Dokumen tersebut merupakan instrumen monitoring kinerja sekolah SMK Bunda Mulia yang mencakup beberapa komponen seperti zero tawuran, bullying, geng, dan pungutan liar. Sekolah melakukan berbagai upaya pencegahan seperti memfasilitasi forum komunikasi antar sekolah, menanamkan solidaritas siswa, serta menerapkan sanksi tegas bagi pelaku tindakan terlarang.
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
Instrumen monitoring implementasi target kinerja sekolah
1. Halaman 1 dari 9 Instrumen Monev Kinerja Sekolah Tapel 2016/2017
INSTRUMEN MONITORING IMPLEMENTASI TARGET KINERJA SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SUDIN PENDIDIKAN WILAYAH I KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT
Nama Sekolah : SMK BUNDA MULIA
Alamat Sekolah : Jl. A.M. Sangaji No. 20
Telepon Sekolah : 021-6329005
Faxcimille Sekolah : 021-6310264
Nama Kepala Sekolah : Dra. Semi Mudijarti, MM
Nomor HP : 085888951701
No Obyek Pengamatan Hasil Observasi Keterangan
A. Komponen Zero Tawuran Ya Tidak
1 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
proaktif memfasilitasi pembentukan forum komunikasi
OSIS antar sekolah untuk membangun rasa
persahabatan antar sekolah (thousand friends and zero
enemy) dan mengisinya dengan melakukan kegiatan
bersama (joint activities) :
- menyusun program kerja OSIS bersama
- melakukan kegiatan ekskul bersama
- melakukan kegiatan bakti sosial bersama
- menanam pohon perdamaian sebagai simbol
deklarasi damai
- dll
√
2 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
memfasilitasi agresivitas siswa melalui kegiatan ekstra
kurikuler sebagai media ekspresi minat, bakat, hobby
dan potensi diri siswa
√
3 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan mengasah
kecerdasan spiritual, emosional dan sosial siswa agar
paralel dengan kecerdasan intelektual dan kinestetik
guna mewujudkan pribadi siswa seutuhnya
(keseimbangan olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah
raga), antara lain :
- Training ESQ
- Tadarus Al Quran setiap hari sebelum jam belajar
dimulai (15 menit)
- Sholat Dzuhur berjamaah setiap hari, dilanjutkan
kultum yang berisi pesan moral ketaqwaan
- Training Motivasi (Achievement Motivation Training)
- Pembinaan kerohanian
√
2. Halaman 2 dari 9 Instrumen Monev Kinerja Sekolah Tapel 2016/2017
4 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
MOU anti tawuran dan tindak kekerasan antar sekolah
yang memiliki riwayat pernah tawuran (simbol
ikrar/deklarasi damai)
√
5 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
membentuk PKS (Patroli Keamanan Sekolah) gabungan
antar sekolah
6 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
Menyelenggarakan kegiatan Training Kedisiplinan dan
Bela Negara bagi siswa (rekomendasi : sekolah
berkolaborasi dengan POLRI & TNI)
7 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
membentuk Coaching Clinic Team yang beranggotakan
Guru BP/BK, Pembina OSIS/ROHIS/ROKRIS dan
Wakasek Kesiswaan guna melakukan pembinaan untuk
mencari solusi terhadap persoalan – persoalan yang
dihadapi siswa (khususnya siswa berperilaku indisipliner)
8 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
menghadirkan orang tua ke sekolah minimal 3 kali dalam
1 semester (awal, tengah, akhir semester) untuk
bekerjasama dalam pembinaan perilaku siswa
9 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
bermitra dengan Polsek setempat dalam upaya
memberikan jaminan rasa aman bagi warga sekolah
(Polisi dijadikan Chief Security dari Satpam sekolah)
10 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
pertukaran Kepsek sebagai pembina upacara,
khususnya antar sekolah yang pernah tawuran, sebagai
cara yang “soft” untuk menjalin persahabatan.
11 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
memasang banner disekolah tentang ancaman pidana
terhadap pelaku tawuran dan tindak kekerasan yang
diatur dalam KUHP (sebagai efek getar “deterrent effec”
agar siswa takut melakukan tawuran)
12 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
Law Enforcement yang tegas bagi siswa pelaku tawuran
untuk memberikan efek jera.
