Laporan ini merangkum kegiatan pencegahan dan penanganan perundungan (bullying) yang dilakukan SMA/SMK selama tahun 2021. Program tersebut meliputi sosialisasi, pendidikan karakter, diskusi, poster kampanye, bimbingan kelas, penanganan kasus, dan koordinasi dengan orang tua. Evaluasi menunjukkan capaian target di atas 80% kecuali diskusi dan koordinasi orang tua. Perlu peningkatan pelaksanaan diskusi secara teratur dan ko
Budaya Sekolah dan Pencegahan Tindak Kekerasankurtilas789
Materi TPK Kab/Kota: oleh-oleh dari Workshop Penguatan Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Jenjang SMP Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
(Surakarta, 7-11 September 2015)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pelaksanaan remidi dilakukan oleh guru kelas, namun dalam pelaksanaannya bukan hanya satu pihak saja yang melakukan remedial, namun dari pihak keluarga juga harus memiliki kesempatan untuk memberikan preses remedial. hal ini dikarenakan bahwa perlu adanya bimbingan lebih lanjut bukan hanya bimbingan yang dilakukan oleh guru , karena disadari bahwa guru tidak selalu ada untuk para siswa namun yang perlu tahu yaitu orang tua, karena orang tua selalu ada di antara mereka untuk setiap waktu. Selainorang tua adalah orang yang selalu ada bersamanya bisa kakak, kakek, nenek atau bahkan paman dan bibi.
Akan hal tersebut, perlu adanya pengetahuan pembelajaran remedial untuk anak yang memiliki maslah apapun, baik masalah proses belajar atau masalah motivasi belajar. akan lebih dalam lagi apabila dalam observasi ini dibahas tentang pembelajaran remedial untuk anak yang memiliki maslah motivasi belajar.
B. Tujuan
Rumusan masalah diantaranya:
1. Menjelaskan pengertian pembelajaran
2. Menjelaskan macam-macam penyimpangan perilaku pada anak usia SD
3. Menjelaskan gejala-gejala penyimpangan perilaku pada anak usia SD
4. Menjelaskan jenis-jenis perilaku yang menyimpag
5. Menjelaskan cara mengatasi anak yang memiliki masalah
C. Manfaat Observasi
Manfaat observasi bagi mahasiswa maupun bagi guru adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai calon guru memperoleh pengalaman baru dan sebagai acuan dalam mengajar serta menambah wawasan mahasiswa dalam mengajar anak SD.
2. Bagi Guru
Guru dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang kegiatan belajar mengajar yang harus diterapkan di SD pada saat ini.
Selain itu manfaat observasi adalah :
a. Melatih kita dalam membuat karya tulis agar terbiasa dan lebih baik.
b. Sebagai pedoman pembelajaran.
c. Sebagai motivasi untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang berhubungan dengan pendidikan sekolah dasar.
3. Ruang Lingkup Penulisan Laporan
Dalam penulisan laporan ini, ruang lingkup yang digunakan adalah :
1. Pembelajaran Remidi
2. Kesulitan Belajar
4. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan terdiri dari berbagai macam teknik, diantaranya adalah pengumpulan data, pengamatan, dokumen, dan wawancara.
5. Waktu dan Tempat
Observasi (penelitian) ini dilakukan selama satu kali di Desa Bendosewu Kecamatan Talun-Blitar di rumah Bapak Maswan pada tanggal 15 April 2015 selama jam 15.14 sampai 14.10.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN REMIDIAL
Pembelajaran remedial (Remedial Teaching) merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi baik akademik maupun non akademik belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari peni
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
3. Daly/Lap.Bullying/2021
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk
menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun
psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Kata
bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng
yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Bahasa Indonesia, secara
etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah.
Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang, bisa juga
sekelompok orang, dan ia atau mereka mempersepsikan dirinya memiliki
power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban juga
mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu
merasa terancan oleh bully.
Berdasarkan data riset dari Programme for International Students Assessment
(PISA) di tahun 2018, Indonesia berada di urutan kelima tertinggi dari 78
negara sebagai negara yang paling banyak murid mengalami perundungan
(bullying). Sebesar 41,1% murid mengaku pernah mengalami perundungan
(bullying). Di Indonesia, angka murid korban bully jauh di atas rata- rata
negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%. OECD merupakan
organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi yang
beranggotakan 36 negara Eropa dan Amerika Utara ditambah Jepang dan
Korea Selatan.
Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), jumlah kasus
pendidikan di Indonesia per tanggal 30 Mei 2018 adalah 161 kasus, dengan
rincian; anak korban tawuran sebanyak 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku
tawuran sebanyak 31 kasus atau 19,3 persen, anak korban kekerasan dan
bullying sebanyak 36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan
bullying sebanyak 41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan
(pungli, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah)
sebanyak 30 kasus atau 18,7 persen.
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya pencegahan yang dilakukan oleh
pihak sekolah agar kejadian bullying khususnya di lingkungan sekolah
dapat dihindari. SMA/SMK ............... adalah salah satu sekolah di Provinsi
Kalimantan Timur yang merupakan sekolah yang telah memprogramkan dan
melaksanakan kegiatan pencegahan perundungan siswa melalui program
4. Daly/Lap.Bullying/2021
pembinaan karakter. Pencegahan perundungan ini dilakukan karena mengacu
pada Visi dan Misi serta Motto Sekolah, yakni Unggul dan Beretika.
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah guna memberikan
pemahaman kepada siswa tentang pentingnya saling tolong menolong dan
saling peduli antar sesama serta menghindari tindakan bullying yang
berdampak negatif bagi semua pihak.
B. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan kegiatan ini adalah:
1. Memberi pemahaman siswa tentang bahaya bullying yang berdampak
negatif bagi semua pihak
2. Memberi memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya
saling tolong menolong, dan saling peduli antar sesame
3. Membiasakan siswa untuk saling hormat-menghormati dan harga-
menghargai antar sesama
D. SASARAN
Adapun sasaran dilaksanakan kegiatan ini adalah seluruh masyarakat
SMA/SMK ...................
E. MANFAAT
Adapun manfaat kegiatan pencegahan perundungan di S MA / SMK
......................... adalah siswa dapat berperilaku dan berakhlak mulia sesuai Visi
dan Misi sekolah.
5. Daly/Lap.Bullying/2021
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. AGENDA KEGIATAN
No Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu
1 Sosialisasi Kegiatan Anti
Perundungan
Memberi
pemahanan
kepada siswa
tentang jenis,
dampak dan
bahaya
perundungan
Siswa Baru Awal tahun
Pelajaran
2 Pembinaan karakter
(Pendidikan Karakter)
Penanaman
nilai-nilai
karakter (jujur,
disiplin, religius,
gotongroryong,
kerjasama, dll)
Seluruh siswa Setiap minggu
3 Diskusi/Curah
Pendapat/Keteladanan
Meningkatkan
wawasan siswa
tentang
perundungan di
dunia nyata
Seluruh siswa 2 minggu
sekali
4 Pengadaan
poster/leaflet/slogan/himbauan
anti bullying
Sosialissi anti
perundungan di
sekolah
Lingkungan
sekolah
Sesuai
kebutuhan
5 Bimbingan klasikal pencegahan
perundungan
Mengulas
peristiwa
perundungan
mutakhir di dunia
nyata
Wali kelas
Guru BK
Siswa
2 minggu
sekali
6 Konsolidasi penanganan
perundungan
Menyelesaikan
masalah
perundungan di
sekolah
Wali kelas
Guru BK,
Siswa
Orangtua siswa
insidental
7 Parenting Koordinasi
dengan orangtua
tentang
perkembangan
peserta didik
Orang tua
siswa
3 bulan sekali
8 Evaluasi Program Melakukan
evaluasi
keterlaksanaan
program
Seluruh
pendidik dan
tenaga
kependidikan
2 kali setahun
B. REALISASI KEGIATAN
1. Pencegahan Perundungan
No Uraian Kegiatan Indikator Target Realisasi
1 Sosialisasi Kegiatan Anti
Perundungan
Siswa memahami tentang
jenis, dampak dan bahaya
perundungan
100 % 100 %
2 Pembinaan karakter
(Pendidikan Karakter)
Penanaman nilai-nilai karakter
(jujur, disiplin, religius,
100 % 100 %
6. Daly/Lap.Bullying/2021
gotongroryong, kerjasama, dll)
