SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Komunikasi Gender
Bahasa, Gender,
Komunikasi Verbal,
dan Nonverbal
Rinta Arina Manasikana, M.A.
“Men and women … are members of cultures in which a large
amount of discourse about gender is constantly circulating.
They do not only learn, and then mechanic-ally reproduce,
ways of speaking ‘approlaki-lakite’ to their own sex ; they learn
a much broader self gendered meanings that attach in rather
complex ways to different ways of speaking, and they produce
their own behavior in the light of these meanings…”
(Laki-laki dan perempuan… adalah anggota budaya di mana
sejumlah besar wacana tentang gender terus beredar. Mereka
tidak hanya belajar, dan kemudian secara mekanis
mereproduksi, cara berbicara yang 'sesuai' dengan jenis
kelamin mereka sendiri; mereka mempelajari makna gender diri
yang jauh lebih luas yang melekat dengan cara yang agak rumit
pada cara berbicara yang berbeda, dan mereka menghasilkan
perilaku mereka sendiri berdasarkan makna ini…)
• Komunikasi gender mengacu pada cara-cara di mana
individu berkomunikasi berdasarkan jenis kelamin
mereka. Ini mencakup perilaku, sikap, dan ekspektasi
budaya verbal dan nonverbal yang terkait dengan
gender yang dapat memengaruhi cara individu
berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi gender
dibentuk oleh berbagai faktor, termasuk norma
budaya, pengalaman sosial, identitas pribadi, terpaan
konten media, dan lain sebagainya.
• Komunikasi gender adalah salah satu bidang studi
komunikasi yang menitikberatkan pada bagaimana
manusia sebagai makhluk gender berkomunikasi. Ivy
dan Backlund mendefinisikan komunikasi gender
sebagai komunikasi tentang dan antara laki-laki dan
perempuan (Gender communication is communication
about and between men and women).
Komunikasi Gender?
• Banyak sekali sumber yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan
memiliki pola pemikiran dan komunikasi yang berbeda. Salah satu karya
yang paling terkenal yang membahas mengenai hal ini adalah buku karya
John Gray yang berjudul “Men are from Mars, Women are from Venus”
(1992).
• Konsep “Man from Mars, Women from Venus” digunakan untuk
menggambarkan perbedaan komunikasi antara laki-laki dan perempuan
dalam hubungan asmara (khususnya). Buku ini berpendapat bahwa laki-
laki dan perempuan memiliki cara berpikir dan berkomunikasi yang
berbeda.
• Menurut Gray, laki-laki cenderung berpikir dan berkomunikasi secara
logis dan fokus pada masalah yang harus dipecahkan. Sementara
perempuan cenderung berpikir dan berkomunikasi secara emosional
dan fokus pada kebutuhan dan perasaan yang perlu dipenuhi. Oleh
karena itu, Gray menyatakan bahwa perbedaan komunikasi antara laki-
laki dan perempuan dapat menyebabkan konflik dan kesalahpahaman
dalam hubungan.
Perbedaan Komunikasi
Berdasarkan Gender
• Realitanya, baik laki-laki maupun perempuan
berasal dari planet yang sama. Meskipun demikian
karena dipengaruhi oleh ekspektasi gender,
pengalaman sosial, budaya, dan juga faktor-faktor
lainnya, laki-laki dan perempuan memiliki cara
berbicara, berpikir, dan berkomunikasi yang
berbeda.
• Setiap manusia pada dasarnya adalah makhluk
yang emosional. Tetapi laki-laki dan perempuan
memiliki kecenderungan yang berbeda dalam
mengungkapkan emosi tersebut.
Rasionalnya?
• Berbicara mengenai masalah intelegensi, laki-laki dan
perempuan memiliki otak yang berbeda. Dalam studi
yang dilakukan oleh sekelompok peneliti di
Universitas Pennsylvania pada tahun 2013,
ditemukan bahwa perempuan memiliki rasio antara
white brain matter dan grey brain matter yang lebih
tinggi pada area otak yang terlibat dalam pemrosesan
informasi verbal dan semantik, sementara laki-laki
memiliki rasio yang lebih tinggi pada area otak yang
terlibat dalam pengolahan informasi visual-motorik.
• Bukan berarti laki-laki lebih pintar daripada
perempuan maupun sebaliknya, tetapi hal ini
merepresentasikan bahwa laki-laki dan perempuan
cenderung melakukan hal yang berbeda.
Rasionalnya?
Misalnya
• Baik laki-laki maupun perempuan dapat belajar banyak
mengenai satu sama lain jika mampu memahami
komunikasi antar gender dan mengerti bahwa dalam
