SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
DEFINISI,
SEBAB IKHTILAF,
AHLU AL-RA’YI &
AHLU AL-HADITS

 Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA
DEFINISI IKHTILAF
 Ikhtilaf menurut bahasa = perbedaan paham (pendapat), berasal
  dari kata     diambil dari kata   –      –    maknanya lebih
  umum daripada       sebab setiap hal yang berlawanan
  pasti akan saling bertentangan. QS. Hud (11) ayat 118-119

   Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu,
   tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi
   rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.
 IKHTILAF = tidak sepaham atau tidak sama / perbedaan jalan,
  perbedaan pendapat atau perbedaan manhaj yang ditempuh
  oleh seseorang atau sekelompok orang dengan yang lainnya.
 Ikhtilaf secara terminologi = perbedaan pendapat diantara ahli
  hukum Islam (fuqaha‟) dalam menetapkan sebagian hukum
  Islam yang bersifat furu‟iyah             , bukan pada
  masalah hukum Islam yang bersifat ushuliyyah (pokok-pokok
  hukum Islam), disebabkan perbedaan pemahaman atau
  perbedaan metode dalam menetapkan hukum suatu masalah,
  dll. Misal, perbedaan pendapat fuqaha‟ tentang hukum wudhu‟
  seorang lelaki yang menyentuh perempuan, hukum membaca
  surat fatihah bagi makmum dalam shalat berjama‟ah, dsb.
FAKTOR PENYEBAB IKHTILAF
DR. Yusuf al-Qardhawi dalam buku al-Shahwah al-Islamiyah
Baina al-Ikhtilaf al-Masyru‟ wa al-Tafarruq al-Madzmum,
menyatakan ada 2 faktor pemicu ikhtilaf:
A. Faktor akhlaq, antara lain karena:
   - membanggakan diri dan kagum pendapat sendiri
   - buruk sangka dan mudah menuduh orang tanpa bukti
   - egoisme dan mengikuti hawa nafsu
   - fanatik kepada pendapat orang, mazhab atau golongan
   - fanatik kepada negeri, daerah, partai, jama‟ah, pemimpin
    Kesemuanya ini akhlaq tercela dan wajib dihindari.
B. Faktor Pemikiran, timbul karena perbedaan sudut pandang
   mengenai suatu masalah, baik ilmiah maupun amaliah.
 Dalam masalah ilmiah, seperti perbedaan menyangkut
   cabang-cabang syari‟at dan beberapa masalah aqidah
   yang tidak menyentuh prinsip-prinsip pasti.
 Dalam masalah amaliah, perbedaan mengenai sikap politik
   dan pengambilan keputusan atas berbagai masalah,
   ikhtilaf fiqhi, Ikhtilaf fikriah (perbedaan pandangan
   mengenai penilaian terhadap sebagian ilmu pengetahuan.
Perbedaan terbesar umumnya mengenai fiqh dan aqidah.
FAKTOR PENYEBAB IKHTILAF
 Menurut Muhammad Abdul Fattah Al-Bayanuni
  dalam Dirasat fi al-Ikhtilaf al-Fiqhiyyah, asal
  mula perbedaan hukum-hukum fiqh disebabkan
  timbulnya “ijtihad” terhadap hukum, terutama
  pasca Nabi Saw dan para sahabat meninggal
  dunia. Ada 2 faktor paling mendasar:
1. Kemungkinan yang terkandung dalam nash-
   nash syariah (Quran dan hadis)
2. Perbedaan pemahaman ulama

 Secara matematis dapat digambarkan seperti
  berikut:
FAKTOR PENYEBAB ITTIFAQ

 Nash-nash
 yang qath‟i


               Pendapat
                 yang
                SAMA
  Akal dan
 Pemahaman
 yang SAMA
FAKTOR PENYEBAB IKHTILAF

