SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
LAPORAN
OBSERVASI LAPANG KE KABUPATEN SUKABUMI
KEGIATAN PENINGKATAN SDM PETANI
DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG
TAHUN ANGGARAN 2018
DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG
Jl. Kompak No. 2 - 3 Semarang
Telp. (024) 6705001. Fax. (024) 672033
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat,
rahmat, dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Observasi
Lapang ke Kabupaten Sukabumi Tahun 2018.
Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam
melaksanakan Subkegiatan Pelatihan Manajemen Kelompok, Kegiatan Peningkatan
SDM Petani,, Program Pengembangan SDM Pertanian Tahun Anggaran 2018, dengan
sumber dana APBD Kota Semarang.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas kerja sama
dan bantuannya, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang dan
semoga laporan ini bisa memberikan manfaat. Amin.
Semarang, 31 Mei 2018
Mengetahui,
Kabid Penyuluhan Kasi Kelembagaan
ARI PATRIA W, SH.MM. Ir. ENDAH RETNO SAYEKTI
NIP. 19650327 199310 1 001 NIP. 19621105 199009 2 001
ii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. DASAR PELAKSANAAN................................................................. 2
C. TUJUAN.............................................................................................. 4
D. SASARAN ........................................................................................... 4
E. WAKTU PELAKSANAAN ................................................................ 5
F. PELAKSANA ...................................................................................... 5
G. PEMBIAYAAN ................................................................................... 5
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 6
BAB III P E N U T U P ........................................................................................... 11
L A M P I R A N
Foto 1. Rakor Persiapan Pelaksanaan Observasi Lapang
ke Kabupaten Sukabumi di Dinas Pertanian Kota Semarang ..................... 13
Foto 2. Rakor Persiapan Pelaksanaan Observasi Lapang
ke Kabupaten Sukabumi di Dinas Pertanian Kota Semarang ..................... 13
Foto 3. Rombongan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi berpose bersama
sebelum berangkat dari Dinas Pertanian ..................................................... 14
Foto 4. Rombongan Observasi Lapang diterima di Kantor PT BUMR -
Pangan Terhubung ....................................................................................... 14
Foto 5. Rombongan Observasi Lapang mendengarkan penjelasan dari
Bpk. Ir. Luwarso, Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung .................... 15
Foto 6. Rombongan Observasi Lapang mendengarkan penjelasan dari
Bpk. Ir. Luwarso, Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung .................... 15
Foto 7. Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. Dan Ibu Ir. Endah Retno
Sayekti menyerahkan plakat kenang-kenangan kepada
Bpk. Ir. Luwarso .......................................................................................... 16
Foto 8. Produk-produk pangan organik dari PT BUMR - Pangan Terhubung ........ 16
iii
Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama
Sebelum berangkat meninggalkan Kantor PT BUMR -
Terhubung ................................................................................................... 17
Foto 10. Rombongan Observasi Lapang dalam perjalanan menuju lokasi
Persawahan Kelompok Tani Pamoyaman, Desa Kebon Pedes,
Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi ........................................ 17
Foto 11. Rombongan Observasi Lapang berada di lokasi persawahan
Kelompok Tani Pamoyaman, mendengarkan penjelasan dari
Bpk. Ahmad Yani, Ketua Kelompok Tani Pamoyaman ............................. 18
Foto 12. Rombongan Observasi Lapang berada di lokasi persawahan
Kelompok Tani Pamoyaman, mendengarkan penjelasan dari
Bpk. Ahmad Yani, Ketua Kelompok Tani Pamoyaman ... ......................... 18
Foto 13. Rombongan Observasi Lapang sedang melakukan pengamatan
Kondisi fisik komoditas padi sawah di area persawahan milik
Kelompok Tani Pamoyaman ..................................................................... 19
Foto 14. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat
meninggalkan area persawahan Kelompok Tani Pamoyaman .................... 19
iv
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Benefit dari Kelembagaan Korporasi Petani ............................................. 8
Gambar 2. Organisasi Kelembagaan Korporasii Petani .............................................. 9
Gambar 3. Support System Prototype BUMR Pangan ................................................ 9
v
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi ................. 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk muwujudkan permbangunan pertanian yang berkelanjutan dan
menumbuhkan kelembagaan ekonomi petani, Pemerintah telah berupaya mempercepat
terwujudnya swasembada pangan dan swasembada pangan ini hendak dicapai melalui
pembentukan kawasan-kawasan pertanian. Kawasan pertanian sebagai gabungan dari
sentra-sentra pertanian yang memenuhi batas minimal skala ekonomi perusahaan dan
efektivitas manajemen pembangunan wilayah berkelanjutan serta memiliki potensi
sumber daya alam, sosial budaya, faktor produksi, dan keberadaan infrastruktur
penunjang, senantiasa dikembangkan secara profesional, dalam bentuk kawasan
pertanian berbasis korporasi petani. Kawasan-kawasan pertanian dibagi menurut
kelompok yang mencerminkan basis komoditas utama yang sedang dikembangkan yaitu
kawasan tanaman pangan, kawasan hortikultura, kawasan perkebunan, dan kawasan
peternakan. Kawasan pertanian berbasis korporasi ialah kawasan pertanian yang
dikembangkan melalui strategi pemberdayaan dan pengkorporasian petani. Kawasan
pertanian berbasis korporasi petani merupakan suatu upaya untuk membangun
terobosan pengelolaan pangan Indonesia berbasis lembaga pelaku ekonomi dan
keuangan inklusif.
Adapun tujuan dibentuknya kawasan pertanian berbasis korporasi adalah :
1.Meningkatkan nilai tambah dan daya saing wilayah dan komoditas pertanian untuk
keberlanjutan ketahanan pangan nasional.
2.Memperkuat sistem usaha tani secara utuh di dalam satu manajemen kawasan.
3.Memperkuat kelembagaan petani dalam mengakses informasi, teknologi, prasarana,
dan sarana publik, permodalan, dan pengolahan serta pemasaran.
Sedangkan sasaran pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi mencakup hal-
hal berikut ini :
1.Meningkatnya produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing komoditas
prioritas pertanian nasional.
2.Meningkatnya ketersediaan dukungan prasarana dan sarana pertanian di kawasan
pertanian secara optimal.
3.Teraplikasinya teknologi inovatif spesifik lokasi di kawasan pertanian.
4.Meningkatnya pengetahuan, ketrampilan, dan kewirausahaan petani dalam
mengelola kelembagaan ekonomi petani.
5.Meningkatnya fungsi sistem usaha tani secara utuh, efektif, dan efisien.
Kelembagaan petani mempunyai peranan penting dalam pembangunan pertanian
dan diharapkan dapat membawa kehidupan petani dan keluarganya ke arah yang lebih
baik. Kelembagaan petani belum dapat dikembangkan secara optimal sehubungan
dengan permasalahan teknologi, sumber daya manusia, infrastruktur, akses informasi,
2
akses teknologi, dan akses pasar yang masih kecil dan terbatas. Sangat diperlukan
adanya petani dan kelembagaan petani yang menguasai ilmu dan teknologi pertanian
yang sangat memadai agar petani dan kelompok tani mampu bertahan di tengah
persaingan ekonomi dunia. Korporasi petani dalam ujud Badan Usaha Milik Petani
(BUMP) merupakan suatu jawaban untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha
tani, dan daya saing petani, menuju ke arah penguatan kelembagaan ekonomi petani.
BUMP mempermudah petani dan kelompok tani untuk menjangkau akses permodalan,
akses sarana dan prasarana, layanan pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian.
Kelembagaan petani di perdesaan memiliki kontribusi yang besar pada pengembangan
sosial dan ekonomi petani, peningkatan aksesibilitas terhadap informasi pertanian,
aksesibilitas terhadap modal, infrastruktur, dan pasar serta peningkatan adopsi inovasi
pertanian. Ujud nyata pengembangan kelembagaan ekonomi petani ini adalah suatu
bentuk badan usaha yang disebut Badan Usaha Milik Petani (BUMP), dimana BUMP
menjadi bentuk yang ideal dari korporasi petani. Korporasi petani dibentuk dengan
tujuan sebagai berikut :
1.Menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat.
2. Menyediakan pembiayaan yang terjangkau bagi petani dan pedagang kecil.
3. Muwujudkan transparansi, akuntabilitas, dan sustainability pengadaan pangan oleh