berkomunikasi antara individu dari jenis kelamin yang
berbeda dapat mempengaruhi bagaimana sebuah pesan
dikirim, diterima dan diinterpretasikan oleh lawan bicara.
• Hambatan yang terjadi akan menghilang dengan adanya
pemahaman satu sama lain.
• Salah satu teori yang dapat dipelajari untuk memahami hal
ini adalah teori Genderlect.
Pentingnya Memahami
Komunikasi Gender
• “Male–female conversation is cross-cultural communication.”
Pernyataan sederhana ini adalah premis dasar dari You Just
Don't Understand karya Deborah Tannen, sebuah buku yang
berusaha menjelaskan mengapa laki-laki dan perempuan
memiliki gaya yang berbeda dalam berkomunikasi.
• Teori genderlect adalah konsep komunikasi yang menyatakan
bahwa laki-laki dan perempuan memiliki gaya bahasa atau
bahasa yang berbeda, yang terbentuk karena perbedaan
budaya, sosialisasi, dan pola pikir yang berbeda antara kedua
jenis kelamin.
• Teori ini diusulkan oleh Deborah Tannen, seorang ahli
linguistik, pada tahun 1990. Menurut Tannen, laki-laki
cenderung menggunakan bahasa yang lebih dominan dan
otoritatif, sementara perempuan cenderung menggunakan
bahasa yang lebih kooperatif dan berfokus pada interaksi
sosial.
Genderlect Theory
• Tannen berpendapat bahwa kesalahpahaman dalam
komunikasi antara laki-laki dan perempuan sering terjadi
karena perbedaan dalam gaya bahasa, sehingga perlu ada
upaya untuk memahami dan menghargai gaya bahasa yang
berbeda tersebut agar dapat terjadi komunikasi yang efektif.
• Teori genderlect juga memberikan pemahaman yang lebih
luas tentang konsep gender dalam komunikasi dan
memungkinkan individu untuk lebih memahami perbedaan
dan keunikan komunikasi antara laki-laki dan perempuan.
Genderlect Theory
1. Women’s Desire For Connection Vs. Men’s Desire For
Status
Tannen mengatakan bahwa perempuan mencari hubungan
(connection), sedangkan laki-laki lebih mementingkan status.
Sementara perempuan fokus untuk menumbuhkan rasa bahwa
mereka sedang berhubungan, laki-laki bekerja keras untuk
mempertahankan kemandirian mereka saat mereka berebut
posisi pada hierarki pencapaian kompetitif.
Bukti empiris untuk pernyataan Tannen muncul kembali pada
tahun 1979 dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di
Buletin Psikologis, salah satu jurnal psikologi paling bergengsi.
Adelaide Haas, menemukan bahwa laki-laki menggunakan
lebih banyak ucapan direktif, berbicara tentang olahraga, uang,
dan bisnis, sedangkan perempuan seringkali lebih suportif,
sopan, dan ekspresif, berbicara tentang rumah dan keluarga
dan menggunakan lebih banyak kata yang menyiratkan
perasaan (guna membangun koneksi).
Komponen-Komponen
Komponen-Komponen
Girls and women feel it is crucial that they be liked by their peers,
a form of involvement that focuses on symmetrical connection.
Boys and men feel it is crucial that they be respected by their
peers, a form of involvement that focuses on asymmetrical
status.
2. Rapport Talk vs Report Talk
Rapport talk mengacu pada gaya komunikasi yang
mengutamakan membangun hubungan, membangun
kesamaan, dan mengungkapkan empati. Jenis pembicaraan ini
sering diasosiasikan dengan perempuan dan ditandai dengan
penggunaan pertanyaan, ungkapan persetujuan, dan berbagi
pengalaman pribadi.
Report talk, sebaliknya, adalah komunikasi yang
mengutamakan penyampaian informasi, penegasan dominasi,
dan penetapan status. Jenis pembicaraan ini sering
diasosiasikan dengan laki-laki dan dicirikan oleh
keterusterangan, ketegasan, dan penggunaan fakta dan opini
untuk mendukung suatu posisi.
Komponen-Komponen
Laki-laki
Komponen-Komponen
Perempuan
a. Private Speaking vs Public Speaking
• Tannen menyatakan bahwa dalam budaya Barat, laki-laki sering
dipandang lebih terampil dalam situasi publik dan formal, seperti
pidato dan presentasi, sementara perempuan lebih terampil dalam
situasi pribadi dan informal, seperti percakapan sehari-hari dengan
keluarga dan teman-teman.
• Hal ini menurut Tannen karena laki-laki lebih sering didorong untuk
menonjolkan diri dan memimpin dalam situasi publik, sementara
perempuan lebih sering didorong untuk bersikap kooperatif dan
empatik dalam situasi pribadi.
• Namun, Tannen menekankan bahwa perbedaan ini tidak bersifat
