SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
pH adalah logaritma dari konsentrasi ion hidrogen dengan diberi tanda
negatif. Atom logaritma kebalikan konsentrasi ion hidrogen. pH digunakan
untuk memudahkan menulis keasaman atau kebasaan suatu larutan dengan
pHnya. Hal ini disebabkan karena dalam pencarian nilai pH suatu larutan
terdapat metode-metode yang dapat mengukur nilai pH secara teliti.

Selain mengetahui nilai pH, perlu juga diketahui apa itu larutan buffer.
Larutan buffer yang juga dikenal sebagai buffer. Buffer pada umumnya terdiri
atas campuran asam lemah dan garamnya misalnya, CH3COOH dengan
CH3COONa atau basa dan garamnya misalnya, NH4OH dengan NH4Cl. Oleh
karena itu, larutan buffer dapat didefinisikan sebagai campuran asam lemah
dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya.

Dalam bidang farmasi, pH digunakan untuk memudahkan menulis
keasaman atau kebasaan suatun larutan dengan pHnya. Sedangkan larutan
buffer digunakan untuk menahan nilai pH tertentu ketika ditambahkan sedikit
asam atau basa kuat, ataupun pada saat pengenceran. Hampir tetapnya pH di
dalam suatu sistem di mana asam atau basa ditambahkan, semuanya
dipengaruhi buffer dari keseimbangan asam-basa.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1.

Maksud percobaan
a.

Penentuan pH sampel dengan cara menestekannya ke plat tetes yang
kemudian diukur pHnya dengan menggunakan kertas lakmus dan
indikator universal.
b.

Penentuan pH sampel larutan buffer setelah ditambahkan NaOH dan
HCl menggunakan indikator universal dengan perbandingan 3;3 dan
1:5

2.

Tujuan percobaan
a.

Memahami cara mengukur pH suatu larutan.

b.

Memahami cara kerja sistem buffer.

C. Prinsip Percobaan
1.

Penentuan sifat asam atau basa serta pH suatu sampel (HCl, H2SO4,
HNO3, H2C2O4, H3BO3, KCl, Na2O3, (NH4)2SO4, NaOH, dan NaNO2)
dengan menggunakan metode kertas lakmus, indikator universal, dan pH
meter.

2.

Penentuan masing-masing pH larutan buffer setelah dibagi 2 yaitu (3:3
dan 1:5) yang kemudian akan ditambahkan 1 mL HCl pada sampel
pertama dan 1 mL NaOH pada sampel kedua dan diukur dengan
menggunakan indikator universal dan sesudah pencampuran air suling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Dalam analisis kimia kita sering berhadapan dengan konsentrasi ion
hidrogen yang rendah. Untuk menghindari kesulitan menuliskan angka-angka
dengan daktor 10 berpangkat negatif, Sorensen memperkenalkan eksponen
ion hidrogen (pH) yang didefinisikan sebagai berikut:
pH = - log [pH]- = log

atau [H+] = 10-pH

jadi, besarnya pH adalah logaritma dari konsentrasi dari logaritma ion
hidrogen dengan diberi

tanda negatif atau logaritma dari kebalikan

konsentrasi ion hidrogen adalah memudahkan sekali untuk menuliskan
keasaman atau kebasaan suatu larutan dengan pHnya. (Svella, 1979 : 38-39)

Suatu larutan bila ditambah asam akan turun pHnya, karena
memperbesar konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambahkan basa akan
menaikkan pHnya karena menaikkan konsentrasi ion OH -. Seterusnya suatu
larutan atau basa bila ditambahkan asam atau basa bila ditambah air akan
mengubah pHnya karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil.

Ada larutan yang jika ditambah sedikit asam, basa atau air tidak
mengubah pH secara berarti. Larutan seperti itu disebut larutan buffer
(penyangga). Cara membuat larutan penyangga ada 2 yaitu sebagai berikut:
1.

Campuran asam lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam lemah
tersebut dan basa kuat). Contoh :
-

HNO2 dengan NaNO2

-

CH3COOH dengan CH3COONa
2.

Campuran basa lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam dan
basa lemah tersebut). Contoh :
-

NH4OH dengan NH4Cl

-

N2H5OH dengan N2H5NO3
(Syukri S, 1999 : 418-419)

Larutan yang dikenal sebagai buffer pada basa lemah dengan garamnya
atau asam lemah dengan garamnya. Fakta bahwa penambahan ion sesama
dalam larutan basa lemah atau asam lemah menghasilkan pergeseran ke arah
asam atau basa yang tidak terurai. Oleh karena itu larutan buffer dapat
didefinisikan sebagai campuran yang lemah dengan basa konjugasinya atau
asam lemah dengan basa konjugasinya. pH dari larutan dapat dihitung dari
persamaan Henderson-Hasselbalch atau persamaan Hendarson. Untuk buffer
asam lemah dan garamnya:
pH = PKa + log
untuk buffer asam lemah dan garamnya:
pH = pKb + log
(Hizkia Achmad, 1996 : 152)
pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk menentukan
tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Berbicara tentang asam dan
basa sedikitnya ada 3 teori tentangnya yaitu:
1.

Svante August Arhenius
Asam adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion hidrogen (H+) dan atau ion hidronium (H3O+).
2.

Johannes Bronsted dan Thomas Lawry
Asam adalah zat yang bertindal sebagai pendonor proton
(memberikan proton) pada basa sedangkan basa adalah zat yang
bertindak sebagai akseptor proton (penerima proton) dari asam.

3.

Gilbert Lewis
Asam adalah zat yang bertindak sebagai akseptor elektron/penerima
elektron dari basa sedangkan basa adalah zat yang bertindak sebagai
pendonor/pemberi elektron kepada asam. (Krisbiantoro Adi, 2009 : 20)
Larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan pH

larutan apabila ditambahkan sedikit asam atau basa. Pada umumnya, larutan
buffer terdiri atas campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan
garamnya. Sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga atau buffer
adalah seperti pH larutan penyangga yang hanya berubah sedikit asam kuat.
Di samping itu, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk dari
reaksi kimia asam lemah dan basa konjugasinya atau sebaliknya. Reaksi
tersebut disebut sebagai reaksi asam basa konjugasi. (Day Jr, 1981 : 26)
Komponen larutan penyangga yaitu:
1.

Larutan penyangga bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7) larutan
ini didapatkan dari mencampurkan asam lemah dengan suatu basa kuat di
mana asam lemahnya dicampur dengan jumlah berlebih.

2.

Larutan penyangga bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7) larutan
ini didapatkan dari mencampurkan basa lemah dengan suatu asam kuat di
mana basa lemahnya dicampur dengan jumlah berlebih.
(www.Chem-is try.com)

Kesetimbangan asam basa merupakan dalam seluruh bidang kimia,
begitu pula dengan larutan buffer yang juga sangat penting dalam kehidupan
misalnya analisis biokimia, bakteriologi, dan lain-lain.
Dalam tubuh manusia mempunyai pH pada kisaran pH 7,37 sampai 7,45
dan apabila pH darah manusia diatas 7,8 menyebabkan organ manusia akan
rusak sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga. (Sahri
Devil Miladi, 2010 : 48-50)
B. Uraian Bahan
1. HCl ( Dirjen POM, 1979 : 53)
Nama resmi

: ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain

: asam klorida

Rumus molekul

: HCl

Berat molekul

: 36,46 gr/mol

Rumus bangun

: H-Cl

Pemerian

: cairan tidak berwarna, berbau, dan berasap

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: sebagai sampel dan zat tambahan

2. Asam asetat ( Dirjen POM,1979 : 41)
Nama resmi

: ACIDUM ACETIUM

Nama lain

: asam asetat

Rumus molekul

: CH3COOH

Berat molekul

: 60 gr/mol

Pemerian

: cairan penuh, tidak berwarna, bau, rasa asam,
tajam.

