Laporan praktikum ini membahas pengenalan dasar dan identifikasi alat mesin pertanian. Terdapat penjelasan tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat praktikum. Juga dilakukan tinjauan pustaka mengenai alat pemanen padi tradisional dan modern beserta prinsip kerjanya. Dilakukan pengamatan terhadap mesin pemanen reaper dan combine harvester untuk mendapatkan spesifikasi dan bagian-bagiannya.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT DAN MESIN PERTANIAN (TPT 2028)
ACARA KE V
PENGENALAN DASAR DAN IDENTIFIKASI ALAT & MESIN
PERTANIAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : Lerisa Firdayanti
NIM : 15/379204/TP/11160
Golongan : SENIN A
CO. Asisten : 1. Adelia Lisa Oktarisa
2. Ajeng Septina Arlika
3. Desi Puspita Sari
4. Dimas Prabowo Harliando
LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran manusia
dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) pertanian pun tahap demi
tahap berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Tuntutan kebutuhan
manusia akan pakan mendesak pemikir untuk memecahkan masalah-masalah
bagaiman meningkatkan produksi, meningkatkan produksi kerja sesuai dengan
waktu yang tersedia.
Dalam meningkatkan produksi, salah satu aspek yang harus ditekan
serendah mungkin adalah masalah kehilangan produksi diwaktu panen.
Sedangkan dalam meningkatkan kemampuan kerja adalah bagaimana menekan
waktu yang dibutuhkan dalam menanam dalam satuan luas tertentu. Ini bertujuan
agar dalam waktu yang cepat dapat memungut hasil yang optimum dengan
kehilangan produksi serendah mungkin dan efisiensi kerja serendah mungkin.
Alat dan mesin panen terdiri dari banyak macam dan jenisnya yang
digolongkan menurut jenis tanaman dan tenaga penggerak, juga menurut cara
tradisional maupun semi-mekanis sampai yang modern. Menurut jenis tanaman,
alat dan mesin panen digolongkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian,
tebu, rumput-rumputan, kapas dan umbi-umbian. Sedangkan untuk hasil tanaman
yang berupa biji-bijian dibagi jenisnya untuk padi, jagung, kacang-kacangan.
Akan tetapi, karena disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk itu, pada praktikum kali ini akan dipelajari alat dan mesin pengolahan
tanah dan pemanenan padi beserta spesifikasinya dan fungsi dari masing-masing
bagian alat tersebut. Kita sebagai mahasiswa Teknik Pertanian sangat perlu
mempeljari tentang alat dan mesin pemanen padi karena di masyarakat sendiri
penggunaannya sudah sangat sering kita jumpai sehingga perlu dilakukan
peninjauan dari aspek mesin, tanaman dan teknik operasionalnya untuk
mendapatkan gabah secara optimal.
3. B. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk mempelajari watak
kerja mesin pemanen padi (Rice Harvester) ditinjau dari aspek mesin, aspek
tanaman serta teknik operasionalnya.
C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini adalah mahasiswa
atau praktikan mengetahui prinsip kerja dari mesin Rice Harvester dan mesin
Reaper serta mengetahui watak kerja mesin pemanen padi (Rice Harvester)
ditinjau dari aspek mesin, aspek tanaman serta teknik operasionalnya.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanian adalah salah satu kebudayaan manusia yang telah lama ada di
muka bumi. Cara pengerjaan dan alat yang digunakan tentu saja sudah banyak
berkembang. Berbicara mengenai alat-alat pertanian tentu akan sangat dekat
dengan alat pembajak dan pemanen padi. Alat pemanen padi akan terus menerus
berevolusi sesuai dengan perkembangan zaman (Haryono, 1983).
Padi merupakan tanaman yang penting dalam makanan dunia, karena padi
memasok setengah dari harian kalri dari populasi dan padi di dunia merupakan
makanan pokok setelah gandum si Pakistan dan dikenal sebagai ratu antara sereal
(Abbas, dkk., 2011). Menurut Kastanja (2011) menjelaskan bahwa padi
mengandung 8 g protein dan 73 g karbohidrat dalam setiap 100 g. Sebagai bahan
pangan utama, keseimbangan produksi sangat dibutuhkan agar kualitas dan
kuantitasnya tetap terjaga. Selain itu peningkatan teknologi, perbaikan varietas,
perbaikan teknik budidaya, dan pasca panen perlu dilakukan secara
berkesinambungan agar produksi padi terus berlanjut. Seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan beras juga meningkat. Hal ini
mengakibatkan tingkat konsumsi beras di Indonesia juga meningkat hingga
mencapai 137 kg/kapita/tahun, sehingga dalam tahun-tahun selanjutnya
akan meningkat (Puslitbang dalam Manalu, dkk., 2012).
