SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Agribisnis
di Susun Oleh:
NUR’AINUN ( 150501104 )
prodi ekonomi pembangunan
Fakultas ekonomi & bisnis
Universitas Sumatra utara
T.a 2017 / 2018
Kata Pengantar
Puji dan Syukur saya Panjatkan kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala karna atas Karunianya yang
telah memberi Kemudahan dan Kelancaran bagi
saya untuk Menyusun Paper Mengenai AGRIBISNIS.
Saya juga berterima kasih kepada Bapak Dosen
mata kuliah AGRIBISNIS yang mengajar di kelas
kami yang telah memberikan bimbingan dan
arahan terkait Paper yang berjudul AGRIBISNIS ini.
Saya menyadari bahwa Paper ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari Bapak sangat saya butuhkan
untuk menyempurnakan Paper ini. Terima kasih 
Apa itu Agribisnis ?
Menurut Davis and Goldberg (1957), agribisnis merupakan seluruh operasi
yang terkait dengan manufaktur dan distribusi suplai pertanian, aktivitas
produksi di pertanian, penyimpanan, proses dan distribusi komodi pertanian
serta segala sesuatu yang terbuat darinya.
Menurut Beierlein and Woolverton (1991), agribisnis termasuk tidak hanya
usaha pertanian di lahan tetapi juga SDM dan usaha yang menyediakan input
(benih, kimia, kredit), proses hasil pertanian (susu, biji-bijian, daging) ,
manufaktur produk pangan (es krim, roti, serealia), dan transportasi serta
penjualan produk pangan ke konsumen (restoran dan supermarket).
Menurut Downey dan Erickson (1992), agribisnis meliputi keseluruhan
kegiatan manajemen bisnis mulai dari perusahaan yang menghasilkan sarana
produksi bagi usaha tani, usaha proses produksi pertanian, serta perusahaan
yang menangani pengolahan, pengangkutan, penyebaran, penjualan secara
borongan maupun secara eceran kepada konsumen akhir.
Agribisnis Sebagai Suatu Sistem
Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas, mulai dari pengadaan dan
penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta
agroindustri,yang saling terkait satusama lain.
Dengandemikian sistemagribisnis merupakansuatusistemyang terdiridariberbagai subsistemyaitu:
Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk ,
obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi
pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan
swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur
itu guna mewujudkan sukses agribisnis. Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai
agroindustri hulu(upstream).
a. SubsistemAgribisnis/ AgroindustriHulu
Fungsi dan Contoh Subsistem Agribisnis Hulu :
Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil
perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan.
Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani,
peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain.
Keberhasilan usahatani tidak terlepas dari :
1) Syarat mutlak (syarat pokok pembangunan pertanian), yang terdiri dari :
*Pasaran untuk hasil-hasil usahatani
*Teknologi yang selalu berubah
*Tersedianya bahan-bahan produksi dan peralatan secara local
*Perangsang produksi bagi para petani
*Pengangkutan (transportasi)
2) Faktor pelancar pembangunan pertanian, yang terdiri dari :
*Pendidikan pembangunan
*Kredit produksi
*Kegiatan gotong royong oleh para petani
*Perbaikan dan perluasan tanah/lahan pertanian
*Perencanaan nasional untuk pembangunan pertanian
b. SubsistemBudidaya / Usaha Tani
Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari
pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan
distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani
didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri.
Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu
kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam
subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang,
penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri yang
mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir
(downstream). Peranannya amat penting bila ditempatkan di
pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda
perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan
lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat pedesaan.
C. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir
( Pengolahan dan Pemasaran produk)
Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau
supporting institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk
mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem hulu, sub-
sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam
kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian.
Berikut adalah penjelasan mengenai jasa dan layanan pendukung agribisnis
Untuk mengembangkan agribisnis perlu adanya dukungan modal dari lembaga
perkreditan. Kendala yang sering dialami dalam usaha agribisnis adalah kurangnya modal
atau investasi perbankan. Investasi ini sangat menentukan bagi pengembangan
agribisnis.
Dalam rangka mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri di dalam
negeri pembentukan bank khusus untuk pertanian sangat tepat. Bank pertanian ini
diharapkan dapat meningkatkan investasi di bidang pertanian khususnya agribisnis dan