Kelarutan

: dapat dicampur dengan air, etanol (95%) P,
gliserol P

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: sebagai zat tambahan

3. NaOH ( Dirjen POM, 1979 : 412)
Nama resmi

: NATRII HYDROXYDUM

Nama lain

: natrium hidroksida

Rumus molekul

: NaOH

Berat molekul

: 40, 60 gr/mol
Pemerian

: bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur: putih, mudah meleleh basah, sangat
alkalif dan korolif, segera menyerap karbon
dioksida

Kelarutan

: sangat mudah larut dalam air, etanol (95%)P

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: sebagai zat tambahan

4. Natrium bikarbonat (Dirjem POM, 1979 : 424)
Nama resmi

: NATRII SUBCARBOHAS

Nama lain

: natrium bikarbonat, natrium subkarbonat

Rumus molekul

: NaHCO3

Berat molekul

: 84, 01 gr/mol

Pemerian

: serbuk putih atau nablut monoklin kecil, buram,
tidak berbau, rasa asin

Kelarutan

: larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol (95%) P

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

Kegunaan

: sebagai sampel

5. Amonia (Dirjen POM, 1979 : 86)
Nama resmi

: AMMONIA

Nama lain

: amonia

Rumus molekul

: NH4OH

Berat molekul

: 35,05 gr/mol

Pemerian

: cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk

Kelarutan

: mudah larut dalam air

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk

Kegunaan

: sebagai sampel

6. Asam sitrat (Dirjen POM, 1979 : 50)
Nama lain

: ACIDUM CITRICUM

Nama lain

: asam sitrat
Rumus molekul

: C6H802. H2O

Berat molekul

: 210,14

Pemerian

: hablur, tidak berwarna atau serbuk putih, tidak
berbau, rasa sangat asam, agak higroskopik,
merapuh dalam udara kering dan panas.

Penympanan

: dalam wadah tertutup tambahan

Kegunaan

: sebagai sampel

C. Prosedur Kerja
1.

Pengukuran pH
a.

Masukkan 0,1 M HCl pada plat tetes, celupkan 2 cm kertas pH
universal ke dalam larutan. Keluarkan kelebihan cairan dari kertas
dengan menyentuhkan ke plat. Bandingkan warna kertas dengan
bagian warna yang disediakan. Catat pH pada lembar laporan anda.

b.

Ulangi prosedur yang sama dengan 0,1asam asetat, asetat 0,1 M, 0,1
M asam karbonat, (club soda atau soda), 0,1 natrium bikarbonat, 0,1
M amonia, dan 0,1 NaOH. Untuk setiap larutan, gunkan lubang yang
berbeda dari plat tetes. Catat hasilnya pada lembar laporan (1).

c.

Tergantung pada ketersediaan jumlah pH meter ini mungkin menjadi
percobaan untuk atu kelas (demonstrasi), atau 6-8 praktikan dapat
menggunakan 1 pH meter. Tambahkan 5 mL 0,1 M asam asetat
untuk sebuah gelas kimia 10 ml kering dan bersih. Masukkan
elektroda kering ke dalam larutat asam asetat. pH meter anda telah
dikalibrasi oleh onstruktur anda. Switch “on” pH meter dan baca pH
dari posisi jarum pada skala anda. Atau jika anda memiliki pH meter
digital, angka yang sesuai dengan pH akan mucul.

d.

Ulangi prosedur yang sama dengan natrium asetat 0,1 M, 0,1 M
asam karbonat, 0,1 M natrium bikarbonat, dan amonia 0,1 M.
Pastikan bahwa untuk setiap larutan anda menggunakan gelas kimia
yang kering dan bersih dan sebelum tiap menggunakan cuci
elektroda terlebih dahulu dengan air suling dan keringkan dengan
kimwipes. Catat data anda pada lemar laporan (2).
2.

Larutan Buffer
a.

Siapkan empat sistem buffer dalam empat gelas kimia 50 mL secara
terpisah, berlabel, kering dan bersih, sebagai berikut :
1) 5 mL 0,1 M asam asetat + 5 mL natrium asetat 0,1 M
2) 1 mL 0,1 M asam asetat + 10 mL 0,1 M natrium asetat
3) 5 mL 0,1 M asam karbonat + 5 mL 0,1 M natrium bikarbonat
4) 1 mL 0,1 M asam karbonat+ 10 mL 0,1 M natrium bikarbonat

b.

Bagi masing-masing buffer anda (1-5) menjadi dua bagian (masingmasing 5 mL) dam masukkan ke dalam gelas kimia 10 mL yang
kering dan bersih. Untuk sampel pertama dari buffer (a), tambahkan
0, 5 mL 0,1 M HCl. Campur dan ukur pH dengan bantuan kertas pH
universal. Catat data anda pada lembar laporan (4). Untuk sampel
kedua buffer (a), tambahkan 0,5 mL 0,1 M NaOH. Campur dan ukur
pH dengan kertas pH. Catat data anda pada lembar laporan (5).

c.

Ulangi pengukuran yang sama dengan buffer (b), (c), dan (d). Catat
data anda pada lembar laporan.

d.

Masukkan 5 mL air suling pada dua gelas kimia 10 mL. ukur pH air
suling dengan bantuan kertas pH universal. Catat data pada lembar
laporan (15). Untuk sampel pertama air suling tambahkan 0,5 mL 0,1
M HCl. Campur dan ukur pH dengan bantuan kertas pH universal
dan mencatatnya pada lembar laporan (16). Untuk sampel air suling
yang kedua ditambahkan 0,5 mL 0,1 M NaOH. Campur dan ukur pH
seperti sebelumnya dan mencatatnya pada lembar laporan (17).
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan
1.

Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol semprot 1
buah, gelas kimia 250 ml 2 buah, gelas ukur 5 ml 1 buah, gelas ukur
10 ml 1 buah, indikator universal, kertas lakmus, pH meter 1 buah, pipet
tetes 6 buah, plat tetes 1 buah, rak tabung 1 buah, sikat tabung 1 buah,
dan tissu.

2.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl 1 M,
HNO3 1 M, H2C2O4 1 M, H2SO4 1 M, H3BO3 1 , KBr 1 M, KCl 1 M,
NaNO3 1 M, NaOH 1 M, Na2CO3 1 M, dan (NH4)2SO4 1 M.

B. Cara Kerja
1.

Kertas lakmus
a.

Disiapkan alat dan bahan.

b.

Diteteskan sampel (Na2CO3, H2SO4, H2C2O4, (NH4)2SO4, KBr,
H3BO3) ke plat tetes.

c.
d.
2.

Dicelupkan kertas lakmus ke setiap sampel.
Dicatat hasil pengamatan.