  Nash-nash
    yang
 mengandung
 kemungkinan

               Pendapat
                 yang
               beragam
  Akal dan
 Pemahaman
 yg berbeda
SEBAB TERJADINYA IKHTILAF
Dalam Masalah Otentisitas Nash
 Perbedaan mengenai KEHUJJAHAN HADIS MURSAL, hadis yg
  diriwayatkan orang sesudah sahabat (tabi‟in) dari Nabi. Mazhab
  Hanafi  hadis Mursal kurun/abad pertama & kedua hijriah
  adalah hujjah. Syafi‟i  hadis tsb tak boleh jadi dalil kecuali jika
  didukung oleh ayat atau hadis masyhur yang lainnya.
 Perbedaan mengenai hadis yang diriwayatkan oleh seorang
  perawi, kemudian ia lupa, ataupun mengingkarinya. Menurut
  Abu Hanifah & Abu Yusuf  tidak boleh dijadikan pegangan.
  Imam Syafi‟i & Muhmmad (murid Abu Hanifah) berpendapat
  hadis tsb adalah dalil syara‟ yang sah untuk diamalkan. Misal,
  hadis diriwayatkan Rabi‟ah dari Suhail bin Abi Shalih, Rasul
  bersabda                     (memutuskan hukum cukup dengan
  seorang saksi dan sumpah). Ada yag mengatakan kepada
  Suhail, “...tapi Rabi‟ah meriwayatkan hadis ini darimu!” Suhail
  menjawab, “Saya tidak pernah meriwayatkan hadis tsb”. Tapi
  Rabi‟ah orangnya tsiqah dan adil! Suhail:“boleh jadi saya lupa”
 Perbedaan penilaian terhadap hadis mastūr (yang diriwayatkan
  oleh banyak orang tapi seorangpun diantaranya tidak pernah
  diteliti sifatnya. Sebagian ulama menerima kalau mereka hidup
  dalam kurun 3 abad pertama hijriah. Abu Hanifah menganggap
  nya adil (diterima). Tapi ada yg menganggap fasiq (ditolak).
Dalam Memahami Nash Syara’
 Dari segi nash itu sendiri, terkadang terkandung makna
  musytarak (homonim, satu kata multi-arti). Misal, lafaz   .
  Contoh lain, hadis riwayat Abu Sa‟id al-Khudry:
   jika   yag kedua dibaca rafa‟, maka jadi khabar mubtada‟
    berarti “menyembelih induk bermakna menyembelih
   anak dalam kandungannya juga”.
   Tapi kalau   yag kedua dibaca nashab  berarti
   “sembelihlah anak binatang itu sebagaimana kamu telah
   menyembelih induknya”.
 Dari segi Mujtahid. Misal, pasca perang Ahzab, Jibril menyuruh
  Nabi menyerang Bani Quraidhah. Lalu Nabi memberi aba-aba:
                         (seorangpun tidak boleh shalat Ashar
  sebelum tiba di Bani Quraidhah). Dalam perjalanan, tibalah
  waktu Ashar. Sebagian sahabat berpegang pada dhahir nash
  dengan sengaja meninggalkan shalat sesuai komando Rasul.
  Sebagian lagi karena memperhitungkan akan tiba disana ba‟da
  Magrib, mereka berani berijtihad melaksanakan shalat Ashar,
  kemudian meneruskan perjalanan, karena mereka memahami
  kalimat Nabi semata-mata kiasan atas perintah agar dilaksanakan
  sesegera mungkin. Ketika perbedaan pendapat ini dilaporkan
  kepada Nabi, beliau membenarkan kedua jalan pikiran itu.
Perbedaan Dalam Mentarjih Nash
 Jika ada 2 nash atau lebih yang tampaknya saling
  bertentangan, para mujtahid menempuh 2 jalan:
  mempertemukan dan mengamalkan kedua-duanya (al-jam‟u wa
  al-taufiq). Kalau tidak memungkinkan, terpaksa memilih salah
  satu yang terkuat (tarjih).
 Macam-macam Tarjih pada nash yang saling bertentangan:
  1. Terfokus pada sanad, mentarjih sanad mutawatir atas sanad
  msyhur, dan mendahulukan rawi yang paling tahu & tsiqah.
  2. Terfokus pad matan, dengan mentarjih larangan (nahy)
  daripada suruhan (amr), mentarjih makna ashli (hakiki) daripada
  makna kiasan (majazi).
  3. Terfokus pada kandungan nash (madlul), dengan cara
  mentarjih kandungan larangan (nahy) dari yang menunjukkan
  boleh (ibahah).
  4. Tarjih dengan dukungan faktor dari luar nash yang
  bertentangan, seperti ada dalil pendukung dari ayat, hadis,
  ijma‟, qiyas lainnya.
 Contoh: Perbedaan cara shalat gerhana (kusuf), menurut Imam
  Malik, Syafi‟i, Ahmad dan ulama Hijaz, shalat kusuf 2 rakaat dan
  2x ruku‟ pada tiap raka‟at. Sedangkan menurut Abu Hanifah dan
  Jumhur ulama Kufah, caranya persis shalat „Ied & Jum‟at.
Perbedaan Qaidah Ushul & Dalil
 Perbedaan mengenai KEHUJJAHAN IJMA‟ AHLU MADINAH,
  Imam Malik meyakininya sebagai hujjah yang sah. Sedangkan
  Abu Hanifah, Syafi‟i dan Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa
  perbuatan penduduk Madinah itu bukan hujjah, kecuali jika
  sudah menjadi ijma‟ ummat. Akibatnya Menurut Imam Malik,
  takbir pada shalat „Id 7x termasuk takbiratul ihram pada rakaat
  pertama, dan 6x termasuk takbir bangkit dari sujud pada rakaat
  kedua, karena orang Madinah berbuat demikian.  Imam Malik
  berpendapat, Zawil Arham seperti paman (saudara ayah) dan
  pakcik (saudara ibu) tidak mendapat warisan berdasarkan amal
  ahlu Madinah. Sedangkan Imam Ahmad, Abu Hanifah dll
  berpendapat mereka berhak menerima warisan sesuai QS. Al-
  Anfal: 75.
 Perbedaan mengenai KEHUJJAHAN MAFHUM MUKHALAFAH
  (lafaz yang mengandung pengertian bahwa yang dimaksud
  adalah lawan dari yang disebutkan). Misal, sabda Rasul