agroindustri. Misalkan, Thailand memiliki Bank of Agriculture, yaitu bank khusus untuk
pertanian dan koperasi. Bank memaklumi bahwa pertanian sangat tergantung pada
kondisi alam sehingga dalam memberikan kredit bank sudah memperhitungkan resiko
dari kegiatan pertanian.
d. Subsistem JasaLayananPendukung Agribisnis
(Kelembagaan)
1. Lembaga Perkreditan
Lembaga yang menagani adalah Departemen terkait dengan bidang
usha masing-masing dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Prosedur penanaman modal telah disusun oleh masing-masing Departemen
terkait dan BKPM. Selai itu terdapat pula suatu daftar bidang usaha yang
tetutup bagi penanaman modal dan bidang usaha yang dicadangkan bagi
golongan ekonomi lemah.
Terbentuknya komisi kerja tetap Departemen Pertanian –Diperindag di
tingkat pusat yang melakukan penyerasian rencana pengembangan
agroindustri melalui identifikasi peluang usaha secara terpadu menurut
wilayah dan jenis komoditas. Di tingkat daerah, seluruh kanwil Departemen
Pertanian dan Diperindag bertugas sebagai unsur pembina pelaksana
pengembangan agribisnis di wilayah masing-masing di bawah koordinasi
Gubernur.
2. PENANAMAN MODAL
3. KOMISI KERJA
Di bidang penelitian dan pengembangan agribisnis, ditunjang oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan yang terdapat di tiap Departemen, yaitu Departemen Pertanian Departemen Perdagangan dan
Perindustrian, Koperasi dan lembaga-lembaga non departemen, misalnya BPPT, LIPI, AP3I, serta lembaga
swasta lainnya. Selain itu terdapat kebijakan penunjang penelitian dan pengembangan yaitu disisihkannya 5
persen dari keuntungan BUMN setelah dipotong pajak, untuk biaya penelitian dan pengembangan, terutama
untuk mengembangkan agroindustri berskala kecil.
Sub sistem pemasaran, terdapat beberapa ketentuan antara lain: (a) pendaftaran eksportir dan
importir, (b) barang-barang yang dilarang ekspornya, (c) barang-barang yang diatur tataniaganya, (d) barang-
barang yang diawasi ekspornya, (e) barang-barang yang ditetapkan harga patokannya, (f) barang-barang
yang dilarang impornya, (g) negara-negara yang dilarang sebagai tujuan ekspor, (h) ketentuan kontrak dan
syarat- syarat penjualan, (g) standar produk, (j) surat keterangan mutu, (k) pengurusan dokumen, (1) bea dan
cukai dan (m) pengapalan/angkutan.
Ditetapkannya pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dalam pengembangan agribisnis. Dalam pola PIR
terdapat perusahaan inti yang membangun usaha dan fasilitas petani plasma, mengolah dan memasarkan
hasil produksi petani plasma. Petani plasma berkewajiban mengelola usahanya dengan sebaik-baiknya,
menjual hasil kepada perusahaan inti, dan membayar hutang yang telah dibebankan kepadanya.
6. PERUSAHAAN INTI RAKYAT
5. SUB SISTEM PEMASARAN
4. PENELITIAN
Kaitan-kaitan ini mengundang para pelaku agribisnis
untuk melakukan kegiatannya dengan berpedoman pada 4
Tepat (yaitu: tepat waktu, tempat, kualitas, dan
kuantitas), atau dengan istilah lain yaitu 3 Tas (yaitu:
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas).
Kehadiran dan peranan lembaga-lembaga penunjang
sangat dibutuhkan dalam hal ini, misalnya kelancaran
transportasi, ketersediaan permodalan dan peraturan-
peraturan pemerintah. Dengan pendekatan sistem
tersebut di atas, orientasi pembangunan mencakup seluruh
aspek di dalam sistem agribisnis yang dilaksanakan secara
terpadu, dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan hidup.
KAITAN KAITAN AGRIBISNIS
Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta
produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.
Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (cultivation, atau untuk ternak:
raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah proses menghasilkan bahan
makanan. Pertanian terbagi dalam dua jenis :
1. Pertanian Lahan Basah atau Sawah
Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan
perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi,jagung dan kacang-
kacang.
2. Pertanian Lahan Kering atau Ladang
Merupakan pertanian yang tidak membutuhkan pengairan.Komoditas lading biasanya berupa
palawija,umbi-umbian dan holtikultura.
RUANG LINGKUP AGRIBISNIS
A. PERTANIAN
POTRETLAHANPERTANIAN
Dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang perkebunan,
yang dimaksud dengan Perkebunan adalah segala kegiatan yang
mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau media
tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan
memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Perkebunan mempunyai fungsi ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional;
fungsi ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon,
penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung; dan sosial budaya, yaitu sebagai
perekat dan pemersatu bangsa. Perkebunan merupakan usaha tani di lahan kering
yang ditanami dengan tanaman industri yang laku di pasar, seperti : karet, kelapa
sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain.
b. perkebunan
Ternak adalah hewan yang
dengan sengaja dipelihara
sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai
pembantu pekerjaan manusia. Sedangkan Peternakan merupakan
usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak.
Usaha ternak dibedakan atas:
• Peternakan unggas (ayam dan itik)
• Peternakan kecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain)
• Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda)
c. peternakan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati
perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada
umumnya mencakup ikan, amfibi dan
berbagai
avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang
berdekatan, serta lingkungannya.
Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004,
kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam sistem
bisnis perikanan.
Perikanan terdiri dari:
• Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan
danau) dan perikanan air laut.
• Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan
rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.
d. perikanan
Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No 41 tahun 1999
tentang kehutanan, definisi
kehutanan adalah sistem pengurusan
yang bersangkut paut dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang
diselenggarakan secara terpadu.
Prisipnya ialah segala kegiatan
pertanian yang dilakukan untuk
mempoduksi atau memanfaatkan
hasil hutan, baik yang tumbuh atau
hidup secara alami maupun yang
telah dibudidayakan.
e. kehutanan
1. Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik
Bruto). Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90
persen PDB, dan agribisnis merupakan penyumbang terbesar
dalam PDB non-migas. Peranan agribisnis dalam penyerapan
tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam
agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas
tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi
penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar.
2. Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain
ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-
ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan
bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan
dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau
masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan
pembangunan di Indonesia.
PERAN AGRIBISNIS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
3. Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil
pembangunan (equity). Pemerataan pembangunan sangat
ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan dalam
menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro
terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat
banyak. Saat ini faktor produksi yang banyak dimiliki oleh
sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora
dan fauna, serta sumber daya manusia. Untuk mewujudkan
pemerataan di Indonesia perlu digunakan ‘teknologi’
produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber
daya tersebut, yaitu agribisnis.
4. Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan
agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan
keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki
potensi melestarikan lingkungan hidup.
PERAN AGRIBISNIS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
I. ENAU ( AREN)
Enau atau aren (Arenga pinnata)
adalah palma yang
terpenting setelah kelapa
(nyiur) karena merupakan
tanaman serba guna. Pohon enau
mudah tumbuh. Di Indonesia,
enau tumbuh liar. Biasanya
banyak tumbuh di lereng-lereng
atau tebing sungai.
Contoh agribisnis di indonesia
Pohon enau menghasilkan banyak hal. Yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna adalah sebagai penghasil gula.
Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan
menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula
dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan
dari dalamnya.
Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk
menampung cairan yang menetes. Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias
legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka
tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya
sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore.
Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair.
Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkan bahan pengeras (misalnya
campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar gula membeku dan dapat
dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu). Atau, ke dalam gula cair
ditambahkan bahan pemisah seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula aren
bubuk (kristal) yang disebut juga sebagai gula semut.
A. Nira dan Gula
Buah aren (dinamai beluluk,
caruluk dan lain-lain) memiliki 2
atau 3 butir inti biji yang berwarna
putih tersalut batok tipis yang
keras. Buah yang muda intinya
masih lunak dan agak bening. Buah
muda dibakar atau direbus untuk
mengeluarkan intinya, dan kemudian
inti-inti biji itu direndam dalam air
kapur beberapa hari untuk
menghilangkan getahnya yang gatal
dan beracun.
Cara lainnya, buah muda
dikukus selama tiga jam dan setelah
