Dokumen tersebut membahas tentang apa itu agribisnis yang mencakup pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan beserta penjelasan mengenai masing-masing subsistem yang terkait."
2. di Susun Oleh:
NUR’AINUN ( 150501104 )
prodi ekonomi pembangunan
Fakultas ekonomi & bisnis
Universitas Sumatra utara
T.a 2017 / 2018
3. Kata Pengantar
Puji dan Syukur saya Panjatkan kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala karna atas Karunianya yang
telah memberi Kemudahan dan Kelancaran bagi
saya untuk Menyusun Paper Mengenai AGRIBISNIS.
Saya juga berterima kasih kepada Bapak Dosen
mata kuliah AGRIBISNIS yang mengajar di kelas
kami yang telah memberikan bimbingan dan
arahan terkait Paper yang berjudul AGRIBISNIS ini.
Saya menyadari bahwa Paper ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari Bapak sangat saya butuhkan
untuk menyempurnakan Paper ini. Terima kasih
5. Menurut Davis and Goldberg (1957), agribisnis merupakan seluruh operasi
yang terkait dengan manufaktur dan distribusi suplai pertanian, aktivitas
produksi di pertanian, penyimpanan, proses dan distribusi komodi pertanian
serta segala sesuatu yang terbuat darinya.
Menurut Beierlein and Woolverton (1991), agribisnis termasuk tidak hanya
usaha pertanian di lahan tetapi juga SDM dan usaha yang menyediakan input
(benih, kimia, kredit), proses hasil pertanian (susu, biji-bijian, daging) ,
manufaktur produk pangan (es krim, roti, serealia), dan transportasi serta
penjualan produk pangan ke konsumen (restoran dan supermarket).
Menurut Downey dan Erickson (1992), agribisnis meliputi keseluruhan
kegiatan manajemen bisnis mulai dari perusahaan yang menghasilkan sarana
produksi bagi usaha tani, usaha proses produksi pertanian, serta perusahaan
yang menangani pengolahan, pengangkutan, penyebaran, penjualan secara
borongan maupun secara eceran kepada konsumen akhir.
6. Agribisnis Sebagai Suatu Sistem
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas, mulai dari pengadaan dan
penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta
agroindustri,yang saling terkait satusama lain.
Dengandemikian sistemagribisnis merupakansuatusistemyang terdiridariberbagai subsistemyaitu:
Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk ,
obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi
pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan
swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur
itu guna mewujudkan sukses agribisnis. Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai
agroindustri hulu(upstream).
a. SubsistemAgribisnis/ AgroindustriHulu
8. Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil
perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan.
Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani,
peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain.
Keberhasilan usahatani tidak terlepas dari :
1) Syarat mutlak (syarat pokok pembangunan pertanian), yang terdiri dari :
*Pasaran untuk hasil-hasil usahatani
*Teknologi yang selalu berubah
*Tersedianya bahan-bahan produksi dan peralatan secara local
*Perangsang produksi bagi para petani
*Pengangkutan (transportasi)
2) Faktor pelancar pembangunan pertanian, yang terdiri dari :
*Pendidikan pembangunan
*Kredit produksi
*Kegiatan gotong royong oleh para petani
*Perbaikan dan perluasan tanah/lahan pertanian
*Perencanaan nasional untuk pembangunan pertanian
b. SubsistemBudidaya / Usaha Tani
9. Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari
pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan
distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani
didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri.
Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu
kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam
subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang,
penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri yang
mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir
(downstream). Peranannya amat penting bila ditempatkan di
pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda
perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan
lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat pedesaan.
C. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir
( Pengolahan dan Pemasaran produk)
10. Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau
supporting institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk
mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem hulu, sub-
sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam
kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian.
Berikut adalah penjelasan mengenai jasa dan layanan pendukung agribisnis
Untuk mengembangkan agribisnis perlu adanya dukungan modal dari lembaga
perkreditan. Kendala yang sering dialami dalam usaha agribisnis adalah kurangnya modal
atau investasi perbankan. Investasi ini sangat menentukan bagi pengembangan
agribisnis.