   Keterlambatan orang kaya membayar hutang adalah Zalim.
   Mafhum mukhalafahnya, keterlambatan orang miskin dalam
   membayar hutang adalah tidak zalim, alias boleh.
   Jumhur  mafhum mukhalafah dalil syara‟ dengan bersyarat.
   Mazhab Hanafi  mafhum mukhalafah tak dapat dijadikan dalil.
Perbedaan Qaidah Ushul & Dalil
 Perbedaan dalam menghadapi pertentangan DALIL „AM dengan
  DALIL KHASH, Jumhur berpendapat seluruh dalil „am statusnya
  dhanni (tidak pasti) sehingga perlu dibawa kepada yang bersifat
  khash dan qath‟i (pasti), selama memungkinkan. Hanafi
  berpendapat dalil „am statusnya qath‟i, maka dapat diamalkan.
  Misal, Jumhur ulama berpendapat nishb zakat tanaman adalah
  5 wasaq (652,8 kg) sesuai hadis                        yang
  mentakhsish hadis

   Tanaman yang disiram hujan atau mata air atau tak perlu disiram
   adalah 10%, sedangkan yang disiram dengan tenaga adalah 5%.
Sedangkan Abu Hanifah tidak mengakui batasan nishab sesuai
  hadis pertama, karena hadis yg kedua walau umum tapi qath‟i.
 Perbedaan dalam menghadapi pertentangan antara dalil yang
  MUTHLAQ dengan MUQAYYAD. Jumhur ulama  Jika
  bertentangan antara nash muthlaq dengan muqayyad, maka
  dibawa kepada muqayyad, jika memenuhi syarat dalam ushul
  fiqh. Abu Hanifah berpendapat sebaliknya. Misal, berapa kali
  susuan yang mengharamkan nikah? Abu Hanifah berpendapat
  pengharaman tidak dikaitkan dengan jumlah kali susuan,
  sesuai QS. Al-Nisa‟: 23               . Sedangkan Syafi‟i,
  minimal susuan yg mengharamkan nikah, 5x isap sesuai hadis.
ULAMA AHLI HADIS
• Para ulama AHLI HADIS berpegang pada nash dan atsar, tidak
   bersandar pada ra’yu kecuali terpaksa sekali. Mereka penduduk
   Hijaz (Mekkah dan Madinah) yang dikepalai Sa‟ad bin Musayyab
   yang lebih mengetahui hadis dan fiqh. Mereka tekun menghafal
   atsar dan mengumpulkan fatwa Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali,
   Aisyah, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah dan
   ketetapan qadhi Madinah. Dengan modal seperti itu mereka merasa
   cukup dan tidak perlu menggunakan ra’yu. Hal ini disebabkan:
1. Terpengaruh oleh sikap pendahulu mereka seperti Abdullah bin
    Umar yang menggunakan atsar dan tidak mau menggunakan
    ra’yu.
2. Banyaknya atsar di kalangan mereka dan sedikitnya peristiwa baru
    yang terjadi.
3. Terbelakangnya penduduk Hijaz. Jika dimintai fatwa tentang suatu
    masalah, mereka merujuk Quran, lalu sunnah, dan kemudian atsar
    sahabat. Jika tidak didapati hukumnya, baru menggunakan ra’yu
    (itupun sedikit sekali), dan kadang berhenti memberi fatwa.
ULAMA AHLI RA’YU
• Para ulama AHLI RA‟YU ADALAH PENDUDUK Irak yang dikepalai
   oleh Ibrahim An-Nakha‟i.
• Mereka berpendapat bahwa hukum-hukum syara’ itu dapat dicerna
   akal, mengandung mashlahat yang kembali kepada manusia, serta
   didasarkan pada pokok yang kokoh dan alasan penetapannya. Maka
   mereka mencari ‘illat dan hikmah disyari’atkannya suatu hukum, dan
   mereka menjadikan hikmah berkisar bersama hukum, baik ada atau
   tidak adanya. Adapun Sebab tersebarnya ra‟yu di Irak:
1. Terpengaruh dengan cara guru-guru mereka seperti Abdullah bin
     Mas’ud yang mengikuti Umar dalam menggunakan ra’yu.
2. Mereka berpendapat bahwa Irak adalah kota yang beruntung
     dengan sahabat, dimana Kufah dan Basrah sebagai pangkalan
     militer Islam. Irak adalah sumber Syi’ah, tempat Khawarij dan
     daerah terjadinya fitnah, disana banyak tersebar hadis palsu, hingga
     para ulamanya mensyaratkan sangat ketat dalam menerima hadis.
     Hal ini menjadikan hadis yang mereka miliki untuk dijadikan rujukan
     sangat sedikit, maka tak ada jalan lain selain pakai ra’yu.
3. Masalah-masalah yang perlu diketahui hukumnya di Irak lebih
     banyak daripada di Hijaz lantaran modernnya Irak, jadi butuh ra’yu.
KEISTIMEWAAN AHLI RA’YU