13 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
penerapan pendidikan budaya dan karakter bangsa
melalui keteladanan dan habituasi
14 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
pengintegrasian muatan pendidikan Budi Pekerti
kedalam setiap mata pelajaran
15 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
tes urin perlu diterapkan pada saat PPDB, agar siswa
tidak terjerumus Narkoba sebagai cikal bakal perilaku
yang menyimpang.
3. Halaman 3 dari 9 Instrumen Monev Kinerja Sekolah Tapel 2016/2017
16 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
menjaga temperatur emosional siswa yang tengah
berada pada periode storm and drang period (topan
dan badai) dimana terjadi gejala emosi dan tekanan jiwa
yang labil, sehingga perilaku mereka cenderung mudah
menyimpang. Maka pelajar perlu diberikan aktivitas
mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih
bermanfaat, seperti mengikuti kegiatan pendalaman
materi, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler,
dll.
17 Sekolah melakukan pencegahan tawuran dengan cara
menggelar iven-iven lomba antar sekolah sebagai pintu
jalinan persahabatan.
B. Komponen Zero Bullying
1 Tidak terjadi jenis Bullying Fisik, yaitu jenis bullying
yang kasat mata karena terjadi sentuhan fisik antara
pelaku bullying dan korbannya, seperti memukul,
menendang, menampar, dll.
2 Tidak terjadi jenis Bullying Verbal, yaitu jenis bullying
yang dapat terdeteksi indera pendengaran, seperti
memberi nama julukan, celaan, hinaan.
3 Tidak terjadi jenis Bullying Non Verbal, yaitu jenis
bullying dengan cara mengucilkan, mengabaikan,
menghindar dari seseorang.
4 Tidak terjadi jenis Bullying Sosial, yaitu jenis bullying
dengan cara memfitnah, menyebarkan gosip,
mempermalukan di depan umum.
5 Tidak terjadi jenis Bullying Cyber, yaitu jenis bullying
dengan cara menyebarkan foto pribadi di internet dan
media sosial tanpa izin yang bersangkutan dengan
tujuan menjatuhkan martabat dan kehormatan.
6 Kepala Sekolah melakukan pencegahan dan
penanganan bullying dengan cara membuat aturan yang
tegas tentang larangan melakukan tindakan bullying dan
sanksi terhadap pelaku bullying.
7 Guru melakukan pencegahan dan penanganan bullying
dengan cara memonitor aktivitas sehari-hari peserta didik
selama berada di lingkungan sekolah
8 Komite Sekolah melakukan pencegahan dan
penanganan bullying dengan cara menjembatani
komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah atau
praktisi/pemerhati anti bullying
9 Staf Tata Usaha melakukan pencegahan dan
penanganan bullying dengan cara membantu guru
mengawasi aktivitas dan kebiasaan peserta didik ketika
berada di lingkungan sekolah.
4. Halaman 4 dari 9 Instrumen Monev Kinerja Sekolah Tapel 2016/2017
10 Lingkungan Sekitar Sekolah melakukan pencegahan dan
penanganan bullying dengan cara memberikan informasi
kepada pihak sekolah bila mendapati perilaku yang
berindikasi bullying yang dilakukan peserta didik diluar
lingkungan sekolah.
C. Komponen Zero Geng
1 Sekolah melakukan pencegahan terbentuknya kelompok
geng dengan cara menanamkan kesadaran siswa untuk
memupuk solidaritas antar teman agar marasa saling
terikat untuk saling membantu satu sama lain.
2 Sekolah melakukan pencegahan terbentuknya kelompok
geng dengan cara melibatkan seluruh guru untuk
membangun kehangatan komunikasi melalui
pendekatan personal kepada peserta didik agar lebih
dekat dan dapat mengawasi mereka.
3 Sekolah melakukan pencegahan terbentuknya kelompok
geng dengan cara mengargai bakat, minat, hobby dan
memberikan ruang untuk menunjukkan keahlian peserta
didik dengan memberikan fasilitas dan kegiatan untuk
menunjang bakatnya
4 Sekolah melakukan pencegahan terbentuknya kelompok
geng dengan cara menanamkan pendidikan karakter,
termasuk memberikan pendampingan dalam mencari
solusi berbagai persoalan yang dihadapi siswa, mulai
dari permasalahan kesulitan dalam proses kegiatan
belajar di sekolah dan permasalahan pergaulan antar
teman agar tidak terbentuk solidaritas kelompok geng.