dikupas, inti bijinya dipukul gepeng
dan kemudian direndam dalam air
selama 10-20 hari. Inti biji yang
telah diolah itu, diperdagangkan di
pasar sebagai buah atep (buah
atap) atau kolang-kaling.
B. KOLANG KALING
Daun pohon enau juga biasa digunakan
sebagai bahan atap rumah rakyat.
Pucuk daunnya yang masih kuncup (janur)
juga dipergunakan sebagai daun rokok,
yang dikenal pasar sebagai daun kawung.
Lembar-lembar daunnya di Jawa Barat
biasa digunakan sebagai pembungkus barang
dagangan, misalnya gula aren atau buah durian.
Lembar-lembar daun ini pun kerap
dipintal menjadi tali, sementara dari
lidinya dihasilkan barang anyaman
sederhana dan sapu lidi.
C. PRODUK LAIN
Aren mempunyai potensi yang luar biasa besarnya dari segi ekonomi,
pemerataan pendapatan, dan penanggulangan kemiskinan, serta pelestarian
lingkungan.
Dari segi ekonomi, aren melalui suatu proses sangat sederhana
menghasilkan nira sebagai produk utama yang bisa diproses jadi gula merah
sebagai pengganti gula putih dan etanol yang sangat penting untuk energi.
Dari segi pemerataan pendapatan, aren diusahakan petani-petani kecil dan
kebanyakan masih belum dibudidayakan dan tumbuh liar di hutan-hutan sekitar
pemukiman. Karena itu produk-produk ekonomis tadi dimanfaatkan rakyat yang
berpenghasilan rendah. Jadi aren ini dapat dijadikan program penanggulangan
pengangguran dan kemiskinan di pedesaan.
Dari segi kelestarian lingkungan, aren tumbuh subur bersama-sama pohon
lain. Oleh karena itu, aren mampu menciptakan ekologi yang baik sehingga
tercipta keseimbangan biologi. Di samping itu, karena dia tumbuh bersama-sama
pohon lain dapat menjadi penahan air yang baik dan aren relatif sulit untuk
terbakar. Berbeda dengan kelapa sawit dan kelapa yang membutuhkan kondisi
monokultur.
POTENSI agribisnis AREN
I I. SAPI
Sapi yang telah dikebiri dan
biasanya digunakan untuk
membajak sawah dinamakan
Lembu. Sapi dipelihara
terutama untuk
dimanfaatkan susu dan
dagingnya sebagai pangan
manusia. Hasil sampingan,
seperti kulit, jeroan,
tanduk, dan kotorannya juga
dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan manusia.
Di sejumlah tempat, sapi
juga dipakai sebagai
penggerak alat transportasi,
pengolahan lahan tanam
(bajak), dan alat industri
lain (seperti peremas tebu).
Ternak sapi memiliki peran penting dan
peluang pasar yang menggembirakan
karena merupakan ternak unggulan
penghasil daging nasional.
Di beberapa daerah, pemeliharaan sapi
dilakukan secara terpadu dengan
tanaman yang dikenal dengan sistem
integrasi ternak-tanaman.
POTENSI agribisnis sapi
Agribisnis sapi di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar, karena
permintaan produk daging, susu maupun kulit terus meningkat, seirama dengan
pertambahan penduduk dan perkembangan perekonomian nasional.
Kebijakan pemerintah untuk mendorong agar usaha ini dapat berkembang pesat
antara lain adalah: (i) dukungan untuk menghindari dari ancaman produk luar yang tidak
ASUH, ilegal, dan barang-barang dumping, melalui kebijakan tarif maupun non-tarif; (ii)
dukungan dalam hal kepastian berusaha, keamanan, terhindar dari pungutan liar dan
pajak yang berlebihan; (iii) dukungan dalam hal pembangunan sarana pendukung,
kelembagaan, permodalan, pemasaran, persaingan usaha yang adil, promosi, dan
penyediaan informasi, serta (iv) dukungan agar usaha peternakan dapat berkembang
secara integratif dari hulu-hilir, melalui pola kemitraan, inti-plasma, dan memposisikan
yang besar maupun kecil dapat tumbuh dan berkembang secara adil.
Kebijakan tersebut diharapkan dapat mendorong investasi yang mampu
menciptakan lapangan kerja untuk kegiatan budidaya bagi 200.000 tenaga kerja, serta
satu juta tenaga kerja dalam kegiatan hulu dan hilir. Dengan demikian pengembangan
agribisnis sapi di Indonesia akan mampu menjawab tantangan yang dihadapi bangsa
dalam hal ketahanan pangan, lapangan kerja, kesejahteraan masyarakat, devisa, serta
perekonomian nasional.
Maka dapat disimpulkan bahwa Agribisnis sebagai suatu sistem, bukan
sebagai sektor karena jika tidak ada salah satu sub sistemnya maka
agribisnis tidak akan berjalan. Susbsistem agribisnis itu sendiri ialah Hulu,
Usahatani, Hilir dan Kelembagaan. Dan disimpulkan pula bahwa dalam
perekonomian Indonesia, agribisnis berperan penting sehingga mempunyai
nilai strategis.
Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok penduduk. Peran
ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi lainnya,
kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan.
Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto).
Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan
agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas. Peranan
agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang
digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas
tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap
tenaga kerja nasional yang terbesar.
Kesimpulan
source
Demikianlah Presentasi saya , 
Atas Kekurangan & kesalahan kata
Mohon di Maafkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Terima Kasih ..

