SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

I.
A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Program

pembangunan

pertanian

yang

berorientasi

pada

sistem

agribisnis dan agroindustri, pada pokoknya harus dikembangkan agar sesuai
dengan proses pergeseran mendasar dari masyarakat tradisional/subsistem
menjadi masyarakat modern berbasis pertanian yang merupakan rangkaian
upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha
agribisnis dan agroindustri secara komersial untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat tani di perdesaan. Upaya-upaya pembangunan
pertanian tersebut dilaksanakan dengan pendekatan sistem agribisnis dan
agroindustri yang berarti mencakup upaya-upaya pada keseluruhan sub-sub
sistem agribisnis yang meliputi subsistem hulu yang termasuk di dalamnya
adalah

sarana

produksi

pertanian

(agrokimia,

alat

mesin

pertanian,

perbenihan/pembibitan); subsistem produksi pertanian (budidaya tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan); dan subsistem hilirnya yang
termasuk diantaranya pasca panen, pengolahan, pemasaran dan distribusi hasil
pertanian serta subsistem jasa pendukungnya.
Penerapan dan pengembangan sarana alat mesin pasca panen dalam
mendukung pembangunan agribisnis dan agroindustri mempunyai peranan yang
sangat penting dalam rangka meningkatkan efisiensi produksi, menekan
kehilangan hasil, dan meningkatkan mutu hasil pertanian. Sarana alat mesin
pasca panen merupakan salah satu masukan teknologi yang mendukung
pengembangan sistem agribisnis dan agroindustri yang berdaya saing,
berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, dimana keberadaannya
sangat dibutuhkan oleh masyarakat tani di perdesaan.
Sarana alat dan mesin pasca panen kini telah menjadi kebutuhan dasar
dalam mendukung keberhasilan pembangunan agribisnis dan agroindustri
nasional. Dalam rangka akselerasi pengembangan sarana alat dan mesin pasca
panen tersebut, pemerintah telah mengembangkan berbagai program yaitu salah

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

1
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

satu diantaranya melalui pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin
(UPJA) pasca panen dan Lumbung Desa Modern (LDM).
Pengembangan UPJA pasca panen dan LDM sangat terkait dengan
peningkatan kinerja pengembangan usaha agribisnis dan agroindustri, terutama
dalam hal kelancaran penyediaan alat mesin pasca panen dan bahan baku
industri baik dalam jumlah maupun mutu serta kontinyuitasnya.

Berkaitan

dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu bentuk pengembangan kemitraan
usaha yang melibatkan petani/kelompok tani sebagai produsen, UPJA, LDM dan
bengkel dengan perusahaan/industri pengolahan pangan dan pakan ternak. Bila
memungkinkan atau bila di sekitar perusahaan/industri pengolahan pangan dan
pakan tidak terdapat UPJA dan atau LDM, maka perusahaan tersebut dapat
mengembangkan usaha jasa alat mesin pasca panen dan bengkel secara
mandiri.
Kemitraan usaha antara perusahaan/industri pengolahan pangan dan
pakan dengan petani, UPJA dan atau LDM perlu dilakukan untuk mendorong
pengembangan

dan

mengoptimalkan

alat

mesin

pasca

panen

melalui

penyediaan dan perbaikan alat mesin pasca panen, penyediaan suku cadang
serta bimbingan teknis dan manajemen usaha jasa alat mesin pasca panen di
suatu wilayah/daerah. Dengan berkembangnya kemitraan ini diharapkan dapat
mempercepat alih teknologi kepada masyarakat tani, menciptakan lapangan
kerja, meningkatkan nilai tambah, memperbaiki penanganan pasca panen,
menurunkan kehilangan hasil dan perbaikan mutu hasil yang pada akhirnya akan
berdampak kepada peningkataan kinerja dari industri pengolahan pangan dan
atau pakan ternak serta terbentuknya sistem industrialisasi pertanian dalam
menunjang pembangunan agroindustri di perdesaan.

B.

Pengertian
Untuk menyamakan persepsi, dalam pedoman pengelolaan UPJA dan

LDM ini, digunakan beberapa istilah antara lain :
1.

Sarana alat mesin pasca panen adalah peralatan mesin yang
dioperasionalkan

dengan

motor

penggerak

maupun

tanpa

motor

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

2
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

penggerak untuk kegiatan penanganan pasca panen, mulai saat panen
sampai dengan proses penyiapan bahan baku untuk industri.
2.

UPJA pasca panen adalah suatu unit usaha yang mengusahakan
pelayanan jasa (sewa) alat mesin pasca panen seperti alat mesin panen
(reaper), alat msin perontok (thrseser), alat mesin pengering (dryer),
penggilingan padi (RMU), dan lain-lain.

3.

LDM adalah suatu unit usaha yang mengusahakan jasa pengeringan
dan penyimpanan/penggudangan gabah dalam rangka program tunda jual
gabah guna pengendalian harga gabah supaya stabil.

4.

Fungsi UPJA dan LDM adalah melakukan kegiatan ekonomi dalam
bentuk usaha penyewaan jasa alat mesin pasca panen. UPJA dan LDM
sebagai lembaga ekonomi pedesaan harus melaksanakan optimalisasi
penggunaan alat mesin pasca panen tersebut guna mendapatkan
keuntungan usaha, dan dikelola berdasarkan skala ekonomi yang
berorientasi pasar dan didukung oleh sumberdaya manusia yang
professional.

5.

Asosiasi UPJA dan LDM adalah merupakan perkumpulan pengusahapengusaha UPJA dan LDM yang bersifat sosial untuk meningkatkan
kinerja anggotanya menuju ke arah hasil guna dalam pengelolaan sarana
alat mesin pasca panen yang optimal sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan para anggotanya.

6.

UPJA dan LDM Profesional adalah UPJA dan LDM yang dikelola oleh
manajer UPJA dan atau LDM secara professional dan mandiri dengan
memperhatikan prinsip profesionalisme yang dicirikan dengan berorientasi
bisnis

yang

sehat

secara

teknis,

ekonomi

dan

sosial

layak,

menguntungkan, berkelanjutan serta berdasarkan pada prinsip kemitraan
usaha yang saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan.
7.

Jenis-jenis alat mesin pasca panen yang dapat dioperasionalkan oleh
UPJA dan LDM, meliputi :

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

3
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

a.

Alat mesin pemanen (reaper/stripper)

b.

Alat mesin perontok (thresher)

c.

Alat mesin pemipil jagung (corn sheller)

d.

Alat mesin penghancur (hammer mill)

e.

Alat mesin pembersih (cleaner)

f.

Alat mesin penggilingan padi (Rice Milling Unit)

g.

Alat mesin pengering (drier)

h.

Alat mesin pemisah (grader)

i.

Alat mesin pengarungan (bag closer)

j.

Alat mesin pengemas (packaging)

k.

Alat mesin penyimpanan (silo, warehouse dan atau gudang)

l.

dan lain-lain

C.

Manfaat
Pedoman Umum Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin

(UPJA) Pasca Panen dan Lumbung Desa Modern (LDM) ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi petani/ kelompok tani dan atau gabungan kelompok tani,
serta pengelola UPJA dan LDM dalam mengelola usaha jasa alat mesin pasca
panen

sehingga

diharapkan

dapat

meningkatkan

efisiensi,

menurunkan

kehilangan hasil dan meningkatkan jumlah maupun mutu hasil melalui
pemanfaatan jasa sarana alat mesin pasca panen yang optimal, efektif dan
efisien.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

4
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

II.

PEMBENTUKAN UPJA DAN LDM

UPJA dan LDM dibentuk dari proses sosialisasi, koordinasi, diskusi,
motivasi, serta kesamaam persepsi dari petani/kelompok tani pengguna alat
mesin pasca panen di perdesaan. UPJA dan LDM diharapkan dibentuk
berdasarkan

SK

Bupati/Walikota

atau

Kepala

Dinas

Pertanian

di

Kabupaten/Kota.
Prinsip pembentukan UPJA dan LDM ini adalah sebagai berikut :
•

Pengambilan keputusan mutlak dilakukan oleh petani/kelompok tani
secara musyawarah dan mufakat untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya bagi pengembangan UPJA dan atau LDM.

•

Peran

pemerintah

terbatas

pada

pelayanan,

fasilitasi,

motivasi,

pendorong, dan penciptaan iklim yang kondusif sehingga UPJA dan LDM
ini mampu menggunakan dan memanfaatkan potensi sumber daya yang
dimiliki melalui kreatifitasnya sendiri untuk mencapai tujuan bisnis yaitu
mencari keuntungan, menekan kehilangan hasil, meningkatkan mutu, dan
meningkatkan pendapatan petani/ kelompok tani di perdesaan.
•

Pemberdayaan UPJA dan LDM ini mencakup berbagai aspek, antara lain
aspek teknis dan manajemen, peningkatan kemampuan dan ketrampilan
sumber daya manusia serta aspek wirausaha, peningkatan akses
informasi pasar dan permodalan.
Tujuan yang ingin dicapai dari terbentuknya UPJA dan LDM adalah

terwujudnya UPJA dan LDM yang mandiri, tangguh dan dinamis dengan
menerapkan/menggunakan sarana alat mesin pasca panen serta manajemen
yang memadai dengan jenis-jenis usaha yang menguntungkan. Dengan upaya
pengembangan UPJA dan LDM yang dilakukan diharapkan dalam kurun waktu
beberapa tahun kedepan dapat tumbuh dan berkembang menjadi Badan Usaha
Milik Petani (BUMP) yang berbadan hukum dengan berbagai bidang usaha
penanganan pasca panen pada khususnya dan pengembangan usaha agribisnis
dan agroindustri yang terpadu pada umumnya.
Pada awalnya model pengembangan yang diterapkan adalah dengan
menggunakan UPJA dan LDM yang telah dibentuk dan dibina oleh Direktorat

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

5
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Penanganan Pasca Panen, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil

Pertanian,

Departemen

Pertanian

dan

Dinas

Pertanian

Propinsi,

Kabupaten/Kota, sebagai titik awal dari pengembangaan agribisnis dan
agroindustri di daerah. UPJA dan LDM ini disamping sebagai penyedia sarana
alat mesin pasca panen juga diharapkan dapat menyediakan suku cadang,
melakukan perawatan dan perbaikan alat mesin pasca panen. Sehingga UPJA
dan LDM diharapkan dapat berfungsi sebagai motor penggerak kelembagaan
ekonomi di daerah. Disamping itu juga berfungsi sebagai penghubung dengan
pihak lembaga keuangan/ bank (pemilik modal) untuk mendapatkan modal kerja/
kredit. Dan UPJA dan LDM ini diharapkan juga dapat bermitra dengan petani/
kelompok tani sebagai pengguna jasa alat mesin pasca panen dalam kawasan
agribisnis dan agroindustri. UPJA dan LDM ini diharapkan dapat berkembang
menjadi usaha yang berbadan hukum seperti Badan Usaha Milik Petani (BUMP),
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Koperasi atau Perusahaan Persero (PT).

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

6
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

OPERASIONALISASI UPJA DAN LDM

III.

Jenis dan jumlah sarana alat mesin pasca panen pada setiap UPJA dan
atau LDM sangat tergantung pada kemampuan dari pengelola dan kebutuhan
sarana alat mesin pasca panen tersebut di suatu wilayah/ daerah. Jenis sarana
alat mesin pasca panen yang diperlukan oleh pengusaha UPJA dan atau LDM
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan wilayah/ daerah setempat.
Sedangkan jumlah sarana alat mesin pasca panen yang akan dikelola oleh
UPJA dan atau LDM diarahkan agar mencapai skala ekonomi yang optimum.
Operasionalisasi UPJA dan atau LDM dilakukan melalui kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :

A. Persiapan.
1.Identifikasi.
Dalam rangka menumbuhkembangkan UPJA dan LDM, harus
diawali dengan identifikasi untuk mengumpulkan data dan informasi
sebagai dasar dari kegiatan selanjutnya. Identifikasi UPJA dan LDM
meliputi identifikasi tentang :
a.

Luas wilayah dan kondisi spesifik lokasi calon penumbuhan/
pengembangan UPJA dan LDM.

b.

Populasi sarana (jenis dan jumlah sarana alat mesin pasca
panen) yang ada (masih operasional).

c.

Jumlah UPJA dan LDM yang ada dan rencana pembentukan
UPJA dan LDM baru.

d.

Jumlah bengkel (jenis usaha bengkel, kepemilikan asset)

e.

Jumlah

petani/kelompok

tani/gabungan

kelompok

tani/

kecamatan pasca panen pengguna sarana alat mesin pasca
panen.
f.

Pola tanam dan panen serta jumlah produksinya.

g.

Permodalan dan informasi pemasaran.

h.

Dan lain-lain

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

7
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

2.Penyusunan Pedoman Kerja UPJA dan LDM
Penyusunan Pedoman Kerja UPJA dan LDM disusun untuk
menentukan rencana kerja pelayanan UPJA dan LDM kepada
kelompok tani/petani pengguna alat mesin pasca panen di suatu
wilayah/daerah.
3.

Koordinasi dan sinkronisasi.
Koordinasi dan sinkronisasi dilakukan dengan mengadakan temu
usaha yang dihadiri oleh petani/kelompok tani, manajer UPJA dan
atau LDM, pemilik bengkel, pabrikan alat mesin pasca panen,
lembaga

permodalan/bank

dan

penyuluh/petugas

pembina

pertanian setempat serta kemudian diikuti dengan penyiapan
petunjuk pelaksanaan, pelatihan atau bimbingan teknis dan
manajemen serta penyediaan sarana permodalan/bank dan lainlain.

B. Penetapan Kriteria
1.Lokasi
a.

Dipilih wilayah/ daerah sentra produksi pertanian.

b.

Dari wilayah/ daerah sentra produksi dipilih yang memiliki
populasi alat mesin pasca panen yang sedikit atau kurang
mencukupi dan dari segi ekonomi petani mampu menyewa
alat mesin pasca panen dengan harga sewa yang layak.

c.

Harus ada bengkel/ pengrajin alat mesin pasca panen.

2.Kelembagaan UPJA dan LDM.
a.

Memiliki alat mesin pasca panen sesuai kebutuhan petani
setempat.

b.

Telah memiliki pelanggan jasa alat mesin pasca panen di
lokasi tersebut.

c.

Memiliki organisasi, minimal ada seorang pemilik (manajer)
dan ada operator yang mengoperasikan alat mesin pasca
panen yang bersangkutan.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

8
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

d.

Manajer dan operator memiliki sikap untuk memajukan
UPJA dan atau LDM tersebut.

3.Kelembagaan Pendukung
a.

Terdapat bengkel yang dapat berfungsi sebagai tempat
memproduksi/merakit

alat

mesin

pasca

panen,

dan

melakukan perawatan/perbaikan alat mesin pasca panen
tersebut. Bengkel/pengrajin alat mesin tersebut dapat
berupa bengkel milik Kelompok tani, BUMP (Badan Usaha
Milik

Petani),

BUMN/BUMD,

koperasi

maupun

bengkel/pengrajin milik perusahaan swasta.
b.

Terdapat

lembaga

permodalan/bank

minimal

di

kabupaten/kota yang bersangkutan.
c.

Terdapat penyuluh/petugas Pembina dan atau tenaga
pendampingan di lokasi bersangkutan.

C.

Pelatihan
Pada tahap ini peran Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten/Kota

sangat menentukan keberhasilan pengelolaan sarana alat mesin pasca panen
oleh UPJA dan atau LDM. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat dihasilkan
sumberdaya manusia UPJA/ LDM yang profesional.
Tujuan pelatihan kepada UPJA dan LDM ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan peserta pelatihan (manajer dan operator UPJA
dan atau LDM) dimana materi pelatihan meliputi kelompok teknis operasional,
bisnis dan manajemen usaha serta pengoperasian alat mesin pasca panen
secara bisnis, dengan rincian sebagai berikut :
1.

Kelompok teknis operasional.
a.Teknis pengoperasian sarana alat mesin pasca panen.
b.Cara-cara pemeliharaan dan perbaikan sarana alat mesin pasca panen.

2.

Kelompok bisnis.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

9
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

1. a.

Analisis ekonomi penggunaan sarana alat mesin pasca panen.

2. b.

Pembukuan usaha jasa sarana alat mesin pasca panen.

3. c.

Sumber permodalan usaha.

4. d.

Promosi jasa sarana alat mesin pasca panen.

