SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Korelasi Page 1
BAB 13
KORELASI
A. Pengerian Korelasi Linear Sederhana
Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linear antara
dua variabel atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900. Oleh sebab
itu terkenal dengan sebutan Korelasi Pearson Product Moment (PPM). Korelasi adalah
salah satu teknik analisis statistik yang paling banyak digunakan oleh para peneliti.
Hubungan antara dua variabel di dalam teknik korelasi bukanlah dalam arti
hubungan sebab akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan hubungan searah
saja. Hubungan sebab akibat, misalnya : orang yang bodoh dapat menyebabkan dirinya
miskin, sebaliknya orang yang miskin dapat menyebabkan dirinya bodoh. Jadi tidak jelas
mana yang menjadi penyebab dan mana yang menjadi akibat. Dalam korelasi hanya
dikenal hubungan searah saja (bukan timbal balik), misalnya : tinggi badan menyebabkan
berat badannya bertambah, tetapi berat badannya bertambah belum tentu menyebabkan
tinggi badannya bertambah pula. Akibatnya, dalam korelasi dikenal penyebab dan
akibatnya. Data penyebab atau yang mempengaruhi disebut variabel bebas. Dan data
akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Istilah bebas disebut juga dengan
independen (independent) yang biasanya dilambangkan dengan huruf X atau X1, X2, X3,
..., Xn ( tergantung banyaknya variabel bebas ). Sedangkan istilah terikat disebut juga
dependen ( dependent ), yang biasanya dilambangkan dengan huruf Y.
Analisis korelasi yang mencakup dua variabel X dan Y disebut analisis korelasi
linear sederhana (simple linear correlation), sedangkan yang mencakup lebih dari dua
variabel disebut analisis korelasi linear berganda (multiple linear correlation). Bentuk
hubungan antara variabel-variabel X dan Y dapat berupa :
1. Hubungan positif atau negatif
2. Hubungan linear atau non-linear (curvi-linear)
Hubungan kedua variabel X dan Y dikatakan positif bila perubahan yang terjadi
pada variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel Y pada arah yang
bersamaan. Misalnya, kalau pendapatan seseorang naik, maka jumlah barang yang dibeli
akan naik pula. Sebaliknya bila pendapatan turun, maka jumlah barang yang dibeli juga
turun. Hubungan kedua variabel X dan Y dikatakan negatif bila perubahan yang terjadi
pada variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel Y pada arah
Korelasi Page 2
yang berlawanan. Misalnya, makin banyak orang menggunakan minyak tanah untuk
bahan bakar, makin murah harga kayu bakar.
Hubungan antara variabel X dan variabel Y dikatakan linear bila hubungan itu
merupakan garis lurus, sedangkan hubungan itu dikatakan non-linear bila hubungan itu
berbentuk cekung atau cembung.
B. Koefisien Korelasi Linear Sederhana dan Penafsirannya
Analisis korelasi ini mengukur korelasi dua buah variabel yaitu variabel bebas (X)
dengan variabel tidak bebas (Y). Pengukuran pada umumnya dilakukan terdiri dari 2
bentuk, yaitu Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi
1. Perhitungan r2
dan r dengan metode kuadrat terkecil
a. Koefisien Determinasi (r2
)
Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terdapat variabel tidak bebas. Bila
koefisien determinasi r2
= 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh
sama sekali ( = 0% ) terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, bila koefisien
determinasi r2
= 1, berarti variabel tidak bebas 100% dipengaruhi oleh variabel
bebas. Karena itu letak r2
berada dalam selang ( interval ) antara 0 dan 1. Secara
aljabar dinyatakan :
0 ≀ π‘Ÿ2 ≀ 1
Koefisien Determinasi dapat dicari dengan perumusan sebagai berikut :
π‘Ÿ2
