Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penulisan, dan penyempurnaan penulisan Al-Qur'an sejak masa Nabi Muhammad sampai masa sesudah Khulafaur Rasyidin. Al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi untuk pedoman umat manusia. Proses penulisan dan penyempurnaannya melibatkan banyak sahabat Nabi dan khalifah-khalifah sesudahnya untuk melestarikan Al-Qur'
kitab suci bagi umat Islam, tidak ada keraguan di dalamnya
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Q.S. Al-Baqarah:2)
kitab suci bagi umat Islam, tidak ada keraguan di dalamnya
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Q.S. Al-Baqarah:2)
Penjelasan tentang Istilah di dalam Risalah Al- Qushairiyah bagi memenuhi tugasan IUS 4163 Tasawuf Perbandingan
Nama : Mohammad Farid bin Abdul Talib
036984
ISM Pengajian Islam (Usuluddin ) Dengan Kepujian
Fakulti Pengajian Kontemporari Islam
Universiti Sultan Zainal Abidin
Al-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara.
soal dan jawaban untuk hari sabtu 04/01/2014 jam 11.00 wib.
silahkan di dowload free dan harap ganti soal no 9 dengan dua pertanyaan kawan2 sesuia materi kelompok. di harapkan jangan sama. THanks :)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
1.
2. A. PENGERTIAN AL-QUR’AN
• Al-Qur’an Secara Etimologi Bahasa :
Sebagian dari mereka, diantaranya Al-Zujaj menjelaskan bahwa kata Al-Qur’an
merupakan kata sifat yag berasal dari kata dasar “al-qara” yang artinya
menghimpun. Kata sifat ini kemudian dijadikan nama bagi firman Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad S.A.W karena kitab itu menghimpun
surat,ayat,kisah,perintah,dan larangan.
• Al-Qur’an Secara Menurut Terminologi:
Menurut Kalangan Pakar Ushul Fiqh, Fiqh, dan Bhs Arab:
“ Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad, yang lafat”
nya mengandung mukjizat, membaca, mempunyai nilai ibadah, yang
diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai awal surat
Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nash.”
3. B. PENULISAN AL-QUR’AN
1. Pada Masa Nabi :
• Kerinduaan Nabi terhadap kedatangan wahyu tidak saja diekspresikan
dalam bentuk hafalan, tetapi dalam bentuk tulisan. Nabi mempunyai
sekretaris pribadi yang khusus bertugas mencatat wahyu. Mereka adalah
Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abban bin Said, Khalid bin Said, dan
Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Proses penulisan Al-Qur’an pada masa nabi
sangat sederhana dan berupa lontaran kayu, pelepah kurma, tulang belulang,
dan batu.
• Kegiatan tulis-menulis Al-Qur’an pada masa Nabi disamping dilakukan oleh
sekretaris Nabi , juga dilakukan para sahabat Nabi lainnya. Kegiatannya itu
didasarkan kepada hadits Nabi sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh
Muslim.
4. Diantaranya Faktor yang Mendorong Penulisan
Al-qur’an pada Masa Nabi Adalah :
a) Mengumpulkan hafalan yang telah dilakukan oleh Nabi dan para
sahabatnya dalam bentuk tulisan.
b) Mempresentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna, karna
bertolak dari hafalan para sahabat saja tidak cukup karena terkadang
mereka lupa atau sebagian dari mereka sudah wafat adapun tulisan
akan tetap tepelihara walaupun pada masa nabi, Al-Qur’an tidak ditulis
ditempat tertentu.
c) Uraian diatas memperlihatkan bahwa karakteristik penulisan Al-Qur’an
pada masa Nabi adalah bahwa Al-Qur’an ditulis tidak pada satu
tempat, melainkan pada tempat yang terpisah-pisah.
5. 2. Pada Masa Khulafa’ Al-rasyidin
a. Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pada dasarnya seluruh Al-Qur’an sudah ditulis pada waktu Nabi masih
ada. Hanya saja, pada saat itu surat-surat dan ayat-ayatnya ditulis
dengan terpencar-pencar. Dan orang pertama kali menyusunnya dalam
satu mushaf adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Usaha pengumpulan tuisan
Al-Qur’an yang dilakukan Abu Bakar terjadi setelah perang Yamamah
pada tahun 12 Hijriah. Peperangan yang bertujuan menumpas para
pemurtad yang juga para pengikut Musailamah Al-Khadzab itu
ternyata telah menjadikan 700 kaum sahabat penghafal Al-Qur’an
syahid khawatir akan semakin hilangnya para penghafal Al-Qur’an
sehingga kelestarian Al-Qur’an ikut terancam, Umar datang menemui
khalifah pertama, abu bakar agar segera menginstruksikan pengumpuan
Al-Qur’an dari berbagai sumber, baik yang tersimpan didalam hafalan
maupun tulisan.
6. b. Pada Masa Pemerintahan Ustman bin Affan
• Pada masa pemerintahan Ustman bin Affan wilayah Negara
Islam telah meluas sampai ke Tripoli Barat, Armenia dan
Azarbaijan. Pada waktu itu,Islam sudah tersebar ke beberapa
wilayah di Afrika, Syira dan Persia. Para penghafal Al–Qur’an
pun akhirnya menjadi tersebar, sehingga menimbulkan persoalan
baru, yaitu saling berbedanya kalangan kaum muslimin mengenai
bacaan (qiraat) Al – Quran. Bahkan ia mengamati sebagian
qiraat itu bercampur dengan kesalahan. Ustman segera
mengundang para sahabat dari Anshar dan Muhajirin untuk
bermusyawarah mencari jalan keluar dari masalah serius tersebut.