absolut dan tidak harus dijadikan sebagai patokan untuk menilai
kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Setiap individu memiliki
keunikan dan kecenderungan masing-masing dalam berkomunikasi,
dan penting untuk menghargai dan memperhatikan preferensi
komunikasi orang lain saat berinteraksi.
Komponen-Komponen
b. Telling a Story
• Tannen mencatat bahwa laki-laki bercerita lebih banyak daripada
perempuan—terutama lelucon (jokes). Menceritakan lelucon adalah
cara maskulin untuk menegosiasikan status. Cerita lucu yang
diutarakan laki-laki memiliki tujuan untuk menarik perhatian dan
mengangkat statusnya sebagai “storyteller” dibandingkan dengan
audiens lainnya. Ketika laki-laki tidak mencoba untuk melucu, mereka
bercerita di mana mereka adalah seorang pahlawan, sering kali
bertindak sendiri untuk mengatasi hambatan besar.
• Di sisi lain, perempuan cenderung mengungkapkan keinginan mereka
untuk berkomunitas dengan bercerita tentang orang lain. Pada
kesempatan langka ketika seorang perempuan adalah karakter dalam
narasinya sendiri, dia biasanya menggambarkan dirinya melakukan
sesuatu yang bodoh daripada bertindak dengan cara yang cerdas.
Meremehkan diri ini menempatkannya pada level yang sama dengan
para pendengarnya, sehingga memperkuat jaringan dukungannya.
Komponen-Komponen
c. Listening
• Seorang perempuan mendengarkan cerita atau penjelasan cenderung
melakukan kontak mata, menawarkan anggukan kepala, dan bereaksi
dengan ya, uh-huh, mmm, benar, atau tanggapan lain yang
menunjukkan saya sedang mendengarkan Anda.
• Bagi seorang laki-laki yang peduli dengan status, gaya mendengarkan
aktif yang terbuka itu bisa berarti menandakan bahwa dia setuju
dengan argumen yang ada, jadi dia menghindari menempatkan dirinya
dalam posisi tunduk, atau rendah hati.
d. Asking Questions
• Perempuan mengajukan pertanyaan untuk menjalin hubungan dengan
orang lain. Tannen mencatat bahwa ketika perempuan menyatakan
pendapat seperti "Itu film yang bagus, bukan begitu?" Hal ini
melunakkan potensi ketidaksepakatan yang mungkin membuat orang
berselisih. Dengan begini, lawan bicara juga diundang untuk
berpartisipasi dalam dialog yang terbuka dan bersahabat. Tapi bagi
laki-laki, hal ini membuatnya tampak plin-plan.
Komponen-Komponen
e. Conflict
Karena laki-laki melihat hidup sebagai kontes, banyak laki-laki lebih
nyaman dengan konflik dan karena itu cenderung tidak menahan diri.
Sedangkan bagi sebagian besar perempuan, konflik merupakan ancaman
terhadap hubungan—yang harus dihindari dengan cara apa pun.
Komponen-Komponen
Meskipun teori ini telah diterima secara luas dan telah menjadi dasar
untuk penelitian tentang perbedaan gender dalam komunikasi, namun
beberapa kritik telah diajukan terhadap Genderlect Theory, di antaranya:
1. Generalisasi yang Berlebihan
Kritik terhadap Genderlect Theory adalah bahwa teori ini cenderung
mengeneralisasi perbedaan gender dalam komunikasi dan membuat
klaim umum yang tidak dapat diterapkan pada individu secara spesifik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dalam gaya
komunikasi dapat terjadi dalam kelompok gender yang sama, sehingga
membuat teori ini terlalu menyederhanakan kompleksitas komunikasi
manusia.
2. Reduksi Kompleksitas
Genderlect Theory cenderung menyederhanakan perbedaan gender
menjadi dua kategori yang berlawanan (laki-laki vs. perempuan), tanpa
mempertimbangkan variasi dalam kelompok gender tersebut. Teori ini
juga cenderung mengabaikan faktor-faktor lain seperti agama, etnis, dan
latar belakang sosial yang dapat memengaruhi gaya komunikasi
seseorang.
Kritik pada Genderlect Theory
3. Kesalahan Interpretasi
Kesalahan Interpretasi: Teori ini seringkali disalahartikan atau
digunakan untuk membenarkan stereotip gender. Beberapa orang
menggunakan teori ini untuk mengklaim bahwa perempuan lebih
"lemah lembut" dan cenderung berbicara lebih banyak daripada
laki-laki, sementara laki-laki lebih "tertutup" dan cenderung
bersikap lebih agresif. Padahal, stereotip seperti ini tidak selalu
berlaku dan dapat menyebabkan kesalahpahaman dan
ketidakadilan dalam komunikasi dan interaksi sosial.
Kritik pada Genderlect Theory

