SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Komunikasi
Antarpribadi:
Budaya,
Stereotipe,
dan
Prasangka
Rinta Arina Manasikana, M.A.
Pendahuluan
● Komunikasi antarpribadi dan budaya saling terkait dan
mempengaruhi satu sama lain. Setiap individu memiliki latar
belakang budaya yang berbeda-beda, termasuk bahasa,
norma, nilai, dan kepercayaan yang berbeda-beda pula. Oleh
karena itu, saat berkomunikasi antarpribadi, kita harus
memperhatikan dan memahami konteks budaya yang
memengaruhi cara berkomunikasi kita.
● Konteks budaya dapat mempengaruhi bahasa yang digunakan,
bentuk tutur, pemilihan kata, dan intonasi suara dalam
komunikasi antarpribadi. Misalnya, di beberapa budaya,
bentuk bahasa yang lebih formal digunakan ketika berbicara
dengan orang yang lebih tua atau di posisi yang lebih tinggi.
Selain itu, norma budaya juga dapat mempengaruhi bentuk
ekspresi emosi, seperti menunjukkan rasa hormat, rasa malu
atau rasa bersalah.
Pendahuluan
● Selain itu, nilai-nilai dan kepercayaan budaya dapat
mempengaruhi topik dan cara berbicara dalam komunikasi
antarpribadi. Misalnya, di beberapa budaya, topik seperti
agama atau seksualitas mungkin dianggap sensitif atau tidak
pantas untuk dibicarakan secara terbuka.
● Dengan mempelajari komunikasi antarpribadi, kesalahan-
kesalahan persepsi bisa diminimalisasi dan bahkan bisa
disangkal.
● Tidak dipungkiri bahwa sering terjadi
kesalahpahaman dalam komunikasi
antarpribadi. Dari kesalahpahaman ini, sering
terjadi perseteruan bahkan pertengkaran
antara orang yang khususnya memiliki
perbedaan budaya. Inilah yang disebut sebagai
hambatan komunikasi antarbudaya.
● Hambatan komunikasi antarbudaya juga dapat
didefinisikan sebagai komunikasi yang tidak
efektif dengan orang yang berbeda latar
belakang budaya.
Hambatan Komunikasi
Menurut Barna dalam Samovar & Porter (1994) dalam
Sumantri (2007) menyatakan setidaknya terdapat 6
hambatan dalam komunikasi antarbudaya, diantaranya
adalah:
1. Asumsi tentang Persamaan
Asumsi ini tidak hanya mengenai bahasa lisan yang bisa
digunakan akan tetapi juga harus mengartikan bahasa
nonverbal, tanda, dan lambang.
2. Perbedaan Bahasa
Perbendaharaan kata, sintaksis, idiom, slang, dialek,
dapat menjadi hambatan.
3. Kesalahpahaman Nonverbal
Kurangnya pemahaman mengenai tanda dan lambang
nonverbal seperti gesture, postur, dan gerak-gerik
tubuh lainnya akan menjadi batasan komunikasi.
Hambatan Komunikasi
4. Prasangka dan Stereotipe
Prasangka dapat didefinisikan sebagai suatu sikap
dalam mengambil sebuah keputusan tanpa
mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi, sehingga
bisa menyebabkan kesalahpahaman.
Stereotip adalah sebuah pandangan atau cara pandang
terhadap suatu kelompok sosial di mana cara pandang
tersebut lalu digunakan pada setiap anggota kelompok
tersebut.
5. Kecenderungan untuk menilai
Batasan komunikasi ini disebabkan oleh penilaian yang
terjadi dan akan semakin parah jika terdapat perasaan
dan emosi mendalam yang terlibat.
6. Kegelisahan/ketegangan yang tinggi
Juga dikenal sebagai tekanan biasanya hadir karena
ketidaktentuan yang timbul.
Hambatan Komunikasi
Sedangkan Rahardjo (2005) membagi hambatan komunikasi
antarbudaya menjadi empat bagian, yaitu:
● Etnosentrisme
Etnosentrisme ialah paham yang dianut kelompok atau
suku bangsa yang menganggap lebih superior dibandingkan
kelompok luar.
● Stereotipe
● Prasangka
● Hubungan antara stereotipe, prasangka, dan kontak
antarbudaya.
Hambatan Komunikasi
Prasangka • Prasangka pertama kali diperkenalkan oleh psikolog dari
Universitas Harvard, Gordon Allport berasal dari kata