Setiap tanaman pasti akan mengalami panen dan pasca panen. Penanganan
panen dan pasca panen memiliki peranan penting dalam peningkatan jumlah
produksi padi melalui penurunan hasil dan peningkatan kualitas dan kuantitas
hasil. Panen merupakan kegiatan akhir dari budidaya tanaman atau bercocok
tanam, namun panen juga merupakan kegiatan awal dari kegiatan pasca panen,
dimana dalam kegiatan ini kita melakukan persiapan pengelolaan, penyimpanan
dan pemasaran sehingga komoditas yang baru kita panen akan sampai ditangan
konsumen melalui jalur pemasaran. Saat panen yang tepat adalah ketika biji telah
masak atau 90-85% malai padi telah menguning. Benih padi yang telah dipanen
masih bercampur dengan kotoran dan benih-benih yang tidak baik (Ishaq, 2009).
5. Menurut BPS dalam Hasbi (2012) masalah utama yang dihadapi petani
dalam penanganan pasca panen adalah tingginya kehilangan hasil sekitar 21% dan
rendahnya mutu gabah dan beras yang dihasilkan. Besarnya kehilanga padi
dikarenakan sebagian besar petani menggunakan cara-cara tradisional, ataupun
sudah menggunakan peralatan mekanis tetapi prosesnya masih kurang baik dan
benar. Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah produksi pangan yaitu
mengurangi jumlah kehilangan hasil dalam penangana panen dan pasca panen
baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Purwono, dkk., 2009). Untuk
mendapatkan hasil padi yang berkualitas tinggi memerlukan waktu yang tepat,
cara panen yang benar dan penganan pasca panen yang baik karena kualitas dan
produktivitas padi yang baik adalah keinginan petani (Prasetiyo, 2012).
Alat-alat yang digunakan dalam pemanenan padi sendiri terdiri dari
berbagai macam, mulai dari alat tradisional hingga alat panen modern. Alat panen
tradisional contohnya adalah ani-ani dan sabit. Sedangkan alat panen modern
yaitu mesin pemanen padi (Rice Harvester). Keuntungan menggunakan mesin
panen antara lain lebih efisien dan biaya panen per hektar dapat lebih rendah
dibanding cara tradisional. Dalam memilih mesin yang tepat untuk pemanenan
padi, maka hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah harga, biaya perawatan,
umur, kinerja, dsb, dari setiap mesin, ukuran petakan lahan, tinggi malai padi,
kemudahan rontok, dan tingkat kekeringan dan daya dukung tanah pada saat
panen (Prasetiyo, 2012).
Ada beberapa jenis mesin panen padi, yaitu (Anonim,2013) :
• Reaper (windrower), yang hanya memotong dan merebahkan hasil
potongan dalam alur, atau collection type reaper yang memotong dan
mengumpulkannya.
• Binder, mesin yang berfungsi untuk memotong dan mengikat.
• Combine harvester, mesin yang berfungsi untuk memotong dan
merontokkan.
Cara pemanenan menggunakan alat modern yakni menggunakan mesin
reaper berupa mesin pemanen untuk memotong padi yang sangat cepat. Prinsip
6. kerja mesin reaper ini hampir mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan
sabit. Mesin ini saat maju akan menerjang dan memotong jerami padi dan
menjatuhkan atau merobohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper ada
juga mesin reaper yang memotong dan menjatuhkan tanaman padi yang telah
terikat seperti berbentuk sapu lidi.
Cara panen padi yang efisien sehingga kehilangan hasil panen padi lebih
sedikit, yakni menggunakan cara panen dengan alat konvensional yang telah
dimodifikasi atau alat yang modern. seperti penggunaan alat panen atau mesin
panen reaper , mesin perontok padi power thresher, mesin pengering gabah flat
bed dryer, serta mesin penggilingan gabah yang telah menggunakan husker
(pemecah kulit gabah) dan penyosoh beras (polisher). Semua penggunaan alat dan
mesin modern tersebut akan membuat kegiatan pemanenan dan pasca panen lebih
efisien baik dari segi waktu, biaya dan lainnya. Serta hal itu juga membuat
kehilangan hasil panen padi lebih sedikit dari pada menggunakan alat panen yang
konvensional (Iswari., 2012).
7. BAB III
METODOLOGI
a. Alat dan Bahan
1. Mesin pemanen adi (reaperdan combine rice harvester)
2. Meteran
3. Alat tulis
b. Cara Kerja
1. Mesin pemanen padi (reaper dan rice dan combine rice harvester)
diamati.