• Menghasilkan banyak khasanah cabang-cabang
  fiqh meskipun banyak bersifat ifthiradhiyah
  (hipotesis) dan khayalan, serta sedikit yang
  waqi’i (masalah yang tengah terjadi).
• Sedikitnya perawi hadis karena syarat-syarat
  yang harus dipenuhi begitu ketat.
MACAM-MACAM IKHTILAF
MACAM-MACAM IKHTILAF
MACAM-MACAM IKHTILAF
MACAM-MACAM IKHTILAF
MACAM-MACAM IKHTILAF
MACAM-MACAM IKHTILAF

More Related Content

What's hot

Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Erta Erta
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Marhamah Saleh
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablanaMarhamah Saleh
 
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiMarhamah Saleh
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)BahRum Subagia
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahMarhamah Saleh
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADNovianti Rossalina
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Jingga Matahari
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidindayat7
 
Jawaban s oal metodologi studi keislaman
Jawaban  s oal metodologi studi keislamanJawaban  s oal metodologi studi keislaman
Jawaban s oal metodologi studi keislamanHamba La'eh
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaDodyk Fallen
 
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan IslamIkhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan IslamAdhitya Arjanggi
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiAbdul Fauzan
 

What's hot (20)

Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
Balaghoh (ma'ani, badi', bayan)
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana
 
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
 
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidinPower point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
Power point SKI tentang Khulafaur-rasyidin
 
Jawaban s oal metodologi studi keislaman
Jawaban  s oal metodologi studi keislamanJawaban  s oal metodologi studi keislaman
Jawaban s oal metodologi studi keislaman
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan IslamIkhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
Ikhtilat dan Khalwat_Serial Pengetahuan Islam
 
Tasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafiTasawuf amali dan falsafi
Tasawuf amali dan falsafi
 

Viewers also liked

Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabMarhamah Saleh
 
Contoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaranContoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaranMarhamah Saleh
 
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiSejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiMarhamah Saleh
 
Politik Islam Indonesia Mohammad Natsir
Politik Islam Indonesia Mohammad NatsirPolitik Islam Indonesia Mohammad Natsir
Politik Islam Indonesia Mohammad Natsirvicky widayatma
 
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU MuhammadiyahFiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyahkeiraalifia
 
Adab ikhtilaf
Adab ikhtilafAdab ikhtilaf
Adab ikhtilafanshymn
 
Biografi sahabat muaz bin jabal
Biografi sahabat muaz bin jabalBiografi sahabat muaz bin jabal
Biografi sahabat muaz bin jabalMuhammad Idris
 
Makalah perbandingan madzhab
Makalah perbandingan madzhabMakalah perbandingan madzhab
Makalah perbandingan madzhabAhmad Zuhdi
 
Soekarno dan gaya kepemimpinan
Soekarno dan gaya kepemimpinanSoekarno dan gaya kepemimpinan
Soekarno dan gaya kepemimpinanais lao
 
Etika dalam perbezaan pendapat
Etika dalam perbezaan pendapatEtika dalam perbezaan pendapat
Etika dalam perbezaan pendapatAr Rayyan
 
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiRingkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiMuhsin Hariyanto
 
Presentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadanaPresentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadanaMarhamah Saleh
 

Viewers also liked (16)

Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhab
 
Contoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaranContoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaran
 
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiSejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
 
Politik Islam Indonesia Mohammad Natsir
Politik Islam Indonesia Mohammad NatsirPolitik Islam Indonesia Mohammad Natsir
Politik Islam Indonesia Mohammad Natsir
 
Sejarah Mohammad natsir
Sejarah Mohammad natsirSejarah Mohammad natsir
Sejarah Mohammad natsir
 
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU MuhammadiyahFiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
 
Adab ikhtilaf
Adab ikhtilafAdab ikhtilaf
Adab ikhtilaf
 
Biografi sahabat muaz bin jabal
Biografi sahabat muaz bin jabalBiografi sahabat muaz bin jabal
Biografi sahabat muaz bin jabal
 
Makalah perbandingan madzhab
Makalah perbandingan madzhabMakalah perbandingan madzhab
Makalah perbandingan madzhab
 