More Related Content

What's hot

Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-Salma Van Licht
 
MASA REMAJA DAN PERUBAHANKU.pptx
MASA REMAJA DAN PERUBAHANKU.pptxMASA REMAJA DAN PERUBAHANKU.pptx
MASA REMAJA DAN PERUBAHANKU.pptxOpik27
 
Ppt.problem di dalam_keluarga
Ppt.problem di dalam_keluargaPpt.problem di dalam_keluarga
Ppt.problem di dalam_keluargamayaleztary581
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIKOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIDELLAOKTARINDAHARMI
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiputiandinis
 
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomiPeran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomiStanley Stefanus
 
Sifat karakter-manusia
Sifat karakter-manusiaSifat karakter-manusia
Sifat karakter-manusiazoids-cute
 
Self Disclosure Theory
Self Disclosure TheorySelf Disclosure Theory
Self Disclosure Theorymankoma2012
 
4. jenis jenis kepribadian
4. jenis jenis kepribadian4. jenis jenis kepribadian
4. jenis jenis kepribadianwika_wibowo
 
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIAPERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIATri Chairani
 
powerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitaspowerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitassiakadurban
 
Ppt perkembangan psikososial 2003
Ppt perkembangan psikososial 2003Ppt perkembangan psikososial 2003
Ppt perkembangan psikososial 2003rahmi indah putri
 
Problem behavior theory
Problem behavior theoryProblem behavior theory
Problem behavior theoryAmalia Annisa
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual 24hourparenting
 

What's hot (20)

Manajemen Diri
Manajemen DiriManajemen Diri
Manajemen Diri
 
Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-Komunikasi inter personal -ppt-
Komunikasi inter personal -ppt-
 
MASA REMAJA DAN PERUBAHANKU.pptx
MASA REMAJA DAN PERUBAHANKU.pptxMASA REMAJA DAN PERUBAHANKU.pptx
MASA REMAJA DAN PERUBAHANKU.pptx
 
Ppt.problem di dalam_keluarga
Ppt.problem di dalam_keluargaPpt.problem di dalam_keluarga
Ppt.problem di dalam_keluarga
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIKOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
 
Askep infertilitas
Askep infertilitasAskep infertilitas
Askep infertilitas
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
 
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomiPeran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
 
Sifat karakter-manusia
Sifat karakter-manusiaSifat karakter-manusia
Sifat karakter-manusia
 
Self Disclosure Theory
Self Disclosure TheorySelf Disclosure Theory
Self Disclosure Theory
 
4. jenis jenis kepribadian
4. jenis jenis kepribadian4. jenis jenis kepribadian
4. jenis jenis kepribadian
 
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIAPERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
PERMASALAHAN KESETARAAN GENDER DALAM SISTIM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
PPT Komunikasi efektif
PPT Komunikasi efektifPPT Komunikasi efektif
PPT Komunikasi efektif
 
powerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitaspowerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitas
 
Ppt perkembangan psikososial 2003
Ppt perkembangan psikososial 2003Ppt perkembangan psikososial 2003
Ppt perkembangan psikososial 2003
 
Problem behavior theory
Problem behavior theoryProblem behavior theory
Problem behavior theory
 
Makalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen KonflikMakalah Manajemen Konflik
Makalah Manajemen Konflik
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasan Seksual
 

Similar to Komunikasi Gender

Genderlect Theory
Genderlect TheoryGenderlect Theory
Genderlect Theorynisayumna
 
Genderlect Theory
Genderlect TheoryGenderlect Theory
Genderlect Theorymankoma2012
 
