2. PENGERTIAN KALIGRAFI
Istilah Kaligrafi secara etimologi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu Kaligraphia atau Kaligraphos. Kata
kaligrafi berasal dari Kallos yang berarti indah dan
grapho yang artinya tulisan. Sehingga kata kaligrafi
mempunyai dua unsur, yaitu tulisan (aksara) dan
keindahan (nilai estetis). Dalam bahasa Arab, kaligrafi
disebut Khat, yaitu dasar garis, coretan tangan, atau
tulisan pena. Dengan demikian, Khatt atau kaligrafi
adalah tulisan indah yang memiliki nilai estetis.
3. Menurut Al Qoshid (2000), kaligrafi adalah suatu
ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf
tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkai
menjadi sebuah kalimat tersusun.
Menurut Sirojuddin (2006), kaligrafi adalah seni
menulis huruf Arab dengan indah yang isinya
mengenai ayat-ayat Al-Quran atau Al-Hadits.
Menurut Rahman (2006), kaligrafi adalah rangkaian
huruf-huruf hijaiyah yang memuat ayat-ayat Al-
Quran maupun Al-Hadist ataupun kalimat hikmah
dimana rangkaian huruf-huruf itu dibuat dengan
proporsi yang sesuai, baik jarak maupun ketepatan
sapuan huruf.
4. PERKEMBANGAN SENI KALIGRAFI
Penulisan huruf Arab awal mula berkembang pada
masa Ummayyah (661-750 M), khususnya pada
masa Abdul Malik ibn Marwan (685-705 M). Abdul
Malik mengumumkan tulisan Arab sebagai tulisan
resmi Negara. Semua dokumen penting ditulis
dalam huruf Arab. Dua tulisan baru Arab muncul
pada masa ini, yaitu Thumar dan Jalil yang
diciptakan oleh kaligrafi ternama Qutbah al-Mihr.
Thumar kemudian dijadikan tulisan resmi
Ummayyah
5. PERIODE PERKEMBANGAN KALIGRAFI
Menurut Huda (2003), perkembangan seni kaligrafi di Arab terbagi menjadi
beberapa periode, yaitu:
1) Pada awalnya muncul gaya kufi yang belum ada tanda bacanya (I'jam).
Kemudian pada abad ke-7 H timbul pemikiran mengenai tanda baca
tulisan abjad Al-Quran yang dipelopori oleh seorang ahli bahasa, Abdul
Aswad ad-Du'ali yang kemudian usahanya dikembangkan oleh muridnya
sehingga mencapai tahap kesempurnaan. Pada paro abad ke-8 gaya kufi
mencapai keelokan bentuknya sehingga bertahan lebih dari tiga ratus
tahun. Sampai abad ke-11H gaya kufi telah memperoleh lebih banyak
tambahan seni ornamental.
2) Periode kedua di mulai dari akhir pemerintahan bani Ummayah hingga
pertengahan kekuasaan bani Abbasiyah di Baghdad yaitu pada khalifah
al-Makmum. Pada masa ini muncul modifikasi dan pembentukan gaya-
gaya lain selain kufi, sehingga dalam tahap perindahan dan pertumbuhan
pada periode ini ditemukan enam rumus pokok (Al-Aqalam Assittah) yaitu,
Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riq'iy, dan Tauqi'. Selain itu, tercatat
sekitar 24 gaya yang muncul dan berkembang pada periode ini, bahkan
ada yang mencatat bahwa kaligrafi Arab sampai mencapai 36 gaya.
6. 3) Periode penyempurnaan dan perumusan kaidah penulisan huruf oleh Abu Ali
Muhammad ibn Muqlah dan saudaranya Abu Abdullah Hasan ibn Muqlah dengan
periode Al-Khath Al-Mansub (ukuran standar bentuk kaligrafi) Ibn Muqlah sengat berjasa
dalam membangun gaya Naskhi dan Tsuluts. Di samping itu, ia juga memodifikasi sekitar
14 gaya kaligrafi serta menentukan 12 kaidah untuk pegangan seluruh aliran.
4) Periode dari pengembangan dari rumusan Ibnu Muqlah oleh Ibnu al-Bawwab, yang
nama aslinya Abu Hasan Ali ibn Hilal, berhasil menemukan
5) gaya lebih gemulai (Al Mansub Al Faiq), pertautan yang indah. Gaya kesukaan ialah khat
Naskhi dan khat Muhaqqaq. Abu Hasan juga menambahkan zukhrufah (corak hiasan)
pada 13 gaya kaligrafi yang menjadi eksperimennya.