Soekarno dan gaya kepemimpinan
Soekarno dan gaya kepemimpinanSoekarno dan gaya kepemimpinan
Soekarno dan gaya kepemimpinan
 
Etika dalam perbezaan pendapat
Etika dalam perbezaan pendapatEtika dalam perbezaan pendapat
Etika dalam perbezaan pendapat
 
Mu'adz bin jabal
Mu'adz bin jabalMu'adz bin jabal
Mu'adz bin jabal
 
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawiRingkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
Ringkasan buku fiqh ikhtilaf (fikih perbedaan pendapat) dr yusuf qardhawi
 
The Power of Dream
The Power of DreamThe Power of Dream
The Power of Dream
 
Adabul Ikhtilaf fil Islam (Ar)
Adabul Ikhtilaf fil Islam (Ar)Adabul Ikhtilaf fil Islam (Ar)
Adabul Ikhtilaf fil Islam (Ar)
 
Presentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadanaPresentasi saham obligasi reksadana
Presentasi saham obligasi reksadana
 

Similar to ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis

Similar to ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis (20)

Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
 
Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.Tasyri' abad 2-4 H.
Tasyri' abad 2-4 H.
 
7777777777
77777777777777777777
7777777777
 
Pemikiran hukum islam
Pemikiran hukum islamPemikiran hukum islam
Pemikiran hukum islam
 
Pemikiran hukum islam
Pemikiran hukum islamPemikiran hukum islam
Pemikiran hukum islam
 
Makalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat JumatMakalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat Jumat
 
Geneologi khilafiyah
Geneologi khilafiyahGeneologi khilafiyah
Geneologi khilafiyah
 
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
 
Menggagas fikih mazhab kritis
Menggagas fikih mazhab kritisMenggagas fikih mazhab kritis
Menggagas fikih mazhab kritis
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
Hadlratus syaikh muhammad hasyim asy
Hadlratus syaikh muhammad hasyim asyHadlratus syaikh muhammad hasyim asy
Hadlratus syaikh muhammad hasyim asy
 
fiqh ikhtilaf.pptx
fiqh ikhtilaf.pptxfiqh ikhtilaf.pptx
fiqh ikhtilaf.pptx
 
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
 
Pemikiran hukum
Pemikiran hukum Pemikiran hukum
Pemikiran hukum
 
Pemikiran hukum
Pemikiran hukum Pemikiran hukum
Pemikiran hukum
 
Berbeda pendapat dalam islam
Berbeda pendapat dalam islamBerbeda pendapat dalam islam
Berbeda pendapat dalam islam
 
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
 
Tarikh tasyrik 6
Tarikh tasyrik 6Tarikh tasyrik 6
Tarikh tasyrik 6
 
TARIKH TASYRIK 6.pptx
TARIKH TASYRIK 6.pptxTARIKH TASYRIK 6.pptx
TARIKH TASYRIK 6.pptx
 
Berbeda pendapat dalam islam
Berbeda pendapat dalam islamBerbeda pendapat dalam islam
Berbeda pendapat dalam islam
 

More from Marhamah Saleh

Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014Marhamah Saleh
 
seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014Marhamah Saleh
 
Studium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'iStudium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'iMarhamah Saleh
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasMarhamah Saleh
 
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihTerminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihMarhamah Saleh
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahMarhamah Saleh
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzalMarhamah Saleh
 
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinuMarhamah Saleh
 
6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakhMarhamah Saleh
 
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwalMarhamah Saleh
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabihMarhamah Saleh
 
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
1. qawa'id pengertian & ruang lingkupMarhamah Saleh
 
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 20110. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011Marhamah Saleh
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islamMarhamah Saleh
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesiaMarhamah Saleh
 
Presentasi 2 islam sebagai ajaran & objek kajian ilmiah
Presentasi 2   islam sebagai ajaran & objek kajian ilmiahPresentasi 2   islam sebagai ajaran & objek kajian ilmiah
Presentasi 2 islam sebagai ajaran & objek kajian ilmiahMarhamah Saleh
 

More from Marhamah Saleh (20)

Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014
 
seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014
 
Studium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'iStudium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'i
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyas
 
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihTerminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Hukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'iHukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'i
 
Pengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul FikihPengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul Fikih
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
 
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
 
6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh
 
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
 
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 20110. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
 
5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia
 
Presentasi 2 islam sebagai ajaran & objek kajian ilmiah
Presentasi 2   islam sebagai ajaran & objek kajian ilmiahPresentasi 2   islam sebagai ajaran & objek kajian ilmiah
Presentasi 2 islam sebagai ajaran & objek kajian ilmiah
 
Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 

ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis

  • 1. DEFINISI, SEBAB IKHTILAF, AHLU AL-RA’YI & AHLU AL-HADITS Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA
  • 2. DEFINISI IKHTILAF  Ikhtilaf menurut bahasa = perbedaan paham (pendapat), berasal dari kata diambil dari kata – – maknanya lebih umum daripada sebab setiap hal yang berlawanan pasti akan saling bertentangan. QS. Hud (11) ayat 118-119 Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.  IKHTILAF = tidak sepaham atau tidak sama / perbedaan jalan, perbedaan pendapat atau perbedaan manhaj yang ditempuh oleh seseorang atau sekelompok orang dengan yang lainnya.  Ikhtilaf secara terminologi = perbedaan pendapat diantara ahli hukum Islam (fuqaha‟) dalam menetapkan sebagian hukum Islam yang bersifat furu‟iyah , bukan pada masalah hukum Islam yang bersifat ushuliyyah (pokok-pokok hukum Islam), disebabkan perbedaan pemahaman atau perbedaan metode dalam menetapkan hukum suatu masalah, dll. Misal, perbedaan pendapat fuqaha‟ tentang hukum wudhu‟ seorang lelaki yang menyentuh perempuan, hukum membaca surat fatihah bagi makmum dalam shalat berjama‟ah, dsb.
  • 3. FAKTOR PENYEBAB IKHTILAF DR. Yusuf al-Qardhawi dalam buku al-Shahwah al-Islamiyah Baina al-Ikhtilaf al-Masyru‟ wa al-Tafarruq al-Madzmum, menyatakan ada 2 faktor pemicu ikhtilaf: A. Faktor akhlaq, antara lain karena: - membanggakan diri dan kagum pendapat sendiri - buruk sangka dan mudah menuduh orang tanpa bukti - egoisme dan mengikuti hawa nafsu - fanatik kepada pendapat orang, mazhab atau golongan - fanatik kepada negeri, daerah, partai, jama‟ah, pemimpin  Kesemuanya ini akhlaq tercela dan wajib dihindari. B. Faktor Pemikiran, timbul karena perbedaan sudut pandang mengenai suatu masalah, baik ilmiah maupun amaliah.  Dalam masalah ilmiah, seperti perbedaan menyangkut cabang-cabang syari‟at dan beberapa masalah aqidah yang tidak menyentuh prinsip-prinsip pasti.  Dalam masalah amaliah, perbedaan mengenai sikap politik dan pengambilan keputusan atas berbagai masalah, ikhtilaf fiqhi, Ikhtilaf fikriah (perbedaan pandangan mengenai penilaian terhadap sebagian ilmu pengetahuan. Perbedaan terbesar umumnya mengenai fiqh dan aqidah.
  • 4. FAKTOR PENYEBAB IKHTILAF  Menurut Muhammad Abdul Fattah Al-Bayanuni dalam Dirasat fi al-Ikhtilaf al-Fiqhiyyah, asal mula perbedaan hukum-hukum fiqh disebabkan timbulnya “ijtihad” terhadap hukum, terutama pasca Nabi Saw dan para sahabat meninggal dunia. Ada 2 faktor paling mendasar: 1. Kemungkinan yang terkandung dalam nash- nash syariah (Quran dan hadis) 2. Perbedaan pemahaman ulama  Secara matematis dapat digambarkan seperti berikut:
  • 5. FAKTOR PENYEBAB ITTIFAQ Nash-nash yang qath‟i Pendapat yang SAMA Akal dan Pemahaman yang SAMA
  • 6. FAKTOR PENYEBAB IKHTILAF Nash-nash yang mengandung kemungkinan Pendapat yang beragam Akal dan Pemahaman yg berbeda
  • 8. Dalam Masalah Otentisitas Nash  Perbedaan mengenai KEHUJJAHAN HADIS MURSAL, hadis yg diriwayatkan orang sesudah sahabat (tabi‟in) dari Nabi. Mazhab Hanafi  hadis Mursal kurun/abad pertama & kedua hijriah adalah hujjah. Syafi‟i  hadis tsb tak boleh jadi dalil kecuali jika didukung oleh ayat atau hadis masyhur yang lainnya.  Perbedaan mengenai hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi, kemudian ia lupa, ataupun mengingkarinya. Menurut Abu Hanifah & Abu Yusuf  tidak boleh dijadikan pegangan. Imam Syafi‟i & Muhmmad (murid Abu Hanifah) berpendapat hadis tsb adalah dalil syara‟ yang sah untuk diamalkan. Misal, hadis diriwayatkan Rabi‟ah dari Suhail bin Abi Shalih, Rasul bersabda (memutuskan hukum cukup dengan seorang saksi dan sumpah). Ada yag mengatakan kepada Suhail, “...tapi Rabi‟ah meriwayatkan hadis ini darimu!” Suhail menjawab, “Saya tidak pernah meriwayatkan hadis tsb”. Tapi Rabi‟ah orangnya tsiqah dan adil! Suhail:“boleh jadi saya lupa”  Perbedaan penilaian terhadap hadis mastūr (yang diriwayatkan oleh banyak orang tapi seorangpun diantaranya tidak pernah diteliti sifatnya. Sebagian ulama menerima kalau mereka hidup dalam kurun 3 abad pertama hijriah. Abu Hanifah menganggap nya adil (diterima). Tapi ada yg menganggap fasiq (ditolak).