5 Sekolah memberikan sanksi yang tegas terhadap
peserta didik yang terlibat dalam aktivitas kelompok geng
yang berperilaku destruktif, melanggar tata tertib, dan
menampilkan sikap berkuasa senior terhadap yunior
serta mengintimidasi siswa lain.
D. Komponen Zero Pungutan Liar
1 Sekolah tidak melakukan pungutan daftar ulang
2 Sekolah tidak melakukan pungutan biaya ujian nasional
dan ujian sekolah
3 Sekolah tidak melakukan pungutan dana KJP
4 Sekolah tidak melakukan pungutan biaya
perpisahan/wisuda purna siswa yang dilaksanakan di
luar daerah atau di hotel
5 Sekolah tidak melakukan pungutan biaya pengambilan
rapor dan ijazah
6 Sekolah tidak melakukan pungutan biaya pembelian
buku pelajaran yang sudah disediakan oleh negara
7 Sekolah tidak melakukan berbagai pungutan liar lainnya
yang dilarang oleh ketentuan yang berlaku
5. Halaman 5 dari 9 Instrumen Monev Kinerja Sekolah Tapel 2016/2017
E. Komponen Sekolah Bersih, Hijau, Indah, Nyaman,
Ramah Anak dan Bebas Asap Rokok
1 Kebersihan dan kerapihan ruangan
2 Ruangan terang
3 Ruangan tidak pengap dan tidak berbau
4 Ruangan memiliki sirkulasi udara baik
5 Meja, kursi, dinding tidak ada coretan
6 Ruangan tidak ada sampah dan kotoran
7 Peralatan tertata rapi
8 Ruangan tidak ada genangan air karena bocor
9 Lantai ruangan tidak licin
10 Penampungan atau bak air pada WC/Kamar Mandi
bersih, tidak ada kotoran, tidak berlumut, tidak ada jentik
nyamuk
11 Ada 4 macam atau lebih untuk seluruh keperluan
WC/KM (1. Sikat lantai, 2. Sapu lantai, 3. Sabun,
4. Karbol, 5. Sikat WC)
12 Letak sumber air bersih dari septi tank (termasuk
PAM) lebih dari 10 m
13 Banyak/jumlah air bersih cukup untuk WC/ KM/ air
minum dan cukup untuk seluruh keperluan sekolah
14 Tempat sampah di dalam ruangan/ diluar ruangan
ada, dan tertutup
15 Saluran pembuangan air limbah :
a. Selokan/tanah/disemen, tergenang
b. Selokan/disemen, mengalir
c. Disemen, terbuka, mengalir lancar
d. Disemen, tertutup, mengalir lancar
16 Halaman, pekarangan dan pagar bersih dan ditata
dengan rapih dan indah
17 Ada tanaman perindang dan tanaman hias serta ditata
dengan rapih
18 Ada kebun sekolah/Apotik Hidup dengan tanaman
beragam, ditata rapi dan bernama
19 Halaman bermain, berolahraga/upacara memadai dan
bersih
20 Pagar berfungsi, terawat baik, bersih, serasi dan aman
21 Penerapan kawasan bebas asap rokok di sekolah
22 Tidak ada guru/karyawan/tamu/siswa merokok di sekolah
23 Melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
3 M (menguras, menutup, dan mengubur)
24 Melakukan pengolahan sampah menjadi pupuk
organik/kompos atau biogas
25 Melakukan pembuatan sumur resapan/biopori
6. Halaman 6 dari 9 Instrumen Monev Kinerja Sekolah Tapel 2016/2017
26 Lokasi sekolah jauh dari lokasi yang dapat mengganggu
ketenangan belajar dan kesehatan siswa seperti tempat
pembuangan sampah, pabrik, terminal, kereta api,
lapangan terbang, kuburan, rawa-rawa dan lain-lain.
27 Ruang Kelas :
a. Ruang kelas diupayakan tidak terlalu padat, sehingga
masih memungkinkan siswa bergerak secara leluasa.
