SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Impairment of Cognition
Pembimbing:
dr. M. Darma Muda Setia, SpPD
dr. Chacha Marissa Isfandiari, SpPD-KGER
Pendahuluan
Penurunan
Kognitif
Penurunan
Fungsional
Lansia
Faktor Resiko:
Bertambahnya usia
DM, HT, Merokok, Depresi,
Hiperkolesterolemia, Parkinson,
Stroke, dan Kurang aktivitas
fisik
Ketergantungan
• Menurunkan tingkat kesadaran
• Gangguan persepsi, Ilusi, halusinasi
• Gangguan tidur, tidur berjalan dan
insomnia atau ngatuk pada siang hari.
• Meningkat atau Menurun aktivitas
psikomotor.
• Disorientasi, tempat, waktu, orang.
• Gangguan daya ingat, tidak dapat
mengingat hal baru, misalnya nama
beberapa benda setelah lima menit.
Definisi
• Kognisi adalah proses memperoleh pengetahuan dan pemahaman melalui
pemikiran, pengalaman, dan indera.
• Hal ini mencakup berbagai aspek fungsi dan proses intelektual tingkat
tinggi seperti perhatian, ingatan, pengetahuan, pengambilan keputusan,
perencanaan, penalaran, penilaian, pemahaman persepsi, bahasa, dan
fungsi visuospasial. Proses kognitif menggunakan pengetahuan yang ada
dan menghasilkan pengetahuan baru
• Defisit kognitif" adalah istilah inklusif yang digunakan untuk
menggambarkan gangguan pada berbagai domain kognisi. Defisit kognitif
tidak terbatas pada penyakit atau kondisi tertentu, namun mungkin
merupakan salah satu manifestasi dari kondisi mendasar seseorang.
Aayush Dhakal, Bradford D. Bobrin. Cognitive Deficits. 2023
Definisi
Fungsi kognitif terdiri dari:
1. Orientasi (personal, tempat, waktu)
2. Bahasa (kelancaran, pemahaman, pengulangan, naming = menamai
objek)
3. Atensi (merespon stimulus spesifik): mengingat segera, konsentrasi
4. Memori (verbal, visual)
5. Fungsi konstruksi (membangun sempurna: menggambar, menyusun
balok, dll)
6. Kalkulasi (menghitung angka)
7. Penalaran (membedakan baik buruk objek, berpikir abstrak)
Aayush Dhakal, Bradford D. Bobrin. Cognitive Deficits. 2023
Definisi
• Gangguan kognitif ringan mengacu pada penurunan kognitif yang tidak
mengganggu fungsi kognitif secara signifikan.
• Pre-Dementia meliputi adanya keluhan memori subjektif, terutama yang
dikemukakan oleh keluarga, disertai dengan hasil pemeriksaan kognisi yang
abnormal sesuai dengan usia dan tingkat pendidikan. Defisit tidak boleh atau
hanya sedikit mempengaruhi fungsi intelektual global dan kemampuan dalam
melakukan aktivitas hidup keseharian. Pasien tidak boleh menunjukkan bukti
mengalami demensia
• Demensia adalah gangguang fungsi intelektual dan memori yang didapat yang
disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan
Tingkat kesadaran.
• Demensia mengacu pada penyakit Alzheimer dan subtipe demensia lainnya,
termasuk demensia vaskular, bentuk demensia campuran, dan bentuk demensia
yang kurang umum seperti demensia dengan badan Lewy, demensia
frontotemporal dan demensia penyakit Parkinson.
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
Epidemiology
• Prevalensi lansia berusia 60 tahun keatas dengan gangguan fungsi kognitif
adalah sebanyak 3-42% dalam studi populasi umum.
• Prevalensi penduduk lansia dengan demensia di Indonesia yang merupakan
salah satu penyakit gangguan fungsi kognitif pada tahun 2010 adalah
57,7%, dan diperkirakan akan mencapai 70,5% pada tahun 2050.
• Diperkirakan antara 60.000 dan 70.000 warga British Columbia menderita
demensia, 60% di antaranya adalah perempuan. Prevalensi demensia
berkorelasi positif dengan usia
• Penyakit Alzheimer adalah kondisi paling terkenal yang terkait dengan
gangguan kognitif. Sekitar 5,5 juta orang terkena penyakit Alzheimer di
Amerika, dan prevalensi di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 24 juta
Untari I, Subijanto AA, Mirawati DK, Probandari AN, Sanusi R. A. Combination of Cognitive Training and
PhysicalExercise for Elderly with the Mild Cognitive Impairment. 2019
Etiology
• Adanya Plak senilis (plak yang meningkat seiring bertambahnya usia) dan
Plak neuritik (plak yang mengandung B-amyloid ekstraseluler yang
dikelilingi neuritis distrofik)
• Neurofibrilary tangles (struktur intra neuron yang mengandung tau yang
terhiperfosforilasi pada pasangan filamen helix)
• Berkurangnya neuron/sinaps
• Degenerasi granulovacuolar (gelembung abnormal berisi cairan ( vakuola )
di dalam neuron yang mengandung butiran protein padat)
• Dan Hirano bodies (struktur seperti batang eosinofilik refraktil, kaya aktin
yang ditemukan di otak)
Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
Faktor Resiko
• Bertambahnya usia, kondisi seperti stroke, delirium, demensia, depresi,
skizofrenia, penggunaan alkohol kronis, penyalahgunaan zat, tumor otak,
kekurangan vitamin, ketidak seimbangan hormon, dan beberapa penyakit
kronis dapat menyebabkan defisit kognitif.
• Patologi otak seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, demensia
tubuh Lewy, penyakit Huntington, demensia HIV, penyakit prion
bermanifestasi dengan defisit kognitif.
• Obat-obatan seperti obat penenang juga berhubungan dengan defisit
kognitif.
• Cedera kepala dan infeksi otak atau meningen dapat menyebabkan deficit
kognitif pada usia berapa pun
Aayush Dhakal, Bradford D. Bobrin. Cognitive Deficits. 2023
Diagnosis
• Dicurigai adanya gangguan kognitif bila terjadi penurunan fungsional dalam
pekerjaan dan aktivitas biasa.
• Hal ini mungkin dilaporkan oleh pasien, keluarga, teman, petugas
kesehatan, atau perawat lainnya.
• Gejala gangguan kognitif cenderung terjadi secara bertahap dan
tersembunyi. Pasien mungkin menyembunyikan gejalanya, sehingga sulit
mendeteksi gangguan kognitif dalam kunjungan yang dengan waktu
terbatas
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
Diagnosis
Berikut adalah contoh gejala gangguan kognitif yang mungkin muncul selama
kunjungan dan mungkin memerlukan penilaian lebih lanjut:
• Menelpon kantor secara berulang atau tidak tepat