Indikator universal
a.

Disiapkan alat dan bahan.

b.

Diteteskan sampel (Na2CO3, H2SO4, H2C2O4, (NH4)2SO4, KBr,
H3BO3 ke dalam plat tetes.

c.

Dicelupkan kertas indikator universal ke setiap sampel.

d.

Dicocokkan dengan warna pH.

e.

Dicatat hasil pengamatan
3.

pH meter
a.
b.

Diukur setiap sampel (H3BO3 dan HCl) sebanyak 10 mL.

c.

Dimasukkan ke dalam gelas kimia.

d.

Dimasukkan elektroda pH meter ke dalam gelas kima.

e.
4.

Disiapkan alat dan bahan.

Dicatat hasil pengamatan.

Buffer 3:3
a.

Disiapkan alat dan bahan.

b.

Diukur HCl 3 mL dan KCl 3 mL.

c.

Dimasukkan ke dalam gelas kimia.

d.

Dihomogenkan kedua larutan tersebut.

e.

Diukur pHnya menggunakan kertas indikator universal.

f.

Dipisahkan dalam tabung reaksi yang berbeda.

g.

Ditambahkan 1 mL HCl ke dalam tabung reaksi pertama.

h.

Ditambahkan 1 mL NaOH ke dalam tabung reaksi kedua.

i.

Diukur dan dicatat pH masing-masing dengan kertas indikator
universal.

j.
5.

Diulangi cara a-i untuk buffer HNO3 dan NaNO3.

Buffer 1:5
a.

Disiapkan alat dan bahan.

b.

Diukur HCl 3 mL dan KCl 3 mL.

c.

Dimasukkan ke dalam gelas kimia.

d.

Dihomogenkan kedua larutan tersebut.

e.

Diukur pHnya menggunakan kertas indikator universal.

f.

Dipisahkan dalam tabung reaksi yang berbeda.

g.

Ditambahkan 1 mL HCl ke dalam tabung reaksi pertama.

h.

Ditambahkan 1 mL NaOH ke dalam tabung reaksi kedua.

i.

Diukur dan dicatat pH masing-masing dengan kertas indikator
universal.

j.

Diulangi cara a-i untuk buffer HNO3 dan NaNO3.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan
1.

Pengukuran pH
a.

Kertas lakmus

NO

Sampel

1

Lakmus

Asam
Biru

atau Basa

Na2CO3

Biru

Biru

Basa

2

H2SO4

Merah

Merah

Asam

3

C2H2O4

Merah

Merah

Asam

4

(NH4)2SO4

Merah

Merah

Asam

5

KBr

Merah

Biru

Netral

6

b.

Merah

H3BO3

Merah

Merah

Asam

Indikator universal
NO
Sampel

pH

1

9

2

H2SO4

1

3

C2H2O4

1

4

(NH4)2SO4

6

5

KBr

7

6

H3BO3

4

7

c.

Na2CO3

HCl

1

Sampel

pH

1

H3BO3

6,4

2

HCl

0,993

pH meter
NO
2.

Larutan Buffer
pH setelah
NO

Buffer

pH

penambahan
NaOH

HCl

Klorida
HCl + KCl (3:3)

1

3

1

HCl + KCl (1:5)

2

3

1

HNO3 + NaNO2 (3:3)

1

1

1

HNO3 + NaNO2 (1:5)

1

5

5

1

Nitrat
2

B. Reaksi Kimia
a.

Pengukuran pH
Na2CO3
H2SO4

2H+ + SO42-

H2C2O4

2H+ + C2O42-

(NH4)2SO4

2NH4+ + SO42-

KBr

K+ + Br-

H3BO3

3H+ + BO33-

HCl
b.

2Na+ + CO32-

H+ + Cl-

Larutan Buffer
HNO3

H+ + NO3-

NaNO3

Na+ + NO3-

HCl

H+ + Cl-

KCl

K+ + Cl-

HCl

H+ + Cl-

KCl

K+ + Cl-
BAB V
PEMBAHASAN

pH adalah derajat keasamaan yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
logaritma aktifitas ion hidrogen [H+] yang terlarut. Koefisien aktifitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis, skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pHnya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.
Asam dan basa adalah sifat kimia suatu zat yang sangat penting untuk
diketahui. Sifat asam dan basa sangat berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat
tersebut.
Larutan penyangga (dapar; buffer) adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya
berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat dan basa kuat. Larutan
penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa
lemah dengan asam konjugatnya.
Dalam percobaan ini, metode yang dilakukan untuk penentuan sifat asamasam larutan, yait: dengan kertas lakmus, indikator universal, pH meter.
Mekanisme kerja dalam percobaan ini terbagi menjadi 2, yaitu pengukuran pH
suatu larutan dan pH larutan buffer. Dalam pengukuran pH suatu larutan,
pertama-tama siapkan alat dan bahan. Kemudian masukkan 1-3 tetes masingmasing sampel: Na2CO3 1 M, H2SO4 1 M, C2H2O4 1 M, (NH4)2SO4 1 M, KBr 1
M, dan H3BO3 1 M ke dalam plat tetes. Kemudian diuji pHnya menggunakan
kertas lakmus merah dan biru. Setelah itu, diukur lagi pHnya menggunakan
indikator universal. Terakhir, ambil salah satu sampel untuk di ukur pHnya
menggunakan pH meter. Kemudian catat pH masing-masing sampel.
Untuk pengukuran pH larutan buffer, pertama-tama disiapkan bahan-bahan
yang digunakan. Pada buffer klorida, ukur volume HCl dan KCl dengan
perbandingan masing-masing 3:3 dan 1:5. Kemudian diukur pH masing-masing
larutan. Setelah itu, bagi masing-masing larutan buffer ke dalam 2 tabung reaksi,
lalu pada tabung reaksi pertama ditambahkan 1 mL NaOH 1 M dan pada tabung
reaksi kedua ditambahkan 1 mL HCl 1 M. Begitu pula pada buffer dengan
perbandingan 1:5. Lalu ukur pH masing-masing menggunakan indikator universal
dan catat pH masing-masing larutan. Langkah yang sama juga dilakukan pada
larutan buffer antara HNO3 dengan NaNO2. Setelah semua percobaan dilakukan,
buatkan tabelnya.
Pada percobaan pertama, hasil yang diperoleh adalah, pH untuk Na2CO3 1 M
yang terukur adalah 9, ini sesuai dengan literatur di mana Na2CO3 merupakan basa
lemah dengan pH ± 9,4. pH H2SO4 1 M yg terukur adalah 1 dan pH C2H2O4 1 M,
sesuai dengan literatur bahwa H2SO4 dan C2H2O4 termasuk asam kuat. pH
(NH4)2SO4 1 M adalah 5 dan H3BO3 1 M adalah 4, sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa (NH4)2SO4 dan H3BO3 termasuk dalam asam lemah. pH KBr
1 M yang terukur adalah ± 7 sesuai dengan literatur di mana KBr memiliki pH
hampir netral.
Adapun hasil pada percobaan kedua yaitu yang pertama pada buffer klorida
HCl + KCl. pH buffer pada perbandingan 3:3 adalah 1 dan pada perbandingan 1:5
pHnya adalah 2. Setelah penambahan 1 ml NaOH 1 M, pH buffer pada
perbandingan 3:3 adalah 3 dan pada perbandingan 1:5 pH yang terukur adalah 3.
Sedangkan pada penambahan 1 ml HCl 1M, pH buffer pada perbandingan 3:3 dan
1:5 adalah 1. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa larutan penyangga mampu
mempertahankan pH-nya walau ditambahkan asam, basa, ataupun pengenceran
dengan air. Hal ini juga berlaku pada larutan buffer nitrat HNO3 dengan NaNO2.
Dalam percobaan ini, ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur
pH larutan beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pertama dengan
menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terbagi atas kertas lakmus merah dan
biru. Cara kerjanya yaitu diteteskan larutan pada wadah atau plat tetes, lalu
masukkan kertas lakmus merah dan biru secara bergantian. Jika kertas lakmus
merah berubah menjadi biru maka larutan bersifat basa, namun jika warna kertas
tidak berubah maka larutan bersifat asam, begitupun sebaliknya. Adapun
kelebihan dari kertas lakmus yaitu dapat membantu seseorang untuk mengetahui
sifat suatu larutan, termasuk asam atau basa, namun tidak dapat menentukan pH
larutan secara pasti. Kedua, dengan menggunakan indokator universal. Caranya,
teteskan larutan pada indikator universal, jika sudah berubah warna, cocokkan
dengan kertas indikator pH untuk menentukan pH larutan. Adapun kelebihannya
yaitu mampu menentukan pH larutan dengan cukup jelas, namun hanya dapat
digunakan untuk 1 kali pemakaian saja. Ketiga, dengan menggunakan pH meter.
meter. Caranya, pertama-tama kalibrasi pH meter menggunakan air suling.
Tunggu beberapa saat. Setelah itu, keringkan pH meter hingga air suling benarbenar hilang. Masukkan pH meter ke dalam wadah larutan, tunggu beberapa saat
hingga layar pada pH meter menunjukkan pH larutan tersebut. Kelebihan dari pH
meter mampu membarikan hasil pengukuran pH yang akurat, namun harganya
sangat mahal.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama praktikum berlangsung
yaitu yang pertama karena praktikan kurang hati-hati dalam mengukur pH larutan
sehingga data yang dihasilkan kurang akurat, pemakaian peralatan yang tidak
dibersihkan dengan baik sebelum digunakan, sensitifitas alat pengukur pH yang
mulai berkurang, dan prosedur penggunaan alat pengukur pH yang kurang tepat.
Hubungan percobaan ini dalam dunia farmasi erat kaitannya dalam
pembuatan sediaan-sediaan farmasi yang harus memiliki kisaran pH yang sesuai
dengan pH dalam tubuh manusia, misalnya obat-obatan, cairan suntikan atau
infus, obat tetes mata, dan sebagainya.
Adapun kegunaan pH dalam tubuh untuk menstabilkan kinerja organ-organ
tubuh. Misalnya pH darah manusia adalah 7,4. Ketika sakit, pH darah menurun
sehingga mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah dalam mengikat 02.
Begitupun juga pada lambung memiliki kisaran pH tertentu. Apabila asam
lambung meningkat, maka kita akan merasakan perih pada lambung yang biasa
disebut dengan sakit maag.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.

