2. A. PENGERTIAN IDGHAM
Menurut Muhammad Mahmud, idgham dalam arti bahasa
berarti: ُ
َالخْدِإ
ُِْئيَّشال
ىِف
ُِْئيَّشال (Memasukkan sesuatu
pada sesuatu). Arti ini jika dikembangkan berarti memasukkan
huruf nun mati pada idgham.
Sedangkan dalam arti istilah idgham berarti:
ُ
َامغْدِاال
َُوه
ُ
اءَقِتْلِا
ُ
ف ْرَح
ُ
نِكاَس
ُ
ك ِ
رَحَتمِب
ُ
ْثيَحِب
ُِانَْري ِ
صَي
اًف ْرَح
ًادَّدَشم
“Pertemuan huruf yang mati dengan huruf yang hidup sehingga
kedua huruf itu menjadi satu huruf yang ditasydid”.
Dari pengertian diatas, tampak bahwa cara membaca bacaan
idgham adalah memasukkan nun mati atau tanwin pada huruf-
huruf idgham, dan seakan-akan kedua huruf itu menjadi satu.
Seperti huruf-huruf yang ditasydid walaupun asal kedua huruf ini
tidak bertasydid.
3. B. HURUF-HURUF IDGHAM
Huruf idgham ada 6 macam ُي،ُو،ُن،ُم،ُل،ر, yang
terkumpul pada rumus : َُن ْولِم ْرَي
sehingga jika ada nun mati dan tanwin bertemu salah
satu keenam huruf tersebut, maka nun mati dan
tanwin tersebut harus dimasukkan padanya. Keenam
huruf itu ada yang dibaca mendengung ada yang
tidak, karena itu idgham terbagi menjadi dua macam.
5. IDGHAM BIGHUNNAH
sebagaimana dalam pengertian di atas, adalah membunyikan nun mati
atau tanwin dengan memasukkan pada huruf idgham bighunnah, yaitu
: ْْوُمْنَي (ya’, nun, mim, wawu) disertai mendengung. Cara
membunyikannya harus memasukkan nun mati atau tanwin pada
keempat huruf tersebut:
Contoh:
Tertulis Dibaca Sebab
ُ
ل ْوقَيُْنَم ُ
ل ْوقَيُْيَم ُنbertemu ى
َُن ْولَعْجَيٌُق ْرَب ُن ْولَعْجَيُْىق ْرَب ُـٌــbertemu ى
ُ
سْفَنُْنَع ُْسنْفَنُْنَع ُنbertemu ن
ُْمكَل ْرِفْغَنٌُةَّط ِح ُْمكَل ْرِفْغَنُْنتَّط ِح ُـٌــbertemu ن
ُ
الــَمُْنِم ُْالــنَمُْمِم ُنbertemu م
ىًّفَصُماءَم ُْنفَصُمْمِئاَم ُـــــbertemu م
ــال َُوْنِم ــال َُو ْوِم ُنbertemu و
ُ
ْةَيِها َُوذِئَم ْوَي ُْةَيِها َُو ْذوِئَم ْوَي ُـــــbertemu و
6. PENGECUALIAN
Dan hukum bacaan idgham bighunnah mempunyai syarat yaitu: harus
terjadi dalam dua kalimat. Maksudnya antara nun mati dan tanwin
harus terpisah dengan huruf idgham bighunnah.
Jika syarat tersebut tidak dipenuhi, yaitu nun mati atau tanwin bertemu
salah satu huruf idgham bighunnah dalam satu kalimat, maka cara
membacanya terang (izhar). Ulama tajwid menyebutkan dengan istilah
izhar wajib اظهار
واجب
) ) karena sangat wajib meng-izharkan
(menerangkan) bacaannya.
Contoh:
Tertulis Dibaca Sebab
ٌُان َوْن ِ
ص ٌُان َوْن ِ
ص ُن bertemu و
ٌُان َوْنِق ٌُان َوْنِق ُن bertemu و
ٌُانَيْنب ٌُانَيْنب ُن bertemu ى
اَيْند اَيْند ُن bertemu ى
7. IDGHAM BILAGHUNNAH
cara membaca nun mati atau tanwin dengan memasukkanya
pada huruf lam dan ra’ tanpa mendengung.
Karena itu, huruf idgham bilaghunnah terdapat dua macam,
yaitu ُلر
( lam dan ra’ ). Jika ada nun mati atau tanwin bertemu
salah satu dari kedua huruf itu, maka wajib dimasukkan padanya
tanpa mendengung.
Contoh :
Tertulis Dibaca Sebab
ُهْندَلُْنِم ُ
هْندَلُْلِم ُنbertemu ل
َُْنيِمَلاَعْلُِلًةَمْحَر َُْنيِمَلاَعْلُِلْلَتَمْحَر ُــًـــbertemu ل
ُْمِهِبَُرْنِم ُْمِهِبَُر ْرِم ُنbertemu ر
ُ
ٌمْي ِحَُر ٌفؤَر ُ
ٌمْي ِحَُر ْرفؤَر ُـٌــbertemu ر