SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Komunikasi Gender #8
Rinta Arina Manasikana, M.A.
Representasi Gender
dalam Media: Media dan
Politik Representasi (II)
ā€¢ Pada pertemuan ini kita akan melihat bagaimana kuasa
dipraktikkan oleh media dan dalam media.
ā€¢ Kita perlu melihat media bukan sebagai institusi yang netral,
tetapi sebagai aparatus yang bekerja secara idelogis.
ā€¢ Media adalah agen dalam memproduksi makna. Institusi
yang memiliki orientasi kepada kepentingan-kepentingan
tertentu.
Media dan Politik Representasi
Media dan Politik Representasi
ā€¢ Dari contoh teks berita tersebut, kita bisa melihat bahwa satu
teks berita bisa merekrut satu kelompok, tetapi di waktu
yang sama bisa menyingkirkan kelompok yang lainnya.
ā€¢ Ada mekanisme inklusi (sikap mengajak masuk,
mengikutsertakan) dan sikap eksklusi (menghalangi,
menghambat, mengeluarkan) seseorang maupun satu
kelompok dalam teks ini.
ā€¢ Di sini kita bisa melihat bahwa ada ā€œkuasaā€ yang digerakkan
dan dipraktikkan dalam media.
ā€¢ Terdapat pemilihan-pemilihan kata yang tidak netralļƒ 
menunjukkan adanya kuasa media dalam menggiring opini
masyarakat.
Media dan Politik Representasi
Ketika teman-teman mendengar kata representasi, apa
yang pertama kali teman-teman pikirkan?
ā€œPolitisi DPR Nilai Erick Thohir Cawapres Representasi
Kaum Mudaā€
ā€œNasi Tumpeng sebagai Bentuk Representasi
Hubungan antara Tuhan dengan Manusiaā€
Kata yang sama merujuk pada pengertian yang
berbeda. Di mana yang pertama menunjukkan arti
ā€œmewakiliā€ dan pada kalimat kedua menunjukkan
ā€œmenggambarkanā€ = Representasi
Memahami Konsep Representasi
Memahami Konsep Representasi
Vertreten
-menjadi proksi
-menjadi agen
Darstellen
-menggambarkan
-mendeskripsikan
reprƤsentieren
(memiliki arti yang lebih
dekat dengan vetreten,
penggunaan lebih formal)
-mewakili, bertindak
sebagai agen
Vertreten merupakan konsep representasi yang merujuk pada tindakan mewakili, menyubstitusi,
dan berbicara atas nama orang lain (to speak for), seperti dalam konteks representasi politik.
Sementara darstellen adalah konsep re-presentasi yang merujuk pada tindakan menampilkan
atau menghadirkan kembali, menggambarkan, mendeskripsikan, memotret, atau mementaskan.
ā€¢ Representasi ļƒ  bisa dijelaskan sebagai menggambarkan,
menghadirkan kembali.
Yang dihadirkan di media sudah ada seleksi, parsial: realitas yang
ditunjukkan itu by selection oleh media. Misalnya membicarakan
bencana alam, yang dihighlight/diekspose oleh media adalah bagian
yang ā€œpentingā€ dan sudah pasti bersifat parsial karena tidak
semuanya ditunjukkan/menjadi topik utama.
Konsep representasi yang menghadirkan kembali, tidak pernah
netral, ada bingkai dan pilihan perspektifļƒ  kasus korupsi, yang
dihighlight adalah kemewahan/hedonisme istri.
Representasi adalah praktik pemberian makna (giving meaning) yang
tidak netral dan tidak bebas nilai (Stuart Hall)ļƒ  sifatnya politis,
karena ada usaha untuk mempengaruhi orang lain.
Representation is Political
Media dan Politik Representasi
ā€œThe Production of The Meaning of The Concepts in our Mind
Through Languageā€
Dengan definisi ini, Hall mengkritik pemahaman bahwa
representasi sekadar menangkap dan menampilkan kembali
makna-makna yang sudah ada sebelumnya.
Pemahaman seperti ini meyakini bahwa sesuatu (objek, orang,
peristiwa) memiliki true meaning yang stabil, yang tidak pernah
berubah dan bersifat final.
Representasi tidak bekerja seperti cermin, yang hanya
