SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN SIFAT SURFAKTAN SABUN DAN DETERJEN

TUJUAN
1. Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium
hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida (NaOH)
2. Mempelajari perbedaan sifat sabun dan deterjen

DASAR TEORI
Saponifikasi(saponification) merupakan reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak
dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu
Sabun dan Gliserin. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata
“sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun.
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak.
Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun juga mengandung beberapa
karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. (Fessenden, 1999)
Banyak
sabun
merupakan
campuran garam natrium atau kalium dari asam
lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan
dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu
proses
yang
dikenal
dengan saponifikasi.
Lemak
akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sabun)
Sabun dibagi menjadi 2 jenis yaitu sabun kalium dan sabun natrium. Sabun kalium
merwujud cair/lunak, biasanya digunakan untuk sabun bayi atau sabun mandi cair.
Sedangkan sabun natrium berwujud padat dan keras, biasanya digunakan untuk sabun
mandi batangan.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi
penyabunan dapat ditulis sebagai berikut:

(Fessenden,1999)
Deterjen merupakan penyempurnaan dari sabun dan kelebihannya adalah bisa
mengatasi air sadah dan larutan asam, serta harganya lebih murah. Deterjen sering disebut
dengan istilah deterjen sintesis yaitu deterjen yang dibuat berasal dari bahan-bahan sintesis.
(Luis,S. 1994)
Detergen adalah pembersih sintetis campuran berbagai bahan, yang digunakan
untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Yaitu
senyawa kimia bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan dengan natrium
hidroksida (NaOH).
Berikut merupakan reaksi pembentukan deterjen

(webkimia.blogspot.com)

Ada dua jenis karakteristik deterjen yang berbeda yaitu fosfat Deterjen dan surfaktan
Deterjen. Pada umumnya Deterjen yang mengandung fosfat akan terasa panas ditangan,
sedangkan surfaktan adalah jenis Deterjen yang sangat beracun. Perbedaan kedua jenis
deterjen itu adalah Deterjen surfaktan lebih berbusa dan bersifat emulsifying Deterjen.
Disisi lain fosfat deterjen adalah Deterjen yang membantu menghentikan kotoran dalam air.
Zat yang terkandung didalam deterjen juga digunakan dalam formulasi dalam pestisida.
Degradasi alkylphenol polyethoxylates (non-ion) dapat menyebabkan pembentukan
alkylphenols (terutama nonylphenols) yang bertindak sebagai endokrin pengganggu jika
limbah deterjen bercampur dengan air limbah lain di saluran air.
Berdasarkan bentuk fisiknya, deterjen dibedakan menjadi deterjen cair, deterjen
krim, dan deterjen bubuk. Berdasarkan keadaan butiran pada deterjen bubuk dibedakan
menjadi:
1. Deterjen bubuk berongga, mempunyai ciri butirannya berongga seperti bola sepak
yang di dalamnya berongga. Butiran deterjen jenis berongga ini dihasilkan oleh
proses spray drying ( proses pengabutan dilanjutkan dengan proses pengeringan).
2. Deterjen bubuk padat, bentuknya seperti bola tolak peluru yaitu semua bagian
butirannya terisi oleh padatan sehingga tidak berongga. Butiran deterjen yang padat
ini dihasilkan dari proses pencampuran kering (dry mixing).
(http://kimiadahsyat.blogspot.com)
Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ biasanya terbentuk dari
garam karbonat atau sulfat. Air sadah mempunyai sifat yaitu menyebabkan sabun sukar
berbuih dan timbulnya sejenis karang dan kerak . Sabun sukar berbuih karena ion Ca2+ dan
Mg2+ mengendapkan sabun. Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. (chemistry35.blogspot.com)
Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: kesadahan umum
(“general hardness” atau GH) dan kesadahan karbonat (“carbonate hardness” atau KH).
Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang
disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total merupakan
penjumlahan dari GH dan KH. Kesadahan umum atau “General Hardness” merupakan
ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air.
Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya
diketahui
sangat
kecil
dan
relatif
sulit
diukur
sehingga
diabaikan.
(chemistry35.blogspot.com)