3.

Kelompok manajemen usaha.
a.Perencanaan usaha jasa sarana alat mesin pasca panen.
b.Pengorganisasian usaha.
c.Kerjasama usaha/ kemitraan usaha.
d.Kewirausahaan.

4.

Pengoperasian alat mesin pasca panen secara bisnis.
Dalam melaksanakan usaha pelayanan jasa alat mesin pasca
panen perlu dilakukan penerapan sistem manajemen usaha secara baik
dan benar pada UPJA dan LDM di daerah. Setiap UPJA dan LDM harus
berusaha

untuk

mencapai

kapasitas

kerja

optimal

dengan

cara

bekerjasama/bermitra dengan petani/ kelompok tani dan kcamatan psca
panen di daerah.
Peserta pelatihan adalah operator, kelompok tani/ petani pengguna dan
pengelola UPJA dan LDM, dengan perincian sebagai berikut :
1.

Operator .
a.

Operator sarana alat mesin pasca panen pada UPJA dan LDM dan
bengkel alat mesin pasca panen yang ada di lokasi setempat
meskipun terdapat jenis bengkel yang beragam, bengkel tersebut
dapat dikelompokkan untuk dilatih/dibimbing.

b.

Materi pelatihan utama meliputi : cara penggunaan/penerapan alat
mesin pasca panen yang baik dan benar, serta perawatan dan
perbaikan alat mesin pasca panen.

c.

Jika ada kesempatan, pemilik bengkel ini dilatih untuk dapat
merakit/ membuat alat mesin pasca panen sendiri.

2.

Pengelola UPJA dan LDM.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

10
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

a.

Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan pengelola UPJA dan LDM.

b.

Peserta pelatihan adalah manajer/pengelola dan operator.

c.

Materi pelatihan meliputi bidang teknis, ekonomis, manajemen
usaha alat mesin pasca panen.

3.

Kelompok tani/ petani.
a.

Kelompok tani/petani yang ada di lokasi setempat perlu diberikan
pengetahuan tentang pentingnya arti penggunaan/ pemanfaatan
alat mesin pasca panen.

b.

Materi yang diberikan antara lain adalah analisis rugi laba
penggunaan

alat

mesin

pasca

panen

dalam

mendukung

operasional usaha agribisnis dan agroindustrinya.

D.

Menumbuhkembangkan UPJA dan LDM
Untuk menumbuhkembangkan UPJA dan LDM, maka perlu diperhatikan

hal-hal sebagai berikut :
1.

Penetapan UPJA dan LDM berdasarkan pada jumlah alat mesin pasca
panen yang sudah ada dan juga disesuaikan dengan luas panen atau
produksi di lokasi yang terpilih.

2.

Bila di lokasi terpilih belum ada UPJA dan atau LDM, maka perlu
dibentuk UPJA dan atau LDM baru.

3.

Bila di lokasi terpilih telah ada UPJA atau LDM dan mempunyai alat
mesin pasca panen maka bila perlu tambahan, agar sejauh mungkin
disesuaikan dengan luas areal panen dan produksi yang akan digarap.

IV.

KELEMBAGAAN UPJA DAN LDM

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

11
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

A.

Tugas
Dalam operasionalisasinya kelembagaan UPJA dan LDM

mempunyai

tugas sebagai berikut :
5. Melakukan temu usaha secara berkala yang dihadiri oleh petani/ kelompok
tani, manajer UPJA dan LDM, pemilik bengkel/pengrajin, penyuluh,
petugas pembina dan tenaga pendampingan setempat.
6. Menyiapkan petunjuk pelaksanaan (JUKLAK).
7. Memberi pelatihan, bimbingan teknis dan manajemen serta pembinaan/
pendampingan.
8. Memfasilitasi akses permodalan dengan lembaga keuangan (bank, koperasi,
perusahaan swasta dan sebagainya).
9.

Sistem pengelolaan UPJA dan LDM harus berorientasi pada profesionalisme,
dalam pengelolaan usaha UPJA dan LDM harus benar-benar dilandasi
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan sikap mental para
pengelolanya.

10. Skala ekonomi menjadi pertimbangan guna mendapatkan keuntungan usaha
yang layak untuk menjamin keberlanjutan usahanya.
11. Berorientasi pasar dalam usahanya.
12. Tumbuh dari bawah (bottom up) karena tuntutan pasar.
13. Berkembang secara mandiri serta mampu beradaptasi dengan kondisi sosial
setempat.

B.

Identifikasi
UPJA dan LDM dapat diwujudkan menjadi pelaku ekonomi yang kuat,

sebagai pilar penopang dan sekaligus sebagai motor penggerak pembangunan
agribisnis dan agroindustri di daerah. Untuk itu kelembagaan UPJA dan LDM
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.

Kelembagaan dalam pelayanan jasa alat mesin pasca panen.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

12
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Dalam bentuk operasional kelembagaan UPJA dan LDM ini adalah
adanya seorang yang bertanggung jawab dalam mengelola alat mesin
pasca panen hasil pertanian, dalam hal ini disebut manajer yang dalam
pengelolaannya

dibantu

oleh

beberapa

operator.

Apabila

usaha

pelayanan jasa alat mesin pasca panen ini sudah berkembang, maka
UPJA dan LDM dapat dilengkapi dengan tenaga mekanik, petugas yang
mengatur

urusan

administrasi

dan

keuangan

usaha.

Dalam

pengembangan kelembagaan UPJA dan LDM yang perlu dikembangkan
adalah :
a.Produsen/pabrikan sarana alat mesin pasca panen.
b.Usaha perbengkelan sarana alat mesin pasca panen.
c.Dealer sarana alat mesin pasca panen dan suku cadang yang
diperlukan.
Kelembagaan UPJA dan LDM dipimpin oleh seorang manajer. Fungsi
utama UPJA dan LDM adalah memanfaatkan seoptimal mungkin jasa alat
mesin dalam melakukan kegiatan usahanya.
2.

Permodalan.
Kelembagaan ekonomi yang terkait dengan UPJA dan LDM memerlukan
permodalan untuk kelangsungan usahanya.

Sumber modal tersebut

dapat berasal dari lembaga perbankan atau lembaga keuangan non bank
atau dari dana bergulir hasil setoran UPJA dan LDM tersebut. Lembaga
keuangan dalam operasinya dapat melayani kebutuhan petani/kelompok
tani, UPJA, LDM, pengrajin/bengkel, dealer maupun lembaga pasca
panen lainnya secara komersial.
3.

Pembinaan dan pengendalian
Pemerintah dalam hal ini Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian, Dinas lingkup Pertanian baik di tingkat propinsi maupun
kabupaten/kota bertanggung jawab dalam hal pembinaan, penyuluhan,
pendampingan bimbingan teknis dan manajemen, serta pengendalian
sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya.

V.

PEMBUKUAN USAHA UPJA DAN LDM

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

13
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Tujuan UPJA dan LDM membuat pembukuan ialah untuk mengetahui
hasil yang sebenarnya dari usaha jasa alat mesin pasca panen. Membuat
pembukuan

berarti mengumpulkan fakta dan data tentang apa yang telah

dikerjakan oleh UPJA dan LDM dari hari ke hari. Pembukuan adalah melihat ke
belakang sampai ke detail-detailnya dari tindakan yang telah dilaksanakan dari
waktu ke waktu. Sedangkan perencanaan usaha adalah melihat kesempatan
dan peluang usaha di masa yang akan datang. Tetapi perencanaan usaha yang
baik harus didasarkan atas hasil-hasil yang sebenarnya yang telah dicapai.
Dengan pembukuan usaha secara baik akan dapat memberikan informasi
yang bermanfaat mengenai operasionalisasi usaha UPJA dan LDM. Pembukuan
ini juga akan merupakan sumber informasi yang baik bagi pengelola/ manajer
mengenai hasil-hasil yang telah dicapai oleh UPJA dan LDM serta masalahmasalahnya.
A.

Mengapa UPJA dan LDM dianjurkan membuat pembukuan.
Alasan utama membuat pembukuan adalah untuk mempelajari
perbandingan antara masukan dengan keluaran dari usaha jasa alat
mesin

pasca

panen

atau

perbandingan

antara

biaya

dengan

pendapatannya. Bagaimana UPJA dan LDM membuat dan melaksanakan
keputusan-keputusannya?. Catat sukses-sukses yang telah diperoleh
dalam usaha jasa alat mesin pasca panennya.
Jenis pembukuan yang dibuat ditentukan oleh jumlah data yang
tersedia untuk dipelajari. Beberapa alasan mengapa pembukuan perlu
dianjurkan kepada UPJA dan LDM, adalah :
1.

Guna memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
Untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi UPJA dan
LDM harus mengetahui keluaran (pendapatan) dan biaya pokok
alat mesin pasca penen yang sekarang dan keuntungan yang
dapat dicapai. Cara yang paling baik untuk memperoleh data dan

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

14
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

informasi mengenai hasil usaha UPJA dan LDM pada saat
sekarang adalah dengan membuat pembukuan usaha.
2.

Sebagai dasar untuk diagnosis dan perencanaan.
Perencanaan usaha UPJA dan LDM adalah alat untuk
memperoleh pendapatan usaha yang setinggi-tingginya. Diagnosis
masalah-masalah manajemen UPJA dan LDM adalah syarat
pertama bagi perencanaan yang baik. Pembukuan usaha UPJA
dan LDM memberikan data dan informasi dasar yang diperlukan
untuk diagnosis ini.

3.

Guna menentukan harga sewa.
Perubahan harga alat mesin pasca panen dan biaya-biaya
yang diterima dan dibayarkan merupakan informasi penting dalam
menentukan harga sewa (Rp/Ha) dari jasa alat mesin pasca panen
tersebut serta dalam menyesuaikan rencana usaha. Satu-satunya
cara pengumpulan data dan informasi yang dapat diandalkan
adalah dengan membuat pembukuan tersebut. Sangat sukar bagi
pengelola UPJA dan atau LDM untuk mengingat tanpa catatan
tertulis.

4.

Sebagai bimbingan manajemen yang lebih baik.
Pembukuan

memberikan

data

dan

informasi

tentang

kelayakan ekonomi dari usaha UPJA dan atau LDM. Hal ini sangat
penting, terutama di Indonesia dimana manajemen usaha UPJA
dan atau LDM serta manajemen rumah tangga biasanya masih
tercampur menjadi satu. Manfaatkanlah hasil analisis pembukuan
guna mengatur alokasi dana untuk pengembangan usaha dan
kehidupan keluarganya.

B.

Pilihlah jenis pembukuan yang sesuai dengan situasi.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

15
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Secara umum ada 4 (empat) jenis pembukuan sederhana, yaitu :
1.

Pembukuan tunggal, yaitu pembukuan yang hanya mencatat
jumlah pendapatan dari sewa alat mesin pasca panen yang
diterima dan biaya-biaya yang dikeluarkan.

2.

Pembukuan tunggal yang mencakup inventarisasi dari sarana
dan prasarana usaha UPJA dan LDM pada permulaan dan akhir
tahun, disamping pendapatan yang diterima dan biaya-biaya yang
dikeluarkan. Dengan pembukuan jenis ini dapat diketahui secara
teliti tentang jumlah biaya (pengeluaran) dan pendapatan UPJA dan
atau LDM.

3.

Pembukuan usaha UPJA dan atau LDM yang tercakup dalam “2”
di atas, ditambah catatan fisik tentang jumlah areal yang dapat
digarap dan keluaran. Catatan semacam ini akan memberikan data
dan informasi untuk analisis usaha UPJA dan atau LDM.

4.

Pembukuan usaha yang disamping data dan informasi mengenai
hal-hal pada “3” di atas, juga memuat data dan informasi terperinci
mengenai setiap cabang usaha UPJA dan atau LDM yang penting.
Ini akan memberikan data guna analisis yang lebih terperinci.

C. Perlunya data dan informasi pokok ke dalam formulir pembukuan.
Bentuk pembukuan yang paling sederhana hanya berisikan 2 (dua)
hal pokok yaitu pengeluaran (biaya) dan penerimaan (pendapatan) yang
disebut dengan sistem pembukuan tunggal. Cara pembukuan ini baik bagi
UPJA dan LDM yang baru mulai membuat pembukuan dan hanya mampu
berhitung secara sederhana.

Tabel 1. : Sistem pembukuan tunggal

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

16
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Tanggal

Uraian kegiatan (jenis pengeluaran dan

Penerimaan

Pengeluaran

pendapatan, jumlah/ volume, harga

(Rp)

(Rp)

satuan, dsb)

Pembukuan di atas tidak banyak manfaatnya untuk membuat
analisis. Sistem pembukuan usaha sederhana yang cukup lengkap guna
analisis yang baik, mencakup 4 (empat) jenis data dan informasi pokok
yang diperlukan, yaitu :
1.

Inventarisasi jumlah dan jenis sarana dan prasarana yang
digunakan pada awal dan akhir tahun, yang meliputi :
a.

Prasarana yang berjangka pakai panjang seperti tanah/
lahan, bangunan dan lain-lain

b.

Prasarana yang berjangka pakai sedang seperti peralatan
dan mesin pasca panen.

c.

Sumberdaya tenaga : operador atau tenaga kerja upahan
dan tenaga kerja administrasi dan lain-lain.

d.

Persediaan suku cadang alat mesin pasca panen dan
persediaan modal tunai.

2.

Catatan kuantitas fisik serta nilai uang dari Jumlah dan nilai hasil
jasa alat mesin pasca panen yang disewakan kepada petani/
kelompok tani dan hasil sampingan.

3.

Catatan mengenai jumlah dan nilai dari masukan teknis yang
digunakan pada UPJA dan atau LDM seperti sarana dan jasa yang
dibayar dengan uang tunai maupun dalam bentuk natura (barang).
Juga dicatat biaya-biaya tetap seperti penyusutan, bunga kredit,
pajak, asuransi dan sebagainya.

4.

Catatan hasil sewa jasa alat mesin pasca panen yang menunjukan
jumlah/ volume dan nilainya, baik berupa uang tunai maupun dalam
bentuk natura (hasil panen).

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

17
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Contoh tabel pembukuan terperinci dapat dilihat pada table di
bawah ini :
Table 2. : Sistem pembukuan terperinci
a.Penerimaan
Tanggal

Jenis Alsin Pasca

Jumlah

Harga

Nilai Sewa

Panen

Sewa (Ha)

Satuan

(Rp)

(Rp/Ha)

b.Pengeluaran
Tanggal

Jenis

Upah

Pembelian

Pajak,

Lain-lain

Total

Alsin

tenaga

bahan bakar,

bunga

(Rp)

(Rp)

Pasca

kerja

oli, spare

bank,

Panen

(Rp)

part, ongkos

asuransi

perbaikan

(Rp)

(Rp)

D. Kompilasikan dan analisis hasil pembukuan.
Pembukuan usaha UPJA dan LDM belum selesai jika belum
dikompilasi dan dianalisis. Analisis akan menunjukan kekuatan dan
kelemahan organisasi dan operasi dari UPJA dan atau LDM yang
bersangkutan. Analisis hasil pembukuan dapat dipakai untuk melihat
kelayakan usaha dari setiap cabang usaha UPJA dan atau LDM yang
dapat menunjukan apakah penggunaan alat mesin pasca panen tersebut
layak secara ekonomi untuk diteruskan atau tidak.
E. Interpretasikan dan gunakan hasil-hasil analisis itu.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

18
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Hasil analisis pembukuan ini akan menunjukan hasil usaha UPJA
dan atau LDM selama satu tahun. Tetapi pembukuan selama satu tahun
terlalu singkat untuk menjawab semua pertanyaan. UPJA dan atau LDM
hendaknya terus membuat pembukuan selama beberapa tahun.
Namun walaupun pembukuan hanya dilakukan selama satu tahun,
data yang diperoleh akan selalu berguna bagi UPJA dan atau LDM untuk
melakukan diagnosis terhadap masalah-masalah pengembangan alat
mesin pasca panen.
Data-data dan informasi ini juga akan memberikan fakta-fakta
dasar guna membimbing pengelola UPJA dan atau LDM ke arah
perbaikan dengan membanding-bandingkan usahanya yang satu dengan
usaha yang lain.
Hal yang penting dalam berusaha jasa alat mesin pasca panen
adalah menangani manajemen usaha jasa alat mesin pasca panen atas
dasar data-data dan informasi yang nyata di lapangan. UPJA dan atau
LDM hendaknya didorong dengan memberikan insentif pendapatan yang
lebih tinggi. Dengan menggunakan analisis dari pembukuan tersebut
merupakan cara terbaik untuk membuat pengelola UPJA dan atau LDM
lebih berpikir ekonomis dan lebih bersikap sebagai usahawan/ wira
usahawan yang mandiri.