• Bingung, lupa, atau kurang patuh terhadap pengobatan
• Menderita stroke
• Menolak anggota keluarga dalam menjawab pertanyaan
• Jatuh dan patah tulang tanpa sebab yang jelas
• Kunjungan ke ruang gawat darurat secara rutin
• Mengalami depresi di usia lanjut atau delirium
• Menunjukan tanda-tanda pengabaian diri (kebersihan, penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan)
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
Diagnosis
The diagnosis of dementia requires that the patient display the following
features:
• Impairment in at least 2 of the following cognitive domains: memory,
language, visuospatial, executive function and behavior;
• Impairment causes a significant functional decline in usual activities or
work; and
• Impairment not explained by delirium or other major psychiatric disorder.
• Diagnosis gangguan kognitif ringan ditegakkan ketika pasien tidak
memenuhi kriteria demensia, baik karena kurangnya defisit kedua dalam
domain kognitif atau karena defisit tersebut tidak secara signifikan
mempengaruhi aktivitas atau pekerjaan biasanya
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
Diagnosis
To diagnose Alzheimer’s disease, the patient must display the following
features:
• Cognitive changes that are of gradual onset over months to years;
• Two of the following cognitive domains are impaired: memory, language,
visuospatial or executive function (memory is the most common);
• Impairment causes a significant functional decline in usual activities or
work; and
• Symptoms are not explained by other neurologic disorder (including
cerebrovascular disease), psychiatric disorder, systemic disorder or
medication.
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
Langkah untuk menegakan diagnosis
• Mengumpulkan data medical record yang ada secara komprehensiv dan
meninjau pengobatan yang digunakan termasuk penggunaan obat herbal
• Meminta pasien untuk memberi izin menggali informasi tambahan yang
diperoleh dari keluarga dan perawat untuk membantu diagnosis.
• Alat-alat berikut direkomendasikan untuk memberikan bukti obyektif untuk
mendukung diagnosis: MMSE, Clock Drawing test untuk menilai fungsi
eksekutif, Montreal cognitive assessment test untuk menilai MCI dan
demensia dini
• Singkirkan dan atasi penyebab gangguan kognitif yang dapat diperbaiki
seperti delirium, depresi, hyponatremia, gangguan thyroid, ketergantungan
alcohol, efek samping obat, penyakit komorbid (dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti darah lengkap, fungsi thyroid, elektrolit,
kadar vitamin B12, LFT, KFT, urinalisa)
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
Langkah untuk menegakan diagnosis
• Ketika penyebab yang berkontribusi telah disingkirkan atau diobati dan
gangguan kognitif masih berlanjut, curigai MCI atau demensia. Mungkin
diperlukan beberapa kunjungan untuk menyelesaikan evaluasi diagnostik.
• Neuroimaging tidak diindikasikan secara rutin. Pencitraan resonansi
magnetik (MRI) kepala lebih disukai daripada komputerisasi tomografi (CT)
jika tersedia dan harus dipertimbangkan pada keadaan:
1. Usia pasien kurang dari 60 tahun
2. Onset berlangsung cepat
3. Terdapat riwayat cedera kepala, cancer, gejala deficit neurologis
4. Pasien sedang dalam keadaan menggunakan obat anti koagulan dan
mengalami gangguan perdarahan
• Dapat menggunakan Global Deterioration scale untuk menentukan derajat
demensia
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
AD8 (Wawancara Skrining
Demensia)
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
Tatalaksana
Tatalaksana non farmakologi
• Menghentikan obat obatan yang bersifat sedative
• Memberikan edukasi kepada keluarga dan caregiver
• Cara meningkatkan kemampuan mengingat (daya ingat) dapat dilakukan
dengan cara:
1. Mencatat sesuatu pada daftar (buku, papan, kalender, dll)
2. Memakai alarm sebagai pengingat
3. Meminta orang lain membantu mengingatkan
4. Cara tradisional (meletakkan sesuatu di tempat tertentu)
Aayush Dhakal, Bradford D. Bobrin. Cognitive Deficits. 2023
Tatalaksana
Tatalaksana farmakologi
Pemberian golongan SSRI (serotonin selective reuptake inhibitor) lebih
dianjurkan kepada pasien demensia dengan gejala depresi
Pemberian obat antipsikosis yang dapat digunakan untuk menekan agitasi
dan insomnia tanpa memperberat demensia (haloperidol 0,5 – 2 mg)
Terapi kolinestrase inhibitor sebagai terapi pilihan untuk meningkatkan
fungsi kognitif pada pasien demensia (donepezil, rivastigmine dan
galantamine). Menghambat enzim kolinestrase dengan meningkatkan kadar
asetilkolin di jaringan otak.
Donepezil dimulai dari dosis 5 mg perhari dan dosis dinaikan menjadi 10mg
perhari setelah 1 bulan
Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
Tatalaksana
Rivastigmin dinaikan dari 1,5mg 2 kali sehari menjadi 3mg 2 kali sehari,
kemudian 4,5 mg 2 kali perhari sampai dosis maksimal 6mg 2 kali perhari.
Dosis dinaikan dalam interval 1 sampai 4 minggu. Efek samping umumnya
minimal bila peningkatan dosis dilakukan lebih lama
Galantamin diberikan dengan dosis awal 4mg 2 kali perhari dan dinaikan
menjadi 8mg 2 kali perhari kemudian dinaikan menjadi 12mg perhari.
Peningkatan dosis dapat dilakukan seperti rivastigmine
Efek samping yang mungkin timbul pada pemakaian obat kolinestrase
inhibitor adalah mual, muntah dan diare, dapat juga timbul penurunan berat
badan, insomnia, keram otot, bradikardia, dan sinkop. Efek samping
umumnya muncul pada awal terapi
Belum ada data mengenai berapa pemberian kolinestrase inhibitor yang
dianjurkan pada pasien demensia dan gangguan kognitif ringan
Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
Tatalaksana
Bila akan melakukan pergantian obat kolinestrase inhibitor yang satu dengan
yang lain maka dianjurkan penghentian obat selama 3-4 minggu (washout
period)
Pemberian Vitamin E dapat memperlambat progresi penyakit Alzheimer