petani dan pedagang kecil.
4. Muwujudkan profesionalisme pengelolaan produksi dan pembiayaan kegiatan petani
dan pedagang kecil.
5. Mengarahkan pengelolaan ekonomi keluarga petani dan pedagang kecil yang lebih
baik.
6. Mewujudkan adanya sinergi petani dengan UKM dan BUMP yang berbasis
informasi dan teknologi.
B. DASAR PELAKSANAAN
Adapun dasar pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi
Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4660);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4518);
3
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan
Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5018);
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/3/2011 tentang Pedoman
Penilaian Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan;
6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016 tentang
Pembinaan Kelembagaan Petani (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 2038);
7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56/Permentan/RC.040/11/2016 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1832);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18/Permentan/RC.040/4/2018 Tahun 2018
tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 559);
10. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 114);
11. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 13);
12. Peraturan Walikota Semarang Nomor 71 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Berita
Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 71);
13. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1/2017 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Pengguna Anggaran pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
14. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1241 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada Organisasi Perangkat
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
15. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1242 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Penerimaan Pembantu dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
16. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1243 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran sebagai Pejabat yang Diberi
Wewenang Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
4
17. Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
Kementerian Pertanian RI. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Pusat Penyuluhan Pertanian. 2017.
C. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi Tahun
2018 adalah :
1. Untuk memperkenalkan petani pada sistem korporasi petani, sekaligus mendorong
petani untuk membentuk suatu korporasi petani dalam skala ekonomi kecil dan
menengah di suatu kawasan petanian.
2. Untuk mendorong petani agar segera mengubah mindset-nya dan mampu
melaksanakan pengembangan pertanian berwawasan ekologis.
3. Untuk mendorong petani agar mampu menerapkan sistem korporasi petani pada
kelompok taninya dan pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan daya
saing komoditas pangannya.
4. Untuk meningkatkan kemampuan petani dalam pembiayaan dan meningkatkan
kemampuan pengelolaan keuangan usaha tani.
5. Untk membangun jiwa kewirausahaan petani dan keluarga petani, sehingga mampu
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya.
D. SASARAN
Sasaran diselenggarakannya Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi Tahun
2018 adalah meningkatnya kemampuan, kapasitas, dan kualitas 40 (empat puluh)
peserta pelatihan yang terdiri dari :
1. Petani, sebanyak 15 (lima belas) orang, yang berasal dari 8 (delapan) kelompok
tani dan 5 (lima) Koperasi Gapoktan sebagai berikut :
a. Kelompok Tani Sumber Rejeki, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen.
b. Kelompok Tani Guyub Rukun, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan.
c. Kelompok Tani Tirto Jati Makmur, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen.
d. Kelompok Tani Lestari, Kelurahan Polaman, Kecamatan Mijen.
e. Kelompok Tani Sidorejo, Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen.
f. Kelompok Tani Sido Subur, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen.
g. Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Kelurahan Karangmalang, Kecamatan Mijen.
h. Kelompok Tani Tuk Songo, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan.
i. Koperasi Gapoktan Sumber Rejeki, Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang.
j. Koperasi Gapoktan Subur Makmur, Kel. Pedurungan Lor, Kec.Pedurungan.
k. Koperasi Gapoktan Curug Jaya, Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunungpati.
l. Koperasi Gapoktan Mekar Makmur, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Tugu.
m. Koperasi Gapoktan Jatisari, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang.
2. Petugas, sebanyak 16 (enam belas) orang, yang berasal dari :
a. Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang.
5
b. Koordinator Jabatan Fungsional.
c. Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Semarang.
Nama peserta petani maupun petugas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
E. WAKTU PELAKSANAAN
Berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang
Nomor: 800/2512 Tanggal 2 Mei 2018 perihal Observasi Lapang ke Koperasi Ar
Rohmah - PT Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) Pangan Terhubung, Kabupaten
Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, maka waktu pelaksanaan Observasi Lapang ke
Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi.
No.
HARI/TGL. WAKTU LOKASI
1. Senin/7 Mei 2018 06.00 – 21.00 WIB Perjalanan menuju Hotel Maxone
Kota Sukabumi
2. Selasa/8 Mei 2018 07.00 - 12.00 WIB PT BUMR - Pangan Terhubung
Kecamatan Sukaraja, Kota Sukabumi
2. Selasa/8 Mei 2018 13.00 – 17.00 WIB Kelompok Tani Pamoyaman
Desa Bojong Pedes, Kecamatan Kebon
Pedes, Kabupaten Sukabumi
Ketua : Ahmad Yani
Sekretaris : Sodikin
Bendahara : Udin
F. PELAKSANA
Pelaksana Pelatihan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi adalah Seksi
Kelembagaan, Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang.
G. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 pada
Dinas Pertanian Kota Semarang Kegiatan Peningkatan SDM Petani, Program
Pengembangan SDM Pertanian.
6
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber daya manusia yang berkualitas, andal, dan berkemampuan manajerial,
kewirausahaan, organisasi, dan bisnis sangat dibutuhkan, untuk membangun usaha
pertanian dari hulu hingga hilir, agar menghasilkan produk-produk pertanian yang
berdaya saing tinggi dan yang menunjang prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Pembangunan pertanian mencakup usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan
jasa-jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati, memanfaatkan teknologi,
modal, tenaga kerja, dan manajemen, untuk mengelola sumber daya alam hayati di
dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan.
Persoalan kepemimpinan dan manajemen kelompok tani telah menjadi persoalan
penting di dalam dunia pertanian karena kualitas kepemimpinan dan kualitas manajerial
kelompok sangat mempengaruhi kinerja suatu organisasi yang disebut kelompok tani.
Setiap kelompok tani harus menyadari bahwa persoalan-persoalan kepemimpinan dan
supervisi kelompok menjadi ujung tombak produktivitas kelompok tani. Manajemen
kelompok tani yang diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan,
keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan,
berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat, merupakan suatu upaya
nyata yang terintegrasi dengan subsistem pembangunan pertanian dan terintegrasi
dengan programa tiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan.
Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 7 Mei - 9 Mei 2018 oleh Seksi Kelembagan, Bidang Penyuluhan, Dinas
Pertanian Kota Semarang. Observasi Lapang ini ditujukan ke PT BUMR - Pangan
Terhubung dan Kelompok Tani Pamoyaman, Desa Bojong Pedes, Kecamatan Kebon
Pedes, Kabupaten Sukabumi. Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung ialah Bpk. Ir.
Luwarso. Visi dan misi PT BUMR - Pangan Terhubung adalah :
1. Visi
Kesejahteraan Petani dan Kedaulatan Pangan menuju Indonesia menjadi Lumbung
Pangan Dunia Tahun 2020.
2. Misi
a. Transformasi petani menjadi pengusaha petani.
b. Penguasaan stock fisik bahan pangan.
c. Perubahan mindseti berwawasan ekologis.
PT BUMR - Pangan Terhubung digagas pertama kalinya oleh Bpk. Tanri Abeng
dan diimplementasikan oleh Bpk. Ir. Luwarso dengan Konsep Industri Pertanian
Terpadu (IPT) yang mana merupakan sebuah konsep korpoatisasi koperasi dan UMKM
(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Pembentukan BUMR diarahkan pada hal-hal
berikut ini :