Komunikasi Gender 1_Pendahuluan Komunikasi Gender, Fungsi dan Tujuan.pptx
Komunikasi Gender 1_Pendahuluan Komunikasi Gender, Fungsi dan Tujuan.pptxKomunikasi Gender 1_Pendahuluan Komunikasi Gender, Fungsi dan Tujuan.pptx
Komunikasi Gender 1_Pendahuluan Komunikasi Gender, Fungsi dan Tujuan.pptxRintaArina
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikatorPJIK12
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikatorPJIK12
 
Konflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docx
Konflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docxKonflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docx
Konflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docxKayyishaFakhirah
 
Kelompok 5 masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghada...
Kelompok 5   masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghada...Kelompok 5   masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghada...
Kelompok 5 masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghada...University of Andalas
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasiadharifa
 
diksi dan kalimat efektif
diksi dan kalimat efektifdiksi dan kalimat efektif
diksi dan kalimat efektifDerlyAlways
 
Teori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosialTeori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosialLauna Usni
 
Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...
Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...
Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...RintaArina
 
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docxANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docxarlnleticia
 
ANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJA
ANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJAANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJA
ANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJAarlnleticia
 

Similar to Komunikasi Gender (20)

Percakapan
PercakapanPercakapan
Percakapan
 
Genderlect Theory
Genderlect TheoryGenderlect Theory
Genderlect Theory
 
Genderlect Theory
Genderlect TheoryGenderlect Theory
Genderlect Theory
 
Komunikasi Gender 1_Pendahuluan Komunikasi Gender, Fungsi dan Tujuan.pptx
Komunikasi Gender 1_Pendahuluan Komunikasi Gender, Fungsi dan Tujuan.pptxKomunikasi Gender 1_Pendahuluan Komunikasi Gender, Fungsi dan Tujuan.pptx
Komunikasi Gender 1_Pendahuluan Komunikasi Gender, Fungsi dan Tujuan.pptx
 
Muted Group Theory
Muted Group TheoryMuted Group Theory
Muted Group Theory
 
Interaksi_sosial_pptx.pptx
Interaksi_sosial_pptx.pptxInteraksi_sosial_pptx.pptx
Interaksi_sosial_pptx.pptx
 
Muted Group
Muted GroupMuted Group
Muted Group
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikator
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikator
 
Konflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docx
Konflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docxKonflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docx
Konflik pada Mahasiswa Berbeda Budaya dalam Pemilihan Menu Makan.docx
 
Pesan
PesanPesan
Pesan
 
Kelompok 5 masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghada...
Kelompok 5   masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghada...Kelompok 5   masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghada...
Kelompok 5 masalah dan hambatan komunikasi dalam lobi dan strategi menghada...
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 
Gender
 Gender Gender
Gender
 
diksi dan kalimat efektif
diksi dan kalimat efektifdiksi dan kalimat efektif
diksi dan kalimat efektif
 
Teori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosialTeori penetrasi sosial
Teori penetrasi sosial
 
Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...
Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...
Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...
 
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docxANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
ANALISIS-KESALAHPAHAMAN-MENILAI-KARAKTER-TEMAN-KERJA (1).docx
 
ANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJA
ANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJAANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJA
ANALISIS KESALAHPAHAMAN MENILAI KARAKTER TEMAN KERJA
 

More from RintaArina

Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxSemester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxRintaArina
 
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...RintaArina
 
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...RintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...RintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxRintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...RintaArina
 
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...RintaArina
 
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxSemester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxRintaArina
 
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...RintaArina
 
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxSemester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxRintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxRintaArina
 
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxRintaArina
 
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxKomunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxRintaArina
 
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxKomunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxRintaArina
 
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxRintaArina
 
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptxKomunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptxRintaArina
 
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxCreative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxRintaArina
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...RintaArina
 
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...RintaArina
 
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...RintaArina
 

More from RintaArina (20)

Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxSemester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
 
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
 
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
 
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
 
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
 
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
 
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
 
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxSemester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
 
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
 
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxSemester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
 
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
 
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
 
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxKomunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
 
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxKomunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
 
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
 
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptxKomunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
 
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxCreative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
 