praejudicium yang berarti pernyataan atau kesimpulan
tentang sesuatu berdasarkan perasaan atau pengalaman
yang dangkal terhadap seseorang atau sekelompok orang
tertentu.
• Allport (dalam Ali, dkk, 2010) mengemukakan bahwa
prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada
cara menggeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel, serta
prasangka sebagai suatu evaluasi negatif seseorang atau
sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain,
semata-mata karena orang atau sekelompok orang itu
merupakan anggota kelompok lain yang berbeda (outgroup)
dari kelompoknya sendiri (ingroup). Hal tersebut kemudian
menyebabkan individu melakukan bias dalam memandang
outgroup sehingga muncul stereotipe terhadap kelompok
outgroup.
• Suatu sikap atau penilaian negatif yang ditujukan kepada
seseorang atau sekelompok orang atas dasar perbandingan
dengan kelompok sendiri.
Faktor Penyebab
Menurut Herek (dalam Lewenussa & Mashoedi, 2007) ada
beberapa faktor munculnya prasangka, yakni:
1. Sumber sosial (kesenjangan sosial, identitas sosial,
konformitas, dukungan institusional)
2. Sumber emosional (frustrasi dan agresi, dinamika
kepribadian)
3. Sumber kognitif (kategorisasi, atribusi, konsekuensi kognitif
dari stereotip)
Faktor Penyebab
Selain itu ada beberapa faktor munculnya prasangka, yakni:
● Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing
hitam
Munculnya prasangka ini bisa disebabkan karena adanya
keinginan bagi seseorang untuk melakukan “kambing hitam”.
Bukan hanya dapat dilakukan oleh individu saja, tetapi seuatu
kelompok atau golongan bisa juga menginginkan melakukan
“kambing hitam” agar terhindar dari suatu tuduhan.
● Orang berprasangka karena memang ada niat dalam
berprasangka
Faktor penyebab timbulnya prasangka adalah adanya niat
untuk berprasangka terhadap orang lain atau suatu kelompok.
Faktor Penyebab
● Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah
menjadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam lingkungan
tertentu
Jika suatu lingkungan sudah memiliki pendapat umum yang
cenderung negatif, maka besar kemungkinan kalau sikap prasangka
akan timbul. Pendapat umum yang negatif bisa saja berupa
merendahkan latar belakang orang lain, seperti suku, ras, agama,
dan sebagainya. Bahkan, bisa menyebabkan terjadinya diskriminasi
hingga kekerasan sosial.
● Prasangka timbul karena adanya perbedaan, di mana
perbedaan ini menimbulkan perasaan superior
Faktor berikutnya timbulnya prasangka adalah adanya perbedaan.
Dengan kata lain, adanya perbedaan atau keberagaman dalam
suatu lingkungan sosial. Perbedaan yang dimaksud meliputi:
perbedaan fisik, perbedaan lingkungan/geografis, perbedaan
kekayaan, perbedaan kepercayaan/agama, perbedaan status sosial,
perbedaan norma sosial, dan lain sebagainya (Putra, 2012).
Ciri-ciri Prasangka
Menurut Brown (2005) terdapat beberapa ciri prasangka, yaitu:
1. Adanya keyakinan kognitif yang bersifat merendahkan
Merupakan kecenderungan untuk merendahkan orang atau
kelompok lain atas dasar pandangan dari kelompok sendiri.
2. Adanya pengekspresian perasaan negatif
Adanya perasaan negatif yang dimiliki seseorang kepada
orang atau kelompok lain yang memiliki perbedaan dengan
dirinya.
3. Adanya tindakan permusuhan dan diskriminatif
Seseorang cenderung menunjukkan sikap atau tingkah laku
yang menunjukkan adanya permusuhan dan
mendiskriminasi anggota di luar kelompoknya berdasarkan
pandangan dari kelompok sendiri.
Contoh Prasangka
● Dalam dunia kerja, pelamar dengan
usia tertentu tidak diperkenankan
untuk mendaftar pekerjaan karena
dianggap sudah terlalu tua = tidak lagi
