SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Jejaring Diagnostik Laboratorium
Dalam Mendeteksi HPHK
Golongan I (Penyakit Eksotik)
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Karantina Hewan
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
IKHTISAR PRESENTASI
• Hama dan Penyakit Hewan Golongan I
• Mengapa laboratorium harus melakukan jejaring?
• Jejaring laboratorium internasional
• Jejaring laboratorium regional
• Jejaring laboratorium nasional
• Kesimpulan
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Hama dan Penyakit
Hewan Golongan I
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
HPHK Gol. I Ruminansia
No. HPHK Golongan I
OIE Listed
Diseases
PHMS
(eksotik)
1. Bovine Spongiform Encephalothy (BSE) Ya Ya
3. Contagius Bovine Pleuro-Pneumonia (CBPP) Ya Tidak
4. Foot and Mouth Disease (FMD) Ya Ya
5. Heartwater Ya Tidak
6. Lumpy Skin Disease (LSD) Ya Tidak
7. New World Screwworm Ya Tidak
8. Ovine Epididymitis (Brucellosis ovis) Ya Tidak
9. Peste des Petits Ruminants (PPR) Ya Tidak
10. Rift Valley Fever (RVF) Ya Ya
11. Rinderpest Tidak lagi Tidak
12. Trichomonosis Ya Tidak
13. Vesicular Stomatitis Tidak lagi Tidak
14. Bovine Genital Camphylobacter Ya Tidak
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
HPHK Gol. I Domba dan Kambing
No. HPHK Golongan I
OIE Listed
Diseases
PHMS
(eksotik)
1. Brucellosis (Brucella melitensis) Ya Tidak
2. Caprine Arthritis/Encephalitis Ya Tidak
3. Contagious Agalactia Ya Tidak
4. Contagious Caprine Pleuropneumonia Ya Tidak
5. Maedi-Visna Ya Tidak
6. Nairobi Sheep Disease Ya Tidak
7. Ovine Epididymitis (Brucellosis ovis) Ya Tidak
8. Ovine Pulmonary Adenomatosis Tidak Tidak
9. Scrapie Ya Tidak
10. Sheep and Goat Pox Ya Tidak
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
HPHK Gol. I Unggas
No. HPHK Golongan I
OIE Listed
Diseases
PHMS
(eksotik)
1. Avian Encephalomyelitis (AE) Tidak Tidak
3. Duck Virus Enteritis (DVE) Tidak Tidak
4. Duck Virus Hepatitis (DVH) Ya Tidak
5. Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI)* dan ** Ya Tidak
6. Turkey Rhinotracheitis Ya Tidak
* Infection with avian influenza viruses
** Infection with influenza A viruses of high pathogenicity in birds other than poultry
including wild birds
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
HPHK Gol. I Babi
No. HPHK Golongan I
OIE Listed
Diseases
PHMS
(eksotik)
1. African Swine Fever (ASF) Ya Tidak
2. Atrophic Rhinitis of Swine Tidak Tidak
3. Aujeszky’s Disease Tidak Tidak
4. Enterovirus encephalomyelitis/Teschen Disease Tidak Tidak
5. Nipah virus encephalities Ya Ya
6. Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome Ya Ya
7. Swine Influenza Tidak Ya
8. Swine Vesicular Disease Tidak Tidak
9. Transmissible Gastroenteritis of Swine (TGE) Ya Tidak
10. Yersinia Pseudotuberculosis Septicaemia Tidak Tidak
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Perubahan OIE Listed Diseases
• Rinderpest
– OIE mendeklarasikan bahwa dunia telah bebas rinderpest
melalui Resolution No. 18 pada 79th Session of the World
Assembly of Delegates, Paris, 22-27 Mei 2011.
• Vesicular stomatitis
– OIE menyatakan VS menjadi suatu masalah, terutama karena
kebingungan membedakannya dengan FMD.
– Sejak lama hanya terbatas dilaporkan di benua Amerika.
– Karena sifat penyakit yang ringan, terbatas secara alamiah
dan penyebaran internasional lewat perdagangan tidak
mungkin terjadi, VS dikeluarkan dari OIE Listed Diseases.
– OIE Terrestrial Animal Health Code 2015 tidak lagi mencakup
VS. Tidak ada lagi rekomendasi untuk importasi sapi, babi atau
kuda dari negara atau zona tertular VS.
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Jejaring
Laboratorium
(Laboratory
Networking)
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Mengapa laboratorium
harus melakukan
jejaring?
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Mengapa perlu jejaring?
• Penyakit menular menyebar tanpa mengenal batas-batas
negara – Transboundary Animal Diseases (TADs)
• Kolaborasi regional dan internasional dalam melakukan
respon cepat terhadap ancaman TAD memerlukan jejaring
laboratorium
• Penguatan surveilans penyakit global (global disease
surveillance) dan basis ilmiah suatu negara diperoleh dari
jejaring laboratorium nasional, regional dan internasional
• Pengujian laboratorium menyediakan data saintifik yang
menjadi dasar dari surveilans, diagnosis dan pengendalian
penyakit Sumber: Pennapa Matayompong (2016). OIE Sub-Regional Representation for
South-East Asia. Laboratory Networking.
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Manfaat dari Jejaring Laboratorium
• Berbagi ilmu pengetahuan dan keahlian
• Membangun kepercayaan dan hubungan kesejawatan
• Akses terhadap kesempatan pelatihan/training
• Koordinasi pelatihan/training
• Perbaikan pengadaan peralatan laboratorium dan material
(contoh: reagen diagnostik terstandar)
• Harmonisasi prosedur dan protokol, termasuk
pengorganisasian uji-uji profisiensi
Sumber: Pennapa Matayompong (2016). OIE Sub-Regional Representation for
South-East Asia. Laboratory Networking.
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Jejaring laboratorium
internasional
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Beberapa contoh Jejaring
Laboratorium Internasional
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
OIE Reference Laboratories
260 Laboratorium Referensi di 39 negara, 119 penyakit
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
OIE Collaborating Centres
51 Pusat Kerjasama di 26 negara, 46 topik
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
OIE Reference Laboratories di Asia-Pasifik
Negara RLs Target penyakit
Australia 6 Bluetongue, Bovine viral diarrhea, Hendra and Nipah virus
disease, HPAI & LPAI, Leptospirosis, ND
China 8 Equine infectious anaemia, FMD, HPAI & LPAI, Ovine
theileriosis, PPR, PRRS, Rabies, Swine streptococcosis
India 1 HPAI & LPAI
Iran 1 Sheep pox and goat pox
Jepang 8 Bovine babesiosis, BSE, CSF, Equine infectious anaemia,
Equine piroplasmosis, HPAI & LPAI, Surra, Swine influenza
Korea 6 Brucellosis (Brucella abortus), Chronic wasting disease,
FMD, Japanese encephalitis, ND, Rabies
Thailand 3 Brucellosis (Brucella abortus), Brucellosis (Brucella
melitensis), FMD
Sumber: OIE Workshop on Management and Control of Important TADs in the Asia Pacific Region
25-29 July 2016, Manila, Philippines.
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
OIE Collaborating Centres di Asia Pasifik
Topik Collaborating Centers
Keamanan dan analisis pakan asal hewan Food and Agricultural Materials Inspection Center (Jepang)
Analisis sains dan bioetik kesejahteraan
hewan
- Department of Agriculture, Fisheries and Forestry (Australia)
- Ministry of Agriculture and Forestry (Selandia Baru)
Diagnosis dan pengendalian penyakit hewan
dan penilaian produk veteriner di Asia
National Veterinary Assay Laboratory / National Institute of Animal
