SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Download to read offline
Komisi Nasional Pengelolaan
Rantai Pasok Ikan
Togar M. Simatupang
Institut Teknologi Bandung
29 Mei 2017
Kilasan
• Latar Belakang
• Isu-isu Sistem Perikanan
• Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)
• Pendekatan Rantai Pasok Ikan
• Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan
• Rencana Implementasi
• Penutup
2
Latar Belakang (1)
• Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP-KKP) bekerjasama dengan
baik untuk mengurangi aksi pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia.
• Pemerintah masih memprioritaskan aspek keamanan, walaupun ikan di kawasan perairan
Indonesia melimpah.
• Estimasi total ikan di laut Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 45 Tahun 2011 tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara RI jumlahnya mencapai 6,5 juta ton. Angka ini telah dikoreksi menjadi lebih dari
9 juta ton.
• Industri perikanan diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi nasional di tengah situasi
ekonomi dunia yang tengah lesu.
• Kelimpahan ikan baru sebatas potensi dan hingga kini belum berhasil dipindahkan ke kapal-kapal
nelayan Indonesia.
3
Latar Belakang (2)
• Secara keseluruhan jumlah nelayan di Indonesia diperkirakan sebanyak 2,17 juta (hanya 0,87
persen dari jumlah tenaga kerja Indonesia).
• Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2015 tentang pungutan hasil perikanan, dirasakan
sangat memberatkan para pemilik kapal.
• Pungutan hasil perikanan (PHP) atas izin penangkapan ikan untuk kapal penangkapan ikan, untuk skala kecil dari 1,5
persen menjadi 5 persen, skala menengah dari 2 persen menjadi 10 persen, dan skala besar dari 2,5 persen menjadi
25 persen.
• Bagaimana meningkatkan kemampuan mengelola potensi produktivitas ikan secara berkeadilan
dan lestari?
• Kuncinya adalah pembenahan urusan hulu-hilir perikanan. Pembenahan pasar termasuk industri
pengolahan ikan menjadi mesin penggerak dan diselaraskan dengan perbaikan hulu untuk
mempercepat akurasi data dan skema reformasi perizinan.
• Rantai pasok berbasis transaksi tidak dapat diandalkan dan sudah saatnya dikembangkan rantai
pasok berbasis tanggung-jawab yang dapat menjamin volume pasokan yang bermutu dengan
harga yang stabil.
4
Isu-Isu Sistem Perikanan (1)
• Kinerja Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah keberhasilannya dalam
meningkatkan stok ikan hingga melimpah pada saat ini.
• Kajian terbaru Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan
Republik Indonesia (WPP RI), potensi angka tangkap ikan meningkat dari 6,5 juta ton pada tahun
2011 menjadi 9,9 juta ton pada tahun 2016.
• Keberhasilan meningkatkan beragam jumlah spesies perikanan itu antara lain karena suksesnya
kebijakan untuk memberantas pencurian ikan di kawasan perairan Indonesia.
• Potensi sumber daya ikan yang terdapat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dapat dikelola
sebesar-besarnya untuk kepentingan nasional dan masyarakat di Tanah Air.
• Saat ini tidak banyak armada kapal ikan berukuran besar berbendera Indonesia yang mampu
untuk mengoptimalkan sumber daya ikan di kawasan laut lepas.
• Melimpahnya tangkapan nelayan pada saat ini perlu memerhatikan kebutuhan industri
pengolahan yang kekurangan bahan baku yang berkualitas.
5
Isu-Isu Sistem Perikanan (2)
• Banyaknya tangkapan nelayan tidak berarti bisa untuk kebutuhan industri antara lain karena
banyaknya jenis ikan yang ditangkap.
• Standar mutu tangkapan nelayan dinilai relatif tidak bisa digunakan untuk industri pengolahan.
• Saat ini banyak pihak yang tertarik untuk menginvestasikan “cold storage” (tempat pendingin
untuk menyimpan ikan hasil tangkapan para nelayan) guna membantu industri pengolahan di
Tanah Air.
• Pengembangan industri perikanan khususnya unit pengolahan ikan (UPI) yang tersebar di
berbagai daerah membutuhkan pasokan listrik untuk operasionalisasi serta pembenahan
konektivititas guna mengurangi beban logistik.
• Dari sebanyak 61.603 unit UPI yang ada di Indonesia, hanya sekitar 1,2 persen atau 718 unit yang
merupakan UPI skala besar.
• Berdasarkan jenis olahannya, UPI skala besar dan menengah didominasi 59 persen oleh UPI jenis
olahan ikan beku, sedangkan 36 persen UPI skala mikro-kecil adalah UPI jenis olahan ikan asin.
6
Isu-Isu Sistem Perikanan (3)
• Berdasarkan volumenya, UPI skala besar-menengah mengolah 414.735 ton ikan beku pada tahun
2015, dan UPI skala mikro-kecil mengolah 2.028.651 ton ikan asin pada periode yang sama.
• Penggantian alat tangkap yang ramah lingkungan untuk menggantikan cantrang yang kerap
digunakan banyak nelayan di sejumlah daerah perlu segera dipercepat.
• Tidak memadainya peralatan tangkap, teknik penangkapan, teknik penanganan, dan
penyimpanan di atas kapal yang tidak efisien mempengaruhi kecepatan pembusukan setelah
penangkapan. Produk perikanan punya sifat mudah rusak, baik fisik maupun kimia.
• Tidak tersedianya jaminan akses pasar dan rendahnya kecocokan pasokan dan permintaan.
• Sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan pemanfaatan Iptek dan pemahaman tentang
inovasi yang rendah dan semakin berkurangnya sumberdaya manusia yang produktif.
• Tidak tersedianya jaminan akses modal, tidak tersedia teknologi yang memadai, dan sarana
infrastuktur yang tidak memadai.
• Pengurusan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang lama.
7
Sistem Logistik Ikan Nasional
8
Pengertian
• Sistem Logistik Ikan Nasional, yang selanjutnya disingkat SLIN adalah
sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan
dan alat produksi, serta informasi mulai dari pengadaan,
penyimpanan, sampai dengan distribusi, sebagai suatu kesatuan dari
kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem
produksi perikanan hulu-hilir, pengendalian disparitas harga, serta
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
9
Rencana Induk SLIN
Meningkatkan kapasitas
dan stabilisasi sistem
produksi dan pemasaran
perikanan nasional.
Memperkuat dan
memperluas konektivitas
antara sentra produksi hulu,
produksi hilir, dan
pemasaran secara efisien.
Meningkatkan efisiensi
manajemen rantai pasokan
ikan, bahan dan alat
produksi, serta informasi dari
hulu sampai dengan hilir.
Komponen
SLIN
Pengadaan Penyimpanan Transportasi Distribusi
Pengelolaan produksi dan pemasaran di bidang perikanan
Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana di bidang perikanan
Pengembangan iptek, dan peningkatan kapasitas SDM di bidang perikanan
Pemanfaatan dan pengembangan TIK di bidang perikanan
Pengembangan jasa logistik di bidang perikanan
Pengembangan kelembagaan di bidang perikanan
Strategi
SLIN
Tujuan
SLIN
10
Operasionalisasi pengelolaan SLIN
Pusat
Produksi
Pusat
Pengumpulan
Pusat
Distribusi
Lokasi Pengelolaan SLIN:
Pengadaan Penyimpanan Distribusi Pemasaran
Fungsi Operator Utama:
Operator Pendukung:
Nelayan; Pembudidaya Ikan; Pedagang Pengumpul; dan
Penyedia jasa logistik
Distributor; Pengolah Ikan;
Perusahaan Pengolahan Ikan; Pemasar/Pengecer;
Penyedia Jasa Logistik
11
Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) untuk mendukung
program prioritas nasional
Medan
Pakanbaru
Palembang
Lampung
Jakarta
Surabaya Makasar
Kendari
Banggai
Ambon
Bitung
Ternate
Sorong
Balikpapan
Toli-Toli
Banyuwangi
Jember
Semarang
Tasikmalaya
Serang
Lamongan
Bandung
Sukabumi
Bogor
Bau-Bau
Buton
Aceh
LIN UP4BMP3EI
MINAPOLITAN, MP3KI-PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN
BERBASIS
KAWASAN &
PRODUK
UNGGULAN
Ket : 2013
2014
Tahap selanjutnya
Timika
Merauke
Sumber: Supriatna, A. (2014), “Pengelolaan dan Pelaksanaan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Ditjen P2PH”,
Rapat Teknis Pembinaan dan Pengembangan Sarana Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan.
12
KENAPA SLIN TIDAK EFEKTIF?
• SLIN tidak digunakan sebagai instrumen penentu dalam
menghubungkan kepastian pasar dengan jaminan pasokan, sehingga
insentif tidak memadai, data tidak termuktahirkan, dan akhirnya
prakarsa tidak berkembang;
• Mekanisme tata kelola SLIN belum sinergis dengan instansi khusus
yang punya ukuran kinerja, sehingga tingkat keseriusan yang rendah;
• Sistem data dan informasi belum terbangun dan belum digital,
sehingga sulit berkembang.
13
 SLIN hanya untuk kepentingan pusat dan
lemahnya inisiatif dan minimnya dukungan
pelaku di daerah dalam memperhatikan
keterbatasn kapasitas daerah.
 Rendahnya keterkaitan atau konektivitas
antar kawasan pusat pengumpulan dan pusat
distribusi.
 Kelembagaan masih lemah dan sistem
pemantauan imlementasi belum berjalan
serta belum ada kaitan evalyasu dengan
perencanaan selanjutnya.
 SLIN menjadi beban operator dan belum
optimalnya insentif pelaksanaan SLIN.
 Keterbatasan akses informasi logistik.
 Perhatian ujicoba masih terfokus pada ikan
beku.
 Infrastruktur logistik yang belum optimal.
 Rendahnya nilai tambah produk logistik ikan.
• Pembinaan pemerintah daerah untuk berperan dalam
pengembangan Sistem Logistik Ikan Daerah yang menjadi
kebutuhan untuk memecahkan persoalan kapasitas rantai
logistik ikan lokal.
• Penataan pias (jalur) nasional dalam mengurangi
kesenjangan antara pusat pengumpulan dan pusat
distribusi sesuai dengan potensi dan daya dukung
lingkungan.
• Pengembangan sistem tata kelola (governansi) logistik
yang baku untuk kepentingan nasional dilengkapi dengan
spesifikasi lokal dalam mendukung sistem perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan perencanaan masa depan.
• Fasilitasi investasi usaha logistik dan pengembangan
indikator kinerja sistem logistik untuk mendukung insentif
dan disinsentif.
• Pengembangan sistem informasi logistik antar pelaku
sistem logistik nasonal.
• Pengembangan ujicoba logistik ikan segar, olahan, dan
budidaya.
• Pembangunan infrastruktur logistik sebagai bagian dari
insentif untuk meningkatkan ketersediaan dan stabilitas
harga.
• Pemanfaatan inovasi teknologi dalam peningkatan nilai
tambah produk logistik ikan.
KONDISI SAAT INI HARAPAN KE DEPAN
Perbaikan Implementasi SLIN
14
PERLU FASILITASI DARI PEMERINTAH
• Dengan berbagai keterbatasan dan kelebihan yang ada, industri
perikanan terus tetap memerlukan jaminan pasokan;
• Bukan hanya menjalankan SLIN tetapi diperlukan sistem inovasi untuk
peningiatan nilai tambah bagi kesejahteraan bersama;
• Perlu dikelola oleh instansi multisektor yang mempunyai tugas dan
fungsi secara sinergis;
• Instansi ini akan menjadi rujukan pengembangan rantai pasok ikan
nasional.
15
Prioritas Nasional (PN) dan Program Nasional yang
berkaitan dengan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan
Prioritas Nasional Program Prioritas
Pendidikan • Pendidikan Vokasi
Pengembangan Dunia Usaha • Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja
• Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai Tambah
Tinggi
Ketahanan Pangan • Peningkatan Produksi Ikan
• Pembangunan Sarana dan Prasarana Perikanan
Penanggulangan Kemiskinan • Pemenuhan Kebutuhan Dasar
• Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi
Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman • Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi
• Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika
Pembangunan Wilayah • Pembangunan Perdesaan
16
Pendekatan Rantai Pasok Ikan
17
Biaya Rantai Pasok dan Margin
18
Nelayan dan
Pemilik Kapal
Bakul Ikan Pengolah Ikan DistributorAgen Pabrik
Nelayan melakukan
produksi dengan
menangkap ikan
Distributor
mengirimkanproduk
ikan ke pasar dan
pengecer
Bakul mengumpulkan
ikan dari kapal dan
mengirim ke pasar
Agen pengolahan atau
pabrik membeliikan
dari bakul ikan dan
mengirimkanke pabrik
Pengolah melakukan
pengirisan, pembekuan,
dan penjaminan mutu
produk ikan
Laba distributor:
Biaya = y *f + y*t
Pendapatan = y*r
Laba = Pendapatan-Biaya
y = volume penjualan
f = harga pabrik
t = biaya transpor
r = harga jual
Biaya = (v*p) + vc+(fc*n)
R = y*f
v = volume pengadaan ikan
mentah
p = harga beli ikan per kg berat
hidup
vc = biaya variabel
fc = biaya tetap
n = jumlah pabrik pengolahan
y = volume penjualan
F = harga jual ikan
Biaya = (v*p1) + (vc*k) + (fc*k)
+ (cc*k)
R = v* p
v = volume ikan yang dibeli
p1 = harga yang dibayar ke
bakul per per kg
vc = biaya variabel rata-rata
fc = biaya tetap
cc = biaya kesempatan modal
untuk sebuah agen
k = jumlah agen
R = pendapatan total
p = harga yang dibayar pabrik
per kg ikan.
Biaya = (v*p2) + (r*p2) + (fc*n)
+ (cc*n)
R = (v*p1) + (r*p3)
v = volume ikan yang dibeli
oleh bakul
r = ikan yang ditolak oleh agen
p2 = harga yang dibayar ke
nelayan
p3 = harga jual ikan yang
ditolak di pasar lokal
vc = biaya variabel rata-rata
fc = biaya tetap
cc = biaya kesempatan modal
untuk sebuah bakul
n = jumlah bakul
R = pendapatan total
Laba pemilikkapal
Biaya = vc + fc + cc
R = (v1*p2) + (r1*p3)
v 1= volume ikan yang dijual ke
bakul
r1 = ikan yang ditolak oleh
bakul
p2 = harga yang dibayar oleh
bakul
p3 = harga jual ikan yang
ditolak di pasar lokal
vc = biaya variabel tenaga kerja
dan bahan bakar
fc = biaya tetap peralatan,
lisensi, dan pajak
cc = biaya kesempatan modal
R = pendapatan total
Apakah volume yang dibutuhkan pasar terpenuhi dengan mutu yang terjamin?
Apakah margin di antara para pelaku berkeadilan?
Apakah terjadi disparitas harga antara hulu dan hilir?
Apakah dapat dilakukan penghematan biaya?
Jenis Rantai Pasokan Ikan
Rantai Pasok
Berorientasi Transaksi
Rantai Pasok
Berorientasi Kapasitas
Rantai Pasok
Berorientasi Integrasi
Penyimpanan
Pengadaan
Transportasi
Distribusi
Penyimpanan
Pengadaan
Transportasi
Distribusi
Penyimpanan
Pengadaan
Transportasi
Distribusi
Ranah kewenangan
Provinsi dan Wilayah
Pengelolaan Perikanan
Ranah kewenangan
Pusat dan Antar Wilayah
Pengelolaan Perikanan
• Transaksi niaga sesuai pasar lokal.
• Kepentingan masing-masing untuk
meningkatkan margin.
• Tidak ada koordinasi antar pelaku
sepanjang rantai logistik.
• Kementerian hanya menjadi
regulator dan pengawas.
• Transaksi niaga sesuai pasar klaster.
• Kepentingan bersama untuk
meningkatkan kapasitas.
• Ada koordinasi pemecahan masalah
lokal.
• Inisiatif daerah dengan dukungan
kementerian.
• Kontrak niaga sesuai pasar nasional.
• Kepentingan bersama untuk menjamin
ketersediaan dan stabilisasi harga.
• Ada koordinasi penjaminan mutu dan
kestabilan harga.
• Inisiatif kementerian dengan pelaksana
operator koodinator. 19
Tingkat Kedewasaan Tatakelola Rantai Pasokan
Ikan
Tatakelola rantai pasokan
perikanan yang
bertanggung jawab
adalah suatu prinsip
yang berstandar
internasional bersifat
sukarela dan global
untuk mencapai rantai
pasok perikanan yang
lestari.
Transaksional:
berdagang dan
sendiri-sendiri
Bertanggung-
Jawab:
patuh dan
beretika
Terpadu:
transparan dan
berstandar
Cerdas:
cepat tanggap
dan inovatif
Tatakelola rantai pasok
terintegrasi adalah
transparansi ketelusuran
aliran barang, aliran
informasi permintaan
dan persediaan, dan
aliran keuangan di
sepanjang titik rantai
pasokan.
20
Pentahapan Pengembangan Rantai Pasokan
Ikan
Status Saat ini
Rendahnya tingkat
kerjasama dan
keterhubungan
Bertanggung-
Jawab
• Berbagi informasi
• Perbaikan SOP
• Kepatuhan
Berkapasitas
• Kerjasama
peningkatan
kapasitas logistik
Terintegrasi
• Sistem informasi
logistik ikan
• Kemampulacakan
• Standarisasi
Cerdas
• Jaringan indera
• Cepat tanggap
• Inovatif
21
Tingkat
Kedewasaan
Upaya
Pengembangan
Arsitektur Logistik Efektif
Mutu Tinggi – Biaya Rendah – Waktu Antar Pendek
Integrasi Hulu-Hilir Governansi Hulu-Hilir Proses (SOP) Standar Kapasitas Logistik
Nilai Tambah dan Daya Saing
Kerjasama, Insentif, Infrastruktur, ITK, SDM, Kelembagaan, Jasa Logistik
22
Manajemen rantai pasokan (MRP) menyangkut pengelolaan kegiatan dan hubungan di dalam perusahaan, dengan pemasok, dengan
pelanggan, atau rantai pasokan secara keseluruhan.
Dimensi MRP adalah:
• Koordinasi kegiatan bisnis di dalam pelaku
• Kerjasama kegiatan bisnis antar pelaku atau agen rantai pasok
Konsep Kreasi Rantai Nilai Ikan
Kreasi Nilai:
1. Peningkatan Kapasitas Rantai Logistik
2. Peningkatan Integrasi Rantai Pasok
3. Efektivitas Tata Kelola Rantai Pasok
Ko-Kreasi:
1. Inovasi bersama dan
terbuka
2. Kemitraan
3. Pembiayaan
Kemampuan:
1. Transparansi
2. Standarisasi
3. Sertifikasi
4. Ketelusuran
Tawaran Pengungkit Nilai:
Isu-Isu Logistik Ikan:
1. Ketidakstabilan pasokan
dan sumberdaya ikan
2. Disparitas geografi,
ketersediaan, dan harga
3. Lemahnya partisipasi
perbaikan mutu
Kreasi Nilai Sosial:
1. Kestabilan pasokan ikan
dan harga
2. Efisien rantai pasokan dan
kelestarian ekosistem
3. Penciptaan usaha baru dan
pendapatan yang
berkeadilan
Penyimpanan Distribusi
Transportasi
Pengadaan
Rantai Pasokan
Terintegrasi
hulu-hilir
Kapasitas
Rantai Logistik
Tata kelola rantai
pasokan
23
Portofolio Rencana Induk SLIN
SEKTOR HULU SEKTOR HILIR
PERIKANAN TANGKAP
PERIKANAN BUDIDAYA
PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL
PERIKANAN
KONSUMEN
Konsumsi Ikan
Industri Pengolahan Ikan
Tuna
Tongkol
Cakalang
(TTC),
kembung,
bandeng
Tuna
Tongkol
Cakalang
(TTC),
kembung,
bandeng
Keterkaitan fungsional
(integrasi) rantai pasok hulu
hilir dengan kesatuan tindakan
dalam ikanan kelembagaan
Kondisi yang diharapkan:
ada jaminan ketersediaan
pasokan, peningkatan harga di
level produsen, stabilitasi harga
antar musim
Pentahapan Pengembangan
Sistem Logistik Ikan:
1. Bertanggung-jawab
2. Transparansi
3. Standarisari
4. Sertifikasi
5. Stabilisasi
6. Inovasi
7. Kecerdasan
Rancang Bangun Sistem Logistik:
1. Pengelolaan produksi dan
pemasaran
2. Sarana dan Prasarana
3. Iptek dan kapasitas SDM
4. Teknologi informasi dan
komunikasi
5. Jasa logistik
6. Kelembagaan
Dukungan prakarsa pemangku
kepentingan lokal dalam
mewujudkan ketahanan pangan
ikan daerah dan kerjasama
dengan prakarsa nasional sistem
logistik yang terintegrasi..
Kebijakan Prioritas Produk:
1. Bahan baku: TTC, kembung,
bandeng
2. Ikan beku melalui rantai
pendingin (cold storage)
24
Rancang Bangun SLIN
Tujuan
Sasaran
Strategi
Program
Meningkatkan kapasitas dan
stabilisasi sistem produksi dan
pemasaran perikanan nasional.
Memperkuat dan memperluas
konektivitas antara sentra
produksi hulu, produksi hilir, dan
pemasaran secara efisien.
Meningkatkan efisiensi
manajemen rantai pasokan ikan,
bahan dan alat produksi, serta
informasi dari hulu sampai
dengan hilir.
Terwujudnya peningkatan
kapasitas dan stabilisasi sistem
produksi dan pemasaran
Terwujudkan penguatan dan
perluasan konektivitas antara
sentra produksi hulu, produksi
hilir, dan pemasaran
Terwujudnya efisiensi
manajemen rantai pasokan ikan,
bahan dan alat produksi, serta
informasi dari hulu sampai hilir
Pengelolaan
produksi dan
pemasaran di
bidang perikanan
Penyediaan dan
pengembangan
sarana dan
prasarana
Pengembangan
iptek, dan
peningkatan
kapasitas SDM
Pemanfaatandan
pengembangan
TIK di bidang
perikanan
Pengembangan
jasa logistik di
bidang perikanan
Pengembangan
kelembagaandan
tata kelola di
bidang perikanan
• Integrasi pias
atau jalur
logistik nasional
dari produksi ke
pemasaran
• Pembinaan
pengembangan
sistem logistik
ikan daerah
• Sistem standar
mutu dan
keamanan serta
sertifikasi
• Penyediaan
sarana dan
prasarana
logistik
pendingin
• Pengembangan
inovasi iptek
produksi,
pemasaran, dan
logistik
perikanan
• Pengembangan
pendidikan,
pelatihan, dan
penyuluhan di
bidang
produksi,
pemasaran, dan
logistik
• Penyediaan dan
diseminasi
informasi
produksi dan
pemasaran
• Pengembangan
sistem
informasi
manajemen
logistik ikan
nasional
• Pengembangan
sistem
ketelusuran
• Pengembangan
usaha dan
investasi bidang
jasa logistik
perikanan
• Jaringan
layanan
penyedia jasa
logistik
perikanan
• Pemberian
insentif bagi
jasa penyedia
logistik
• Pengembangan
kelembagaan
pengelolaan
SLIN
• Pembentukan
kelembagaan
pendukung SLIN
pada tingkat
pusat, provinsi,
dan
kota/kabupaten
• Tata kelola
akuntabilitas
kelembagaan 25
Tata Kelola
Implementasi
pengembangan SLIN
dilakukan secara sinergi dan
terpadu di seluruh daerah
dengan dua pendekatan:
• Atas-bawah:
pengembangan pias
logistik ikan nasional yang
dipilih berdasarkan
potensi integrasi sentra
produksi dan konsumsi.
• Bawah-atas:
pengembangan sistem
logistik ikan daerah
menuju pemberdayaan
komoditi keunggulan
daerah dan ketahanan
pangan ikan.
Kebijakan tata kelola:
• Penyelarasan kepentingan
pelaku dalam SLIN dengan
prinsip kerjasama.
• Pengembangan,
implementasi, dan
replikasi untuk mencapai
tujuan termasuk
sertifikasi.
Kajian Kelayakan
Rencana Tindak
Implementasi
Pemantauan dan Evaluasi
Sosialisasi, kemitraan saling menguntungkan, pelatihan, sistem ukuran kinerja, teknologi
Tahapan 1-6 bulan 7-12 bulan 13-18 bulan 19-24 bulan
Kajian Kelayakan
Kerjasama
Rencana Tindak
Implementasi
Pemantauan
dan Evaluasi
Tahapan Pengembangan Program SLIN
26
Komisi Nasional Pengelolaan Rantai
Pasok Ikan
27
Menimbang
• Pembenahan sistem perikanan bukan hanya untuk mendorong
produktivitas ikan tetapi juga menjamin ketersediaan produk ikan
pada tingkat industri dan konsumen.
• Pemerintah perlu untuk mendirikan komisi nasional pengelolaan
rantai pasok ikan yang terdiri dari jejaring kerjasama konsorsium yang
terdiri dari organisasi bisnis, pemerintah, lembaga ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan klaster nelayan yang terdaftar dalam rangka
menjamin ketersediaan ikan dengan mutu dan harga yang stabil yang
berdampak pada peningkatan sumber pendapatan masyarakat,
kecukupan gizi, dan pelestarian lingkungan.
28
Landasan Hukum (1)
• Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
• Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya
mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
• Pasal 25 (1) Usaha perikanan dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan, meliputi praproduksi, produksi, pengolahan, dan
pemasaran.
• Pasal 25B (1) Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan pemasaran usaha perikanan baik di dalam
negeri maupun ke luar negeri.
• Pasal 25C (3) Ketentuan mengenai pembinaan, pemberian fasilitas, kebersamaan, dan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
• Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan
Petambak Garam.
• Pasal 4 Lingkup pengaturan Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam meliputi: a.
perencanaan; b. penyelenggaraan perlindungan; c. penyelenggaraan pemberdayaan; d. pendanaan dan pembiayaan; e. pengawasan;
dan f. partisipasi masyarakat.
• Sistem rantai dingin adalah penerapan teknik pendinginan paling tinggi 4 C (empat derajat Celcius) sesuai dengan jenis
hasil Perikanan yang dilakukan secara terus menerus sejak penangkapan/pemanenan, penanganan, pengolahan, dan
pendistribusian sampai pada konsumen tanpa mengubah struktur dan bentuk dasar.
• Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting.
29
Landasan Hukum (2)
• Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia.
• Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Sistem Logistik Ikan Nasional.
• Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang
Berlaku Pada Kementerian Kelautan dan Perikanan.
• Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional.
• Perbaikan distribusi dan logistik hasil perikanan dan penguatan daya saing.
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
• Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 81a/M/Kp/III/2011 tentang Pembentukan Program Pengembangan
Pusat Unggulan Iptek.
• Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian
dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
• Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pengalokasian Sebagian Pendapatan Badan Usaha untuk
Peningkatan Kemampuan Perekayasaan, Inovasi, dan Difusi Teknologi.
30
Asas-Asas Komisi Nasional
• Penciptaan iklim kondusif harus sesuai dengan asas gotong royong
dan merit dan tergabung dalam suatu konsorsium dengan
akuntabilitas yang tinggi.
• Azas-azas:
• Komitmen
• Gotong royong
• Sistem Merit
• Berkeadilan
• Akuntabilitas
31
Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok
Ikan
• Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan adalah lembaga yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengelolaan sinergi yang
harmoni antar jaringan pasokan dan pasar untuk hasil laut Indonesia
yang lebih berdaya saing.
32
Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok
Ikan
Pasar
Distribusi
dan
Industri
Perikanan
Produksi
dan
Persediaan
Aliran Ikan
terpadu dari hulu
ke hilir
Prasarana (infrastruktur)
Sistem Informasi
Kelembagaan
Sarana
Sistem Inovasi
Kompetensi SDM
33
Fungsi Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan
1. Menata dan memfasilitasi jaringan kerjasama berbasis kontrak antar usaha pemasok ikan di hulu dan industri pengolahan ikan dan pasar ikan di
hilir secara terpadu dan berkelanjutan.
2. Mengoordinasi dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi dan litbang untuk
mengatasi hambatan yang terjadi pada tataran kebijakan, kelembagaan, maupun teknis yang dapat mengganggu aliran ikan dari hulu ke hilir.
3. Membantu menyelesaikan benturan kepentingan yang terjadi di antara anggota konsorsium.
4. Mendorong peningkatan infrastruktur rantai pasok yang sesuai kebutuhan seperti pelabuhan ikan, tempat pelelangan, industri pendukung, rantai
pasok dingin, industri pasca panen, dan unit pengolahan ikan.
5. Menata dan membina pengembangan sumberdaya manusia terampil melalui pelatihan, sertifikasi, dan pendidikan yang relevan.
6. Meningkatkan sarana dan alih teknologi dalam rangka penyediaan kapal, peralatan tangkap dan alat komunikasi untuk mendukung upaya
penangkapan ikan dengan tingkat produktivitas yang tinggi.
7. Menata kelembagaan yang dibutuhkan untuk mendukung komitmen dari para angggota konsorsium sehingga tercipta jejaring kerjasama yang
layak dan iklim kerja yang kondusif.
8. Membangun industri perikanan yang kuat dan berskala besar dengan melibatkan industri termasuk pembentukan kluster industri pasca panen
ikan, klaster industri proses, serta klaster industri sarana prasarana.
9. Meningkatkan sistem inovasi melalui pengelolaan dana riset dan pengembangan untuk membangun rantai nilai dari hulu ke hilir yang efisien dan
efektif dan peningkatan nilai tambah produk perikanan dalam rangka menjaga ekosistem melalui budidaya dan kontrak yang terstruktur.
10. Menata, mengembangkan, dan menjalankan sistem informasi rantai pasok ikan termasuk sistem pemantauan dan evaluasi, sistem dokumentasi,
dan sistem lacak dan telusur.
34
Tugas
• Mengoordinasi dengan instansi berwenang melakukan pengelolaan rantai pasok ikan terpadu yang menciptakan kepastian
pasar dengan jaminan pasokan ikan yang bermutu;
• Membuka akses yang lebih luas kepada nelayan untuk memasarkan hasil tangkapannya, khususnya mendistribusikan ikan
dari timur Indonesia ke Pulau Jawa, di mana banyak terdapat industri perikanan yang membutuhkan pasokan bahan baku.
• Melakukan perencanaan, penentuan rute lintasan distribusi ikan yang menghubungkan titip produksi ke titik konsumsi,
pemantauan dan evaluasi, dan penertiban terhadap penyimpangan;
• Melakukan rekrutmen anggota konsorsium dan dan pemutusan kontrak;
• Mengawasi kontrak kerja, pelaksanaan, dan kinerja anggota konsorsium;
• Meningkatkan inovasi pada rantai pasok ikan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana riset dan pengembangan;
• Melakukan terobosan dalam mengatasi hambatan regulasi, sarana, dan prasarana;
• Melakukan pengembangan kelembagaan, sumberdaya manusia, dan sistem informasi;
• Mendorong semakin banyak pengusaha lokal yang turut berpartisipasi dan berinvestasi di bidang logistik khusus hasil
kelautan dan perikanan; dan
• Melakukan tindakan-tindakan perbaikan berkelanjutan.
35
Wewenang
• Penyusunan rencana nasional terkait struktur rantai pasok ikan terpadu;
• Perumusan norma dan pelaksanaan kebijakan di bidang kontrak kerja dan standar terkait
dengan produksi, pengadaan, persediaan, dan distribusi, dan pengendalian harga;
• Koordinasi perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan rantai pasok;
• Penetapan kriteria anggota konsorsium;
• Penetapan sistem rekrutmen dan sistem pelaporan dalam kegiatan pengelolaan rantai
pasok ikan;
• Fasilitasi perlindungan hak kekayaan intelektual dari sistem inovasi yang dijalankan;
• Permintaan informasi tentang kegiatan rantai pasok kepada anggota konsorsium; dan
• Pelaksanaan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang dalam
melakukan pengelolaan rantai pasok ikan.
36
Kewajiban
• Melaksanakan pengelolaan rantai pasok ikan sebagai intermediasi
antara kepastian pasar dan jaminan pasokan pada himpunan rute
yang layak.;
• Memberikan informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan
hasil pengelolaan rantai pasok ikan yang ditanganinya;
• Menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Menteri Kelauran dan
Perikanan;
• Menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan
asas-asas yang telah diatur.
37
Manfaat Anggota Konsorsium Rantai Pasok
• Melakukan usaha pada segmen rantai pasok tertentu;
• Mendapatkan daerah melaut di Wilayah Pengelolaan Perikananan
(WPP);
• Merupakan bagian dari jaringan angkutan dari pelabukan ke
pelabuhan;
• Mendapatkan alokasi margin keuntungan; dan
• Mendapatkan akses inovasi, alih teknologi, permodalan, dan
peningkatan kompetensi sumberdaya manusia.
38
Kewajiban Anggota Konsorsium Rantai Pasok
• Bagi perusahaan atau lembaga yang mendapatkan penugasan khusus dari
Pemerintah sebagai anggota konsorisum rantai pasok, wajib melakukan
investasi dalam bentuk penyertaan langsung pada Komisi Pengelolaan
Rantai Pasok sekitar X% dari harapan pendapatan.
• Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, perusahaan atau lembaga
menerima Sertifikat Anggota Rantai Pasok.
• Setiap anggota agar memasukkan alokasi dana riset dan pengembangan.
Besarnya tarif dana riset dan pengembangan dengan pertimbangan, antara
lain: (i) risiko yang dijamin, (ii) biaya administrasi umum, operasional dan
pemasaran; dan (iii) keuntungan.
• Setiap anggota berkomitmen melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
39
Rencana Implementasi Rantai Pasok
Ikan
40
Peta Jalan SLIN
Bertanggung-jawab
Tranparansi: registrasi, sistem informasi, dan ketelusuran
Standarisasi
Sertifikasi
Stabilisasi
2016
2017
2018
2020
2019
41
Rencana Aksi Sistem Rantai Pendingin
2016 2017 2018 2019 2020
FASILITASI
Pengembangan
infrastruktur
sistem rantai
dingin
STANDARISASI
Penjaminan
mutu, standar,
dan keamanan
hasil perikanan
INTEGRASI
Pengembangan
kerjasama dan
ketelusuran
sistem rantai
dingin
SERTIFIKASI
Penjaminan
mutu, standar,
dan keamanan
hasil perikanan
STABILISASI
penyangga
persediaan (buffer
stock) sehingga harga
bahan baku ikan bagi
industri pengolahan
dapat lebih stabil. 42
Mekanisme Peningkatan Kapasitas Logistik
Pendingin
Identifikasi Rantai
Nilai Sistem
Pendingin
Penghilangan
Pemborosan dan
Kerugian
Penambahan Nilai
melalui jaminan mutu
dan pengemasan dan
jaminan mutu
43
Kartu Portofolio Program
Sifat kerjasama:
 Peningkatan Integrasi nasional
(fishery integration project)
 Penguatan Kapasitas daerah
(fishery improvement project)
Tingkat intervensi:
 Nasional
 Regional
 Lokal
Tingkat kesulitan:
 Tinggi
 Sedang
 Rendah
Partisipasi Dukungan
Pemangku kepentingan:
 Pusat
 Provinsi
 Kota/kabupaten
 Operator Utama
 Operator Pendukung
 Komunitas
 LSM
Jenis program:
 Pengelolaan produksi dan
pemasaran
 Sarana dan Prasarana
 Pengembangan Iptek dan
Kompetensi SDM
 Pemanfaatan TIK
 Jasa Logistik
 Kelembagaan dan Tata Kelola
Ketersediaan:
 Sekarang
 Dalam rencana
Jenis dukungan:
 Rancangan dan Kelayakan
 Operasi dan Manajemen
 Alih teknologi
 Pemantauan dan evaluasi
Sifat dukungan:
 Hibah
 Pinjaman
 Teknis
 Sertifikat
Kebutuhan pembiayaan
bersama:
 Ya
 Tidak
44
Penutup
• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri
Perikanan Nasional merupakan dasar utama bagi pembentukan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan.
• Semangat utama adalah sistem rantai pasok harus dikelola oleh sebuah badan independen yang
bertanggung-jawab menciptakan keselarasan antara kepastian pasar dan jaminan pasokan sehingga industri
perikanan dapat berkembang berbasiskan pada rantai pasok yang bertanggung-jawab.
• Terjemahan semangat yang kedua dalam pelaksanaan sistem rantai pasok adalah menjamin kontinuitas
pasokan ikan yang bermutu sekaligus melestarikan lingkungan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi
daerah dan menjamin keberlangsungan perusahaan yang terlibat pada rantai pasok ikan.
• Beberapa program yang perlu dikembangkan oleh Komisi Pengelolaan Rantai Pasok antara lain menciptakan
sistem rantai pasok yang berkeadilan, memberikan akses pasar bagi pelaku rantai pasok, meningkatkan
koompetensi sumberdaya manusia, meningkatkan kapasitas dan kualitas kelembagaan, mendorong
penyelesaian dan peningkatan infrastruktur, mendorong pengembangan teknologi dan hasil inovasi,
mengendalikan alokasi anggaran sehingga efisiensi, dan meningkatkan kapasitas Komisi Pengelolaan Rantai
Pasok.
45
Terima Kasih
46