Dalam mengukur pH suatu larutan dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, indikator universal, dan pH
meter.

2.

Cara kerja dari larutan buffer dapat mempertahankan pHnya dari larutan
jika ditambahkan asam atau basa konjugasinya.

B. Saran
1.

Untuk laboratorium
Diharapkan agar kelengkapan pada peralatan praktikum lebih
diperhatikan

agar

dalam

melakukan

percobaan

tidak

ada

kesulitan/hambatan yang dapat dihadapi.
2.

Untuk asisten
Diharapkan agar tetap membimbing kami dengan baik sehingga
kami mengetahui dan memahami hal-hal baru yang kami temui di dunia
farmasi.

3.

Untuk praktikan selanjutnya
Diharapkan lebih memperhatikan pada saat asisten menjelaskan agar
tidak lagi kebingungan dalam melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditia Bakti.1997
Dirjen POM. Farmakape Indonesia Edisi 3. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI. 1997
http://chem-is-try.org/larutan buffer/9 Desember 2011
Krisbiantoro, Adi. Kimia Praktis. Yogyakarta: Yogyakarta Pustaka
Wydiatama. 2008
Miladi, Sahri Devil, Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga. 2010
R.A.Day. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Srilangga.1981
Svella, G. Vogel. Jakarta: Kalman Media Pustaka.1970
Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar: UIN
Alauddin. 2011
SKEMA KERJA

A. Pengukuran pH
1.

Na2CO3

Menggunakan kertas lakmus

H2SO4

H2C2O4

HNO3

H3BO3

(NH4)2SO4

KBr

(NH4)2SO4

KBr

Diteteskan pada plat tetes

Celupkan kertas lakmus pada plat tetes

Amati perubahan dan catat hasilnya

2.

Na2CO3

Menggunakan indikator universal

H2SO4

H2C2O4

HNO3

H3BO3

Diteteskan pada indikator universal
Amati perubahan dan catat hasilnya
3.

Menggunakan pH meter

H3BO3

HCl

Ukur 10 ml ke dalam gelas kimia

Celupkan pH meter
Catat hasilnya

B. Larutan Buffer

HCl 0,1 M + KCl 0,1 M

HNO 3 0,1 M + NaNO3 0,1 M

3:3

3:3

1:5

1:5

Ukur pHnya dengan indikator universal

Bagi dua ke dalam 2 tabung reaksi

+ NaOH 1 ml

+ HCl 1 ml

Ukur pHnya dengan indikator universal

Catat hasilnya

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakErnalia Rosita
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)aufia w
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 

Similar to pH dan Larutan Buffer

Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengLaporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengajeng narulita
 
larutan penyangga asam
larutan penyangga asamlarutan penyangga asam
larutan penyangga asamseptiandriana
 
Makalah larutan penyangga
Makalah larutan penyanggaMakalah larutan penyangga
Makalah larutan penyanggaWarnet Raha
 
Bab 7 LARUTAN PENYANGGA_AMRINA ROSADA - KIMIA KELAS XI IPA
Bab 7 LARUTAN PENYANGGA_AMRINA ROSADA - KIMIA KELAS XI IPABab 7 LARUTAN PENYANGGA_AMRINA ROSADA - KIMIA KELAS XI IPA
Bab 7 LARUTAN PENYANGGA_AMRINA ROSADA - KIMIA KELAS XI IPAamrinarosada7x
 
Larutan penyangga kimia
Larutan penyangga kimiaLarutan penyangga kimia
Larutan penyangga kimiaEka
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaAndreas Cahyadi
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaQueena N.A.S
 
Asam basa arrhenius
Asam basa arrheniusAsam basa arrhenius
Asam basa arrheniusPT. SASA
 
Laporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 bufferLaporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 bufferMika Ariani
 
Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)Dwi Andriyanto
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaFeren Jr
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanWarnet Raha
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanSeptian Muna Barakati
 

Similar to pH dan Larutan Buffer (20)

Tugas makalah kimia
Tugas makalah kimiaTugas makalah kimia
Tugas makalah kimia
 
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajengLaporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
Laporan praktikum biologi sel dan molekuler buffer ajeng
 