Health (Jepang)
Keamanan pangan - Research Center for Food Safety, Univ. of Tokyo (Jepang)
- Veterinary Public Health Center (Singapura)
- Division of Health and Environment Science, Univ. Rakuno Gakuen
(Jepang)
Parasit asal pangan di wilayah Asia-Pasifik Key Laboratory for Zoonoses, Jilin University (China)
Peningkatan kapasitas laboratorium Australian Animal Health Laboratory (Australia)
Penyakit baru dan baru muncul Australian Animal Health Laboratory (Australia)
Surveilans dan pengendalian penyakit
penyakit protozoa pada hewan
National Research Center of Animal Protozoan Diseases, Obihiro
Univ. of Agriculture and Veterinary Medicine (Jepang)
Epidemiologi veteriner dan kesehatan
masyrakat
- EpiCentre, Massey University (Selandia Baru)
- China Animal Health and Epidemiology Center (China)
Peningkatan kapasitas Siskeswan (Asia,
Timur Jauh dan Oceania)
-Veterinary Public Health Centre for Asia Pacific, Chiang Mai
University (Thailand)
-Department of Livestock Development of Thailand
Penyakit zoonosis di Asia-Pasifik Harbin Veterinary Research Institute (China)
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
OIE Laboratory Twinning
Map of developing countries in the
world
Posisi 2016
Proyek
selesai
Proyek
sedang
berlangsung
Proyek
disetujui
Dunia 32 32 11
Asia-Pasifik
(parent/candidate)
7
(2/7)
12
(4/12)
0
(0/0)
• Ruang Lingkup
✓ Lama proyek 1-3 tahun
✓ Untuk Penyakit daftar OIE atau
satu topik tertentu
✓ Semua mencakup topik-topik
umum yang esensial seperti
bioetik, biosafety, biosekuriti, dan
quality assurance
✓ Pendanaan untuk mendukung
keterkaitan, tetapi tidak untuk
membeli peralatan atau mengaji
pegawai (pendanaan “non OIE”
juga dimungkinkan)
• Monitoring dan evaluasi
✓ Laporan tahunan (parent)
• Langkah setelah ‘twinning’
✓ Terlibat dalam komunitas saintifik
internasional
✓ Aplikasi untuk mendapatkan
status OIE Reference Laboratory
Parent
Suatu OIE
Reference
Centre
Candidate
Suatu lab
nasional yang
perlu peningkatan
Aplikasi dikirimkan & dievaluasi oleh OIE
Persetujuan final dibuat oleh DG OIE
Peningkatan berkelanjutan kapasitas dan
keahlian melalui dukungan suatu
keterkaitan antara OIE RC (parent) dan
suatu laboratorium nasional (candidate)
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Proyek sudah berakhir (7/32):
➢ Avian influenza dan Newcastle
disease: Australia dengan Malaysia
➢ Avian influenza dan Newcastle
disease: Itali dengan Iran*
➢ Brucellosis: Perancis dengan
Thailand
➢ Classical swine fever dan rabies:
Inggris dengan China
➢ Epidemiologi: AS dengan China
➢ Equine piroplasmosis: Jepang
dengan India
➢ Salmonellosis: Itali dengan
Vietnam
Proyek sedang berlangsung (12/32)
– s/d Juni 2016:
➢ Kesejahteraan hewan: Australia
dengan Malaysia
➢ Emerging infectious diseases: Australia
dengan Thailand
➢ Equine influenza: Inggris dengan India
➢ Foot and mouth disease: Jepang
dengan Mongolia
➢ Geographic information system untuk
surveilans penyakit: Itali dengan China
➢ Glanders: Jerman dengan India
➢ Infectious bursal disease: Perancis
dengan China
➢ Rabies: Inggris-AS dengan India
OIE Laboratory Twinning di Asia Pasifik
* Pendanaan dari negara resipien/donor lain
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
World FMD Reference Laboratories
di Pirbright, Inggris
• Pelayanan diagnosa.
• Surveilans global.
• Karakterisasi strain.
• Vaccine matching.
• Perpustakaan isolat yang ekstensif.
• Peningkatan & pengembangan uji, validasi.
• Jeminan mutu (Quality assurance).
• Suplai reagen.
• Training.
• Advis & Laporan.
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Jejaring International – Spesifik penyakit
Jejaring Keahlian (Network of Expertise)
• Dibangun pada tahun 2005 oleh OIE dan
FAO untuk mendukung dan
mengkoordinasikan upaya global dalam
pencegahan, deteksi dan pengendalian
influenza yang penting pada hewan.
• Pertukaran data saintifik dan material
biologik.
• Pemberian advis teknis, training dan
keahlian veteriner kepada Negara-Negara
Anggota.
• Berkolaborasi dengan WHO.
• Menekankan kepada kebutuhan penelitian
tentang influenza.
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Jejaring laboratorium
regional
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Beberapa contoh Jejaring
Laboratorium Regional
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Justifikasi Jejaring Laboratorium
Regional
• Dalam wilayah: harmonisasi meningkat – bobot politik –
koordinasi kegiatan – berbagi informasi.
• Perbaikan transparansi dalam pelaporan penyakit.
• Respon lebih cepat terhadap wabah penyakit.
• Berbagi keahlian dan pengalaman.
• Koordinasi yang lebih baik dan mudah dalam hal kesempatan
training.
• Mencairkan isolasi tim-tim nasional di negara-negara berkembang.
• Standarisasi dan harmonisasi pendekatan-pendekatan regional
dalam hal diagnosis.
• Berbagi reagen diagnostik terstandar.
• Uji profesiensi regional.
Sumber: Gwenaelle Dauphin . FAO Global Initiatives on
Regional Veterinary Laboratory Networks
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
OIE/FAO Reference Laboratories
RSO FMD HPAI CSF PPR Rabies
ASEAN Thailand
(NIAH, Pakchong)*
Malaysia
(VRI, Ipoh)
Vietnam
(RAHO 6, Ho Chi
Minh City)
---- Vietnam
(designated lab
TBD)
SAARC India
(Project Directorate
on FMD,
Mukteshwar)
Pakistan
(NRL for Poultry
Disease,
Islamabad)
--- Bangladesh
(Bangladesh
Livestock
Research Institute,
Dhaka)
SPC --- --- --- --- ---
East Asia --- --- --- --- ---
OIE RL P.R. China
(Lanzhou)*
R.O. Korea
(Gimcheon)*
Japan
(Hokkaido Univ.)*
P.R. China
(Harbin)*
Australia
(Geelong)*
India (Bhopal)*
Japan
(NIAH)*
P.R. China
(Qingdao)*
P.R. China
(Changchun)*
Korea
(Gyeonggi)*
* OIE Reference Laboratories
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
SEACFMD Laboratory Network (LabNet)
Thailand
RRL
Kamboja
Vietnam Indonesia
Filippina Laos
Malaysia Myanmar
FMD Laboratory
Pirrbright,
Inggris
FMD Laboratory
Lanzhou, China
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Peran SEACFMD Labnet
• Diagnosis cepat virus-virus FMD:
– untuk deteksi dini dan konfirmasi serotipe-serotipe
virus FMD
– Untuk penggunaan strain vaksin yang sesuai
• Fasilitasi pengiriman isolat lapangan ke Reference
Laboratorium
• Memperkuat surveilans:
– Epidemiologi molekuler
– Pemetaan evolusi serotipe-serotipe virus FMD
• Monitoring efikasi vaksin
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Peran SEACFMD Labnet (lanjutan)
• Peningkatan kapasitas diagnosis FMD:
– Pertukaran kunjungan tenaga ahli
– Program-program pelatihan regular
• Harmonisasi protokol diagnostik
• Sistem jaminan mutu (Quality assurance system)
• Fasilitasi kegiatan-kegiatan penelitian:
– Prioritas area penelitian (contoh: peran hewan carrier)
– Studi-studi penelitian bersama (Joint research studies)
– Mengembangkan usulan-usulan proyek untuk
kemungkinan pendanaan
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Fungsi OIE Regional Reference