More Related Content

What's hot

Power point ppg Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
Power point  ppg  Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MMPower point  ppg  Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
Power point ppg Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MMLiz Rößler
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangHendra Wiguna
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Cahya Panduputra
 
Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)
Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)
Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)Togar Simatupang
 
Usulan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan
Usulan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok IkanUsulan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan
Usulan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok IkanTogar Simatupang
 
Teknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananTeknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananRizka Came
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanDidi Sadili
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikandadangsopian05
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptelissofi
 
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...CIFOR-ICRAF
 
Sosialisasi pemberdayaan nelayan 21
Sosialisasi pemberdayaan nelayan 21Sosialisasi pemberdayaan nelayan 21
Sosialisasi pemberdayaan nelayan 21PemdesKarangtawang
 

What's hot (20)

Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Ekosistem pesisir
Ekosistem pesisirEkosistem pesisir
Ekosistem pesisir
 
Power point ppg Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
Power point  ppg  Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MMPower point  ppg  Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
Power point ppg Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Konservasi laut
Konservasi lautKonservasi laut
Konservasi laut
 
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 
Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)
Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)
Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)
 
Potensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidayaPotensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidaya
 
1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan
 
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan IkanBiologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
 
Usulan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan
Usulan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok IkanUsulan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan
Usulan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan
 
Teknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikananTeknologi penanganan hasil perikanan
Teknologi penanganan hasil perikanan
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikan
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
 
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
 
Planktonologi
PlanktonologiPlanktonologi
Planktonologi
 
Sosialisasi pemberdayaan nelayan 21
Sosialisasi pemberdayaan nelayan 21Sosialisasi pemberdayaan nelayan 21
Sosialisasi pemberdayaan nelayan 21
 

Similar to Konsorsium Layanan Rantai Pasok Ikan

Peta jalan Sistem Logistik Ikan Nasional
Peta jalan Sistem Logistik Ikan NasionalPeta jalan Sistem Logistik Ikan Nasional
Peta jalan Sistem Logistik Ikan NasionalTogar Simatupang
 
Sinergi Lintas Sektor dan Politik Anggaran dalam Mendukung Pembangunan Sumber...
Sinergi Lintas Sektor dan Politik Anggaran dalam Mendukung Pembangunan Sumber...Sinergi Lintas Sektor dan Politik Anggaran dalam Mendukung Pembangunan Sumber...
Sinergi Lintas Sektor dan Politik Anggaran dalam Mendukung Pembangunan Sumber...Dadang Solihin
 
TATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB.pdf
TATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB.pdfTATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB.pdf
TATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB.pdfMuhammadRidhatullah
 
Logistik Maritim Ekspor Ikan Ver3
Logistik Maritim Ekspor Ikan Ver3Logistik Maritim Ekspor Ikan Ver3
Logistik Maritim Ekspor Ikan Ver3Togar Simatupang
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptxMidaSaragihEcoNusaID
 
3 Roren KKP - Renstra KKP 2020-2024.pdf
3 Roren KKP - Renstra KKP 2020-2024.pdf3 Roren KKP - Renstra KKP 2020-2024.pdf
3 Roren KKP - Renstra KKP 2020-2024.pdfGusRaja1
 
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembagaPaparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembagaudinbelang1
 
Industrialisasi kp feb 1012
Industrialisasi kp feb 1012Industrialisasi kp feb 1012
Industrialisasi kp feb 1012Sunoto Mes
 
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptxRencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptxzulfaalya1
 
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANANINDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANANSunoto Mes
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhanVOCATIONAL HIGH SCHOOL KAINUI SERUI
 
PPTANP ujian terbuka 19 Juni 2013 new1
PPTANP ujian terbuka 19 Juni  2013 new1PPTANP ujian terbuka 19 Juni  2013 new1
PPTANP ujian terbuka 19 Juni 2013 new1ignatiuswirawan
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
 
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxKelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxUliCristina
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
 
Manajemen perikanan
Manajemen perikananManajemen perikanan
Manajemen perikananfendypurnomo
 
1-151031154917-lva1-app6891.pptx
1-151031154917-lva1-app6891.pptx1-151031154917-lva1-app6891.pptx
1-151031154917-lva1-app6891.pptxmuhammadsahir5
 
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013KPDT
 

Similar to Konsorsium Layanan Rantai Pasok Ikan (20)

Peta jalan Sistem Logistik Ikan Nasional
Peta jalan Sistem Logistik Ikan NasionalPeta jalan Sistem Logistik Ikan Nasional
Peta jalan Sistem Logistik Ikan Nasional
 
Sinergi Lintas Sektor dan Politik Anggaran dalam Mendukung Pembangunan Sumber...
Sinergi Lintas Sektor dan Politik Anggaran dalam Mendukung Pembangunan Sumber...Sinergi Lintas Sektor dan Politik Anggaran dalam Mendukung Pembangunan Sumber...
Sinergi Lintas Sektor dan Politik Anggaran dalam Mendukung Pembangunan Sumber...
 
TATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB.pdf
TATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB.pdfTATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB.pdf
TATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB.pdf
 
Logistik Maritim Ekspor Ikan Ver3
Logistik Maritim Ekspor Ikan Ver3Logistik Maritim Ekspor Ikan Ver3
Logistik Maritim Ekspor Ikan Ver3
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
2021-07-15_James Abrahamsz_Diskusi Tematik Jaring Nusa KTI.pptx
 
3 Roren KKP - Renstra KKP 2020-2024.pdf
3 Roren KKP - Renstra KKP 2020-2024.pdf3 Roren KKP - Renstra KKP 2020-2024.pdf
3 Roren KKP - Renstra KKP 2020-2024.pdf
 
Sos dak 2012 kelautan & perikanan
Sos dak 2012   kelautan & perikananSos dak 2012   kelautan & perikanan
Sos dak 2012 kelautan & perikanan
 
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembagaPaparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
Paparan staf ahli_menteri_bidang_kemasyarakatan_dan_hubungan_antar_lembaga
 
Industrialisasi kp feb 1012
Industrialisasi kp feb 1012Industrialisasi kp feb 1012
Industrialisasi kp feb 1012
 
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptxRencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan.pptx
 
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANANINDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
 
PPTANP ujian terbuka 19 Juni 2013 new1
PPTANP ujian terbuka 19 Juni  2013 new1PPTANP ujian terbuka 19 Juni  2013 new1
PPTANP ujian terbuka 19 Juni 2013 new1
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
 
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxKelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
 
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanPengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairan
 
Manajemen perikanan
Manajemen perikananManajemen perikanan
Manajemen perikanan
 
1-151031154917-lva1-app6891.pptx
1-151031154917-lva1-app6891.pptx1-151031154917-lva1-app6891.pptx
1-151031154917-lva1-app6891.pptx
 
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013
 

More from Togar Simatupang

Global Value Chain in the Agrifood Sector
Global Value Chain in the Agrifood SectorGlobal Value Chain in the Agrifood Sector
Global Value Chain in the Agrifood SectorTogar Simatupang
 
Global Value Chain (GVC) in the Digital Economy
Global Value Chain (GVC) in the Digital EconomyGlobal Value Chain (GVC) in the Digital Economy
Global Value Chain (GVC) in the Digital EconomyTogar Simatupang
 
Introductory Session to Global Value Chain
Introductory Session to Global Value ChainIntroductory Session to Global Value Chain
Introductory Session to Global Value ChainTogar Simatupang
 
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor LogistikPeningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor LogistikTogar Simatupang
 
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene) Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene) Togar Simatupang
 
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifPengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifTogar Simatupang
 
Tinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
Tinjauan Kurikulum Program Studi KewirausahaanTinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
Tinjauan Kurikulum Program Studi KewirausahaanTogar Simatupang
 
Pengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia IndonesiaPengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia IndonesiaTogar Simatupang
 
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanPeran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanTogar Simatupang
 
Penulisan Akademis dan Desain Penelitian
Penulisan Akademis dan Desain PenelitianPenulisan Akademis dan Desain Penelitian
Penulisan Akademis dan Desain PenelitianTogar Simatupang
 
Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
Registrasi Sumber Daya Peralatan KonstruksiRegistrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
Registrasi Sumber Daya Peralatan KonstruksiTogar Simatupang
 
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Togar Simatupang
 
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Togar Simatupang
 
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaPengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaTogar Simatupang
 
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Togar Simatupang
 
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataPerencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataTogar Simatupang
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
 
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk TesisKiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk TesisTogar Simatupang
 
Tata Kelola Rantai Pasokan
Tata Kelola Rantai PasokanTata Kelola Rantai Pasokan
Tata Kelola Rantai PasokanTogar Simatupang
 

More from Togar Simatupang (20)

Global Value Chain in the Agrifood Sector
Global Value Chain in the Agrifood SectorGlobal Value Chain in the Agrifood Sector
Global Value Chain in the Agrifood Sector
 
Value Chain Governance
Value Chain GovernanceValue Chain Governance
Value Chain Governance
 
Global Value Chain (GVC) in the Digital Economy
Global Value Chain (GVC) in the Digital EconomyGlobal Value Chain (GVC) in the Digital Economy
Global Value Chain (GVC) in the Digital Economy
 
Introductory Session to Global Value Chain
Introductory Session to Global Value ChainIntroductory Session to Global Value Chain
Introductory Session to Global Value Chain
 
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor LogistikPeningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
Peningkatan Kapasitas SDM Dalam Sektor Logistik
 
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene) Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
Pengembangan Skena Kreatif (Creative Scene)
 
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi KreatifPengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Pusat Unggulan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
 
Tinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
Tinjauan Kurikulum Program Studi KewirausahaanTinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
Tinjauan Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
 
Pengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia IndonesiaPengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia Indonesia
 
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai PasokanPeran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
Peran Institusi Pendidikan Dalam Ekosistem Rantai Pasokan
 
Penulisan Akademis dan Desain Penelitian
Penulisan Akademis dan Desain PenelitianPenulisan Akademis dan Desain Penelitian
Penulisan Akademis dan Desain Penelitian
 
Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
Registrasi Sumber Daya Peralatan KonstruksiRegistrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
Registrasi Sumber Daya Peralatan Konstruksi
 
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
Urgensi Pelaksanaan dan Praktik Terbaik Registrasi Sumber Daya Peralatan Kons...
 
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
Sistem Kurikulum Kewirausahaan (Entrepreneurship Curriculum)
 
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaPengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
 
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
Pengembangan Rantai Nilai (Value Chain Development)
 
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisataPerencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
Perencanaan mitigasi dan ketahanan usaha pada industri pariwisata
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
 
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk TesisKiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
Kiat Cerdas Memilih Topik Riset untuk Tesis
 
Tata Kelola Rantai Pasokan
Tata Kelola Rantai PasokanTata Kelola Rantai Pasokan
Tata Kelola Rantai Pasokan
 

Recently uploaded

PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 

Recently uploaded (20)

PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 

Konsorsium Layanan Rantai Pasok Ikan

  • 1. Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan Togar M. Simatupang Institut Teknologi Bandung 29 Mei 2017
  • 2. Kilasan • Latar Belakang • Isu-isu Sistem Perikanan • Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) • Pendekatan Rantai Pasok Ikan • Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan • Rencana Implementasi • Penutup 2
  • 3. Latar Belakang (1) • Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP-KKP) bekerjasama dengan baik untuk mengurangi aksi pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia. • Pemerintah masih memprioritaskan aspek keamanan, walaupun ikan di kawasan perairan Indonesia melimpah. • Estimasi total ikan di laut Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45 Tahun 2011 tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara RI jumlahnya mencapai 6,5 juta ton. Angka ini telah dikoreksi menjadi lebih dari 9 juta ton. • Industri perikanan diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi nasional di tengah situasi ekonomi dunia yang tengah lesu. • Kelimpahan ikan baru sebatas potensi dan hingga kini belum berhasil dipindahkan ke kapal-kapal nelayan Indonesia. 3
  • 4. Latar Belakang (2) • Secara keseluruhan jumlah nelayan di Indonesia diperkirakan sebanyak 2,17 juta (hanya 0,87 persen dari jumlah tenaga kerja Indonesia). • Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2015 tentang pungutan hasil perikanan, dirasakan sangat memberatkan para pemilik kapal. • Pungutan hasil perikanan (PHP) atas izin penangkapan ikan untuk kapal penangkapan ikan, untuk skala kecil dari 1,5 persen menjadi 5 persen, skala menengah dari 2 persen menjadi 10 persen, dan skala besar dari 2,5 persen menjadi 25 persen. • Bagaimana meningkatkan kemampuan mengelola potensi produktivitas ikan secara berkeadilan dan lestari? • Kuncinya adalah pembenahan urusan hulu-hilir perikanan. Pembenahan pasar termasuk industri pengolahan ikan menjadi mesin penggerak dan diselaraskan dengan perbaikan hulu untuk mempercepat akurasi data dan skema reformasi perizinan. • Rantai pasok berbasis transaksi tidak dapat diandalkan dan sudah saatnya dikembangkan rantai pasok berbasis tanggung-jawab yang dapat menjamin volume pasokan yang bermutu dengan harga yang stabil. 4
  • 5. Isu-Isu Sistem Perikanan (1) • Kinerja Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah keberhasilannya dalam meningkatkan stok ikan hingga melimpah pada saat ini. • Kajian terbaru Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI), potensi angka tangkap ikan meningkat dari 6,5 juta ton pada tahun 2011 menjadi 9,9 juta ton pada tahun 2016. • Keberhasilan meningkatkan beragam jumlah spesies perikanan itu antara lain karena suksesnya kebijakan untuk memberantas pencurian ikan di kawasan perairan Indonesia. • Potensi sumber daya ikan yang terdapat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan nasional dan masyarakat di Tanah Air. • Saat ini tidak banyak armada kapal ikan berukuran besar berbendera Indonesia yang mampu untuk mengoptimalkan sumber daya ikan di kawasan laut lepas. • Melimpahnya tangkapan nelayan pada saat ini perlu memerhatikan kebutuhan industri pengolahan yang kekurangan bahan baku yang berkualitas. 5
  • 6. Isu-Isu Sistem Perikanan (2) • Banyaknya tangkapan nelayan tidak berarti bisa untuk kebutuhan industri antara lain karena banyaknya jenis ikan yang ditangkap. • Standar mutu tangkapan nelayan dinilai relatif tidak bisa digunakan untuk industri pengolahan. • Saat ini banyak pihak yang tertarik untuk menginvestasikan “cold storage” (tempat pendingin untuk menyimpan ikan hasil tangkapan para nelayan) guna membantu industri pengolahan di Tanah Air. • Pengembangan industri perikanan khususnya unit pengolahan ikan (UPI) yang tersebar di berbagai daerah membutuhkan pasokan listrik untuk operasionalisasi serta pembenahan konektivititas guna mengurangi beban logistik. • Dari sebanyak 61.603 unit UPI yang ada di Indonesia, hanya sekitar 1,2 persen atau 718 unit yang merupakan UPI skala besar. • Berdasarkan jenis olahannya, UPI skala besar dan menengah didominasi 59 persen oleh UPI jenis olahan ikan beku, sedangkan 36 persen UPI skala mikro-kecil adalah UPI jenis olahan ikan asin. 6
  • 7. Isu-Isu Sistem Perikanan (3) • Berdasarkan volumenya, UPI skala besar-menengah mengolah 414.735 ton ikan beku pada tahun 2015, dan UPI skala mikro-kecil mengolah 2.028.651 ton ikan asin pada periode yang sama. • Penggantian alat tangkap yang ramah lingkungan untuk menggantikan cantrang yang kerap digunakan banyak nelayan di sejumlah daerah perlu segera dipercepat. • Tidak memadainya peralatan tangkap, teknik penangkapan, teknik penanganan, dan penyimpanan di atas kapal yang tidak efisien mempengaruhi kecepatan pembusukan setelah penangkapan. Produk perikanan punya sifat mudah rusak, baik fisik maupun kimia. • Tidak tersedianya jaminan akses pasar dan rendahnya kecocokan pasokan dan permintaan. • Sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan pemanfaatan Iptek dan pemahaman tentang inovasi yang rendah dan semakin berkurangnya sumberdaya manusia yang produktif. • Tidak tersedianya jaminan akses modal, tidak tersedia teknologi yang memadai, dan sarana infrastuktur yang tidak memadai. • Pengurusan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang lama. 7
  • 8. Sistem Logistik Ikan Nasional 8
  • 9. Pengertian • Sistem Logistik Ikan Nasional, yang selanjutnya disingkat SLIN adalah sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan alat produksi, serta informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan hulu-hilir, pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. 9
  • 10. Rencana Induk SLIN Meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi dan pemasaran perikanan nasional. Memperkuat dan memperluas konektivitas antara sentra produksi hulu, produksi hilir, dan pemasaran secara efisien. Meningkatkan efisiensi manajemen rantai pasokan ikan, bahan dan alat produksi, serta informasi dari hulu sampai dengan hilir. Komponen SLIN Pengadaan Penyimpanan Transportasi Distribusi Pengelolaan produksi dan pemasaran di bidang perikanan Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana di bidang perikanan Pengembangan iptek, dan peningkatan kapasitas SDM di bidang perikanan Pemanfaatan dan pengembangan TIK di bidang perikanan Pengembangan jasa logistik di bidang perikanan Pengembangan kelembagaan di bidang perikanan Strategi SLIN Tujuan SLIN 10
  • 11. Operasionalisasi pengelolaan SLIN Pusat Produksi Pusat Pengumpulan Pusat Distribusi Lokasi Pengelolaan SLIN: Pengadaan Penyimpanan Distribusi Pemasaran Fungsi Operator Utama: Operator Pendukung: Nelayan; Pembudidaya Ikan; Pedagang Pengumpul; dan Penyedia jasa logistik Distributor; Pengolah Ikan; Perusahaan Pengolahan Ikan; Pemasar/Pengecer; Penyedia Jasa Logistik 11
  • 12. Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) untuk mendukung program prioritas nasional Medan Pakanbaru Palembang Lampung Jakarta Surabaya Makasar Kendari Banggai Ambon Bitung Ternate Sorong Balikpapan Toli-Toli Banyuwangi Jember Semarang Tasikmalaya Serang Lamongan Bandung Sukabumi Bogor Bau-Bau Buton Aceh LIN UP4BMP3EI MINAPOLITAN, MP3KI-PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN BERBASIS KAWASAN & PRODUK UNGGULAN Ket : 2013 2014 Tahap selanjutnya Timika Merauke Sumber: Supriatna, A. (2014), “Pengelolaan dan Pelaksanaan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Ditjen P2PH”, Rapat Teknis Pembinaan dan Pengembangan Sarana Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan. 12
  • 13. KENAPA SLIN TIDAK EFEKTIF? • SLIN tidak digunakan sebagai instrumen penentu dalam menghubungkan kepastian pasar dengan jaminan pasokan, sehingga insentif tidak memadai, data tidak termuktahirkan, dan akhirnya prakarsa tidak berkembang; • Mekanisme tata kelola SLIN belum sinergis dengan instansi khusus yang punya ukuran kinerja, sehingga tingkat keseriusan yang rendah; • Sistem data dan informasi belum terbangun dan belum digital, sehingga sulit berkembang. 13
  • 14.  SLIN hanya untuk kepentingan pusat dan lemahnya inisiatif dan minimnya dukungan pelaku di daerah dalam memperhatikan keterbatasn kapasitas daerah.  Rendahnya keterkaitan atau konektivitas antar kawasan pusat pengumpulan dan pusat distribusi.  Kelembagaan masih lemah dan sistem pemantauan imlementasi belum berjalan serta belum ada kaitan evalyasu dengan perencanaan selanjutnya.  SLIN menjadi beban operator dan belum optimalnya insentif pelaksanaan SLIN.  Keterbatasan akses informasi logistik.  Perhatian ujicoba masih terfokus pada ikan beku.  Infrastruktur logistik yang belum optimal.  Rendahnya nilai tambah produk logistik ikan. • Pembinaan pemerintah daerah untuk berperan dalam pengembangan Sistem Logistik Ikan Daerah yang menjadi kebutuhan untuk memecahkan persoalan kapasitas rantai logistik ikan lokal. • Penataan pias (jalur) nasional dalam mengurangi kesenjangan antara pusat pengumpulan dan pusat distribusi sesuai dengan potensi dan daya dukung lingkungan. • Pengembangan sistem tata kelola (governansi) logistik yang baku untuk kepentingan nasional dilengkapi dengan spesifikasi lokal dalam mendukung sistem perencanaan, implementasi, evaluasi, dan perencanaan masa depan. • Fasilitasi investasi usaha logistik dan pengembangan indikator kinerja sistem logistik untuk mendukung insentif dan disinsentif. • Pengembangan sistem informasi logistik antar pelaku sistem logistik nasonal. • Pengembangan ujicoba logistik ikan segar, olahan, dan budidaya. • Pembangunan infrastruktur logistik sebagai bagian dari insentif untuk meningkatkan ketersediaan dan stabilitas harga. • Pemanfaatan inovasi teknologi dalam peningkatan nilai tambah produk logistik ikan. KONDISI SAAT INI HARAPAN KE DEPAN Perbaikan Implementasi SLIN 14
  • 15. PERLU FASILITASI DARI PEMERINTAH • Dengan berbagai keterbatasan dan kelebihan yang ada, industri perikanan terus tetap memerlukan jaminan pasokan; • Bukan hanya menjalankan SLIN tetapi diperlukan sistem inovasi untuk peningiatan nilai tambah bagi kesejahteraan bersama; • Perlu dikelola oleh instansi multisektor yang mempunyai tugas dan fungsi secara sinergis; • Instansi ini akan menjadi rujukan pengembangan rantai pasok ikan nasional. 15
  • 16. Prioritas Nasional (PN) dan Program Nasional yang berkaitan dengan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan Prioritas Nasional Program Prioritas Pendidikan • Pendidikan Vokasi Pengembangan Dunia Usaha • Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja • Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai Tambah Tinggi Ketahanan Pangan • Peningkatan Produksi Ikan • Pembangunan Sarana dan Prasarana Perikanan Penanggulangan Kemiskinan • Pemenuhan Kebutuhan Dasar • Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Infrastruktur, Konektivitas, dan Kemaritiman • Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi • Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika Pembangunan Wilayah • Pembangunan Perdesaan 16