More Related Content

Similar to AGRIBISNIS

Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisniskodok666
 
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------Imo Priyanto
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------Imo Priyanto
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------Imo Priyanto
 
W1D3-1.4 Sistem Agribisnis 2
W1D3-1.4 Sistem Agribisnis 2W1D3-1.4 Sistem Agribisnis 2
W1D3-1.4 Sistem Agribisnis 2latifstpp
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisBBPP_Batu
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma Al-ma'arij
 
kuliah manajemen usaha peternakan.ppt
kuliah manajemen usaha peternakan.pptkuliah manajemen usaha peternakan.ppt
kuliah manajemen usaha peternakan.pptbudiresno
 
Power Point Pembangunan Pertanian Dimas Febrian Dwi Putra.pptx
Power Point Pembangunan Pertanian Dimas Febrian Dwi Putra.pptxPower Point Pembangunan Pertanian Dimas Febrian Dwi Putra.pptx
Power Point Pembangunan Pertanian Dimas Febrian Dwi Putra.pptxDimasFebrianDwiPutra
 
ITP UNS SEMESTER 2 Pengertian agribisnis
ITP UNS SEMESTER 2 Pengertian agribisnisITP UNS SEMESTER 2 Pengertian agribisnis
ITP UNS SEMESTER 2 Pengertian agribisnisFransiska Puteri
 
Pedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanPedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanWarnet Raha
 
agribisnis dan penyuluhan
agribisnis dan penyuluhanagribisnis dan penyuluhan
agribisnis dan penyuluhanLuna Qyu
 
2_ Pengertian AGRIBISNIS.pdf
2_ Pengertian AGRIBISNIS.pdf2_ Pengertian AGRIBISNIS.pdf
2_ Pengertian AGRIBISNIS.pdfzagunk1
 
Manajemen Agro industri
Manajemen Agro industriManajemen Agro industri
Manajemen Agro industriAhya Alamsyah
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma Wijaya
 

Similar to AGRIBISNIS (20)

Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
Ringkasan perkuliahan semester 2 pengantar teknologi pertanian (bagian 13)
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
 
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah  pip  6--------
Agrobisnis&agroindustri.ppt -bahan kuliah pip 6--------
 
Juknis upja&ldm
Juknis upja&ldmJuknis upja&ldm
Juknis upja&ldm
 
W1D3-1.4 Sistem Agribisnis 2
W1D3-1.4 Sistem Agribisnis 2W1D3-1.4 Sistem Agribisnis 2
W1D3-1.4 Sistem Agribisnis 2
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Makalah ilmu ekonomi
Makalah ilmu ekonomiMakalah ilmu ekonomi
Makalah ilmu ekonomi
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
 
kuliah manajemen usaha peternakan.ppt
kuliah manajemen usaha peternakan.pptkuliah manajemen usaha peternakan.ppt
kuliah manajemen usaha peternakan.ppt
 
Power Point Pembangunan Pertanian Dimas Febrian Dwi Putra.pptx
Power Point Pembangunan Pertanian Dimas Febrian Dwi Putra.pptxPower Point Pembangunan Pertanian Dimas Febrian Dwi Putra.pptx
Power Point Pembangunan Pertanian Dimas Febrian Dwi Putra.pptx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Pengertian agribisnis
ITP UNS SEMESTER 2 Pengertian agribisnisITP UNS SEMESTER 2 Pengertian agribisnis
ITP UNS SEMESTER 2 Pengertian agribisnis
 
Pedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunanPedoman pendamping tanaman tahunan
Pedoman pendamping tanaman tahunan
 
agribisnis dan penyuluhan
agribisnis dan penyuluhanagribisnis dan penyuluhan
agribisnis dan penyuluhan
 
2_ Pengertian AGRIBISNIS.pdf
2_ Pengertian AGRIBISNIS.pdf2_ Pengertian AGRIBISNIS.pdf
2_ Pengertian AGRIBISNIS.pdf
 
Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012Ekonomi pertanian 2012
Ekonomi pertanian 2012
 
Manajemen Agro industri
Manajemen Agro industriManajemen Agro industri
Manajemen Agro industri
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
 