Laboratory di Pakchong, Thailand
• Melayani negara-negara ASEAN dalam diagnosis FMD pada
spesimen hewan yang dikirimkan berasal dari wabah
lapangan di wilayah negaranya.
• Studi epidemiologi, karakterisasi virus dan subtyping FND
dengan ELISA dan teknik-teknik molekuler.
• Diferensiasi strain untuk seleksi strain bibit vaksin (vaccine
strain).
• Produksi reagen diagnostik untuk diagnosisi FMD..
• Penelitian dan pengembangan teknik-teknik diagnostik dan
kolaborasi dengan organisasi-organisasi internasional,
sepertiOIE, WRL, FAO, JICA, IAEA and AAHL.
• Pusat training dan transfer teknologi diagnosis FMD.
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Jejaring laboratorium
nasional
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Beberapa contoh jejaring
laboratorium nasional
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Definisi Jejaring laboratorium
1. Suatu jejaring laboratorium kesehatan hewan nasional terdiri
dari laboratorium-laboratorium di setiap tingkatan dari
SISKESWANNAS (puskeswan, kabupaten, provinsi, regional,
nasional, lab-lab perguruan tinggi, laboratorium swasta) yang
berkomitmen untuk melakukan diagnosis yang tepat terhadap
penyakit-penyakit hewan prioritas untuk pengambilan keputusan
bagi perlindungan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat.
2. Laboratorium-laboratorium dalam suatu jejaring laboratorium
yang berfungsi membangun saluran komunikasi untuk
komunikasi rutin, pertukaran informasi, dan interaksi dengan
cara-cara tertentu, dan dengan bagian epidemiologi.
3. Jejaring laboratorium nasional dapat juga berkomunikasi dan
berinteraksi sesuai kebutuhan dengan jejaring sub-regional,
regional dan internasional.
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Jejaring
Laboratorium
Nasional
OIE/FAO
Reference Labs
Laboratorium Veteriner
Regional
Laboratorium Veteriner
Provinsi
Laboratorium Veteriner
Kabupaten/Kota
Laboratorium Veteriner
UPT Poskeswan
TUJUAN:
Menyediakan advis
strategis dan berbagi
keahlian untuk
memperkuat kinerja
laboratorium
Jejaring
laboratorium
Pemerintah,
swasta dan
perguruan tinggi
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Koordinasi Jejaring Laboratorium
RL = Reference Lab
SL = Sub-national Labs
• Tidak ada model universal
dari jejaring laboratorium.
• Adaptasi dapat dilakukan
terhadap situasi lokal dan
kebutuhan.
• Dapat diperbaharui dari
waktu ke waktu.
Sumber: Labib Bakkali Kassimi (2013). What we have learn on principles lab networks?
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Mekanisme memperkuat jejaring
laboratorium
• Meningkatkan jaminan mutu (quality assurance) melalui
akreditasi dan program uji profisiensi, penerapan prosedur-
prosedur standar laboratorium yang tervalidasi.
• Menyediakan pelatihan (training) untuk personil laboratorium.
• Menyediakan suplai dan peralatan.
• Menghubungkan data laboratorium dan kegiatan-kegiatan
surveilans.
• Mempromosikan kemampuan nasional dan kesinambungan
pelayanan laboratorium.
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Langkah-langkah untuk membangun
Jejaring Laboratorium
1. Identifikasi suatu tim yang akan mengarahkan pembangunan
jejaring laboratorium.
2. Tetapkan tujuan, sasaran jangka pendek, visi jangka panjang,
dan manfaat potensial dari jejaring.
3. Kembangkan suatu proposal yang komprehensif untuk
administrasi laboratorium veteriner.
4. Rencanakan training.
5. Identifikasi kebutuhan dan sumberdaya potensial untuk
pembangunan jejaring laboratorium.
6. Buat kontak dengan mitra laboratorium yang potensial.
7. Seleksi dan lakukan kegiatan-kegiatan pengembangan jejaring
laboratorium.
Sumber: Carol J. Kirk and Peter A. Shult (2010). Developing Laboratory Networks:
A Practical Guide and Application
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Peran Laboratorium Veteriner untuk
HPHK Gol. I (FMD)
• Mampu melakukan high-throughput analysis (ELISA)
• Berpartisipasi dalam evaluasi dan validasi metoda.
• Melakukan surveilans serologik (NSP ELISA)
• .Menyediakan dukungan untuk investigasi serologik selama
terjadi wabah (ELISA).
• Menyediakan dukungan untuk surveilans serologik setelah
wabah berakhir (ELISA).
Evaluasi
dan validasi
-Survei
Surveilans serologik Surveilans
serologik
Sumber: Labib Bakkali Kassimi (2013). What we have learn on principles lab networks?
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Peran Laboratorium Referensi Nasional
untuk HPHK Gol. I (FMD)
• Melakukan isolasi virus, Ag-ELISA, RT-PCR, uji serologik.
• Menyediakan keahlian dan dukungan teknis.
• Mengorganisasikan training-training.
• Mengorganisasikan uji profisiensi untuk Sub-national Labs
(SNL).
• Jika diperlukan, konfirmasikan hasil uji oleh suatu
laboratorium dalam jejaring.
• Mengumpulkan data dan laporan.
Sumber: Labib Bakkali Kassimi (2013). What we have learn on principles lab networks?
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Peran Sub-National Lab untuk HPHK
Gol. I (FMD)
• Lakukan deteksi virus PMK dan typing (RT-PCR, Ag-
ELISA).
• Kirimkan sampel positif ke Laboratorium Referensi
Nasional (NRL) untuk uji lanjutan.
• Lakukan survei-survei serologik (ELISA).
• Kirimkan data ke NRL.
• Berpartisipasi dalam uji profisiensi yang diorganisasikan
oleh NRL
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Isu-isu utama dalam membangun dan
mempertahankan jejaring laboratorium
• Kemauan dan komitmen Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Badan Karantina Pertanian dan laboratorium-
laboratorium anggota jejaring.
• Pendirian secara formal jejaring dan nota kesepahaman baik
National Reference Lab (NRL) & Sub-national Laboratorium (SNL).
• Pengembangan secara formal pengaturan operasional dan peran,
adaptatif terhadap situasi lokal dan kapasitas laboratorium.
• Legitimasi dari NRL dan penerimaan oleh lab lainnya.
• Komitmen finansial (pertemuan, training, staf, kit..…)
• Pergantian staf (komitmen, hubungan personal, ketrampilan….)
• Fleksibilitas yang cukup dan training sesuai yang dibutuhkan.
• Kesinambunagn kontak antar laboratorium (contoh pertemuan
tahunan).
Sumber: Labib Bakkali Kassimi (2013). What we have learn on principles lab networks?
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017
Kesimpulan
• Terbangunnya suatu jejaring laboratorium memperbaiki
kapabilitas diagnostik.
• Jejaring laboratorium harus dibangun secara formal dan
diadaptasikan ke situasi lokal dan kebutuhan.
• Suksesnya suatu jejaring laboratorium dan
mempertahankannya bergantung kepada kemauan dan
komitmen dari setiap laboratorium yang bermitra.
• Upaya berkelanjutan diperlukan untuk mempertahankan
jejaring dan menangani isu-isu yang dapat menganggu
pertumbuhan dan perkembangannya (seperti: pendanaan,
pergantian staf, kebutuhan training, perubahan situasi
penyakit dlsbnya).
National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017