  • 18. Biaya Rantai Pasok dan Margin 18 Nelayan dan Pemilik Kapal Bakul Ikan Pengolah Ikan DistributorAgen Pabrik Nelayan melakukan produksi dengan menangkap ikan Distributor mengirimkanproduk ikan ke pasar dan pengecer Bakul mengumpulkan ikan dari kapal dan mengirim ke pasar Agen pengolahan atau pabrik membeliikan dari bakul ikan dan mengirimkanke pabrik Pengolah melakukan pengirisan, pembekuan, dan penjaminan mutu produk ikan Laba distributor: Biaya = y *f + y*t Pendapatan = y*r Laba = Pendapatan-Biaya y = volume penjualan f = harga pabrik t = biaya transpor r = harga jual Biaya = (v*p) + vc+(fc*n) R = y*f v = volume pengadaan ikan mentah p = harga beli ikan per kg berat hidup vc = biaya variabel fc = biaya tetap n = jumlah pabrik pengolahan y = volume penjualan F = harga jual ikan Biaya = (v*p1) + (vc*k) + (fc*k) + (cc*k) R = v* p v = volume ikan yang dibeli p1 = harga yang dibayar ke bakul per per kg vc = biaya variabel rata-rata fc = biaya tetap cc = biaya kesempatan modal untuk sebuah agen k = jumlah agen R = pendapatan total p = harga yang dibayar pabrik per kg ikan. Biaya = (v*p2) + (r*p2) + (fc*n) + (cc*n) R = (v*p1) + (r*p3) v = volume ikan yang dibeli oleh bakul r = ikan yang ditolak oleh agen p2 = harga yang dibayar ke nelayan p3 = harga jual ikan yang ditolak di pasar lokal vc = biaya variabel rata-rata fc = biaya tetap cc = biaya kesempatan modal untuk sebuah bakul n = jumlah bakul R = pendapatan total Laba pemilikkapal Biaya = vc + fc + cc R = (v1*p2) + (r1*p3) v 1= volume ikan yang dijual ke bakul r1 = ikan yang ditolak oleh bakul p2 = harga yang dibayar oleh bakul p3 = harga jual ikan yang ditolak di pasar lokal vc = biaya variabel tenaga kerja dan bahan bakar fc = biaya tetap peralatan, lisensi, dan pajak cc = biaya kesempatan modal R = pendapatan total Apakah volume yang dibutuhkan pasar terpenuhi dengan mutu yang terjamin? Apakah margin di antara para pelaku berkeadilan? Apakah terjadi disparitas harga antara hulu dan hilir? Apakah dapat dilakukan penghematan biaya?
  • 19. Jenis Rantai Pasokan Ikan Rantai Pasok Berorientasi Transaksi Rantai Pasok Berorientasi Kapasitas Rantai Pasok Berorientasi Integrasi Penyimpanan Pengadaan Transportasi Distribusi Penyimpanan Pengadaan Transportasi Distribusi Penyimpanan Pengadaan Transportasi Distribusi Ranah kewenangan Provinsi dan Wilayah Pengelolaan Perikanan Ranah kewenangan Pusat dan Antar Wilayah Pengelolaan Perikanan • Transaksi niaga sesuai pasar lokal. • Kepentingan masing-masing untuk meningkatkan margin. • Tidak ada koordinasi antar pelaku sepanjang rantai logistik. • Kementerian hanya menjadi regulator dan pengawas. • Transaksi niaga sesuai pasar klaster. • Kepentingan bersama untuk meningkatkan kapasitas. • Ada koordinasi pemecahan masalah lokal. • Inisiatif daerah dengan dukungan kementerian. • Kontrak niaga sesuai pasar nasional. • Kepentingan bersama untuk menjamin ketersediaan dan stabilisasi harga. • Ada koordinasi penjaminan mutu dan kestabilan harga. • Inisiatif kementerian dengan pelaksana operator koodinator. 19
  • 20. Tingkat Kedewasaan Tatakelola Rantai Pasokan Ikan Tatakelola rantai pasokan perikanan yang bertanggung jawab adalah suatu prinsip yang berstandar internasional bersifat sukarela dan global untuk mencapai rantai pasok perikanan yang lestari. Transaksional: berdagang dan sendiri-sendiri Bertanggung- Jawab: patuh dan beretika Terpadu: transparan dan berstandar Cerdas: cepat tanggap dan inovatif Tatakelola rantai pasok terintegrasi adalah transparansi ketelusuran aliran barang, aliran informasi permintaan dan persediaan, dan aliran keuangan di sepanjang titik rantai pasokan. 20
  • 21. Pentahapan Pengembangan Rantai Pasokan Ikan Status Saat ini Rendahnya tingkat kerjasama dan keterhubungan Bertanggung- Jawab • Berbagi informasi • Perbaikan SOP • Kepatuhan Berkapasitas • Kerjasama peningkatan kapasitas logistik Terintegrasi • Sistem informasi logistik ikan • Kemampulacakan • Standarisasi Cerdas • Jaringan indera • Cepat tanggap • Inovatif 21 Tingkat Kedewasaan Upaya Pengembangan
  • 22. Arsitektur Logistik Efektif Mutu Tinggi – Biaya Rendah – Waktu Antar Pendek Integrasi Hulu-Hilir Governansi Hulu-Hilir Proses (SOP) Standar Kapasitas Logistik Nilai Tambah dan Daya Saing Kerjasama, Insentif, Infrastruktur, ITK, SDM, Kelembagaan, Jasa Logistik 22 Manajemen rantai pasokan (MRP) menyangkut pengelolaan kegiatan dan hubungan di dalam perusahaan, dengan pemasok, dengan pelanggan, atau rantai pasokan secara keseluruhan. Dimensi MRP adalah: • Koordinasi kegiatan bisnis di dalam pelaku • Kerjasama kegiatan bisnis antar pelaku atau agen rantai pasok
  • 23. Konsep Kreasi Rantai Nilai Ikan Kreasi Nilai: 1. Peningkatan Kapasitas Rantai Logistik 2. Peningkatan Integrasi Rantai Pasok 3. Efektivitas Tata Kelola Rantai Pasok Ko-Kreasi: 1. Inovasi bersama dan terbuka 2. Kemitraan 3. Pembiayaan Kemampuan: 1. Transparansi 2. Standarisasi 3. Sertifikasi 4. Ketelusuran Tawaran Pengungkit Nilai: Isu-Isu Logistik Ikan: 1. Ketidakstabilan pasokan dan sumberdaya ikan 2. Disparitas geografi, ketersediaan, dan harga 3. Lemahnya partisipasi perbaikan mutu Kreasi Nilai Sosial: 1. Kestabilan pasokan ikan dan harga 2. Efisien rantai pasokan dan kelestarian ekosistem 3. Penciptaan usaha baru dan pendapatan yang berkeadilan Penyimpanan Distribusi Transportasi Pengadaan Rantai Pasokan Terintegrasi hulu-hilir Kapasitas Rantai Logistik Tata kelola rantai pasokan 23
  • 24. Portofolio Rencana Induk SLIN SEKTOR HULU SEKTOR HILIR PERIKANAN TANGKAP PERIKANAN BUDIDAYA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN KONSUMEN Konsumsi Ikan Industri Pengolahan Ikan Tuna Tongkol Cakalang (TTC), kembung, bandeng Tuna Tongkol Cakalang (TTC), kembung, bandeng Keterkaitan fungsional (integrasi) rantai pasok hulu hilir dengan kesatuan tindakan dalam ikanan kelembagaan Kondisi yang diharapkan: ada jaminan ketersediaan pasokan, peningkatan harga di level produsen, stabilitasi harga antar musim Pentahapan Pengembangan Sistem Logistik Ikan: 1. Bertanggung-jawab 2. Transparansi 3. Standarisari 4. Sertifikasi 5. Stabilisasi 6. Inovasi 7. Kecerdasan Rancang Bangun Sistem Logistik: 1. Pengelolaan produksi dan pemasaran 2. Sarana dan Prasarana 3. Iptek dan kapasitas SDM 4. Teknologi informasi dan komunikasi 5. Jasa logistik 6. Kelembagaan Dukungan prakarsa pemangku kepentingan lokal dalam mewujudkan ketahanan pangan ikan daerah dan kerjasama dengan prakarsa nasional sistem logistik yang terintegrasi.. Kebijakan Prioritas Produk: 1. Bahan baku: TTC, kembung, bandeng 2. Ikan beku melalui rantai pendingin (cold storage) 24
  • 25. Rancang Bangun SLIN Tujuan Sasaran Strategi Program Meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi dan pemasaran perikanan nasional. Memperkuat dan memperluas konektivitas antara sentra produksi hulu, produksi hilir, dan pemasaran secara efisien. Meningkatkan efisiensi manajemen rantai pasokan ikan, bahan dan alat produksi, serta informasi dari hulu sampai dengan hilir. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi dan pemasaran Terwujudkan penguatan dan perluasan konektivitas antara sentra produksi hulu, produksi hilir, dan pemasaran Terwujudnya efisiensi manajemen rantai pasokan ikan, bahan dan alat produksi, serta informasi dari hulu sampai hilir Pengelolaan produksi dan pemasaran di bidang perikanan Penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana Pengembangan iptek, dan peningkatan kapasitas SDM Pemanfaatandan pengembangan TIK di bidang perikanan Pengembangan jasa logistik di bidang perikanan Pengembangan kelembagaandan tata kelola di bidang perikanan • Integrasi pias atau jalur logistik nasional dari produksi ke pemasaran • Pembinaan pengembangan sistem logistik ikan daerah • Sistem standar mutu dan keamanan serta sertifikasi • Penyediaan sarana dan prasarana logistik pendingin • Pengembangan inovasi iptek produksi, pemasaran, dan logistik perikanan • Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan di bidang produksi, pemasaran, dan logistik • Penyediaan dan diseminasi informasi produksi dan pemasaran • Pengembangan sistem informasi manajemen logistik ikan nasional • Pengembangan sistem ketelusuran • Pengembangan usaha dan investasi bidang jasa logistik perikanan • Jaringan layanan penyedia jasa logistik perikanan • Pemberian insentif bagi jasa penyedia logistik • Pengembangan kelembagaan pengelolaan SLIN • Pembentukan kelembagaan pendukung SLIN pada tingkat pusat, provinsi, dan kota/kabupaten • Tata kelola akuntabilitas kelembagaan 25
  • 26. Tata Kelola Implementasi pengembangan SLIN dilakukan secara sinergi dan terpadu di seluruh daerah dengan dua pendekatan: • Atas-bawah: pengembangan pias logistik ikan nasional yang dipilih berdasarkan potensi integrasi sentra produksi dan konsumsi. • Bawah-atas: pengembangan sistem logistik ikan daerah menuju pemberdayaan komoditi keunggulan daerah dan ketahanan pangan ikan. Kebijakan tata kelola: • Penyelarasan kepentingan pelaku dalam SLIN dengan prinsip kerjasama. • Pengembangan, implementasi, dan replikasi untuk mencapai tujuan termasuk sertifikasi. Kajian Kelayakan Rencana Tindak Implementasi Pemantauan dan Evaluasi Sosialisasi, kemitraan saling menguntungkan, pelatihan, sistem ukuran kinerja, teknologi Tahapan 1-6 bulan 7-12 bulan 13-18 bulan 19-24 bulan Kajian Kelayakan Kerjasama Rencana Tindak Implementasi Pemantauan dan Evaluasi Tahapan Pengembangan Program SLIN 26
  • 27. Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan 27
  • 28. Menimbang • Pembenahan sistem perikanan bukan hanya untuk mendorong produktivitas ikan tetapi juga menjamin ketersediaan produk ikan pada tingkat industri dan konsumen. • Pemerintah perlu untuk mendirikan komisi nasional pengelolaan rantai pasok ikan yang terdiri dari jejaring kerjasama konsorsium yang terdiri dari organisasi bisnis, pemerintah, lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi, dan klaster nelayan yang terdaftar dalam rangka menjamin ketersediaan ikan dengan mutu dan harga yang stabil yang berdampak pada peningkatan sumber pendapatan masyarakat, kecukupan gizi, dan pelestarian lingkungan. 28
