SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi
Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
2023
SEPSIS
Definisi Lama
 (1991)  Sepsis adalah sindroma respons inflamasi sistemik yang disebabkan oleh karena infeksi
 (2001)  Kriteria diagnosis sepsis
 Infeksi + ≥ 2 Gejala SIRS
1. Suhu badan >380C atau <360C
2. Frekuensi denyut jantung >90 kali permenit
3. Frekuensi pernapasan >20 kali permenit atau PaCO2 <32 tor
4. Hitung Leukosit >12.000/mm3, <4000/mm3 , atau adanya >10% sel darah putih muda(
batang)
 Syok sepsis adalah sepsis dengan hipotensi, di tandai penurunan tekanan darah sistolik < 90 mmHg
atau penurunan > 40 mmHg dari tekanan darah awal, tanpa adanya obat-obatan yang dapat
menurunkan tekanan darah
Definisi Terbaru
 Sepsis didefinisikan sebagai disfungsi organ yang mengancam
jiwa yang disebabkan oleh disregulasi respon tubuh terhadap
infeksi.
 Syok septik harus dianggap sebagai bagian dari sepsis dimana
kelainan sirkulasi, seluler, dan metabolik berkontribusi terhadap
risiko kematian yang lebih besar dibandingkan hanya
disebabkan oleh sepsis saja.
Sepsis Updates The Third International Consensus ( 2016 )
Kriteria Syok Sepsis( terbaru menurut SSC
2016)
 Sepsis dengan kegagalan sirkulasi dan metabolisme seluler
PLUS
 Hipotensi persisten meskipun setelah resusitasi cairan dan membutuhkan vasopressor sebagai terapi
untuk mengatur MAP≥65 mmHg
PLUS
 Lactate>2mmol/L (18m/dL) meskipun resusitasi cairan cukup
NEWS score > 5 has
sensitivity for sepsis
of 79%
• Sensitivity of in-
hospital mortality of
95%
Etiologi sepsis
 Tahun 1979-1987  sepsis sebagian besar disebabkan bakteri gram negatif
 Tahun 2000an  bakteri gram positif menjadi penyebab terbanyak (52,1%),
gram negatif (37,6%) dan fungi (4,6%)
 Faktor yang berperan : lipopolisakarida, peptidoglikan, eksotoksin
 Lipopolisakarida (LPS)  faktor paling berperan dalam merangsang
pengeluaran mediator inflamasi
Patofisiologi SEPSIS
Patofisiologi
Sequential Organ Failure Assessment
(SOFA) Score
 Skor SOFA memprediksi risiko mortalitas berdasarkan hasil lab dan data klinis pada derajat
disfungsi 6 sistem organ.
 Skor dihitung saat masuk dan setiap 24 jam sampai keluar
 Skor SOFA tidak dirancang untuk mempengaruhi manajemen medis
 Skor SOFA awal <9 memprediksi mortalitas <33%, SOFA> 11 memprediksi mortalitas 95%
+ Interpretasi
 Why to use
 The SOFAscore can be used to determine the level of organ dysfunction and
mortality risk in ICU patients
 When to use
 The SOFAcan be used on all patients who are admitted to an ICU.
 It is not clear whether the SOFAis reliable for patients who were transferred
from another ICU
 Instruction
 Calculate the SOFAscore using the worst value for each variable in the
preceding 24-hour period
Q-SOFA
 qSOFA memprediksi mortalitas, tetapi tidak mendiagnosis sepsis
A positive qSOFA score  clinicians to further investigate for the presence of
organ dysfunction or increase the frequency of patient monitoring
Pemeriksaan penunjang
 Complete blood test  diftel, urinalisis, status koagulasi, glukosa, urea darah, kreatinin, nitrogen,
elektrolit, fungsi hati, laktat, AGDA
 EKG dan foto toraks
 Kultur darah, kultur sputum, kultur urin dengan uji sensitifitas antibiotik
 CT sca, MRI, ekokardiografi, pungsi lumbal  tergantung klinis