METODE PERCOBAAN
1. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi 1 buah gelas beker 50
mL, 1 buah gelas beker 100 mL, 3 buah Gelas arloji, 2 buah Gelas corong, 2 buah
Pengaduk gelas, Kertas saring, 14 buah Tabung reaksi 14 buah, Pipet tetes, Gelas
ukur 10mL, gelas ukur 100 mL, Kertas lakmus, Kaki tiga, Pemanas, dan korek.
Sedangkan
bahan-bahan
yang diperlukan
meliputi minyak,
larutan KOH/etanol 10%, aquades, larutan NaCl jenuh, larutan HCl pengasaman,
aseton, sabun deterjen, larutan CaCl₂ 0,1%, Larutan MgCl₂ 0,1%, Larutan FeCl₂ 0,1%
5 ml, dan air kran.
2. CARA KERJA
Pembuatan Sabun Kalium dan Natrium
Ke dalam gelas beker 50 mL dimasukkan 3mL minyak. Kemudian,
ditambahkan 20 mL KOH/Etanol 10% dan dipanaskan sambil terus diaduk sampai
mendidih. Kesempurnaan saponifikasi diuji dengan meneteskan hasil reaksi ke dalam
air (dinyatakan berhasil jika tidak ada tetesan lemak). Sabun kalium terbentuk
sampai terjadi cairan kental dan liat. Ke dalam gelas beker lalu ditambahkan 50 mL
aquades. Campuran kemudian dibagi 2:25 mL sebagai sabun kalium dan yang
satunya untuk pembuatan sabun natrium.
Selanjutnya, dalam pembuatan sabun natrium, 25 mL sabun hasil sabun
kalium dimasukkan ke dalam gelas beker 100 mL dan ditambahkan 25 mL larutan
NaCl jenuh. Campuran diaduk sampai rata dan disaring. Padatan yang terbentuk
adalah sabun natrium.
Analisis Asam Lemak dari Sabun
Diambil 10 mL larutan sabun kalium dan dituangkan ke dalam tabung reaksi.
Ditambahkan HCl pengasaman bertetes-tetes dan dikocok kuat-kuat sampai larutan
bersifat asam dengan menguji larutan menggunakan kertas lakmus. Lalu larutan
disaring dan diambil padatannya dengan pengaduk dan ditetesi 20 tetes aseton
(pada tabung reaksi). Diamati kelarutannya dan diulang untuk sampel sabun
natrium.
Sifat Sabun dan Deterjen
Diambil 3 buah gelas arloji, masing-masing ditetesi 1 tetes minyak. Gelas
arloji pertama dibersihkan dengan 3 tetes larutan sabun natrium. Gelas kedua
dibersihkan dengan 3 tetes sabunn kalium. Sementara gelas ketiga dibersihkan
dengan 3 tetes larutan sabun deterjen.
Kemampuan Sebagai Surfaktan (Efek Ion-Ion Sadah)
Diambil 12 tabung reaksi. 4 tabung pertama diisi 1 mL larutan sabun natrium,
4 tabung kedua diisi 1 mL larutan sabun kalium, dan 4 tabung ketiga diisi 1 mL
larutan sabun deterjen. Kemudian, masing-masing tabung ditambahkan 1 mL larutan
CaCl₂ 0,1%, Larutan MgCl₂ 0,1%, Larutan FeCl₂ 0,1% 5 ml, dan air kran.

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
1. HASIL PERCOBAAN
 Pembuatan Sabun Kalium dan Natrium
Jenis Sabun
Wujud
Warna
Sabun Kalium
cair kental
kekuningan
Sabun Natrium
padatan
putih





Bau
menyengat
menyengat

Analisis Asam Lemak dari Sabun
Sifat Sabun dan Deterjen
Kemampuan Sebagai Surfaktan (Efek Ion-Ion Sadah)

2. PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan
adalah minyak nabati atau lemak hewan. Sabun dapat dibuat pula dari minyak
tumbuhan, seperti minyak zaitun. Minyak tumbuhan maupun lemak hewan
merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara
12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan
menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat
sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air.
Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis antara basa-basa alkali dengan asam
lemak yang akan menghasilkan gliserol dan garam yang disebut sebagai sabun. Asam
lemak yang digunakan yaitu asam lemak tak jenuh, karena memiliki paling sedikit
satu ikatan ganda diantara atom-atom karbon penyusunnya dan bersifat kurang
stabil sehingga sangat mudah bereaksi dengan unsure lain. Sedangkan basa alkali