kompeten, gaptek, dsb.
Stereotipe
● Gold (2006): Stereotip merupakan gabungan kata stereos
dalam bahasa Yunani yang bermakna tetap padat atau
permanen dengan kata typus bahasa Latin yang bermakna
kesan. Dari kedua makna kata tersebut, sudah
menggambarkan dua atribut penting dari istilah yang
digunakan saat ini, yaitu sebuah kesan yang sifatnya
tetap.
● Sihabudin menjelaskan stereotipe adalah generalisasi
(biasanya bersifat negatif) atas kelompok tertentu (suku,
agama, ras) dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan
individual.
● Samovar, Porter & McDaniel: sejumlah asumsi salah yang
dibuat oleh orang di satu budaya terhadap karakteristik
anggota kelompok budaya lain.
Stereotipe
• Kita memperoleh informasi biasanya dari pihak kedua atau
media, sehingga kita cenderung untuk menyesuaikan
informasi tersebut agar sesuai dengan pemikiran kita. Ini
sudah merupakan pembentukan stereotipe.
• Stereotipe bisa berkaitan dengan hal positif atau negatif,
stereotipe bisa benar bisa salah, stereotip bisa berkaitan
dengan individu atau sub-kelompok.
Stereotipe
• Stereotipe juga digunakan oleh manusia sebagai bagian dari
mekanisme pertahanan diri [self defense mechanism] untuk
menyembunyikan keterbatasan kita atau untuk
membenarkan perasaan kita yang rapuh tentang
superioritas.
• Sebagai contoh, stereotipe negatif tentang orang Amerika
kulit hitam sebenarnya bersumber pada justifikasi
perbudakan orang Amerika kulit putih terhadap orang kulit
hitam.
Contoh Stereotipe
Sebagai contoh stereotipe antarsuku di Indonesia:
• Orang Jawa dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus
dan sopan, sedangkan orang-orang Batak distereotipkan
oleh mereka sebagai kelompok yang nekat, suka berbicara
keras, suka berkelahi.
• Namun, di satu sisi orang Batak menganggap diri mereka
pemberani, terbuka, suka berterus terang, pintar, rajin, kuat
dan tegar. Sebaliknya, orang Batak menganggap orang-orang
Jawa dan Sunda lebih halus dan sopan tapi lemah dan tidak
berterus terang.
• Apa yang orang Sunda anggap kekerasan, bagi orang Batak
justru kejujuran. Apa yang orang Sunda anggap kehalusan,
bagi orang Batak adalah kemunafikan dan kelemahan.
Mengapa Muncul Stereotipe
• Manusia butuh sesuatu untuk menyederhanakan realitas kehidupan
yang bersifat kompleks.
• Manusia butuh sesuatu untuk menghilangkan rasa cemas [anxiety]
ketika berhadapan dengan sesuatu yang baru, manusia lalu
menggunakan stereotipe.
• Manusia butuh cara yang ekonomis untuk membentuk gambaran dari
dunia di sekitarnya.
• Manusia tidak mungkin mengalami semua kejadian, karenanya
manusia mengandalkan informasi dari pihak lain sebagai jendela dunia
 Maka, terjadilah duplikasi stereotip.
Media dan Stereotipe
Dalam media stereotipe ini melekat dalam berbagai tayangan; dari
sinetron, infotainment, telewicara, hingga berita. Media massa
dalam hal ini menjadi agen yang justru ikut menyebarluaskan
stereotipe mengenai suatu kelompok.
1. Stereotip Ras Minoritas
• Di AS ras minoritas terkait dengan masyarakat kulit hitam dan
suku Indian, yang sering digambarkan sebagai masyarakat kelas
dua, kriminalis dan terbelakang.
• Di Indonesia sering terkait dengan suku Tionghoa, sebagai
kelompok yang pelit.
Media dan Stereotipe
2. Stereotipe Perempuan
Pada iklan perempuan digambarkan sebagai “super mom”, yakni
pintar mengurus rumah tangga, melindungi anak, memuaskan suami
dan menyenangkan mertua (seringkali ditempatkan di ruang
domestik).
Media dan Stereotipe
3. Stereotip mengenai Agama
Stereotipe lainnya adalah penggambaran orang Islam sebagai
teroris. Hal ini terutama setelah peristiwa 9/11.