 Sepsis awal 
 Leukositosis dengan shift kiri, hiperbilirubinemia dan proteinuria. Dapat terjadi leukopenia
 Hiperventilasi menimbulkan alkalosis respiratorik
 Hiperglikemia tidak terkontrol pada paenderita diabetes
 Tahap selanjutnya 
 Trombositopenia dengan pemanjangan PT, penurunan fibrinogen, peningkatan D-Dimer  DIC
 Aminotranferase meningkat
 Azotemia dan hiperblirubinemia
 Asidosis metabolik
 Hipoksemia
penatalaksanaan
+ Cek kadar laktat serum  ukur
ulang jika kadarnya > 2 mmol/L
(dlm 2-4 jam)
+ Periksa kultur darah sebelum
pemberian antibiotik
+ Berikan antibiotik spektrum luas
+ Berikan cairan kristaloid secara
cepat, 30ml/kgBB (dlm 3 jam)
pada hipotensi atau kadar laktat
> 4 mmol/L
+ Mulai pemberian vasopressor
jika pasien hipotensi selama
atau setelah pemberian cairan
(taget MAP ≥ 65 mmHg)
Target resusitasi dalam 6 jam pertama
 CVP  8-12 mmHg
 MAP  ≥ 65 mmHg
 Urin output  ≥ 0,5 ml/kgBB/jam
 Central venous (SVC) atau mixed venous oxygen saturation 70%
 Pada pasien dengan peningkatan laktat, target lain menurunkan laktat
Terapi antibiotik
 Sebaiknya dimulai dalam 1 jam pertama setelah sepsis atau syok sepsis ditegakkan
 Regimen harus dinilai ulang setiap hari untuk kemungkinan penurunan eskalasi
 Penggunaan kadar Prokalsitonin rendah atau penanda serupa untuk membantu dalam penghentian
antibiotik empiris pada pasien yang awalnya tampak sepsis, tetapi tidak didapatkan bukti infeksi
 Terapi empiris kombinasi  sepsis neutropenik dan berat, sulit diobati, bakteri yang resisten terhadap
berbagai obat (Acinetobacter dan Pseudomonas)
 Infeksi berat yang berhubungan dengan gagal napas dan syok sepsis
 (Pseudomonas)  terapi kombinasi: beta laktam dan aminoglikosida / fluoroquinolones
 Strep. Pneumoniae: Beta-laktam dengan makrolida
 Terapi kombinasi empiris tidak boleh diberikan selama> 3-5 hari  eskalasi kembali ke terapi tunggal
yang sesuai.
 Durasi terapi: 7-10 hari (lebih lama untuk respons yang lebih lambat)
Kontrol sumber infeksi
 Sumber infeksi harus didiagnosis atau disingkirkan sedini mungkin (<12 jam)
 Jika ada nekrosis peripankreas: tunda intervensi definitif
 Drainase (Perkutan >> Bedah) untuk abses
 Pindahkan akses IV jika merupakan sebagai sumber infeksi
Pemilihan terapi antimikroba empiris yang paling tepat seringkali menantang;
Oleh karena itu, mungkin berguna untuk mempertimbangkan beberapa faktor
risiko patogen yang paling sering muncul sebagai agen etiologi sepsis
Terapi cairan
 Kristalloid (RL, NS) 30 ml/kg dalam
3 Jam pertama
 Target MAP (≥ 65 mm Hg )
 hydroxyethyl starches (HES)
 Albumin:
 Digunakan pada syok sepsis
refrakter
 Dosis: 100-200ml Human Albumin
20% dalam 30-60 minutes
vasopressor
 Target MAP ≥ 65 mm Hg
 Noradrenaline  1st Choice
 Adrenaline  jika diperlukan
tambahan regimen
 Vasopressin 0.03 units-0.04 units/min
 Dopamine: alternatif pada beberapa
pasien (Pasien dengan resiko rendah
takikardi or bradikardi
absolut/relatif), protektif renal
 Dobutamine:
Dosis maks : 20 mcg/kg/menit
Disfungsi miokard dengan penigkatan
tekanan pengisian dan CO rendah
kortikosteroid
 Tidak direkomendasikan untuk terapi syok sepsis jika terapi cairan dan
vasopresor dapat mempertahankan MAP (hemodinamik stabil)
 Jika target MAP tidak tercapai  Inj. Hydrocortisone 200 mg/day