menjadi lebih berat. Vitamin E juga dapat diberikan sebagai pencegahan
primer demensia pada individu dengan fungsi kognitif normal.
Memantin (antagonis N-metil-D-aspartate yang memiliki pengaruh pada
glutaminergic excitotoxicity dan fungsi neuron di hipokampus. Pemberian
memantine dikombinasikan dengan kolinestrase inhibitor, didapatkan
perbaikan fungsi kognitif dan berkurangnya penurunan status fungsional
serta berkurangnya gejala perubahan perilaku.
Ginkobiloba dapat diberikan pada pasien dengan demensia namun tidak ada
cukup bukti mengenai kemanjuran ginkobiloba.
Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
TERIMA KASIH
• Fungsi eksekutif mencakup kontrol penghambatan, perhatian, mengalihkan perhatian, memori yang bekerja,
• dan fleksibilitas kognitif, sangat penting untuk proses normal berjalan.
• Fungsi eksekutif pada fungsi kognitif dapat mengontrol, mengintegrasikan, mengatur, dan mempertahankan
kemampuan kognitif lainnya.
• Fungsi eksekutif dapat dibagi menjadi beberapa subdomain yang berbeda, yaitu: perencanaan tugas,
penyelesaian masalah, integrasi sensorik, penilaian dan penalaran. Subdomain ini mengatur arah dan
mobilisasi tubuh lansia.
• Defisit fungsi eksekutif mengurangi kemampuan untuk merekrut mekanisme kompensasi dalam menanggapi
perubahan gaya berjalan dan keseimbangan sehingga meningkatkan risiko jatuh
• Fungsi visuospasial mencakup kemampuan seseorang untuk menyalin gambar yang kompleks.
• Fungsi memori mencakup ingatan, kemampuan dalam bertindak dan mengambil keputusan.
• Domain atensi mencakup cara berkonsentrasi, dan mampu mengklasifikasikan masuknya informasi sensoris.
• Domain bahasa mencakup cara menilai komprehensi, repetisi dan kemampuan menulis.
• Dan, domain psikomotor mencakup memori kerja. Penurunan fungsi kognitif yang terjadi akan memberikan
dampak pada pola interaksi lansia dengan lingkungan tempat tinggal, pola aktifitas sosial, dan anggota
keluarga sehingga dapatmenambah beban masyarakat, linkungan, dan keluarga
Lahan cognitive (substrat anatomi)
• Korteks serebri tempat proses cognitive
• Korteks serebri terletak di 2
hemisferium (kiri dan kanan)
• Hemisferium dibentuk oleh 4 lobus
- lobus frontalis.
- lobus parietalis.
- lobus temporalis.
- lobus oksipitalis.
● Lobus frontalis berhubungan dengan
perencanaan (planning) dan gerakan
(movement)
● Lobus parietalis dgn sensasi somatik
● Lobus oksipitalis dgn penglihatan
(vision)
● Lobus temporalis dgn pendengaran
(audition) pembelajaran (learning),
daya ingat(memory) dan emosi
(emotion)
• Selain bertambahnya usia, hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, merokok, dan obesitas diduga
bertanggung jawab atas pembersihan amyloid (protein) dari otak, yang pada akhirnya
meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer. Risiko penyakit Alzheimer yang lebih tinggi,
khususnya, dikaitkan dengan adanya sejumlah faktor risiko ini pada saat yang bersamaan. ketika
orang tersebut berusia 50-an. Jadi penting untuk menjaga kesehatan tekanan darah, gula darah,
dan kolesterol darah.
• Seseorang dapat mengurangi risiko gangguan kognitif dengan tetap aktif secara fisik,
mengonsumsi makanan yang sehat, dan menjaga tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterol
yang sehat. Beberapa penyebab gangguan kognitif dapat diobati, seperti infeksi, efek samping
pengobatan, depresi, dan kekurangan vitamin B12. Penting untuk mengidentifikasi orang-orang
yang menunjukkan tanda-tanda gangguan kognitif untuk memastikan bahwa mereka dievaluasi
oleh profesional Kesehatan dan menerima perawatan atau pengobatan yang tepat
• Tidak ada pengobatan farmakologis untuk gangguan kognitif ringan. Manajemen fokus pada
peningkatan status fungsional. Konseling merupakan komponen yang sangat penting dalam
manajemen pasien. Orang-orang ini berisiko lebih tinggi mengalami masalahmobilitas dan terjatuh
berulang kali. Masalah penglihatan dan pendengaran perlu diatasi dan diperbaiki
• Untuk pengobatan delirium, penyebabnya harus diketahui terlebih dahulu. Obat-obatan seperti
antipsikotik atau benzodiazepin(BZD) dapat membantu mengurangi gejala pada beberapa kasus.
Untuk kasus penyalahgunaan alkohol atau malnutrisi, suplemen vitamin B direkomendasikan.
Beberapa kasus ekstrim juga memerlukan bantuan hidup. Ginkgo biloba adalah suplemen herbal
populer yang dianggap dapat meningkatkan kognisi dan memori. Namun, hal ini gagal mencegah
penurunan kognitif pada mereka yang memiliki gangguan kognitif ringan atau kognisi normal dalam
uji coba kontrol acak
• Aktivitas fisik, pelatihan dan latihan kognitif, tidur yang cukup, dan teknik relaksasi dapat membantu
kesehatan kognitif.
• Terapi okupasi berfokus pada pengajaran strategi pasien yang berbeda untuk meminimalkan efek
gangguan kognitif dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan lingkungan, seperti mengurangi
kebisingan di sekitar pasien, membantu pasien fokus pada tugas dan mengurangi gangguan,
kebingungan, dan frustrasi
• Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan, namun obat-obatan yang tersedia memperlambat
memburuknya gejala demensia dan membantu meningkatkan masalah kognisi dan perilaku yang
muncul selama perjalanan penyakit. Perawatan medis standar untuk penyakit Alzheimer mencakup
inhibitor kolinesterase dan antagonis parsial N -metil-d-aspartat. Gejala perilaku sering terjadi dan
dapat memperburuk gangguan kognitif dan fungsional pada pasien.
• Gejala sekunder penyakit Alzheimer seperti depresi, delusi, agitasi, agresi, gangguan tidur, dan
halusinasi, juga memerlukan pengobatan. Obat psikotropika seperti antidepresan, ansiolitik,
neuroleptik, beta-blocker, agen antiparkinson, dan obat antiepilepsi (untuk pengaruhnya terhadap
perilaku) sering digunakan. Penurunan kognitif pada penuaan normal biasanya ringan dan hanya
memerlukan intervensi perilaku dan suportif