Bahan ajar buffer
Bahan ajar bufferBahan ajar buffer
Bahan ajar buffer
 
larutan penyangga asam
larutan penyangga asamlarutan penyangga asam
larutan penyangga asam
 
Makalah larutan penyangga
Makalah larutan penyanggaMakalah larutan penyangga
Makalah larutan penyangga
 
Makalah larutan penyangga
Makalah larutan penyanggaMakalah larutan penyangga
Makalah larutan penyangga
 
Makalah larutan penyangga
Makalah larutan penyanggaMakalah larutan penyangga
Makalah larutan penyangga
 
Makalah larutan penyangga
Makalah larutan penyanggaMakalah larutan penyangga
Makalah larutan penyangga
 
Bab 7 LARUTAN PENYANGGA_AMRINA ROSADA - KIMIA KELAS XI IPA
Bab 7 LARUTAN PENYANGGA_AMRINA ROSADA - KIMIA KELAS XI IPABab 7 LARUTAN PENYANGGA_AMRINA ROSADA - KIMIA KELAS XI IPA
Bab 7 LARUTAN PENYANGGA_AMRINA ROSADA - KIMIA KELAS XI IPA
 
Larutan penyangga kimia
Larutan penyangga kimiaLarutan penyangga kimia
Larutan penyangga kimia
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyangga
 
Laporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basaLaporan praktikum kimia asam basa
Laporan praktikum kimia asam basa
 
Asam basa arrhenius
Asam basa arrheniusAsam basa arrhenius
Asam basa arrhenius
 
Laporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 bufferLaporan kimsma kel 3 buffer
Laporan kimsma kel 3 buffer
 
Larutan buffer
Larutan bufferLarutan buffer
Larutan buffer
 
Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)Larutan penyangga(buffer)
Larutan penyangga(buffer)
 
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 
Makalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasamanMakalah perhitungan derajat keasaman
Makalah perhitungan derajat keasaman
 

More from Abulkhair Abdullah (20)

Asam Urat
Asam UratAsam Urat
Asam Urat
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
 
Marine Pharmacognosy
Marine PharmacognosyMarine Pharmacognosy
Marine Pharmacognosy
 
Slimming Agent
Slimming AgentSlimming Agent
Slimming Agent
 
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obatMolekul pembawa sebagai target aksi obat
Molekul pembawa sebagai target aksi obat
 
Kosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan PembagiannyaKosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan Pembagiannya
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe IIIReaksi Hipersensitivitas Tipe III
Reaksi Hipersensitivitas Tipe III
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan MatematikaDasar-Dasar Fisika dan Matematika
Dasar-Dasar Fisika dan Matematika
 
Sistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darahSistem pembuluh darah
Sistem pembuluh darah
 
Tnf alpha
Tnf alphaTnf alpha
Tnf alpha
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Gandaria
GandariaGandaria
Gandaria
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