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
 
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Komunikasi Gender

  • 1. Komunikasi Gender Bahasa, Gender, Komunikasi Verbal, dan Nonverbal Rinta Arina Manasikana, M.A.
  • 2. “Men and women … are members of cultures in which a large amount of discourse about gender is constantly circulating. They do not only learn, and then mechanic-ally reproduce, ways of speaking ‘approlaki-lakite’ to their own sex ; they learn a much broader self gendered meanings that attach in rather complex ways to different ways of speaking, and they produce their own behavior in the light of these meanings…” (Laki-laki dan perempuan… adalah anggota budaya di mana sejumlah besar wacana tentang gender terus beredar. Mereka tidak hanya belajar, dan kemudian secara mekanis mereproduksi, cara berbicara yang 'sesuai' dengan jenis kelamin mereka sendiri; mereka mempelajari makna gender diri yang jauh lebih luas yang melekat dengan cara yang agak rumit pada cara berbicara yang berbeda, dan mereka menghasilkan perilaku mereka sendiri berdasarkan makna ini…)
  • 3. • Komunikasi gender mengacu pada cara-cara di mana individu berkomunikasi berdasarkan jenis kelamin mereka. Ini mencakup perilaku, sikap, dan ekspektasi budaya verbal dan nonverbal yang terkait dengan gender yang dapat memengaruhi cara individu berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi gender dibentuk oleh berbagai faktor, termasuk norma budaya, pengalaman sosial, identitas pribadi, terpaan konten media, dan lain sebagainya. • Komunikasi gender adalah salah satu bidang studi komunikasi yang menitikberatkan pada bagaimana manusia sebagai makhluk gender berkomunikasi. Ivy dan Backlund mendefinisikan komunikasi gender sebagai komunikasi tentang dan antara laki-laki dan perempuan (Gender communication is communication about and between men and women). Komunikasi Gender?
  • 4. • Banyak sekali sumber yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki pola pemikiran dan komunikasi yang berbeda. Salah satu karya yang paling terkenal yang membahas mengenai hal ini adalah buku karya John Gray yang berjudul “Men are from Mars, Women are from Venus” (1992). • Konsep “Man from Mars, Women from Venus” digunakan untuk menggambarkan perbedaan komunikasi antara laki-laki dan perempuan dalam hubungan asmara (khususnya). Buku ini berpendapat bahwa laki- laki dan perempuan memiliki cara berpikir dan berkomunikasi yang berbeda. • Menurut Gray, laki-laki cenderung berpikir dan berkomunikasi secara logis dan fokus pada masalah yang harus dipecahkan. Sementara perempuan cenderung berpikir dan berkomunikasi secara emosional dan fokus pada kebutuhan dan perasaan yang perlu dipenuhi. Oleh karena itu, Gray menyatakan bahwa perbedaan komunikasi antara laki- laki dan perempuan dapat menyebabkan konflik dan kesalahpahaman dalam hubungan. Perbedaan Komunikasi Berdasarkan Gender
  • 5. • Realitanya, baik laki-laki maupun perempuan berasal dari planet yang sama. Meskipun demikian karena dipengaruhi oleh ekspektasi gender, pengalaman sosial, budaya, dan juga faktor-faktor lainnya, laki-laki dan perempuan memiliki cara berbicara, berpikir, dan berkomunikasi yang berbeda. • Setiap manusia pada dasarnya adalah makhluk yang emosional. Tetapi laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan yang berbeda dalam mengungkapkan emosi tersebut. Rasionalnya?
  • 6. • Berbicara mengenai masalah intelegensi, laki-laki dan perempuan memiliki otak yang berbeda. Dalam studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti di Universitas Pennsylvania pada tahun 2013, ditemukan bahwa perempuan memiliki rasio antara white brain matter dan grey brain matter yang lebih tinggi pada area otak yang terlibat dalam pemrosesan informasi verbal dan semantik, sementara laki-laki memiliki rasio yang lebih tinggi pada area otak yang terlibat dalam pengolahan informasi visual-motorik. • Bukan berarti laki-laki lebih pintar daripada perempuan maupun sebaliknya, tetapi hal ini merepresentasikan bahwa laki-laki dan perempuan cenderung melakukan hal yang berbeda. Rasionalnya?