More Related Content

Similar to Impaiment of Cognition pada pasien geriatri

Psikiatri geriatri
Psikiatri geriatriPsikiatri geriatri
Psikiatri geriatrifikri asyura
 
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptxPELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptxviona54
 
Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikKp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikAhmad Muhtar
 
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptxKel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptxNoviaRamadinaPratiwi
 
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.docAnggaraWahyu3
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organikfikri asyura
 
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYArni Arnotz
 
Obsesif kompulsif, pasif agresif, delirium, dementia dan amnesia
Obsesif kompulsif, pasif agresif, delirium, dementia dan amnesiaObsesif kompulsif, pasif agresif, delirium, dementia dan amnesia
Obsesif kompulsif, pasif agresif, delirium, dementia dan amnesiaAfra Balqis
 
Informasi gangguan jiwa
Informasi gangguan jiwaInformasi gangguan jiwa
Informasi gangguan jiwamonaarman
 

Similar to Impaiment of Cognition pada pasien geriatri (20)

Minirefrat Geriatri Oscar.pptx
Minirefrat Geriatri Oscar.pptxMinirefrat Geriatri Oscar.pptx
Minirefrat Geriatri Oscar.pptx
 
Psikiatri geriatri
Psikiatri geriatriPsikiatri geriatri
Psikiatri geriatri
 
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptxPELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
PELAYANAN PERAWATAN LANSIA.pptx
 
Askep alzaimer (4)
Askep alzaimer (4)Askep alzaimer (4)
Askep alzaimer (4)
 
Kp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organikKp 3.1.41 gangguan mental organik
Kp 3.1.41 gangguan mental organik
 
Dimensia pptrma
Dimensia pptrmaDimensia pptrma
Dimensia pptrma
 
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptxKel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
 
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
181723891-LAPORAN-PENDAHULUAN-DEMENSIA-doc.doc
 
App 3.3 mudah lupa
App 3.3 mudah lupaApp 3.3 mudah lupa
App 3.3 mudah lupa
 
Alzheimer
AlzheimerAlzheimer
Alzheimer
 
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
 
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia  AKPER PEMKAB MUNA Kel. 7 askep demensia  AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA
 