pH dan Larutan Buffer

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang pH adalah logaritma dari konsentrasi ion hidrogen dengan diberi tanda negatif. Atom logaritma kebalikan konsentrasi ion hidrogen. pH digunakan untuk memudahkan menulis keasaman atau kebasaan suatu larutan dengan pHnya. Hal ini disebabkan karena dalam pencarian nilai pH suatu larutan terdapat metode-metode yang dapat mengukur nilai pH secara teliti. Selain mengetahui nilai pH, perlu juga diketahui apa itu larutan buffer. Larutan buffer yang juga dikenal sebagai buffer. Buffer pada umumnya terdiri atas campuran asam lemah dan garamnya misalnya, CH3COOH dengan CH3COONa atau basa dan garamnya misalnya, NH4OH dengan NH4Cl. Oleh karena itu, larutan buffer dapat didefinisikan sebagai campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya. Dalam bidang farmasi, pH digunakan untuk memudahkan menulis keasaman atau kebasaan suatun larutan dengan pHnya. Sedangkan larutan buffer digunakan untuk menahan nilai pH tertentu ketika ditambahkan sedikit asam atau basa kuat, ataupun pada saat pengenceran. Hampir tetapnya pH di dalam suatu sistem di mana asam atau basa ditambahkan, semuanya dipengaruhi buffer dari keseimbangan asam-basa. B. Maksud dan Tujuan Percobaan 1. Maksud percobaan a. Penentuan pH sampel dengan cara menestekannya ke plat tetes yang kemudian diukur pHnya dengan menggunakan kertas lakmus dan indikator universal.
  • 2. b. Penentuan pH sampel larutan buffer setelah ditambahkan NaOH dan HCl menggunakan indikator universal dengan perbandingan 3;3 dan 1:5 2. Tujuan percobaan a. Memahami cara mengukur pH suatu larutan. b. Memahami cara kerja sistem buffer. C. Prinsip Percobaan 1. Penentuan sifat asam atau basa serta pH suatu sampel (HCl, H2SO4, HNO3, H2C2O4, H3BO3, KCl, Na2O3, (NH4)2SO4, NaOH, dan NaNO2) dengan menggunakan metode kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter. 2. Penentuan masing-masing pH larutan buffer setelah dibagi 2 yaitu (3:3 dan 1:5) yang kemudian akan ditambahkan 1 mL HCl pada sampel pertama dan 1 mL NaOH pada sampel kedua dan diukur dengan menggunakan indikator universal dan sesudah pencampuran air suling.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Umum Dalam analisis kimia kita sering berhadapan dengan konsentrasi ion hidrogen yang rendah. Untuk menghindari kesulitan menuliskan angka-angka dengan daktor 10 berpangkat negatif, Sorensen memperkenalkan eksponen ion hidrogen (pH) yang didefinisikan sebagai berikut: pH = - log [pH]- = log atau [H+] = 10-pH jadi, besarnya pH adalah logaritma dari konsentrasi dari logaritma ion hidrogen dengan diberi tanda negatif atau logaritma dari kebalikan konsentrasi ion hidrogen adalah memudahkan sekali untuk menuliskan keasaman atau kebasaan suatu larutan dengan pHnya. (Svella, 1979 : 38-39) Suatu larutan bila ditambah asam akan turun pHnya, karena memperbesar konsentrasi H+. Sebaliknya, bila ditambahkan basa akan menaikkan pHnya karena menaikkan konsentrasi ion OH -. Seterusnya suatu larutan atau basa bila ditambahkan asam atau basa bila ditambah air akan mengubah pHnya karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Ada larutan yang jika ditambah sedikit asam, basa atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan seperti itu disebut larutan buffer (penyangga). Cara membuat larutan penyangga ada 2 yaitu sebagai berikut: 1. Campuran asam lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam lemah tersebut dan basa kuat). Contoh : - HNO2 dengan NaNO2 - CH3COOH dengan CH3COONa
  • 4. 2. Campuran basa lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam dan basa lemah tersebut). Contoh : - NH4OH dengan NH4Cl - N2H5OH dengan N2H5NO3 (Syukri S, 1999 : 418-419) Larutan yang dikenal sebagai buffer pada basa lemah dengan garamnya atau asam lemah dengan garamnya. Fakta bahwa penambahan ion sesama dalam larutan basa lemah atau asam lemah menghasilkan pergeseran ke arah asam atau basa yang tidak terurai. Oleh karena itu larutan buffer dapat didefinisikan sebagai campuran yang lemah dengan basa konjugasinya atau asam lemah dengan basa konjugasinya. pH dari larutan dapat dihitung dari persamaan Henderson-Hasselbalch atau persamaan Hendarson. Untuk buffer asam lemah dan garamnya: pH = PKa + log untuk buffer asam lemah dan garamnya: pH = pKb + log (Hizkia Achmad, 1996 : 152) pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Berbicara tentang asam dan basa sedikitnya ada 3 teori tentangnya yaitu: 1. Svante August Arhenius Asam adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+) dan atau ion hidronium (H3O+).
  • 5. 2. Johannes Bronsted dan Thomas Lawry Asam adalah zat yang bertindal sebagai pendonor proton (memberikan proton) pada basa sedangkan basa adalah zat yang bertindak sebagai akseptor proton (penerima proton) dari asam. 3. Gilbert Lewis Asam adalah zat yang bertindak sebagai akseptor elektron/penerima elektron dari basa sedangkan basa adalah zat yang bertindak sebagai pendonor/pemberi elektron kepada asam. (Krisbiantoro Adi, 2009 : 20) Larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan pH larutan apabila ditambahkan sedikit asam atau basa. Pada umumnya, larutan buffer terdiri atas campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan garamnya. Sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga atau buffer adalah seperti pH larutan penyangga yang hanya berubah sedikit asam kuat. Di samping itu, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk dari reaksi kimia asam lemah dan basa konjugasinya atau sebaliknya. Reaksi tersebut disebut sebagai reaksi asam basa konjugasi. (Day Jr, 1981 : 26) Komponen larutan penyangga yaitu: 1. Larutan penyangga bersifat asam Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7) larutan ini didapatkan dari mencampurkan asam lemah dengan suatu basa kuat di mana asam lemahnya dicampur dengan jumlah berlebih. 2. Larutan penyangga bersifat basa Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7) larutan ini didapatkan dari mencampurkan basa lemah dengan suatu asam kuat di mana basa lemahnya dicampur dengan jumlah berlebih. (www.Chem-is try.com) Kesetimbangan asam basa merupakan dalam seluruh bidang kimia, begitu pula dengan larutan buffer yang juga sangat penting dalam kehidupan misalnya analisis biokimia, bakteriologi, dan lain-lain.
  • 6. Dalam tubuh manusia mempunyai pH pada kisaran pH 7,37 sampai 7,45 dan apabila pH darah manusia diatas 7,8 menyebabkan organ manusia akan rusak sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga. (Sahri Devil Miladi, 2010 : 48-50) B. Uraian Bahan 1. HCl ( Dirjen POM, 1979 : 53) Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM Nama lain : asam klorida Rumus molekul : HCl Berat molekul : 36,46 gr/mol Rumus bangun : H-Cl Pemerian : cairan tidak berwarna, berbau, dan berasap Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan : sebagai sampel dan zat tambahan 2. Asam asetat ( Dirjen POM,1979 : 41) Nama resmi : ACIDUM ACETIUM Nama lain : asam asetat Rumus molekul : CH3COOH Berat molekul : 60 gr/mol Pemerian : cairan penuh, tidak berwarna, bau, rasa asam, tajam. Kelarutan : dapat dicampur dengan air, etanol (95%) P, gliserol P Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan : sebagai zat tambahan 3. NaOH ( Dirjen POM, 1979 : 412) Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM Nama lain : natrium hidroksida Rumus molekul : NaOH Berat molekul : 40, 60 gr/mol