merefleksikan atau menghadirkan kembali makna yang sudah
fixed tadi.
Media dan Politik Representasi
Representasi yang dipahami sebagai proses menghadirkan
kembali, pada dasarnya ada praktik pemberian makna.
Misalnya: seperti saat ada sebuah bencana, stasiun tv
merepresentasikan bencana dalam liputan beritanya. Bencana
tidak dengan sendirinya memiliki makna yang bersifat tetap dan
final, yang menunggu untuk ditangkap dan dihadirkan kembali
dalam bentuk berita di layar tv. Namun, bencana baru punya
makna ketika direpresentasikan dalam bentuk berita, fotografi
dsb.
Makna bencana yang dihadirkan kembali oleh tv, bisa jadi
berbeda dengan yang dihadirkan oleh fotografi atau dalam film,
karena tidak ada true meaning yang melekat pada bencana tsb.
Lalu apakah setiap individu memproduksi maknanya sendiri
tentang sesuatu?
Media dan Politik Representasi
Jawabannyaļƒ  Tidak.
Karena makna bukanlah milik personal, melainkan milik
bersama karena terkait dengan peta konseptual yang kita
pelajari dari kultur tempat kita hidup.
Representasi dalam hal ini dibagi dalam 2 tahap oleh Hall,
yaitu:
1. Representasi Mental: ketika kita menghubungkan
konsep-konsep yang ada dalam pikiran kita dengan
objek, orang, atau peristiwa yang ada di sekitar kita. Kita
bisa memberi makna terhadap berbagai hal, berangkat
dari konsep yang kita pelajari dan internalisasi dari
budaya yang kita hidupi.
Media dan Politik Representasi
2. Praktik Penandaan: tahap kedua ini adalah tahap ketika kita
menghubungkan konsep yang ada di pikiran kita dengan
tanda-tanda seperti suara, kata-kata, gambar, dll agar
makna tentang berbagai objek, orang, dan peristiwa bisa
kita komunikasikan dan pertukarkan dengan orang lain (yang
terorganisir dalam bahasa)ļƒ  linguistik, citra, visual.
Media dan Politik Representasi
ā€¢ Meminjam konsep Karl Marx dan Gayatri Spivak,
Representasi juga bisa dipahami sebagai mewakili.
ā€¢ Tetapi pada kenyataannya, suara dan kepentingan subjek
yang diwakili cenderung tidak bisa dikenali dan didengar.
ā€¢ Kita harus peka. Ketika seorang subjek yang tadinya tidak
pernah dimunculkan di media, tiba-tiba muncul di media,
apakah representasinya sudah mewakili? Atau justru
sebaliknya hanya mereproduksi stereotipe/menegaskan
kembali stigma yang ada?
Media dan Politik Representasi
Problem Representasi
Problem Representasi
primitif/priĀ·miĀ·tif/ a 1 dalam keadaan yang sangat sederhana; belum maju
(tentang peradaban; terbelakang): kebudayaan --; 2 sederhana; kuno (tidak
modern tentang peralatan): senjata-senjata --
Problem Representasi
Problem Representasi
https://www.tiktok.com/@leftmyheartinmadinah/video/7205011888
499854597?_r=1&_t=8ckqfHOagaX
https://www.tiktok.com/@zain.shabz/video/7236425369283300635?
_t=8ckqnM7IlST&_r=1
Representasi memang selalu bersifat politis.
Persoalannya, kita cenderung menerima segala hal
tersebut secara taken for granted.
Kita harus kritis. Misalnya, ketika seorang hadir di ruang
representasi, hadir saja tidak cukup. Representasi bukan
sekadar muncul, melainkan juga mengapa dan bagaimana
ia dimunculkan.
Ketika seorang dihadirkan di ruang representasi, kita harus
menanyakan hal-hal berikut:
ā€¢ Siapa/apa yang dibicarakan?
ā€¢ Siapa yang berbicara dalam/melalui teks?
ā€¢ Perspektif siapa/apa yang digunakan untuk berbicara?
ā€¢ Bagaimana cara membicarakannya?
ā€¢ Moda sapaan?
ā€¢ Dalam kontes apa subjek tersebut dihadirkan?
ā€¢ Mengapa?
Politik Representasi
Politik Representasi