More Related Content

Similar to Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Prasangka.pptx

Interaksi sosial dan sosialisasi
Interaksi sosial dan sosialisasiInteraksi sosial dan sosialisasi
Interaksi sosial dan sosialisasiFira Nursya`bani
 
presentasi perilaku menyimpang kelompok 1.pptx
presentasi perilaku menyimpang kelompok 1.pptxpresentasi perilaku menyimpang kelompok 1.pptx
presentasi perilaku menyimpang kelompok 1.pptxAhmadDaud23
 
Intercultural communication
Intercultural communication Intercultural communication
Intercultural communication Ratih Aini
 
Interaksi_sosial_pptx.pptx
Interaksi_sosial_pptx.pptxInteraksi_sosial_pptx.pptx
Interaksi_sosial_pptx.pptxheruheru31
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIKOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIDELLAOKTARINDAHARMI
 
MAKALAH GENDER
MAKALAH GENDERMAKALAH GENDER
MAKALAH GENDERAna Sengga
 
Macam macam patologi manusia (9)
Macam macam patologi manusia (9)Macam macam patologi manusia (9)
Macam macam patologi manusia (9)Allo Martins
 
Masalah Komunikasi Dalam Kumpulan Kecil Daripada Konteks
Masalah Komunikasi Dalam Kumpulan Kecil Daripada  KonteksMasalah Komunikasi Dalam Kumpulan Kecil Daripada  Konteks
Masalah Komunikasi Dalam Kumpulan Kecil Daripada KonteksCongkak Group
 
Prasangka, steorotip dan diskriminasi
Prasangka, steorotip dan diskriminasiPrasangka, steorotip dan diskriminasi
Prasangka, steorotip dan diskriminasiAnna Dekinai
 
Perbezaan Individu
Perbezaan IndividuPerbezaan Individu
Perbezaan IndividuAzizi Ahmad
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadiannorthonism
 
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta DidikPendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta DidikNur Rizki
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikatorPJIK12
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikatorPJIK12
 
MAKALAH prasangka sosial
MAKALAH prasangka sosial MAKALAH prasangka sosial
MAKALAH prasangka sosial Dede S. Nugraha
 
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1Dede M Latiev
 
Kelompok sosial dan hubungan antar kelompok
Kelompok sosial dan hubungan antar kelompokKelompok sosial dan hubungan antar kelompok
Kelompok sosial dan hubungan antar kelompokNari Chaos
 

Similar to Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Prasangka.pptx (20)

Interaksi sosial dan sosialisasi
Interaksi sosial dan sosialisasiInteraksi sosial dan sosialisasi
Interaksi sosial dan sosialisasi
 
presentasi perilaku menyimpang kelompok 1.pptx
presentasi perilaku menyimpang kelompok 1.pptxpresentasi perilaku menyimpang kelompok 1.pptx
presentasi perilaku menyimpang kelompok 1.pptx
 
Persepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspitaPersepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspita
 
Intercultural communication
Intercultural communication Intercultural communication
Intercultural communication
 
Interaksi_sosial_pptx.pptx
Interaksi_sosial_pptx.pptxInteraksi_sosial_pptx.pptx
Interaksi_sosial_pptx.pptx
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIKOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
 
MAKALAH GENDER
MAKALAH GENDERMAKALAH GENDER
MAKALAH GENDER
 
Macam macam patologi manusia (9)
Macam macam patologi manusia (9)Macam macam patologi manusia (9)
Macam macam patologi manusia (9)
 
Masalah Komunikasi Dalam Kumpulan Kecil Daripada Konteks
Masalah Komunikasi Dalam Kumpulan Kecil Daripada  KonteksMasalah Komunikasi Dalam Kumpulan Kecil Daripada  Konteks
Masalah Komunikasi Dalam Kumpulan Kecil Daripada Konteks
 