7
1. Pertumbuhan perekonomian petani..
2. Pengentasan kemiskinan..
3. Penciptaan lapangan kerja.
4. Pemerataan dan kesejajaran.
5. Stabilitas ketahanan pangan dan energi.
6. Peningkatan daya saing.
7. Stabilisasi harga dan pengendalian inflasi harga bahan pangan.
8. Penguatan nilai rupiah dan peningkatan devisa.
9. Kesenjangan, urbanisasi, dan insecurity.
Sejarah pembentukan PT BUMR - Pangan Terhubung dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pembentukan Kelompok Tani Irung Wangi, dengan kegiatan utamanya
mengembangkan budidaya pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan..
2. Pembentukan Badan Usaha PB Tunggal Jaya sebagai penyedia sarana produksi
pertanian untuk pemenuhan kebutuhan saprotan.
3. Pembentukan Gapoktan SAPA (Sentra Pelayanan Agribisnis) sebagai wadah untuk
mengembangkan pertanian dengan skala yang lebih besar, sekaligus sebagai wadah
dalam pengembangan sumber daya manusia petani.
4. Peresmian Baitul Mall Wattamwil (BMT) Rohmah sebagai lembaga keuangan
simpan pinjam untuk memudahkan petani melakukan kegiatan budidaya pertanian.
5. Terjadi perubahan Anggaran Dasar, nama BMT Rohmah berubah menjadi Koperasi
Ar Rohmah. Pengendalian sistem pada Koperasi Ar Rohmah terpusat di koperasi,
dengan komposisi saham 49%. Pengendalian awal oleh proses identifikasi calon
petani dan CPCL oleh Pendamping untuk penyaluran kredit modal, penentuan
jadwal tanam, monitoring kegiatan produksi, dan penyaluran produksi serta
pengangkutan hasil panen dari panen sampai pabrik pengolahannya.
6. Perubahan tahap Anggaran Dasar (AD) Koperasi Ar Rohmah menjadi Koperasi
Sapa Indonesia Prioritas (SIP) sebagai lembaga keuangan (LKM) sekaligus
pembentukan Perseroan Terbatas (PT) Sapa Berkah Persada oleh Notaris BerPetha
Lauwalata, SH. Ruang lingkup kerja: agribisnis, pengembangan software, dan jasa
pelatihan.
Keberhasilan dalam pengelolaan Sentra Pelayanan Agribisnis (SAPA) dalam
perjalannnnya menjadi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) sebagai kekuatan ekonomi
baru yang bersifat inklusif, maka dibentuk PT BUMR - Pangan Terhubung tertanggal
16 Agustus 2016. Bentuk BUMR adalah solusi terhadap kelemahan struktural koperasi,
usaha kecil, dan mikro untuk menjadi lembaga pelaku ekonomi yang memiliki posisi
yang sejajar dengan badan-badan usaha lainnya, sesuai pemberdayaan ekonomi
Pancasila.
8
Dengan adanya PT BUMR - Pangan Terhubung, maka diharapkan dapat
terwujud kesejahteraan petani, stabilitas harga konsumen, dan stabilitas stok pangan,
sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini :
Gambar 1. Benefit dari Kelembagaan Korporasi Petani .
PT BUMR - Pangan Terhubung memiliki Unit Pengolahan Padi yang menjadi
industri pengolahan pascapanen yang spesifik untuk pengolahan 10 varietas padi,
dengan pengering gabah berbahan bakar sekam (Syclonic Husk Furnace Drying System
dan mesin penggilingan padi (professional compact rice mill) yang dilengkapi dengan
destoner, whitening machine, polishing machine dan sistem otomatisasi. Keseluruhan
Unit Rice Mill senilai Rp 48 Milyar berbasis teknologi informasi, sehingga
menghasilkan kualitas beras premium, dengan harga Rp 30.000,- per kg. Jaringan
pemasaran PT BUMR - Pangan Terhubung tergolong luas, merupakan wahana
penjualan produk dari petani dan kelompok tani, untuk menjamin stabilitas harga,
pembayar an, dan jaminan pasar. Merupakan satu rangkaian pasok (supply) di wilayah
perkotaan, berupa minimarket yang dilengkapi sistem teknologi informasi yang handal
berbasis komunitas, sehingga memudahkan anggota untuk bertransaksi berbagai
kebutuhan dan kepentingan dengan kartu anggota.
Dalam bentuk bagan organisasi lembaga, posisi PT BUMR - Pangan Terhubung
terhadap bank, UKM, warung pangan, dan petani dapat dilihat pada gambar berikut ini :
9
Gambar 2. Organisasi Kelembagaan Korporasi Petani.
PT BUMR - Pangan Terhubung menerapkan Sistem Pertanian Terpadu, dimana
teknologi informasi sebagai alat konsolidasi rantai pasok yang memudahkan proses
perencanaan, monitoring, evaluasi, dan pengambilan kebijakan di dalam Sistem Industri
Pertanian Terpadu. PT BUMR - Pangan Terpadu mempergunakan aplikasi i-Pangan
sebagai aplikasi berbasis web pada ponsel, yang dilengkapi layanan berbasis lokal
(location-based service). Melalui aplikasi ini, pengguna (user) dapat memberikan
informasi, baik berupa teks maupun foto, dapat memberikan input data melalui ponsel
secara langsung ke pusat data Indonesia. Sistem Pertanian Terpadu ini dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Gambar 3. Support System Prototype BUMR Pangan.
10
Dari lokasi PT BUMR - Pangan Terhubung, rombongan melanjutkan perjalanan
ke Desa Kebon Pedes, Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, untuk melihat
area persawahan milik Kelompok Tani Pamoyaman. Kelompok Tani Pamoyaman
didirikan pada tahun 2007 dan .diketuai oleh Bpk. Ahmad Yani. Komoditas yang
diusahakan oleh kelompok ialah padi sawah organik, padi semi organik, padi non
organik, dan tanaman sayuran, dengan luasan keseluruhan 20 Ha. Jumlah anggota
kelompok ialah 75 orang dan yang menjadi anggota Koperasi Ar Rohmah PT BUMR -
Pangan Terhubung adalah 60% dari keseluruhan anggota. Pertemuan kelompok
dilaksanakan 1 (satu) bulan sekali, setiap Jumat ketiga setelah Sholat Jumat. Kelompok
ini telah menjadi binaan PT BUMR - Pangan Terhubung selama 1 (satu) tahun, melalui
bentuk bantuan berupa uang per Ha Rp 13.000.000,- untuk 1 - 3 orang, tanpa bunga.
Benih dan pupuk disediakan oleh PT BUMR - Pangan Terhubung, yang dibeli dari
bantuan uang Rp 13.000.000,- tersebut.
Sistem penjualan setelah panen bagi hasi.. 40% perusahaan dan 60% petani.
Sampai saat ini baru 3 (tiga) kali bagi hasil. Produksi kelompok 6 -7 Ton per Ha,
dengan harga jual Rp 3.000,- per kg. Sewa lahan Rp 8.000.000,-. Angsuran Rp
13.000.000,-. Keuntungan bersih yang diperoleh sekitar Rp 7.000.000,- untuk 60%
petani yang menjadi anggota Koperasi Ar Rohmah tersebut. Penjualan hasil panen
berupa gabah kering panen (GKP) tidak selalu ke Koperasi Ar Rohmah, namun juga ke
tempat-tempat lainnya di Kabupaten Sukabumi.
Hingga kini keberadaan Kelompok Tani Pamoyaman tetap dipertahankan oleh
anggota dengan beberapa alasan yaitu :
1. Meneruskan warisan leluhur. Rata-rata kepemilikan anggota adalah 0,5 Ha per
anggota.
2. Melaksanakan budidaya padi dan tanaman sayuran sebagai suatu bentuk ibadah.
Kelompok Tani Pamoyaman telah memiliki alat/mesin pertanian berupa traktor untuk
pengolahan lahan sebelum panen. Kelompok Tani Pamoyaman berharap agar
keberadaan kelompok tetap ada (lestari) dan senantiasa mendapat dukungan penuh dari
Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi dan berupaya terus untuk meregenerasi
keanggotaan kelompok, supaya generasi muda berminat untuk menjadi petani supaya
kesulitan memperoleh tenaga kerja untuk pengelolaan sawah dan hasil panen dapat
segera teratasi.
11
BAB III
P E N U T U P
Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi merupakan suatu wahana untuk
mengembangkan sistem manajemen organisasi dan korporasi yang profesional dan
berkelanjutan pada kelompok-kelompok tani di Kota Semarang. Seluruh pihak yang
terkait dengan kelompok-kelompok tani seyogyanya dapat mendukung dan bekerja
sama dengan kelompok agar terwujud sistem korporasi pertanian yang efektif dan
profesional di Kota Semarang.
Aspek budidaya, sarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, sumber daya
manusia, kelembagaan, dan regulasi Pemerintah harus senantiasa diperhatikan dalam
pengelolaaan korporasi pertanian yang berkelanjutan. Diharapkan korporasi pertanian
yang terintegrasi, kokoh, dan mandiri menjadi kekuatan handal dalam pengembangan
sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kota Semarang pada, masa
sekarang maupun masa mendatang.
--- 000 ---
12
13
Foto 1. Rakor Persiapan Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten
Sukabumi di Dinas Pertanian Kota Semarang.
Foto 2. Rakor Persiapan Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten
Sukabumi di Dinas Pertanian Kota Semarang.
14
Foto 3. Rombongan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi berpose
bersama sebelum berangkat dari Dinas Pertanian.
Foto 4. Rombongan Observasi Lapang diterima di Kantor PT BUMR -
Pangan Terhubung.
15
Foto 5. Rombongan Observasi Lapang mendengarkan penjelasan dari Bpk. Ir.
Luwarso, Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung.
Foto 6. Rombongan Observasi Lapang mendengarkan penjelasan dari
Bpk. Ir. Luwarso, Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung.
16
Foto 7. Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. dan Ibu Ir. Endah Retno Sayekti
menyerahkan plakat kenang-kenangan kepada Bpk. Ir. Luwarso.
Foto 8. Produk-produk pangan organik dari PT BUMR - Pangan
Terhubung.
17

Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum
meninggalkan Kantor PT BUMR - Pangan Terhubung.
Foto 10. Rombongan Observasi Lapang dalam perjalanan menuju lokasi
persawahan Kelompok Tani Pamoyanan, Desa Kebon Pedes,
Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi.
18

Foto 11. Rombongan Observasi Lapang berada di lokasi persawahan
Kelompok Tani Pamoyanan, mendengarkan penjelasan dari Bpk.
Ahmad Yani, Ketua Kelompok Tani Pamoyanan.
Foto 12. Rombongan Observasi Lapang berada di lokasi persawahan
Kelompok Tani Pamoyanan, mendengarkan penjelasan dari Bpk.
Ahmad Yani, Ketua Kelompok Tani Pamoyanan.
19

Foto 13. Rombongan Observasi Lapang sedang melakukan pengamatan
kondisi fisik komoditas padi sawah di area persawahan milik
Kelompok Tani Pamoyaman.
Foto 14. Rombongan Observasi Lapangn berpose bersama sebelum
berangkat meninggalkan area persawahan Kelompok Tani
Pamoyaman.

More Related Content

What's hot

Ppt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalPpt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalvinarmv
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan ForecastingINDAHMAWARNI1
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianOpissen Yudisyus
 
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanMhd. Abdullah Hamid
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)MOSES HADUN
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancaradian19
 
Poposal Rencana usaha
Poposal Rencana usahaPoposal Rencana usaha
Poposal Rencana usahailham fathoni
 
Company profil ok oce ina makmur
Company profil ok oce ina makmurCompany profil ok oce ina makmur
Company profil ok oce ina makmurUmar Kadafi
 
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnisSkb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnisSoedarman Albar
 
Analisis swot pt. indofood sukses makmur
Analisis swot pt. indofood sukses makmurAnalisis swot pt. indofood sukses makmur
Analisis swot pt. indofood sukses makmurana_sari
 
Jawaban kisi kisi ekonomi (1)
Jawaban kisi kisi ekonomi (1)Jawaban kisi kisi ekonomi (1)
Jawaban kisi kisi ekonomi (1)stephaniejessey
 

What's hot (20)

Analisa kelayakan
Analisa kelayakanAnalisa kelayakan
Analisa kelayakan
 
Ppt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasionalPpt perdagangan internasional
Ppt perdagangan internasional
 
Proposal usaha
Proposal usahaProposal usaha
Proposal usaha
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanianMakalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
Makalah permasalahan dan strategi pengembangan sektor pertanian
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
Contoh Laporan Studi Kelayakan BisnisContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis
 
Modul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitasModul 8 elastisitas
Modul 8 elastisitas
 
2 disertasi (syahyuti)
2   disertasi (syahyuti)2   disertasi (syahyuti)
2 disertasi (syahyuti)
 
Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945
 
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
 
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancara
 
Poposal Rencana usaha
Poposal Rencana usahaPoposal Rencana usaha
Poposal Rencana usaha
 
Penyusunan program-kerja-kkn
Penyusunan program-kerja-kknPenyusunan program-kerja-kkn
Penyusunan program-kerja-kkn
 
Company profil ok oce ina makmur
Company profil ok oce ina makmurCompany profil ok oce ina makmur
Company profil ok oce ina makmur
 
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnisSkb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
Skb 5-penilaian-aspek-aspek-dalam-studi-kelayakan-bisnis
 
Analisis swot pt. indofood sukses makmur
Analisis swot pt. indofood sukses makmurAnalisis swot pt. indofood sukses makmur
Analisis swot pt. indofood sukses makmur
 