Suportif terapi
1. Preventif infeksi  batasi kontak pasien, cuci tangan, preventif pneumonia karena
ventilator
2. Produk darah  RBC jika Hb < 7 g/dl, FFP jika hipokoagulasi, Platelet (<10.000
tanpa perdarahan, < 20.000 dengan resiko perdarahan, < 50.000 dengan
perdarahan aktif/pembedahan)
3. Ventilasi mekanik ada sepsis dengan ARDS
4. Kontrol glukosa darah  target ≤ 180 mg/dl, insulin jika GD > 180 mg/dl
5. Bikarbonat  tidak indikasi pada pH ≥ 7.15, koreksi setelah hitung kebutuhan dan
tidak dikoreksi secara cepat
6. Profilaksis DVT/PE  Daily LMWH (SC. Enoksaparain 40mg/hari), Jika CCT < 30
ml/mnt gunakan dalteparin
7. Profilaksis stress ulcer  PPI atau H2 bloker
8. Nutrisi
 Oral atau enteral dapat diberikan dalam 48 jam pertama setelah diagnosis, dosis rendah
dalam minggu pertama (500 kkal/hari)
 Gunakan glukosa IV dan nutrisi enteral (hindari total parenteral nutrisi dalam minggu
pertama)
Heparin
 Heparin diberikan pada pasien yang sakit kritis berisiko tinggi mengalami trombosis
vena dalam dan emboli paru, heparin harus disertakan dalam pengobatan kasus ini.
Lebih jauh lagi, sepsis/syok septik dapat menyebabkan koagulasi intravaskular
diseminata, suatu komplikasi yang mengancam jiwa yang ditandai dengan
penekanan fibrinolisis, yang sering menyebabkan kegagalan banyak organ.
 Pedoman SSC sangat merekomendasikan profilaksis tromboemboli vena (VTE)
melalui pemberian heparin dengan berat molekul rendah (LMWH) dari pada heparin
tidak terfraksi (UFH)
 Profilaksis VTE harus diberikan pada pasien sepsis/syok septik, sebaiknya
menggunakan LMWH (bukan UFH); profilaksis mekanisme mungkin disarankan
untuk pengobatan pasien dengan kontraindikasi absolut terhadap pengobatan
heparin
• Insulin pada hiperglikemia akibat stres, akibat peningkatan pelepasan glukokortikoid
dan katekolamin serta resistensi insulin, merupakan efek umum dan dapat mengurangi
hasil pasien sepsis.
• Pada pasien sakit kritis, infus insulin harus selalu dipilih dibandingkan pengobatan
antidiabetes oral.
• Terjadi risiko sepsis di antara pasien yang diobati dengan terapi hipoglikemik oral yang
berbeda dan menunjukkan bahwa metformin, dibandingkan dengan meglitinida dan
berbagai inhibitor (natrium-glukosa cotransporter-2, inhibitor alfa-glukosidase, dan
dipeptidyl-peptidase 4), dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah. masuk rumah sakit
karena infeksi
Insulin
Terapi Pengganti Ginjal
• Terapi Penggantian Ginjal Cedera ginjal akut (AKI) didefinisikan sebagai
peningkatan kreatinin serum sebesar≥0,3 mg/dL dalam waktu 48 jam
atau lebih≥1,5 mg/dL dari nilai dasar dalam 7 hari sebelumnya atau
penurunan volume urin
KESIMPULAN
Sepsis adalah kondisi yang mengancam jiwa dan bergantung pada waktu
yang masih disertai dengan prognosis yang buruk secara keseluruhan.
Penatalaksanaan multidisiplin dan tantangan dengan aspek terapeutik berbeda
yang masih diperdebatkan, misalnya waktu hingga pengobatan antimikroba,
resusitasi cairan yang adekuat, pemberian vasopresor dini, dan target oksigen.
Meskipun demikian, pengobatan yang diatur dengan baik berdasarkan antimikroba
tertentu, cairan, oksigen, dan, jika perlu, agen vasoaktif dapat meningkatkan hasil
akhir pasien.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to tugas sepsis.pptx