  • 7. Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur: putih, mudah meleleh basah, sangat alkalif dan korolif, segera menyerap karbon dioksida Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, etanol (95%)P Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan : sebagai zat tambahan 4. Natrium bikarbonat (Dirjem POM, 1979 : 424) Nama resmi : NATRII SUBCARBOHAS Nama lain : natrium bikarbonat, natrium subkarbonat Rumus molekul : NaHCO3 Berat molekul : 84, 01 gr/mol Pemerian : serbuk putih atau nablut monoklin kecil, buram, tidak berbau, rasa asin Kelarutan : larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan : sebagai sampel 5. Amonia (Dirjen POM, 1979 : 86) Nama resmi : AMMONIA Nama lain : amonia Rumus molekul : NH4OH Berat molekul : 35,05 gr/mol Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk Kelarutan : mudah larut dalam air Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk Kegunaan : sebagai sampel 6. Asam sitrat (Dirjen POM, 1979 : 50) Nama lain : ACIDUM CITRICUM Nama lain : asam sitrat
  • 8. Rumus molekul : C6H802. H2O Berat molekul : 210,14 Pemerian : hablur, tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat asam, agak higroskopik, merapuh dalam udara kering dan panas. Penympanan : dalam wadah tertutup tambahan Kegunaan : sebagai sampel C. Prosedur Kerja 1. Pengukuran pH a. Masukkan 0,1 M HCl pada plat tetes, celupkan 2 cm kertas pH universal ke dalam larutan. Keluarkan kelebihan cairan dari kertas dengan menyentuhkan ke plat. Bandingkan warna kertas dengan bagian warna yang disediakan. Catat pH pada lembar laporan anda. b. Ulangi prosedur yang sama dengan 0,1asam asetat, asetat 0,1 M, 0,1 M asam karbonat, (club soda atau soda), 0,1 natrium bikarbonat, 0,1 M amonia, dan 0,1 NaOH. Untuk setiap larutan, gunkan lubang yang berbeda dari plat tetes. Catat hasilnya pada lembar laporan (1). c. Tergantung pada ketersediaan jumlah pH meter ini mungkin menjadi percobaan untuk atu kelas (demonstrasi), atau 6-8 praktikan dapat menggunakan 1 pH meter. Tambahkan 5 mL 0,1 M asam asetat untuk sebuah gelas kimia 10 ml kering dan bersih. Masukkan elektroda kering ke dalam larutat asam asetat. pH meter anda telah dikalibrasi oleh onstruktur anda. Switch “on” pH meter dan baca pH dari posisi jarum pada skala anda. Atau jika anda memiliki pH meter digital, angka yang sesuai dengan pH akan mucul. d. Ulangi prosedur yang sama dengan natrium asetat 0,1 M, 0,1 M asam karbonat, 0,1 M natrium bikarbonat, dan amonia 0,1 M. Pastikan bahwa untuk setiap larutan anda menggunakan gelas kimia yang kering dan bersih dan sebelum tiap menggunakan cuci
  • 9. elektroda terlebih dahulu dengan air suling dan keringkan dengan kimwipes. Catat data anda pada lemar laporan (2). 2. Larutan Buffer a. Siapkan empat sistem buffer dalam empat gelas kimia 50 mL secara terpisah, berlabel, kering dan bersih, sebagai berikut : 1) 5 mL 0,1 M asam asetat + 5 mL natrium asetat 0,1 M 2) 1 mL 0,1 M asam asetat + 10 mL 0,1 M natrium asetat 3) 5 mL 0,1 M asam karbonat + 5 mL 0,1 M natrium bikarbonat 4) 1 mL 0,1 M asam karbonat+ 10 mL 0,1 M natrium bikarbonat b. Bagi masing-masing buffer anda (1-5) menjadi dua bagian (masingmasing 5 mL) dam masukkan ke dalam gelas kimia 10 mL yang kering dan bersih. Untuk sampel pertama dari buffer (a), tambahkan 0, 5 mL 0,1 M HCl. Campur dan ukur pH dengan bantuan kertas pH universal. Catat data anda pada lembar laporan (4). Untuk sampel kedua buffer (a), tambahkan 0,5 mL 0,1 M NaOH. Campur dan ukur pH dengan kertas pH. Catat data anda pada lembar laporan (5). c. Ulangi pengukuran yang sama dengan buffer (b), (c), dan (d). Catat data anda pada lembar laporan. d. Masukkan 5 mL air suling pada dua gelas kimia 10 mL. ukur pH air suling dengan bantuan kertas pH universal. Catat data pada lembar laporan (15). Untuk sampel pertama air suling tambahkan 0,5 mL 0,1 M HCl. Campur dan ukur pH dengan bantuan kertas pH universal dan mencatatnya pada lembar laporan (16). Untuk sampel air suling yang kedua ditambahkan 0,5 mL 0,1 M NaOH. Campur dan ukur pH seperti sebelumnya dan mencatatnya pada lembar laporan (17).
  • 10. BAB III METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol semprot 1 buah, gelas kimia 250 ml 2 buah, gelas ukur 5 ml 1 buah, gelas ukur 10 ml 1 buah, indikator universal, kertas lakmus, pH meter 1 buah, pipet tetes 6 buah, plat tetes 1 buah, rak tabung 1 buah, sikat tabung 1 buah, dan tissu. 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl 1 M, HNO3 1 M, H2C2O4 1 M, H2SO4 1 M, H3BO3 1 , KBr 1 M, KCl 1 M, NaNO3 1 M, NaOH 1 M, Na2CO3 1 M, dan (NH4)2SO4 1 M. B. Cara Kerja 1. Kertas lakmus a. Disiapkan alat dan bahan. b. Diteteskan sampel (Na2CO3, H2SO4, H2C2O4, (NH4)2SO4, KBr, H3BO3) ke plat tetes. c. d. 2. Dicelupkan kertas lakmus ke setiap sampel. Dicatat hasil pengamatan. Indikator universal a. Disiapkan alat dan bahan. b. Diteteskan sampel (Na2CO3, H2SO4, H2C2O4, (NH4)2SO4, KBr, H3BO3 ke dalam plat tetes. c. Dicelupkan kertas indikator universal ke setiap sampel. d. Dicocokkan dengan warna pH. e. Dicatat hasil pengamatan
  • 11. 3. pH meter a. b. Diukur setiap sampel (H3BO3 dan HCl) sebanyak 10 mL. c. Dimasukkan ke dalam gelas kimia. d. Dimasukkan elektroda pH meter ke dalam gelas kima. e. 4. Disiapkan alat dan bahan. Dicatat hasil pengamatan. Buffer 3:3 a. Disiapkan alat dan bahan. b. Diukur HCl 3 mL dan KCl 3 mL. c. Dimasukkan ke dalam gelas kimia. d. Dihomogenkan kedua larutan tersebut. e. Diukur pHnya menggunakan kertas indikator universal. f. Dipisahkan dalam tabung reaksi yang berbeda. g. Ditambahkan 1 mL HCl ke dalam tabung reaksi pertama. h. Ditambahkan 1 mL NaOH ke dalam tabung reaksi kedua. i. Diukur dan dicatat pH masing-masing dengan kertas indikator universal. j. 5. Diulangi cara a-i untuk buffer HNO3 dan NaNO3. Buffer 1:5 a. Disiapkan alat dan bahan. b. Diukur HCl 3 mL dan KCl 3 mL. c. Dimasukkan ke dalam gelas kimia. d. Dihomogenkan kedua larutan tersebut. e. Diukur pHnya menggunakan kertas indikator universal. f. Dipisahkan dalam tabung reaksi yang berbeda. g. Ditambahkan 1 mL HCl ke dalam tabung reaksi pertama. h. Ditambahkan 1 mL NaOH ke dalam tabung reaksi kedua. i. Diukur dan dicatat pH masing-masing dengan kertas indikator universal. j. Diulangi cara a-i untuk buffer HNO3 dan NaNO3.
  • 12. BAB IV PEMBAHASAN A. Tabel Pengamatan 1. Pengukuran pH a. Kertas lakmus NO Sampel 1 Lakmus Asam Biru atau Basa Na2CO3 Biru Biru Basa 2 H2SO4 Merah Merah Asam 3 C2H2O4 Merah Merah Asam 4 (NH4)2SO4 Merah Merah Asam 5 KBr Merah Biru Netral 6 b. Merah H3BO3 Merah Merah Asam Indikator universal NO Sampel pH 1 9 2 H2SO4 1 3 C2H2O4 1 4 (NH4)2SO4 6 5 KBr 7 6 H3BO3 4 7 c. Na2CO3 HCl 1 Sampel pH 1 H3BO3 6,4 2 HCl 0,993 pH meter NO
  • 13. 2. Larutan Buffer pH setelah NO Buffer pH penambahan NaOH HCl Klorida HCl + KCl (3:3) 1 3 1 HCl + KCl (1:5) 2 3 1 HNO3 + NaNO2 (3:3) 1 1 1 HNO3 + NaNO2 (1:5) 1 5 5 1 Nitrat 2 B. Reaksi Kimia a. Pengukuran pH Na2CO3 H2SO4 2H+ + SO42- H2C2O4 2H+ + C2O42- (NH4)2SO4 2NH4+ + SO42- KBr K+ + Br- H3BO3 3H+ + BO33- HCl b. 2Na+ + CO32- H+ + Cl- Larutan Buffer HNO3 H+ + NO3- NaNO3 Na+ + NO3- HCl H+ + Cl- KCl K+ + Cl- HCl H+ + Cl- KCl K+ + Cl-
