3. Pengantar
Kasus Skandal Bre-X adalah sebuah skandal pertambangan emas yang terjadi
pada tahun 1990-an. Perusahaan tambang Bre-X Minerals Ltd., yang berbasis di
Kanada, mengklaim bahwa mereka telah menemukan salah satu deposit
emas terbesar di dunia di Busang, Kalimantan, Indonesia. Klaim ini membuat
harga saham Bre-X melonjak dan banyak investor tertarik untuk berinvestasi
dalam perusahaan tersebut.
Namun, pada tahun 1997, skandal ini terungkap. Setelah sejumlah penelitian
dan penyelidikan, terbukti bahwa sebagian besar sampel emas yang
diumumkan oleh Bre-X sebenarnya telah dikontaminasi atau dimanipulasi.
Kematian Michael de Guzman, seorang geologis utama Bre-X yang terlibat
dalam pengolahan sampel, juga menjadi pusat perhatian. Pada Maret 1997, de
Guzman jatuh dari helikopter di Indonesia dan tewas. Meskipun ada spekulasi
tentang apakah itu bunuh diri atau kecelakaan, penyelidikan lebih lanjut tidak
pernah memberikan jawaban pasti.
Skandal Bre-X menjadi salah satu skandal tambang terbesar dalam sejarah,
mengakibatkan kerugian finansial yang besar bagi investor dan merusak
reputasi industri pertambangan. Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan
tentang etika bisnis dan pengawasan regulasi dalam industri pertambangan
global.
4. Temuan-Temuan
• Michael de Guzman adala seorang pria yang
menikmati hidup. Istrinya empat orang yang
tersebar di berbagai negara, termasuk di Bogor dan
Sulawesi.
• Guzman sudah mencairkan nilai sahamnya senilai
4,8 juta dolar Amerika, meski emas di Busang
belum ditambang. Mungkinkah orang yang baru
mencairkan asetnya memilih mati?
• Sebelum “bunuh diri”, Guzman meninggalkan
sejumlah surat wasiat. Sementara eksekutif Bre-X
lainnya menganggap Guzman dihabisi pihak lain.
Bukankah kedua fakta ini saling bertolak belakang?
• “Jenazah” de Guzman yang konon terjun dari
helikopter dan ditemukan di hutan Kalimantan
tidak memiliki gugusan gigi palsu (Guzman
menggunakan gigi palsu di bagian atas).
• Penemuan jenazah hanya empat hari sesudah
kejadian oleh tim Bre-X (bukan Tim SAR)
• Setelah peristiwa itu, dua awak helikopter dan
seorang kawan Guzman tiba-tiba menghilang.
Apa yang dilakukan Bondan adalah gambaran praktik
jurnalistik yang kerap disebut dengan jurnalisme investigasi.
5. Jurnalisme Investigasi?
• Yang bisa disebut sebagai jurnalisme investigasi itu yang seperti
apa sih?
• Apakah “liputan bakso tikus” di Trans TV sudah cukup? atau
liputan seperti di Majalah Tempo dengan kasus yang
menyangkut korporasi besar lebih layak disebut sebagai
jurnalisme investigasi?
“Hampir semua jurnalis berpendapat bahwa status investigasi bukan
ditentukan oleh panjang pendeknya laporan, atau apakah dia
menggunakan teknik menyamar dalam liputannya, melainkan apakah
laporan itu mengungkap kasus kejahatan terhadap kepentingan publik;
apakah laporan itu tuntas menjawab semua hal tanpa menyisakan
sedikitpun pertanyaan? apakah laporan itu sudah mendudukkan aktor-aktor
yang terlibat disertai buktinya?; serta apakah
pembaca/pendengar/penonton sudah paham dengan kompleksitas masalah
yang dilaporkan?” inilah yang disebut sebagai 5 elemen jurnalisme
investigasi.
Tanpa kelima elemen tersebut, sebuah laporan panjang barangkali hanya
bisa disebut sebagai laporan mendalam (in-depth reporting).