Prasangka, steorotip dan diskriminasi
Prasangka, steorotip dan diskriminasiPrasangka, steorotip dan diskriminasi
Prasangka, steorotip dan diskriminasi
 
Perbezaan Individu
Perbezaan IndividuPerbezaan Individu
Perbezaan Individu
 
Isolasi sosial AKPER PEMKAB MUNA
Isolasi sosial AKPER PEMKAB MUNA Isolasi sosial AKPER PEMKAB MUNA
Isolasi sosial AKPER PEMKAB MUNA
 
Psikologi Kepribadian
Psikologi KepribadianPsikologi Kepribadian
Psikologi Kepribadian
 
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta DidikPendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
Pendidikan di Sekolah dalam Membentuk Karakter Peserta Didik
 
Kepribadian Manusia
Kepribadian ManusiaKepribadian Manusia
Kepribadian Manusia
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikator
 
Sifat komunikator
Sifat komunikatorSifat komunikator
Sifat komunikator
 
MAKALAH prasangka sosial
MAKALAH prasangka sosial MAKALAH prasangka sosial
MAKALAH prasangka sosial
 
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
 
Kelompok sosial dan hubungan antar kelompok
Kelompok sosial dan hubungan antar kelompokKelompok sosial dan hubungan antar kelompok
Kelompok sosial dan hubungan antar kelompok
 

More from RintaArina

Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxSemester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxRintaArina
 
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...RintaArina
 
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...RintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...RintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxRintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...RintaArina
 
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...RintaArina
 
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxSemester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxRintaArina
 
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...RintaArina
 
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxSemester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxRintaArina
 
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxRintaArina
 
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxRintaArina
 
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxKomunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxRintaArina
 
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxKomunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxRintaArina
 
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxRintaArina
 
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptxKomunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptxRintaArina
 
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxCreative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxRintaArina
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...RintaArina
 
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...RintaArina
 
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...RintaArina
 

More from RintaArina (20)

Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptxSemester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
Semester 7 Pertemuan 5_Teknik Presentasi dan Poster Penelitian.pptx
 
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
Semester 5 Pertemuan 3-4_Jurnalisme Investigasi Mengenal Jurnalisme Investiga...
 
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
 
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
Semester 3 Pertemuan 5_Komunikasi Antarbudaya Idemtitas Budaya dalam Komunika...
 
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 3_Komunikasi Antarbudaya Model Komunikasi Antarbudaya.pptx
 
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
Semester 3 Pertemuan 4_Komunikasi Antarbudaya Pendekatan dalam Komunikasi Ant...
 
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
Semester 1 Pertemuan 4_Dasar-Dasar Logika Penalaran (Penalaran Langsung dan T...
 
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptxSemester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
Semester 1 Pertemuan 2-3_Dasar-Dasar Logika Asas Logika.pptx.pptx
 
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
Semester 1 Pertemuan 1_Dasar-Dasar Logika Pengertian, Sejarah, dan Manfaat Me...
 
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptxSemester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
Semester 5 Pertemuan 1_Jurnalisme Investigasi Kontrak Belajar dan Pengantar.pptx
 
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptxSemester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
Semester 3 Pertemuan 1_Komuniaksi Antarbudaya.pptx
 
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 11_Hambatan dalam Creative Thinking.pptx
 
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptxKomunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
Komunikasi Gender 10_Male Gaze dalam Media (II).pptx
 
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptxKomunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
Komunikasi Gender 9_Male Gaze dalam Media (I) Sebuah Pengantar.pptx
 
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptxCreative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
Creative Thinking 9_Peran Emosi dalam Creative Thinking.pptx
 
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptxKomunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
Komunikasi Gender 8_Media dan Politik Representasi (II).pptx
 
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptxCreative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
Creative Thinking 8_Teknik Pluses, Potentials, dan Concerns.pptx
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
 
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
Komunikasi Antarpribadi 3_Komunikasi Antarpribadi Komunikasi dan Pesan Verbal...
 