Jawaban kisi kisi ekonomi (1)
Jawaban kisi kisi ekonomi (1)Jawaban kisi kisi ekonomi (1)
Jawaban kisi kisi ekonomi (1)
 

Similar to LAPORAN OBSERVASI LAPANG KE KABUPATEN SUKABUMI

Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015ignasius dh purba
 
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015ignasius dh purba
 
Proposal bantuan ternak timbul mukti
Proposal bantuan ternak timbul muktiProposal bantuan ternak timbul mukti
Proposal bantuan ternak timbul muktiamat dewa
 
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANITRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANINazaruddin Margolang
 
PROPOSAL KAMBING SUMBERWULUH.doc
PROPOSAL KAMBING SUMBERWULUH.docPROPOSAL KAMBING SUMBERWULUH.doc
PROPOSAL KAMBING SUMBERWULUH.docRizhaSalsabila2
 
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATESISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATENazaruddin Margolang
 
Strategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanStrategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanBBPP_Batu
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017ignasius dh purba
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganBbpp Ketindan
 
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdfelearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdfsilviagusnita2
 
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokalVonny Soru
 
Permentan No.82 Tahun 2013 ttg kel tani.pdf
Permentan No.82 Tahun 2013 ttg kel tani.pdfPermentan No.82 Tahun 2013 ttg kel tani.pdf
Permentan No.82 Tahun 2013 ttg kel tani.pdfbp3kSebulu
 

Similar to LAPORAN OBSERVASI LAPANG KE KABUPATEN SUKABUMI (20)

Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
 
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
 
Pengembangan usaha tani
Pengembangan usaha taniPengembangan usaha tani
Pengembangan usaha tani
 
Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Sragen
Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten SragenLaporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Sragen
Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Sragen
 
Proposal ayam
Proposal ayamProposal ayam
Proposal ayam
 
Proposal bantuan ternak timbul mukti
Proposal bantuan ternak timbul muktiProposal bantuan ternak timbul mukti
Proposal bantuan ternak timbul mukti
 
Proposal sapi
Proposal sapiProposal sapi
Proposal sapi
 
Juklak KEP.PDF
Juklak KEP.PDFJuklak KEP.PDF
Juklak KEP.PDF
 
KTNA Provinsi Riau
KTNA Provinsi RiauKTNA Provinsi Riau
KTNA Provinsi Riau
 
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANITRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
TRANSFORMASI KELEMBAGAAN PETANI MENUJU KORPORASI PETANI
 
PROPOSAL KAMBING SUMBERWULUH.doc
PROPOSAL KAMBING SUMBERWULUH.docPROPOSAL KAMBING SUMBERWULUH.doc
PROPOSAL KAMBING SUMBERWULUH.doc
 
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATESISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN DI LOKASI FOOD ESTATE
 
Strategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan GapoktanStrategi Pengembangan Gapoktan
Strategi Pengembangan Gapoktan
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampingan
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampingan
 
Proposal domba-duleh
Proposal domba-dulehProposal domba-duleh
Proposal domba-duleh
 
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdfelearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
elearning_66_5d95a6511ec8c.pdf
 
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
1.4. pedoman budidaya pel peng kws agri unggas lokal
 
Permentan No.82 Tahun 2013 ttg kel tani.pdf
Permentan No.82 Tahun 2013 ttg kel tani.pdfPermentan No.82 Tahun 2013 ttg kel tani.pdf
Permentan No.82 Tahun 2013 ttg kel tani.pdf
 