More Related Content

What's hot

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiProses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiMuhammad Luthfan
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairIffa M.Nisa
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 

What's hot (20)

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiProses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)
 

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

laporan sabun Colek
laporan sabun Coleklaporan sabun Colek
laporan sabun Colek
 
Laporan lipid
Laporan lipidLaporan lipid
Laporan lipid
 
11329777 sabun-mandi-padat
11329777 sabun-mandi-padat11329777 sabun-mandi-padat
11329777 sabun-mandi-padat
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Saponifikasi
SaponifikasiSaponifikasi
Saponifikasi
 
Paper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabunPaper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabun
 
Membuat sabun-sendiri
Membuat sabun-sendiriMembuat sabun-sendiri
Membuat sabun-sendiri
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Cara Membuat Sabun
Cara Membuat SabunCara Membuat Sabun
Cara Membuat Sabun
 
Pemberontakan g30 s pki
Pemberontakan g30 s pkiPemberontakan g30 s pki
Pemberontakan g30 s pki
 

Similar to OPTIMASI SABUN

Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknikJuleha Usmad
 
Pembuatan koloid kelp 1
Pembuatan koloid kelp 1Pembuatan koloid kelp 1
Pembuatan koloid kelp 1Ahmeed Azhari
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 zakirafi
 
Karbohidrat revisi
Karbohidrat revisiKarbohidrat revisi
Karbohidrat revisiQadrina Sufy
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Laporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidLaporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidNita Kurniasih
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airDwi Mahardhika
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku21 Memento
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 

Similar to OPTIMASI SABUN (20)

Pembuatan sabun
Pembuatan sabunPembuatan sabun
Pembuatan sabun
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
Tujuan percobaan
Tujuan percobaanTujuan percobaan
Tujuan percobaan
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknik
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Pembuatan koloid kelp 1
Pembuatan koloid kelp 1Pembuatan koloid kelp 1
Pembuatan koloid kelp 1
 
Portofolio kimia
Portofolio kimiaPortofolio kimia
Portofolio kimia
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2
 
Karbohidrat revisi
Karbohidrat revisiKarbohidrat revisi
Karbohidrat revisi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Koloid dan Efek Tyndall
Koloid dan Efek TyndallKoloid dan Efek Tyndall
Koloid dan Efek Tyndall
 
Prarancangan pabrik
Prarancangan pabrikPrarancangan pabrik
Prarancangan pabrik
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Laporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum KoloidLaporan Hasil Praktikum Koloid
Laporan Hasil Praktikum Koloid
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 