=
βˆ‘(π‘Œπ‘ βˆ’ π‘ŒΜ…)
2
βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘ŒΜ…)2
=
π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘—π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘˜π‘Žπ‘›
π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™
Atau dapat juga dengan cara berikut :
π‘Ÿ2 = 1 βˆ’
βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘Œπ‘)2
βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘ŒΜ…)2
= 1 βˆ’
π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘‘π‘–π‘—π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘˜π‘Žπ‘›
π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™
Dimana Yc (nilai taksiran atau perkiraan untuk Y) = a + bX
dengan 𝑏 =
𝑛(βˆ‘ 𝑋𝑖 π‘Œπ‘–)βˆ’(βˆ‘ 𝑋𝑖)(βˆ‘ π‘Œπ‘–)
𝑛(βˆ‘ 𝑋𝑖
2)βˆ’(βˆ‘ 𝑋𝑖)
2
dan π‘Ž =
βˆ‘ π‘Œβˆ’π‘(βˆ‘ 𝑋)
𝑛
Korelasi Page 3
b. Koefisien Korelasi (r)
π‘Ÿ = √ π‘Ÿ2
Koefisien korelasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur
derajat kerapatan hubungan kedua variabel X dan Y. Dengan koefisien korelasi
akan dapat diketahui apakah antara kedua variabel itu terdapat hubungan atatu
tidak. Suatu hubungan dikatakan sempurna, apabila koefisien korelasi = Β±1,
artinya hubungan itu sempurna positif atau negatif. Sebaliknya, suatu hubungan itu
dikatakan tidak sempurna, apabila koefisien korelasi r < +1 atau r > -1, artinya
hubungan itu tidak sempurna positif atau tidak sempurna negatif.
Tabel 13.1 Interpretasi dari nilai r menurut Husaini Usman dan R. Purnomo
Setiady Akbar
Secara aljabar dinyatakan : βˆ’1 ≀ π‘Ÿ ≀ +1
2. Perhitungan dengan metode product moment dari Karl Pearson
Untuk mencari Koefisien Korelasi dipergunakan rumus sebagai berikut :
π‘Ÿ =
𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)
√[π‘›βˆ‘ 𝑋2 βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2
] [𝑛 βˆ‘ π‘Œ2 βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2
]
Koefisien Determinasi dicari dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi. Jadi π‘Ÿ2
=
(π‘Ÿ)2
Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis
hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan
sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Pengujian Signifikansi
Korelasi yaitu βˆ’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
r Interpretasi
0 Tidak berkorelasi
0,01 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Agak rendah
0,61 – 0,80 Cukup
0,81 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi
Korelasi Page 4
Pengujian Koefisien Korelasi Populasi
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = π‘Ÿβˆš
𝑛 βˆ’ 2
1 βˆ’ π‘Ÿ2
dengan dk = n – 2 kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu βˆ’π‘‘ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀
𝑑 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan.
Contoh :
Diketahui data terhadap 5 responden untuk variabel :
X Y
1 4
2 3
3 5
4 7
5 6
Buktikanlah bahwa kedua variabel itu mempunyai hubungan linear yang positif.
Jawab :
Langkah-langkahnya :
1. Buktikan atau asumsikan bahwa kedua variabel itu mempunyai data yang normal
dan dipilih secara acak.
2. Ha dan H0 dalam bentuk kalimat.
a. Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan Y
b. H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X
dan Y
3. Hipotesis statistiknya
a. 𝐻 π‘Ž ∢ π‘Ÿ β‰  0
b. 𝐻0 ∢ π‘Ÿ = 0
4. Buat tabel sebagai penolong untuk menghitung r
X Y XY X2
Y2
1 4 4 1 16
2 3 6 4 9
3 5 15 9 25
4 7 28 16 49
5 6 30 25 36
Jumlah 15 25 83 55 135
Korelasi Page 5
5. Menghitung rhitung dengan menggunakan product momen
π‘Ÿ =
𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œβˆ’(βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ)
√[π‘›βˆ‘ 𝑋2βˆ’(βˆ‘ 𝑋)
2
][π‘›βˆ‘ π‘Œ2βˆ’(βˆ‘ π‘Œ)
2
]