  • 9. Dalam Memahami Nash Syara’  Dari segi nash itu sendiri, terkadang terkandung makna musytarak (homonim, satu kata multi-arti). Misal, lafaz . Contoh lain, hadis riwayat Abu Sa‟id al-Khudry: jika yag kedua dibaca rafa‟, maka jadi khabar mubtada‟  berarti “menyembelih induk bermakna menyembelih anak dalam kandungannya juga”. Tapi kalau yag kedua dibaca nashab  berarti “sembelihlah anak binatang itu sebagaimana kamu telah menyembelih induknya”.  Dari segi Mujtahid. Misal, pasca perang Ahzab, Jibril menyuruh Nabi menyerang Bani Quraidhah. Lalu Nabi memberi aba-aba: (seorangpun tidak boleh shalat Ashar sebelum tiba di Bani Quraidhah). Dalam perjalanan, tibalah waktu Ashar. Sebagian sahabat berpegang pada dhahir nash dengan sengaja meninggalkan shalat sesuai komando Rasul. Sebagian lagi karena memperhitungkan akan tiba disana ba‟da Magrib, mereka berani berijtihad melaksanakan shalat Ashar, kemudian meneruskan perjalanan, karena mereka memahami kalimat Nabi semata-mata kiasan atas perintah agar dilaksanakan sesegera mungkin. Ketika perbedaan pendapat ini dilaporkan kepada Nabi, beliau membenarkan kedua jalan pikiran itu.
  • 10. Perbedaan Dalam Mentarjih Nash  Jika ada 2 nash atau lebih yang tampaknya saling bertentangan, para mujtahid menempuh 2 jalan: mempertemukan dan mengamalkan kedua-duanya (al-jam‟u wa al-taufiq). Kalau tidak memungkinkan, terpaksa memilih salah satu yang terkuat (tarjih).  Macam-macam Tarjih pada nash yang saling bertentangan: 1. Terfokus pada sanad, mentarjih sanad mutawatir atas sanad msyhur, dan mendahulukan rawi yang paling tahu & tsiqah. 2. Terfokus pad matan, dengan mentarjih larangan (nahy) daripada suruhan (amr), mentarjih makna ashli (hakiki) daripada makna kiasan (majazi). 3. Terfokus pada kandungan nash (madlul), dengan cara mentarjih kandungan larangan (nahy) dari yang menunjukkan boleh (ibahah). 4. Tarjih dengan dukungan faktor dari luar nash yang bertentangan, seperti ada dalil pendukung dari ayat, hadis, ijma‟, qiyas lainnya.  Contoh: Perbedaan cara shalat gerhana (kusuf), menurut Imam Malik, Syafi‟i, Ahmad dan ulama Hijaz, shalat kusuf 2 rakaat dan 2x ruku‟ pada tiap raka‟at. Sedangkan menurut Abu Hanifah dan Jumhur ulama Kufah, caranya persis shalat „Ied & Jum‟at.
  • 11. Perbedaan Qaidah Ushul & Dalil  Perbedaan mengenai KEHUJJAHAN IJMA‟ AHLU MADINAH, Imam Malik meyakininya sebagai hujjah yang sah. Sedangkan Abu Hanifah, Syafi‟i dan Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa perbuatan penduduk Madinah itu bukan hujjah, kecuali jika sudah menjadi ijma‟ ummat. Akibatnya Menurut Imam Malik, takbir pada shalat „Id 7x termasuk takbiratul ihram pada rakaat pertama, dan 6x termasuk takbir bangkit dari sujud pada rakaat kedua, karena orang Madinah berbuat demikian.  Imam Malik berpendapat, Zawil Arham seperti paman (saudara ayah) dan pakcik (saudara ibu) tidak mendapat warisan berdasarkan amal ahlu Madinah. Sedangkan Imam Ahmad, Abu Hanifah dll berpendapat mereka berhak menerima warisan sesuai QS. Al- Anfal: 75.  Perbedaan mengenai KEHUJJAHAN MAFHUM MUKHALAFAH (lafaz yang mengandung pengertian bahwa yang dimaksud adalah lawan dari yang disebutkan). Misal, sabda Rasul Keterlambatan orang kaya membayar hutang adalah Zalim. Mafhum mukhalafahnya, keterlambatan orang miskin dalam membayar hutang adalah tidak zalim, alias boleh. Jumhur  mafhum mukhalafah dalil syara‟ dengan bersyarat. Mazhab Hanafi  mafhum mukhalafah tak dapat dijadikan dalil.