Dalam rangka mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri di dalam
negeri pembentukan bank khusus untuk pertanian sangat tepat. Bank pertanian ini
diharapkan dapat meningkatkan investasi di bidang pertanian khususnya agribisnis dan
agroindustri. Misalkan, Thailand memiliki Bank of Agriculture, yaitu bank khusus untuk
pertanian dan koperasi. Bank memaklumi bahwa pertanian sangat tergantung pada
kondisi alam sehingga dalam memberikan kredit bank sudah memperhitungkan resiko
dari kegiatan pertanian.
d. Subsistem JasaLayananPendukung Agribisnis
(Kelembagaan)
1. Lembaga Perkreditan
11. Lembaga yang menagani adalah Departemen terkait dengan bidang
usha masing-masing dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Prosedur penanaman modal telah disusun oleh masing-masing Departemen
terkait dan BKPM. Selai itu terdapat pula suatu daftar bidang usaha yang
tetutup bagi penanaman modal dan bidang usaha yang dicadangkan bagi
golongan ekonomi lemah.
Terbentuknya komisi kerja tetap Departemen Pertanian –Diperindag di
tingkat pusat yang melakukan penyerasian rencana pengembangan
agroindustri melalui identifikasi peluang usaha secara terpadu menurut
wilayah dan jenis komoditas. Di tingkat daerah, seluruh kanwil Departemen
Pertanian dan Diperindag bertugas sebagai unsur pembina pelaksana
pengembangan agribisnis di wilayah masing-masing di bawah koordinasi
Gubernur.
2. PENANAMAN MODAL
3. KOMISI KERJA
12. Di bidang penelitian dan pengembangan agribisnis, ditunjang oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan yang terdapat di tiap Departemen, yaitu Departemen Pertanian Departemen Perdagangan dan
Perindustrian, Koperasi dan lembaga-lembaga non departemen, misalnya BPPT, LIPI, AP3I, serta lembaga
swasta lainnya. Selain itu terdapat kebijakan penunjang penelitian dan pengembangan yaitu disisihkannya 5
persen dari keuntungan BUMN setelah dipotong pajak, untuk biaya penelitian dan pengembangan, terutama
untuk mengembangkan agroindustri berskala kecil.
Sub sistem pemasaran, terdapat beberapa ketentuan antara lain: (a) pendaftaran eksportir dan
importir, (b) barang-barang yang dilarang ekspornya, (c) barang-barang yang diatur tataniaganya, (d) barang-
barang yang diawasi ekspornya, (e) barang-barang yang ditetapkan harga patokannya, (f) barang-barang
yang dilarang impornya, (g) negara-negara yang dilarang sebagai tujuan ekspor, (h) ketentuan kontrak dan
syarat- syarat penjualan, (g) standar produk, (j) surat keterangan mutu, (k) pengurusan dokumen, (1) bea dan
cukai dan (m) pengapalan/angkutan.
Ditetapkannya pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dalam pengembangan agribisnis. Dalam pola PIR
terdapat perusahaan inti yang membangun usaha dan fasilitas petani plasma, mengolah dan memasarkan
hasil produksi petani plasma. Petani plasma berkewajiban mengelola usahanya dengan sebaik-baiknya,
menjual hasil kepada perusahaan inti, dan membayar hutang yang telah dibebankan kepadanya.
6. PERUSAHAAN INTI RAKYAT
5. SUB SISTEM PEMASARAN
4. PENELITIAN
13. Kaitan-kaitan ini mengundang para pelaku agribisnis
untuk melakukan kegiatannya dengan berpedoman pada 4
Tepat (yaitu: tepat waktu, tempat, kualitas, dan
kuantitas), atau dengan istilah lain yaitu 3 Tas (yaitu:
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas).
Kehadiran dan peranan lembaga-lembaga penunjang
sangat dibutuhkan dalam hal ini, misalnya kelancaran
transportasi, ketersediaan permodalan dan peraturan-
peraturan pemerintah. Dengan pendekatan sistem
tersebut di atas, orientasi pembangunan mencakup seluruh
aspek di dalam sistem agribisnis yang dilaksanakan secara
terpadu, dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan hidup.
KAITAN KAITAN AGRIBISNIS
14. Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta
produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.
Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (cultivation, atau untuk ternak:
raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah proses menghasilkan bahan
makanan. Pertanian terbagi dalam dua jenis :
1. Pertanian Lahan Basah atau Sawah
Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan
perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi,jagung dan kacang-
kacang.
2. Pertanian Lahan Kering atau Ladang
Merupakan pertanian yang tidak membutuhkan pengairan.Komoditas lading biasanya berupa
palawija,umbi-umbian dan holtikultura.