04 kegawatdaruratan medik
04 kegawatdaruratan medik04 kegawatdaruratan medik
04 kegawatdaruratan medikJoni Iswanto
 
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxPenatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxRinaPurnamaSari6
 
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptEarly goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptAl Adip Indra Mustafa
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyDevina Ciayadi
 
Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)indriinsan
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxssuserdc4acc
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptx
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptxSurviving Sepsis Campaign 2021.pptx
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptxSisca Dwi
 
Manajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutManajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutHalfian Syam
 
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxLeptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxHanun15
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxWildaKurniawati2
 
prof yusup management of vasoactive medications1
prof yusup management of vasoactive medications1prof yusup management of vasoactive medications1
prof yusup management of vasoactive medications1dickywahyudi44
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaDika Saja
 
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptxssuser225f491
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxkamismisteri
 

Similar to tugas sepsis.pptx (20)

04 kegawatdaruratan medik
04 kegawatdaruratan medik04 kegawatdaruratan medik
04 kegawatdaruratan medik
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxPenatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
 
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptEarly goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
 
Css dengue
Css dengueCss dengue
Css dengue
 
kmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptxkmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptx
 
Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)Translatean raiza (1)
Translatean raiza (1)
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptx
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptxSurviving Sepsis Campaign 2021.pptx
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptx
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
Manajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutManajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akut
 
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxLeptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
 
prof yusup management of vasoactive medications1
prof yusup management of vasoactive medications1prof yusup management of vasoactive medications1
prof yusup management of vasoactive medications1
 
PPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptxPPT SIADH.pptx
PPT SIADH.pptx
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptx
 

More from SyahrulAdzim

Impaiment of Cognition pada pasien geriatri
Impaiment of Cognition pada pasien geriatriImpaiment of Cognition pada pasien geriatri
Impaiment of Cognition pada pasien geriatriSyahrulAdzim
 
Impaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansiaImpaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansiaSyahrulAdzim
 
assesment and scoring for geriatri to diagnose
assesment and scoring for geriatri to diagnoseassesment and scoring for geriatri to diagnose
assesment and scoring for geriatri to diagnoseSyahrulAdzim
 
Frailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others thingsFrailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others thingsSyahrulAdzim
 
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptxSinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptxSyahrulAdzim
 
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptxanemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptxSyahrulAdzim
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxSyahrulAdzim
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxSyahrulAdzim
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxSyahrulAdzim
 

More from SyahrulAdzim (13)

Impaiment of Cognition pada pasien geriatri
Impaiment of Cognition pada pasien geriatriImpaiment of Cognition pada pasien geriatri
Impaiment of Cognition pada pasien geriatri
 
Impaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansiaImpaiment of Cognition fixed pada lansia
Impaiment of Cognition fixed pada lansia
 
assesment and scoring for geriatri to diagnose
assesment and scoring for geriatri to diagnoseassesment and scoring for geriatri to diagnose
assesment and scoring for geriatri to diagnose
 
Frailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others thingsFrailty in geriatri and the others things
Frailty in geriatri and the others things
 
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptxSinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
Sinus Bradicardia on grade II dengue hemorragic fever.pptx
 
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptxanemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
anemia-hemolitik-nonimun-revisi.pptx
 
cbd.pptx
cbd.pptxcbd.pptx
cbd.pptx
 
Laporan Jaga
Laporan JagaLaporan Jaga
Laporan Jaga
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptx
 