menjadi budaya di sekolh
3 Diskusi/Curah
Pendapat/Keteladanan
Peningkatann wawasan siswa
tentang perundungan di dunia
nyata
100 % 80 %
4 Pengadaan
poster/leaflet/slogan/himbauan
anti bullying
Ada penambahan
poster/leaflet/slogan/himbauan
anti bullying di lingkungan
sekolah
100 % 100 %
5 Bimbingan klasikal pencegahan
perundungan
Terlaksananya kegiatan
diskusi mengulas peristiwa
perundungan mutakhir di
dunia nyata
100 % 90 %
2. Penanganan Perundungan
No Uraian Kegiatan Indikator Target Realisasi Keterangan
1 Investigasi peristiwa
perundungan
• Perundungan fisik
• Perundungan verbal
• Perundungan relasional
• Perundungan cyber
Diperoleh data dan
fakta perundungan
yang terjadi
100 % 100 % Tidak ada kasus
2 Koordinasi penangan
perundungan
Adanya koordinasi
yang baik antara
guru, wali kelas,
guru BK dan
wakasek
kesiswaan
100 % 100 % Tidak ada kasus
3 Pemberian reward dan
funishment
• Reward bagi
siswa yang
aktif mencegah
perundungan
• Sanksi bagi
siswa pelaku
perundungan
100 % 100 % Reward diberikan
pada 3 orang
siswa
4 Parenting Adanya pertemuan
sekolah dengan
orangtua siswa
tentang
perkembangan
peserta didik
100 % 50 % Terlaksana pada
awal tahun
C. Evaluasi Program
Berdasarkan agenda kegiatan pencegahan dan penanganan perundungan di
SMA/SMK ................. secara umum keterlaksaan kegiatan sudah baik. Beberapa
hal yang masih perlu ditingkatkan adalah :
1. Pelaksanaan kegiatan Diskusi dan curah pendapat antara wali kelas/guru BK
dengan siswa yang direncanakan dilaksanakan setiap 2 minggu sekali, tidak
terlaksana secara konsisten. Disebabkan antara lain waktu pelaksanaan
7. Daly/Lap.Bullying/2021
berbenturan dengan agenda sekolah (UTS, Ulangan semester, UAS, US,
UKK, dll)
2. Pelaksanaan bimbingan klasikal pencegahan perundungan yang sedianya
mengulas kasus-kasus perundungan yang terjadi di masyarakat sebagai
upaya meningkatkan wawasan dan kesadaran siswa akan arti pentingnya
menghindari perundungan, belum terlaksana secara maksimal disebabkan
adanya benturan kegiatan dengan agenda ritun sekolah
3. Kegiatan Parenting sebagai upaya koordinasi sekolah dengan orangtua
peserta didik dalam meningkatkan perkembangan siswa belum terlaksana
secarab menyeluruh, disebabkan karena cukup banyak orangtua siswa yang
tidak dapat meninggalkan pekerjaannya (karyawan perusahaan). Untuk itu
perlu dikoordinasikan lebih lanjut dalam pemilihan waktu yang tepat dalam
pelaksanaan kegiatannya
8. Daly/Lap.Bullying/2021
BAB III PENUTUP
Kegiatan Pencegahan Perundungan yang dilaksanakan setelah satu tahun
pelajaran memberi pemahaman kepada siswa tentang arti saling menghargai
dan menghormati antar sesama. Siswa terbiasa melakukan aktivitas gotong
royong di sekolah dalam setiap kegiatan. Siswa menyadari akan perlunya
pembiasaan yang rutin dan konsisten, bukan hanya didalam kelas tapi juga
diluar kelas.
Di samping siswa juga membiasakan diri berperilaku unggul dan beretika dan
konsisten melakukannya, para guru juga tidak kalah dengan siswa, bahwa
setiap hari juga guru dan pegawai mendapatkan pembinaan dan arahan dari
Kepala Sekolah untuk terus memberi contoh dan teladan yang baik bagi para
siswa.
Kami yakin dan percaya banyak kekurangan dari laporan ini baik dari sistem
pelaksanaannya maupun bentuk penulisan laporan ini. Oleh sebab itu kami
memohon maaf dan berharap semoga kekurangan-kekurang tersebut dapat
menjadi awal untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Demikianlah laporan ini disusun, kritik dan saran sangat kami perlukan untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan dan penulisan laporan pada
tahun-tahun berikutnya.