π‘Ÿ =
5(83)βˆ’(15)(25)
√[5(55)βˆ’(152)][5(135)βˆ’(252)
π‘Ÿ =
415βˆ’375
√[275βˆ’225][675βˆ’625]
π‘Ÿ =
40
√(50)(50)
π‘Ÿ =
40
50
π‘Ÿ = 0,8
6. Tetapkan taraf signifikansinya ( yaitu 𝛼 = 0,05 )
7. Kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu :
Ha : signifikan
H0 : tidak signifikan
Jika βˆ’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
8. dk = n – 2 = 5 – 2 = 3
Dengan 𝛼 = 0,05 dari tabel r kritis Pearson didapat nilai rtabel = 0,878
9. Ternyata βˆ’0,8778 < 0,8 < 0,878 , sehingga H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
10. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel
X dan Y
11. Jika diminta, maka besarnya sumbangan variabel X terhadap Y adalah :
0,82 Γ— 100% = 64%, sedangkan sisanya yang 34 % ditentukan oleh variabel
lainnya.
Catatan :
Type equation here.Jika tidak ingin menggunakan rtabel, maka dapat uji signifikansi r,
dapat pula menggunakan ttabel, sebagai pengganti langkah 5),7),8) dan 9). Langkah-
langkahnya sebagai berikut :
5. thitung dicari dengan rumus :
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = π‘Ÿβˆš
π‘›βˆ’2
1βˆ’π‘Ÿ2
Korelasi Page 6
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 0,8√
5βˆ’2
1βˆ’(0,82)
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 0,8√
3
0,36
π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 2,309
6. Tetapkan taraf signifikansinya ( yaitu 𝛼 = 0,05 )
7. Menentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu :
Jika βˆ’π‘‘ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ 𝑑 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
8. dk = n – 2 = 5 – 2 = 3
dengan menggunakan taraf signifikansi maka dari tabel t didapat ttabel = 3,182
9. Ternyata βˆ’3,182 < 2,309 < 3,182, sehingga H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
Korelasi Page 7
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Akdon dan Riduwan .2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.
Dajan, Anto, 1986. β€œPengantar Metode Statistik Jilid II”. Jakarta : LP3ES .
Furqon. 1999. Statistika Terapan Untuk Penelitian. AFABETA:Bandung
Gaspersz, Vincent. 1989. Statistika. Armico:Bandung
Hamid, H.M. Akib dan Nar Herrhyanto. 2008. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Harinaldi, 2005. β€œPrinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains”. Jakarta : Erlangga.
Hasan, M. Iqbal. 2011. Pokok – Pokok Materi Statistika 1 ( Statistik Deskriptif ). Jakarta :
PT Bumi Aksara
Herrhyanto, Nar. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2004. Statistika Lanjutan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pasaribu, Amudi. 1975. Pengantar Statistik. Gahlia Indonesia : Jakarta
Rachman,Maman dan Muchsin . 1996. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang : CV.
IKIP Semarang Press
Riduwan . 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Saleh,Samsubar. 1998. STATISTIK DESKRIPTIP. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Siregar,Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : Rajawali Pers.
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi statistika dalam Penelitian. pustaka
ceria : Bandung
Subana,dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Pustaka Setia:Bandung
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada.Jakarta
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Sudjana, M.A., M.SC.2005. METODE STATISTIKA. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Supranto, 1994. β€œStatistik Teori dan Aplikasi Jilid 2”. Jakarta : Erlangga.
Usman, Husaini & Setiady Akbar, Purnomo.2006. PENGANTAR STATISTIKA. Yogyakarta:
BUMI AKSARA.
Walpole, Ronald E, 1995. β€œPengantar Statistik Edisi Ke-4”. Jakarta : PT Gramedia.