List tugas.docx
List tugas.docxList tugas.docx
List tugas.docx
 

Recently uploaded

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

tugas sepsis.pptx

  • 1. Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2023 SEPSIS
  • 2. Definisi Lama  (1991)  Sepsis adalah sindroma respons inflamasi sistemik yang disebabkan oleh karena infeksi  (2001)  Kriteria diagnosis sepsis  Infeksi + ≥ 2 Gejala SIRS 1. Suhu badan >380C atau <360C 2. Frekuensi denyut jantung >90 kali permenit 3. Frekuensi pernapasan >20 kali permenit atau PaCO2 <32 tor 4. Hitung Leukosit >12.000/mm3, <4000/mm3 , atau adanya >10% sel darah putih muda( batang)  Syok sepsis adalah sepsis dengan hipotensi, di tandai penurunan tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau penurunan > 40 mmHg dari tekanan darah awal, tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan tekanan darah
  • 3. Definisi Terbaru  Sepsis didefinisikan sebagai disfungsi organ yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh disregulasi respon tubuh terhadap infeksi.  Syok septik harus dianggap sebagai bagian dari sepsis dimana kelainan sirkulasi, seluler, dan metabolik berkontribusi terhadap risiko kematian yang lebih besar dibandingkan hanya disebabkan oleh sepsis saja. Sepsis Updates The Third International Consensus ( 2016 )
  • 4. Kriteria Syok Sepsis( terbaru menurut SSC 2016)  Sepsis dengan kegagalan sirkulasi dan metabolisme seluler PLUS  Hipotensi persisten meskipun setelah resusitasi cairan dan membutuhkan vasopressor sebagai terapi untuk mengatur MAP≥65 mmHg PLUS  Lactate>2mmol/L (18m/dL) meskipun resusitasi cairan cukup
  • 5. NEWS score > 5 has sensitivity for sepsis of 79% • Sensitivity of in- hospital mortality of 95%
  • 6. Etiologi sepsis  Tahun 1979-1987  sepsis sebagian besar disebabkan bakteri gram negatif  Tahun 2000an  bakteri gram positif menjadi penyebab terbanyak (52,1%), gram negatif (37,6%) dan fungi (4,6%)  Faktor yang berperan : lipopolisakarida, peptidoglikan, eksotoksin  Lipopolisakarida (LPS)  faktor paling berperan dalam merangsang pengeluaran mediator inflamasi
  • 9. Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) Score  Skor SOFA memprediksi risiko mortalitas berdasarkan hasil lab dan data klinis pada derajat disfungsi 6 sistem organ.  Skor dihitung saat masuk dan setiap 24 jam sampai keluar  Skor SOFA tidak dirancang untuk mempengaruhi manajemen medis  Skor SOFA awal <9 memprediksi mortalitas <33%, SOFA> 11 memprediksi mortalitas 95%
  • 11.  Why to use  The SOFAscore can be used to determine the level of organ dysfunction and mortality risk in ICU patients  When to use  The SOFAcan be used on all patients who are admitted to an ICU.  It is not clear whether the SOFAis reliable for patients who were transferred from another ICU  Instruction  Calculate the SOFAscore using the worst value for each variable in the preceding 24-hour period
  • 12. Q-SOFA  qSOFA memprediksi mortalitas, tetapi tidak mendiagnosis sepsis A positive qSOFA score  clinicians to further investigate for the presence of organ dysfunction or increase the frequency of patient monitoring
  • 13. Pemeriksaan penunjang  Complete blood test  diftel, urinalisis, status koagulasi, glukosa, urea darah, kreatinin, nitrogen, elektrolit, fungsi hati, laktat, AGDA  EKG dan foto toraks  Kultur darah, kultur sputum, kultur urin dengan uji sensitifitas antibiotik  CT sca, MRI, ekokardiografi, pungsi lumbal  tergantung klinis  Sepsis awal   Leukositosis dengan shift kiri, hiperbilirubinemia dan proteinuria. Dapat terjadi leukopenia  Hiperventilasi menimbulkan alkalosis respiratorik  Hiperglikemia tidak terkontrol pada paenderita diabetes  Tahap selanjutnya   Trombositopenia dengan pemanjangan PT, penurunan fibrinogen, peningkatan D-Dimer  DIC  Aminotranferase meningkat  Azotemia dan hiperblirubinemia  Asidosis metabolik  Hipoksemia