Agribisnis
AgribisnisAgribisnis
Agribisnis
 

Recently uploaded

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 

AGRIBISNIS

  • 2. di Susun Oleh: NUR’AINUN ( 150501104 ) prodi ekonomi pembangunan Fakultas ekonomi & bisnis Universitas Sumatra utara T.a 2017 / 2018
  • 3. Kata Pengantar Puji dan Syukur saya Panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala karna atas Karunianya yang telah memberi Kemudahan dan Kelancaran bagi saya untuk Menyusun Paper Mengenai AGRIBISNIS. Saya juga berterima kasih kepada Bapak Dosen mata kuliah AGRIBISNIS yang mengajar di kelas kami yang telah memberikan bimbingan dan arahan terkait Paper yang berjudul AGRIBISNIS ini. Saya menyadari bahwa Paper ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari Bapak sangat saya butuhkan untuk menyempurnakan Paper ini. Terima kasih 
  • 5. Menurut Davis and Goldberg (1957), agribisnis merupakan seluruh operasi yang terkait dengan manufaktur dan distribusi suplai pertanian, aktivitas produksi di pertanian, penyimpanan, proses dan distribusi komodi pertanian serta segala sesuatu yang terbuat darinya. Menurut Beierlein and Woolverton (1991), agribisnis termasuk tidak hanya usaha pertanian di lahan tetapi juga SDM dan usaha yang menyediakan input (benih, kimia, kredit), proses hasil pertanian (susu, biji-bijian, daging) , manufaktur produk pangan (es krim, roti, serealia), dan transportasi serta penjualan produk pangan ke konsumen (restoran dan supermarket). Menurut Downey dan Erickson (1992), agribisnis meliputi keseluruhan kegiatan manajemen bisnis mulai dari perusahaan yang menghasilkan sarana produksi bagi usaha tani, usaha proses produksi pertanian, serta perusahaan yang menangani pengolahan, pengangkutan, penyebaran, penjualan secara borongan maupun secara eceran kepada konsumen akhir.
  • 6. Agribisnis Sebagai Suatu Sistem Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas, mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri,yang saling terkait satusama lain. Dengandemikian sistemagribisnis merupakansuatusistemyang terdiridariberbagai subsistemyaitu: Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis. Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai agroindustri hulu(upstream). a. SubsistemAgribisnis/ AgroindustriHulu
  • 7. Fungsi dan Contoh Subsistem Agribisnis Hulu :
  • 8. Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain. Keberhasilan usahatani tidak terlepas dari : 1) Syarat mutlak (syarat pokok pembangunan pertanian), yang terdiri dari : *Pasaran untuk hasil-hasil usahatani *Teknologi yang selalu berubah *Tersedianya bahan-bahan produksi dan peralatan secara local *Perangsang produksi bagi para petani *Pengangkutan (transportasi) 2) Faktor pelancar pembangunan pertanian, yang terdiri dari : *Pendidikan pembangunan *Kredit produksi *Kegiatan gotong royong oleh para petani *Perbaikan dan perluasan tanah/lahan pertanian *Perencanaan nasional untuk pembangunan pertanian b. SubsistemBudidaya / Usaha Tani
  • 9. Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream). Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. C. Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir ( Pengolahan dan Pemasaran produk)
  • 10. Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau supporting institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem hulu, sub- sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian. Berikut adalah penjelasan mengenai jasa dan layanan pendukung agribisnis Untuk mengembangkan agribisnis perlu adanya dukungan modal dari lembaga perkreditan. Kendala yang sering dialami dalam usaha agribisnis adalah kurangnya modal atau investasi perbankan. Investasi ini sangat menentukan bagi pengembangan agribisnis. Dalam rangka mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri di dalam negeri pembentukan bank khusus untuk pertanian sangat tepat. Bank pertanian ini diharapkan dapat meningkatkan investasi di bidang pertanian khususnya agribisnis dan agroindustri. Misalkan, Thailand memiliki Bank of Agriculture, yaitu bank khusus untuk pertanian dan koperasi. Bank memaklumi bahwa pertanian sangat tergantung pada kondisi alam sehingga dalam memberikan kredit bank sudah memperhitungkan resiko dari kegiatan pertanian. d. Subsistem JasaLayananPendukung Agribisnis (Kelembagaan) 1. Lembaga Perkreditan
  • 11. Lembaga yang menagani adalah Departemen terkait dengan bidang usha masing-masing dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Prosedur penanaman modal telah disusun oleh masing-masing Departemen terkait dan BKPM. Selai itu terdapat pula suatu daftar bidang usaha yang tetutup bagi penanaman modal dan bidang usaha yang dicadangkan bagi golongan ekonomi lemah. Terbentuknya komisi kerja tetap Departemen Pertanian –Diperindag di tingkat pusat yang melakukan penyerasian rencana pengembangan agroindustri melalui identifikasi peluang usaha secara terpadu menurut wilayah dan jenis komoditas. Di tingkat daerah, seluruh kanwil Departemen Pertanian dan Diperindag bertugas sebagai unsur pembina pelaksana pengembangan agribisnis di wilayah masing-masing di bawah koordinasi Gubernur. 2. PENANAMAN MODAL 3. KOMISI KERJA