Satu ruangan kelas dengan ukuran standar (9 x6 m),
maksimal untuk 40 siswa.
b. Setiap ruang kelas daun pintu menghadap keluar,
sehingga dalam keadaan darurat seperti
kebakaran/gempa, siswa dengan cepat dapat keluar.
c. Luas jendela dan ventilasi udara minimal 20 % dari
luas lantai sehingga memungkinkan pertukaran udara
secara terus menerus.
d. Jendela dibuat sedemikian rupa, sehingga sinar dapat
masuk tetapi anak tidak tergoda untuk melihat keluar.
e. Untuk ruang ber AC harus tersedia jendela yang
dapat dibuka/ditutup minimal 1 jam sebelum ruangan
digunakan.
f. Warna dinding kelas diupayakan berbeda agar
terhindar dari kebosanan atau satu warna saja tapi
diselingi dengan gambar atau lukisan yang kontras
dan menarik.
g. Jarak papan tulis dengan bangku paling depan
minimal 2,5 m dan dengan bangku paling belakang
maksimal 9 m.
h. Penerangan dalam kelas diupayakan memanfaatkan
sumber energi alam yaitu sinar matahari dengan
intensitas cahaya yang cukup untuk mendukung
proses pembelajaran, khususnya membaca. Sinar
sebaiknya datang dari 2 jurusan yaitu kiri-kanan serta
merata dan sekiranya hal ini tidak mungkin maka
diusahakan agar cahaya datang dari kiri saja. Pada
anak-anak yang sekolah sampai sore hari perlu
penerangan tambahan berupa listrik yang cukup
terang.
i. Ruangan kelas dilengkapi dengan beberapa ornamen
yang menarik seperti tanaman-tanaman di pot,
gambar-gambar pada dinding, dan lain-lain.
28 Halaman Sekolah :
a. Halaman sekolah harus selalu kering dan rata, artinya
mempunyai pengaliran air (drainase) yang baik.
b. Halaman ditanami rumput yang selalu dipotong
pendek dan sebagian ditanami pohon rindang (jangan
pohon kelapa dan durian).
c. Adanya pagar sekolah dari tembok atau tumbuh-
tumbuhan (jangan kawat berduri) untuk mencegah
terjadinya kecelakaan.
d. Jika halaman cukup luas, bagian halaman yang
terletak di belakang gedung disediakan untuk kolam
ikan,ternak dan kebun sekolah (jangan dekat tempat
bermain).
e. Halaman sekolah terlihat bersih dari segala macam
7. Halaman 7 dari 9 Instrumen Monev Kinerja Sekolah Tapel 2016/2017
jenis sampah.
f. Adanya saluran drainase dan resapan air hujan untuk
menunjang kebersihan,kesehatan, dan konservasi air
tanah.
29 Kamar Mandi/WC :
a. Tersedia ventilasi yang memungkinkan terjadinya
pertukaran udara.
b. Tersedia penerangan listrik untuk penggunaan pada
malam hari dan kaca untuk penerangan siang hari
dari sinar matahari.
c. Kamar mandi/WC untuk wanita dan pria terpisah
dengan tanda yang jelas.
d. Jumlah kamar mandi/WC cukup bagi warga sekolah,
sehingga tidak terjadi antrian yang cukup berarti.
e. Kedap air, tidak terdapat sudut-sudut tajam, dinding
tidak berlumut, selalu tersedia air pada bak, tidak
terdapat genangan air pada lantai, dan lantai tidak
retak.
f. Jika tempat untuk membuang kotoran adalah septic
tank, maka dirancang kedap air, sehingga tidak
sampai mencemari sumur sekitar.
g. KM/WC tidak bau tak sedap dan terlihat bersih dari
segala kotoran dan binatang-binatang pengganggu
(lalat, nyamuk, kecoa dll).
h. Melakukan penghematan air dan kran tidak bocor.
i. Tersedia pembersih/alat pembersih di setiap KM/WC
dan tempat sampah tertutup.
30 Air Bersih :
a. Selalu tersedia air bersih untuk kebutuhan siswa dan
guru.
b. Tersedia kran-kran air di sejumlah tempat yang
terjangkau siswa untuk keperluan cuci tangan yang
dilengkapi dengan sabun dan lap.
c. Selain air bersih, sekolah juga perlu memiliki air untuk
keperluan lain seperti menyiram tanaman,
membersihkan lantai, kebersihan WC. Untuk
keperluan tersebut, sekolah dapat memanfaatkan air
hujan yang ditampung atau air bekas pemakaian
lainnya seperti bekas air wudhu, air untuk cuci tangan
dan lain- lain.