More Related Content

Similar to Jejaring Diagnostik Laboratorium dalam Mendeteksi HPHK Gol I - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 21 April 2017

Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Tata Naipospos
 
Tinjauan Prosedur Pembebasan Avian Influenza - BVet Bukittinggi, Batam, 19 Ma...
Tinjauan Prosedur Pembebasan Avian Influenza - BVet Bukittinggi, Batam, 19 Ma...Tinjauan Prosedur Pembebasan Avian Influenza - BVet Bukittinggi, Batam, 19 Ma...
Tinjauan Prosedur Pembebasan Avian Influenza - BVet Bukittinggi, Batam, 19 Ma...
Tata Naipospos
 
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Tata Naipospos
 
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
Dokter Tekno
 
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Tata Naipospos
 
Evidence Based Dentistry
Evidence Based DentistryEvidence Based Dentistry
Evidence Based Dentistry
hmpkgums
 
Panduan penatalaksanaan antibiotik di RS
Panduan penatalaksanaan antibiotik di RSPanduan penatalaksanaan antibiotik di RS
Panduan penatalaksanaan antibiotik di RS
Farmasiipd
 
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Tata Naipospos
 
Kerangka Kerja 'Four Way Linking' - Kemenkes-WHO Indonesia, Jakarta, 18 Desem...
Kerangka Kerja 'Four Way Linking' - Kemenkes-WHO Indonesia, Jakarta, 18 Desem...Kerangka Kerja 'Four Way Linking' - Kemenkes-WHO Indonesia, Jakarta, 18 Desem...
Kerangka Kerja 'Four Way Linking' - Kemenkes-WHO Indonesia, Jakarta, 18 Desem...
Tata Naipospos
 

Similar to Jejaring Diagnostik Laboratorium dalam Mendeteksi HPHK Gol I - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 21 April 2017 (20)

Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
Mempertahankan Status Bebas PMK Indonesia Sesuai Ketentuan OIE - Pusvetma, Su...
 
5-PROGNAS Rev.pptx
5-PROGNAS Rev.pptx5-PROGNAS Rev.pptx
5-PROGNAS Rev.pptx
 
ppra - 1.ppt
ppra - 1.pptppra - 1.ppt
ppra - 1.ppt
 
A.a.a.a final dinkes-sleman-pd3-i_safe-inj_31.07.2019
A.a.a.a final dinkes-sleman-pd3-i_safe-inj_31.07.2019A.a.a.a final dinkes-sleman-pd3-i_safe-inj_31.07.2019
A.a.a.a final dinkes-sleman-pd3-i_safe-inj_31.07.2019
 
Surveilans nusantara sehat 141019
Surveilans nusantara sehat  141019Surveilans nusantara sehat  141019
Surveilans nusantara sehat 141019
 
Tinjauan Prosedur Pembebasan Avian Influenza - BVet Bukittinggi, Batam, 19 Ma...
Tinjauan Prosedur Pembebasan Avian Influenza - BVet Bukittinggi, Batam, 19 Ma...Tinjauan Prosedur Pembebasan Avian Influenza - BVet Bukittinggi, Batam, 19 Ma...
Tinjauan Prosedur Pembebasan Avian Influenza - BVet Bukittinggi, Batam, 19 Ma...
 