  • 12. Di bidang penelitian dan pengembangan agribisnis, ditunjang oleh Badan Penelitian dan Pengembangan yang terdapat di tiap Departemen, yaitu Departemen Pertanian Departemen Perdagangan dan Perindustrian, Koperasi dan lembaga-lembaga non departemen, misalnya BPPT, LIPI, AP3I, serta lembaga swasta lainnya. Selain itu terdapat kebijakan penunjang penelitian dan pengembangan yaitu disisihkannya 5 persen dari keuntungan BUMN setelah dipotong pajak, untuk biaya penelitian dan pengembangan, terutama untuk mengembangkan agroindustri berskala kecil. Sub sistem pemasaran, terdapat beberapa ketentuan antara lain: (a) pendaftaran eksportir dan importir, (b) barang-barang yang dilarang ekspornya, (c) barang-barang yang diatur tataniaganya, (d) barang- barang yang diawasi ekspornya, (e) barang-barang yang ditetapkan harga patokannya, (f) barang-barang yang dilarang impornya, (g) negara-negara yang dilarang sebagai tujuan ekspor, (h) ketentuan kontrak dan syarat- syarat penjualan, (g) standar produk, (j) surat keterangan mutu, (k) pengurusan dokumen, (1) bea dan cukai dan (m) pengapalan/angkutan. Ditetapkannya pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dalam pengembangan agribisnis. Dalam pola PIR terdapat perusahaan inti yang membangun usaha dan fasilitas petani plasma, mengolah dan memasarkan hasil produksi petani plasma. Petani plasma berkewajiban mengelola usahanya dengan sebaik-baiknya, menjual hasil kepada perusahaan inti, dan membayar hutang yang telah dibebankan kepadanya. 6. PERUSAHAAN INTI RAKYAT 5. SUB SISTEM PEMASARAN 4. PENELITIAN
  • 13. Kaitan-kaitan ini mengundang para pelaku agribisnis untuk melakukan kegiatannya dengan berpedoman pada 4 Tepat (yaitu: tepat waktu, tempat, kualitas, dan kuantitas), atau dengan istilah lain yaitu 3 Tas (yaitu: kualitas, kuantitas, dan kontinuitas). Kehadiran dan peranan lembaga-lembaga penunjang sangat dibutuhkan dalam hal ini, misalnya kelancaran transportasi, ketersediaan permodalan dan peraturan- peraturan pemerintah. Dengan pendekatan sistem tersebut di atas, orientasi pembangunan mencakup seluruh aspek di dalam sistem agribisnis yang dilaksanakan secara terpadu, dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup. KAITAN KAITAN AGRIBISNIS
  • 14. Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (cultivation, atau untuk ternak: raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah proses menghasilkan bahan makanan. Pertanian terbagi dalam dua jenis : 1. Pertanian Lahan Basah atau Sawah Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi,jagung dan kacang- kacang. 2. Pertanian Lahan Kering atau Ladang Merupakan pertanian yang tidak membutuhkan pengairan.Komoditas lading biasanya berupa palawija,umbi-umbian dan holtikultura. RUANG LINGKUP AGRIBISNIS A. PERTANIAN
  • 16. Dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang perkebunan, yang dimaksud dengan Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Perkebunan mempunyai fungsi ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional; fungsi ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung; dan sosial budaya, yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Perkebunan merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri yang laku di pasar, seperti : karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh , dan lain-lain. b. perkebunan
  • 17. Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Sedangkan Peternakan merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak. Usaha ternak dibedakan atas: • Peternakan unggas (ayam dan itik) • Peternakan kecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain) • Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda) c. peternakan
  • 18. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan. Perikanan terdiri dari: • Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan danau) dan perikanan air laut. • Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan rawa, perikanan empang dan perikanan tambak. d. perikanan
  • 19. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 41 tahun 1999 tentang kehutanan, definisi kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Prisipnya ialah segala kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau memanfaatkan hasil hutan, baik yang tumbuh atau hidup secara alami maupun yang telah dibudidayakan. e. kehutanan
  • 20. 1. Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar. 2. Peranan agribisnis dalam perolehan devisa.selama ini selain ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net- ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia. PERAN AGRIBISNIS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
  • 21. 3. Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity). Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia. Untuk mewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan ‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber daya tersebut, yaitu agribisnis. 4. Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki potensi melestarikan lingkungan hidup. PERAN AGRIBISNIS DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
  • 22. I. ENAU ( AREN) Enau atau aren (Arenga pinnata) adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Pohon enau mudah tumbuh. Di Indonesia, enau tumbuh liar. Biasanya banyak tumbuh di lereng-lereng atau tebing sungai. Contoh agribisnis di indonesia