Akhirnya, dicapai suatu kesepakatan agar mushaf Abu Bakar
disalin kembali beberapa mushaf. Untuk terlaksananya tugas
tersebut, khalifah Utsman menunjuk satu tim yang terdiri dari
empat orang sahabat, yaitu: Zaid Ibn Tsabit, Abdullah Ibn Zubair,
Said Ibn Al-‘as dan Abd Al-rahman Ibn Al- Haris Ibn Hisyam.
7. • Beberapa Karakteristik Mushaf Al-Quran yang Ditulis pada
Masa Ustman Bin Affan Antara Lain :
1. Ayat ayat yang ditulis seluruhnya berdasarkan riwayat mutawatir.
2. Tidak memuat ayat-ayat yang mansukh.
3. Surat-surat maupun ayat-ayatnya telah disusun dengan tertib sebagai
mana Al-qur’an yang kita kenal sekarang. Tidak seperti mushaf Al-
qur’an yang itulis pada masa Abu Bakar yang hanya disusun tertib
ayat, sementara surat-suratnya disusun menurut urutan turun wahyu.
4. Tidak memuat sesuatu yang bukan tergolong Al-Qur’an seperti
yang di tulis sebagian sahabat Nabi dalam masing-masing
mushafnya, sebagai penjelasan atau keterangan terhadap makna
ayat-ayat tertentu
5. Dialek yang dipakai dalam mushaf ini hanya dialek Quraisy dengan
alasan Al- Qur’an diturunkan dengan Bahasa Arab Quraisy
sekalipun pada mulanya diizinkan membacanya dengan
menggunakan dialek lain.
8. C. Penyempunaan Penulisan Al-Qur’an
Setelah Masa Khalifah Khulafa’Al-Rasyidin
• Mushaf yang ditulis atas perintah Utsman tidak memiliki harakat dan tanda
titik sehingga dapat dibaca dengan salah satu harakat yang tujuh. Setelah
banyak orang non-arab memeluk islam, mereka merasa kesulitan membaca
mushaf yang tidak berharakat dan bertitik itu. Pada masa khalifafh ‘Abd Al-
Malik (685-705), tersebutlah dua tokoh yang berjasa dalam hal ini, yaitu
Ubaidillah Bin Ziyad dan Hajjaj Bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Ibn Ziyad diberitakan
memerintahkan seorang lelaki dari persia untuk meletakkan alif sebagai
pengganti dari huruf yang dibuang. Adapun Al-Hajjaj melakukan
penyempurnaan terhadap mushaf ‘Utsmani pada sebelas tempat yang
karenanya membaca mushaf lebih mudah.
9. • Sepeninggal Ustman, mushaf al-Qur’an belum diberi tanda baca seperti
baris (harakat) dan tanda pemisah ayat. Karna daerah kekuasaan Islam
semakin meluas keberbagai penjuru yang berlainan dialek dan bahasanya,
dirasa perlu adanya tindakan preventif dalam memelihara umat dari
kekeliruan membaca dan memahami al-Qur’an. Upaya tersebut baru
terealisir pada masa Khalifah Muawiyah ibn Abi Sufyan (40-60H) oleh
Imam Abu al-Aswad al-Duali, yang memberi harakat atau baris yang
berupa titik merah pada mushaf Al-Quran. Untuk ‘’a’’ (fathah) disebelah
atas huruf, ‘’u’’(dlammah) didepan huruf dan ‘’I’’ (kasrah) dibawah huruf
sedangkan syiddah.Usaha selanjutnya dilakukan pada masa Khalifah
Abdul Malik ibn Marwan (65- 68H). Dua orang murid Abu al-Aswad al-
Duali yaitu Nasar ibn Ashim dan Yahya ibn ya’mar memberi tanda untuk
beberapa huruf yang sama seperti ‘’ba’’, ‘’ta’’, dan‘’tsa’’.
10. • Dalam berbagai sumber diriwayatkan bahwa ‘Ubaidillah
bin Ziyad (w. 67 H) memerintahkan kepada seseorang
yang berasal dari persia untuk menambahkan huruf
alif (mad) pada dua ribu kata yang semestinya dibaca
dengan suara panjang. Misalnya, kanat menjadi kanat.
Adapun penyempurnaan tanda-tanda baca lain dilakukan
oleh Imam Khalid ibn Ahmad pada tahun 162 H.
11. KESIMPULAN
• Al-Qur’an secara bahasa ialah kata Al-Qur’an
merupakan kata jadian dari kata dasar “qara’a”
(membaca) sebagaimana kata rujhan dan gufrhan.
Sedangkan menurut istilah ialah Kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad, yang lafat -
lafat nya mengandung mukjizat, membaca, mempunyai
nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan
yang ditulis pada mushaf, mulai awal surat Al-Fatihah
sampai akhir surat An-Nash.
• Al-Qur’an merupakan risalah Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk
pedoman hidup manusia dan juga sebagai mukjizatnnya
serta sebagai bukti ke Rasulannya. Dan sejarah
penulisan Al-Qur’an seperti yang kita baca saat ini
merupakan atas kehendak para sahabat Nabi.