Kel. 7 askep demensia
Kel. 7 askep demensiaKel. 7 askep demensia
Kel. 7 askep demensia
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organik
 
Neuro geriatri
Neuro geriatriNeuro geriatri
Neuro geriatri
 
preventing dementia
preventing dementiapreventing dementia
preventing dementia
 
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
 
Obsesif kompulsif, pasif agresif, delirium, dementia dan amnesia
Obsesif kompulsif, pasif agresif, delirium, dementia dan amnesiaObsesif kompulsif, pasif agresif, delirium, dementia dan amnesia
Obsesif kompulsif, pasif agresif, delirium, dementia dan amnesia
 
Obat psikoterapetik
Obat psikoterapetikObat psikoterapetik
Obat psikoterapetik
 
Informasi gangguan jiwa
Informasi gangguan jiwaInformasi gangguan jiwa
Informasi gangguan jiwa
 

More from SyahrulAdzim

Impaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansiaImpaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansiaSyahrulAdzim
 
assesment and scoring for geriatri to diagnose
assesment and scoring for geriatri to diagnoseassesment and scoring for geriatri to diagnose
assesment and scoring for geriatri to diagnoseSyahrulAdzim
 
Frailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others thingsFrailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others thingsSyahrulAdzim
 
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptxSinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptxSyahrulAdzim
 
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptxanemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptxSyahrulAdzim
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxSyahrulAdzim
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxSyahrulAdzim
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxSyahrulAdzim
 

More from SyahrulAdzim (13)

Impaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansiaImpaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansia
 
assesment and scoring for geriatri to diagnose
assesment and scoring for geriatri to diagnoseassesment and scoring for geriatri to diagnose
assesment and scoring for geriatri to diagnose
 
Frailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others thingsFrailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others things
 
tugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptxtugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptx
 
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptxSinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
 
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptxanemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
 
cbd.pptx
cbd.pptxcbd.pptx
cbd.pptx
 
Laporan Jaga
Laporan JagaLaporan Jaga
Laporan Jaga
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptx
 
List tugas.docx
List tugas.docxList tugas.docx
List tugas.docx
 

Recently uploaded

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (18)