31 Pengelolaan Sampah :
a. Tersedia tempat/bak sampah yang tertutup dan
terpilah (organik dan anorganik) di setiap ruangan
dan di halaman sekolah untuk menampung sampah
yang ada
b. Jumlah tempat sampah harus cukup banyak dan tidak
hanya ditempatkan di setiap kelas tetapi juga luar
ruangan/gang dengan ukuran agak besar dengan
jarak tiap 20 meter.
c. Tersedia Tempat Pembuangan Sampah Sementara
(TPS) yang tertutup untuk menampung sampah dari
tempat sampah lainnya.
d. Pengelolaan/penanganan sampah organik menjadi
kompos yang dilakukan sendiri oleh pihak sekolah.
8. Halaman 8 dari 9 Instrumen Monev Kinerja Sekolah Tapel 2016/2017
e. Daur ulang (Recycle) dan pemanfaatan kembali
sampah anorganik (Reuse) serta mengurangi
penggunaan barang-barang yang dapat
menghasilkan sampah (Reduction).
32 Pengelolaan Limbah Cair :
a. Limbah cair domestik dan limbah dari laboratorium
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
(B3) dipisahkan.
b. Dilakukan pengelolaan limbah cair baik yang
domestik maupun dari laboratorium sebelum dibuang
ke lingkungan.
33 Ruang Terbuka Hijau :
a. Ada keseimbangan antara luas terbangun dan
terbuka. Jika tidak memungkinkan, sekolah dapat
mengganti fungsi ruang terbuka hijau dengan
membuat sumur resapan dan tanaman-tanaman pada
pot.
b. Mempunyai kerindangan, keteduhan dan kehijauan di
sekitar sekolah.
c. Ditanami berbagai jenis tanaman sebagai sumber
belajar bagi siswa, terutama tanaman-tanaman lokal
dan tanaman-tanaman obat.
d. Mempunyai sumur resapan air untuk mengelola air
hujan yang tertutup sehingga tidak membahayakan
keselamatan bagi siswa.
34 Penghijauan Lingkungan/Tata Taman :
a. Memperhatikan dan melaksanakan penghijauan
lingkungan di sekitar sekolah. Sekolah yang ruang
terbukanya terbatas dapat memanfaatkan bagian-
bagian tertentu di sekolah seperti lorong, sudut-sudut
ruang kelas dan kantor, selasar dan lain-lain sebagai
tempat menyimpan tanaman dalam pot. Selain itu,
jika ruangannya sangat terbatas, dapat pula dibuat
taman secara vertikal.
b. Manfaat dan keragaman tanaman (pohon dan perdu)
dijadikan pertimbangan dalam membuat penghijauan
lingkungan.
c. Memperhatikan pemilihan jenis tanaman (perdu,
semak, dan herba) yang cocok dengan kebutuhan
dan kondisi lingkungan, sehingga mewakili jenis
tanaman yang ada di lingkungan sekitarnya.
d. Memperhatikan aspek estetika dalam pemilihan dan
penempatan tanaman.
e. Memperhatikan dan melaksanakan pemeliharaan
taman dengan melibatkan siswa dalam rangka
menanamkan kecintaan terhadap lingkungan.
35 Efisiensi Energi Dan Sumberdaya :
a. Menghemat konsumsi kertas dan bahan baku lainnya
serta memanfaatkan kembali kertas dan bahan baku
bekas pakai lainnya untuk keperluan lainnya.
b. Selalu melakukan kontrol terhadap penggunaan
listrik. Mematikan listrik, komputer dan alat-alat
elektronik lainnya jika sedang tidak diperlukan.
9. Halaman 9 dari 9 Instrumen Monev Kinerja Sekolah Tapel 2016/2017
c. Memanfaatkan semaksimal mungkin sumber
penerangan yang bersumber dari energi matahari.
d. Selalu melakukan kontrol terhadap penggunaan air
bersih. Jangan membiarkan air bersih meluap dari
bak penampung dan terbuang ke luar. Perbaiki
segera bila ada kebocoran saluran air bersih.
e. Membeli keperluan sekolah dengan prinsip material
tersebut dapat didaur ulang, non polutan, hemat
energi, dan berwawasan lingkungan.
Jakarta, 2016
Petugas Monev Kepala Sekolah ....
.............................. .......................................
NIP NIP