SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang :
Dengan semakin meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka
kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan akan
sandang, kesehatan, papan, pangan, pendididikan dan lain sebagainya. Berbagai
usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya dengan
menambahkan bahan tambahan makanan dalam makanan dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas dari makanan tersebut. Yang dimaksud dengan bahan
tambahan makanan atau “Food Additives” menurut FAO/WHO dalam konggresnya
di Roma pada tahun 1965 adalah bahan-bahan yang dapat ditambahkan dengan
sengaja ke dalam makanan dan biasanya dalam jumlah sedikit dengan maksud
untuk memperbaiki warna, tekstur atau memperpanjang masa simpan (Murdiati,
1988).
Bahan tambahan sintetik lebih banyak digunakan karena bahan tambahan
sintetik mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat diproduksi secara besarbesaran, harganya murah, dlam konsentrasi, lebih stabil, penggunannya mudah,
sehingga dapat dipergunakan dengan lebih effisien . Namun dalam pembuatan
senyawa tersebut sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga memungkinkan
terdapatnya senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan kadang-kadang
bersifat karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan maupun
manusia (Murdiati, 1988).
Boraks merupakan bahan industri yang banyak digunakan untuk antiseptik atau
zat pembersih (Dreisbach, 1980). Meskipun telah disebutkan dalam PERMENKES
RI No 235/MENKES/VI/84 tentang bahan tambahan makanan, bahwa Natrium
Tetraborate yang lebih dikenal dengan nama Boraks digolongkan dalam bahan
tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, tetapi pada kenyatannya masih
banyak bentuk penyalahgunaan dari zat tersebut. Hasil penelitian Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI), menunjukkan bahwa Boraks banyak digunakan
dalam pembuatan bakso, empek-empek, pangsit, mie ayam, batagor dan bakso celup
(Subiyakto, 1991).
Nevrianto (1991) menyebutkan bahwa Boraks dinyatakan dapat mengganggu
keseahatan bila digunakan dalam makanan, misalnya mie, bakso kerupuk. Efek
negatif yang ditimbulakn dapat berjalan lama meskipun yang digunakan dalam
jumlah sedikit.
Menurut Dreibach (1980) akibat yang ditimbulkan pada suatu organ
tergantung pada konsentrasi yang mengenai organ tersebut. Organ tubuh yang dapat
mengalami kerusakan paling menonjol akibat pemberian boraks adalah ginjal.

1
B. Rumusan Masalah :
Adakah kandungan boraks pada makanan yang di uji?
C. Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui kandungan boraks pada makanan yang di uji.
D. Hipotesis
:
Ada kandungan boraks pada makanan yang di uji.

2
BAB II
DASAR TEORI
Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat, berbentuk
kristal lunak dengan pH = 9,5. Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium hidroksida
serta asam borat. Dalam industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet
kayu, antiseptic kayu dan pengontrol kecoa.
Secara bahasa jawa, boraks dikenal sebagai bleng. Bleng adalah campuran garam
mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan makanan tradisional seperti
karak dan gendar. Sinonimnya yaitu natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat.
Struktur molekul boraks adalah dari menyambungkan BO2(OH) BO3(OH) dan segi tiga
bidang empat yang terikat ke rantai dari bidang delapan air dan sodium. Boraks memiliki
beberapa karakteristik:
• Warna adalah putih jernih
• Kilau seperti kaca
• Kristal transparan (tembus cahaya)
• System hablur adalah monoklin
• Perpecahan sempurna di satu arah
• Warna lapisan putih
• Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan garam asam
borat.
Manfaat boraks
Boraks biasanya digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya
salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga
digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptic kayu.
Boraks ini banyak disalahgunakan oleh manusia sehingga menimbulkan bahaya. Boraks
banyak disalahgunakan untuk pembuatan mie basah, lontong, bakso, kerupuk dan gendar.
Boraks apabila terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu lama akan terjadi
penumpukan pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan
pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan
kematian.
Bahaya boraks dapat diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lender.
Dapat memberikan efek toksik. Pengaruhnya terhadap kesehatan:
a. Tanda dan gejala akut
Munah, diare, merah di lender, konvulsi dan dispersi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
Nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, gangguan SSP, bingung dan bodoh,
anemia, rambut rontok dan kanker.
Cirri-ciri makanan mengandung boraks:
Bakso :
• Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks
• Bila digigit akan kembali ke bentuk semula
• Tahan lama dan awet beberapa hari.