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

Impaiment of Cognition pada pasien geriatri

  • 1. Impairment of Cognition Pembimbing: dr. M. Darma Muda Setia, SpPD dr. Chacha Marissa Isfandiari, SpPD-KGER
  • 2. Pendahuluan Penurunan Kognitif Penurunan Fungsional Lansia Faktor Resiko: Bertambahnya usia DM, HT, Merokok, Depresi, Hiperkolesterolemia, Parkinson, Stroke, dan Kurang aktivitas fisik Ketergantungan • Menurunkan tingkat kesadaran • Gangguan persepsi, Ilusi, halusinasi • Gangguan tidur, tidur berjalan dan insomnia atau ngatuk pada siang hari. • Meningkat atau Menurun aktivitas psikomotor. • Disorientasi, tempat, waktu, orang. • Gangguan daya ingat, tidak dapat mengingat hal baru, misalnya nama beberapa benda setelah lima menit.
  • 3. Definisi • Kognisi adalah proses memperoleh pengetahuan dan pemahaman melalui pemikiran, pengalaman, dan indera. • Hal ini mencakup berbagai aspek fungsi dan proses intelektual tingkat tinggi seperti perhatian, ingatan, pengetahuan, pengambilan keputusan, perencanaan, penalaran, penilaian, pemahaman persepsi, bahasa, dan fungsi visuospasial. Proses kognitif menggunakan pengetahuan yang ada dan menghasilkan pengetahuan baru • Defisit kognitif" adalah istilah inklusif yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pada berbagai domain kognisi. Defisit kognitif tidak terbatas pada penyakit atau kondisi tertentu, namun mungkin merupakan salah satu manifestasi dari kondisi mendasar seseorang. Aayush Dhakal, Bradford D. Bobrin. Cognitive Deficits. 2023
  • 4. Definisi Fungsi kognitif terdiri dari: 1. Orientasi (personal, tempat, waktu) 2. Bahasa (kelancaran, pemahaman, pengulangan, naming = menamai objek) 3. Atensi (merespon stimulus spesifik): mengingat segera, konsentrasi 4. Memori (verbal, visual) 5. Fungsi konstruksi (membangun sempurna: menggambar, menyusun balok, dll) 6. Kalkulasi (menghitung angka) 7. Penalaran (membedakan baik buruk objek, berpikir abstrak) Aayush Dhakal, Bradford D. Bobrin. Cognitive Deficits. 2023
  • 5. Definisi • Gangguan kognitif ringan mengacu pada penurunan kognitif yang tidak mengganggu fungsi kognitif secara signifikan. • Pre-Dementia meliputi adanya keluhan memori subjektif, terutama yang dikemukakan oleh keluarga, disertai dengan hasil pemeriksaan kognisi yang abnormal sesuai dengan usia dan tingkat pendidikan. Defisit tidak boleh atau hanya sedikit mempengaruhi fungsi intelektual global dan kemampuan dalam melakukan aktivitas hidup keseharian. Pasien tidak boleh menunjukkan bukti mengalami demensia • Demensia adalah gangguang fungsi intelektual dan memori yang didapat yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan Tingkat kesadaran. • Demensia mengacu pada penyakit Alzheimer dan subtipe demensia lainnya, termasuk demensia vaskular, bentuk demensia campuran, dan bentuk demensia yang kurang umum seperti demensia dengan badan Lewy, demensia frontotemporal dan demensia penyakit Parkinson. BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 6. Epidemiology • Prevalensi lansia berusia 60 tahun keatas dengan gangguan fungsi kognitif adalah sebanyak 3-42% dalam studi populasi umum. • Prevalensi penduduk lansia dengan demensia di Indonesia yang merupakan salah satu penyakit gangguan fungsi kognitif pada tahun 2010 adalah 57,7%, dan diperkirakan akan mencapai 70,5% pada tahun 2050. • Diperkirakan antara 60.000 dan 70.000 warga British Columbia menderita demensia, 60% di antaranya adalah perempuan. Prevalensi demensia berkorelasi positif dengan usia • Penyakit Alzheimer adalah kondisi paling terkenal yang terkait dengan gangguan kognitif. Sekitar 5,5 juta orang terkena penyakit Alzheimer di Amerika, dan prevalensi di seluruh dunia diperkirakan lebih dari 24 juta Untari I, Subijanto AA, Mirawati DK, Probandari AN, Sanusi R. A. Combination of Cognitive Training and PhysicalExercise for Elderly with the Mild Cognitive Impairment. 2019
  • 7. Etiology • Adanya Plak senilis (plak yang meningkat seiring bertambahnya usia) dan Plak neuritik (plak yang mengandung B-amyloid ekstraseluler yang dikelilingi neuritis distrofik) • Neurofibrilary tangles (struktur intra neuron yang mengandung tau yang terhiperfosforilasi pada pasangan filamen helix) • Berkurangnya neuron/sinaps • Degenerasi granulovacuolar (gelembung abnormal berisi cairan ( vakuola ) di dalam neuron yang mengandung butiran protein padat) • Dan Hirano bodies (struktur seperti batang eosinofilik refraktil, kaya aktin yang ditemukan di otak) Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
  • 8. Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
  • 9. Faktor Resiko • Bertambahnya usia, kondisi seperti stroke, delirium, demensia, depresi, skizofrenia, penggunaan alkohol kronis, penyalahgunaan zat, tumor otak, kekurangan vitamin, ketidak seimbangan hormon, dan beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan defisit kognitif. • Patologi otak seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, demensia tubuh Lewy, penyakit Huntington, demensia HIV, penyakit prion bermanifestasi dengan defisit kognitif. • Obat-obatan seperti obat penenang juga berhubungan dengan defisit kognitif. • Cedera kepala dan infeksi otak atau meningen dapat menyebabkan deficit kognitif pada usia berapa pun Aayush Dhakal, Bradford D. Bobrin. Cognitive Deficits. 2023