  • 23. Pohon enau menghasilkan banyak hal. Yang menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna adalah sebagai penghasil gula. Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes. Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya; biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore. Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair. Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat dibubuhkan bahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar gula membeku dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu). Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula aren bubuk (kristal) yang disebut juga sebagai gula semut. A. Nira dan Gula
  • 24. Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan intinya, dan kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun. Cara lainnya, buah muda dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya dipukul gepeng dan kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari. Inti biji yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau kolang-kaling. B. KOLANG KALING
  • 25. Daun pohon enau juga biasa digunakan sebagai bahan atap rumah rakyat. Pucuk daunnya yang masih kuncup (janur) juga dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung. Lembar-lembar daunnya di Jawa Barat biasa digunakan sebagai pembungkus barang dagangan, misalnya gula aren atau buah durian. Lembar-lembar daun ini pun kerap dipintal menjadi tali, sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman sederhana dan sapu lidi. C. PRODUK LAIN
  • 26. Aren mempunyai potensi yang luar biasa besarnya dari segi ekonomi, pemerataan pendapatan, dan penanggulangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan. Dari segi ekonomi, aren melalui suatu proses sangat sederhana menghasilkan nira sebagai produk utama yang bisa diproses jadi gula merah sebagai pengganti gula putih dan etanol yang sangat penting untuk energi. Dari segi pemerataan pendapatan, aren diusahakan petani-petani kecil dan kebanyakan masih belum dibudidayakan dan tumbuh liar di hutan-hutan sekitar pemukiman. Karena itu produk-produk ekonomis tadi dimanfaatkan rakyat yang berpenghasilan rendah. Jadi aren ini dapat dijadikan program penanggulangan pengangguran dan kemiskinan di pedesaan. Dari segi kelestarian lingkungan, aren tumbuh subur bersama-sama pohon lain. Oleh karena itu, aren mampu menciptakan ekologi yang baik sehingga tercipta keseimbangan biologi. Di samping itu, karena dia tumbuh bersama-sama pohon lain dapat menjadi penahan air yang baik dan aren relatif sulit untuk terbakar. Berbeda dengan kelapa sawit dan kelapa yang membutuhkan kondisi monokultur. POTENSI agribisnis AREN
  • 27. I I. SAPI Sapi yang telah dikebiri dan biasanya digunakan untuk membajak sawah dinamakan Lembu. Sapi dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak alat transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain (seperti peremas tebu). Ternak sapi memiliki peran penting dan peluang pasar yang menggembirakan karena merupakan ternak unggulan penghasil daging nasional. Di beberapa daerah, pemeliharaan sapi dilakukan secara terpadu dengan tanaman yang dikenal dengan sistem integrasi ternak-tanaman.
  • 28.
  • 29. POTENSI agribisnis sapi Agribisnis sapi di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar, karena permintaan produk daging, susu maupun kulit terus meningkat, seirama dengan pertambahan penduduk dan perkembangan perekonomian nasional. Kebijakan pemerintah untuk mendorong agar usaha ini dapat berkembang pesat antara lain adalah: (i) dukungan untuk menghindari dari ancaman produk luar yang tidak ASUH, ilegal, dan barang-barang dumping, melalui kebijakan tarif maupun non-tarif; (ii) dukungan dalam hal kepastian berusaha, keamanan, terhindar dari pungutan liar dan pajak yang berlebihan; (iii) dukungan dalam hal pembangunan sarana pendukung, kelembagaan, permodalan, pemasaran, persaingan usaha yang adil, promosi, dan penyediaan informasi, serta (iv) dukungan agar usaha peternakan dapat berkembang secara integratif dari hulu-hilir, melalui pola kemitraan, inti-plasma, dan memposisikan yang besar maupun kecil dapat tumbuh dan berkembang secara adil. Kebijakan tersebut diharapkan dapat mendorong investasi yang mampu menciptakan lapangan kerja untuk kegiatan budidaya bagi 200.000 tenaga kerja, serta satu juta tenaga kerja dalam kegiatan hulu dan hilir. Dengan demikian pengembangan agribisnis sapi di Indonesia akan mampu menjawab tantangan yang dihadapi bangsa dalam hal ketahanan pangan, lapangan kerja, kesejahteraan masyarakat, devisa, serta perekonomian nasional.
  • 30. Maka dapat disimpulkan bahwa Agribisnis sebagai suatu sistem, bukan sebagai sektor karena jika tidak ada salah satu sub sistemnya maka agribisnis tidak akan berjalan. Susbsistem agribisnis itu sendiri ialah Hulu, Usahatani, Hilir dan Kelembagaan. Dan disimpulkan pula bahwa dalam perekonomian Indonesia, agribisnis berperan penting sehingga mempunyai nilai strategis. Sektor agribisnis merupakan penghasil makanan pokok penduduk. Peran ini tidak dapat disubstitusi secara sempurna oleh sektor ekonomi lainnya, kecuali apabila impor pangan menjadi pilihan. Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Sampai saat ini non-migas menyumbang sekitar 90 persen PDB, dan agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam PDB non-migas. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar. Kesimpulan
  • 32. Demikianlah Presentasi saya ,  Atas Kekurangan & kesalahan kata Mohon di Maafkan. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Terima Kasih ..