More Related Content

What's hot

Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)jayamartha
Β 
Statistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluangStatistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluangYusuf Ahmad
Β 
Ppt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhanaPpt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhanaLusi Kurnia
Β 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMNila Aulia
Β 
Sebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersamaSebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersamaWelly Dian Astika
Β 
Uji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikUji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikIpma Zukemi
Β 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
Β 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERMella Imelda
Β 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialSilvia_Al
Β 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
Β 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional Ig Fandy Jayanto
Β 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)1724143052
Β 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya State University of Medan
Β 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum Rossi Fauzi
Β 
Analisa korelasi ganda
Analisa korelasi gandaAnalisa korelasi ganda
Analisa korelasi gandaFeri Chandra
Β 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITCabii
Β 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenBAIDILAH Baidilah
Β 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
Β 
Stat matematika II (1)
Stat matematika II (1)Stat matematika II (1)
Stat matematika II (1)jayamartha
Β 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
Β 

What's hot (20)

Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)
Β 
Statistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluangStatistika - Distribusi peluang
Statistika - Distribusi peluang
Β 
Ppt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhanaPpt korelasi sederhana
Ppt korelasi sederhana
Β 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Β 
Sebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersamaSebaran peluang-bersama
Sebaran peluang-bersama
Β 
Uji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikUji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasik
Β 
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 6. Integral ( Kalkulus 1 )
Β 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
Β 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Β 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
Β 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional
Β 
Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)Teori bilangan (induksi matematika)
Teori bilangan (induksi matematika)
Β 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Β 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
Β 
Analisa korelasi ganda
Analisa korelasi gandaAnalisa korelasi ganda
Analisa korelasi ganda
Β 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
Β 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Β 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Β 
Stat matematika II (1)
Stat matematika II (1)Stat matematika II (1)
Stat matematika II (1)
Β 
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Bab 8. Fungsi Transenden ( Kalkulus 1 )
Β 

Viewers also liked

Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)rizka_safa
Β 
Hipotesis(11)
Hipotesis(11)Hipotesis(11)
Hipotesis(11)rizka_safa
Β 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)rizka_safa
Β 
Regresi(12)
Regresi(12)Regresi(12)
Regresi(12)rizka_safa
Β 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)rizka_safa
Β 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)rizka_safa
Β 
Ukuran letak(6)
Ukuran letak(6)Ukuran letak(6)
Ukuran letak(6)rizka_safa
Β 
Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)rizka_safa
Β 

Viewers also liked (8)

Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Pengertian dasar dalam_statistika(1)
Β 
Hipotesis(11)
Hipotesis(11)Hipotesis(11)
Hipotesis(11)
Β 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)
Β 
Regresi(12)
Regresi(12)Regresi(12)
Regresi(12)
Β 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Β 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Β 
Ukuran letak(6)
Ukuran letak(6)Ukuran letak(6)
Ukuran letak(6)
Β 
Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)
Β 

Similar to Korelasi Analisis

Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaDia Cahyawati
Β 
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi SederhanaAnalisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi SederhanaAgung Anggoro
Β 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxEvikurniafitri
Β 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rsRizkisetiawan13
Β 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresirukmono budi utomo
Β 
Pengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxPengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxAngraArdana
Β 
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliahregresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliaharlinfachrina
Β 
Makalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhanaMakalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhanaLusi Kurnia
Β 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhananur cendana sari
Β 
Analisis korelasi sederhana
Analisis korelasi sederhanaAnalisis korelasi sederhana
Analisis korelasi sederhanaPuty Dewi
Β 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdffitriunissula
Β 
Konsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptxKonsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptxRoronoaZorro7
Β 
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhanaAnalisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhanaGandi Wibowo
Β 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxDepriZon1
Β 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaDwi Mardianti
Β 
Korelasi product-moment
Korelasi product-momentKorelasi product-moment
Korelasi product-momentPrimadina Cahyati
Β 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDepriZon1
Β 

Similar to Korelasi Analisis (20)

Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhana
Β 
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi SederhanaAnalisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Β 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
Β 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
Β 
Makalah Korelasi
Makalah KorelasiMakalah Korelasi
Makalah Korelasi
Β 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresi
Β 
Pengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxPengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docx
Β 
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliahregresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
Β 
Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4
Β 
Makalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhanaMakalah korelasi sederhana
Makalah korelasi sederhana
Β 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
Β 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
Β 
Analisis korelasi sederhana
Analisis korelasi sederhanaAnalisis korelasi sederhana
Analisis korelasi sederhana
Β 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Β 
Konsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptxKonsep Uji Korelasi.pptx
Konsep Uji Korelasi.pptx
Β 
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhanaAnalisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Β 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptx
Β 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
Β 
Korelasi product-moment
Korelasi product-momentKorelasi product-moment
Korelasi product-moment
Β 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
Β 