3
• Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua
bagian baik di pinggir maupun di tengah.
• Bau terasa tidak alami ada bau lain yang muncul.
• Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bengkel.
Gula merah:
• Sangat keras dan susah dibelah
• Terlihat butiran mengkilap di bagian dalam
Lontong:
• Teksturnya sangat kenyal
• Dapat memberikan rasa getir
Kerupuk:
• Teksturnya sangat renyah
• Dapat memberikan rasa getir
Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi
ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di
Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta
berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit
karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan
berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah
banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang
sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan
ginjal, pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan
makanan berikut ini: karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu
pembuatan gendar (adonan calon kerupuk) mi, lontong, sebagai pengeras. ketupat, sebagai
pengeras, bakso, sebagai pengawet dan pengeras serta kecap, sebagai pengawet

4
BAB III
METODE dan PENELITIAN
A. Alat dan Bahan :
-Alat

: Cawan Petri
Gelas Aqua
Tissue
Cawan Porselin
Pipet
Alat Tulis
Parutan
Botol Aqua

-Bahan

Saringan
: Kunyit / Indikator Kunyit
Mie Instan
Bakso (Pentol)
Roti
Air Mineral

5
B. Cara Kerja :
1. Membuat indikator dengan cara :
o Kupas kunyit yang telah tersedia.
o Parut kunyit tersebut dengan menggunakan parutan.
o Campur parutan kunyit tersebut dengan air, lalu saring dengan menggunakan
saringan.
o Masukkan indikator kunyit tersebut ke dalam botol.
2. Menyelidiki kandungan boraks pada makanan :
o Masukkan mie instan ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus.
o Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk
sampai rata (dibuat sebagai larutan).
o Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri.
o Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan
menggunakan pipet.
o Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang
di uji mengandung boraks.
o Ulangi cara kerja no.2-6 dengan makanan yang di uji adalah pentol dan roti.
o Catatlah hasil penelitian.

6
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. DATA:

KEADAAN SETELAH + INDIKATOR
KUNYIT
MAKANAN

WARNA INDIKATOR
BERUBAH

Mie Instan

-----



Pentol

-----



Roti

-----



WARNA
INDIKATOR
TETAP

ANALISA DATA :
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa :
-

Larutan Mie Instan yang ditetesi indikator kunyit, warna indikator tidak
berubah.

-

Larutan Pentol yang ditetesi indikator kunyit, warna indikator tidak berubah.

-

Larutan Roti yang ditetesi indikator kunyit, warna indikator tidak berubah.

7
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN :

Setelah melakukan percobaan ini, hipotesa tidak kami terima. Karena ternyata,
bahan makanan uji coba kami tidak mengandung boraks. Hal ini dapat dibuktikan dengan
melihat warna indikator yang telah di teteskan pada makanan uji coba tidak mengalami
perubahan warna. Jikalau warna indikator yang di teteskan pada makanan uji coba
mengalami perubahan warna, maka dapat dipastiakan bahwa makanan yang telah di uji
coba tersebut mengandung boraks yang dapat mengancam kesehatan siapapun yang
mengkonsumsinya.

8
B. LAMPIRAN FOTO :
Alat dan Bahan

:

Cawan Petri

Gelas Aqua

Tissue

Cawan Poselin

Pipet

Parutan

Botol Aqua

Saringan

Kunyit

Mie Instan, Pentol, Roti

Air Mineral

Indikator Kunyit

9
Langkah Kerja

:

Masukkan mie instan ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus.
Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata
(dibuat sebagai larutan).

Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri.

Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan
pipet.

Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji
mengandung boraks.

10
Masukkan pentol ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus.
Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata
(dibuat sebagai larutan).
Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri.

Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan
pipet.

Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji
mengandung boraks.

Masukkan roti ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus.
Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata
(dibuat sebagai larutan).

11
Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri.

Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan
pipet.

Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji
mengandung boraks.

12
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, S.2006.Biologi SMA kelas XII.Jakarta:Erlangga
Yani, Riana, dkk.2008.SMS Biologi 3A SMA kelas XII.Bandung:Rosda
Syamsuri,Istamar.2004.Biologi untuk SMA kelas XII.Malang:Erlangga
Aryulina,Dyah.2007.Biologi III.Jakarta:Esis
http://yoza-fitriadi.blogspot.com/2011/01/laporan-penelitian-praktikum-kimia_24.html
http://merita-9a31.blogspot.com/2008/10/penelitian-tentang-pengaruhpemberian_7912.html
http://kesmas-unsoed.info/2011/03/pemeriksaan-boraks-pada-makanan-laporan-praktikumpmm.html
http://udienz-ajaa.blogspot.com/2013/05/laporan-hasl-pemeriksaan-formalin.html
http://google.com
http://wikipedia.com

13

More Related Content

What's hot

laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Basyrowi Arby
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatJenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatAtikah Fauziah
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahDzikri Imaduddin
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanUnayah91
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananEster Muki
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 

What's hot (20)

Uji Vitamin B
Uji Vitamin BUji Vitamin B
Uji Vitamin B
 
Makalah btp pemanis
Makalah btp   pemanisMakalah btp   pemanis
Makalah btp pemanis
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
41006241 kuesioner
41006241 kuesioner41006241 kuesioner
41006241 kuesioner
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Analisis Bahan Pangan
Analisis Bahan PanganAnalisis Bahan Pangan
Analisis Bahan Pangan
 
Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9Mikroorganisme kel. 9
Mikroorganisme kel. 9
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buatJenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
 
Pengenalan Kation Golongan 1
Pengenalan Kation Golongan 1Pengenalan Kation Golongan 1
Pengenalan Kation Golongan 1
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 

Viewers also liked

PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASARPENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASARLaurensia Claudia Pratomo
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak SekolahanMakalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak SekolahanSariana Csg
 
Identifikasi jenis zat pewarna makanan
Identifikasi jenis zat pewarna makananIdentifikasi jenis zat pewarna makanan
Identifikasi jenis zat pewarna makananDita Issriza
 
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM ANALISIS BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM ANALISIS BAHAN PANGANLAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM ANALISIS BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM ANALISIS BAHAN PANGANchindest
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganMuhammad Ridlo
 
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah NagaPKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah NagaInas Suha
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapSariana Csg
 

Viewers also liked (9)

PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASARPENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
PENGGUNAAN BORAKS DAN PEWARNA TEKSTIL DALAM JAJANAN PASAR
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak SekolahanMakalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
 
Identifikasi jenis zat pewarna makanan
Identifikasi jenis zat pewarna makananIdentifikasi jenis zat pewarna makanan
Identifikasi jenis zat pewarna makanan
 
Autoimunitas
AutoimunitasAutoimunitas
Autoimunitas
 
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM ANALISIS BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM ANALISIS BAHAN PANGANLAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM ANALISIS BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM ANALISIS BAHAN PANGAN
 
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan panganLaporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
Laporan 1 uji boraks pada sampel bahan pangan
 
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah NagaPKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
 
Rangkuman buffer
Rangkuman bufferRangkuman buffer
Rangkuman buffer
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
 

Similar to Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

Zat pengawet pada makanan toksikologi.ppt
Zat  pengawet pada makanan toksikologi.pptZat  pengawet pada makanan toksikologi.ppt
Zat pengawet pada makanan toksikologi.pptmalikhatulkhariroh
 
Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer aji indras
 
Praktikum uji makanan
Praktikum uji makananPraktikum uji makanan
Praktikum uji makananLia Sulistia
 
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)Bella Kriwangko
 
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikanPkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikanDewi Mustikawati
 
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3Ria Difikarayen
 
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETMAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETHani Ani
 
pptx_20230216_105951_0000.pptx
pptx_20230216_105951_0000.pptxpptx_20230216_105951_0000.pptx
pptx_20230216_105951_0000.pptxSyarif600129
 
Zat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat AdiktifZat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat AdiktifDianaksm11
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptdanangpamungkas11
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptHilmanAnbari2
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptmulyasaridiandra
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptxBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptxJavaSilviaHermayeni1
 
Lembar kerja siswa (lks) indikator asam basa
Lembar kerja siswa (lks) indikator asam basaLembar kerja siswa (lks) indikator asam basa
Lembar kerja siswa (lks) indikator asam basabbawor aji
 
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananKeamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananpembiayaanjaminankes
 

Similar to Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan (20)

Zat pengawet pada makanan toksikologi.ppt
Zat  pengawet pada makanan toksikologi.pptZat  pengawet pada makanan toksikologi.ppt
Zat pengawet pada makanan toksikologi.ppt
 
Zat Adiktif
Zat AdiktifZat Adiktif
Zat Adiktif
 
Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer Laporan larutan standar primer
Laporan larutan standar primer
 
Makalah bahan pengawet 1
Makalah bahan pengawet 1Makalah bahan pengawet 1
Makalah bahan pengawet 1
 
Mas didih
Mas didihMas didih
Mas didih
 
Uji Boraks
Uji BoraksUji Boraks
Uji Boraks
 
Praktikum uji makanan
Praktikum uji makananPraktikum uji makanan
Praktikum uji makanan
 
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
Laporan sistem ekskresi (kelompok 6)
 
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikanPkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
Pkm p-12-undip-fathin-chitosan pada sisik ikan
 
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
Uh 1 nutrisi seimbang part 1. part2, part 3
 
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETMAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
 
pptx_20230216_105951_0000.pptx
pptx_20230216_105951_0000.pptxpptx_20230216_105951_0000.pptx
pptx_20230216_105951_0000.pptx
 
Zat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat AdiktifZat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat Adiktif
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptxBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
 
Lembar kerja siswa (lks) indikator asam basa
Lembar kerja siswa (lks) indikator asam basaLembar kerja siswa (lks) indikator asam basa
Lembar kerja siswa (lks) indikator asam basa
 
Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pencernaan Pada ManusiaSistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pencernaan Pada Manusia
 
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makananKeamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
Keamanan Pangan hygiene dsanitasi makanan
 