VI.

ANALISA EKONOMI PENGGUNAAN ALAT MESIN
PASCA PANEN.

Analisa ekonomis usaha jasa alat mesin pasca panen, dapat dibagi dalam
beberapa tahap perhitungan seperti :
Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

19
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

A.

Biaya Pokok
Biaya pokok penggunaan alat dan mesin pasca panen sangat
ditentukan oleh empat faktor, yaitu : a) biaya tetap (fix cost), b) biaya
operasional (variable cost), c) jam penggunaan lalat mesin per tahun, dan
d) kapasitas atau kemampuan kerja alat dan mesin pasca panen.
Disamping komponen biaya pokok ini, maka biaya resiko, margin
dan over head perlu pula ditambah dalam struktur biaya pokok
penggunaan alat dan mesin pasca panen. Umur ekonomis alat dan mesin
pasca panen sangat penting dalam perhitungan biaya pokok dimana mutu
dan desain alat dan mesin, perbaikan dan pemeliharaan yang teratur,
operator yang baik dan terampil sangat diperlukan untuk efisiensi operasi
alat dan mesin pasca panen.
Besarnya nilai biaya pokok penggunaan alat dan mesin pasca
panen dapat dihitung dengan rumus matematika sederhana sebagai
berikut :
BP = ( AN / X + B ) x KAP
Dimana :
BP

= biaya pokok penggunaan alat mesin pasca panen (Rp)

AN

= biaya tetap per tahun (Rp/th)

X

= jumlah jam kerja per tahun (jam/th)

B

= biaya operasional per jam (Rp/jam)

KAP

= kapasitas kerja (jam/unit)

1.Biaya Tetap (Fix Cost).
Biaya tetap (fix cost) adalah biaya yang tidak tergantung dari sistem
pemakaian alat mesin tersebut. Dengan kata lain bahwa biaya tetap
perjam tidak berubah dengan perubahan jam kerja tiap tahun dari
pemakaian alat dan mesin pasca panen tersebut. Ini berarti bahwa biaya

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

20
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

ini tetap dihitung sebagai pengeluaran walaupun alat dan mesin itu tidak
dipergunakan. Unsur-unsur biaya tetap terdiri dari :
a.

Biaya penyusutan.
Biaya penyusutan dihitung dengan nilai bunga berbunga hingga

diperoleh rumus sebagai berikut :
AN = Crf x (Harga beli – Nilai akhir)

n
n
Crf = IN x ( 1 + IN) / (( 1 + IN ) - 1)

Dimana :
AN =

Biaya penyusutan pertahun (Rp/thn)

Crf =

Faktor konversi pengembalian modal atau capital
recovery faktor

IN =
n
b.

Bunga modal pertahun (%/th)
Umur ekonomis alat dan mesin pasca panen (tahun)

=

Biaya bunga modal dan asuransi.
Biaya

bunga

modal

dan

asuransi

dapat

dihitung

dengan

persamaan berikut :

I x P ( N + 1)
I = -----------------------2N

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

21
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Dimana :
I = Biaya bunga modal dan asuransi (Rp/tahun)
i = Tingkat bunga modal dan persen asuransi (%)
P = Harga awal alat (Rp)
N = Umur ekonomis alat (tahun)
c.

Biaya pajak.
Biaya pajak yang dikenakan adalah sebesar dua persen (2%) dari

harga awal alat mesin (pajak ini selalu berubah sesuai dengan peraturan
dari pemerintah).
BP = Pp x P
Dimana :
Bp = biaya untuk pajak (Rp/th)
Pp = persen biaya pajak (2% atau 0.02)
P = harga awal alat mesin pasca panen (Rp)
d.

Biaya garasi atau bangunan
Biaya garasi atau bangunan untuk alat dan mesin pertanian dapat

dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Bg = Pg x P

Dimana :
Bg = biaya garasi (Rp/tahun)
Pg = persen biaya garasi (1% atau 0.01)
P

= harga awal alat (Rp)

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

22
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

2.Biaya tidak tetap (variable cost)
Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang berhubungan
erat dengan penggunaan sarana alat dan mesin pasca panen. Dengan
kata lain biaya tidak tetap adalah biaya operasi yang dikeluarkan untuk
berbagai keperluan yang diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi
alat dan mesin pasca panen tersebut. Biaya operasi ini baru ada bila alat
dan mesin pasca panen dioperasikan dan besarnyapun berbeda-beda
tergantung pada jam operasi, jenis pekerjaan serta usia penggunaan alat
dan mesin pasca panen tersebut tersebut. Biaya operasi atau biaya tidak
tetap, terdiri dari :
14.
15. a. Biaya bahan bakar.
Biaya bahan bakar merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
pemakaian bahan bakar pada waktu operasi dan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
Bb = Kb x Hb
Dimana :
Bb = biaya bahan bakar (Rp/jam)
Kb = konsumsi bahan bakar (liter/jam)
Hb = harga bahan bakar (Rp/liter)
b.

Biaya pelumas
Biaya pelumasan (oli dan gemuk) dari alat dan mesin pasca panen

dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Bp = Kp x Hp
Dimana :
Bp = biaya pelumasan (Rp/jam)

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

23
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Kp = konsumsi pelumas (liter/jam)
Hp = harga pelumas (Rp/liter)
c.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan.
Biaya pemeliharaan adalah biaya perbaikan dan perawatan alat

mesin pasca panen selama operasi, biaya perawatan dapat dihitung
dengan persamaan berikut :

1,2 %
Br = --------------- x ( P – 0,1 P)
100 jam
Dimana :
Br = biaya pemeliharaan (Rp/jam)
V = harga awal alat mesin pertanian (Rp)
d.

Biaya operator
Biaya operator dihitung berdasarkan pada penerimaan operator per

hari dibandingkan dengan jumlah jam kerja alat mesin pengolahan per
hari, dan dihitung dengan persamaan berikut :
1 hari
Bo = U x ---------------- x Jo
Jk
Dimana :
Bo = biaya operator alat mesin pasca panen (Rp/jam)
U

= upah kerja orang per hari (Rp/ hari)

Jk = jam kerja (jam/hari)
Jo = jumlah operator (orang)

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

24
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

B.

Indikator Finansial.

1.

Titik impas (Break Even Point = BEP)
Analisis titik impas (BEP) merupakan suatu indikator di dalam
perencanaan jasa bisnis alat mesin pasca panen. Hal ini penting untuk
dapat menilai apakah biaya investasi yang dilakukan memang dapat
diandalkan. Dengan perencanaan jasa bisnis alat mesin pasca panen
berdasarkan hasil dari biaya investasi dapat menutupi biaya tetap dan
biaya tidak tetapnya. Jika hanya memiliki biaya tidak tetap saja maka
analisis titik impas ini tidak ada manfaatnya sama sekali. Selanjutnya perlu
di tekankan disini dalam menganalisis titik impas haruslah secara jelas
dibedakan antara biaya tetap dan biaya tidak tetap. Untuk menentukan
titik impas dapat digunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :
a.

Pendekatan persamaan
Pendekatan pertama untuk menghitung titik impas adalah metode
persamaan. Pendekatan persamaan dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan berikut :
Penjualan – (Btt – Bt) = Pendapatan bersih
Penjualan = Btt + Bt + Pendapatan bersih
Dimana :
Btt = biaya tidak tetap
Bt = biaya tetap

b.

Pendekatan marginal (Metode Contribution Margin)
CM = Penjualan – Btt
CM per unit = Harga jual per unit – Btt per unit
Bt + Pendapatan bersih yang diinginkan

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

25
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

X =

---------------------------------------------------------CM per unit

Dimana :
CM =

pendekatan marginal

Btt

=

biaya tidak tetap

Bt

=

biaya tetap

X

=

BEP (dalam unit yang dijual)

BEP =
c.

Break Even Point

Pendekatan grafis
Dengan asumsi bahwa fungsi dari penjualan dan fungsi dari biayabiaya adalah linier, maka fungsi-fungsi tersebut dapat digambarkan
seperti pada terlihat pada gambar 1. Rumus titik impas (BEP)
adalah :

16. Dalam unit kuantitas
Bt
BEP = ------------------------------------------------Harga jual per unit – Btt per unit
Dalam nilai (Rupiah)
Bt
BEP = ----------------------------------------------1 – Btt / Hasil penjualan

Rp

Pendapatan

Biaya pokok

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

26
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

H

BEP
Biaya operasi

Bt

Biaya tetap

0

Q

Unit

Gambar 1. Analisis grafis titik impas (BEP)
2.

Nilai bersih sekarang (Net Present Value).
Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari sejumlah uang
yang akan diterima dimasa yang akan datang dan dikonversikan kemasa
sekarang dengan mengunakan tingkat bunga yang terpilih, persamaannya
adalah :
n
NPV =

∑
0

Xn
----------(1 + i)n

Dimana :
Xn = Jumlah pendapatan dengan pengeluaran (Rp/tahun)
n

= Umur ekonomis alat mesin (tahun)

I

= Bunga bank pertahun ( % )

Dengan metode Nilai Bersih Sekarang (NPV) ini, maka usaha jasa
yang memberikan nilai yang positif merupakan investasi yang dapat
dilaksanakan dan yang memberikan nilai negatif, usaha harus ditolak,
atau tidak layak untuk diusahakan. Persamaan NPV adalah :
CF1

CF2

CFn

Vn

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

27
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

NPV = -C + --------- + ---------- + ……… + ---------- + ----------(1 + k)2

(1 + k)

(1 + k)n

(1 + k)n

Dimana :
C

= biaya pengeluaran (Rp)

CF = pendapatan (Rp)
n

= umur ekonomis alat mesin (tahun)

Vn = nilai akhir alat mesin diakhir umur ekonomis (Rp)
K

= bunga bank (%)

Untuk menghitung besarnya nilai bersih kini dapat digunakan
rumus berikut :
n
NPV =

∑

Bt - Ct
-----------------

t=0

(1 + I)n

Dimana :
Bt = pendapatan (Rp) pada tahun ke t
Ct = biaya pengeluaran (Rp) pada tahun ke t
i
n

3.

= bungan bank pertahun (%)
= Umur ekonomis (tahun)

Tingkat laba internal (Internal Rate of Return)
Tingkat laba internal (IRR) dihitung dengan mencari tingkat bunga
yang menyamakan nilai sekarang dari sistem pembukuan yang akan
datang dengan biaya investasi. Metode ini mencari suatu tingkat bunga
yang membuat nilai sekarang (present value) dari pemasukan akan sama

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

28
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

dengan nilai pengeluaran saat sekarang. Persamaan IRR, adalah sebagai
berikut :
CF1
CF2
CFn
Vn
IRR ; C = --------- + ---------- + …….. + ---------- + ----------(1 + r)
(1 + r)2
(1 + r)n
(1 + r)n
Dimana :
C

= biaya pengeluaran (Rp)

CF = pendapatan (Rp)
n

= umur ekonomis (tahun)

Vn = nilai akhir dari alat mesin pada akhir umur ekonomis (Rp)
r

= tingkat bunga yang dicari, yaitu IRR yang membuat present
value dari pendapatan sama dengan pengeluaran.
Untuk menghitung besarnya tingkat laba internal (IRR) dapat

digunakan rumus berikut :
n
∑
t=0

Bt - Ct
----------------- = 0 = NPV
(1 + IRR)n

Dimana :
Bt = pendapatan (Rp) pada tahun ke t
Ct = biaya pengeluaran (Rp) pada tahun ke t
Dengan mencoba-coba nilai bunga (r) sehingga diperoleh nilai NPV
positif dan nilai NPV negatif, maka untuk mencari nilai IRR yang membuat
nilai NPV sama dengan nol (0), rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
NPV1

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

29
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

IRR = i1 + (i2 – i1) x -----------------------(NPV1 – NPV2)
Dimana :
i1 = bunga yang mendapatkan nilai NPV1 (positif)
i2 = bunga yang mendapaykan nilai NPV2 (negatif)
Usulan hasil usaha yang memilki tingkat bunga pengembalian
(IRR) yang lebih tinggi dari pada bunga bank yang diminta merupakan
hasil-hasil yang dapat dipilih, sedangkan hasil dengan internal rate of
return (IRR) yang lebih rendah dari pada bunga bank harus ditolak. Sebab
jika

hasil

usaha

yang

disebutkan

tadi

diterima

maka

untuk

memaksimalisasi nilai tambah bagi pemiliknya tidak akan tercapai.
4.

Perbandingan untung dan biaya bersih (Net Benefit Cost Ratio/ Net
B/C Ratio)
Perbandingan keuntungan dan biaya dapat ditentukan sebagai
perbandingan nilai keuntungan ekuivalen terhadap nilai biaya ekuivalen.
Dalam teori ekonomi, nilai-nilai ekuivalen biasanya adalah annual worths
(nilai tahunan) atau Present Worths (nilai sekarang), tetapi bisa juga
Future Worths (nilai yang akan datang). Persamaan dari perbandingan
untung dan biaya adalah :

A.W. (pendapatan)
B/C = -------------------------------------A.W. (biaya bersih total)
B

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

30
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

B/C = --------------------------------------C.R.

+ (O + M)

Dimana :
A.W.

= nilai tahunan (Rp)

B

= nilai tahunan keuntungan bersih (keuntungan kotor
dikurangi biaya-biaya) untuk pemakai (Rp)

C.R.

= biaya pemulihan modal atau biaya tahunan
ekuivalen dari nilai investasi permulaan, termasuk
setiap nilai jual lagi (Rp).

O + M = biaya operasional bersih tahunan seragam dan
pembayaran pemeliharaan (Rp).
Metode Cost Benefit Ratio Index ini mencari hasil dalam bentuk
ratio dengan cara membagi nilai sekarang dari seluruh pendapatan, dan
dari suatu usaha secara membungakannya dengan bunga dibagi dengan
biaya usaha.
Hasil-hasil yang segera didapat kemudian dipertimbangkan untuk
dipilih adalah yang cost benefit ratio atau probability index-nya sama atau
lebih besar dari satu ( >1 ), sebab cost benefit ratio yang kuang dari satu
( < 1 ) menggambarkan nilai sekarang dari pendapatan adalah lebih
rendah dari pengeluarannya, dan hasil-hasil yang seperti itu harus di
tolak.

CF1
CF2
CFn
Vn
---------- + --------- + …….. + ---------- + ---------(1 + k)
(1 + k)2
(1 + k)n (1 + k)n
CBR = ------------------------------------------------------------------C

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

31
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Dimana :
CBR = cost benefit ratio
C

= biaya pengeluaran (Rp)

CF

= pendapatan (Rp) pada tahun ke n

n

= umur ekonomis dari pada usaha (tahun)

Vn

= nilai akhir dari pada masa ekonomisnya (Rp)

k

= bunga bank (%)

Perhitungan perbandingan dari keuntungan dan biaya bersih dapat
dipergunakan rumus berikut :
X
Net B/C Ratio = ------Y
Dimana :
X =
Y =

VII.

nilai kini dari semua pendapatan
nilai kini dari semua biaya

ESIMASI KEBUTUHAN ALAT MESIN PASCA PANEN
Pendekatan matematik untuk menentukan jumlah kebutuhan

potensial alat dan mesin pasca panen di suatu wilayah/daerah
menggunakan formula sebagai berikut :

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

32
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Ls - Lg
UT = ------------------- x cf
KAP
Dimana :
UT

= Jumlah kebutuhan (unit) alat dan mesin pasca panen di
suatu wilayah/daerah.

Ls

= Luas lahan hamparan atau produksi yang tersedia untuk
digarap/diolah oleh alat mesin pasca panen.

Lg

= Luas lahan hamparan atau produksi yang dapat digarap/
diolah oleh sumber tenaga (manusia dan hewan serta alat
mesin pasca panen) yang ada di daerah tersebut

KAP

= kapasitas kerja sarana alat dan mesin pasca panen yang
akan diintroduksikan untuk digunakan.

Cf

= Coefisien faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan
sosial.
Formula di atas merupakan pendekatan untuk menghindari

pergeseran tenaga kerja yang ada di pedesaan yang didasari oleh
kepentingan socio-engineering.