  • 12. Perbedaan Qaidah Ushul & Dalil  Perbedaan dalam menghadapi pertentangan DALIL „AM dengan DALIL KHASH, Jumhur berpendapat seluruh dalil „am statusnya dhanni (tidak pasti) sehingga perlu dibawa kepada yang bersifat khash dan qath‟i (pasti), selama memungkinkan. Hanafi berpendapat dalil „am statusnya qath‟i, maka dapat diamalkan. Misal, Jumhur ulama berpendapat nishb zakat tanaman adalah 5 wasaq (652,8 kg) sesuai hadis yang mentakhsish hadis Tanaman yang disiram hujan atau mata air atau tak perlu disiram adalah 10%, sedangkan yang disiram dengan tenaga adalah 5%. Sedangkan Abu Hanifah tidak mengakui batasan nishab sesuai hadis pertama, karena hadis yg kedua walau umum tapi qath‟i.  Perbedaan dalam menghadapi pertentangan antara dalil yang MUTHLAQ dengan MUQAYYAD. Jumhur ulama  Jika bertentangan antara nash muthlaq dengan muqayyad, maka dibawa kepada muqayyad, jika memenuhi syarat dalam ushul fiqh. Abu Hanifah berpendapat sebaliknya. Misal, berapa kali susuan yang mengharamkan nikah? Abu Hanifah berpendapat pengharaman tidak dikaitkan dengan jumlah kali susuan, sesuai QS. Al-Nisa‟: 23 . Sedangkan Syafi‟i, minimal susuan yg mengharamkan nikah, 5x isap sesuai hadis.
  • 13. ULAMA AHLI HADIS • Para ulama AHLI HADIS berpegang pada nash dan atsar, tidak bersandar pada ra’yu kecuali terpaksa sekali. Mereka penduduk Hijaz (Mekkah dan Madinah) yang dikepalai Sa‟ad bin Musayyab yang lebih mengetahui hadis dan fiqh. Mereka tekun menghafal atsar dan mengumpulkan fatwa Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Aisyah, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah dan ketetapan qadhi Madinah. Dengan modal seperti itu mereka merasa cukup dan tidak perlu menggunakan ra’yu. Hal ini disebabkan: 1. Terpengaruh oleh sikap pendahulu mereka seperti Abdullah bin Umar yang menggunakan atsar dan tidak mau menggunakan ra’yu. 2. Banyaknya atsar di kalangan mereka dan sedikitnya peristiwa baru yang terjadi. 3. Terbelakangnya penduduk Hijaz. Jika dimintai fatwa tentang suatu masalah, mereka merujuk Quran, lalu sunnah, dan kemudian atsar sahabat. Jika tidak didapati hukumnya, baru menggunakan ra’yu (itupun sedikit sekali), dan kadang berhenti memberi fatwa.
  • 14. ULAMA AHLI RA’YU • Para ulama AHLI RA‟YU ADALAH PENDUDUK Irak yang dikepalai oleh Ibrahim An-Nakha‟i. • Mereka berpendapat bahwa hukum-hukum syara’ itu dapat dicerna akal, mengandung mashlahat yang kembali kepada manusia, serta didasarkan pada pokok yang kokoh dan alasan penetapannya. Maka mereka mencari ‘illat dan hikmah disyari’atkannya suatu hukum, dan mereka menjadikan hikmah berkisar bersama hukum, baik ada atau tidak adanya. Adapun Sebab tersebarnya ra‟yu di Irak: 1. Terpengaruh dengan cara guru-guru mereka seperti Abdullah bin Mas’ud yang mengikuti Umar dalam menggunakan ra’yu. 2. Mereka berpendapat bahwa Irak adalah kota yang beruntung dengan sahabat, dimana Kufah dan Basrah sebagai pangkalan militer Islam. Irak adalah sumber Syi’ah, tempat Khawarij dan daerah terjadinya fitnah, disana banyak tersebar hadis palsu, hingga para ulamanya mensyaratkan sangat ketat dalam menerima hadis. Hal ini menjadikan hadis yang mereka miliki untuk dijadikan rujukan sangat sedikit, maka tak ada jalan lain selain pakai ra’yu. 3. Masalah-masalah yang perlu diketahui hukumnya di Irak lebih banyak daripada di Hijaz lantaran modernnya Irak, jadi butuh ra’yu.
  • 15. KEISTIMEWAAN AHLI RA’YU • Menghasilkan banyak khasanah cabang-cabang fiqh meskipun banyak bersifat ifthiradhiyah (hipotesis) dan khayalan, serta sedikit yang waqi’i (masalah yang tengah terjadi). • Sedikitnya perawi hadis karena syarat-syarat yang harus dipenuhi begitu ketat.