  • 14. BAB V PEMBAHASAN pH adalah derajat keasamaan yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai logaritma aktifitas ion hidrogen [H+] yang terlarut. Koefisien aktifitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis, skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pHnya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Asam dan basa adalah sifat kimia suatu zat yang sangat penting untuk diketahui. Sifat asam dan basa sangat berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat tersebut. Larutan penyangga (dapar; buffer) adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat dan basa kuat. Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Dalam percobaan ini, metode yang dilakukan untuk penentuan sifat asamasam larutan, yait: dengan kertas lakmus, indikator universal, pH meter. Mekanisme kerja dalam percobaan ini terbagi menjadi 2, yaitu pengukuran pH suatu larutan dan pH larutan buffer. Dalam pengukuran pH suatu larutan, pertama-tama siapkan alat dan bahan. Kemudian masukkan 1-3 tetes masingmasing sampel: Na2CO3 1 M, H2SO4 1 M, C2H2O4 1 M, (NH4)2SO4 1 M, KBr 1 M, dan H3BO3 1 M ke dalam plat tetes. Kemudian diuji pHnya menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Setelah itu, diukur lagi pHnya menggunakan indikator universal. Terakhir, ambil salah satu sampel untuk di ukur pHnya menggunakan pH meter. Kemudian catat pH masing-masing sampel.
  • 15. Untuk pengukuran pH larutan buffer, pertama-tama disiapkan bahan-bahan yang digunakan. Pada buffer klorida, ukur volume HCl dan KCl dengan perbandingan masing-masing 3:3 dan 1:5. Kemudian diukur pH masing-masing larutan. Setelah itu, bagi masing-masing larutan buffer ke dalam 2 tabung reaksi, lalu pada tabung reaksi pertama ditambahkan 1 mL NaOH 1 M dan pada tabung reaksi kedua ditambahkan 1 mL HCl 1 M. Begitu pula pada buffer dengan perbandingan 1:5. Lalu ukur pH masing-masing menggunakan indikator universal dan catat pH masing-masing larutan. Langkah yang sama juga dilakukan pada larutan buffer antara HNO3 dengan NaNO2. Setelah semua percobaan dilakukan, buatkan tabelnya. Pada percobaan pertama, hasil yang diperoleh adalah, pH untuk Na2CO3 1 M yang terukur adalah 9, ini sesuai dengan literatur di mana Na2CO3 merupakan basa lemah dengan pH ± 9,4. pH H2SO4 1 M yg terukur adalah 1 dan pH C2H2O4 1 M, sesuai dengan literatur bahwa H2SO4 dan C2H2O4 termasuk asam kuat. pH (NH4)2SO4 1 M adalah 5 dan H3BO3 1 M adalah 4, sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa (NH4)2SO4 dan H3BO3 termasuk dalam asam lemah. pH KBr 1 M yang terukur adalah ± 7 sesuai dengan literatur di mana KBr memiliki pH hampir netral. Adapun hasil pada percobaan kedua yaitu yang pertama pada buffer klorida HCl + KCl. pH buffer pada perbandingan 3:3 adalah 1 dan pada perbandingan 1:5 pHnya adalah 2. Setelah penambahan 1 ml NaOH 1 M, pH buffer pada perbandingan 3:3 adalah 3 dan pada perbandingan 1:5 pH yang terukur adalah 3. Sedangkan pada penambahan 1 ml HCl 1M, pH buffer pada perbandingan 3:3 dan 1:5 adalah 1. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa larutan penyangga mampu mempertahankan pH-nya walau ditambahkan asam, basa, ataupun pengenceran dengan air. Hal ini juga berlaku pada larutan buffer nitrat HNO3 dengan NaNO2. Dalam percobaan ini, ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur pH larutan beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pertama dengan menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terbagi atas kertas lakmus merah dan
  • 16. biru. Cara kerjanya yaitu diteteskan larutan pada wadah atau plat tetes, lalu masukkan kertas lakmus merah dan biru secara bergantian. Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru maka larutan bersifat basa, namun jika warna kertas tidak berubah maka larutan bersifat asam, begitupun sebaliknya. Adapun kelebihan dari kertas lakmus yaitu dapat membantu seseorang untuk mengetahui sifat suatu larutan, termasuk asam atau basa, namun tidak dapat menentukan pH larutan secara pasti. Kedua, dengan menggunakan indokator universal. Caranya, teteskan larutan pada indikator universal, jika sudah berubah warna, cocokkan dengan kertas indikator pH untuk menentukan pH larutan. Adapun kelebihannya yaitu mampu menentukan pH larutan dengan cukup jelas, namun hanya dapat digunakan untuk 1 kali pemakaian saja. Ketiga, dengan menggunakan pH meter. meter. Caranya, pertama-tama kalibrasi pH meter menggunakan air suling. Tunggu beberapa saat. Setelah itu, keringkan pH meter hingga air suling benarbenar hilang. Masukkan pH meter ke dalam wadah larutan, tunggu beberapa saat hingga layar pada pH meter menunjukkan pH larutan tersebut. Kelebihan dari pH meter mampu membarikan hasil pengukuran pH yang akurat, namun harganya sangat mahal. Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama praktikum berlangsung yaitu yang pertama karena praktikan kurang hati-hati dalam mengukur pH larutan sehingga data yang dihasilkan kurang akurat, pemakaian peralatan yang tidak dibersihkan dengan baik sebelum digunakan, sensitifitas alat pengukur pH yang mulai berkurang, dan prosedur penggunaan alat pengukur pH yang kurang tepat. Hubungan percobaan ini dalam dunia farmasi erat kaitannya dalam pembuatan sediaan-sediaan farmasi yang harus memiliki kisaran pH yang sesuai dengan pH dalam tubuh manusia, misalnya obat-obatan, cairan suntikan atau infus, obat tetes mata, dan sebagainya. Adapun kegunaan pH dalam tubuh untuk menstabilkan kinerja organ-organ tubuh. Misalnya pH darah manusia adalah 7,4. Ketika sakit, pH darah menurun sehingga mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah dalam mengikat 02.
  • 17. Begitupun juga pada lambung memiliki kisaran pH tertentu. Apabila asam lambung meningkat, maka kita akan merasakan perih pada lambung yang biasa disebut dengan sakit maag.
  • 18. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dalam mengukur pH suatu larutan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter. 2. Cara kerja dari larutan buffer dapat mempertahankan pHnya dari larutan jika ditambahkan asam atau basa konjugasinya. B. Saran 1. Untuk laboratorium Diharapkan agar kelengkapan pada peralatan praktikum lebih diperhatikan agar dalam melakukan percobaan tidak ada kesulitan/hambatan yang dapat dihadapi. 2. Untuk asisten Diharapkan agar tetap membimbing kami dengan baik sehingga kami mengetahui dan memahami hal-hal baru yang kami temui di dunia farmasi. 3. Untuk praktikan selanjutnya Diharapkan lebih memperhatikan pada saat asisten menjelaskan agar tidak lagi kebingungan dalam melakukan percobaan.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Achmad. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditia Bakti.1997 Dirjen POM. Farmakape Indonesia Edisi 3. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 1997 http://chem-is-try.org/larutan buffer/9 Desember 2011 Krisbiantoro, Adi. Kimia Praktis. Yogyakarta: Yogyakarta Pustaka Wydiatama. 2008 Miladi, Sahri Devil, Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga. 2010 R.A.Day. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Srilangga.1981 Svella, G. Vogel. Jakarta: Kalman Media Pustaka.1970 Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar: UIN Alauddin. 2011
  • 20. SKEMA KERJA A. Pengukuran pH 1. Na2CO3 Menggunakan kertas lakmus H2SO4 H2C2O4 HNO3 H3BO3 (NH4)2SO4 KBr (NH4)2SO4 KBr Diteteskan pada plat tetes Celupkan kertas lakmus pada plat tetes Amati perubahan dan catat hasilnya 2. Na2CO3 Menggunakan indikator universal H2SO4 H2C2O4 HNO3 H3BO3 Diteteskan pada indikator universal Amati perubahan dan catat hasilnya
  • 21. 3. Menggunakan pH meter H3BO3 HCl Ukur 10 ml ke dalam gelas kimia Celupkan pH meter Catat hasilnya B. Larutan Buffer HCl 0,1 M + KCl 0,1 M HNO 3 0,1 M + NaNO3 0,1 M 3:3 3:3 1:5 1:5 Ukur pHnya dengan indikator universal Bagi dua ke dalam 2 tabung reaksi + NaOH 1 ml + HCl 1 ml Ukur pHnya dengan indikator universal Catat hasilnya