VIII.

INDIKATOR KEBERHASILAN UPJA DAN LDM.

Keberhasilan pengembangan UPJA dan LDM dapat diukur berdasarkan
indikator sebagai berikut :

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

33
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

A.

Kegiatan panen dan pasca panen di suatu daerah/ wilayah
hamparan selalu menggunakan dan memanfaatkan alat mesin pasca
panen yang dikelola oleh UPJA dan LDM setempat.

B.

Bertambahnya konsumen/ pelanggan pengguna alat mesin
pasaca panen yang dipunyai oleh UPJA dan LDM.

C.

Meningkatnya modal kerja UPJA dan LDM.

D.

Bertambahnya asset yang dimiliki UPJA dan LDM.

E.

Tertibnya sistem pencatatan dan pelaporan arus uang dan
barang yang ada di dalam UPJA dan LDM.

F.

Terjalinnya kerjasama kemitraan usaha yang baik diantara
subsistem- subsistem dalam pelaksanaan pengembangan UPJA dan LDM
yang meliputi bengkel/pengrajin, perbankan, petani/kelompoktani, dan
pabrikan/ perusahaan alat mesin pasca panen dan lain-lain.

IX.

PEMBINAAN DAN PEMANTAUAN.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

34
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Pembinaan terhadap pengembangan UPJA dan LDM dilakukan oleh Tim
Pembina dan Pengembangan Kelembagaan Pasca Panen, baik di tingkat Pusat,
Propinsi maupun Kabupaten/ ota. Secara umum tugas-tugasnya adalah :
A.

Tingkat Pusat
1.Menyusun peta ketersediaan dan kebutuhan alat mesin pasca panen di
suatu wilayah/daerah.
2.Menyusun pedoman umum pengembangan UPJA dan LDM.
3.Menyusun prosedur operasional standar (POS) penggunaan alat mesin
pasca panen.
4.Melakukan pelatihan/bimbingan teknis dan manajemen terhadap
petugas/penyuluh pertanian atau tenaga pendampingan di propinsi
dan kabupaten/kota dalam pengembangan UPJA dan LDM.
5.Mengadakan temu usaha dan workshop/pameran/gelar sarana dan
teknololgi pasca panen.
6.Memfasilitatasi kemitraan antara petani/ kelompok tani, UPJA, LDM dan
lembaga pasca panen lainnya dengan produsen/ pabrikan,
bengkel, pihak perbankan sebagai penyedia dana.
7.Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

B.

Tingkat Propinsi
1.

Menyusun peta ketersediaan dan kebutuhan alat mesin pasca
panen di suatu wilayah/daerah.

2.

Menyusun petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) pengembangan UPJA
dan LDM sebagai penjabaran dari pedoman umum yang dibuat
oleh Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian.

3.

Melakukan

pembinaan/

bimbingan

teknis

dan

manajemen

pengembangan UPJA dan LDM dalam pengelolaan alat mesin
pasca panen.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

35
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

4.

Memantau dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan
pengembangan UPJA dan LDM di kabupaten/ kota.

5.

Melakukan koordinasi dengan instansi terkait

6.

Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

C.

Tingkat Kabupaten/ Kota
1.Menyusun peta ketersediaan dan kebutuhan alat mesin pasca panen di
suatu wilayah/daerah.
2.Menyusun petunjuk teknis (JUKNIS) pengembangan UPJA dan LDM
sebagai penjabaran dari petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) yang
disusun oleh Dinas Pertanian Propinsi.
3.Melakukan pembinaan/ bimbingan teknis dan manajemen kepada
UPJA dan LDM, kelompok tani pengguna jasa sarana alat mesin
pasca panen dan bengkel pengrajin setempat.
4.Mengadakan pelatihan, penyuluhan serta pertemuan konsultasi dengan
pengelola UPJA dan LDM, petani/ kelompok tani pengguna jasa
sarana

alat

mesin

pasca

panen

dan

bengkel/

pengrajin

menyangkut aspek teknis, sosial dan ekonomis.
5.Menerapkan prosedur operasional standar (POS) penggunaan alat
mesin pasca panen.
6.Memantau dan melakukan supervisi terhadap kegiatan UPJA dan LDM
serta petani/ kelompok tani pengguna jasa sarana alsin pasca
panen dengan bengkel/ pengrajin di wilayahnya
7.Mengambil

langkah

konkrit

dalam

penanganan

permasalahan

pengembangan UPJA dan LDM di wilayahnya berdasarkan atas
hasil temuan supervisi dan atau saran dari pihak lain
8.Menjalin kooordinasi/ kerjasama dengan instansi terkait di wilayahnya
untuk mencari peluang usaha pengembangan UPJA dan LDM.
9.Melakukan monitoring dan evaluasi.
10.

Melaporkan perkembangan UPJA dan LDM di suatu wilayah/
daerah.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

36
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Pembinaan dan pengembangan terhadap UPJA dan LDM dilakukan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan sikap positif
terhadap pengembangan UPJA dan LDM.
Materi pembinaan dan pengembangan UPJA dan LDM (khusus di tingkat
lapangan), dititik beratkan pada :
1.

Materi teknis yang meliputi teknis pengoperasian alat mesin pasca
panen, perbaikan kerusakan, perawatan/ pemeliharaan dan sebagainya.

2.

Materi

manajemen

pengorganisasian

meliputi
usaha,

antara
koordinasi,

lain

perencanaan
pengendalian

usaha,
usaha,

kewirausahaan, dan sebagainya.
3.

Materi bisnis meliputi antara lain perhitungan kelayakan ekonomi usaha
jasa alat mesin pasca panen, promosi, kerjasama kemitraan usaha,
pembukuan sederhana, dinamika kelompok, pelaporan secara berkala
dan sebagainya.

X. PENUTUP
Pengembangan UPJA dan LDM akan dapat memberikan hasil yang
sesuai dengan yang diharapkan bila dikelola dengan prinsip bisnis yang sehat,
melalui pertimbangan yang cermat dengan memperhatikan kelayakan teknis,
sosial, dan ekonomis, sehingga pengembangan UPJA dan LDM akan tumbuh

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

37
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

dan berkembang secara profesional dan mandiri. Pengembangan UPJA dan
LDM ini diharapkan mampu memberikan andil dalam menumbuhkembangkan
lembaga ekonomi di daerah dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan petani beserta keluarganya di daerah.
Dengan semangat otonomi daerah, pengembangan UPJA dan LDM
dilaksanakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah kabupaten/ kota yang
difasilitasi dengan dana APBN, APBD maupun Swasta. Sesuai dengan
paradigma baru, pemerintah pusat dan propinsi telah bergeser yaitu sebagai
fasilitator, koordinator, dan dinamisator bagi tumbuhkembangnya UPJA dan LDM
yang

diharapkan

dapat

memacu

pertumbuhan

ekonomi

perdesaan,

meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan efisiensi produksi, nilai tambah
dan daya saing serta meningkatkan pedapatan sekaligus kesejahteraan petani di
suatu daerah.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

38
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

Informasi lebih lanjut hubungi :
Subdit Pasca Panen Tanaman Pangan.
Direktorat Penanganan Pasca Panen, Direktorat Jenderal Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian.
Alamat : Kanpus Departemen Pertanian, Gedung D, Lantai 3
Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (12550)
Telpon/ Fax : (021) , 7816382, 78833938.
Web
:agribisnis.deptan.go.id
E-mail
: kusno@deptan.go.id.

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

39
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

LAMPIRAN :

Lampiran 1.

CONTOH ANALISIS FINANSIAL
PENGGUNAAN ALAT MESIN PERONTOK PADI (POWER THRESHER)
DIASUMSIKAN BAHWA :
1.
2.

Harga Thresher dan Motor Penggerak
Nilai akhir Thresher = 10% x harga
awal

= Rp.

30,000,000

,-

= Rp.

3,000,000

,-

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

40
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

3.
4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Kapasitas Thresher
Daya Motor Penggerak
Umur Penggunaan Thresher
Jam kerja per hari
Hari kerja per tahun
Upah tenaga kerja per hari
Jumlah tenaga kerja
Harga bahan bakar per liter
Harga oli/ pelumas per liter
Bunga modal pertahun
Ongkos/ sewa thresher per hektar
Hasil produksi per hektar

I.

Biaya Tetap
= Rp.

7,864,656

b. Bunga Modal per tahun

= Rp.

2,700,000

Biaya Tetap per tahun

= Rp

10,564,656

,-

Biaya Tetap per jam

= Rp.

14,673

,-

a. Biaya bahan bakar per jam

= Rp.

5,160

b. Biaya Pelumas/ oli per jam

= Rp.

1,200

c. Biaya pemeliharaan dan perawatan

= Rp.

3,240

d. Upah operator per jam

= Rp.

7,500

Biaya Tidak Tetap per jam

= Rp.

17,100

,-

Biaya Pokok per jam

= Rp.

31,773

,-

Biaya Pokok per kg
III.

800
6
5
8
90
30,000
2
4,300
25,000
14
300,000
5,000

a. Penyusutan per tahun

II.

=
=
=
=
=
= Rp.
=
= Rp.
= Rp.
=
= Rp
= Rp.

=Rp.

40

,-

Biaya Tidak Tetap

Benefit Cost Ratio
B/C Ratio

IV.

kg/jam
HP
tahun
jam/hari
hari/tahun
per orang
orang
,,%
,kg

=

1.511

=

273.5

Break Even Point
BEP ( Ton/ Tahun )

Ton/
Tahun

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

41
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

BEP ( Hektar/ Tahun)

V.

=

54.7
27.4

=

2.6

Hektar/ Tahun
Hektar/ Musim

Pay Back Period
PBP

NET PRESENT VALUE (NPV)
BUNGA :
20 %
N
BIAYA
PENDAPATAN
TAHUN
(Rp.)
(Rp.)

BENEFIT
(Rp.)

DF
20%

Tahun

NILAI KINI
(Rp.)

0

30,000,000

0

-30,000,000

1

-30,000,000

1

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.8333

18,540,000

2

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.6944

15,450,000

3

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.5787

12,875,000

4

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.4823

10,729,167

5

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.4019

8,940,972

NPV=

NET PRESENT VALUE (NPV)
BUNGA :
80 %
N
BIAYA
PENDAPATAN
TAHUN
(Rp.)
(Rp.)

BENEFIT
(Rp.)

36,535,139

DF
80%

NILAI KINI
(Rp.)

0

30,000,000

0

-30,000,000

1

-30,000,000

1

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.5556

12,360,000

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

42
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

2

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.3086

6,866,667

3

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.1715

3,814,815

4

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.0953

2,119,342

5

12,312,000

34,560,000

22,248,000

0.0529

1,177,412

NPV=

IRR =

74.534

-3,661,765

%

Lampiran 2.

CONTOH ANALISIS FINANSIAL
PENGGUNAAN ALAT MESIN PENGERING DATAR (BED DRYER)
DIASUMSIKAN BAHWA :
1.
2.
3.

Harga Dryer dan Motor Penggerak
Nilai akhir Dryer = 10% x harga awal
Kapasitas Alat Pengering

= Rp.
= Rp.
=

40,000,000
4,000,000
1,000

,,kg/jam (5 ton/5 jam)

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

43
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

4.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Daya Motor Penggerak
Umur Penggunaan Dryer
Jam kerja per hari
Hari kerja per tahun
Upah tenaga kerja per hari
Jumlah tenaga kerja
Harga bahan bakar per liter
Harga oli/ pelumas per liter
Bunga modal pertahun
Ongkos/ sewa dryer per hektar
Hasil produksi per hektar

I.

Biaya Tetap
= Rp.

10,486,208

b. Bunga Modal per tahun

= Rp.

3,600,000

Biaya Tetap per tahun

= Rp

14,086,208

,-

Biaya Tetap per jam

= Rp.

17,608

,-

a. Biaya bahan bakar per jam

= Rp.

4,800

b. Biaya Pelumas/ oli per jam

= Rp.

1,200

c. Biaya pemeliharaan dan perawatan

= Rp.

4,320

d. Upah operator per jam

= Rp.

6,000

Biaya Tidak Tetap per jam

= Rp.

16,320

,-

Biaya Pokok per jam

= Rp.

33,928

,-

Biaya Pokok per kg

III.

6
5
10
80
30,000
2
4,000
25,000
14
250,000
5,000

a. Penyusutan per tahun

II.

=
=
=
=
= Rp.
=
= Rp.
= Rp.
=
= Rp
= Rp.

=Rp.

34

,-

Biaya Tidak Tetap

Benefit Cost Ratio
B/C Ratio

=

1.474

BEP ( Ton/ Tahun )

=

418.2

BEP ( Hektar/ Tahun)

IV.

HP
tahun
jam/hari
hari/tahun
per orang
orang
,,%
,kg

=

83.6

Break Even Point
Ton/ Tahun
Hektar/ Tahun

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

44
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

41.8
V.

Hektar/ Musim

Pay Back Period
PBP

=

NET PRESENT VALUE (NPV)
BUNGA :
20 %
N
BIAYA
PENDAPATAN
TAHUN
(Rp.)
(Rp.)

BENEFIT
(Rp.)

3.1

DF
20%

Tahun

NILAI KINI
(Rp.)

0

40,000,000

0

-40,000,000

1

-40,000,000

1

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.8333

22,453,333

2

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.6944

18,711,111

3

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.5787

15,592,593

4

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.4823

12,993,827

5

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.4019

10,828,189

NPV=

NET PRESENT VALUE (NPV)
BUNGA :
90 %
N
BIAYA
PENDAPATAN
TAHUN
(Rp.)
(Rp.)
0

40,000,000

0

BENEFIT
(Rp.)
-40,000,000

40,579,053

DF
90%

NILAI KINI
(Rp.)
1

-40,000,000

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

45
Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM

1

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.5263

14,181,053

2

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.2770

7,463,712

3

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.1458

3,928,269

4

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.0767

2,067,510

5

13,056,000

40,000,000

26,944,000

0.0404

1,088,163

NPV=
IRR

=

74.783

-11,271,293

%

Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian …………………………

46

More Related Content

What's hot

Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanJuklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanMuliadin Forester
 
Pengendalian tikus
Pengendalian tikusPengendalian tikus
Pengendalian tikusDian Saputra
 
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaPembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaIrmaSetia Gsb
 
PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM...AminDoMasAlasWono
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANAlBer MEt
 
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNISMANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNISsamsul alam
 
mekanika tanah jilid 2 * Braja M Das *
mekanika tanah jilid 2 * Braja M Das *mekanika tanah jilid 2 * Braja M Das *
mekanika tanah jilid 2 * Braja M Das *speaklouder77
 
Buku master-plan-pertanian
Buku master-plan-pertanianBuku master-plan-pertanian
Buku master-plan-pertanianradengembull
 
3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitungan3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitunganNoor Ainah
 
Success story Wanagama, Indonesia
Success story Wanagama, IndonesiaSuccess story Wanagama, Indonesia
Success story Wanagama, IndonesiaGPFLR
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Joel mabes
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdfKAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdfEdiVanqom
 
Sosialisasi RDKK 2023.pptx
Sosialisasi  RDKK 2023.pptxSosialisasi  RDKK 2023.pptx
Sosialisasi RDKK 2023.pptxssuser92d851
 
Rencana RDTR sswp f kabupaten kediri 2013
Rencana RDTR sswp f kabupaten kediri 2013Rencana RDTR sswp f kabupaten kediri 2013
Rencana RDTR sswp f kabupaten kediri 2013amri sanjaya
 

What's hot (20)

Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanJuklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
 
Pengendalian tikus
Pengendalian tikusPengendalian tikus
Pengendalian tikus
 
PERTANIAN TERPADU
PERTANIAN TERPADUPERTANIAN TERPADU
PERTANIAN TERPADU
 
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaPembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesia
 
Laporan Magang Perkebunan PKS
Laporan Magang Perkebunan PKS Laporan Magang Perkebunan PKS
Laporan Magang Perkebunan PKS
 
PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PENYUSUNAN PERKIRAAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM...
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNISMANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
 
mekanika tanah jilid 2 * Braja M Das *
mekanika tanah jilid 2 * Braja M Das *mekanika tanah jilid 2 * Braja M Das *
mekanika tanah jilid 2 * Braja M Das *
 
Buku master-plan-pertanian
Buku master-plan-pertanianBuku master-plan-pertanian
Buku master-plan-pertanian
 