More Related Content

Similar to Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx

whokomunikatorpolitik-160606050053.pdf
whokomunikatorpolitik-160606050053.pdfwhokomunikatorpolitik-160606050053.pdf
whokomunikatorpolitik-160606050053.pdf
AbdullahMitrin
Ā 
Konsep islam tentang komunikasi
Konsep islam tentang komunikasiKonsep islam tentang komunikasi
Konsep islam tentang komunikasi
M Tata Taufik
Ā 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
blade_net
Ā 
Manajemen wacana publik-Yeremia Prawiro Mozart Runtu
Manajemen wacana publik-Yeremia Prawiro Mozart RuntuManajemen wacana publik-Yeremia Prawiro Mozart Runtu
Manajemen wacana publik-Yeremia Prawiro Mozart Runtu
Yeremiapmr
Ā 
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Nasyukha Apnapryka
Ā 
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi
Komunikasi sosial. hakikat komunikasiKomunikasi sosial. hakikat komunikasi
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi
Salma Van Licht
Ā 

Similar to Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx (20)

Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDASession 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Session 11-12 OPINI DAN PROPAGANDA
Ā 
KOMUNIKASI POLITIK - Who Komunikator Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Who Komunikator PolitikKOMUNIKASI POLITIK - Who Komunikator Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Who Komunikator Politik
Ā 
whokomunikatorpolitik-160606050053.pdf
whokomunikatorpolitik-160606050053.pdfwhokomunikatorpolitik-160606050053.pdf
whokomunikatorpolitik-160606050053.pdf
Ā 
pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politik
Ā 
Manajemen opini[1]
Manajemen opini[1]Manajemen opini[1]
Manajemen opini[1]
Ā 
Manajemen opini
Manajemen opiniManajemen opini
Manajemen opini
Ā 
Sistem perwakilan
Sistem perwakilanSistem perwakilan
Sistem perwakilan
Ā 
Hakikat opinipublik
Hakikat opinipublikHakikat opinipublik
Hakikat opinipublik
Ā 
Konsep islam tentang komunikasi
Konsep islam tentang komunikasiKonsep islam tentang komunikasi
Konsep islam tentang komunikasi
Ā 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
Ā 
SEJARAH HUMAS
SEJARAH HUMASSEJARAH HUMAS
SEJARAH HUMAS
Ā 
Manajemen wacana publik-Yeremia Prawiro Mozart Runtu
Manajemen wacana publik-Yeremia Prawiro Mozart RuntuManajemen wacana publik-Yeremia Prawiro Mozart Runtu
Manajemen wacana publik-Yeremia Prawiro Mozart Runtu
Ā 
komunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi barukomunikasi politik sbg bidang studi baru
komunikasi politik sbg bidang studi baru
Ā 
Manajemen Wacana Publik.pptx
Manajemen Wacana Publik.pptxManajemen Wacana Publik.pptx
Manajemen Wacana Publik.pptx
Ā 
2971189.ppt
2971189.ppt2971189.ppt
2971189.ppt
Ā 
83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik
Ā 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
Ā 
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Ā 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Ā 
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi
Komunikasi sosial. hakikat komunikasiKomunikasi sosial. hakikat komunikasi
Komunikasi sosial. hakikat komunikasi
Ā 

More from RintaArina

More from RintaArina (20)

Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxSemester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Ā 
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Ā 
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Ā 
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Ā 
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Ā 
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Ā 
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Ā 
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxSemester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Ā 
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Ā 
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxSemester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Ā 
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Ā 
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Ā 
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxKomunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Ā 
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxKomunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Ā 
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Ā 
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxCreative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Ā 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Ā 
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Ā 
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Ā 
Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...
Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...
Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Pra...
Ā 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
Ā 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
Ā 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
Ā 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
rizalhabib4
Ā 

Recently uploaded (20)

Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Ā 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
Ā 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Ā 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Ā 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Ā 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Ā 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Ā 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
Ā 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Ā 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Ā 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Ā 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Ā 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
Ā 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
Ā 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Ā 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Ā 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Ā 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
Ā 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Ā 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Ā 

Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx

  • 1. Komunikasi Gender #8 Rinta Arina Manasikana, M.A. Representasi Gender dalam Media: Media dan Politik Representasi (II)
  • 2. ā€¢ Pada pertemuan ini kita akan melihat bagaimana kuasa dipraktikkan oleh media dan dalam media. ā€¢ Kita perlu melihat media bukan sebagai institusi yang netral, tetapi sebagai aparatus yang bekerja secara idelogis. ā€¢ Media adalah agen dalam memproduksi makna. Institusi yang memiliki orientasi kepada kepentingan-kepentingan tertentu. Media dan Politik Representasi
  • 3. Media dan Politik Representasi
  • 4. ā€¢ Dari contoh teks berita tersebut, kita bisa melihat bahwa satu teks berita bisa merekrut satu kelompok, tetapi di waktu yang sama bisa menyingkirkan kelompok yang lainnya. ā€¢ Ada mekanisme inklusi (sikap mengajak masuk, mengikutsertakan) dan sikap eksklusi (menghalangi, menghambat, mengeluarkan) seseorang maupun satu kelompok dalam teks ini. ā€¢ Di sini kita bisa melihat bahwa ada ā€œkuasaā€ yang digerakkan dan dipraktikkan dalam media. ā€¢ Terdapat pemilihan-pemilihan kata yang tidak netralļƒ  menunjukkan adanya kuasa media dalam menggiring opini masyarakat. Media dan Politik Representasi
  • 5. Ketika teman-teman mendengar kata representasi, apa yang pertama kali teman-teman pikirkan? ā€œPolitisi DPR Nilai Erick Thohir Cawapres Representasi Kaum Mudaā€ ā€œNasi Tumpeng sebagai Bentuk Representasi Hubungan antara Tuhan dengan Manusiaā€ Kata yang sama merujuk pada pengertian yang berbeda. Di mana yang pertama menunjukkan arti ā€œmewakiliā€ dan pada kalimat kedua menunjukkan ā€œmenggambarkanā€ = Representasi Memahami Konsep Representasi
  • 6. Memahami Konsep Representasi Vertreten -menjadi proksi -menjadi agen Darstellen -menggambarkan -mendeskripsikan reprƤsentieren (memiliki arti yang lebih dekat dengan vetreten, penggunaan lebih formal) -mewakili, bertindak sebagai agen Vertreten merupakan konsep representasi yang merujuk pada tindakan mewakili, menyubstitusi, dan berbicara atas nama orang lain (to speak for), seperti dalam konteks representasi politik. Sementara darstellen adalah konsep re-presentasi yang merujuk pada tindakan menampilkan atau menghadirkan kembali, menggambarkan, mendeskripsikan, memotret, atau mementaskan.
  • 7. ā€¢ Representasi ļƒ  bisa dijelaskan sebagai menggambarkan, menghadirkan kembali. Yang dihadirkan di media sudah ada seleksi, parsial: realitas yang ditunjukkan itu by selection oleh media. Misalnya membicarakan bencana alam, yang dihighlight/diekspose oleh media adalah bagian yang ā€œpentingā€ dan sudah pasti bersifat parsial karena tidak semuanya ditunjukkan/menjadi topik utama. Konsep representasi yang menghadirkan kembali, tidak pernah netral, ada bingkai dan pilihan perspektifļƒ  kasus korupsi, yang dihighlight adalah kemewahan/hedonisme istri. Representasi adalah praktik pemberian makna (giving meaning) yang tidak netral dan tidak bebas nilai (Stuart Hall)ļƒ  sifatnya politis, karena ada usaha untuk mempengaruhi orang lain. Representation is Political Media dan Politik Representasi