LAPORAN OBSERVASI LAPANG KE KABUPATEN SUKABUMI

  • 1. LAPORAN OBSERVASI LAPANG KE KABUPATEN SUKABUMI KEGIATAN PENINGKATAN SDM PETANI DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2018 DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG Jl. Kompak No. 2 - 3 Semarang Telp. (024) 6705001. Fax. (024) 672033
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat, rahmat, dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi Tahun 2018. Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam melaksanakan Subkegiatan Pelatihan Manajemen Kelompok, Kegiatan Peningkatan SDM Petani,, Program Pengembangan SDM Pertanian Tahun Anggaran 2018, dengan sumber dana APBD Kota Semarang. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas kerja sama dan bantuannya, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang dan semoga laporan ini bisa memberikan manfaat. Amin. Semarang, 31 Mei 2018 Mengetahui, Kabid Penyuluhan Kasi Kelembagaan ARI PATRIA W, SH.MM. Ir. ENDAH RETNO SAYEKTI NIP. 19650327 199310 1 001 NIP. 19621105 199009 2 001
  • 3. ii DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR................................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ....................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1 B. DASAR PELAKSANAAN................................................................. 2 C. TUJUAN.............................................................................................. 4 D. SASARAN ........................................................................................... 4 E. WAKTU PELAKSANAAN ................................................................ 5 F. PELAKSANA ...................................................................................... 5 G. PEMBIAYAAN ................................................................................... 5 BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 6 BAB III P E N U T U P ........................................................................................... 11 L A M P I R A N Foto 1. Rakor Persiapan Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi di Dinas Pertanian Kota Semarang ..................... 13 Foto 2. Rakor Persiapan Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi di Dinas Pertanian Kota Semarang ..................... 13 Foto 3. Rombongan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi berpose bersama sebelum berangkat dari Dinas Pertanian ..................................................... 14 Foto 4. Rombongan Observasi Lapang diterima di Kantor PT BUMR - Pangan Terhubung ....................................................................................... 14 Foto 5. Rombongan Observasi Lapang mendengarkan penjelasan dari Bpk. Ir. Luwarso, Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung .................... 15 Foto 6. Rombongan Observasi Lapang mendengarkan penjelasan dari Bpk. Ir. Luwarso, Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung .................... 15 Foto 7. Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. Dan Ibu Ir. Endah Retno Sayekti menyerahkan plakat kenang-kenangan kepada Bpk. Ir. Luwarso .......................................................................................... 16 Foto 8. Produk-produk pangan organik dari PT BUMR - Pangan Terhubung ........ 16
  • 4. iii Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama Sebelum berangkat meninggalkan Kantor PT BUMR - Terhubung ................................................................................................... 17 Foto 10. Rombongan Observasi Lapang dalam perjalanan menuju lokasi Persawahan Kelompok Tani Pamoyaman, Desa Kebon Pedes, Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi ........................................ 17 Foto 11. Rombongan Observasi Lapang berada di lokasi persawahan Kelompok Tani Pamoyaman, mendengarkan penjelasan dari Bpk. Ahmad Yani, Ketua Kelompok Tani Pamoyaman ............................. 18 Foto 12. Rombongan Observasi Lapang berada di lokasi persawahan Kelompok Tani Pamoyaman, mendengarkan penjelasan dari Bpk. Ahmad Yani, Ketua Kelompok Tani Pamoyaman ... ......................... 18 Foto 13. Rombongan Observasi Lapang sedang melakukan pengamatan Kondisi fisik komoditas padi sawah di area persawahan milik Kelompok Tani Pamoyaman ..................................................................... 19 Foto 14. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat meninggalkan area persawahan Kelompok Tani Pamoyaman .................... 19
  • 5. iv DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1. Benefit dari Kelembagaan Korporasi Petani ............................................. 8 Gambar 2. Organisasi Kelembagaan Korporasii Petani .............................................. 9 Gambar 3. Support System Prototype BUMR Pangan ................................................ 9
  • 6. v DAFTAR TABEL halaman Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi ................. 5
  • 7. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk muwujudkan permbangunan pertanian yang berkelanjutan dan menumbuhkan kelembagaan ekonomi petani, Pemerintah telah berupaya mempercepat terwujudnya swasembada pangan dan swasembada pangan ini hendak dicapai melalui pembentukan kawasan-kawasan pertanian. Kawasan pertanian sebagai gabungan dari sentra-sentra pertanian yang memenuhi batas minimal skala ekonomi perusahaan dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah berkelanjutan serta memiliki potensi sumber daya alam, sosial budaya, faktor produksi, dan keberadaan infrastruktur penunjang, senantiasa dikembangkan secara profesional, dalam bentuk kawasan pertanian berbasis korporasi petani. Kawasan-kawasan pertanian dibagi menurut kelompok yang mencerminkan basis komoditas utama yang sedang dikembangkan yaitu kawasan tanaman pangan, kawasan hortikultura, kawasan perkebunan, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian berbasis korporasi ialah kawasan pertanian yang dikembangkan melalui strategi pemberdayaan dan pengkorporasian petani. Kawasan pertanian berbasis korporasi petani merupakan suatu upaya untuk membangun terobosan pengelolaan pangan Indonesia berbasis lembaga pelaku ekonomi dan keuangan inklusif. Adapun tujuan dibentuknya kawasan pertanian berbasis korporasi adalah : 1.Meningkatkan nilai tambah dan daya saing wilayah dan komoditas pertanian untuk keberlanjutan ketahanan pangan nasional. 2.Memperkuat sistem usaha tani secara utuh di dalam satu manajemen kawasan. 3.Memperkuat kelembagaan petani dalam mengakses informasi, teknologi, prasarana, dan sarana publik, permodalan, dan pengolahan serta pemasaran. Sedangkan sasaran pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi mencakup hal- hal berikut ini : 1.Meningkatnya produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing komoditas prioritas pertanian nasional. 2.Meningkatnya ketersediaan dukungan prasarana dan sarana pertanian di kawasan pertanian secara optimal. 3.Teraplikasinya teknologi inovatif spesifik lokasi di kawasan pertanian. 4.Meningkatnya pengetahuan, ketrampilan, dan kewirausahaan petani dalam mengelola kelembagaan ekonomi petani. 5.Meningkatnya fungsi sistem usaha tani secara utuh, efektif, dan efisien. Kelembagaan petani mempunyai peranan penting dalam pembangunan pertanian dan diharapkan dapat membawa kehidupan petani dan keluarganya ke arah yang lebih baik. Kelembagaan petani belum dapat dikembangkan secara optimal sehubungan dengan permasalahan teknologi, sumber daya manusia, infrastruktur, akses informasi,
  • 8. 2 akses teknologi, dan akses pasar yang masih kecil dan terbatas. Sangat diperlukan adanya petani dan kelembagaan petani yang menguasai ilmu dan teknologi pertanian yang sangat memadai agar petani dan kelompok tani mampu bertahan di tengah persaingan ekonomi dunia. Korporasi petani dalam ujud Badan Usaha Milik Petani (BUMP) merupakan suatu jawaban untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha tani, dan daya saing petani, menuju ke arah penguatan kelembagaan ekonomi petani. BUMP mempermudah petani dan kelompok tani untuk menjangkau akses permodalan, akses sarana dan prasarana, layanan pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian. Kelembagaan petani di perdesaan memiliki kontribusi yang besar pada pengembangan sosial dan ekonomi petani, peningkatan aksesibilitas terhadap informasi pertanian, aksesibilitas terhadap modal, infrastruktur, dan pasar serta peningkatan adopsi inovasi pertanian. Ujud nyata pengembangan kelembagaan ekonomi petani ini adalah suatu bentuk badan usaha yang disebut Badan Usaha Milik Petani (BUMP), dimana BUMP menjadi bentuk yang ideal dari korporasi petani. Korporasi petani dibentuk dengan tujuan sebagai berikut : 1.Menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat. 2. Menyediakan pembiayaan yang terjangkau bagi petani dan pedagang kecil. 3. Muwujudkan transparansi, akuntabilitas, dan sustainability pengadaan pangan oleh petani dan pedagang kecil. 4. Muwujudkan profesionalisme pengelolaan produksi dan pembiayaan kegiatan petani dan pedagang kecil. 5. Mengarahkan pengelolaan ekonomi keluarga petani dan pedagang kecil yang lebih baik. 6. Mewujudkan adanya sinergi petani dengan UKM dan BUMP yang berbasis informasi dan teknologi. B. DASAR PELAKSANAAN Adapun dasar pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4660); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4518);