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
Komunikasi Antarpribadi 6_Relasi Kuasa dan Perbedaan Gender dalam Komunikasi ...
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Komunikasi Antarpribadi 5_Komunikasi Antarpribadi Budaya, Stereotipe, dan Prasangka.pptx

  • 2. Pendahuluan ● Komunikasi antarpribadi dan budaya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Setiap individu memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda, termasuk bahasa, norma, nilai, dan kepercayaan yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, saat berkomunikasi antarpribadi, kita harus memperhatikan dan memahami konteks budaya yang memengaruhi cara berkomunikasi kita. ● Konteks budaya dapat mempengaruhi bahasa yang digunakan, bentuk tutur, pemilihan kata, dan intonasi suara dalam komunikasi antarpribadi. Misalnya, di beberapa budaya, bentuk bahasa yang lebih formal digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau di posisi yang lebih tinggi. Selain itu, norma budaya juga dapat mempengaruhi bentuk ekspresi emosi, seperti menunjukkan rasa hormat, rasa malu atau rasa bersalah.
  • 3. Pendahuluan ● Selain itu, nilai-nilai dan kepercayaan budaya dapat mempengaruhi topik dan cara berbicara dalam komunikasi antarpribadi. Misalnya, di beberapa budaya, topik seperti agama atau seksualitas mungkin dianggap sensitif atau tidak pantas untuk dibicarakan secara terbuka. ● Dengan mempelajari komunikasi antarpribadi, kesalahan- kesalahan persepsi bisa diminimalisasi dan bahkan bisa disangkal.
  • 4. ● Tidak dipungkiri bahwa sering terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi antarpribadi. Dari kesalahpahaman ini, sering terjadi perseteruan bahkan pertengkaran antara orang yang khususnya memiliki perbedaan budaya. Inilah yang disebut sebagai hambatan komunikasi antarbudaya. ● Hambatan komunikasi antarbudaya juga dapat didefinisikan sebagai komunikasi yang tidak efektif dengan orang yang berbeda latar belakang budaya. Hambatan Komunikasi
  • 5. Menurut Barna dalam Samovar & Porter (1994) dalam Sumantri (2007) menyatakan setidaknya terdapat 6 hambatan dalam komunikasi antarbudaya, diantaranya adalah: 1. Asumsi tentang Persamaan Asumsi ini tidak hanya mengenai bahasa lisan yang bisa digunakan akan tetapi juga harus mengartikan bahasa nonverbal, tanda, dan lambang. 2. Perbedaan Bahasa Perbendaharaan kata, sintaksis, idiom, slang, dialek, dapat menjadi hambatan. 3. Kesalahpahaman Nonverbal Kurangnya pemahaman mengenai tanda dan lambang nonverbal seperti gesture, postur, dan gerak-gerik tubuh lainnya akan menjadi batasan komunikasi. Hambatan Komunikasi
  • 6. 4. Prasangka dan Stereotipe Prasangka dapat didefinisikan sebagai suatu sikap dalam mengambil sebuah keputusan tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi, sehingga bisa menyebabkan kesalahpahaman. Stereotip adalah sebuah pandangan atau cara pandang terhadap suatu kelompok sosial di mana cara pandang tersebut lalu digunakan pada setiap anggota kelompok tersebut. 5. Kecenderungan untuk menilai Batasan komunikasi ini disebabkan oleh penilaian yang terjadi dan akan semakin parah jika terdapat perasaan dan emosi mendalam yang terlibat. 6. Kegelisahan/ketegangan yang tinggi Juga dikenal sebagai tekanan biasanya hadir karena ketidaktentuan yang timbul. Hambatan Komunikasi
  • 7. Sedangkan Rahardjo (2005) membagi hambatan komunikasi antarbudaya menjadi empat bagian, yaitu: ● Etnosentrisme Etnosentrisme ialah paham yang dianut kelompok atau suku bangsa yang menganggap lebih superior dibandingkan kelompok luar. ● Stereotipe ● Prasangka ● Hubungan antara stereotipe, prasangka, dan kontak antarbudaya. Hambatan Komunikasi