  • 8. ā€œThe Production of The Meaning of The Concepts in our Mind Through Languageā€ Dengan definisi ini, Hall mengkritik pemahaman bahwa representasi sekadar menangkap dan menampilkan kembali makna-makna yang sudah ada sebelumnya. Pemahaman seperti ini meyakini bahwa sesuatu (objek, orang, peristiwa) memiliki true meaning yang stabil, yang tidak pernah berubah dan bersifat final. Representasi tidak bekerja seperti cermin, yang hanya merefleksikan atau menghadirkan kembali makna yang sudah fixed tadi. Media dan Politik Representasi
  • 9. Representasi yang dipahami sebagai proses menghadirkan kembali, pada dasarnya ada praktik pemberian makna. Misalnya: seperti saat ada sebuah bencana, stasiun tv merepresentasikan bencana dalam liputan beritanya. Bencana tidak dengan sendirinya memiliki makna yang bersifat tetap dan final, yang menunggu untuk ditangkap dan dihadirkan kembali dalam bentuk berita di layar tv. Namun, bencana baru punya makna ketika direpresentasikan dalam bentuk berita, fotografi dsb. Makna bencana yang dihadirkan kembali oleh tv, bisa jadi berbeda dengan yang dihadirkan oleh fotografi atau dalam film, karena tidak ada true meaning yang melekat pada bencana tsb. Lalu apakah setiap individu memproduksi maknanya sendiri tentang sesuatu? Media dan Politik Representasi
  • 10. Jawabannyaļƒ  Tidak. Karena makna bukanlah milik personal, melainkan milik bersama karena terkait dengan peta konseptual yang kita pelajari dari kultur tempat kita hidup. Representasi dalam hal ini dibagi dalam 2 tahap oleh Hall, yaitu: 1. Representasi Mental: ketika kita menghubungkan konsep-konsep yang ada dalam pikiran kita dengan objek, orang, atau peristiwa yang ada di sekitar kita. Kita bisa memberi makna terhadap berbagai hal, berangkat dari konsep yang kita pelajari dan internalisasi dari budaya yang kita hidupi. Media dan Politik Representasi
  • 11. 2. Praktik Penandaan: tahap kedua ini adalah tahap ketika kita menghubungkan konsep yang ada di pikiran kita dengan tanda-tanda seperti suara, kata-kata, gambar, dll agar makna tentang berbagai objek, orang, dan peristiwa bisa kita komunikasikan dan pertukarkan dengan orang lain (yang terorganisir dalam bahasa)ļƒ  linguistik, citra, visual. Media dan Politik Representasi
  • 12. ā€¢ Meminjam konsep Karl Marx dan Gayatri Spivak, Representasi juga bisa dipahami sebagai mewakili. ā€¢ Tetapi pada kenyataannya, suara dan kepentingan subjek yang diwakili cenderung tidak bisa dikenali dan didengar. ā€¢ Kita harus peka. Ketika seorang subjek yang tadinya tidak pernah dimunculkan di media, tiba-tiba muncul di media, apakah representasinya sudah mewakili? Atau justru sebaliknya hanya mereproduksi stereotipe/menegaskan kembali stigma yang ada? Media dan Politik Representasi
  • 14. Problem Representasi primitif/priĀ·miĀ·tif/ a 1 dalam keadaan yang sangat sederhana; belum maju (tentang peradaban; terbelakang): kebudayaan --; 2 sederhana; kuno (tidak modern tentang peralatan): senjata-senjata --
  • 17. Representasi memang selalu bersifat politis. Persoalannya, kita cenderung menerima segala hal tersebut secara taken for granted. Kita harus kritis. Misalnya, ketika seorang hadir di ruang representasi, hadir saja tidak cukup. Representasi bukan sekadar muncul, melainkan juga mengapa dan bagaimana ia dimunculkan. Ketika seorang dihadirkan di ruang representasi, kita harus menanyakan hal-hal berikut: ā€¢ Siapa/apa yang dibicarakan? ā€¢ Siapa yang berbicara dalam/melalui teks? ā€¢ Perspektif siapa/apa yang digunakan untuk berbicara? ā€¢ Bagaimana cara membicarakannya? ā€¢ Moda sapaan? ā€¢ Dalam kontes apa subjek tersebut dihadirkan? ā€¢ Mengapa? Politik Representasi