Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
TAAT AL-QURAN DAN SUNNAH
1.
2.
3. Dalil Al-Qur’an
Banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan
tentang wajib mengikuti Allah yang
digandengkan dengan ketaatan mengikuti
Rasulnya, diantaranya, yaitu:
1.
“Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya;
jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (Q. S.
Ali „Imran (3): 3).
4.
Di samping itu, masih banyak ayat yang mewajibkan taat
kepada Rasul secara khusus dan terpisah, karena barang siapa
taat kepada Rasul, karena beliau adalah Rasul yang
menyampaikan hukum-hukum Allah kepada makhluknya,
maka pada hakikatnya dia tak lain taat kepada Allah SWT.
Diantara ayat-ayat tersebut, yaitu:
Q.S. An-Nisa (4): 59;
Q.S. Al-Maidah (5): 92;
Q.S. An-Nur (24): 54;
Q.S. An-Nisa (4): 65 dan 80;
Q.S. Ali ‘Imran (30: 31;
Q.S. An-nur (24): 56, 62, dan 63;
Q.S. Al-A’raf (7): 158;
Q.S.An-Nisa (4): 80;
Q.S. Ali-Imran (3): 31.
5. 2.Dalil Hadits Rasulullah SAW.
Di samping banyak ayat Al-Qur‟an yang
menjelaskan kewajiban mengikuti semua yang
disampaikan Nabi, banyak juga hadits Nabi SAW
yang menegaskan kewajiban mengikuti ajaranajaran yang dibawa oleh Nabi SAW, yaitu sebagai
berikut:
.
Artinya:
“Aku tinggalkan dua pusaka pada kalian. Jika
kalian berpegang kepada keduanya,niscaya tidak
akan tersesat, yaitu kitab Allah (Al-Qur‟an) dan
sunnah Rasul-Nya.” (H.R. Al-Hakim dari Abu
Hurairah).
Hadits-hadits tersebut menjelaskan bahwa
berpegang teguh pada hadits itu wajib,
sebagaimana berpegang teguh pada Al-Qur‟an.
6.
Umat Islam telah sepakat menjadikan hadits
sebagai salah satu dasar beramal, karena sesuai
dengan yang dikehendaki Allah.
Banyak sekali peristiwa yang menunjukkan hadits
sebagai sumber hukum Islam, diantaranya:
Ketika Abu Bakar dibai‟at menjadi khalifah, ia
pernah berkata “saya tidak pernah meninggalkan
sedikitpun sesuatu yang diamalkan/dilaksanakan
oleh Rasulullah, sesungguhnya saya takut tersesat
jika meninggalkan perintahnya.”
Saat Umar berada di depan hajar aswad ia berkata:
“saya tahu bahwa engkau adalah batu, seandainya
saya tidak melihat Rasulullah menciummu, saya
tidak akan menciummu.”
7.
Nabi Muhammad SAW merupakan Rasul yang
telah diterima dan diakui oleh Umat Manusia.
Secara logika, mengharuskan kepada kita
untuk mentaati dan mengamalkan ajaran Rasul
baik dari Al-Qur‟an maupun hadits.
8.
Al-Qur‟an diturunkan oleh Alah SWT bagi umat manusia
agar dapat dipahami isi kandungannya. Rasulullah
diperintahkan untuk menjelaskan isi kandungannya melalui
hadits-haditsnya. Oleh karena itu, hadits Nabi berfungsi
sebagai penjelas (bayan) bagi Al-qur‟an.
Penjelasan yang diberikan Rasulullah terhadap al-Qur‟an
sejalan dengan perintah yang diberikan Allah kepada
beliau, seperti firmannya dalam Q.S. An-Nahl (16): 44:
“keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab.
Dan kami turunksn kepadamu Al-Qur‟an agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan”.(Q. S. An-Nahl (16): 44).
9. Berikut adalah bagan daripada macam-macam
Hadits sebagai bayan Al-Qur‟an secara terperinci:
10.
.(
Bayan At-Taqrir disebut juga bayan at-ta‟kid dan
bayan al-itsbat, yang dimaksud bayan ini, bahwa
hadits berfungsi untuk memperkuat dan
memperkokoh apa yang telah diterangkan dalam AlQur‟an.
Contoh:
“Apabila kalian melihat (ru‟yah) bulan, maka
berpuasalah, juga apabila melihat (ru‟yah) itu, maka
berbukalah.” (HR Muslim).
Hadits ini mentaqrir ayat Al-qur‟an:
“Maka barang siapa mempersaksikan bulan (hilal)
diantara kamu, maka berpuasalah”(Q.S. Al- Baqaroh
(2): 185).
11.
Bayan At-Tafsir merupakan fungsi hadits
untuk memberikan tafsiran terhadap ayat-ayat
Al-Qur‟an yang masih bersifat umum, contoh:
.(
“Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku
shalat”.
Hadits ini menjelaskan bagaimana mendirikan
shalat. Sebab dalam Al-Qur‟an tidak dijelaskan
secara rinci. Salah satu ayat yang
memerintahkan shalat adalah ayat Q.S. Al
baqaroh (2):43).
12. 3.BAYAN TAKHSHISH
Di dalam Al-Qur‟an, banyak
terdapat ayat-ayat Al-Qur‟an yang
bersifat umum. Dalam keadaan
ayat serupa itu, hadits memberikan
penjelasan tentang kekhususannya.