3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitungan3.6 cut and fill + contoh perhitungan
3.6 cut and fill + contoh perhitungan
 
Mina padi
Mina padi Mina padi
Mina padi
 
Success story Wanagama, Indonesia
Success story Wanagama, IndonesiaSuccess story Wanagama, Indonesia
Success story Wanagama, Indonesia
 
Kostratani
KostrataniKostratani
Kostratani
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
 
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdfKAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
KAK Peta Guna Bangunan Eksisting 2022.pdf
 
Sosialisasi RDKK 2023.pptx
Sosialisasi  RDKK 2023.pptxSosialisasi  RDKK 2023.pptx
Sosialisasi RDKK 2023.pptx
 
Reklamasi Rawa
Reklamasi RawaReklamasi Rawa
Reklamasi Rawa
 
Rencana RDTR sswp f kabupaten kediri 2013
Rencana RDTR sswp f kabupaten kediri 2013Rencana RDTR sswp f kabupaten kediri 2013
Rencana RDTR sswp f kabupaten kediri 2013
 

Viewers also liked

2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 20122.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012Aznar Ismail
 
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha taniPengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tanidewi inne kumalasari
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Yuwan Kilmi
 
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014sirmessi
 
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappedaKelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappedaSigit Pramulia
 
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasiKharistya Amaru
 
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Mellianae Merkusi
 
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malangAnalisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malangBBPP_Batu
 
Permentan 25-08
Permentan 25-08Permentan 25-08
Permentan 25-08Ismed Nur
 
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Kuliah 2 2012
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Kuliah 2 2012UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Kuliah 2 2012
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Kuliah 2 2012Sri Hartatik
 
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)Ismed Nur
 
Kelembagaan+peran masy dlm pr
Kelembagaan+peran masy dlm prKelembagaan+peran masy dlm pr
Kelembagaan+peran masy dlm prSigit Pramulia
 
Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peragaPengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peragaambarlestari
 
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011A Harisman
 
Laporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi TebuLaporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi TebuEriska Ahmad
 
Presentasi Laporan Mekanisasi Tebu
Presentasi Laporan Mekanisasi TebuPresentasi Laporan Mekanisasi Tebu
Presentasi Laporan Mekanisasi TebuEriska Ahmad
 
15 drainase bawah permukaan
15   drainase bawah permukaan15   drainase bawah permukaan
15 drainase bawah permukaanKharistya Amaru
 

Viewers also liked (20)

Upja alsintan
Upja alsintanUpja alsintan
Upja alsintan
 
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 20122.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
2.0. pedoman teknis bantuan alsintan 2012
 
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha taniPengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4
 
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
Penilaian Tingkat Partisipasi GP3A 2014
 
Kelembagaan GP3A
Kelembagaan GP3AKelembagaan GP3A
Kelembagaan GP3A
 
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappedaKelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
Kelembagaan P3A tahun 2014 bappeda
 
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi03   kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
03 kelembagaan pengelolaan air dalam irigasi
 
Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
 
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
Renstra Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluhan dan Katahanan Panga...
 
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malangAnalisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
Analisis struktur pasar dan margin beras di kab malang
 
Permentan 25-08
Permentan 25-08Permentan 25-08
Permentan 25-08
 
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Kuliah 2 2012
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Kuliah 2 2012UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Kuliah 2 2012
UBKPU BUDIDAYA TEBU 2012-Kuliah 2 2012
 
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
 
Kelembagaan+peran masy dlm pr
Kelembagaan+peran masy dlm prKelembagaan+peran masy dlm pr
Kelembagaan+peran masy dlm pr
 
Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peragaPengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
 
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
Juklak juknis pelimpahan kewenangan 2011
 
Laporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi TebuLaporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi Tebu
 
Presentasi Laporan Mekanisasi Tebu
Presentasi Laporan Mekanisasi TebuPresentasi Laporan Mekanisasi Tebu
Presentasi Laporan Mekanisasi Tebu
 
15 drainase bawah permukaan
15   drainase bawah permukaan15   drainase bawah permukaan
15 drainase bawah permukaan
 

Similar to Juknis upja&ldm

Power_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptxPower_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptxPuteriAprilani2
 
Pengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanianPengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanianMuhammad Saddam
 
Laporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 payLaporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 payNilna Arohmah
 
Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian IndonesiaParadigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian IndonesiaRenaYunita2
 
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangPola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangKhairul Amri
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianedhie noegroho
 
Manajemen Agro industri
Manajemen Agro industriManajemen Agro industri
Manajemen Agro industriAhya Alamsyah
 
Power point pemper
Power point pemperPower point pemper
Power point pemperRidho Adjjah
 
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxMANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxnelvameyriani1
 
Pedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanPedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanWarnet Raha
 
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdfDianFauzi3
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisniskodok666
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------Imo Priyanto
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------Imo Priyanto
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------Imo Priyanto
 

Similar to Juknis upja&ldm (20)

Power_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptxPower_Point_Agribisnis.pptx
Power_Point_Agribisnis.pptx
 
Agroindustri
Agroindustri  Agroindustri
Agroindustri
 
Pengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanianPengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanian
 
Laporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 payLaporan praktikum acara 5 pay
Laporan praktikum acara 5 pay
 
Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian IndonesiaParadigma Pembangunan Pertanian Indonesia
Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia
 
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjangPola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
 
Laporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanianLaporan mekanisasi pertanian
Laporan mekanisasi pertanian
 
Agroindustri
AgroindustriAgroindustri
Agroindustri
 
Manajemen Agro industri
Manajemen Agro industriManajemen Agro industri
Manajemen Agro industri
 
Power point pemper
Power point pemperPower point pemper
Power point pemper
 
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptxMANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
MANAJEMEN_AGRIBISNIS_pptx (2).pptx
 
Pedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanPedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunan
 
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
02. Pemasaran dengan sistem agribisnis.pdf
 
Laporan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi
Laporan Observasi Lapang ke Kabupaten SukabumiLaporan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi
Laporan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi
 
makalah pertanian
makalah pertanianmakalah pertanian
makalah pertanian
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
 
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
 

Recently uploaded

UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 

Recently uploaded (20)

UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 

Juknis upja&ldm

  • 1. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM I. A. PENDAHULUAN Latar Belakang Program pembangunan pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis dan agroindustri, pada pokoknya harus dikembangkan agar sesuai dengan proses pergeseran mendasar dari masyarakat tradisional/subsistem menjadi masyarakat modern berbasis pertanian yang merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha agribisnis dan agroindustri secara komersial untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tani di perdesaan. Upaya-upaya pembangunan pertanian tersebut dilaksanakan dengan pendekatan sistem agribisnis dan agroindustri yang berarti mencakup upaya-upaya pada keseluruhan sub-sub sistem agribisnis yang meliputi subsistem hulu yang termasuk di dalamnya adalah sarana produksi pertanian (agrokimia, alat mesin pertanian, perbenihan/pembibitan); subsistem produksi pertanian (budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan); dan subsistem hilirnya yang termasuk diantaranya pasca panen, pengolahan, pemasaran dan distribusi hasil pertanian serta subsistem jasa pendukungnya. Penerapan dan pengembangan sarana alat mesin pasca panen dalam mendukung pembangunan agribisnis dan agroindustri mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan efisiensi produksi, menekan kehilangan hasil, dan meningkatkan mutu hasil pertanian. Sarana alat mesin pasca panen merupakan salah satu masukan teknologi yang mendukung pengembangan sistem agribisnis dan agroindustri yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, dimana keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat tani di perdesaan. Sarana alat dan mesin pasca panen kini telah menjadi kebutuhan dasar dalam mendukung keberhasilan pembangunan agribisnis dan agroindustri nasional. Dalam rangka akselerasi pengembangan sarana alat dan mesin pasca panen tersebut, pemerintah telah mengembangkan berbagai program yaitu salah Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 1
  • 2. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM satu diantaranya melalui pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin (UPJA) pasca panen dan Lumbung Desa Modern (LDM). Pengembangan UPJA pasca panen dan LDM sangat terkait dengan peningkatan kinerja pengembangan usaha agribisnis dan agroindustri, terutama dalam hal kelancaran penyediaan alat mesin pasca panen dan bahan baku industri baik dalam jumlah maupun mutu serta kontinyuitasnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu bentuk pengembangan kemitraan usaha yang melibatkan petani/kelompok tani sebagai produsen, UPJA, LDM dan bengkel dengan perusahaan/industri pengolahan pangan dan pakan ternak. Bila memungkinkan atau bila di sekitar perusahaan/industri pengolahan pangan dan pakan tidak terdapat UPJA dan atau LDM, maka perusahaan tersebut dapat mengembangkan usaha jasa alat mesin pasca panen dan bengkel secara mandiri. Kemitraan usaha antara perusahaan/industri pengolahan pangan dan pakan dengan petani, UPJA dan atau LDM perlu dilakukan untuk mendorong pengembangan dan mengoptimalkan alat mesin pasca panen melalui penyediaan dan perbaikan alat mesin pasca panen, penyediaan suku cadang serta bimbingan teknis dan manajemen usaha jasa alat mesin pasca panen di suatu wilayah/daerah. Dengan berkembangnya kemitraan ini diharapkan dapat mempercepat alih teknologi kepada masyarakat tani, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah, memperbaiki penanganan pasca panen, menurunkan kehilangan hasil dan perbaikan mutu hasil yang pada akhirnya akan berdampak kepada peningkataan kinerja dari industri pengolahan pangan dan atau pakan ternak serta terbentuknya sistem industrialisasi pertanian dalam menunjang pembangunan agroindustri di perdesaan. B. Pengertian Untuk menyamakan persepsi, dalam pedoman pengelolaan UPJA dan LDM ini, digunakan beberapa istilah antara lain : 1. Sarana alat mesin pasca panen adalah peralatan mesin yang dioperasionalkan dengan motor penggerak maupun tanpa motor Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 2
  • 3. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM penggerak untuk kegiatan penanganan pasca panen, mulai saat panen sampai dengan proses penyiapan bahan baku untuk industri. 2. UPJA pasca panen adalah suatu unit usaha yang mengusahakan pelayanan jasa (sewa) alat mesin pasca panen seperti alat mesin panen (reaper), alat msin perontok (thrseser), alat mesin pengering (dryer), penggilingan padi (RMU), dan lain-lain. 3. LDM adalah suatu unit usaha yang mengusahakan jasa pengeringan dan penyimpanan/penggudangan gabah dalam rangka program tunda jual gabah guna pengendalian harga gabah supaya stabil. 4. Fungsi UPJA dan LDM adalah melakukan kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha penyewaan jasa alat mesin pasca panen. UPJA dan LDM sebagai lembaga ekonomi pedesaan harus melaksanakan optimalisasi penggunaan alat mesin pasca panen tersebut guna mendapatkan keuntungan usaha, dan dikelola berdasarkan skala ekonomi yang berorientasi pasar dan didukung oleh sumberdaya manusia yang professional. 5. Asosiasi UPJA dan LDM adalah merupakan perkumpulan pengusahapengusaha UPJA dan LDM yang bersifat sosial untuk meningkatkan kinerja anggotanya menuju ke arah hasil guna dalam pengelolaan sarana alat mesin pasca panen yang optimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para anggotanya. 6. UPJA dan LDM Profesional adalah UPJA dan LDM yang dikelola oleh manajer UPJA dan atau LDM secara professional dan mandiri dengan memperhatikan prinsip profesionalisme yang dicirikan dengan berorientasi bisnis yang sehat secara teknis, ekonomi dan sosial layak, menguntungkan, berkelanjutan serta berdasarkan pada prinsip kemitraan usaha yang saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. 7. Jenis-jenis alat mesin pasca panen yang dapat dioperasionalkan oleh UPJA dan LDM, meliputi : Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 3
  • 4. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM a. Alat mesin pemanen (reaper/stripper) b. Alat mesin perontok (thresher) c. Alat mesin pemipil jagung (corn sheller) d. Alat mesin penghancur (hammer mill) e. Alat mesin pembersih (cleaner) f. Alat mesin penggilingan padi (Rice Milling Unit) g. Alat mesin pengering (drier) h. Alat mesin pemisah (grader) i. Alat mesin pengarungan (bag closer) j. Alat mesin pengemas (packaging) k. Alat mesin penyimpanan (silo, warehouse dan atau gudang) l. dan lain-lain C. Manfaat Pedoman Umum Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin (UPJA) Pasca Panen dan Lumbung Desa Modern (LDM) ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi petani/ kelompok tani dan atau gabungan kelompok tani, serta pengelola UPJA dan LDM dalam mengelola usaha jasa alat mesin pasca panen sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, menurunkan kehilangan hasil dan meningkatkan jumlah maupun mutu hasil melalui pemanfaatan jasa sarana alat mesin pasca panen yang optimal, efektif dan efisien. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 4
  • 5. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM II. PEMBENTUKAN UPJA DAN LDM UPJA dan LDM dibentuk dari proses sosialisasi, koordinasi, diskusi, motivasi, serta kesamaam persepsi dari petani/kelompok tani pengguna alat mesin pasca panen di perdesaan. UPJA dan LDM diharapkan dibentuk berdasarkan SK Bupati/Walikota atau Kepala Dinas Pertanian di Kabupaten/Kota. Prinsip pembentukan UPJA dan LDM ini adalah sebagai berikut : • Pengambilan keputusan mutlak dilakukan oleh petani/kelompok tani secara musyawarah dan mufakat untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya bagi pengembangan UPJA dan atau LDM. • Peran pemerintah terbatas pada pelayanan, fasilitasi, motivasi, pendorong, dan penciptaan iklim yang kondusif sehingga UPJA dan LDM ini mampu menggunakan dan memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki melalui kreatifitasnya sendiri untuk mencapai tujuan bisnis yaitu mencari keuntungan, menekan kehilangan hasil, meningkatkan mutu, dan meningkatkan pendapatan petani/ kelompok tani di perdesaan. • Pemberdayaan UPJA dan LDM ini mencakup berbagai aspek, antara lain aspek teknis dan manajemen, peningkatan kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia serta aspek wirausaha, peningkatan akses informasi pasar dan permodalan. Tujuan yang ingin dicapai dari terbentuknya UPJA dan LDM adalah terwujudnya UPJA dan LDM yang mandiri, tangguh dan dinamis dengan menerapkan/menggunakan sarana alat mesin pasca panen serta manajemen yang memadai dengan jenis-jenis usaha yang menguntungkan. Dengan upaya pengembangan UPJA dan LDM yang dilakukan diharapkan dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan dapat tumbuh dan berkembang menjadi Badan Usaha Milik Petani (BUMP) yang berbadan hukum dengan berbagai bidang usaha penanganan pasca panen pada khususnya dan pengembangan usaha agribisnis dan agroindustri yang terpadu pada umumnya. Pada awalnya model pengembangan yang diterapkan adalah dengan menggunakan UPJA dan LDM yang telah dibentuk dan dibina oleh Direktorat Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 5
  • 6. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Penanganan Pasca Panen, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian dan Dinas Pertanian Propinsi, Kabupaten/Kota, sebagai titik awal dari pengembangaan agribisnis dan agroindustri di daerah. UPJA dan LDM ini disamping sebagai penyedia sarana alat mesin pasca panen juga diharapkan dapat menyediakan suku cadang, melakukan perawatan dan perbaikan alat mesin pasca panen. Sehingga UPJA dan LDM diharapkan dapat berfungsi sebagai motor penggerak kelembagaan ekonomi di daerah. Disamping itu juga berfungsi sebagai penghubung dengan pihak lembaga keuangan/ bank (pemilik modal) untuk mendapatkan modal kerja/ kredit. Dan UPJA dan LDM ini diharapkan juga dapat bermitra dengan petani/ kelompok tani sebagai pengguna jasa alat mesin pasca panen dalam kawasan agribisnis dan agroindustri. UPJA dan LDM ini diharapkan dapat berkembang menjadi usaha yang berbadan hukum seperti Badan Usaha Milik Petani (BUMP), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Koperasi atau Perusahaan Persero (PT). Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 6
  • 7. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM OPERASIONALISASI UPJA DAN LDM III. Jenis dan jumlah sarana alat mesin pasca panen pada setiap UPJA dan atau LDM sangat tergantung pada kemampuan dari pengelola dan kebutuhan sarana alat mesin pasca panen tersebut di suatu wilayah/ daerah. Jenis sarana alat mesin pasca panen yang diperlukan oleh pengusaha UPJA dan atau LDM disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan wilayah/ daerah setempat. Sedangkan jumlah sarana alat mesin pasca panen yang akan dikelola oleh UPJA dan atau LDM diarahkan agar mencapai skala ekonomi yang optimum. Operasionalisasi UPJA dan atau LDM dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut : A. Persiapan. 1.Identifikasi. Dalam rangka menumbuhkembangkan UPJA dan LDM, harus diawali dengan identifikasi untuk mengumpulkan data dan informasi sebagai dasar dari kegiatan selanjutnya. Identifikasi UPJA dan LDM meliputi identifikasi tentang : a. Luas wilayah dan kondisi spesifik lokasi calon penumbuhan/ pengembangan UPJA dan LDM. b. Populasi sarana (jenis dan jumlah sarana alat mesin pasca panen) yang ada (masih operasional). c. Jumlah UPJA dan LDM yang ada dan rencana pembentukan UPJA dan LDM baru. d. Jumlah bengkel (jenis usaha bengkel, kepemilikan asset) e. Jumlah petani/kelompok tani/gabungan kelompok tani/ kecamatan pasca panen pengguna sarana alat mesin pasca panen. f. Pola tanam dan panen serta jumlah produksinya. g. Permodalan dan informasi pemasaran. h. Dan lain-lain Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 7
  • 8. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM 2.Penyusunan Pedoman Kerja UPJA dan LDM Penyusunan Pedoman Kerja UPJA dan LDM disusun untuk menentukan rencana kerja pelayanan UPJA dan LDM kepada kelompok tani/petani pengguna alat mesin pasca panen di suatu wilayah/daerah. 3. Koordinasi dan sinkronisasi. Koordinasi dan sinkronisasi dilakukan dengan mengadakan temu usaha yang dihadiri oleh petani/kelompok tani, manajer UPJA dan atau LDM, pemilik bengkel, pabrikan alat mesin pasca panen, lembaga permodalan/bank dan penyuluh/petugas pembina pertanian setempat serta kemudian diikuti dengan penyiapan petunjuk pelaksanaan, pelatihan atau bimbingan teknis dan manajemen serta penyediaan sarana permodalan/bank dan lainlain. B. Penetapan Kriteria 1.Lokasi a. Dipilih wilayah/ daerah sentra produksi pertanian. b. Dari wilayah/ daerah sentra produksi dipilih yang memiliki populasi alat mesin pasca panen yang sedikit atau kurang mencukupi dan dari segi ekonomi petani mampu menyewa alat mesin pasca panen dengan harga sewa yang layak. c. Harus ada bengkel/ pengrajin alat mesin pasca panen. 2.Kelembagaan UPJA dan LDM. a. Memiliki alat mesin pasca panen sesuai kebutuhan petani setempat. b. Telah memiliki pelanggan jasa alat mesin pasca panen di lokasi tersebut. c. Memiliki organisasi, minimal ada seorang pemilik (manajer) dan ada operator yang mengoperasikan alat mesin pasca panen yang bersangkutan. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 8
  • 9. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM d. Manajer dan operator memiliki sikap untuk memajukan UPJA dan atau LDM tersebut. 3.Kelembagaan Pendukung a. Terdapat bengkel yang dapat berfungsi sebagai tempat memproduksi/merakit alat mesin pasca panen, dan melakukan perawatan/perbaikan alat mesin pasca panen tersebut. Bengkel/pengrajin alat mesin tersebut dapat berupa bengkel milik Kelompok tani, BUMP (Badan Usaha Milik Petani), BUMN/BUMD, koperasi maupun bengkel/pengrajin milik perusahaan swasta. b. Terdapat lembaga permodalan/bank minimal di kabupaten/kota yang bersangkutan. c. Terdapat penyuluh/petugas Pembina dan atau tenaga pendampingan di lokasi bersangkutan. C. Pelatihan Pada tahap ini peran Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten/Kota sangat menentukan keberhasilan pengelolaan sarana alat mesin pasca panen oleh UPJA dan atau LDM. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat dihasilkan sumberdaya manusia UPJA/ LDM yang profesional. Tujuan pelatihan kepada UPJA dan LDM ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta pelatihan (manajer dan operator UPJA dan atau LDM) dimana materi pelatihan meliputi kelompok teknis operasional, bisnis dan manajemen usaha serta pengoperasian alat mesin pasca panen secara bisnis, dengan rincian sebagai berikut : 1. Kelompok teknis operasional. a.Teknis pengoperasian sarana alat mesin pasca panen. b.Cara-cara pemeliharaan dan perbaikan sarana alat mesin pasca panen. 2. Kelompok bisnis. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 9
  • 10. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM 1. a. Analisis ekonomi penggunaan sarana alat mesin pasca panen. 2. b. Pembukuan usaha jasa sarana alat mesin pasca panen. 3. c. Sumber permodalan usaha. 4. d. Promosi jasa sarana alat mesin pasca panen. 3. Kelompok manajemen usaha. a.Perencanaan usaha jasa sarana alat mesin pasca panen. b.Pengorganisasian usaha. c.Kerjasama usaha/ kemitraan usaha. d.Kewirausahaan. 4. Pengoperasian alat mesin pasca panen secara bisnis. Dalam melaksanakan usaha pelayanan jasa alat mesin pasca panen perlu dilakukan penerapan sistem manajemen usaha secara baik dan benar pada UPJA dan LDM di daerah. Setiap UPJA dan LDM harus berusaha untuk mencapai kapasitas kerja optimal dengan cara bekerjasama/bermitra dengan petani/ kelompok tani dan kcamatan psca panen di daerah. Peserta pelatihan adalah operator, kelompok tani/ petani pengguna dan pengelola UPJA dan LDM, dengan perincian sebagai berikut : 1. Operator . a. Operator sarana alat mesin pasca panen pada UPJA dan LDM dan bengkel alat mesin pasca panen yang ada di lokasi setempat meskipun terdapat jenis bengkel yang beragam, bengkel tersebut dapat dikelompokkan untuk dilatih/dibimbing. b. Materi pelatihan utama meliputi : cara penggunaan/penerapan alat mesin pasca panen yang baik dan benar, serta perawatan dan perbaikan alat mesin pasca panen. c. Jika ada kesempatan, pemilik bengkel ini dilatih untuk dapat merakit/ membuat alat mesin pasca panen sendiri. 2. Pengelola UPJA dan LDM. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 10
  • 11. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM a. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengelola UPJA dan LDM. b. Peserta pelatihan adalah manajer/pengelola dan operator. c. Materi pelatihan meliputi bidang teknis, ekonomis, manajemen usaha alat mesin pasca panen. 3. Kelompok tani/ petani. a. Kelompok tani/petani yang ada di lokasi setempat perlu diberikan pengetahuan tentang pentingnya arti penggunaan/ pemanfaatan alat mesin pasca panen. b. Materi yang diberikan antara lain adalah analisis rugi laba penggunaan alat mesin pasca panen dalam mendukung operasional usaha agribisnis dan agroindustrinya. D. Menumbuhkembangkan UPJA dan LDM Untuk menumbuhkembangkan UPJA dan LDM, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Penetapan UPJA dan LDM berdasarkan pada jumlah alat mesin pasca panen yang sudah ada dan juga disesuaikan dengan luas panen atau produksi di lokasi yang terpilih. 2. Bila di lokasi terpilih belum ada UPJA dan atau LDM, maka perlu dibentuk UPJA dan atau LDM baru. 3. Bila di lokasi terpilih telah ada UPJA atau LDM dan mempunyai alat mesin pasca panen maka bila perlu tambahan, agar sejauh mungkin disesuaikan dengan luas areal panen dan produksi yang akan digarap. IV. KELEMBAGAAN UPJA DAN LDM Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 11
  • 12. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM A. Tugas Dalam operasionalisasinya kelembagaan UPJA dan LDM mempunyai tugas sebagai berikut : 5. Melakukan temu usaha secara berkala yang dihadiri oleh petani/ kelompok tani, manajer UPJA dan LDM, pemilik bengkel/pengrajin, penyuluh, petugas pembina dan tenaga pendampingan setempat. 6. Menyiapkan petunjuk pelaksanaan (JUKLAK). 7. Memberi pelatihan, bimbingan teknis dan manajemen serta pembinaan/ pendampingan. 8. Memfasilitasi akses permodalan dengan lembaga keuangan (bank, koperasi, perusahaan swasta dan sebagainya). 9. Sistem pengelolaan UPJA dan LDM harus berorientasi pada profesionalisme, dalam pengelolaan usaha UPJA dan LDM harus benar-benar dilandasi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan sikap mental para pengelolanya. 10. Skala ekonomi menjadi pertimbangan guna mendapatkan keuntungan usaha yang layak untuk menjamin keberlanjutan usahanya. 11. Berorientasi pasar dalam usahanya. 12. Tumbuh dari bawah (bottom up) karena tuntutan pasar. 13. Berkembang secara mandiri serta mampu beradaptasi dengan kondisi sosial setempat. B. Identifikasi UPJA dan LDM dapat diwujudkan menjadi pelaku ekonomi yang kuat, sebagai pilar penopang dan sekaligus sebagai motor penggerak pembangunan agribisnis dan agroindustri di daerah. Untuk itu kelembagaan UPJA dan LDM dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Kelembagaan dalam pelayanan jasa alat mesin pasca panen. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 12