More from qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 

More from qlp (20)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 

OPTIMASI SABUN

  • 1. REAKSI SAPONIFIKASI SERTA PENGUJIAN SIFAT SURFAKTAN SABUN DAN DETERJEN TUJUAN 1. Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida (NaOH) 2. Mempelajari perbedaan sifat sabun dan deterjen DASAR TEORI Saponifikasi(saponification) merupakan reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. (Fessenden, 1999) Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sabun) Sabun dibagi menjadi 2 jenis yaitu sabun kalium dan sabun natrium. Sabun kalium merwujud cair/lunak, biasanya digunakan untuk sabun bayi atau sabun mandi cair. Sedangkan sabun natrium berwujud padat dan keras, biasanya digunakan untuk sabun mandi batangan. Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut: (Fessenden,1999) Deterjen merupakan penyempurnaan dari sabun dan kelebihannya adalah bisa mengatasi air sadah dan larutan asam, serta harganya lebih murah. Deterjen sering disebut dengan istilah deterjen sintesis yaitu deterjen yang dibuat berasal dari bahan-bahan sintesis. (Luis,S. 1994)
  • 2. Detergen adalah pembersih sintetis campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Yaitu senyawa kimia bernama alkyl benzene sulfonat (ABS) yang direaksikan dengan natrium hidroksida (NaOH). Berikut merupakan reaksi pembentukan deterjen (webkimia.blogspot.com) Ada dua jenis karakteristik deterjen yang berbeda yaitu fosfat Deterjen dan surfaktan Deterjen. Pada umumnya Deterjen yang mengandung fosfat akan terasa panas ditangan, sedangkan surfaktan adalah jenis Deterjen yang sangat beracun. Perbedaan kedua jenis deterjen itu adalah Deterjen surfaktan lebih berbusa dan bersifat emulsifying Deterjen. Disisi lain fosfat deterjen adalah Deterjen yang membantu menghentikan kotoran dalam air. Zat yang terkandung didalam deterjen juga digunakan dalam formulasi dalam pestisida. Degradasi alkylphenol polyethoxylates (non-ion) dapat menyebabkan pembentukan alkylphenols (terutama nonylphenols) yang bertindak sebagai endokrin pengganggu jika limbah deterjen bercampur dengan air limbah lain di saluran air. Berdasarkan bentuk fisiknya, deterjen dibedakan menjadi deterjen cair, deterjen krim, dan deterjen bubuk. Berdasarkan keadaan butiran pada deterjen bubuk dibedakan menjadi: 1. Deterjen bubuk berongga, mempunyai ciri butirannya berongga seperti bola sepak yang di dalamnya berongga. Butiran deterjen jenis berongga ini dihasilkan oleh proses spray drying ( proses pengabutan dilanjutkan dengan proses pengeringan). 2. Deterjen bubuk padat, bentuknya seperti bola tolak peluru yaitu semua bagian butirannya terisi oleh padatan sehingga tidak berongga. Butiran deterjen yang padat ini dihasilkan dari proses pencampuran kering (dry mixing). (http://kimiadahsyat.blogspot.com) Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ biasanya terbentuk dari garam karbonat atau sulfat. Air sadah mempunyai sifat yaitu menyebabkan sabun sukar berbuih dan timbulnya sejenis karang dan kerak . Sabun sukar berbuih karena ion Ca2+ dan Mg2+ mengendapkan sabun. Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. (chemistry35.blogspot.com) Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: kesadahan umum (“general hardness” atau GH) dan kesadahan karbonat (“carbonate hardness” atau KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH. Kesadahan umum atau “General Hardness” merupakan
  • 3. ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan. (chemistry35.blogspot.com) METODE PERCOBAAN 1. ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini meliputi 1 buah gelas beker 50 mL, 1 buah gelas beker 100 mL, 3 buah Gelas arloji, 2 buah Gelas corong, 2 buah Pengaduk gelas, Kertas saring, 14 buah Tabung reaksi 14 buah, Pipet tetes, Gelas ukur 10mL, gelas ukur 100 mL, Kertas lakmus, Kaki tiga, Pemanas, dan korek. Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan meliputi minyak, larutan KOH/etanol 10%, aquades, larutan NaCl jenuh, larutan HCl pengasaman, aseton, sabun deterjen, larutan CaCl₂ 0,1%, Larutan MgCl₂ 0,1%, Larutan FeCl₂ 0,1% 5 ml, dan air kran. 2. CARA KERJA Pembuatan Sabun Kalium dan Natrium Ke dalam gelas beker 50 mL dimasukkan 3mL minyak. Kemudian, ditambahkan 20 mL KOH/Etanol 10% dan dipanaskan sambil terus diaduk sampai mendidih. Kesempurnaan saponifikasi diuji dengan meneteskan hasil reaksi ke dalam air (dinyatakan berhasil jika tidak ada tetesan lemak). Sabun kalium terbentuk sampai terjadi cairan kental dan liat. Ke dalam gelas beker lalu ditambahkan 50 mL aquades. Campuran kemudian dibagi 2:25 mL sebagai sabun kalium dan yang satunya untuk pembuatan sabun natrium. Selanjutnya, dalam pembuatan sabun natrium, 25 mL sabun hasil sabun kalium dimasukkan ke dalam gelas beker 100 mL dan ditambahkan 25 mL larutan NaCl jenuh. Campuran diaduk sampai rata dan disaring. Padatan yang terbentuk adalah sabun natrium. Analisis Asam Lemak dari Sabun Diambil 10 mL larutan sabun kalium dan dituangkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan HCl pengasaman bertetes-tetes dan dikocok kuat-kuat sampai larutan bersifat asam dengan menguji larutan menggunakan kertas lakmus. Lalu larutan disaring dan diambil padatannya dengan pengaduk dan ditetesi 20 tetes aseton (pada tabung reaksi). Diamati kelarutannya dan diulang untuk sampel sabun natrium. Sifat Sabun dan Deterjen Diambil 3 buah gelas arloji, masing-masing ditetesi 1 tetes minyak. Gelas arloji pertama dibersihkan dengan 3 tetes larutan sabun natrium. Gelas kedua
  • 4. dibersihkan dengan 3 tetes sabunn kalium. Sementara gelas ketiga dibersihkan dengan 3 tetes larutan sabun deterjen. Kemampuan Sebagai Surfaktan (Efek Ion-Ion Sadah) Diambil 12 tabung reaksi. 4 tabung pertama diisi 1 mL larutan sabun natrium, 4 tabung kedua diisi 1 mL larutan sabun kalium, dan 4 tabung ketiga diisi 1 mL larutan sabun deterjen. Kemudian, masing-masing tabung ditambahkan 1 mL larutan CaCl₂ 0,1%, Larutan MgCl₂ 0,1%, Larutan FeCl₂ 0,1% 5 ml, dan air kran. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PERCOBAAN  Pembuatan Sabun Kalium dan Natrium Jenis Sabun Wujud Warna Sabun Kalium cair kental kekuningan Sabun Natrium padatan putih    Bau menyengat menyengat Analisis Asam Lemak dari Sabun Sifat Sabun dan Deterjen Kemampuan Sebagai Surfaktan (Efek Ion-Ion Sadah) 2. PEMBAHASAN Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun. Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis antara basa-basa alkali dengan asam lemak yang akan menghasilkan gliserol dan garam yang disebut sebagai sabun. Asam lemak yang digunakan yaitu asam lemak tak jenuh, karena memiliki paling sedikit satu ikatan ganda diantara atom-atom karbon penyusunnya dan bersifat kurang stabil sehingga sangat mudah bereaksi dengan unsure lain. Sedangkan basa alkali
  • 5. yang digunakan yaitu basa-basa yang menghasilkan garam basa lemah. Pada percobaan ini menggunakan jenis alkali KOH dan NaH dalam proses pembuatan sabun kalium dan sabun natrium. Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Berikut ini merupakan bentuk dari reaksi penyabunan. Pada proses pembuatan sabun kalium, ke dalam 3 mL minyak dimasukkan KOH/Etanol 10%. Penambahan Etanol disini berfungsi sebagai pelarut yang semakin lama semakin habis karena menguap. Etanol dapat menguap dikarenakan etanol memiliki titik didih yang lebih rendah daripada minyak, sehingga ketika dipanaskan memungkinkan Etanol akan menguap. Ketika campuran minyak dan Etanol dipanaskan, maka akan terjadi kenaikan suhu di mana akan mempercepat laju reaksi dikarenakan pemanasan akan membuat energi kinetic semakin cepat sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Proses saponifikasi dikatakan telah berlangsung sempurna dengan cara menguji larutan ke dalam air. Apabila ketika beberapa sampel larutan dimasukkan ke dalam air dan tidak terdapat minyak/lemak pada air itu berarti saponifikasi telah berhasil. Hasil dari saponifikasi tersebut berupa cairan kental berwarna kuning keputihan dan berbau menyengat. Hasil tersebut kemudian ditambah aquades sehingga kini terbentuk sabun kalium yang memiliki wujud cair kental. Sedangkan dalam pembuatan sabun natrium, sebagian sabun kalium yang dihasilkan ditambahkan larutan NaCl jenuh. Penambahan larutan NaCl jenuh bertujuan untuk memisahkan sabun dari produk sampingan dari reaksi sebelumnya, yaitu gliserol. Setelah itu dari proses penyaringan campuran larutan tadi akan terbentuk sabun natrium yang memiliki wujud padat dan berwarna putih. Pada percobaan kedua yaitu analisis asam lemak dari sabun, sabun kalium diberi tambahan larutan HCl pengasaman beberapa tetes. Penambahan larutan HCl pengasaman ini bertujuan untuk membentuk suasana asam pada larutan. Keasaman larutan dapat diukur dengan menggunakan kertas lakmus merah (kalau warna kertas lakmus merah tidak berubah (tetap merah) berarti larutan sudah menjadi asam). Proses serupa juga dilakukan pada sabun natrium. Perlakuan larutan sabun dengan HCl pengasaman akan menghasilkan campuran asam lemak. Reaksi pada proses tersebut adalah sebagai berikut.