More from rizka_safa

13. korelasi
13. korelasi13. korelasi
13. korelasirizka_safa
Β 
12. regresi
12. regresi12. regresi
12. regresirizka_safa
Β 
11. hipotesis
11. hipotesis11. hipotesis
11. hipotesisrizka_safa
Β 
9. konsep distribusi peluang kontinu
9. konsep distribusi peluang kontinu9. konsep distribusi peluang kontinu
9. konsep distribusi peluang kontinurizka_safa
Β 
8. distribusi peluang diskrit
8. distribusi peluang diskrit8. distribusi peluang diskrit
8. distribusi peluang diskritrizka_safa
Β 
7. momen, kemiringan dan keruncingan
7. momen, kemiringan dan keruncingan7. momen, kemiringan dan keruncingan
7. momen, kemiringan dan keruncinganrizka_safa
Β 
6. ukuran letak
6. ukuran letak6. ukuran letak
6. ukuran letakrizka_safa
Β 
5. ukuran dispersi
5. ukuran dispersi5. ukuran dispersi
5. ukuran dispersirizka_safa
Β 
4. ukuran tendensi sentral
4. ukuran tendensi sentral4. ukuran tendensi sentral
4. ukuran tendensi sentralrizka_safa
Β 
3. penyajian data dalam diagram
3. penyajian data dalam diagram3. penyajian data dalam diagram
3. penyajian data dalam diagramrizka_safa
Β 
2. penyajian data dalam tabel
2. penyajian data dalam tabel2. penyajian data dalam tabel
2. penyajian data dalam tabelrizka_safa
Β 
1. pengertian dasar dalam statistika
1. pengertian dasar dalam statistika1. pengertian dasar dalam statistika
1. pengertian dasar dalam statistikarizka_safa
Β 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)rizka_safa
Β 
Ukuran tendensi sentral(4)
Ukuran tendensi sentral(4)Ukuran tendensi sentral(4)
Ukuran tendensi sentral(4)rizka_safa
Β 
Penyajian data dalam_diagram(3)
Penyajian data dalam_diagram(3)Penyajian data dalam_diagram(3)
Penyajian data dalam_diagram(3)rizka_safa
Β 
Penyajian data dalam_tabel(2)
Penyajian data dalam_tabel(2)Penyajian data dalam_tabel(2)
Penyajian data dalam_tabel(2)rizka_safa
Β 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasirizka_safa
Β 
Hipotesis
HipotesisHipotesis
Hipotesisrizka_safa
Β 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinuMenginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinurizka_safa
Β 

More from rizka_safa (20)

13. korelasi
13. korelasi13. korelasi
13. korelasi
Β 
12. regresi
12. regresi12. regresi
12. regresi
Β 
11. hipotesis
11. hipotesis11. hipotesis
11. hipotesis
Β 
9. konsep distribusi peluang kontinu
9. konsep distribusi peluang kontinu9. konsep distribusi peluang kontinu
9. konsep distribusi peluang kontinu
Β 
8. distribusi peluang diskrit
8. distribusi peluang diskrit8. distribusi peluang diskrit
8. distribusi peluang diskrit
Β 
7. momen, kemiringan dan keruncingan
7. momen, kemiringan dan keruncingan7. momen, kemiringan dan keruncingan
7. momen, kemiringan dan keruncingan
Β 
6. ukuran letak
6. ukuran letak6. ukuran letak
6. ukuran letak
Β 
5. ukuran dispersi
5. ukuran dispersi5. ukuran dispersi
5. ukuran dispersi
Β 
4. ukuran tendensi sentral
4. ukuran tendensi sentral4. ukuran tendensi sentral
4. ukuran tendensi sentral
Β 
3. penyajian data dalam diagram
3. penyajian data dalam diagram3. penyajian data dalam diagram
3. penyajian data dalam diagram
Β 
2. penyajian data dalam tabel
2. penyajian data dalam tabel2. penyajian data dalam tabel
2. penyajian data dalam tabel
Β 
1. pengertian dasar dalam statistika
1. pengertian dasar dalam statistika1. pengertian dasar dalam statistika
1. pengertian dasar dalam statistika
Β 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Β 
Ukuran tendensi sentral(4)
Ukuran tendensi sentral(4)Ukuran tendensi sentral(4)
Ukuran tendensi sentral(4)
Β 
Penyajian data dalam_diagram(3)
Penyajian data dalam_diagram(3)Penyajian data dalam_diagram(3)
Penyajian data dalam_diagram(3)
Β 
Penyajian data dalam_tabel(2)
Penyajian data dalam_tabel(2)Penyajian data dalam_tabel(2)
Penyajian data dalam_tabel(2)
Β 
Korelasi
KorelasiKorelasi
Korelasi
Β 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
Β 
Hipotesis
HipotesisHipotesis
Hipotesis
Β 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinuMenginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu
Β 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
Β 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
Β 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
Β 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Β 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
Β 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Β 