  • 13. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Dalam bentuk operasional kelembagaan UPJA dan LDM ini adalah adanya seorang yang bertanggung jawab dalam mengelola alat mesin pasca panen hasil pertanian, dalam hal ini disebut manajer yang dalam pengelolaannya dibantu oleh beberapa operator. Apabila usaha pelayanan jasa alat mesin pasca panen ini sudah berkembang, maka UPJA dan LDM dapat dilengkapi dengan tenaga mekanik, petugas yang mengatur urusan administrasi dan keuangan usaha. Dalam pengembangan kelembagaan UPJA dan LDM yang perlu dikembangkan adalah : a.Produsen/pabrikan sarana alat mesin pasca panen. b.Usaha perbengkelan sarana alat mesin pasca panen. c.Dealer sarana alat mesin pasca panen dan suku cadang yang diperlukan. Kelembagaan UPJA dan LDM dipimpin oleh seorang manajer. Fungsi utama UPJA dan LDM adalah memanfaatkan seoptimal mungkin jasa alat mesin dalam melakukan kegiatan usahanya. 2. Permodalan. Kelembagaan ekonomi yang terkait dengan UPJA dan LDM memerlukan permodalan untuk kelangsungan usahanya. Sumber modal tersebut dapat berasal dari lembaga perbankan atau lembaga keuangan non bank atau dari dana bergulir hasil setoran UPJA dan LDM tersebut. Lembaga keuangan dalam operasinya dapat melayani kebutuhan petani/kelompok tani, UPJA, LDM, pengrajin/bengkel, dealer maupun lembaga pasca panen lainnya secara komersial. 3. Pembinaan dan pengendalian Pemerintah dalam hal ini Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Dinas lingkup Pertanian baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota bertanggung jawab dalam hal pembinaan, penyuluhan, pendampingan bimbingan teknis dan manajemen, serta pengendalian sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya. V. PEMBUKUAN USAHA UPJA DAN LDM Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 13
  • 14. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Tujuan UPJA dan LDM membuat pembukuan ialah untuk mengetahui hasil yang sebenarnya dari usaha jasa alat mesin pasca panen. Membuat pembukuan berarti mengumpulkan fakta dan data tentang apa yang telah dikerjakan oleh UPJA dan LDM dari hari ke hari. Pembukuan adalah melihat ke belakang sampai ke detail-detailnya dari tindakan yang telah dilaksanakan dari waktu ke waktu. Sedangkan perencanaan usaha adalah melihat kesempatan dan peluang usaha di masa yang akan datang. Tetapi perencanaan usaha yang baik harus didasarkan atas hasil-hasil yang sebenarnya yang telah dicapai. Dengan pembukuan usaha secara baik akan dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai operasionalisasi usaha UPJA dan LDM. Pembukuan ini juga akan merupakan sumber informasi yang baik bagi pengelola/ manajer mengenai hasil-hasil yang telah dicapai oleh UPJA dan LDM serta masalahmasalahnya. A. Mengapa UPJA dan LDM dianjurkan membuat pembukuan. Alasan utama membuat pembukuan adalah untuk mempelajari perbandingan antara masukan dengan keluaran dari usaha jasa alat mesin pasca panen atau perbandingan antara biaya dengan pendapatannya. Bagaimana UPJA dan LDM membuat dan melaksanakan keputusan-keputusannya?. Catat sukses-sukses yang telah diperoleh dalam usaha jasa alat mesin pasca panennya. Jenis pembukuan yang dibuat ditentukan oleh jumlah data yang tersedia untuk dipelajari. Beberapa alasan mengapa pembukuan perlu dianjurkan kepada UPJA dan LDM, adalah : 1. Guna memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi UPJA dan LDM harus mengetahui keluaran (pendapatan) dan biaya pokok alat mesin pasca penen yang sekarang dan keuntungan yang dapat dicapai. Cara yang paling baik untuk memperoleh data dan Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 14
  • 15. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM informasi mengenai hasil usaha UPJA dan LDM pada saat sekarang adalah dengan membuat pembukuan usaha. 2. Sebagai dasar untuk diagnosis dan perencanaan. Perencanaan usaha UPJA dan LDM adalah alat untuk memperoleh pendapatan usaha yang setinggi-tingginya. Diagnosis masalah-masalah manajemen UPJA dan LDM adalah syarat pertama bagi perencanaan yang baik. Pembukuan usaha UPJA dan LDM memberikan data dan informasi dasar yang diperlukan untuk diagnosis ini. 3. Guna menentukan harga sewa. Perubahan harga alat mesin pasca panen dan biaya-biaya yang diterima dan dibayarkan merupakan informasi penting dalam menentukan harga sewa (Rp/Ha) dari jasa alat mesin pasca panen tersebut serta dalam menyesuaikan rencana usaha. Satu-satunya cara pengumpulan data dan informasi yang dapat diandalkan adalah dengan membuat pembukuan tersebut. Sangat sukar bagi pengelola UPJA dan atau LDM untuk mengingat tanpa catatan tertulis. 4. Sebagai bimbingan manajemen yang lebih baik. Pembukuan memberikan data dan informasi tentang kelayakan ekonomi dari usaha UPJA dan atau LDM. Hal ini sangat penting, terutama di Indonesia dimana manajemen usaha UPJA dan atau LDM serta manajemen rumah tangga biasanya masih tercampur menjadi satu. Manfaatkanlah hasil analisis pembukuan guna mengatur alokasi dana untuk pengembangan usaha dan kehidupan keluarganya. B. Pilihlah jenis pembukuan yang sesuai dengan situasi. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 15
  • 16. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Secara umum ada 4 (empat) jenis pembukuan sederhana, yaitu : 1. Pembukuan tunggal, yaitu pembukuan yang hanya mencatat jumlah pendapatan dari sewa alat mesin pasca panen yang diterima dan biaya-biaya yang dikeluarkan. 2. Pembukuan tunggal yang mencakup inventarisasi dari sarana dan prasarana usaha UPJA dan LDM pada permulaan dan akhir tahun, disamping pendapatan yang diterima dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Dengan pembukuan jenis ini dapat diketahui secara teliti tentang jumlah biaya (pengeluaran) dan pendapatan UPJA dan atau LDM. 3. Pembukuan usaha UPJA dan atau LDM yang tercakup dalam “2” di atas, ditambah catatan fisik tentang jumlah areal yang dapat digarap dan keluaran. Catatan semacam ini akan memberikan data dan informasi untuk analisis usaha UPJA dan atau LDM. 4. Pembukuan usaha yang disamping data dan informasi mengenai hal-hal pada “3” di atas, juga memuat data dan informasi terperinci mengenai setiap cabang usaha UPJA dan atau LDM yang penting. Ini akan memberikan data guna analisis yang lebih terperinci. C. Perlunya data dan informasi pokok ke dalam formulir pembukuan. Bentuk pembukuan yang paling sederhana hanya berisikan 2 (dua) hal pokok yaitu pengeluaran (biaya) dan penerimaan (pendapatan) yang disebut dengan sistem pembukuan tunggal. Cara pembukuan ini baik bagi UPJA dan LDM yang baru mulai membuat pembukuan dan hanya mampu berhitung secara sederhana. Tabel 1. : Sistem pembukuan tunggal Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 16
  • 17. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Tanggal Uraian kegiatan (jenis pengeluaran dan Penerimaan Pengeluaran pendapatan, jumlah/ volume, harga (Rp) (Rp) satuan, dsb) Pembukuan di atas tidak banyak manfaatnya untuk membuat analisis. Sistem pembukuan usaha sederhana yang cukup lengkap guna analisis yang baik, mencakup 4 (empat) jenis data dan informasi pokok yang diperlukan, yaitu : 1. Inventarisasi jumlah dan jenis sarana dan prasarana yang digunakan pada awal dan akhir tahun, yang meliputi : a. Prasarana yang berjangka pakai panjang seperti tanah/ lahan, bangunan dan lain-lain b. Prasarana yang berjangka pakai sedang seperti peralatan dan mesin pasca panen. c. Sumberdaya tenaga : operador atau tenaga kerja upahan dan tenaga kerja administrasi dan lain-lain. d. Persediaan suku cadang alat mesin pasca panen dan persediaan modal tunai. 2. Catatan kuantitas fisik serta nilai uang dari Jumlah dan nilai hasil jasa alat mesin pasca panen yang disewakan kepada petani/ kelompok tani dan hasil sampingan. 3. Catatan mengenai jumlah dan nilai dari masukan teknis yang digunakan pada UPJA dan atau LDM seperti sarana dan jasa yang dibayar dengan uang tunai maupun dalam bentuk natura (barang). Juga dicatat biaya-biaya tetap seperti penyusutan, bunga kredit, pajak, asuransi dan sebagainya. 4. Catatan hasil sewa jasa alat mesin pasca panen yang menunjukan jumlah/ volume dan nilainya, baik berupa uang tunai maupun dalam bentuk natura (hasil panen). Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 17
  • 18. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Contoh tabel pembukuan terperinci dapat dilihat pada table di bawah ini : Table 2. : Sistem pembukuan terperinci a.Penerimaan Tanggal Jenis Alsin Pasca Jumlah Harga Nilai Sewa Panen Sewa (Ha) Satuan (Rp) (Rp/Ha) b.Pengeluaran Tanggal Jenis Upah Pembelian Pajak, Lain-lain Total Alsin tenaga bahan bakar, bunga (Rp) (Rp) Pasca kerja oli, spare bank, Panen (Rp) part, ongkos asuransi perbaikan (Rp) (Rp) D. Kompilasikan dan analisis hasil pembukuan. Pembukuan usaha UPJA dan LDM belum selesai jika belum dikompilasi dan dianalisis. Analisis akan menunjukan kekuatan dan kelemahan organisasi dan operasi dari UPJA dan atau LDM yang bersangkutan. Analisis hasil pembukuan dapat dipakai untuk melihat kelayakan usaha dari setiap cabang usaha UPJA dan atau LDM yang dapat menunjukan apakah penggunaan alat mesin pasca panen tersebut layak secara ekonomi untuk diteruskan atau tidak. E. Interpretasikan dan gunakan hasil-hasil analisis itu. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 18
  • 19. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Hasil analisis pembukuan ini akan menunjukan hasil usaha UPJA dan atau LDM selama satu tahun. Tetapi pembukuan selama satu tahun terlalu singkat untuk menjawab semua pertanyaan. UPJA dan atau LDM hendaknya terus membuat pembukuan selama beberapa tahun. Namun walaupun pembukuan hanya dilakukan selama satu tahun, data yang diperoleh akan selalu berguna bagi UPJA dan atau LDM untuk melakukan diagnosis terhadap masalah-masalah pengembangan alat mesin pasca panen. Data-data dan informasi ini juga akan memberikan fakta-fakta dasar guna membimbing pengelola UPJA dan atau LDM ke arah perbaikan dengan membanding-bandingkan usahanya yang satu dengan usaha yang lain. Hal yang penting dalam berusaha jasa alat mesin pasca panen adalah menangani manajemen usaha jasa alat mesin pasca panen atas dasar data-data dan informasi yang nyata di lapangan. UPJA dan atau LDM hendaknya didorong dengan memberikan insentif pendapatan yang lebih tinggi. Dengan menggunakan analisis dari pembukuan tersebut merupakan cara terbaik untuk membuat pengelola UPJA dan atau LDM lebih berpikir ekonomis dan lebih bersikap sebagai usahawan/ wira usahawan yang mandiri. VI. ANALISA EKONOMI PENGGUNAAN ALAT MESIN PASCA PANEN. Analisa ekonomis usaha jasa alat mesin pasca panen, dapat dibagi dalam beberapa tahap perhitungan seperti : Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 19
  • 20. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM A. Biaya Pokok Biaya pokok penggunaan alat dan mesin pasca panen sangat ditentukan oleh empat faktor, yaitu : a) biaya tetap (fix cost), b) biaya operasional (variable cost), c) jam penggunaan lalat mesin per tahun, dan d) kapasitas atau kemampuan kerja alat dan mesin pasca panen. Disamping komponen biaya pokok ini, maka biaya resiko, margin dan over head perlu pula ditambah dalam struktur biaya pokok penggunaan alat dan mesin pasca panen. Umur ekonomis alat dan mesin pasca panen sangat penting dalam perhitungan biaya pokok dimana mutu dan desain alat dan mesin, perbaikan dan pemeliharaan yang teratur, operator yang baik dan terampil sangat diperlukan untuk efisiensi operasi alat dan mesin pasca panen. Besarnya nilai biaya pokok penggunaan alat dan mesin pasca panen dapat dihitung dengan rumus matematika sederhana sebagai berikut : BP = ( AN / X + B ) x KAP Dimana : BP = biaya pokok penggunaan alat mesin pasca panen (Rp) AN = biaya tetap per tahun (Rp/th) X = jumlah jam kerja per tahun (jam/th) B = biaya operasional per jam (Rp/jam) KAP = kapasitas kerja (jam/unit) 1.Biaya Tetap (Fix Cost). Biaya tetap (fix cost) adalah biaya yang tidak tergantung dari sistem pemakaian alat mesin tersebut. Dengan kata lain bahwa biaya tetap perjam tidak berubah dengan perubahan jam kerja tiap tahun dari pemakaian alat dan mesin pasca panen tersebut. Ini berarti bahwa biaya Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 20
  • 21. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM ini tetap dihitung sebagai pengeluaran walaupun alat dan mesin itu tidak dipergunakan. Unsur-unsur biaya tetap terdiri dari : a. Biaya penyusutan. Biaya penyusutan dihitung dengan nilai bunga berbunga hingga diperoleh rumus sebagai berikut : AN = Crf x (Harga beli – Nilai akhir) n n Crf = IN x ( 1 + IN) / (( 1 + IN ) - 1) Dimana : AN = Biaya penyusutan pertahun (Rp/thn) Crf = Faktor konversi pengembalian modal atau capital recovery faktor IN = n b. Bunga modal pertahun (%/th) Umur ekonomis alat dan mesin pasca panen (tahun) = Biaya bunga modal dan asuransi. Biaya bunga modal dan asuransi dapat dihitung dengan persamaan berikut : I x P ( N + 1) I = -----------------------2N Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 21
  • 22. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Dimana : I = Biaya bunga modal dan asuransi (Rp/tahun) i = Tingkat bunga modal dan persen asuransi (%) P = Harga awal alat (Rp) N = Umur ekonomis alat (tahun) c. Biaya pajak. Biaya pajak yang dikenakan adalah sebesar dua persen (2%) dari harga awal alat mesin (pajak ini selalu berubah sesuai dengan peraturan dari pemerintah). BP = Pp x P Dimana : Bp = biaya untuk pajak (Rp/th) Pp = persen biaya pajak (2% atau 0.02) P = harga awal alat mesin pasca panen (Rp) d. Biaya garasi atau bangunan Biaya garasi atau bangunan untuk alat dan mesin pertanian dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Bg = Pg x P Dimana : Bg = biaya garasi (Rp/tahun) Pg = persen biaya garasi (1% atau 0.01) P = harga awal alat (Rp) Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 22
  • 23. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM 2.Biaya tidak tetap (variable cost) Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang berhubungan erat dengan penggunaan sarana alat dan mesin pasca panen. Dengan kata lain biaya tidak tetap adalah biaya operasi yang dikeluarkan untuk berbagai keperluan yang diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi alat dan mesin pasca panen tersebut. Biaya operasi ini baru ada bila alat dan mesin pasca panen dioperasikan dan besarnyapun berbeda-beda tergantung pada jam operasi, jenis pekerjaan serta usia penggunaan alat dan mesin pasca panen tersebut tersebut. Biaya operasi atau biaya tidak tetap, terdiri dari : 14. 15. a. Biaya bahan bakar. Biaya bahan bakar merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian bahan bakar pada waktu operasi dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Bb = Kb x Hb Dimana : Bb = biaya bahan bakar (Rp/jam) Kb = konsumsi bahan bakar (liter/jam) Hb = harga bahan bakar (Rp/liter) b. Biaya pelumas Biaya pelumasan (oli dan gemuk) dari alat dan mesin pasca panen dapat dihitung dengan persamaan berikut : Bp = Kp x Hp Dimana : Bp = biaya pelumasan (Rp/jam) Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 23
  • 24. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Kp = konsumsi pelumas (liter/jam) Hp = harga pelumas (Rp/liter) c. Biaya pemeliharaan dan perbaikan. Biaya pemeliharaan adalah biaya perbaikan dan perawatan alat mesin pasca panen selama operasi, biaya perawatan dapat dihitung dengan persamaan berikut : 1,2 % Br = --------------- x ( P – 0,1 P) 100 jam Dimana : Br = biaya pemeliharaan (Rp/jam) V = harga awal alat mesin pertanian (Rp) d. Biaya operator Biaya operator dihitung berdasarkan pada penerimaan operator per hari dibandingkan dengan jumlah jam kerja alat mesin pengolahan per hari, dan dihitung dengan persamaan berikut : 1 hari Bo = U x ---------------- x Jo Jk Dimana : Bo = biaya operator alat mesin pasca panen (Rp/jam) U = upah kerja orang per hari (Rp/ hari) Jk = jam kerja (jam/hari) Jo = jumlah operator (orang) Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 24
  • 25. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM B. Indikator Finansial. 1. Titik impas (Break Even Point = BEP) Analisis titik impas (BEP) merupakan suatu indikator di dalam perencanaan jasa bisnis alat mesin pasca panen. Hal ini penting untuk dapat menilai apakah biaya investasi yang dilakukan memang dapat diandalkan. Dengan perencanaan jasa bisnis alat mesin pasca panen berdasarkan hasil dari biaya investasi dapat menutupi biaya tetap dan biaya tidak tetapnya. Jika hanya memiliki biaya tidak tetap saja maka analisis titik impas ini tidak ada manfaatnya sama sekali. Selanjutnya perlu di tekankan disini dalam menganalisis titik impas haruslah secara jelas dibedakan antara biaya tetap dan biaya tidak tetap. Untuk menentukan titik impas dapat digunakan beberapa pendekatan sebagai berikut : a. Pendekatan persamaan Pendekatan pertama untuk menghitung titik impas adalah metode persamaan. Pendekatan persamaan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut : Penjualan – (Btt – Bt) = Pendapatan bersih Penjualan = Btt + Bt + Pendapatan bersih Dimana : Btt = biaya tidak tetap Bt = biaya tetap b. Pendekatan marginal (Metode Contribution Margin) CM = Penjualan – Btt CM per unit = Harga jual per unit – Btt per unit Bt + Pendapatan bersih yang diinginkan Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 25
  • 26. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM X = ---------------------------------------------------------CM per unit Dimana : CM = pendekatan marginal Btt = biaya tidak tetap Bt = biaya tetap X = BEP (dalam unit yang dijual) BEP = c. Break Even Point Pendekatan grafis Dengan asumsi bahwa fungsi dari penjualan dan fungsi dari biayabiaya adalah linier, maka fungsi-fungsi tersebut dapat digambarkan seperti pada terlihat pada gambar 1. Rumus titik impas (BEP) adalah : 16. Dalam unit kuantitas Bt BEP = ------------------------------------------------Harga jual per unit – Btt per unit Dalam nilai (Rupiah) Bt BEP = ----------------------------------------------1 – Btt / Hasil penjualan Rp Pendapatan Biaya pokok Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 26
  • 27. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM H BEP Biaya operasi Bt Biaya tetap 0 Q Unit Gambar 1. Analisis grafis titik impas (BEP) 2. Nilai bersih sekarang (Net Present Value). Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dan dikonversikan kemasa sekarang dengan mengunakan tingkat bunga yang terpilih, persamaannya adalah : n NPV = ∑ 0 Xn ----------(1 + i)n Dimana : Xn = Jumlah pendapatan dengan pengeluaran (Rp/tahun) n = Umur ekonomis alat mesin (tahun) I = Bunga bank pertahun ( % ) Dengan metode Nilai Bersih Sekarang (NPV) ini, maka usaha jasa yang memberikan nilai yang positif merupakan investasi yang dapat dilaksanakan dan yang memberikan nilai negatif, usaha harus ditolak, atau tidak layak untuk diusahakan. Persamaan NPV adalah : CF1 CF2 CFn Vn Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 27