  • 29. Landasan Hukum (1) • Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan • Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. • Pasal 25 (1) Usaha perikanan dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan, meliputi praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran. • Pasal 25B (1) Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan pemasaran usaha perikanan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. • Pasal 25C (3) Ketentuan mengenai pembinaan, pemberian fasilitas, kebersamaan, dan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. • Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam. • Pasal 4 Lingkup pengaturan Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam meliputi: a. perencanaan; b. penyelenggaraan perlindungan; c. penyelenggaraan pemberdayaan; d. pendanaan dan pembiayaan; e. pengawasan; dan f. partisipasi masyarakat. • Sistem rantai dingin adalah penerapan teknik pendinginan paling tinggi 4 C (empat derajat Celcius) sesuai dengan jenis hasil Perikanan yang dilakukan secara terus menerus sejak penangkapan/pemanenan, penanganan, pengolahan, dan pendistribusian sampai pada konsumen tanpa mengubah struktur dan bentuk dasar. • Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. 29
  • 30. Landasan Hukum (2) • Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. • Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Sistem Logistik Ikan Nasional. • Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kelautan dan Perikanan. • Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional. • Perbaikan distribusi dan logistik hasil perikanan dan penguatan daya saing. • Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. • Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. • Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 81a/M/Kp/III/2011 tentang Pembentukan Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek. • Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. • Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2007 tentang Pengalokasian Sebagian Pendapatan Badan Usaha untuk Peningkatan Kemampuan Perekayasaan, Inovasi, dan Difusi Teknologi. 30
  • 31. Asas-Asas Komisi Nasional • Penciptaan iklim kondusif harus sesuai dengan asas gotong royong dan merit dan tergabung dalam suatu konsorsium dengan akuntabilitas yang tinggi. • Azas-azas: • Komitmen • Gotong royong • Sistem Merit • Berkeadilan • Akuntabilitas 31
  • 32. Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan • Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan adalah lembaga yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengelolaan sinergi yang harmoni antar jaringan pasokan dan pasar untuk hasil laut Indonesia yang lebih berdaya saing. 32
  • 33. Komisi Nasional Pengelolaan Rantai Pasok Ikan Pasar Distribusi dan Industri Perikanan Produksi dan Persediaan Aliran Ikan terpadu dari hulu ke hilir Prasarana (infrastruktur) Sistem Informasi Kelembagaan Sarana Sistem Inovasi Kompetensi SDM 33
  • 34. Fungsi Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan 1. Menata dan memfasilitasi jaringan kerjasama berbasis kontrak antar usaha pemasok ikan di hulu dan industri pengolahan ikan dan pasar ikan di hilir secara terpadu dan berkelanjutan. 2. Mengoordinasi dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi dan litbang untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada tataran kebijakan, kelembagaan, maupun teknis yang dapat mengganggu aliran ikan dari hulu ke hilir. 3. Membantu menyelesaikan benturan kepentingan yang terjadi di antara anggota konsorsium. 4. Mendorong peningkatan infrastruktur rantai pasok yang sesuai kebutuhan seperti pelabuhan ikan, tempat pelelangan, industri pendukung, rantai pasok dingin, industri pasca panen, dan unit pengolahan ikan. 5. Menata dan membina pengembangan sumberdaya manusia terampil melalui pelatihan, sertifikasi, dan pendidikan yang relevan. 6. Meningkatkan sarana dan alih teknologi dalam rangka penyediaan kapal, peralatan tangkap dan alat komunikasi untuk mendukung upaya penangkapan ikan dengan tingkat produktivitas yang tinggi. 7. Menata kelembagaan yang dibutuhkan untuk mendukung komitmen dari para angggota konsorsium sehingga tercipta jejaring kerjasama yang layak dan iklim kerja yang kondusif. 8. Membangun industri perikanan yang kuat dan berskala besar dengan melibatkan industri termasuk pembentukan kluster industri pasca panen ikan, klaster industri proses, serta klaster industri sarana prasarana. 9. Meningkatkan sistem inovasi melalui pengelolaan dana riset dan pengembangan untuk membangun rantai nilai dari hulu ke hilir yang efisien dan efektif dan peningkatan nilai tambah produk perikanan dalam rangka menjaga ekosistem melalui budidaya dan kontrak yang terstruktur. 10. Menata, mengembangkan, dan menjalankan sistem informasi rantai pasok ikan termasuk sistem pemantauan dan evaluasi, sistem dokumentasi, dan sistem lacak dan telusur. 34
  • 35. Tugas • Mengoordinasi dengan instansi berwenang melakukan pengelolaan rantai pasok ikan terpadu yang menciptakan kepastian pasar dengan jaminan pasokan ikan yang bermutu; • Membuka akses yang lebih luas kepada nelayan untuk memasarkan hasil tangkapannya, khususnya mendistribusikan ikan dari timur Indonesia ke Pulau Jawa, di mana banyak terdapat industri perikanan yang membutuhkan pasokan bahan baku. • Melakukan perencanaan, penentuan rute lintasan distribusi ikan yang menghubungkan titip produksi ke titik konsumsi, pemantauan dan evaluasi, dan penertiban terhadap penyimpangan; • Melakukan rekrutmen anggota konsorsium dan dan pemutusan kontrak; • Mengawasi kontrak kerja, pelaksanaan, dan kinerja anggota konsorsium; • Meningkatkan inovasi pada rantai pasok ikan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana riset dan pengembangan; • Melakukan terobosan dalam mengatasi hambatan regulasi, sarana, dan prasarana; • Melakukan pengembangan kelembagaan, sumberdaya manusia, dan sistem informasi; • Mendorong semakin banyak pengusaha lokal yang turut berpartisipasi dan berinvestasi di bidang logistik khusus hasil kelautan dan perikanan; dan • Melakukan tindakan-tindakan perbaikan berkelanjutan. 35
  • 36. Wewenang • Penyusunan rencana nasional terkait struktur rantai pasok ikan terpadu; • Perumusan norma dan pelaksanaan kebijakan di bidang kontrak kerja dan standar terkait dengan produksi, pengadaan, persediaan, dan distribusi, dan pengendalian harga; • Koordinasi perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan rantai pasok; • Penetapan kriteria anggota konsorsium; • Penetapan sistem rekrutmen dan sistem pelaporan dalam kegiatan pengelolaan rantai pasok ikan; • Fasilitasi perlindungan hak kekayaan intelektual dari sistem inovasi yang dijalankan; • Permintaan informasi tentang kegiatan rantai pasok kepada anggota konsorsium; dan • Pelaksanaan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang dalam melakukan pengelolaan rantai pasok ikan. 36
  • 37. Kewajiban • Melaksanakan pengelolaan rantai pasok ikan sebagai intermediasi antara kepastian pasar dan jaminan pasokan pada himpunan rute yang layak.; • Memberikan informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan hasil pengelolaan rantai pasok ikan yang ditanganinya; • Menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Menteri Kelauran dan Perikanan; • Menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas-asas yang telah diatur. 37
  • 38. Manfaat Anggota Konsorsium Rantai Pasok • Melakukan usaha pada segmen rantai pasok tertentu; • Mendapatkan daerah melaut di Wilayah Pengelolaan Perikananan (WPP); • Merupakan bagian dari jaringan angkutan dari pelabukan ke pelabuhan; • Mendapatkan alokasi margin keuntungan; dan • Mendapatkan akses inovasi, alih teknologi, permodalan, dan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia. 38
  • 39. Kewajiban Anggota Konsorsium Rantai Pasok • Bagi perusahaan atau lembaga yang mendapatkan penugasan khusus dari Pemerintah sebagai anggota konsorisum rantai pasok, wajib melakukan investasi dalam bentuk penyertaan langsung pada Komisi Pengelolaan Rantai Pasok sekitar X% dari harapan pendapatan. • Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, perusahaan atau lembaga menerima Sertifikat Anggota Rantai Pasok. • Setiap anggota agar memasukkan alokasi dana riset dan pengembangan. Besarnya tarif dana riset dan pengembangan dengan pertimbangan, antara lain: (i) risiko yang dijamin, (ii) biaya administrasi umum, operasional dan pemasaran; dan (iii) keuntungan. • Setiap anggota berkomitmen melakukan perbaikan yang berkelanjutan. 39
  • 41. Peta Jalan SLIN Bertanggung-jawab Tranparansi: registrasi, sistem informasi, dan ketelusuran Standarisasi Sertifikasi Stabilisasi 2016 2017 2018 2020 2019 41
  • 42. Rencana Aksi Sistem Rantai Pendingin 2016 2017 2018 2019 2020 FASILITASI Pengembangan infrastruktur sistem rantai dingin STANDARISASI Penjaminan mutu, standar, dan keamanan hasil perikanan INTEGRASI Pengembangan kerjasama dan ketelusuran sistem rantai dingin SERTIFIKASI Penjaminan mutu, standar, dan keamanan hasil perikanan STABILISASI penyangga persediaan (buffer stock) sehingga harga bahan baku ikan bagi industri pengolahan dapat lebih stabil. 42
  • 43. Mekanisme Peningkatan Kapasitas Logistik Pendingin Identifikasi Rantai Nilai Sistem Pendingin Penghilangan Pemborosan dan Kerugian Penambahan Nilai melalui jaminan mutu dan pengemasan dan jaminan mutu 43
  • 44. Kartu Portofolio Program Sifat kerjasama:  Peningkatan Integrasi nasional (fishery integration project)  Penguatan Kapasitas daerah (fishery improvement project) Tingkat intervensi:  Nasional  Regional  Lokal Tingkat kesulitan:  Tinggi  Sedang  Rendah Partisipasi Dukungan Pemangku kepentingan:  Pusat  Provinsi  Kota/kabupaten  Operator Utama  Operator Pendukung  Komunitas  LSM Jenis program:  Pengelolaan produksi dan pemasaran  Sarana dan Prasarana  Pengembangan Iptek dan Kompetensi SDM  Pemanfaatan TIK  Jasa Logistik  Kelembagaan dan Tata Kelola Ketersediaan:  Sekarang  Dalam rencana Jenis dukungan:  Rancangan dan Kelayakan  Operasi dan Manajemen  Alih teknologi  Pemantauan dan evaluasi Sifat dukungan:  Hibah  Pinjaman  Teknis  Sertifikat Kebutuhan pembiayaan bersama:  Ya  Tidak 44
  • 45. Penutup • Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional merupakan dasar utama bagi pembentukan Komisi Pengelolaan Rantai Pasok Ikan. • Semangat utama adalah sistem rantai pasok harus dikelola oleh sebuah badan independen yang bertanggung-jawab menciptakan keselarasan antara kepastian pasar dan jaminan pasokan sehingga industri perikanan dapat berkembang berbasiskan pada rantai pasok yang bertanggung-jawab. • Terjemahan semangat yang kedua dalam pelaksanaan sistem rantai pasok adalah menjamin kontinuitas pasokan ikan yang bermutu sekaligus melestarikan lingkungan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi daerah dan menjamin keberlangsungan perusahaan yang terlibat pada rantai pasok ikan. • Beberapa program yang perlu dikembangkan oleh Komisi Pengelolaan Rantai Pasok antara lain menciptakan sistem rantai pasok yang berkeadilan, memberikan akses pasar bagi pelaku rantai pasok, meningkatkan koompetensi sumberdaya manusia, meningkatkan kapasitas dan kualitas kelembagaan, mendorong penyelesaian dan peningkatan infrastruktur, mendorong pengembangan teknologi dan hasil inovasi, mengendalikan alokasi anggaran sehingga efisiensi, dan meningkatkan kapasitas Komisi Pengelolaan Rantai Pasok. 45