Korelasi Analisis

  • 1. Korelasi Page 1 BAB 13 KORELASI A. Pengerian Korelasi Linear Sederhana Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linear antara dua variabel atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900. Oleh sebab itu terkenal dengan sebutan Korelasi Pearson Product Moment (PPM). Korelasi adalah salah satu teknik analisis statistik yang paling banyak digunakan oleh para peneliti. Hubungan antara dua variabel di dalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan sebab akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan hubungan searah saja. Hubungan sebab akibat, misalnya : orang yang bodoh dapat menyebabkan dirinya miskin, sebaliknya orang yang miskin dapat menyebabkan dirinya bodoh. Jadi tidak jelas mana yang menjadi penyebab dan mana yang menjadi akibat. Dalam korelasi hanya dikenal hubungan searah saja (bukan timbal balik), misalnya : tinggi badan menyebabkan berat badannya bertambah, tetapi berat badannya bertambah belum tentu menyebabkan tinggi badannya bertambah pula. Akibatnya, dalam korelasi dikenal penyebab dan akibatnya. Data penyebab atau yang mempengaruhi disebut variabel bebas. Dan data akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Istilah bebas disebut juga dengan independen (independent) yang biasanya dilambangkan dengan huruf X atau X1, X2, X3, ..., Xn ( tergantung banyaknya variabel bebas ). Sedangkan istilah terikat disebut juga dependen ( dependent ), yang biasanya dilambangkan dengan huruf Y. Analisis korelasi yang mencakup dua variabel X dan Y disebut analisis korelasi linear sederhana (simple linear correlation), sedangkan yang mencakup lebih dari dua variabel disebut analisis korelasi linear berganda (multiple linear correlation). Bentuk hubungan antara variabel-variabel X dan Y dapat berupa : 1. Hubungan positif atau negatif 2. Hubungan linear atau non-linear (curvi-linear) Hubungan kedua variabel X dan Y dikatakan positif bila perubahan yang terjadi pada variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel Y pada arah yang bersamaan. Misalnya, kalau pendapatan seseorang naik, maka jumlah barang yang dibeli akan naik pula. Sebaliknya bila pendapatan turun, maka jumlah barang yang dibeli juga turun. Hubungan kedua variabel X dan Y dikatakan negatif bila perubahan yang terjadi pada variabel X akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel Y pada arah
  • 2. Korelasi Page 2 yang berlawanan. Misalnya, makin banyak orang menggunakan minyak tanah untuk bahan bakar, makin murah harga kayu bakar. Hubungan antara variabel X dan variabel Y dikatakan linear bila hubungan itu merupakan garis lurus, sedangkan hubungan itu dikatakan non-linear bila hubungan itu berbentuk cekung atau cembung. B. Koefisien Korelasi Linear Sederhana dan Penafsirannya Analisis korelasi ini mengukur korelasi dua buah variabel yaitu variabel bebas (X) dengan variabel tidak bebas (Y). Pengukuran pada umumnya dilakukan terdiri dari 2 bentuk, yaitu Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi 1. Perhitungan r2 dan r dengan metode kuadrat terkecil a. Koefisien Determinasi (r2 ) Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terdapat variabel tidak bebas. Bila koefisien determinasi r2 = 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali ( = 0% ) terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, bila koefisien determinasi r2 = 1, berarti variabel tidak bebas 100% dipengaruhi oleh variabel bebas. Karena itu letak r2 berada dalam selang ( interval ) antara 0 dan 1. Secara aljabar dinyatakan : 0 ≀ π‘Ÿ2 ≀ 1 Koefisien Determinasi dapat dicari dengan perumusan