  • 8. • Baik laki-laki maupun perempuan dapat belajar banyak mengenai satu sama lain jika mampu memahami komunikasi antar gender dan mengerti bahwa dalam berkomunikasi antara individu dari jenis kelamin yang berbeda dapat mempengaruhi bagaimana sebuah pesan dikirim, diterima dan diinterpretasikan oleh lawan bicara. • Hambatan yang terjadi akan menghilang dengan adanya pemahaman satu sama lain. • Salah satu teori yang dapat dipelajari untuk memahami hal ini adalah teori Genderlect. Pentingnya Memahami Komunikasi Gender
  • 9. • “Male–female conversation is cross-cultural communication.” Pernyataan sederhana ini adalah premis dasar dari You Just Don't Understand karya Deborah Tannen, sebuah buku yang berusaha menjelaskan mengapa laki-laki dan perempuan memiliki gaya yang berbeda dalam berkomunikasi. • Teori genderlect adalah konsep komunikasi yang menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki gaya bahasa atau bahasa yang berbeda, yang terbentuk karena perbedaan budaya, sosialisasi, dan pola pikir yang berbeda antara kedua jenis kelamin. • Teori ini diusulkan oleh Deborah Tannen, seorang ahli linguistik, pada tahun 1990. Menurut Tannen, laki-laki cenderung menggunakan bahasa yang lebih dominan dan otoritatif, sementara perempuan cenderung menggunakan bahasa yang lebih kooperatif dan berfokus pada interaksi sosial. Genderlect Theory
  • 10. • Tannen berpendapat bahwa kesalahpahaman dalam komunikasi antara laki-laki dan perempuan sering terjadi karena perbedaan dalam gaya bahasa, sehingga perlu ada upaya untuk memahami dan menghargai gaya bahasa yang berbeda tersebut agar dapat terjadi komunikasi yang efektif. • Teori genderlect juga memberikan pemahaman yang lebih luas tentang konsep gender dalam komunikasi dan memungkinkan individu untuk lebih memahami perbedaan dan keunikan komunikasi antara laki-laki dan perempuan. Genderlect Theory
  • 11. 1. Women’s Desire For Connection Vs. Men’s Desire For Status Tannen mengatakan bahwa perempuan mencari hubungan (connection), sedangkan laki-laki lebih mementingkan status. Sementara perempuan fokus untuk menumbuhkan rasa bahwa mereka sedang berhubungan, laki-laki bekerja keras untuk mempertahankan kemandirian mereka saat mereka berebut posisi pada hierarki pencapaian kompetitif. Bukti empiris untuk pernyataan Tannen muncul kembali pada tahun 1979 dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Buletin Psikologis, salah satu jurnal psikologi paling bergengsi. Adelaide Haas, menemukan bahwa laki-laki menggunakan lebih banyak ucapan direktif, berbicara tentang olahraga, uang, dan bisnis, sedangkan perempuan seringkali lebih suportif, sopan, dan ekspresif, berbicara tentang rumah dan keluarga dan menggunakan lebih banyak kata yang menyiratkan perasaan (guna membangun koneksi). Komponen-Komponen
  • 12. Komponen-Komponen Girls and women feel it is crucial that they be liked by their peers, a form of involvement that focuses on symmetrical connection. Boys and men feel it is crucial that they be respected by their peers, a form of involvement that focuses on asymmetrical status.
  • 13. 2. Rapport Talk vs Report Talk Rapport talk mengacu pada gaya komunikasi yang mengutamakan membangun hubungan, membangun kesamaan, dan mengungkapkan empati. Jenis pembicaraan ini sering diasosiasikan dengan perempuan dan ditandai dengan penggunaan pertanyaan, ungkapan persetujuan, dan berbagi pengalaman pribadi. Report talk, sebaliknya, adalah komunikasi yang mengutamakan penyampaian informasi, penegasan dominasi, dan penetapan status. Jenis pembicaraan ini sering diasosiasikan dengan laki-laki dan dicirikan oleh keterusterangan, ketegasan, dan penggunaan fakta dan opini untuk mendukung suatu posisi. Komponen-Komponen
  • 15. a. Private Speaking vs Public Speaking • Tannen menyatakan bahwa dalam budaya Barat, laki-laki sering dipandang lebih terampil dalam situasi publik dan formal, seperti pidato dan presentasi, sementara perempuan lebih terampil dalam situasi pribadi dan informal, seperti percakapan sehari-hari dengan keluarga dan teman-teman. • Hal ini menurut Tannen karena laki-laki lebih sering didorong untuk menonjolkan diri dan memimpin dalam situasi publik, sementara perempuan lebih sering didorong untuk bersikap kooperatif dan empatik dalam situasi pribadi. • Namun, Tannen menekankan bahwa perbedaan ini tidak bersifat absolut dan tidak harus dijadikan sebagai patokan untuk menilai kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Setiap individu memiliki keunikan dan kecenderungan masing-masing dalam berkomunikasi, dan penting untuk menghargai dan memperhatikan preferensi komunikasi orang lain saat berinteraksi. Komponen-Komponen
