1. I. TUJUAN
1. Membuat larutan standart Asam Oksalat
2. Membuat larutan standart Borax
II. DASAR TEORI
LARUTAN
Salah satu kegiatan dasar yang dilakukan dilaboratorium yaitu pembuatan
larutan. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di dalam
laboratorium. Untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan
berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang berbeda jenis. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar
solute. Solute adalah zat yang terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium
dalam solute (terlarut).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain
air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat. Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara
pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Adapun
satuan yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan adalah molaritas, ,
normalitas, persen massa, persen volume, persen berat per volume, jumlah mol zat
pelarut per volume.
Berdasarkan banyak jenis zat yang menyusun larutan, dikenal larutan biner
(tersusun dari dua jenis zat), larutan terner (3 jenis zat penyusun), larutan kuartener
(4 jenis zat penyusun). Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal larutan elektrolit
(larutan yang dapat menghantarkan arus listrik), dan larutan elektrolit (larutan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik).
LARUTAN STANDAR
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara
pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar
primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer bila larutan standart
tersebut tidak memerlukan standarisasi serta larutan standar yang dipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi.
Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah
2. sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day, Underwood, 1999).
Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar sekunder
ditentukan dengan tepat dengan cara menitrasi dengan larutan standar primer (John,
Kenkel, 2003).
Pengenceran adalah proses penambahan pelarut yang tidak diikuti terjadinya
reaksi kimia sehingga berlaku hukum kekekalan mol. Zat cair yang larut satu sama
lain disebut saling bercampur. Bila kedua zat cair mempunyai ikatan polar akan
saling melarut. Dua zat cair nonpolar saling melarut juga satu sama lain. Tetapi zat
cair polar dengan zat cair nonpolar saling tidak bercampur, dan akan terpisah jadi
dua lapisan (Dr. Hamzar Suyani, M.Sc dan Drs. Zaimi, Ms, 2001).
Adapun syarat – syarat zat standar primer :
Mempunyai kemurnian yang tinggi, dapat dikeringkan
Zat tidak higroskopis (menyerap uap air)
Berat ekivalen yang tinggi
Membentuk reaksi yang sempurna
Pembuatan larutan standar primer pada prinsipnya dengan menimbang zat
yang selanjutya diencerkan dengan pelarut dan volume tertentu sehingga didapatkan
larutan standar primer dengan konsentrasi yang diinginkan.
1. Jumlah zat tertentu =
𝑚 (𝑔𝑟)
𝐵𝑀
m = massa zat dalam gram
BM = berat molekul
2. Konsentrasi dalam molar =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑙)
M =
𝑀𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
3. ASAM OKSALAT
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan
nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa
digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif
kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai
oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak
larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat(CaOOC-
COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan.
Asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut dalam
air (8% pada 10o C) dan larut dalam alkohol. Asam oksalat membentuk garam
netral dengan logam alkali (NaK), yang larut dalam air (5-25 %), sementara itu
dengan logam dari alkali tanah, termasuk Mg atau dengan logam berat,
mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air. Jadi kalsium oksalat secara
praktis tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut asam oksalat digunakan
untuk menentukan jumlah kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media
asam kuat.
google.com/search/asam+oksalat
Asam oksalat bersama-sama dengan kalsium dalam tubuh manusia
membentuk senyawa yang tak larut dan tak dapat diserap tubuh, hal ini tak hanya
mencegah penggunaan kalsium yang juga terdapat dalam produk-produk yang
mengandung oksalat, tetapi menurunkan CDU dari kalsium yang diberikan oleh
4. bahan pangan lain. Hal tersebut menekan mineralisasi kerangka dan mengurangi
pertambahan berat badan.
Asam oksalat dan garamnya yang larut air dapat membahayakan, karena
senyawa tersebut bersifat toksis. Pada dosis 4-5 gram asam oksalat atau kalium
oksalat dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa, tetapi biasanya jumlah
yang menyebabkan pengaruh fatal adalah antara 10 dan 15 gram. Gejala pada
pencernaan (pyrosis, abdominal kram, dan muntah-muntah) dengan cepat diikuti
kegagalan peredaran darah dan pecahnya pembuluh darah inilah yang dapat
menyebabkan kematian.
BORAKS
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq mempunyai senyawa kimia
Na2B4O7·10H2O atau Na2·8H2O. Merupakan kristal lunak lunak yang
mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks di
masyarakat sangat terkenal, semenjak banyaknya orang yang menyalahgunakan
benda ini pada makanan untuk tujuan pengawetan pada makanan.
Boraks adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai
dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar. Nam
lain dari Borax ada bermacam – macam :
Natrium Biborat
Natrium Piroborat
Natrium Tetraborat
Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih,
pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa. Dalam bentuk tidak murni,
sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di Indonesia, dalam bentuk
air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah
lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah).
5. Google.com/boraks
Pemerintah melarang penggunaan boraks pada makanan. Penggunaan
boraks secara rinci diatur dan dibatasi oleh UU Kesehatan dan Keselamatan
Nasional. Boraks tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis
berlebihan, tetapi ironisnya penggunaan boraks dalam dosis berlebihan sebagai
komponen dalam makanan sudah meluas di seluruh dunia. Mengonsumsi
makanan yang mengandung boraks dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan
gangguan otak, hati, dan juga ginjal. Jika penggunan dalam jumlah banyak,
boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang
sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. Batas aman/legal penggunaan boraks
dalam makanan adalah 1 gram / 1 kg pangan.
Boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan seperti :
Karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu
pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)
Mie instan
Lontong, sebagai pengeras
Ketupat, sebagai pengeras
Bakso, sebagai pengawet dan pengeras
Kecap, sebagai pengawet
Selain dipakai pembuatan makanan, sebenarnya boraks hanya
diperboleh untuk :
Mematri logam
Pembuatan gelas dan enamel
Pengawet dan anti jamur kayu
Obat untuk kulit, dalam bentuk salep
Sebagai antiseptic
Pembasmi kecoa
Campuran pembersih
Tindakan Bila terpapar Boraks :
Bila kontak dengan kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan, sepatu
yang terkontaminasi, cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai
bersih dari boraks. Bila perlu hubungi dokter
Bila kontak dengan mata, segera cuci mata dengan air yang banyak
atau larutan garam dapur 0,9% (seujung sendok teh garam dapur
6. dilarutkan dalam segelas air) sambil mata dikedip-kedipkan sampai
bersih dari boraks. Segera hubungi dokter
Bila tertelan, segera hubungi dokter. Korban yang tidak sadar jangan
dibuat muntah atau diberi minum. Bila terjadi muntah, letakkan posisi
kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah agar muntahan tidak
masuk ke saluran pernafasan
Bila korban tidak sadar, miringkan kepala ke samping atau ke satu sisi,
sebelah kiri atau kanan, segera hubungi dokter
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
a. Corong
b. Labu ukur
c. Pipet tetes
d. Gelas piala
e. 2 Botol berwarna
f. Bolpoin
g. Cawan porselin
h. Timbangan digital
i. Sendok teh
Bahan :
a. 0,402 ml Asam Oksalat
b. 0,4 ml Natrium Borax
c. Aquades
IV. CARA KERJA
A. Larutan Asam Oksalat
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil 0,402 gram Asam Oksalat dan taruh di atas cawan porselen yang
ditimbang pada timbangan digital
3. Beri Aquades secukupnya, kemudian aduk sebentar
4. Masukkan ke dalam labu ukur menggunakan bantuan corong
5. Beri Aquades lagi pada cawan porselen supaya sisa Asam Oksalat yang tersisa
ikut terbawa ke labu ukur
6. Ambil aquades dengan gelas piala, kemudian masukkan ke Labu Ukur hingga
batas gari Labu Ukur. Jika menipis dengan garis,gunakan bantuan pipet tetes.
7. Kocok hingga larut, kemudian masukkan ke dalam botol berwarna
8. Tutup botol dan simpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari
7. B. Larutan Boraks
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil 0,4 gram Natrium Borax dan taruh di atas cawan porselen yang
ditimbang pada timbangan digital
3. Beri Aquades secukupnya, kemudian aduk sebentar
4. Masukkan ke dalam labu ukur menggunakan bantuan corong
5. Beri Aquades lagi pada cawan porselen supaya sisa Natrium Borax yang
tersisa ikut terbawa ke labu ukur
6. Ambil aquades dengan gelas piala, kemudian masukkan ke Labu Ukur hingga
batas gari Labu Ukur. Jika menipis dengan garis,gunakan bantuan pipet tetes.
7. Kocok hingga larut, kemudian masukkan ke dalam botol berwarna
8. Tutup botol dan simpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari
V. TABEL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
a. TABEL PENGAMATAN
NO ZAT
BM
(
𝒈𝒓
𝒎𝒐𝒍⁄ )
Massa
(g)
V ( l )
Mol
( 𝒎𝒐𝒍
𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓⁄ )
Konsentrasi dalam
M ( 𝒎𝒐𝒍
𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓⁄ )
1
Asam Oksalat
H2C2O4.2H2O
126 0,40 0,1 0,003194... 0,032
2
Natrium Borax
Na2B4O7.10H2O
381,24 0,4 0,1 0,001049.. 0,01
b. PERHITUNGAN
1. Asam Oksalat
Mr = 2.Ar H + 2.Ar C + 4.Ar O + 2(2.Ar H + 1.Ar O)
= 2.1 + 2.12 + 4.16 + 2(2.1 + 1.16)
= 2 + 24 + 64 + 32
= 126
9. VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, terjadi reaksi pencampuran antara Asam Oksalat
dengan Aquades. Dengan mengambil 0,402 gram Asam Oksalat kemudian
ditimbang dalam cawan porselen menggunakan timbangan digital. Kemudian
diberi campuran aquades sedikit saja dengan pipet tetes, diaduk sebentar lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur , ulangi lagi bila asam oksalat belum terlarut
semua. Kemudian tuangkan aquades ke dalam labu uku hingga mencapai batas
labu ukur 100ml. Kemudian kocok labu ukur hingga asam oksalat benar – benar
larut. Ketika dihitung berat molekulnya (BM) adalah 126 dan memiliki
konsentrasi dalam Molaritas sebesar 0,032 m/l yang didapatkan dari pembagian
anatara mol (yang didapatkan dari pembagian massa dan bm) dengan volume.
Sedangkan pada Natrium Boraks memiliki berat molekul (BM) sebesar 381,24
gr/mol dan konsentrasi dalam Moralitasnya sebesar 0,01 m/l , yang diperoleh dari
0,4 gram Na Boraks.
VII. KESIMPULAN
Konsentrasi moral larutan Asam Oksalat adalah 0,031 yang dibuat dengan 0,402
gram Asam Oksalat dan aquades yang didapatkan dengan permbagian mol dan
volume
Konsentrasi moral larutan Natrium Boraks adalah 0,01 yang dibuat dengan 0,4
gram Natrium Boraks dan aquades yang didapatkan dengan permbagian mol dan
volume