sebagai berikut : π‘Ÿ2 = βˆ‘(π‘Œπ‘ βˆ’ π‘ŒΜ…) 2 βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘ŒΜ…)2 = π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘—π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘˜π‘Žπ‘› π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ Atau dapat juga dengan cara berikut : π‘Ÿ2 = 1 βˆ’ βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘Œπ‘)2 βˆ‘(π‘Œ βˆ’ π‘ŒΜ…)2 = 1 βˆ’ π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘‘π‘–π‘—π‘’π‘™π‘Žπ‘ π‘˜π‘Žπ‘› π‘‰π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ Dimana Yc (nilai taksiran atau perkiraan untuk Y) = a + bX dengan 𝑏 = 𝑛(βˆ‘ 𝑋𝑖 π‘Œπ‘–)βˆ’(βˆ‘ 𝑋𝑖)(βˆ‘ π‘Œπ‘–) 𝑛(βˆ‘ 𝑋𝑖 2)βˆ’(βˆ‘ 𝑋𝑖) 2 dan π‘Ž = βˆ‘ π‘Œβˆ’π‘(βˆ‘ 𝑋) 𝑛
  • 3. Korelasi Page 3 b. Koefisien Korelasi (r) π‘Ÿ = √ π‘Ÿ2 Koefisien korelasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur derajat kerapatan hubungan kedua variabel X dan Y. Dengan koefisien korelasi akan dapat diketahui apakah antara kedua variabel itu terdapat hubungan atatu tidak. Suatu hubungan dikatakan sempurna, apabila koefisien korelasi = Β±1, artinya hubungan itu sempurna positif atau negatif. Sebaliknya, suatu hubungan itu dikatakan tidak sempurna, apabila koefisien korelasi r < +1 atau r > -1, artinya hubungan itu tidak sempurna positif atau tidak sempurna negatif. Tabel 13.1 Interpretasi dari nilai r menurut Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar Secara aljabar dinyatakan : βˆ’1 ≀ π‘Ÿ ≀ +1 2. Perhitungan dengan metode product moment dari Karl Pearson Untuk mencari Koefisien Korelasi dipergunakan rumus sebagai berikut : π‘Ÿ = 𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ) √[π‘›βˆ‘ 𝑋2 βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2 ] [𝑛 βˆ‘ π‘Œ2 βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2 ] Koefisien Determinasi dicari dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi. Jadi π‘Ÿ2 = (π‘Ÿ)2 Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Pengujian Signifikansi Korelasi yaitu βˆ’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. r Interpretasi 0 Tidak berkorelasi 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak rendah 0,61 – 0,80 Cukup 0,81 – 0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi
  • 4. Korelasi Page 4 Pengujian Koefisien Korelasi Populasi π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = π‘Ÿβˆš 𝑛 βˆ’ 2 1 βˆ’ π‘Ÿ2 dengan dk = n – 2 kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu βˆ’π‘‘ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ 𝑑 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. Contoh : Diketahui data terhadap 5 responden untuk variabel : X Y 1 4 2 3 3 5 4 7 5 6 Buktikanlah bahwa kedua variabel itu mempunyai hubungan linear yang positif. Jawab : Langkah-langkahnya : 1. Buktikan atau asumsikan bahwa kedua variabel itu mempunyai data yang normal dan dipilih secara acak. 2. Ha dan H0 dalam bentuk kalimat. a. Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan Y b. H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan Y 3. Hipotesis statistiknya a. 𝐻 π‘Ž ∢ π‘Ÿ β‰  0 b. 𝐻0 ∢ π‘Ÿ = 0 4. Buat tabel sebagai penolong untuk menghitung r X Y XY X2 Y2 1 4 4 1 16 2 3 6 4 9 3 5 15 9 25 4 7 28 16 49 5 6 30 25 36 Jumlah 15 25 83 55 135