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA ASFIKSIA
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA ASFIKSIAPEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA ASFIKSIA
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA ASFIKSIA
 
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB - Bogor, 6 September ...
 
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
Gambaran umum Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi...
 
Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi di Puskesmas
Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi di PuskesmasOrientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi di Puskesmas
Orientasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi di Puskesmas
 
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
Siskeswannas di Era Globalisasi dan Teknologi Informasi - Ditkeswan, Cibubur,...
 
SNI dan UKM
SNI dan UKMSNI dan UKM
SNI dan UKM
 
Evidence Based Dentistry
Evidence Based DentistryEvidence Based Dentistry
Evidence Based Dentistry
 
Panduan penatalaksanaan antibiotik di RS
Panduan penatalaksanaan antibiotik di RSPanduan penatalaksanaan antibiotik di RS
Panduan penatalaksanaan antibiotik di RS
 
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
 
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamPanduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
 
Salinan Penilaian Risiko Bersama_UGM_review (3).pdf
Salinan Penilaian Risiko Bersama_UGM_review (3).pdfSalinan Penilaian Risiko Bersama_UGM_review (3).pdf
Salinan Penilaian Risiko Bersama_UGM_review (3).pdf
 
Situasi Penyakit Global_28 Maret 2023.pdf
Situasi Penyakit Global_28 Maret 2023.pdfSituasi Penyakit Global_28 Maret 2023.pdf
Situasi Penyakit Global_28 Maret 2023.pdf
 
Kerangka Kerja 'Four Way Linking' - Kemenkes-WHO Indonesia, Jakarta, 18 Desem...
Kerangka Kerja 'Four Way Linking' - Kemenkes-WHO Indonesia, Jakarta, 18 Desem...Kerangka Kerja 'Four Way Linking' - Kemenkes-WHO Indonesia, Jakarta, 18 Desem...
Kerangka Kerja 'Four Way Linking' - Kemenkes-WHO Indonesia, Jakarta, 18 Desem...
 
Lintas Klaster Labkesmas.pdfLintas Klaster Labkesmas.
Lintas Klaster Labkesmas.pdfLintas Klaster Labkesmas.Lintas Klaster Labkesmas.pdfLintas Klaster Labkesmas.
Lintas Klaster Labkesmas.pdfLintas Klaster Labkesmas.
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Tata Naipospos
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF, LSD, PMK, dan AI pada Burung Liar -...
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 

Jejaring Diagnostik Laboratorium dalam Mendeteksi HPHK Gol I - Pusat KH dan Kehani, BARANTAN, Bogor, 21 April 2017