Meneliti Kandungan Boraks Pada Makanan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang : Dengan semakin meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan akan sandang, kesehatan, papan, pangan, pendididikan dan lain sebagainya. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya dengan menambahkan bahan tambahan makanan dalam makanan dengan maksud untuk meningkatkan kualitas dari makanan tersebut. Yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan atau “Food Additives” menurut FAO/WHO dalam konggresnya di Roma pada tahun 1965 adalah bahan-bahan yang dapat ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dan biasanya dalam jumlah sedikit dengan maksud untuk memperbaiki warna, tekstur atau memperpanjang masa simpan (Murdiati, 1988). Bahan tambahan sintetik lebih banyak digunakan karena bahan tambahan sintetik mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat diproduksi secara besarbesaran, harganya murah, dlam konsentrasi, lebih stabil, penggunannya mudah, sehingga dapat dipergunakan dengan lebih effisien . Namun dalam pembuatan senyawa tersebut sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga memungkinkan terdapatnya senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan dan kadang-kadang bersifat karsinogenik yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan maupun manusia (Murdiati, 1988). Boraks merupakan bahan industri yang banyak digunakan untuk antiseptik atau zat pembersih (Dreisbach, 1980). Meskipun telah disebutkan dalam PERMENKES RI No 235/MENKES/VI/84 tentang bahan tambahan makanan, bahwa Natrium Tetraborate yang lebih dikenal dengan nama Boraks digolongkan dalam bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, tetapi pada kenyatannya masih banyak bentuk penyalahgunaan dari zat tersebut. Hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), menunjukkan bahwa Boraks banyak digunakan dalam pembuatan bakso, empek-empek, pangsit, mie ayam, batagor dan bakso celup (Subiyakto, 1991). Nevrianto (1991) menyebutkan bahwa Boraks dinyatakan dapat mengganggu keseahatan bila digunakan dalam makanan, misalnya mie, bakso kerupuk. Efek negatif yang ditimbulakn dapat berjalan lama meskipun yang digunakan dalam jumlah sedikit. Menurut Dreibach (1980) akibat yang ditimbulkan pada suatu organ tergantung pada konsentrasi yang mengenai organ tersebut. Organ tubuh yang dapat mengalami kerusakan paling menonjol akibat pemberian boraks adalah ginjal. 1
  • 2. B. Rumusan Masalah : Adakah kandungan boraks pada makanan yang di uji? C. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui kandungan boraks pada makanan yang di uji. D. Hipotesis : Ada kandungan boraks pada makanan yang di uji. 2
  • 3. BAB II DASAR TEORI Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus natrium tetraborat, berbentuk kristal lunak dengan pH = 9,5. Boraks merupakan senyawa kimia antara natrium hidroksida serta asam borat. Dalam industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptic kayu dan pengontrol kecoa. Secara bahasa jawa, boraks dikenal sebagai bleng. Bleng adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan makanan tradisional seperti karak dan gendar. Sinonimnya yaitu natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Struktur molekul boraks adalah dari menyambungkan BO2(OH) BO3(OH) dan segi tiga bidang empat yang terikat ke rantai dari bidang delapan air dan sodium. Boraks memiliki beberapa karakteristik: • Warna adalah putih jernih • Kilau seperti kaca • Kristal transparan (tembus cahaya) • System hablur adalah monoklin • Perpecahan sempurna di satu arah • Warna lapisan putih • Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan garam asam borat. Manfaat boraks Boraks biasanya digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptic kayu. Boraks ini banyak disalahgunakan oleh manusia sehingga menimbulkan bahaya. Boraks banyak disalahgunakan untuk pembuatan mie basah, lontong, bakso, kerupuk dan gendar. Boraks apabila terdapat pada makanan maka dalam jangka waktu lama akan terjadi penumpukan pada otak, hati, lemak dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah banyak dapat menyebabkan demam, depresi, kerusakan ginjal, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, pingsan, koma bahkan kematian. Bahaya boraks dapat diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lender. Dapat memberikan efek toksik. Pengaruhnya terhadap kesehatan: a. Tanda dan gejala akut Munah, diare, merah di lender, konvulsi dan dispersi SSP (Susunan Syaraf Pusat) b. Tanda dan gejala kronis Nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, gangguan SSP, bingung dan bodoh, anemia, rambut rontok dan kanker. Cirri-ciri makanan mengandung boraks: Bakso : • Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks • Bila digigit akan kembali ke bentuk semula • Tahan lama dan awet beberapa hari. 3