RUANG LINGKUP AGRIBISNIS
A. PERTANIAN
16. Dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang perkebunan,
yang dimaksud dengan Perkebunan adalah segala kegiatan yang
mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau media
tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan
memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Perkebunan mempunyai fungsi ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional;
fungsi ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon,
penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung; dan sosial budaya, yaitu sebagai
perekat dan pemersatu bangsa. Perkebunan merupakan usaha tani di lahan kering
yang ditanami dengan tanaman industri yang laku di pasar, seperti : karet, kelapa
sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain.
b. perkebunan
17. Ternak adalah hewan yang
dengan sengaja dipelihara
sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai
pembantu pekerjaan manusia. Sedangkan Peternakan merupakan
usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak.
Usaha ternak dibedakan atas:
• Peternakan unggas (ayam dan itik)
• Peternakan kecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain)
• Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda)
c. peternakan
18. Perikanan adalah kegiatan manusia yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati
perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada
umumnya mencakup ikan, amfibi dan
berbagai
avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang
berdekatan, serta lingkungannya.
Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004,
kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam sistem
bisnis perikanan.
Perikanan terdiri dari:
• Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan
danau) dan perikanan air laut.
• Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan
rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.
d. perikanan
19. Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No 41 tahun 1999
tentang kehutanan, definisi
kehutanan adalah sistem pengurusan
yang bersangkut paut dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang
diselenggarakan secara terpadu.
Prisipnya ialah segala kegiatan
pertanian yang dilakukan untuk
mempoduksi atau memanfaatkan
hasil hutan, baik yang tumbuh atau
hidup secara alami maupun yang
telah dibudidayakan.
e. kehutanan
20. 1. Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik
Bruto). Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90
persen PDB, dan agribisnis merupakan penyumbang terbesar
dalam PDB non-migas. Peranan agribisnis dalam penyerapan
tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam
agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas
tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi
penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar.
2. Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain
ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-
ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan
bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan
dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau
masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan
pembangunan di Indonesia.
PERAN AGRIBISNIS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
21. 3. Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil
pembangunan (equity). Pemerataan pembangunan sangat
ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan dalam
menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro
terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat
banyak. Saat ini faktor produksi yang banyak dimiliki oleh
sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora
dan fauna, serta sumber daya manusia. Untuk mewujudkan
pemerataan di Indonesia perlu digunakan ‘teknologi’
produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber
daya tersebut, yaitu agribisnis.
4. Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan
agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan
keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki
potensi melestarikan lingkungan hidup.
PERAN AGRIBISNIS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
22. I. ENAU ( AREN)
Enau atau aren (Arenga pinnata)
adalah palma yang
terpenting setelah kelapa
(nyiur) karena merupakan
tanaman serba guna. Pohon enau
mudah tumbuh. Di Indonesia,
enau tumbuh liar. Biasanya
banyak tumbuh di lereng-lereng
atau tebing sungai.
Contoh agribisnis di indonesia
23. Pohon enau menghasilkan banyak hal. Yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna adalah sebagai penghasil gula.
Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan
menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula
dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan
dari dalamnya.
Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk
menampung cairan yang menetes. Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias
legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka
tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya
sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore.
Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair.
Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkan bahan pengeras (misalnya
campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar gula membeku dan dapat
dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu). Atau, ke dalam gula cair
ditambahkan bahan pemisah seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula aren
bubuk (kristal) yang disebut juga sebagai gula semut.
A. Nira dan Gula
24. Buah aren (dinamai beluluk,
caruluk dan lain-lain) memiliki 2
atau 3 butir inti biji yang berwarna
putih tersalut batok tipis yang
keras. Buah yang muda intinya
masih lunak dan agak bening. Buah
muda dibakar atau direbus untuk
mengeluarkan intinya, dan kemudian
inti-inti biji itu direndam dalam air
kapur beberapa hari untuk
menghilangkan getahnya yang gatal
dan beracun.
Cara lainnya, buah muda
dikukus selama tiga jam dan setelah
dikupas, inti bijinya dipukul gepeng
dan kemudian direndam dalam air
selama 10-20 hari. Inti biji yang
telah diolah itu, diperdagangkan di
pasar sebagai buah atep (buah
atap) atau kolang-kaling.
B. KOLANG KALING
25. Daun pohon enau juga biasa digunakan
sebagai bahan atap rumah rakyat.
Pucuk daunnya yang masih kuncup (janur)
juga dipergunakan sebagai daun rokok,
yang dikenal pasar sebagai daun kawung.
Lembar-lembar daunnya di Jawa Barat
biasa digunakan sebagai pembungkus barang
dagangan, misalnya gula aren atau buah durian.
Lembar-lembar daun ini pun kerap
dipintal menjadi tali, sementara dari
lidinya dihasilkan barang anyaman
sederhana dan sapu lidi.