  • 28. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM NPV = -C + --------- + ---------- + ……… + ---------- + ----------(1 + k)2 (1 + k) (1 + k)n (1 + k)n Dimana : C = biaya pengeluaran (Rp) CF = pendapatan (Rp) n = umur ekonomis alat mesin (tahun) Vn = nilai akhir alat mesin diakhir umur ekonomis (Rp) K = bunga bank (%) Untuk menghitung besarnya nilai bersih kini dapat digunakan rumus berikut : n NPV = ∑ Bt - Ct ----------------- t=0 (1 + I)n Dimana : Bt = pendapatan (Rp) pada tahun ke t Ct = biaya pengeluaran (Rp) pada tahun ke t i n 3. = bungan bank pertahun (%) = Umur ekonomis (tahun) Tingkat laba internal (Internal Rate of Return) Tingkat laba internal (IRR) dihitung dengan mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari sistem pembukuan yang akan datang dengan biaya investasi. Metode ini mencari suatu tingkat bunga yang membuat nilai sekarang (present value) dari pemasukan akan sama Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 28
  • 29. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM dengan nilai pengeluaran saat sekarang. Persamaan IRR, adalah sebagai berikut : CF1 CF2 CFn Vn IRR ; C = --------- + ---------- + …….. + ---------- + ----------(1 + r) (1 + r)2 (1 + r)n (1 + r)n Dimana : C = biaya pengeluaran (Rp) CF = pendapatan (Rp) n = umur ekonomis (tahun) Vn = nilai akhir dari alat mesin pada akhir umur ekonomis (Rp) r = tingkat bunga yang dicari, yaitu IRR yang membuat present value dari pendapatan sama dengan pengeluaran. Untuk menghitung besarnya tingkat laba internal (IRR) dapat digunakan rumus berikut : n ∑ t=0 Bt - Ct ----------------- = 0 = NPV (1 + IRR)n Dimana : Bt = pendapatan (Rp) pada tahun ke t Ct = biaya pengeluaran (Rp) pada tahun ke t Dengan mencoba-coba nilai bunga (r) sehingga diperoleh nilai NPV positif dan nilai NPV negatif, maka untuk mencari nilai IRR yang membuat nilai NPV sama dengan nol (0), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : NPV1 Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 29
  • 30. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM IRR = i1 + (i2 – i1) x -----------------------(NPV1 – NPV2) Dimana : i1 = bunga yang mendapatkan nilai NPV1 (positif) i2 = bunga yang mendapaykan nilai NPV2 (negatif) Usulan hasil usaha yang memilki tingkat bunga pengembalian (IRR) yang lebih tinggi dari pada bunga bank yang diminta merupakan hasil-hasil yang dapat dipilih, sedangkan hasil dengan internal rate of return (IRR) yang lebih rendah dari pada bunga bank harus ditolak. Sebab jika hasil usaha yang disebutkan tadi diterima maka untuk memaksimalisasi nilai tambah bagi pemiliknya tidak akan tercapai. 4. Perbandingan untung dan biaya bersih (Net Benefit Cost Ratio/ Net B/C Ratio) Perbandingan keuntungan dan biaya dapat ditentukan sebagai perbandingan nilai keuntungan ekuivalen terhadap nilai biaya ekuivalen. Dalam teori ekonomi, nilai-nilai ekuivalen biasanya adalah annual worths (nilai tahunan) atau Present Worths (nilai sekarang), tetapi bisa juga Future Worths (nilai yang akan datang). Persamaan dari perbandingan untung dan biaya adalah : A.W. (pendapatan) B/C = -------------------------------------A.W. (biaya bersih total) B Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 30
  • 31. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM B/C = --------------------------------------C.R. + (O + M) Dimana : A.W. = nilai tahunan (Rp) B = nilai tahunan keuntungan bersih (keuntungan kotor dikurangi biaya-biaya) untuk pemakai (Rp) C.R. = biaya pemulihan modal atau biaya tahunan ekuivalen dari nilai investasi permulaan, termasuk setiap nilai jual lagi (Rp). O + M = biaya operasional bersih tahunan seragam dan pembayaran pemeliharaan (Rp). Metode Cost Benefit Ratio Index ini mencari hasil dalam bentuk ratio dengan cara membagi nilai sekarang dari seluruh pendapatan, dan dari suatu usaha secara membungakannya dengan bunga dibagi dengan biaya usaha. Hasil-hasil yang segera didapat kemudian dipertimbangkan untuk dipilih adalah yang cost benefit ratio atau probability index-nya sama atau lebih besar dari satu ( >1 ), sebab cost benefit ratio yang kuang dari satu ( < 1 ) menggambarkan nilai sekarang dari pendapatan adalah lebih rendah dari pengeluarannya, dan hasil-hasil yang seperti itu harus di tolak. CF1 CF2 CFn Vn ---------- + --------- + …….. + ---------- + ---------(1 + k) (1 + k)2 (1 + k)n (1 + k)n CBR = ------------------------------------------------------------------C Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 31
  • 32. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Dimana : CBR = cost benefit ratio C = biaya pengeluaran (Rp) CF = pendapatan (Rp) pada tahun ke n n = umur ekonomis dari pada usaha (tahun) Vn = nilai akhir dari pada masa ekonomisnya (Rp) k = bunga bank (%) Perhitungan perbandingan dari keuntungan dan biaya bersih dapat dipergunakan rumus berikut : X Net B/C Ratio = ------Y Dimana : X = Y = VII. nilai kini dari semua pendapatan nilai kini dari semua biaya ESIMASI KEBUTUHAN ALAT MESIN PASCA PANEN Pendekatan matematik untuk menentukan jumlah kebutuhan potensial alat dan mesin pasca panen di suatu wilayah/daerah menggunakan formula sebagai berikut : Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 32
  • 33. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Ls - Lg UT = ------------------- x cf KAP Dimana : UT = Jumlah kebutuhan (unit) alat dan mesin pasca panen di suatu wilayah/daerah. Ls = Luas lahan hamparan atau produksi yang tersedia untuk digarap/diolah oleh alat mesin pasca panen. Lg = Luas lahan hamparan atau produksi yang dapat digarap/ diolah oleh sumber tenaga (manusia dan hewan serta alat mesin pasca panen) yang ada di daerah tersebut KAP = kapasitas kerja sarana alat dan mesin pasca panen yang akan diintroduksikan untuk digunakan. Cf = Coefisien faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial. Formula di atas merupakan pendekatan untuk menghindari pergeseran tenaga kerja yang ada di pedesaan yang didasari oleh kepentingan socio-engineering. VIII. INDIKATOR KEBERHASILAN UPJA DAN LDM. Keberhasilan pengembangan UPJA dan LDM dapat diukur berdasarkan indikator sebagai berikut : Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 33
  • 34. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM A. Kegiatan panen dan pasca panen di suatu daerah/ wilayah hamparan selalu menggunakan dan memanfaatkan alat mesin pasca panen yang dikelola oleh UPJA dan LDM setempat. B. Bertambahnya konsumen/ pelanggan pengguna alat mesin pasaca panen yang dipunyai oleh UPJA dan LDM. C. Meningkatnya modal kerja UPJA dan LDM. D. Bertambahnya asset yang dimiliki UPJA dan LDM. E. Tertibnya sistem pencatatan dan pelaporan arus uang dan barang yang ada di dalam UPJA dan LDM. F. Terjalinnya kerjasama kemitraan usaha yang baik diantara subsistem- subsistem dalam pelaksanaan pengembangan UPJA dan LDM yang meliputi bengkel/pengrajin, perbankan, petani/kelompoktani, dan pabrikan/ perusahaan alat mesin pasca panen dan lain-lain. IX. PEMBINAAN DAN PEMANTAUAN. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 34
  • 35. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Pembinaan terhadap pengembangan UPJA dan LDM dilakukan oleh Tim Pembina dan Pengembangan Kelembagaan Pasca Panen, baik di tingkat Pusat, Propinsi maupun Kabupaten/ ota. Secara umum tugas-tugasnya adalah : A. Tingkat Pusat 1.Menyusun peta ketersediaan dan kebutuhan alat mesin pasca panen di suatu wilayah/daerah. 2.Menyusun pedoman umum pengembangan UPJA dan LDM. 3.Menyusun prosedur operasional standar (POS) penggunaan alat mesin pasca panen. 4.Melakukan pelatihan/bimbingan teknis dan manajemen terhadap petugas/penyuluh pertanian atau tenaga pendampingan di propinsi dan kabupaten/kota dalam pengembangan UPJA dan LDM. 5.Mengadakan temu usaha dan workshop/pameran/gelar sarana dan teknololgi pasca panen. 6.Memfasilitatasi kemitraan antara petani/ kelompok tani, UPJA, LDM dan lembaga pasca panen lainnya dengan produsen/ pabrikan, bengkel, pihak perbankan sebagai penyedia dana. 7.Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan. B. Tingkat Propinsi 1. Menyusun peta ketersediaan dan kebutuhan alat mesin pasca panen di suatu wilayah/daerah. 2. Menyusun petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) pengembangan UPJA dan LDM sebagai penjabaran dari pedoman umum yang dibuat oleh Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 3. Melakukan pembinaan/ bimbingan teknis dan manajemen pengembangan UPJA dan LDM dalam pengelolaan alat mesin pasca panen. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 35
  • 36. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM 4. Memantau dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan pengembangan UPJA dan LDM di kabupaten/ kota. 5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait 6. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan. C. Tingkat Kabupaten/ Kota 1.Menyusun peta ketersediaan dan kebutuhan alat mesin pasca panen di suatu wilayah/daerah. 2.Menyusun petunjuk teknis (JUKNIS) pengembangan UPJA dan LDM sebagai penjabaran dari petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Dinas Pertanian Propinsi. 3.Melakukan pembinaan/ bimbingan teknis dan manajemen kepada UPJA dan LDM, kelompok tani pengguna jasa sarana alat mesin pasca panen dan bengkel pengrajin setempat. 4.Mengadakan pelatihan, penyuluhan serta pertemuan konsultasi dengan pengelola UPJA dan LDM, petani/ kelompok tani pengguna jasa sarana alat mesin pasca panen dan bengkel/ pengrajin menyangkut aspek teknis, sosial dan ekonomis. 5.Menerapkan prosedur operasional standar (POS) penggunaan alat mesin pasca panen. 6.Memantau dan melakukan supervisi terhadap kegiatan UPJA dan LDM serta petani/ kelompok tani pengguna jasa sarana alsin pasca panen dengan bengkel/ pengrajin di wilayahnya 7.Mengambil langkah konkrit dalam penanganan permasalahan pengembangan UPJA dan LDM di wilayahnya berdasarkan atas hasil temuan supervisi dan atau saran dari pihak lain 8.Menjalin kooordinasi/ kerjasama dengan instansi terkait di wilayahnya untuk mencari peluang usaha pengembangan UPJA dan LDM. 9.Melakukan monitoring dan evaluasi. 10. Melaporkan perkembangan UPJA dan LDM di suatu wilayah/ daerah. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 36
  • 37. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Pembinaan dan pengembangan terhadap UPJA dan LDM dilakukan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan sikap positif terhadap pengembangan UPJA dan LDM. Materi pembinaan dan pengembangan UPJA dan LDM (khusus di tingkat lapangan), dititik beratkan pada : 1. Materi teknis yang meliputi teknis pengoperasian alat mesin pasca panen, perbaikan kerusakan, perawatan/ pemeliharaan dan sebagainya. 2. Materi manajemen pengorganisasian meliputi usaha, antara koordinasi, lain perencanaan pengendalian usaha, usaha, kewirausahaan, dan sebagainya. 3. Materi bisnis meliputi antara lain perhitungan kelayakan ekonomi usaha jasa alat mesin pasca panen, promosi, kerjasama kemitraan usaha, pembukuan sederhana, dinamika kelompok, pelaporan secara berkala dan sebagainya. X. PENUTUP Pengembangan UPJA dan LDM akan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan bila dikelola dengan prinsip bisnis yang sehat, melalui pertimbangan yang cermat dengan memperhatikan kelayakan teknis, sosial, dan ekonomis, sehingga pengembangan UPJA dan LDM akan tumbuh Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 37
  • 38. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM dan berkembang secara profesional dan mandiri. Pengembangan UPJA dan LDM ini diharapkan mampu memberikan andil dalam menumbuhkembangkan lembaga ekonomi di daerah dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani beserta keluarganya di daerah. Dengan semangat otonomi daerah, pengembangan UPJA dan LDM dilaksanakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah kabupaten/ kota yang difasilitasi dengan dana APBN, APBD maupun Swasta. Sesuai dengan paradigma baru, pemerintah pusat dan propinsi telah bergeser yaitu sebagai fasilitator, koordinator, dan dinamisator bagi tumbuhkembangnya UPJA dan LDM yang diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi perdesaan, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan efisiensi produksi, nilai tambah dan daya saing serta meningkatkan pedapatan sekaligus kesejahteraan petani di suatu daerah. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 38
  • 39. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM Informasi lebih lanjut hubungi : Subdit Pasca Panen Tanaman Pangan. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian. Alamat : Kanpus Departemen Pertanian, Gedung D, Lantai 3 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (12550) Telpon/ Fax : (021) , 7816382, 78833938. Web :agribisnis.deptan.go.id E-mail : kusno@deptan.go.id. Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 39
  • 40. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM LAMPIRAN : Lampiran 1. CONTOH ANALISIS FINANSIAL PENGGUNAAN ALAT MESIN PERONTOK PADI (POWER THRESHER) DIASUMSIKAN BAHWA : 1. 2. Harga Thresher dan Motor Penggerak Nilai akhir Thresher = 10% x harga awal = Rp. 30,000,000 ,- = Rp. 3,000,000 ,- Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 40
  • 41. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM 3. 4. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Kapasitas Thresher Daya Motor Penggerak Umur Penggunaan Thresher Jam kerja per hari Hari kerja per tahun Upah tenaga kerja per hari Jumlah tenaga kerja Harga bahan bakar per liter Harga oli/ pelumas per liter Bunga modal pertahun Ongkos/ sewa thresher per hektar Hasil produksi per hektar I. Biaya Tetap = Rp. 7,864,656 b. Bunga Modal per tahun = Rp. 2,700,000 Biaya Tetap per tahun = Rp 10,564,656 ,- Biaya Tetap per jam = Rp. 14,673 ,- a. Biaya bahan bakar per jam = Rp. 5,160 b. Biaya Pelumas/ oli per jam = Rp. 1,200 c. Biaya pemeliharaan dan perawatan = Rp. 3,240 d. Upah operator per jam = Rp. 7,500 Biaya Tidak Tetap per jam = Rp. 17,100 ,- Biaya Pokok per jam = Rp. 31,773 ,- Biaya Pokok per kg III. 800 6 5 8 90 30,000 2 4,300 25,000 14 300,000 5,000 a. Penyusutan per tahun II. = = = = = = Rp. = = Rp. = Rp. = = Rp = Rp. =Rp. 40 ,- Biaya Tidak Tetap Benefit Cost Ratio B/C Ratio IV. kg/jam HP tahun jam/hari hari/tahun per orang orang ,,% ,kg = 1.511 = 273.5 Break Even Point BEP ( Ton/ Tahun ) Ton/ Tahun Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 41
  • 42. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM BEP ( Hektar/ Tahun) V. = 54.7 27.4 = 2.6 Hektar/ Tahun Hektar/ Musim Pay Back Period PBP NET PRESENT VALUE (NPV) BUNGA : 20 % N BIAYA PENDAPATAN TAHUN (Rp.) (Rp.) BENEFIT (Rp.) DF 20% Tahun NILAI KINI (Rp.) 0 30,000,000 0 -30,000,000 1 -30,000,000 1 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.8333 18,540,000 2 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.6944 15,450,000 3 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.5787 12,875,000 4 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.4823 10,729,167 5 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.4019 8,940,972 NPV= NET PRESENT VALUE (NPV) BUNGA : 80 % N BIAYA PENDAPATAN TAHUN (Rp.) (Rp.) BENEFIT (Rp.) 36,535,139 DF 80% NILAI KINI (Rp.) 0 30,000,000 0 -30,000,000 1 -30,000,000 1 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.5556 12,360,000 Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 42
  • 43. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM 2 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.3086 6,866,667 3 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.1715 3,814,815 4 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.0953 2,119,342 5 12,312,000 34,560,000 22,248,000 0.0529 1,177,412 NPV= IRR = 74.534 -3,661,765 % Lampiran 2. CONTOH ANALISIS FINANSIAL PENGGUNAAN ALAT MESIN PENGERING DATAR (BED DRYER) DIASUMSIKAN BAHWA : 1. 2. 3. Harga Dryer dan Motor Penggerak Nilai akhir Dryer = 10% x harga awal Kapasitas Alat Pengering = Rp. = Rp. = 40,000,000 4,000,000 1,000 ,,kg/jam (5 ton/5 jam) Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 43
  • 44. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM 4. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Daya Motor Penggerak Umur Penggunaan Dryer Jam kerja per hari Hari kerja per tahun Upah tenaga kerja per hari Jumlah tenaga kerja Harga bahan bakar per liter Harga oli/ pelumas per liter Bunga modal pertahun Ongkos/ sewa dryer per hektar Hasil produksi per hektar I. Biaya Tetap = Rp. 10,486,208 b. Bunga Modal per tahun = Rp. 3,600,000 Biaya Tetap per tahun = Rp 14,086,208 ,- Biaya Tetap per jam = Rp. 17,608 ,- a. Biaya bahan bakar per jam = Rp. 4,800 b. Biaya Pelumas/ oli per jam = Rp. 1,200 c. Biaya pemeliharaan dan perawatan = Rp. 4,320 d. Upah operator per jam = Rp. 6,000 Biaya Tidak Tetap per jam = Rp. 16,320 ,- Biaya Pokok per jam = Rp. 33,928 ,- Biaya Pokok per kg III. 6 5 10 80 30,000 2 4,000 25,000 14 250,000 5,000 a. Penyusutan per tahun II. = = = = = Rp. = = Rp. = Rp. = = Rp = Rp. =Rp. 34 ,- Biaya Tidak Tetap Benefit Cost Ratio B/C Ratio = 1.474 BEP ( Ton/ Tahun ) = 418.2 BEP ( Hektar/ Tahun) IV. HP tahun jam/hari hari/tahun per orang orang ,,% ,kg = 83.6 Break Even Point Ton/ Tahun Hektar/ Tahun Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 44
  • 45. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM 41.8 V. Hektar/ Musim Pay Back Period PBP = NET PRESENT VALUE (NPV) BUNGA : 20 % N BIAYA PENDAPATAN TAHUN (Rp.) (Rp.) BENEFIT (Rp.) 3.1 DF 20% Tahun NILAI KINI (Rp.) 0 40,000,000 0 -40,000,000 1 -40,000,000 1 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.8333 22,453,333 2 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.6944 18,711,111 3 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.5787 15,592,593 4 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.4823 12,993,827 5 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.4019 10,828,189 NPV= NET PRESENT VALUE (NPV) BUNGA : 90 % N BIAYA PENDAPATAN TAHUN (Rp.) (Rp.) 0 40,000,000 0 BENEFIT (Rp.) -40,000,000 40,579,053 DF 90% NILAI KINI (Rp.) 1 -40,000,000 Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 45
  • 46. Pedoman Umum Pengembangan UPJA dan LDM 1 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.5263 14,181,053 2 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.2770 7,463,712 3 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.1458 3,928,269 4 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.0767 2,067,510 5 13,056,000 40,000,000 26,944,000 0.0404 1,088,163 NPV= IRR = 74.783 -11,271,293 % Direktorat Penanganan Pasca Panen, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ………………………… 46