  • 5. Korelasi Page 5 5. Menghitung rhitung dengan menggunakan product momen π‘Ÿ = 𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œβˆ’(βˆ‘ 𝑋)(βˆ‘ π‘Œ) √[π‘›βˆ‘ 𝑋2βˆ’(βˆ‘ 𝑋) 2 ][π‘›βˆ‘ π‘Œ2βˆ’(βˆ‘ π‘Œ) 2 ] π‘Ÿ = 5(83)βˆ’(15)(25) √[5(55)βˆ’(152)][5(135)βˆ’(252) π‘Ÿ = 415βˆ’375 √[275βˆ’225][675βˆ’625] π‘Ÿ = 40 √(50)(50) π‘Ÿ = 40 50 π‘Ÿ = 0,8 6. Tetapkan taraf signifikansinya ( yaitu 𝛼 = 0,05 ) 7. Kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu : Ha : signifikan H0 : tidak signifikan Jika βˆ’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. 8. dk = n – 2 = 5 – 2 = 3 Dengan 𝛼 = 0,05 dari tabel r kritis Pearson didapat nilai rtabel = 0,878 9. Ternyata βˆ’0,8778 < 0,8 < 0,878 , sehingga H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. 10. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan Y 11. Jika diminta, maka besarnya sumbangan variabel X terhadap Y adalah : 0,82 Γ— 100% = 64%, sedangkan sisanya yang 34 % ditentukan oleh variabel lainnya. Catatan : Type equation here.Jika tidak ingin menggunakan rtabel, maka dapat uji signifikansi r, dapat pula menggunakan ttabel, sebagai pengganti langkah 5),7),8) dan 9). Langkah- langkahnya sebagai berikut : 5. thitung dicari dengan rumus : π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = π‘Ÿβˆš π‘›βˆ’2 1βˆ’π‘Ÿ2
  • 6. Korelasi Page 6 π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 0,8√ 5βˆ’2 1βˆ’(0,82) π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 0,8√ 3 0,36 π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 2,309 6. Tetapkan taraf signifikansinya ( yaitu 𝛼 = 0,05 ) 7. Menentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu : Jika βˆ’π‘‘ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ ≀ π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” ≀ 𝑑 π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. 8. dk = n – 2 = 5 – 2 = 3 dengan menggunakan taraf signifikansi maka dari tabel t didapat ttabel = 3,182 9. Ternyata βˆ’3,182 < 2,309 < 3,182, sehingga H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan.
  • 7. Korelasi Page 7 DAFTAR PUSTAKA Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara Akdon dan Riduwan .2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta. Dajan, Anto, 1986. β€œPengantar Metode Statistik Jilid II”. Jakarta : LP3ES . Furqon. 1999. Statistika Terapan Untuk Penelitian. AFABETA:Bandung Gaspersz, Vincent. 1989. Statistika. Armico:Bandung Hamid, H.M. Akib dan Nar Herrhyanto. 2008. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka. Harinaldi, 2005. β€œPrinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains”. Jakarta : Erlangga. Hasan, M. Iqbal. 2011. Pokok – Pokok Materi Statistika 1 ( Statistik Deskriptif ). Jakarta : PT Bumi Aksara Herrhyanto, Nar. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2004. Statistika Lanjutan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Pasaribu, Amudi. 1975. Pengantar Statistik. Gahlia Indonesia : Jakarta Rachman,Maman dan Muchsin . 1996. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang : CV. IKIP Semarang Press Riduwan . 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta. Saleh,Samsubar. 1998. STATISTIK DESKRIPTIP. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Siregar,Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : Rajawali Pers. Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi statistika dalam Penelitian. pustaka ceria : Bandung Subana,dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Pustaka Setia:Bandung Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada.Jakarta Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Sudjana, M.A., M.SC.2005. METODE STATISTIKA. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Supranto, 1994. β€œStatistik Teori dan Aplikasi Jilid 2”. Jakarta : Erlangga. Usman, Husaini & Setiady Akbar, Purnomo.2006. PENGANTAR STATISTIKA. Yogyakarta: BUMI AKSARA. Walpole, Ronald E, 1995. β€œPengantar Statistik Edisi Ke-4”. Jakarta : PT Gramedia.