  • 8. Prasangka • Prasangka pertama kali diperkenalkan oleh psikolog dari Universitas Harvard, Gordon Allport berasal dari kata praejudicium yang berarti pernyataan atau kesimpulan tentang sesuatu berdasarkan perasaan atau pengalaman yang dangkal terhadap seseorang atau sekelompok orang tertentu. • Allport (dalam Ali, dkk, 2010) mengemukakan bahwa prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara menggeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel, serta prasangka sebagai suatu evaluasi negatif seseorang atau sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain, semata-mata karena orang atau sekelompok orang itu merupakan anggota kelompok lain yang berbeda (outgroup) dari kelompoknya sendiri (ingroup). Hal tersebut kemudian menyebabkan individu melakukan bias dalam memandang outgroup sehingga muncul stereotipe terhadap kelompok outgroup. • Suatu sikap atau penilaian negatif yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang atas dasar perbandingan dengan kelompok sendiri.
  • 9. Faktor Penyebab Menurut Herek (dalam Lewenussa & Mashoedi, 2007) ada beberapa faktor munculnya prasangka, yakni: 1. Sumber sosial (kesenjangan sosial, identitas sosial, konformitas, dukungan institusional) 2. Sumber emosional (frustrasi dan agresi, dinamika kepribadian) 3. Sumber kognitif (kategorisasi, atribusi, konsekuensi kognitif dari stereotip)
  • 10. Faktor Penyebab Selain itu ada beberapa faktor munculnya prasangka, yakni: ● Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam Munculnya prasangka ini bisa disebabkan karena adanya keinginan bagi seseorang untuk melakukan “kambing hitam”. Bukan hanya dapat dilakukan oleh individu saja, tetapi seuatu kelompok atau golongan bisa juga menginginkan melakukan “kambing hitam” agar terhindar dari suatu tuduhan. ● Orang berprasangka karena memang ada niat dalam berprasangka Faktor penyebab timbulnya prasangka adalah adanya niat untuk berprasangka terhadap orang lain atau suatu kelompok.
  • 11. Faktor Penyebab ● Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu Jika suatu lingkungan sudah memiliki pendapat umum yang cenderung negatif, maka besar kemungkinan kalau sikap prasangka akan timbul. Pendapat umum yang negatif bisa saja berupa merendahkan latar belakang orang lain, seperti suku, ras, agama, dan sebagainya. Bahkan, bisa menyebabkan terjadinya diskriminasi hingga kekerasan sosial. ● Prasangka timbul karena adanya perbedaan, di mana perbedaan ini menimbulkan perasaan superior Faktor berikutnya timbulnya prasangka adalah adanya perbedaan. Dengan kata lain, adanya perbedaan atau keberagaman dalam suatu lingkungan sosial. Perbedaan yang dimaksud meliputi: perbedaan fisik, perbedaan lingkungan/geografis, perbedaan kekayaan, perbedaan kepercayaan/agama, perbedaan status sosial, perbedaan norma sosial, dan lain sebagainya (Putra, 2012).
  • 12. Ciri-ciri Prasangka Menurut Brown (2005) terdapat beberapa ciri prasangka, yaitu: 1. Adanya keyakinan kognitif yang bersifat merendahkan Merupakan kecenderungan untuk merendahkan orang atau kelompok lain atas dasar pandangan dari kelompok sendiri. 2. Adanya pengekspresian perasaan negatif Adanya perasaan negatif yang dimiliki seseorang kepada orang atau kelompok lain yang memiliki perbedaan dengan dirinya. 3. Adanya tindakan permusuhan dan diskriminatif Seseorang cenderung menunjukkan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan adanya permusuhan dan mendiskriminasi anggota di luar kelompoknya berdasarkan pandangan dari kelompok sendiri.
  • 13. Contoh Prasangka ● Dalam dunia kerja, pelamar dengan usia tertentu tidak diperkenankan untuk mendaftar pekerjaan karena dianggap sudah terlalu tua = tidak lagi kompeten, gaptek, dsb.
