalah air murni atau larutan yang dihasilkan dari proses sterilisasi melalui cara penyulingan beberapa kali sehingga logam dan aprtikel berbahaya yang terkadung didalamnya dapat dibersihkan dan dinetralkan agar Aquades dapat diminum dengan aman dan menyehatkan tubuh Dengan kalimat yang lebih sederhana, Aquades adalah larutan yang mudah menyerap dam melarutkan berbagai macam jenis partikel halus yanag bermuatan racun dan dapat mencegah penncemaran pada kualitas air sehingga air tersebut dapat diminum setiap saat dengan aman.
  • 11. Aquades mengalami proses distilasi atau penyulingan yaitu pemisahan bahan bahan kimia yang ada didalam air dimana memgandung zat racun hasil radikal bebas yang kemudian dibersihkan atau disterilisasikan agar tidak lagi tercemar racun apapun sehingga kondisinya menjadi bersih dan menyehatkan bagi tubuh. Inilah alasannya mengapa Aquades dijadikan sebagai pelarut : a. Aquades mampu melarutkan kemudian menetralkan bahan kimia yang bersifat racun didalam makanan tertentu . b. Aquades mampu melarutkan dan menetralisir racun yang telah mencapai ginjal lalu akan membuangnya kearah kandung kemih supaya dapat segera dikeluarkan. c. Aquades mamapu mengatasi kondisi tubuh yang sedang tersearng kekeringan, kelelahan dan dehidrasi berat. d. Aquades mampu membantu organ pencernaan agar segera melakukan proses pembakaran lemak. e. Aquades juga mampu menjadi sumber kehidupan bagi organisme baik yang dibutuhkan tubuh. VIII. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan : 1. Teori like disolvelike adalah senyawa polar hanya akan larut dalam senyawa polar, senyawa nonpolar akan larut dalam senyawa. nonpolar, dan senyawa polar tidak larut dengan senyawa non polar. 2. Telah diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kecepatan larutan adalah suhu, ukuran zat pelarut, dan pengaduk. 3. Larutan jenuh adalah zat yang terlarut dalam larutan pada suhu tertentu dan konsentrasinya maksimum, larutan tidak jenuh adalah larutan yang menunjukan konsentrasinya kurang dalam larutan, larutan lewat jenuh larutan yang konsentrasinya melebihi maksimum.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond, 2004, Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga jilid 1, Penerbit Erlangga : Jakarta. Dewan, S.K, 2014, Kimia Organik Farmasi, EGC : Jakarta. Gunawan, Adi dan Roeswati, 2004. Tangkas Kimia, Kartika : Surabaya Harnanto, A. dan Ruminten, 2009. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta Moechtar, 1989. Farmasi Fisika, Gadjah Mada University press : Yogyakarta Yazid, Estien, M.Si., 2015, KIMIA FISIKA Untuk Mahasiswa Kesehatan, Pustaka pelajar : Yogyakarta.
  • 13. LEMBAR PENGESAHAN Mantingan , 27 Oktober 2017 Dibuat oleh Praktikan, Ilma Nafi’a Mubarok Diperiksa oleh Asisten, Indiana Gita Anggraeni Disetujui oleh Dosen Pengampu, Himyatul Hidayah, M.Si., Apt