  • 1. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Jejaring Diagnostik Laboratorium Dalam Mendeteksi HPHK Golongan I (Penyakit Eksotik) Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Komisi Ahli Karantina Hewan
  • 2. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 IKHTISAR PRESENTASI • Hama dan Penyakit Hewan Golongan I • Mengapa laboratorium harus melakukan jejaring? • Jejaring laboratorium internasional • Jejaring laboratorium regional • Jejaring laboratorium nasional • Kesimpulan
  • 3. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Hama dan Penyakit Hewan Golongan I
  • 4. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 HPHK Gol. I Ruminansia No. HPHK Golongan I OIE Listed Diseases PHMS (eksotik) 1. Bovine Spongiform Encephalothy (BSE) Ya Ya 3. Contagius Bovine Pleuro-Pneumonia (CBPP) Ya Tidak 4. Foot and Mouth Disease (FMD) Ya Ya 5. Heartwater Ya Tidak 6. Lumpy Skin Disease (LSD) Ya Tidak 7. New World Screwworm Ya Tidak 8. Ovine Epididymitis (Brucellosis ovis) Ya Tidak 9. Peste des Petits Ruminants (PPR) Ya Tidak 10. Rift Valley Fever (RVF) Ya Ya 11. Rinderpest Tidak lagi Tidak 12. Trichomonosis Ya Tidak 13. Vesicular Stomatitis Tidak lagi Tidak 14. Bovine Genital Camphylobacter Ya Tidak
  • 5. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 HPHK Gol. I Domba dan Kambing No. HPHK Golongan I OIE Listed Diseases PHMS (eksotik) 1. Brucellosis (Brucella melitensis) Ya Tidak 2. Caprine Arthritis/Encephalitis Ya Tidak 3. Contagious Agalactia Ya Tidak 4. Contagious Caprine Pleuropneumonia Ya Tidak 5. Maedi-Visna Ya Tidak 6. Nairobi Sheep Disease Ya Tidak 7. Ovine Epididymitis (Brucellosis ovis) Ya Tidak 8. Ovine Pulmonary Adenomatosis Tidak Tidak 9. Scrapie Ya Tidak 10. Sheep and Goat Pox Ya Tidak
  • 6. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 HPHK Gol. I Unggas No. HPHK Golongan I OIE Listed Diseases PHMS (eksotik) 1. Avian Encephalomyelitis (AE) Tidak Tidak 3. Duck Virus Enteritis (DVE) Tidak Tidak 4. Duck Virus Hepatitis (DVH) Ya Tidak 5. Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI)* dan ** Ya Tidak 6. Turkey Rhinotracheitis Ya Tidak * Infection with avian influenza viruses ** Infection with influenza A viruses of high pathogenicity in birds other than poultry including wild birds
  • 7. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 HPHK Gol. I Babi No. HPHK Golongan I OIE Listed Diseases PHMS (eksotik) 1. African Swine Fever (ASF) Ya Tidak 2. Atrophic Rhinitis of Swine Tidak Tidak 3. Aujeszky’s Disease Tidak Tidak 4. Enterovirus encephalomyelitis/Teschen Disease Tidak Tidak 5. Nipah virus encephalities Ya Ya 6. Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome Ya Ya 7. Swine Influenza Tidak Ya 8. Swine Vesicular Disease Tidak Tidak 9. Transmissible Gastroenteritis of Swine (TGE) Ya Tidak 10. Yersinia Pseudotuberculosis Septicaemia Tidak Tidak
  • 8. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Perubahan OIE Listed Diseases • Rinderpest – OIE mendeklarasikan bahwa dunia telah bebas rinderpest melalui Resolution No. 18 pada 79th Session of the World Assembly of Delegates, Paris, 22-27 Mei 2011. • Vesicular stomatitis – OIE menyatakan VS menjadi suatu masalah, terutama karena kebingungan membedakannya dengan FMD. – Sejak lama hanya terbatas dilaporkan di benua Amerika. – Karena sifat penyakit yang ringan, terbatas secara alamiah dan penyebaran internasional lewat perdagangan tidak mungkin terjadi, VS dikeluarkan dari OIE Listed Diseases. – OIE Terrestrial Animal Health Code 2015 tidak lagi mencakup VS. Tidak ada lagi rekomendasi untuk importasi sapi, babi atau kuda dari negara atau zona tertular VS.
  • 9. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Jejaring Laboratorium (Laboratory Networking)
  • 10. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Mengapa laboratorium harus melakukan jejaring?
  • 11. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Mengapa perlu jejaring? • Penyakit menular menyebar tanpa mengenal batas-batas negara – Transboundary Animal Diseases (TADs) • Kolaborasi regional dan internasional dalam melakukan respon cepat terhadap ancaman TAD memerlukan jejaring laboratorium • Penguatan surveilans penyakit global (global disease surveillance) dan basis ilmiah suatu negara diperoleh dari jejaring laboratorium nasional, regional dan internasional • Pengujian laboratorium menyediakan data saintifik yang menjadi dasar dari surveilans, diagnosis dan pengendalian penyakit Sumber: Pennapa Matayompong (2016). OIE Sub-Regional Representation for South-East Asia. Laboratory Networking.
  • 12. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Manfaat dari Jejaring Laboratorium • Berbagi ilmu pengetahuan dan keahlian • Membangun kepercayaan dan hubungan kesejawatan • Akses terhadap kesempatan pelatihan/training • Koordinasi pelatihan/training • Perbaikan pengadaan peralatan laboratorium dan material (contoh: reagen diagnostik terstandar) • Harmonisasi prosedur dan protokol, termasuk pengorganisasian uji-uji profisiensi Sumber: Pennapa Matayompong (2016). OIE Sub-Regional Representation for South-East Asia. Laboratory Networking.
  • 13. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Jejaring laboratorium internasional
  • 14. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Beberapa contoh Jejaring Laboratorium Internasional
  • 15. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 OIE Reference Laboratories 260 Laboratorium Referensi di 39 negara, 119 penyakit
  • 16. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 OIE Collaborating Centres 51 Pusat Kerjasama di 26 negara, 46 topik
  • 17. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 OIE Reference Laboratories di Asia-Pasifik Negara RLs Target penyakit Australia 6 Bluetongue, Bovine viral diarrhea, Hendra and Nipah virus disease, HPAI & LPAI, Leptospirosis, ND China 8 Equine infectious anaemia, FMD, HPAI & LPAI, Ovine theileriosis, PPR, PRRS, Rabies, Swine streptococcosis India 1 HPAI & LPAI Iran 1 Sheep pox and goat pox Jepang 8 Bovine babesiosis, BSE, CSF, Equine infectious anaemia, Equine piroplasmosis, HPAI & LPAI, Surra, Swine influenza Korea 6 Brucellosis (Brucella abortus), Chronic wasting disease, FMD, Japanese encephalitis, ND, Rabies Thailand 3 Brucellosis (Brucella abortus), Brucellosis (Brucella melitensis), FMD Sumber: OIE Workshop on Management and Control of Important TADs in the Asia Pacific Region 25-29 July 2016, Manila, Philippines.