  • 14. Stereotipe ● Gold (2006): Stereotip merupakan gabungan kata stereos dalam bahasa Yunani yang bermakna tetap padat atau permanen dengan kata typus bahasa Latin yang bermakna kesan. Dari kedua makna kata tersebut, sudah menggambarkan dua atribut penting dari istilah yang digunakan saat ini, yaitu sebuah kesan yang sifatnya tetap. ● Sihabudin menjelaskan stereotipe adalah generalisasi (biasanya bersifat negatif) atas kelompok tertentu (suku, agama, ras) dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan individual. ● Samovar, Porter & McDaniel: sejumlah asumsi salah yang dibuat oleh orang di satu budaya terhadap karakteristik anggota kelompok budaya lain.
  • 15. Stereotipe • Kita memperoleh informasi biasanya dari pihak kedua atau media, sehingga kita cenderung untuk menyesuaikan informasi tersebut agar sesuai dengan pemikiran kita. Ini sudah merupakan pembentukan stereotipe. • Stereotipe bisa berkaitan dengan hal positif atau negatif, stereotipe bisa benar bisa salah, stereotip bisa berkaitan dengan individu atau sub-kelompok.
  • 16. Stereotipe • Stereotipe juga digunakan oleh manusia sebagai bagian dari mekanisme pertahanan diri [self defense mechanism] untuk menyembunyikan keterbatasan kita atau untuk membenarkan perasaan kita yang rapuh tentang superioritas. • Sebagai contoh, stereotipe negatif tentang orang Amerika kulit hitam sebenarnya bersumber pada justifikasi perbudakan orang Amerika kulit putih terhadap orang kulit hitam.
  • 17. Contoh Stereotipe Sebagai contoh stereotipe antarsuku di Indonesia: • Orang Jawa dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan sopan, sedangkan orang-orang Batak distereotipkan oleh mereka sebagai kelompok yang nekat, suka berbicara keras, suka berkelahi. • Namun, di satu sisi orang Batak menganggap diri mereka pemberani, terbuka, suka berterus terang, pintar, rajin, kuat dan tegar. Sebaliknya, orang Batak menganggap orang-orang Jawa dan Sunda lebih halus dan sopan tapi lemah dan tidak berterus terang. • Apa yang orang Sunda anggap kekerasan, bagi orang Batak justru kejujuran. Apa yang orang Sunda anggap kehalusan, bagi orang Batak adalah kemunafikan dan kelemahan.
  • 18. Mengapa Muncul Stereotipe • Manusia butuh sesuatu untuk menyederhanakan realitas kehidupan yang bersifat kompleks. • Manusia butuh sesuatu untuk menghilangkan rasa cemas [anxiety] ketika berhadapan dengan sesuatu yang baru, manusia lalu menggunakan stereotipe. • Manusia butuh cara yang ekonomis untuk membentuk gambaran dari dunia di sekitarnya. • Manusia tidak mungkin mengalami semua kejadian, karenanya manusia mengandalkan informasi dari pihak lain sebagai jendela dunia  Maka, terjadilah duplikasi stereotip.
  • 19. Media dan Stereotipe Dalam media stereotipe ini melekat dalam berbagai tayangan; dari sinetron, infotainment, telewicara, hingga berita. Media massa dalam hal ini menjadi agen yang justru ikut menyebarluaskan stereotipe mengenai suatu kelompok. 1. Stereotip Ras Minoritas • Di AS ras minoritas terkait dengan masyarakat kulit hitam dan suku Indian, yang sering digambarkan sebagai masyarakat kelas dua, kriminalis dan terbelakang. • Di Indonesia sering terkait dengan suku Tionghoa, sebagai kelompok yang pelit.
  • 20. Media dan Stereotipe 2. Stereotipe Perempuan Pada iklan perempuan digambarkan sebagai “super mom”, yakni pintar mengurus rumah tangga, melindungi anak, memuaskan suami dan menyenangkan mertua (seringkali ditempatkan di ruang domestik).
  • 21. Media dan Stereotipe 3. Stereotip mengenai Agama Stereotipe lainnya adalah penggambaran orang Islam sebagai teroris. Hal ini terutama setelah peristiwa 9/11.