  • 10. Diagnosis • Dicurigai adanya gangguan kognitif bila terjadi penurunan fungsional dalam pekerjaan dan aktivitas biasa. • Hal ini mungkin dilaporkan oleh pasien, keluarga, teman, petugas kesehatan, atau perawat lainnya. • Gejala gangguan kognitif cenderung terjadi secara bertahap dan tersembunyi. Pasien mungkin menyembunyikan gejalanya, sehingga sulit mendeteksi gangguan kognitif dalam kunjungan yang dengan waktu terbatas BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 11. Diagnosis Berikut adalah contoh gejala gangguan kognitif yang mungkin muncul selama kunjungan dan mungkin memerlukan penilaian lebih lanjut: • Menelpon kantor secara berulang atau tidak tepat • Bingung, lupa, atau kurang patuh terhadap pengobatan • Menderita stroke • Menolak anggota keluarga dalam menjawab pertanyaan • Jatuh dan patah tulang tanpa sebab yang jelas • Kunjungan ke ruang gawat darurat secara rutin • Mengalami depresi di usia lanjut atau delirium • Menunjukan tanda-tanda pengabaian diri (kebersihan, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan) BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 12. Diagnosis The diagnosis of dementia requires that the patient display the following features: • Impairment in at least 2 of the following cognitive domains: memory, language, visuospatial, executive function and behavior; • Impairment causes a significant functional decline in usual activities or work; and • Impairment not explained by delirium or other major psychiatric disorder. • Diagnosis gangguan kognitif ringan ditegakkan ketika pasien tidak memenuhi kriteria demensia, baik karena kurangnya defisit kedua dalam domain kognitif atau karena defisit tersebut tidak secara signifikan mempengaruhi aktivitas atau pekerjaan biasanya BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 13. Diagnosis To diagnose Alzheimer’s disease, the patient must display the following features: • Cognitive changes that are of gradual onset over months to years; • Two of the following cognitive domains are impaired: memory, language, visuospatial or executive function (memory is the most common); • Impairment causes a significant functional decline in usual activities or work; and • Symptoms are not explained by other neurologic disorder (including cerebrovascular disease), psychiatric disorder, systemic disorder or medication. BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 14. Langkah untuk menegakan diagnosis • Mengumpulkan data medical record yang ada secara komprehensiv dan meninjau pengobatan yang digunakan termasuk penggunaan obat herbal • Meminta pasien untuk memberi izin menggali informasi tambahan yang diperoleh dari keluarga dan perawat untuk membantu diagnosis. • Alat-alat berikut direkomendasikan untuk memberikan bukti obyektif untuk mendukung diagnosis: MMSE, Clock Drawing test untuk menilai fungsi eksekutif, Montreal cognitive assessment test untuk menilai MCI dan demensia dini • Singkirkan dan atasi penyebab gangguan kognitif yang dapat diperbaiki seperti delirium, depresi, hyponatremia, gangguan thyroid, ketergantungan alcohol, efek samping obat, penyakit komorbid (dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti darah lengkap, fungsi thyroid, elektrolit, kadar vitamin B12, LFT, KFT, urinalisa) BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 15. Langkah untuk menegakan diagnosis • Ketika penyebab yang berkontribusi telah disingkirkan atau diobati dan gangguan kognitif masih berlanjut, curigai MCI atau demensia. Mungkin diperlukan beberapa kunjungan untuk menyelesaikan evaluasi diagnostik. • Neuroimaging tidak diindikasikan secara rutin. Pencitraan resonansi magnetik (MRI) kepala lebih disukai daripada komputerisasi tomografi (CT) jika tersedia dan harus dipertimbangkan pada keadaan: 1. Usia pasien kurang dari 60 tahun 2. Onset berlangsung cepat 3. Terdapat riwayat cedera kepala, cancer, gejala deficit neurologis 4. Pasien sedang dalam keadaan menggunakan obat anti koagulan dan mengalami gangguan perdarahan • Dapat menggunakan Global Deterioration scale untuk menentukan derajat demensia BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 25. BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 26. BC Guidelines. Cognitive Impairment – Recognition, Diagnosis and Management in Primary Care. 2014
  • 27.
  • 28.
  • 29. Tatalaksana Tatalaksana non farmakologi • Menghentikan obat obatan yang bersifat sedative • Memberikan edukasi kepada keluarga dan caregiver • Cara meningkatkan kemampuan mengingat (daya ingat) dapat dilakukan dengan cara: 1. Mencatat sesuatu pada daftar (buku, papan, kalender, dll) 2. Memakai alarm sebagai pengingat 3. Meminta orang lain membantu mengingatkan 4. Cara tradisional (meletakkan sesuatu di tempat tertentu) Aayush Dhakal, Bradford D. Bobrin. Cognitive Deficits. 2023
  • 30. Tatalaksana Tatalaksana farmakologi Pemberian golongan SSRI (serotonin selective reuptake inhibitor) lebih dianjurkan kepada pasien demensia dengan gejala depresi Pemberian obat antipsikosis yang dapat digunakan untuk menekan agitasi dan insomnia tanpa memperberat demensia (haloperidol 0,5 – 2 mg) Terapi kolinestrase inhibitor sebagai terapi pilihan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada pasien demensia (donepezil, rivastigmine dan galantamine). Menghambat enzim kolinestrase dengan meningkatkan kadar asetilkolin di jaringan otak. Donepezil dimulai dari dosis 5 mg perhari dan dosis dinaikan menjadi 10mg perhari setelah 1 bulan Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
  • 31. Tatalaksana Rivastigmin dinaikan dari 1,5mg 2 kali sehari menjadi 3mg 2 kali sehari, kemudian 4,5 mg 2 kali perhari sampai dosis maksimal 6mg 2 kali perhari. Dosis dinaikan dalam interval 1 sampai 4 minggu. Efek samping umumnya minimal bila peningkatan dosis dilakukan lebih lama Galantamin diberikan dengan dosis awal 4mg 2 kali perhari dan dinaikan menjadi 8mg 2 kali perhari kemudian dinaikan menjadi 12mg perhari. Peningkatan dosis dapat dilakukan seperti rivastigmine Efek samping yang mungkin timbul pada pemakaian obat kolinestrase inhibitor adalah mual, muntah dan diare, dapat juga timbul penurunan berat badan, insomnia, keram otot, bradikardia, dan sinkop. Efek samping umumnya muncul pada awal terapi Belum ada data mengenai berapa pemberian kolinestrase inhibitor yang dianjurkan pada pasien demensia dan gangguan kognitif ringan Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