  • 6. Aseton merupakan senyawa yang memiliki sifat polar. Campuran asam lemak dari sabun kalium dan natrium dapat larut dalam asetons esuai asas like dissolve like, yaitu senyawa yang memiliki kemiripan kemolaran akan saling melarutkan. Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa kalium akan lebih mudah larut dalam aseton dibandingkan dengan natrium walaupun sebenarnya keduanya juga larut dalam aseton. Hal ini disebabkan karena K⁺ yang lebih mudah lepas daripada Na⁺. Sehingga sabun kalium akan lebih cepat larut. Pada percobaan ketiga yakni sifat sabun dan deterjen di mana hel ini bertujuan untuk mengetahui sifat dan kemampuan setiap sabun dalam membersihkan atau mengikat lemak atau kotoran. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa sabun kalium dapat membersihkan lemak namun kurang begitu bersih karena hanya mampu mengikat lemak dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan pada sabun natrium juga dapat membersihkan lemak tapi jika dibandingkan dengan sabun kalium dalam membersihkan lemak lebih bersih. Fenomena di mana sabun kalium dapat melarutkan minyak/lemak lebih banyak dari sabun natrium disebabkan karena sabun kalium merupakan sabun cair sementara sabun natrium merupakan sabun padatan, sehingga akan memiliki kemampuan melarutkan lemak lebih tinggi dibandingkan dengan sabun natrium. Sedangkan minyak yang dibersihkan menggunakan sabun deterjen memiliki tingkat kebersihan yang paling tinngi karena sabun deterjen memiliki kemampuan mengikat lemak paling tinggi. Hal ini disebabkan deterjen memiliki sifat dapat mengemulsi lemak secara sempurna, yaitu bagian nonpolar dari ujung-ujung hidrokarbon pada deterjen megelilingi tetesan minyak secara merata, sehingga deterjen dapat mengemulsikan lemak. Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon yang panjang dengan pada bagian ujung terdapat ion. Bagian hidrokarbon ini bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion yang satunya bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena itulah secara keseluruhan sabun tidak sepenuhnya larut dalam air. Namun, sabun mudah tersuspensi dalam ir karena membentuk misel, yakni segerombol mlekul sabun yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air. Kemampuan sabun yaitu dapat mengemulsi kotoran yang mengandung minyak/lemak sehingga dapat dibungan dengan cara pembilasan. Kemampuan ini disebabkan leh dua sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat non polar. Kedua, ujung anion mlekul sabun yang tertarik pada air, ditolak leh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolakmenolak antar tetes-tetes sabun minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi. Pada percobaan kemampuan sebagai surfaktan (efek ion-ion sadah) dilakukan untuk mengetahui kemampuan setiap sabun ketika berada dalam air sadah, yaitu air yang mengandung kation divalent Ca²⁺, Mg²⁺, dan Fe²⁺. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa pada sabun kalium dan sabun natrium meninggalkan endapan ketika dicampur dengan larutan yang mengandung ion sadah. Di mana pada sabun kalium dan natrium adanya
  • 7. kation divalent Ca²⁺, Mg²⁺, Fe²⁺ akan membentuk endapan dengan anion karboksilat dari sabun. Reaksinya Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun untuk membersihkan kotoran menjadi kurang atau tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah ion-ion sadah yang terdapat dalam air mengendap. Hal ini berkebalikan dengan sabun deterjen tidak ditemukan adanya endapan ketika dicampur dengan larutan yang mengandung in sadah. Fenomena ini terjadi karena sabun deterjen tidak dapat bereaksi dengan ion-ion sadah, seperti Ca²⁺, Mg²⁺, dan Fe²⁺. Berdasarkan bukti tersebut sehingga sabun deterjen masih dapat bekerja dengan sangat efektif ketika berada dalam air sadah. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Apa yang Dimaksud dengan Deterjen?. http://webkimia.blogspot.com. Diakses pada 22 Maret 2013 Anonim. 2013. Kesadahan Air. http://id.wikipedia.org. Diakses pada 21 Maret 2013 Anonim. 2013. Sabun. http://id.wikipedia.org. Diakses pada 21 Maret 2013 Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Luis, S. 1994. Soap and Detergen, A Theoritical and Practical review. New York: AOCS Press Putranto,D. 2009. Air Sadah. http://kimiadahsyat.blogspot.com. Diakses pada 22 Maret 2013 Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik (Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, & Protein). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press