Di dalam Al-qur‟an dikatakan
bahwa anak-anak dapat
mempusakai orang tua nya dan
keluarganaya, yang difirmankan
secara umum dalam Q.S An-nisa
(4):11). Hukum dalam ayat tersebut
bersifat umum, artinya bahwa
setiap anak berhak mendapat harta
pusaka ahli waris dan bagian anak
laki-laki dua kali bagian anak
perempuan. Ayat ini dikhususkan
oleh hadits yang berbunyi:
.(
“seorang pembunuh tidak boleh
mewarisi harta orang-orang yang
dibunuh sedikitpun”.(H.R. AnNasai).
4.BAYAN TA‟YIN
Yang dimaksud bayan ta‟yin
adalah bahwa hadits berfungsi
menentukan mana yang dimaksud
antara dua atau tiga perkara yang
mungkin dimaksud oleh AlQur‟an . Dalam (Q.S. Al-Baqarah
(2): 228). Yang artinya “Wanitawanita yang ditalak hendaklah
menahan diri (menunggu) tiga kali
quru‟ Lafadz quru „ dalam ayat
diatas mempunyai arti haidh dan
suci. Oleh karena itu, apakah yang
dimaksud ayat itu iddah
perempuan yang ditalak itu tiga
kali haid atau tiga kali suci. Hal ini
dapat dijelaskan lewat hadits yang
kedudukannya sebagai ta‟yin dari
dua masalah itu :
.(
“Talak budak dua kali dan
iddahnya dua kali haidh.” (H.R.
Abu Daud, Turmudzi, dan hakim).
13. 5.BAYAN TAQYID
Yang dimaksud dengan bayan taqyid
adalah bahwa hadits berfungsi untuk
memberikan persyaratan/batasan ayatayat Al-qur’an yang masih bersifat
mutlaq, Misalnya yang terdapat dalam
makna “yadun” dalam ayat berikut:
(.” (Q.S. Al-Maidah (5):38).
Perintah memotong dalam ayat tersebut
masih belum jelas batasannya. Apakah
tangan sebelah kiri atau tangan kanan
mereka. Untuk itu Hadits Nabi
menjelaskan batasannya secara rinci
sebagaimana dalam hadits:
(
“Dari Abu Hurairah R.A., sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda mengenai
pencurian:
Jika ia mencuri (kali pertama) potonglah
salahsatu tangannya, kemudian jika ia
mencuri (yang kedua kali) potonglah
salahsatu kakinya, kemudian jika ia
mencuri (yang ketiga kali), potonglah
tangannya (yang lain), kemudian jika ia
mencuri (keempat kali), potongalah
BAYAN NASAKH
Al-Qur‟an. Seperti dalam
hadits:
Maksudnya
hadits berfungsi untuk
melakukan perubahan
terhadap apa-apa yang telah
ditetapkan oleh ayat- ayat
“Tidak ada wasiat bagi ahli
warits”
Hadits ini menasakh ayat AlQur‟an.
Namun demikian, Imam
Syafi‟i menolak nasakh ayat
Al-Qur‟an dengan hadits .
menurutnya hadits tidak
dapat menasakh ayat AlQur‟an, karena hadits
mengikuti ketetntuan yang
terdapat dalam ayat AlQur‟an.
14. .BAYAN TASRYI‟
Yang dimaksud dengan bayan
Tasyri’ adalah mewujudkan suatu
hukum atau ajaran- ajaran yang
tidak didapati dalam Al-Qur’an,
atau dalam Al-Qur’an hanya
terdapat pokok-pkoknya saja.
Contohnya ketetapan hukum
tentang laki-laki yang memaki
emas dan sutera :
8.BAYAN BASHTI
o
“Dan perkara ini (memakai emas
dan sutera) diharamkan bagi
umatmu yang laki-laki, dan
dihalalkan bagi yang
perempuan.”(H.R. Baihaqi).
Menurut Ibnu Qoyyim, haditshadits Rasulullah SAW, yang
berupa tambahan terhadap AlQur’an merupakan kewajiban atau
aturan yang harus di taati, tidak
boleh menolak atau
mengingkarinya, dan hal tersebut
bukan berarti Rasulullah saw.
Mendahului Al-Qur’an melainkan
semata-mata karena perintah Allah
SWT.
o
Menurut Imam Malik, bayan Basthi
adalah memanjangkan keterangan
bagi apa yang diringkaskan
keterangannya oleh AlQur’an,seperti ayat yang artinya
“Dan terhadap tiga orang yang
ditangguhkan (penerimaan taubat)
mereka, hingga apabila bumi telah
menjadi sempit bagi mereka,
Padahal bumi itu Luas dan jiwa
merekapun telah sempit (pula
terasa) oleh mereka, serta mereka
telah mengetahui bahwa tidak ada
tempat lari dari (siksa) Allah,
melainkan kepada-Nya saja.
kemudian Allah menerima taubat
mereka agar mereka tetap dalam
taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah
yang Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.
Kisah yang dimaksud ini telah
diperpanjang oleh hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori,
Muslim, Abu Dawud, At-Turmudzi,
An-Nasa’I, dan Ibnu majah dengan
Sabda Nabi saw. Yang mencegah
orang berbicara dengan orang yang
tiga itu, yaitu Ka’ab bin Malik, Hilal
bin Umayyah dan Mararah bin Rabi’,
mereka disalahkan karena tidak ikut
berperang.