6) Periode pengolahan khat dan pemikiran tentang metode hiasan baru dengan
penyesuaian pena bambu, yaitu dengan pemotongan miring, oleh sang Qiblatul Kuttab,
Jamaluddin Yaqut al-Musta'shimi. Beliau juga mengolah gaya Al-Qalam as-Sittah yang
masyhur pada periode kedua dengan sentuhan kehalusan penuh estetik serta
mengembalikan hukum-hukum atau kaidah Ibnu Muqlah dan Ibnu al-Bawwa pada dasar
geometris dan titik (rhombic) yang elok dan popular, Yaqut telah berhasil
mengembangkan gaya baru tulisan Tsuluts, yang kemudian masyhur dengan gaya
Yaquti. Di masa inilah para kaligrafer dengan penuh antusias mampu menghasilkan
ciptaan gaya baru, bahkan hingga ratusan gaya.
7) Periode munculnya gaya baru pada masa dinasti Memeluk di Mesir (1252-1517 M) dan
dinasti Safawi di Persia (1502-1736 M), yaitu gaya ta'liq (farisi) yang disempurnakan oleh
kaligraf Abdul Hayy.
7. Perkembangan kaligrafi Arab terus berkembang ke berbagai
pelosok negeri seperti Mesir pada masa Dinasti Mameluk
(1205-1736 M) muncul Taj Salmani yang menemukan gaya
Farisi yang disempurnakan sebagai gaya Ta'iq oleh Abdul
Hayy. Pada masa ini muncul juga Nastaliq yang ditemukan
oleh Mir Ali Sulthan at-Tabrizi dengan gaya Syikashth yang
ditemukan oleh Darwys Abd. Al-Majid al-Taliqani.
Di Turki juga berkembang pada masa Dinasti Ustmani (1281-
1924) dengan munculnya Syeikh Hamdullah al-Amasy yang
menyempurnakan rumus-rumus dan gaya tulisan yang sudah
ada, dan Ibrahim Munif menyempurnakan gaya Diwani.
Sedangkan Hafizh Ustman (1624-1698 M) disamping
menyempurnakan gaya Naskhi dan Tsuluts juga menemukan
gaya Diwani Jali. Kemudian pada abad selanjutnya,
diteruskan oleh murid-muridnya.
9. KHAT NASKHI
Khat Naskhi (Naskh) atau biasa di artikan "Naskah" dalam bahasa
Indonesia, Khat jenis ini sering di gunakan untuk menulis mushaf
mushaf al Qur'an karena lebih mudah untuk di baca oleh sebagian
besar manusia.
10. KHAT KUFFI
• Kata Khufi berasal dari sebuah nama kota yaitu Khuffah, Khat jenis ini di
gunakan untuk menulis wahyu wahyu Allah yang di turunkan kepada
Nabi Muhammad oleh para sahabat di berbagai media seperti tulang,
batu bahkan kulit binatang.
• Khat Khufi adalah khat yang pertama di gunakan atau pertama kali
muncul dari jenis jenis Khat yang lainya, Khat yang memiliki cirikhas lebih
kaku dari model yang lainya dengan terdapat berbagai macam sudut
sudut pada setiap hurufnya, sangat populer pada zaman Dinasti
Umayyah sampai Abassiyah, bahka sampai Dinasti Fathimiyyah di Mesir.
11. KHAT FARISI
Khat Farisi atau bisa kita sebut Nastaliq sangat populer di negara kelahiranya
yaitu Persia, Masyarakat muslim dareah sana lebih suka dengat khot jenis ini
daripada yang lainya, hal ini di buktikan dengan tulisan tulisan buku
pengetahua surat surat dan lain sebagainya.
12. KHAT TSULUTS
Khat jenis ini sering ditemui sebagai hiasan di dinding masjid karena sangat
indah, dengan desainya yang elegan dan tidak mudah bosan untuk di
pandang
13. KHAT DIWANI
• Jenis kaligrafi yang berikutnya adalah Khat Diwani yang awal mula di
rahasiakan oleh pemerintahan Daulah Usmaniyyah, karena begitu
indahnya khat jenis ini menurut mereka.
• Diwani awal mula di kenalkan pada khalayak ramai ketika Konstatinopel
jatuh di tangan Sultan Muhammad Al Fatih pada tahun 857 M, Namun
penggunaan Khat ini sangat terbatas hanya di gunakan untuk tulisan
tulisan resmi kerajaan seperti dokumen dokumen negara.
• Khat jenis ini di ciptakan oleh Ibrahim Munif Aturki, dan membaginya
kedalam tiga jenis yaitu Diwani gaya Turki, Mesir Dan Baghdad, yang
memiliki cirikhas umum keluwesan tulisan dan banyaknya huruf yang
memutar.
14. KHAT RIQ’AH
Khat yang satu ini terbilang mudah untuk di pelajari, dengan bentuknya
yang sedikit kaku dan pendek sehingga banyak orag yang bisa menulis
kaligrafi jenis ini, namun sangat indah dan tidak kalah dati khat jenis lainya.