  • 18. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 OIE Collaborating Centres di Asia Pasifik Topik Collaborating Centers Keamanan dan analisis pakan asal hewan Food and Agricultural Materials Inspection Center (Jepang) Analisis sains dan bioetik kesejahteraan hewan - Department of Agriculture, Fisheries and Forestry (Australia) - Ministry of Agriculture and Forestry (Selandia Baru) Diagnosis dan pengendalian penyakit hewan dan penilaian produk veteriner di Asia National Veterinary Assay Laboratory / National Institute of Animal Health (Jepang) Keamanan pangan - Research Center for Food Safety, Univ. of Tokyo (Jepang) - Veterinary Public Health Center (Singapura) - Division of Health and Environment Science, Univ. Rakuno Gakuen (Jepang) Parasit asal pangan di wilayah Asia-Pasifik Key Laboratory for Zoonoses, Jilin University (China) Peningkatan kapasitas laboratorium Australian Animal Health Laboratory (Australia) Penyakit baru dan baru muncul Australian Animal Health Laboratory (Australia) Surveilans dan pengendalian penyakit penyakit protozoa pada hewan National Research Center of Animal Protozoan Diseases, Obihiro Univ. of Agriculture and Veterinary Medicine (Jepang) Epidemiologi veteriner dan kesehatan masyrakat - EpiCentre, Massey University (Selandia Baru) - China Animal Health and Epidemiology Center (China) Peningkatan kapasitas Siskeswan (Asia, Timur Jauh dan Oceania) -Veterinary Public Health Centre for Asia Pacific, Chiang Mai University (Thailand) -Department of Livestock Development of Thailand Penyakit zoonosis di Asia-Pasifik Harbin Veterinary Research Institute (China)
  • 19. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 OIE Laboratory Twinning Map of developing countries in the world Posisi 2016 Proyek selesai Proyek sedang berlangsung Proyek disetujui Dunia 32 32 11 Asia-Pasifik (parent/candidate) 7 (2/7) 12 (4/12) 0 (0/0) • Ruang Lingkup ✓ Lama proyek 1-3 tahun ✓ Untuk Penyakit daftar OIE atau satu topik tertentu ✓ Semua mencakup topik-topik umum yang esensial seperti bioetik, biosafety, biosekuriti, dan quality assurance ✓ Pendanaan untuk mendukung keterkaitan, tetapi tidak untuk membeli peralatan atau mengaji pegawai (pendanaan “non OIE” juga dimungkinkan) • Monitoring dan evaluasi ✓ Laporan tahunan (parent) • Langkah setelah ‘twinning’ ✓ Terlibat dalam komunitas saintifik internasional ✓ Aplikasi untuk mendapatkan status OIE Reference Laboratory Parent Suatu OIE Reference Centre Candidate Suatu lab nasional yang perlu peningkatan Aplikasi dikirimkan & dievaluasi oleh OIE Persetujuan final dibuat oleh DG OIE Peningkatan berkelanjutan kapasitas dan keahlian melalui dukungan suatu keterkaitan antara OIE RC (parent) dan suatu laboratorium nasional (candidate)
  • 20. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Proyek sudah berakhir (7/32): ➢ Avian influenza dan Newcastle disease: Australia dengan Malaysia ➢ Avian influenza dan Newcastle disease: Itali dengan Iran* ➢ Brucellosis: Perancis dengan Thailand ➢ Classical swine fever dan rabies: Inggris dengan China ➢ Epidemiologi: AS dengan China ➢ Equine piroplasmosis: Jepang dengan India ➢ Salmonellosis: Itali dengan Vietnam Proyek sedang berlangsung (12/32) – s/d Juni 2016: ➢ Kesejahteraan hewan: Australia dengan Malaysia ➢ Emerging infectious diseases: Australia dengan Thailand ➢ Equine influenza: Inggris dengan India ➢ Foot and mouth disease: Jepang dengan Mongolia ➢ Geographic information system untuk surveilans penyakit: Itali dengan China ➢ Glanders: Jerman dengan India ➢ Infectious bursal disease: Perancis dengan China ➢ Rabies: Inggris-AS dengan India OIE Laboratory Twinning di Asia Pasifik * Pendanaan dari negara resipien/donor lain
  • 21. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 World FMD Reference Laboratories di Pirbright, Inggris • Pelayanan diagnosa. • Surveilans global. • Karakterisasi strain. • Vaccine matching. • Perpustakaan isolat yang ekstensif. • Peningkatan & pengembangan uji, validasi. • Jeminan mutu (Quality assurance). • Suplai reagen. • Training. • Advis & Laporan.
  • 22. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Jejaring International – Spesifik penyakit Jejaring Keahlian (Network of Expertise) • Dibangun pada tahun 2005 oleh OIE dan FAO untuk mendukung dan mengkoordinasikan upaya global dalam pencegahan, deteksi dan pengendalian influenza yang penting pada hewan. • Pertukaran data saintifik dan material biologik. • Pemberian advis teknis, training dan keahlian veteriner kepada Negara-Negara Anggota. • Berkolaborasi dengan WHO. • Menekankan kepada kebutuhan penelitian tentang influenza.
  • 23. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Jejaring laboratorium regional
  • 24. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Beberapa contoh Jejaring Laboratorium Regional
  • 25. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Justifikasi Jejaring Laboratorium Regional • Dalam wilayah: harmonisasi meningkat – bobot politik – koordinasi kegiatan – berbagi informasi. • Perbaikan transparansi dalam pelaporan penyakit. • Respon lebih cepat terhadap wabah penyakit. • Berbagi keahlian dan pengalaman. • Koordinasi yang lebih baik dan mudah dalam hal kesempatan training. • Mencairkan isolasi tim-tim nasional di negara-negara berkembang. • Standarisasi dan harmonisasi pendekatan-pendekatan regional dalam hal diagnosis. • Berbagi reagen diagnostik terstandar. • Uji profesiensi regional. Sumber: Gwenaelle Dauphin . FAO Global Initiatives on Regional Veterinary Laboratory Networks
  • 26. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 OIE/FAO Reference Laboratories RSO FMD HPAI CSF PPR Rabies ASEAN Thailand (NIAH, Pakchong)* Malaysia (VRI, Ipoh) Vietnam (RAHO 6, Ho Chi Minh City) ---- Vietnam (designated lab TBD) SAARC India (Project Directorate on FMD, Mukteshwar) Pakistan (NRL for Poultry Disease, Islamabad) --- Bangladesh (Bangladesh Livestock Research Institute, Dhaka) SPC --- --- --- --- --- East Asia --- --- --- --- --- OIE RL P.R. China (Lanzhou)* R.O. Korea (Gimcheon)* Japan (Hokkaido Univ.)* P.R. China (Harbin)* Australia (Geelong)* India (Bhopal)* Japan (NIAH)* P.R. China (Qingdao)* P.R. China (Changchun)* Korea (Gyeonggi)* * OIE Reference Laboratories
  • 27. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 SEACFMD Laboratory Network (LabNet) Thailand RRL Kamboja Vietnam Indonesia Filippina Laos Malaysia Myanmar FMD Laboratory Pirrbright, Inggris FMD Laboratory Lanzhou, China
  • 28. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Peran SEACFMD Labnet • Diagnosis cepat virus-virus FMD: – untuk deteksi dini dan konfirmasi serotipe-serotipe virus FMD – Untuk penggunaan strain vaksin yang sesuai • Fasilitasi pengiriman isolat lapangan ke Reference Laboratorium • Memperkuat surveilans: – Epidemiologi molekuler – Pemetaan evolusi serotipe-serotipe virus FMD • Monitoring efikasi vaksin
  • 29. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Peran SEACFMD Labnet (lanjutan) • Peningkatan kapasitas diagnosis FMD: – Pertukaran kunjungan tenaga ahli – Program-program pelatihan regular • Harmonisasi protokol diagnostik • Sistem jaminan mutu (Quality assurance system) • Fasilitasi kegiatan-kegiatan penelitian: – Prioritas area penelitian (contoh: peran hewan carrier) – Studi-studi penelitian bersama (Joint research studies) – Mengembangkan usulan-usulan proyek untuk kemungkinan pendanaan