2. Spesifikasi kemudiann dicatat sekaligus mengukur dimensi (ukuran)
dari mesin pemanen tersebut.
3. Sketsa atau gambar mesin pemanen tersebut digambar.
4. Kemudian keterangan pada hasil penggambaran ditulis.
8. BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
a. Hasil Pengamatan
1. Spesifikasi Mesin Pemanen Reaper
a) Mesin
a) Nama : Pemanen padi (Reaper)
b) Merk : MAMETORA
c) Model / tipe : UK - 13
d) Nomor seri : W-UK 2004
e) Negara pembuat : -
f) Tahun pembuatan : -
g) Ukuran
Panjang (cm) : 249
Lebar (cm) : 105
Tinggi (cm) : 91
Berat (kg) : -
Lebar pemotongan (cm) : -
b) Macam tanaman yang dapat dipanen : Padi/gandum
c) Syarat kondisi tanaman yang dipanen
a. Tinggi tanaman : 70 cm
b. Sudut tegak : 60º - 90º
c. Cara Panen : tarikan
d) Kecepatan
a. Jumlah versneling : 4 maju 2 mundur
b. Kecepatan di atas jalan (m/dt) : -
c. Kecepatan kerja : -
e) Motor penggerak
a. Tipe : Motor bensin/otto
1) Karburator / diesel : karburator
9. 2) Langkah : 2 langkah
3) Jumlah silinder : 1
4) Tipe pendingin : udara luar
b. Merek/model : MAMETORA /UK-13
c. Daya / RPM : 3-5 HP / 1800-2000 rpm
d. Bahan bakar :
f) Roda
a. Jumlah : 2
b. Tipe : ban karet
c. Diameter :
d. Tebal :
e. Jarak renggang roda (cm) :
f. Pengaturan : -
g) Transmisi : Utama gerak Maju Memotong
a. Mekanisme kopling : -
b. Model : -
h) Sistem kontrol : -
10. 2. Bagian Bagian Mesin Pemanen Reaper
Keterangan :
1. Pulley untuk mengatur kecepatan pemotongan dan meneruskan putaran dari
mesin ke alat pemanen (meneruskan daya ke mesin)
2. Straw disposing lever (upper) untuk melempar/membuang/mendorong
batang padi yang sudah terpotong ke permukaan tanah dan terkumpul ke
samping mesin
3. Holder lever untuk memegang/menahan batang tanaman yang sudah
dipotong.
4. Base holder sebagai pengunci/penahan tanaman yang sudah dipotong dan
terkumpul pada holder lever.
5. Guide rod (tuas pemandu) memandu operator saat menjalankan mesin
6. Disposing arm sebagai lengan pendorong holder lever.
11. 7. Tension pulley sebagai penerus daya putar dari mesin ke alat pemanen.
8. Main belt sebagai penghubung antar pulley.
9. Gathering lever sebagai pengait/pengumpulkan batang padi yang akan
dipotong.
10. Circular saw sebagai pemotong batang padi.
Cara kerja alat :
Putaran pada mesin dihubungkan dengan belt dan pully sirkulasi satu
berputar dan memotong padi. Putaran juga menggerakkan gathering leaver
agar padi terkumpul dan batang padi dilemparkan.
2. Mesin Pemanen Padi Jenis Combine Harvester
a) Nama : Pemanen padi (Reaper)
b) Merk : MAMETORA
c) Model / tipe : UK - 13
d) Nomor seri : W-UK 2004
e) Negara pembuat : -
f) Tahun pembuatan : -
g) Ukuran
Panjang (cm) : 249
Lebar (cm) : 105
Tinggi (cm) : 91
Berat (kg) : -
h) Mesin
Merek : kubota
Model : RD 146 DI-2T
Tipe : diesel horizontal 4 langkah
Sistem pendinginan : air dengan radiator
Daya/RPM : 14 HP/2400 rpm
i) Pemotongan
Lebar pemotongan : 116 cm
12. Tinggi pemotongan : 55-780 cm
Pengaturan : hidrolis
j) Sistem kemudi
Crawler material : baja tahan aus
Clawler ground clearence : 300 cm
Sistem transmisi : kombinasi antara gear &
chain
Level kecepatan : 3 maju 1 mundur
Steering : clucth and brake
k) Kapasitas pemanenan :-
l) Konsumsi bahan bakar : 1,3-1,5 liter
m) Losses : 0,6-0,2 %
n) Cleanliness :
o) Grain damage :
Bagian dan fungsi :
Daftar Pustaka
Ciptohadijoyo, Sunarto. 2003. Bahan Ajar Mesin Produksi Pertanian (TPT 2020).
Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian. Yogyakarta: FTP UGM.
Koga, Y. 1988. Farm Machinery Vol. II. Tsukuba International Agricultural
Training Centre. JICA.
Purwadi, T. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Edisi keenam. Gadjah Mada
University Prees. Yogyakarta.
Rachman Hadi, 1980, Budidaya Alat dan Mesin Pertanian, Erlangga, Jakarta.
Setyono, Agus. 2000. ”Meningkatkan Pendapatan Petani melalui Perbaikan
Penanganan Pascapanen Padi”. Dalam Majalah Pangan No. 35/X : 12-
15. Jakarta Selatan.
Soepardi. 1979. Perlakuan Pengolahan Tanah. http://agricoach.com/Perlakuan
Pengolahan Tanah.htm. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2016 pukul 07.00
WIB
13. Keterangan :
1. Revolver reel : untuk menyisir tanaman
2. Cutting bar : untuk memotong batang padi pada
bagian bawah
3. Auger grum : untuk pengumpul batang yang telah
digunting
3. Feeding elevator : membawa padi ke bagian perontok
5. Left-side cutter : untuk menutupi rantai kiri
6. Cleaning elevator : membawa padi ke bagian pembersihan
7. Cleaning unit : untuk membersihkan padi yang telah rontok dari
potonganbatang, daun, malai dan benda asing lainnya
8. Knalpot : pembuangan sisa pembakaran
9. Trasher : untuk perontokan padi.
10. Corong udara : untuk keluaran udara
11. Drain outlet : untuk keluaran gabah isi
12. Drain sheet : untuk dudukan karung gabah
13. Operator machine: temapat duduk operator
14. Crawler : sistem peggerak mesin
15. Right-side cover : untuk cover unit penggerak
16. Blower : untuk memisahkan gabah dan sekamnya
Cara pengoperasian :
14. Putar salah satu tuas di right-side cover hingga mesin menyala. Nyalakan
tuas cleaning elevator menjadi on. Cara mematikan : gas dikecilkan
Cara kerja alat :
Padi disisir oleh alat penyisir yang berputar yang kemudian diarahkan
menuju pisau pemotong. Setelah padi terpotong kemudian ditempatkan menuju
cleaning harvester untuk dipisahkan antara bulir padi dengan batang. Kemudian
padi masuk pada penampung dan ditiup dengan blower untuk memisahkan antara
bulir padi (gabah), sisa tangkai, dan bulir padi kosong.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Reaper yaitu berupa mesin pemanen untuk memotong padi yang sangat
cepat. Prinsip kerja mesin reaper ini hampir mirip dengan cara kerja orang
panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan
menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau
merobohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula
yang mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu
lidi ukuran besar.
2. Combine Harvester adalah mesin yang panen tanaman biji-bijian. Dengan
menggunakan mesin ini dapat menggabungkan tiga operasi terpisah yang
terdiri dari pemanenan-menuai, perontokan, dan menampi-dalam suatu
proses tunggal sekaligus melakukan penampungan gabah bersih dalam
tangki gabah yang dapat menampung 1-5 ton gabah bersih.
B. Saran
15. Praktikum berjalan dengan baik. Asisten memberikan informasi sangat
jelas, namun ada alat yang tidak bisa dihidupkan untuk dilihat mekanisme
kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Teknik Mesin Budidaya Pertanian Mesin panen padi dan rumput
Mesin Panen. Diakses dari
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin%
20Budidaya%20Pertanian/Mesin%20panen%20padi%20dan
%20rumput/Mesin%20Panen%20Padi4april.htm#_4._Combine_harvester
pada tanggal 06 November 2016 pukul 20.33 WIB.
Haryono. 1983. Mekanisasi Pertanian.CV Genap Jaya Baru. Jakarta.
Ishaq, Iskandar. 2009. Petunjujuk Teknis Penangkaran Padi. Jawa Barat : Balai
Pengkajian teknologi Pertanian (BPTP).
Iswari, Kasma. 2012. Kesiapan Teknologi Panen dan Pascapanen Padi dalam
Menekan Kehilangan Hasil dan Meningkatkan Mutu Beras. Litbang
Pertanian, 31(2) : 58 – 67.
Manalu, dkk. 2012. Pengujian Paket Teknologi Budidaya Padi (Oriza sativa L.).
E-jurnal Agroteknologi Tropika 2 (1) : 92-97.
Prasetiyo. 2012. Budidaya Padi Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah). Yogyakarta :
Kanisius.
Purwono dkk. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta: Penebar
Swadaya.