  • 32. Tatalaksana Bila akan melakukan pergantian obat kolinestrase inhibitor yang satu dengan yang lain maka dianjurkan penghentian obat selama 3-4 minggu (washout period) Pemberian Vitamin E dapat memperlambat progresi penyakit Alzheimer menjadi lebih berat. Vitamin E juga dapat diberikan sebagai pencegahan primer demensia pada individu dengan fungsi kognitif normal. Memantin (antagonis N-metil-D-aspartate yang memiliki pengaruh pada glutaminergic excitotoxicity dan fungsi neuron di hipokampus. Pemberian memantine dikombinasikan dengan kolinestrase inhibitor, didapatkan perbaikan fungsi kognitif dan berkurangnya penurunan status fungsional serta berkurangnya gejala perubahan perilaku. Ginkobiloba dapat diberikan pada pasien dengan demensia namun tidak ada cukup bukti mengenai kemanjuran ginkobiloba. Wasilah Rochmah, Kunjoro Harimuti. Demensia. 2014
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42. • Fungsi eksekutif mencakup kontrol penghambatan, perhatian, mengalihkan perhatian, memori yang bekerja, • dan fleksibilitas kognitif, sangat penting untuk proses normal berjalan. • Fungsi eksekutif pada fungsi kognitif dapat mengontrol, mengintegrasikan, mengatur, dan mempertahankan kemampuan kognitif lainnya. • Fungsi eksekutif dapat dibagi menjadi beberapa subdomain yang berbeda, yaitu: perencanaan tugas, penyelesaian masalah, integrasi sensorik, penilaian dan penalaran. Subdomain ini mengatur arah dan mobilisasi tubuh lansia. • Defisit fungsi eksekutif mengurangi kemampuan untuk merekrut mekanisme kompensasi dalam menanggapi perubahan gaya berjalan dan keseimbangan sehingga meningkatkan risiko jatuh • Fungsi visuospasial mencakup kemampuan seseorang untuk menyalin gambar yang kompleks. • Fungsi memori mencakup ingatan, kemampuan dalam bertindak dan mengambil keputusan. • Domain atensi mencakup cara berkonsentrasi, dan mampu mengklasifikasikan masuknya informasi sensoris. • Domain bahasa mencakup cara menilai komprehensi, repetisi dan kemampuan menulis. • Dan, domain psikomotor mencakup memori kerja. Penurunan fungsi kognitif yang terjadi akan memberikan dampak pada pola interaksi lansia dengan lingkungan tempat tinggal, pola aktifitas sosial, dan anggota keluarga sehingga dapatmenambah beban masyarakat, linkungan, dan keluarga
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52. Lahan cognitive (substrat anatomi) • Korteks serebri tempat proses cognitive • Korteks serebri terletak di 2 hemisferium (kiri dan kanan) • Hemisferium dibentuk oleh 4 lobus - lobus frontalis. - lobus parietalis. - lobus temporalis. - lobus oksipitalis.
  • 53. ● Lobus frontalis berhubungan dengan perencanaan (planning) dan gerakan (movement) ● Lobus parietalis dgn sensasi somatik ● Lobus oksipitalis dgn penglihatan (vision) ● Lobus temporalis dgn pendengaran (audition) pembelajaran (learning), daya ingat(memory) dan emosi (emotion)
  • 54.
  • 55.
  • 56. • Selain bertambahnya usia, hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, merokok, dan obesitas diduga bertanggung jawab atas pembersihan amyloid (protein) dari otak, yang pada akhirnya meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer. Risiko penyakit Alzheimer yang lebih tinggi, khususnya, dikaitkan dengan adanya sejumlah faktor risiko ini pada saat yang bersamaan. ketika orang tersebut berusia 50-an. Jadi penting untuk menjaga kesehatan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol darah. • Seseorang dapat mengurangi risiko gangguan kognitif dengan tetap aktif secara fisik, mengonsumsi makanan yang sehat, dan menjaga tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterol yang sehat. Beberapa penyebab gangguan kognitif dapat diobati, seperti infeksi, efek samping pengobatan, depresi, dan kekurangan vitamin B12. Penting untuk mengidentifikasi orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda gangguan kognitif untuk memastikan bahwa mereka dievaluasi oleh profesional Kesehatan dan menerima perawatan atau pengobatan yang tepat • Tidak ada pengobatan farmakologis untuk gangguan kognitif ringan. Manajemen fokus pada peningkatan status fungsional. Konseling merupakan komponen yang sangat penting dalam manajemen pasien. Orang-orang ini berisiko lebih tinggi mengalami masalahmobilitas dan terjatuh berulang kali. Masalah penglihatan dan pendengaran perlu diatasi dan diperbaiki
  • 57. • Untuk pengobatan delirium, penyebabnya harus diketahui terlebih dahulu. Obat-obatan seperti antipsikotik atau benzodiazepin(BZD) dapat membantu mengurangi gejala pada beberapa kasus. Untuk kasus penyalahgunaan alkohol atau malnutrisi, suplemen vitamin B direkomendasikan. Beberapa kasus ekstrim juga memerlukan bantuan hidup. Ginkgo biloba adalah suplemen herbal populer yang dianggap dapat meningkatkan kognisi dan memori. Namun, hal ini gagal mencegah penurunan kognitif pada mereka yang memiliki gangguan kognitif ringan atau kognisi normal dalam uji coba kontrol acak • Aktivitas fisik, pelatihan dan latihan kognitif, tidur yang cukup, dan teknik relaksasi dapat membantu kesehatan kognitif. • Terapi okupasi berfokus pada pengajaran strategi pasien yang berbeda untuk meminimalkan efek gangguan kognitif dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan lingkungan, seperti mengurangi kebisingan di sekitar pasien, membantu pasien fokus pada tugas dan mengurangi gangguan, kebingungan, dan frustrasi
  • 58. • Penyakit Alzheimer tidak dapat disembuhkan, namun obat-obatan yang tersedia memperlambat memburuknya gejala demensia dan membantu meningkatkan masalah kognisi dan perilaku yang muncul selama perjalanan penyakit. Perawatan medis standar untuk penyakit Alzheimer mencakup inhibitor kolinesterase dan antagonis parsial N -metil-d-aspartat. Gejala perilaku sering terjadi dan dapat memperburuk gangguan kognitif dan fungsional pada pasien. • Gejala sekunder penyakit Alzheimer seperti depresi, delusi, agitasi, agresi, gangguan tidur, dan halusinasi, juga memerlukan pengobatan. Obat psikotropika seperti antidepresan, ansiolitik, neuroleptik, beta-blocker, agen antiparkinson, dan obat antiepilepsi (untuk pengaruhnya terhadap perilaku) sering digunakan. Penurunan kognitif pada penuaan normal biasanya ringan dan hanya memerlukan intervensi perilaku dan suportif