  • 30. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Fungsi OIE Regional Reference Laboratory di Pakchong, Thailand • Melayani negara-negara ASEAN dalam diagnosis FMD pada spesimen hewan yang dikirimkan berasal dari wabah lapangan di wilayah negaranya. • Studi epidemiologi, karakterisasi virus dan subtyping FND dengan ELISA dan teknik-teknik molekuler. • Diferensiasi strain untuk seleksi strain bibit vaksin (vaccine strain). • Produksi reagen diagnostik untuk diagnosisi FMD.. • Penelitian dan pengembangan teknik-teknik diagnostik dan kolaborasi dengan organisasi-organisasi internasional, sepertiOIE, WRL, FAO, JICA, IAEA and AAHL. • Pusat training dan transfer teknologi diagnosis FMD.
  • 31. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Jejaring laboratorium nasional
  • 32. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Beberapa contoh jejaring laboratorium nasional
  • 33. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Definisi Jejaring laboratorium 1. Suatu jejaring laboratorium kesehatan hewan nasional terdiri dari laboratorium-laboratorium di setiap tingkatan dari SISKESWANNAS (puskeswan, kabupaten, provinsi, regional, nasional, lab-lab perguruan tinggi, laboratorium swasta) yang berkomitmen untuk melakukan diagnosis yang tepat terhadap penyakit-penyakit hewan prioritas untuk pengambilan keputusan bagi perlindungan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat. 2. Laboratorium-laboratorium dalam suatu jejaring laboratorium yang berfungsi membangun saluran komunikasi untuk komunikasi rutin, pertukaran informasi, dan interaksi dengan cara-cara tertentu, dan dengan bagian epidemiologi. 3. Jejaring laboratorium nasional dapat juga berkomunikasi dan berinteraksi sesuai kebutuhan dengan jejaring sub-regional, regional dan internasional.
  • 34. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Jejaring Laboratorium Nasional OIE/FAO Reference Labs Laboratorium Veteriner Regional Laboratorium Veteriner Provinsi Laboratorium Veteriner Kabupaten/Kota Laboratorium Veteriner UPT Poskeswan TUJUAN: Menyediakan advis strategis dan berbagi keahlian untuk memperkuat kinerja laboratorium Jejaring laboratorium Pemerintah, swasta dan perguruan tinggi
  • 35. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Koordinasi Jejaring Laboratorium RL = Reference Lab SL = Sub-national Labs • Tidak ada model universal dari jejaring laboratorium. • Adaptasi dapat dilakukan terhadap situasi lokal dan kebutuhan. • Dapat diperbaharui dari waktu ke waktu. Sumber: Labib Bakkali Kassimi (2013). What we have learn on principles lab networks?
  • 36. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Mekanisme memperkuat jejaring laboratorium • Meningkatkan jaminan mutu (quality assurance) melalui akreditasi dan program uji profisiensi, penerapan prosedur- prosedur standar laboratorium yang tervalidasi. • Menyediakan pelatihan (training) untuk personil laboratorium. • Menyediakan suplai dan peralatan. • Menghubungkan data laboratorium dan kegiatan-kegiatan surveilans. • Mempromosikan kemampuan nasional dan kesinambungan pelayanan laboratorium.
  • 37. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Langkah-langkah untuk membangun Jejaring Laboratorium 1. Identifikasi suatu tim yang akan mengarahkan pembangunan jejaring laboratorium. 2. Tetapkan tujuan, sasaran jangka pendek, visi jangka panjang, dan manfaat potensial dari jejaring. 3. Kembangkan suatu proposal yang komprehensif untuk administrasi laboratorium veteriner. 4. Rencanakan training. 5. Identifikasi kebutuhan dan sumberdaya potensial untuk pembangunan jejaring laboratorium. 6. Buat kontak dengan mitra laboratorium yang potensial. 7. Seleksi dan lakukan kegiatan-kegiatan pengembangan jejaring laboratorium. Sumber: Carol J. Kirk and Peter A. Shult (2010). Developing Laboratory Networks: A Practical Guide and Application
  • 38. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Peran Laboratorium Veteriner untuk HPHK Gol. I (FMD) • Mampu melakukan high-throughput analysis (ELISA) • Berpartisipasi dalam evaluasi dan validasi metoda. • Melakukan surveilans serologik (NSP ELISA) • .Menyediakan dukungan untuk investigasi serologik selama terjadi wabah (ELISA). • Menyediakan dukungan untuk surveilans serologik setelah wabah berakhir (ELISA). Evaluasi dan validasi -Survei Surveilans serologik Surveilans serologik Sumber: Labib Bakkali Kassimi (2013). What we have learn on principles lab networks?
  • 39. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Peran Laboratorium Referensi Nasional untuk HPHK Gol. I (FMD) • Melakukan isolasi virus, Ag-ELISA, RT-PCR, uji serologik. • Menyediakan keahlian dan dukungan teknis. • Mengorganisasikan training-training. • Mengorganisasikan uji profisiensi untuk Sub-national Labs (SNL). • Jika diperlukan, konfirmasikan hasil uji oleh suatu laboratorium dalam jejaring. • Mengumpulkan data dan laporan. Sumber: Labib Bakkali Kassimi (2013). What we have learn on principles lab networks?
  • 40. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Peran Sub-National Lab untuk HPHK Gol. I (FMD) • Lakukan deteksi virus PMK dan typing (RT-PCR, Ag- ELISA). • Kirimkan sampel positif ke Laboratorium Referensi Nasional (NRL) untuk uji lanjutan. • Lakukan survei-survei serologik (ELISA). • Kirimkan data ke NRL. • Berpartisipasi dalam uji profisiensi yang diorganisasikan oleh NRL
  • 41. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Isu-isu utama dalam membangun dan mempertahankan jejaring laboratorium • Kemauan dan komitmen Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Badan Karantina Pertanian dan laboratorium- laboratorium anggota jejaring. • Pendirian secara formal jejaring dan nota kesepahaman baik National Reference Lab (NRL) & Sub-national Laboratorium (SNL). • Pengembangan secara formal pengaturan operasional dan peran, adaptatif terhadap situasi lokal dan kapasitas laboratorium. • Legitimasi dari NRL dan penerimaan oleh lab lainnya. • Komitmen finansial (pertemuan, training, staf, kit..…) • Pergantian staf (komitmen, hubungan personal, ketrampilan….) • Fleksibilitas yang cukup dan training sesuai yang dibutuhkan. • Kesinambunagn kontak antar laboratorium (contoh pertemuan tahunan). Sumber: Labib Bakkali Kassimi (2013). What we have learn on principles lab networks?
  • 42. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017 Kesimpulan • Terbangunnya suatu jejaring laboratorium memperbaiki kapabilitas diagnostik. • Jejaring laboratorium harus dibangun secara formal dan diadaptasikan ke situasi lokal dan kebutuhan. • Suksesnya suatu jejaring laboratorium dan mempertahankannya bergantung kepada kemauan dan komitmen dari setiap laboratorium yang bermitra. • Upaya berkelanjutan diperlukan untuk mempertahankan jejaring dan menangani isu-isu yang dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangannya (seperti: pendanaan, pergantian staf, kebutuhan training, perubahan situasi penyakit dlsbnya).
  • 43. National Quarantine Coordinating Committee (NQCC) – Bogor, 21 April 2017