  • 16. b. Telling a Story • Tannen mencatat bahwa laki-laki bercerita lebih banyak daripada perempuan—terutama lelucon (jokes). Menceritakan lelucon adalah cara maskulin untuk menegosiasikan status. Cerita lucu yang diutarakan laki-laki memiliki tujuan untuk menarik perhatian dan mengangkat statusnya sebagai “storyteller” dibandingkan dengan audiens lainnya. Ketika laki-laki tidak mencoba untuk melucu, mereka bercerita di mana mereka adalah seorang pahlawan, sering kali bertindak sendiri untuk mengatasi hambatan besar. • Di sisi lain, perempuan cenderung mengungkapkan keinginan mereka untuk berkomunitas dengan bercerita tentang orang lain. Pada kesempatan langka ketika seorang perempuan adalah karakter dalam narasinya sendiri, dia biasanya menggambarkan dirinya melakukan sesuatu yang bodoh daripada bertindak dengan cara yang cerdas. Meremehkan diri ini menempatkannya pada level yang sama dengan para pendengarnya, sehingga memperkuat jaringan dukungannya. Komponen-Komponen
  • 17. c. Listening • Seorang perempuan mendengarkan cerita atau penjelasan cenderung melakukan kontak mata, menawarkan anggukan kepala, dan bereaksi dengan ya, uh-huh, mmm, benar, atau tanggapan lain yang menunjukkan saya sedang mendengarkan Anda. • Bagi seorang laki-laki yang peduli dengan status, gaya mendengarkan aktif yang terbuka itu bisa berarti menandakan bahwa dia setuju dengan argumen yang ada, jadi dia menghindari menempatkan dirinya dalam posisi tunduk, atau rendah hati. d. Asking Questions • Perempuan mengajukan pertanyaan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Tannen mencatat bahwa ketika perempuan menyatakan pendapat seperti "Itu film yang bagus, bukan begitu?" Hal ini melunakkan potensi ketidaksepakatan yang mungkin membuat orang berselisih. Dengan begini, lawan bicara juga diundang untuk berpartisipasi dalam dialog yang terbuka dan bersahabat. Tapi bagi laki-laki, hal ini membuatnya tampak plin-plan. Komponen-Komponen
  • 18. e. Conflict Karena laki-laki melihat hidup sebagai kontes, banyak laki-laki lebih nyaman dengan konflik dan karena itu cenderung tidak menahan diri. Sedangkan bagi sebagian besar perempuan, konflik merupakan ancaman terhadap hubungan—yang harus dihindari dengan cara apa pun. Komponen-Komponen
  • 19. Meskipun teori ini telah diterima secara luas dan telah menjadi dasar untuk penelitian tentang perbedaan gender dalam komunikasi, namun beberapa kritik telah diajukan terhadap Genderlect Theory, di antaranya: 1. Generalisasi yang Berlebihan Kritik terhadap Genderlect Theory adalah bahwa teori ini cenderung mengeneralisasi perbedaan gender dalam komunikasi dan membuat klaim umum yang tidak dapat diterapkan pada individu secara spesifik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dalam gaya komunikasi dapat terjadi dalam kelompok gender yang sama, sehingga membuat teori ini terlalu menyederhanakan kompleksitas komunikasi manusia. 2. Reduksi Kompleksitas Genderlect Theory cenderung menyederhanakan perbedaan gender menjadi dua kategori yang berlawanan (laki-laki vs. perempuan), tanpa mempertimbangkan variasi dalam kelompok gender tersebut. Teori ini juga cenderung mengabaikan faktor-faktor lain seperti agama, etnis, dan latar belakang sosial yang dapat memengaruhi gaya komunikasi seseorang. Kritik pada Genderlect Theory
  • 20. 3. Kesalahan Interpretasi Kesalahan Interpretasi: Teori ini seringkali disalahartikan atau digunakan untuk membenarkan stereotip gender. Beberapa orang menggunakan teori ini untuk mengklaim bahwa perempuan lebih "lemah lembut" dan cenderung berbicara lebih banyak daripada laki-laki, sementara laki-laki lebih "tertutup" dan cenderung bersikap lebih agresif. Padahal, stereotip seperti ini tidak selalu berlaku dan dapat menyebabkan kesalahpahaman dan ketidakadilan dalam komunikasi dan interaksi sosial. Kritik pada Genderlect Theory