  • 9. 3 4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018); 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/3/2011 tentang Pedoman Penilaian Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan; 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2038); 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56/Permentan/RC.040/11/2016 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1832); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018; 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18/Permentan/RC.040/4/2018 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 559); 10. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 114); 11. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 13); 12. Peraturan Walikota Semarang Nomor 71 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 71); 13. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1/2017 Tahun 2017 tentang Penunjukan Pengguna Anggaran pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018; 14. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1241 Tahun 2017 tentang Penunjukan Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018; 15. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1242 Tahun 2017 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018; 16. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1243 Tahun 2017 tentang Penunjukan Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran sebagai Pejabat yang Diberi Wewenang Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
  • 10. 4 17. Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Kementerian Pertanian RI. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Pusat Penyuluhan Pertanian. 2017. C. TUJUAN Tujuan diselenggarakannya Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi Tahun 2018 adalah : 1. Untuk memperkenalkan petani pada sistem korporasi petani, sekaligus mendorong petani untuk membentuk suatu korporasi petani dalam skala ekonomi kecil dan menengah di suatu kawasan petanian. 2. Untuk mendorong petani agar segera mengubah mindset-nya dan mampu melaksanakan pengembangan pertanian berwawasan ekologis. 3. Untuk mendorong petani agar mampu menerapkan sistem korporasi petani pada kelompok taninya dan pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing komoditas pangannya. 4. Untuk meningkatkan kemampuan petani dalam pembiayaan dan meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan usaha tani. 5. Untk membangun jiwa kewirausahaan petani dan keluarga petani, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya. D. SASARAN Sasaran diselenggarakannya Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi Tahun 2018 adalah meningkatnya kemampuan, kapasitas, dan kualitas 40 (empat puluh) peserta pelatihan yang terdiri dari : 1. Petani, sebanyak 15 (lima belas) orang, yang berasal dari 8 (delapan) kelompok tani dan 5 (lima) Koperasi Gapoktan sebagai berikut : a. Kelompok Tani Sumber Rejeki, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen. b. Kelompok Tani Guyub Rukun, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan. c. Kelompok Tani Tirto Jati Makmur, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen. d. Kelompok Tani Lestari, Kelurahan Polaman, Kecamatan Mijen. e. Kelompok Tani Sidorejo, Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen. f. Kelompok Tani Sido Subur, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen. g. Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Kelurahan Karangmalang, Kecamatan Mijen. h. Kelompok Tani Tuk Songo, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan. i. Koperasi Gapoktan Sumber Rejeki, Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang. j. Koperasi Gapoktan Subur Makmur, Kel. Pedurungan Lor, Kec.Pedurungan. k. Koperasi Gapoktan Curug Jaya, Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunungpati. l. Koperasi Gapoktan Mekar Makmur, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Tugu. m. Koperasi Gapoktan Jatisari, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang. 2. Petugas, sebanyak 16 (enam belas) orang, yang berasal dari : a. Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang.
  • 11. 5 b. Koordinator Jabatan Fungsional. c. Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Nama peserta petani maupun petugas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. E. WAKTU PELAKSANAAN Berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Nomor: 800/2512 Tanggal 2 Mei 2018 perihal Observasi Lapang ke Koperasi Ar Rohmah - PT Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) Pangan Terhubung, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, maka waktu pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut : Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi. No. HARI/TGL. WAKTU LOKASI 1. Senin/7 Mei 2018 06.00 – 21.00 WIB Perjalanan menuju Hotel Maxone Kota Sukabumi 2. Selasa/8 Mei 2018 07.00 - 12.00 WIB PT BUMR - Pangan Terhubung Kecamatan Sukaraja, Kota Sukabumi 2. Selasa/8 Mei 2018 13.00 – 17.00 WIB Kelompok Tani Pamoyaman Desa Bojong Pedes, Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Ketua : Ahmad Yani Sekretaris : Sodikin Bendahara : Udin F. PELAKSANA Pelaksana Pelatihan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi adalah Seksi Kelembagaan, Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang. G. PEMBIAYAAN Pembiayaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 pada Dinas Pertanian Kota Semarang Kegiatan Peningkatan SDM Petani, Program Pengembangan SDM Pertanian.
  • 12. 6 BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber daya manusia yang berkualitas, andal, dan berkemampuan manajerial, kewirausahaan, organisasi, dan bisnis sangat dibutuhkan, untuk membangun usaha pertanian dari hulu hingga hilir, agar menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi dan yang menunjang prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan pertanian mencakup usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa-jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati, memanfaatkan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen, untuk mengelola sumber daya alam hayati di dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan. Persoalan kepemimpinan dan manajemen kelompok tani telah menjadi persoalan penting di dalam dunia pertanian karena kualitas kepemimpinan dan kualitas manajerial kelompok sangat mempengaruhi kinerja suatu organisasi yang disebut kelompok tani. Setiap kelompok tani harus menyadari bahwa persoalan-persoalan kepemimpinan dan supervisi kelompok menjadi ujung tombak produktivitas kelompok tani. Manajemen kelompok tani yang diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat, merupakan suatu upaya nyata yang terintegrasi dengan subsistem pembangunan pertanian dan terintegrasi dengan programa tiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan. Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Mei - 9 Mei 2018 oleh Seksi Kelembagan, Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang. Observasi Lapang ini ditujukan ke PT BUMR - Pangan Terhubung dan Kelompok Tani Pamoyaman, Desa Bojong Pedes, Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi. Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung ialah Bpk. Ir. Luwarso. Visi dan misi PT BUMR - Pangan Terhubung adalah : 1. Visi Kesejahteraan Petani dan Kedaulatan Pangan menuju Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia Tahun 2020. 2. Misi a. Transformasi petani menjadi pengusaha petani. b. Penguasaan stock fisik bahan pangan. c. Perubahan mindseti berwawasan ekologis. PT BUMR - Pangan Terhubung digagas pertama kalinya oleh Bpk. Tanri Abeng dan diimplementasikan oleh Bpk. Ir. Luwarso dengan Konsep Industri Pertanian Terpadu (IPT) yang mana merupakan sebuah konsep korpoatisasi koperasi dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Pembentukan BUMR diarahkan pada hal-hal berikut ini :