C. PRODUK LAIN
26. Aren mempunyai potensi yang luar biasa besarnya dari segi ekonomi,
pemerataan pendapatan, dan penanggulangan kemiskinan, serta pelestarian
lingkungan.
Dari segi ekonomi, aren melalui suatu proses sangat sederhana
menghasilkan nira sebagai produk utama yang bisa diproses jadi gula merah
sebagai pengganti gula putih dan etanol yang sangat penting untuk energi.
Dari segi pemerataan pendapatan, aren diusahakan petani-petani kecil dan
kebanyakan masih belum dibudidayakan dan tumbuh liar di hutan-hutan sekitar
pemukiman. Karena itu produk-produk ekonomis tadi dimanfaatkan rakyat yang
berpenghasilan rendah. Jadi aren ini dapat dijadikan program penanggulangan
pengangguran dan kemiskinan di pedesaan.
Dari segi kelestarian lingkungan, aren tumbuh subur bersama-sama pohon
lain. Oleh karena itu, aren mampu menciptakan ekologi yang baik sehingga
tercipta keseimbangan biologi. Di samping itu, karena dia tumbuh bersama-sama
pohon lain dapat menjadi penahan air yang baik dan aren relatif sulit untuk
terbakar. Berbeda dengan kelapa sawit dan kelapa yang membutuhkan kondisi
monokultur.
POTENSI agribisnis AREN
27. I I. SAPI
Sapi yang telah dikebiri dan
biasanya digunakan untuk
membajak sawah dinamakan
Lembu. Sapi dipelihara
terutama untuk
dimanfaatkan susu dan
dagingnya sebagai pangan
manusia. Hasil sampingan,
seperti kulit, jeroan,
tanduk, dan kotorannya juga
dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan manusia.
Di sejumlah tempat, sapi
juga dipakai sebagai
penggerak alat transportasi,
pengolahan lahan tanam
(bajak), dan alat industri
lain (seperti peremas tebu).
Ternak sapi memiliki peran penting dan
peluang pasar yang menggembirakan
karena merupakan ternak unggulan
penghasil daging nasional.
Di beberapa daerah, pemeliharaan sapi
dilakukan secara terpadu dengan
tanaman yang dikenal dengan sistem
integrasi ternak-tanaman.
28.
29. POTENSI agribisnis sapi
Agribisnis sapi di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar, karena
permintaan produk daging, susu maupun kulit terus meningkat, seirama dengan
pertambahan penduduk dan perkembangan perekonomian nasional.
Kebijakan pemerintah untuk mendorong agar usaha ini dapat berkembang pesat
antara lain adalah: (i) dukungan untuk menghindari dari ancaman produk luar yang tidak
ASUH, ilegal, dan barang-barang dumping, melalui kebijakan tarif maupun non-tarif; (ii)
dukungan dalam hal kepastian berusaha, keamanan, terhindar dari pungutan liar dan
pajak yang berlebihan; (iii) dukungan dalam hal pembangunan sarana pendukung,
kelembagaan, permodalan, pemasaran, persaingan usaha yang adil, promosi, dan
penyediaan informasi, serta (iv) dukungan agar usaha peternakan dapat berkembang
secara integratif dari hulu-hilir, melalui pola kemitraan, inti-plasma, dan memposisikan
yang besar maupun kecil dapat tumbuh dan berkembang secara adil.
Kebijakan tersebut diharapkan dapat mendorong investasi yang mampu
menciptakan lapangan kerja untuk kegiatan budidaya bagi 200.000 tenaga kerja, serta
satu juta tenaga kerja dalam kegiatan hulu dan hilir. Dengan demikian pengembangan
agribisnis sapi di Indonesia akan mampu menjawab tantangan yang dihadapi bangsa
dalam hal ketahanan pangan, lapangan kerja, kesejahteraan masyarakat, devisa, serta
perekonomian nasional.
30. Maka dapat disimpulkan bahwa Agribisnis sebagai suatu sistem, bukan
sebagai sektor karena jika tidak ada salah satu sub sistemnya maka
agribisnis tidak akan berjalan. Susbsistem agribisnis itu sendiri ialah Hulu,
Usahatani, Hilir dan Kelembagaan. Dan disimpulkan pula bahwa dalam
perekonomian Indonesia, agribisnis berperan penting sehingga mempunyai
nilai strategis.
Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok penduduk. Peran
ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi lainnya,
kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan.
Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto).
Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan
agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas. Peranan
agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang
digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas
tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap
tenaga kerja nasional yang terbesar.
Kesimpulan