  • 4. • Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian baik di pinggir maupun di tengah. • Bau terasa tidak alami ada bau lain yang muncul. • Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bengkel. Gula merah: • Sangat keras dan susah dibelah • Terlihat butiran mengkilap di bagian dalam Lontong: • Teksturnya sangat kenyal • Dapat memberikan rasa getir Kerupuk: • Teksturnya sangat renyah • Dapat memberikan rasa getir Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini: karak/lempeng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk) mi, lontong, sebagai pengeras. ketupat, sebagai pengeras, bakso, sebagai pengawet dan pengeras serta kecap, sebagai pengawet 4
  • 5. BAB III METODE dan PENELITIAN A. Alat dan Bahan : -Alat : Cawan Petri Gelas Aqua Tissue Cawan Porselin Pipet Alat Tulis Parutan Botol Aqua -Bahan Saringan : Kunyit / Indikator Kunyit Mie Instan Bakso (Pentol) Roti Air Mineral 5
  • 6. B. Cara Kerja : 1. Membuat indikator dengan cara : o Kupas kunyit yang telah tersedia. o Parut kunyit tersebut dengan menggunakan parutan. o Campur parutan kunyit tersebut dengan air, lalu saring dengan menggunakan saringan. o Masukkan indikator kunyit tersebut ke dalam botol. 2. Menyelidiki kandungan boraks pada makanan : o Masukkan mie instan ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus. o Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata (dibuat sebagai larutan). o Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri. o Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan pipet. o Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji mengandung boraks. o Ulangi cara kerja no.2-6 dengan makanan yang di uji adalah pentol dan roti. o Catatlah hasil penelitian. 6
  • 7. BAB IV HASIL PENELITIAN A. DATA: KEADAAN SETELAH + INDIKATOR KUNYIT MAKANAN WARNA INDIKATOR BERUBAH Mie Instan -----  Pentol -----  Roti -----  WARNA INDIKATOR TETAP ANALISA DATA : Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa : - Larutan Mie Instan yang ditetesi indikator kunyit, warna indikator tidak berubah. - Larutan Pentol yang ditetesi indikator kunyit, warna indikator tidak berubah. - Larutan Roti yang ditetesi indikator kunyit, warna indikator tidak berubah. 7
  • 8. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN : Setelah melakukan percobaan ini, hipotesa tidak kami terima. Karena ternyata, bahan makanan uji coba kami tidak mengandung boraks. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat warna indikator yang telah di teteskan pada makanan uji coba tidak mengalami perubahan warna. Jikalau warna indikator yang di teteskan pada makanan uji coba mengalami perubahan warna, maka dapat dipastiakan bahwa makanan yang telah di uji coba tersebut mengandung boraks yang dapat mengancam kesehatan siapapun yang mengkonsumsinya. 8
  • 9. B. LAMPIRAN FOTO : Alat dan Bahan : Cawan Petri Gelas Aqua Tissue Cawan Poselin Pipet Parutan Botol Aqua Saringan Kunyit Mie Instan, Pentol, Roti Air Mineral Indikator Kunyit 9
  • 10. Langkah Kerja : Masukkan mie instan ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus. Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata (dibuat sebagai larutan). Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri. Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan pipet. Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji mengandung boraks. 10
  • 11. Masukkan pentol ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus. Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata (dibuat sebagai larutan). Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri. Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan pipet. Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji mengandung boraks. Masukkan roti ke dalam cawan porselin, lalu hancurkan sampai halus. Setelah halus, masukkan air mineral ke dalam cawan tersebut lalu aduk sampai rata (dibuat sebagai larutan). 11
  • 12. Tuangkan larutan tersebut ke dalam cawan petri. Setelah itu teteskan indikator kunyit ke dalam cawan petri dengan menggunakan pipet. Amati perubahan warna indikator, jika warna berubah makan makanan yang di uji mengandung boraks. 12
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Maryati, S.2006.Biologi SMA kelas XII.Jakarta:Erlangga Yani, Riana, dkk.2008.SMS Biologi 3A SMA kelas XII.Bandung:Rosda Syamsuri,Istamar.2004.Biologi untuk SMA kelas XII.Malang:Erlangga Aryulina,Dyah.2007.Biologi III.Jakarta:Esis http://yoza-fitriadi.blogspot.com/2011/01/laporan-penelitian-praktikum-kimia_24.html http://merita-9a31.blogspot.com/2008/10/penelitian-tentang-pengaruhpemberian_7912.html http://kesmas-unsoed.info/2011/03/pemeriksaan-boraks-pada-makanan-laporan-praktikumpmm.html http://udienz-ajaa.blogspot.com/2013/05/laporan-hasl-pemeriksaan-formalin.html http://google.com http://wikipedia.com 13