  • 13. 7 1. Pertumbuhan perekonomian petani.. 2. Pengentasan kemiskinan.. 3. Penciptaan lapangan kerja. 4. Pemerataan dan kesejajaran. 5. Stabilitas ketahanan pangan dan energi. 6. Peningkatan daya saing. 7. Stabilisasi harga dan pengendalian inflasi harga bahan pangan. 8. Penguatan nilai rupiah dan peningkatan devisa. 9. Kesenjangan, urbanisasi, dan insecurity. Sejarah pembentukan PT BUMR - Pangan Terhubung dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pembentukan Kelompok Tani Irung Wangi, dengan kegiatan utamanya mengembangkan budidaya pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.. 2. Pembentukan Badan Usaha PB Tunggal Jaya sebagai penyedia sarana produksi pertanian untuk pemenuhan kebutuhan saprotan. 3. Pembentukan Gapoktan SAPA (Sentra Pelayanan Agribisnis) sebagai wadah untuk mengembangkan pertanian dengan skala yang lebih besar, sekaligus sebagai wadah dalam pengembangan sumber daya manusia petani. 4. Peresmian Baitul Mall Wattamwil (BMT) Rohmah sebagai lembaga keuangan simpan pinjam untuk memudahkan petani melakukan kegiatan budidaya pertanian. 5. Terjadi perubahan Anggaran Dasar, nama BMT Rohmah berubah menjadi Koperasi Ar Rohmah. Pengendalian sistem pada Koperasi Ar Rohmah terpusat di koperasi, dengan komposisi saham 49%. Pengendalian awal oleh proses identifikasi calon petani dan CPCL oleh Pendamping untuk penyaluran kredit modal, penentuan jadwal tanam, monitoring kegiatan produksi, dan penyaluran produksi serta pengangkutan hasil panen dari panen sampai pabrik pengolahannya. 6. Perubahan tahap Anggaran Dasar (AD) Koperasi Ar Rohmah menjadi Koperasi Sapa Indonesia Prioritas (SIP) sebagai lembaga keuangan (LKM) sekaligus pembentukan Perseroan Terbatas (PT) Sapa Berkah Persada oleh Notaris BerPetha Lauwalata, SH. Ruang lingkup kerja: agribisnis, pengembangan software, dan jasa pelatihan. Keberhasilan dalam pengelolaan Sentra Pelayanan Agribisnis (SAPA) dalam perjalannnnya menjadi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) sebagai kekuatan ekonomi baru yang bersifat inklusif, maka dibentuk PT BUMR - Pangan Terhubung tertanggal 16 Agustus 2016. Bentuk BUMR adalah solusi terhadap kelemahan struktural koperasi, usaha kecil, dan mikro untuk menjadi lembaga pelaku ekonomi yang memiliki posisi yang sejajar dengan badan-badan usaha lainnya, sesuai pemberdayaan ekonomi Pancasila.
  • 14. 8 Dengan adanya PT BUMR - Pangan Terhubung, maka diharapkan dapat terwujud kesejahteraan petani, stabilitas harga konsumen, dan stabilitas stok pangan, sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini : Gambar 1. Benefit dari Kelembagaan Korporasi Petani . PT BUMR - Pangan Terhubung memiliki Unit Pengolahan Padi yang menjadi industri pengolahan pascapanen yang spesifik untuk pengolahan 10 varietas padi, dengan pengering gabah berbahan bakar sekam (Syclonic Husk Furnace Drying System dan mesin penggilingan padi (professional compact rice mill) yang dilengkapi dengan destoner, whitening machine, polishing machine dan sistem otomatisasi. Keseluruhan Unit Rice Mill senilai Rp 48 Milyar berbasis teknologi informasi, sehingga menghasilkan kualitas beras premium, dengan harga Rp 30.000,- per kg. Jaringan pemasaran PT BUMR - Pangan Terhubung tergolong luas, merupakan wahana penjualan produk dari petani dan kelompok tani, untuk menjamin stabilitas harga, pembayar an, dan jaminan pasar. Merupakan satu rangkaian pasok (supply) di wilayah perkotaan, berupa minimarket yang dilengkapi sistem teknologi informasi yang handal berbasis komunitas, sehingga memudahkan anggota untuk bertransaksi berbagai kebutuhan dan kepentingan dengan kartu anggota. Dalam bentuk bagan organisasi lembaga, posisi PT BUMR - Pangan Terhubung terhadap bank, UKM, warung pangan, dan petani dapat dilihat pada gambar berikut ini :
  • 15. 9 Gambar 2. Organisasi Kelembagaan Korporasi Petani. PT BUMR - Pangan Terhubung menerapkan Sistem Pertanian Terpadu, dimana teknologi informasi sebagai alat konsolidasi rantai pasok yang memudahkan proses perencanaan, monitoring, evaluasi, dan pengambilan kebijakan di dalam Sistem Industri Pertanian Terpadu. PT BUMR - Pangan Terpadu mempergunakan aplikasi i-Pangan sebagai aplikasi berbasis web pada ponsel, yang dilengkapi layanan berbasis lokal (location-based service). Melalui aplikasi ini, pengguna (user) dapat memberikan informasi, baik berupa teks maupun foto, dapat memberikan input data melalui ponsel secara langsung ke pusat data Indonesia. Sistem Pertanian Terpadu ini dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 3. Support System Prototype BUMR Pangan.
  • 16. 10 Dari lokasi PT BUMR - Pangan Terhubung, rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Kebon Pedes, Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, untuk melihat area persawahan milik Kelompok Tani Pamoyaman. Kelompok Tani Pamoyaman didirikan pada tahun 2007 dan .diketuai oleh Bpk. Ahmad Yani. Komoditas yang diusahakan oleh kelompok ialah padi sawah organik, padi semi organik, padi non organik, dan tanaman sayuran, dengan luasan keseluruhan 20 Ha. Jumlah anggota kelompok ialah 75 orang dan yang menjadi anggota Koperasi Ar Rohmah PT BUMR - Pangan Terhubung adalah 60% dari keseluruhan anggota. Pertemuan kelompok dilaksanakan 1 (satu) bulan sekali, setiap Jumat ketiga setelah Sholat Jumat. Kelompok ini telah menjadi binaan PT BUMR - Pangan Terhubung selama 1 (satu) tahun, melalui bentuk bantuan berupa uang per Ha Rp 13.000.000,- untuk 1 - 3 orang, tanpa bunga. Benih dan pupuk disediakan oleh PT BUMR - Pangan Terhubung, yang dibeli dari bantuan uang Rp 13.000.000,- tersebut. Sistem penjualan setelah panen bagi hasi.. 40% perusahaan dan 60% petani. Sampai saat ini baru 3 (tiga) kali bagi hasil. Produksi kelompok 6 -7 Ton per Ha, dengan harga jual Rp 3.000,- per kg. Sewa lahan Rp 8.000.000,-. Angsuran Rp 13.000.000,-. Keuntungan bersih yang diperoleh sekitar Rp 7.000.000,- untuk 60% petani yang menjadi anggota Koperasi Ar Rohmah tersebut. Penjualan hasil panen berupa gabah kering panen (GKP) tidak selalu ke Koperasi Ar Rohmah, namun juga ke tempat-tempat lainnya di Kabupaten Sukabumi. Hingga kini keberadaan Kelompok Tani Pamoyaman tetap dipertahankan oleh anggota dengan beberapa alasan yaitu : 1. Meneruskan warisan leluhur. Rata-rata kepemilikan anggota adalah 0,5 Ha per anggota. 2. Melaksanakan budidaya padi dan tanaman sayuran sebagai suatu bentuk ibadah. Kelompok Tani Pamoyaman telah memiliki alat/mesin pertanian berupa traktor untuk pengolahan lahan sebelum panen. Kelompok Tani Pamoyaman berharap agar keberadaan kelompok tetap ada (lestari) dan senantiasa mendapat dukungan penuh dari Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi dan berupaya terus untuk meregenerasi keanggotaan kelompok, supaya generasi muda berminat untuk menjadi petani supaya kesulitan memperoleh tenaga kerja untuk pengelolaan sawah dan hasil panen dapat segera teratasi.
  • 17. 11 BAB III P E N U T U P Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi merupakan suatu wahana untuk mengembangkan sistem manajemen organisasi dan korporasi yang profesional dan berkelanjutan pada kelompok-kelompok tani di Kota Semarang. Seluruh pihak yang terkait dengan kelompok-kelompok tani seyogyanya dapat mendukung dan bekerja sama dengan kelompok agar terwujud sistem korporasi pertanian yang efektif dan profesional di Kota Semarang. Aspek budidaya, sarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, sumber daya manusia, kelembagaan, dan regulasi Pemerintah harus senantiasa diperhatikan dalam pengelolaaan korporasi pertanian yang berkelanjutan. Diharapkan korporasi pertanian yang terintegrasi, kokoh, dan mandiri menjadi kekuatan handal dalam pengembangan sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kota Semarang pada, masa sekarang maupun masa mendatang. --- 000 ---
  • 18. 12
  • 19. 13 Foto 1. Rakor Persiapan Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi di Dinas Pertanian Kota Semarang. Foto 2. Rakor Persiapan Pelaksanaan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi di Dinas Pertanian Kota Semarang.
  • 20. 14 Foto 3. Rombongan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi berpose bersama sebelum berangkat dari Dinas Pertanian. Foto 4. Rombongan Observasi Lapang diterima di Kantor PT BUMR - Pangan Terhubung.
  • 21. 15 Foto 5. Rombongan Observasi Lapang mendengarkan penjelasan dari Bpk. Ir. Luwarso, Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung. Foto 6. Rombongan Observasi Lapang mendengarkan penjelasan dari Bpk. Ir. Luwarso, Pimpinan PT BUMR - Pangan Terhubung.
  • 22. 16 Foto 7. Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. dan Ibu Ir. Endah Retno Sayekti menyerahkan plakat kenang-kenangan kepada Bpk. Ir. Luwarso. Foto 8. Produk-produk pangan organik dari PT BUMR - Pangan Terhubung.
  • 23. 17 Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum meninggalkan Kantor PT BUMR - Pangan Terhubung. Foto 10. Rombongan Observasi Lapang dalam perjalanan menuju lokasi persawahan Kelompok Tani Pamoyanan, Desa Kebon Pedes, Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi.
  • 24. 18 Foto 11. Rombongan Observasi Lapang berada di lokasi persawahan Kelompok Tani Pamoyanan, mendengarkan penjelasan dari Bpk. Ahmad Yani, Ketua Kelompok Tani Pamoyanan. Foto 12. Rombongan Observasi Lapang berada di lokasi persawahan Kelompok Tani Pamoyanan, mendengarkan penjelasan dari Bpk. Ahmad Yani, Ketua Kelompok Tani Pamoyanan.
  • 25. 19 Foto 13. Rombongan Observasi Lapang sedang melakukan pengamatan kondisi fisik komoditas padi sawah di area persawahan milik Kelompok Tani Pamoyaman. Foto 14. Rombongan Observasi Lapangn berpose bersama sebelum berangkat meninggalkan area persawahan Kelompok Tani Pamoyaman.