  • 14. penatalaksanaan + Cek kadar laktat serum  ukur ulang jika kadarnya > 2 mmol/L (dlm 2-4 jam) + Periksa kultur darah sebelum pemberian antibiotik + Berikan antibiotik spektrum luas + Berikan cairan kristaloid secara cepat, 30ml/kgBB (dlm 3 jam) pada hipotensi atau kadar laktat > 4 mmol/L + Mulai pemberian vasopressor jika pasien hipotensi selama atau setelah pemberian cairan (taget MAP ≥ 65 mmHg)
  • 15. Target resusitasi dalam 6 jam pertama  CVP  8-12 mmHg  MAP  ≥ 65 mmHg  Urin output  ≥ 0,5 ml/kgBB/jam  Central venous (SVC) atau mixed venous oxygen saturation 70%  Pada pasien dengan peningkatan laktat, target lain menurunkan laktat
  • 16. Terapi antibiotik  Sebaiknya dimulai dalam 1 jam pertama setelah sepsis atau syok sepsis ditegakkan  Regimen harus dinilai ulang setiap hari untuk kemungkinan penurunan eskalasi  Penggunaan kadar Prokalsitonin rendah atau penanda serupa untuk membantu dalam penghentian antibiotik empiris pada pasien yang awalnya tampak sepsis, tetapi tidak didapatkan bukti infeksi  Terapi empiris kombinasi  sepsis neutropenik dan berat, sulit diobati, bakteri yang resisten terhadap berbagai obat (Acinetobacter dan Pseudomonas)  Infeksi berat yang berhubungan dengan gagal napas dan syok sepsis  (Pseudomonas)  terapi kombinasi: beta laktam dan aminoglikosida / fluoroquinolones  Strep. Pneumoniae: Beta-laktam dengan makrolida  Terapi kombinasi empiris tidak boleh diberikan selama> 3-5 hari  eskalasi kembali ke terapi tunggal yang sesuai.  Durasi terapi: 7-10 hari (lebih lama untuk respons yang lebih lambat)
  • 17. Kontrol sumber infeksi  Sumber infeksi harus didiagnosis atau disingkirkan sedini mungkin (<12 jam)  Jika ada nekrosis peripankreas: tunda intervensi definitif  Drainase (Perkutan >> Bedah) untuk abses  Pindahkan akses IV jika merupakan sebagai sumber infeksi
  • 18. Pemilihan terapi antimikroba empiris yang paling tepat seringkali menantang; Oleh karena itu, mungkin berguna untuk mempertimbangkan beberapa faktor risiko patogen yang paling sering muncul sebagai agen etiologi sepsis
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23. Terapi cairan  Kristalloid (RL, NS) 30 ml/kg dalam 3 Jam pertama  Target MAP (≥ 65 mm Hg )  hydroxyethyl starches (HES)  Albumin:  Digunakan pada syok sepsis refrakter  Dosis: 100-200ml Human Albumin 20% dalam 30-60 minutes
  • 24. vasopressor  Target MAP ≥ 65 mm Hg  Noradrenaline  1st Choice  Adrenaline  jika diperlukan tambahan regimen  Vasopressin 0.03 units-0.04 units/min  Dopamine: alternatif pada beberapa pasien (Pasien dengan resiko rendah takikardi or bradikardi absolut/relatif), protektif renal  Dobutamine: Dosis maks : 20 mcg/kg/menit Disfungsi miokard dengan penigkatan tekanan pengisian dan CO rendah
  • 25. kortikosteroid  Tidak direkomendasikan untuk terapi syok sepsis jika terapi cairan dan vasopresor dapat mempertahankan MAP (hemodinamik stabil)  Jika target MAP tidak tercapai  Inj. Hydrocortisone 200 mg/day
  • 26. Suportif terapi 1. Preventif infeksi  batasi kontak pasien, cuci tangan, preventif pneumonia karena ventilator 2. Produk darah  RBC jika Hb < 7 g/dl, FFP jika hipokoagulasi, Platelet (<10.000 tanpa perdarahan, < 20.000 dengan resiko perdarahan, < 50.000 dengan perdarahan aktif/pembedahan) 3. Ventilasi mekanik ada sepsis dengan ARDS 4. Kontrol glukosa darah  target ≤ 180 mg/dl, insulin jika GD > 180 mg/dl 5. Bikarbonat  tidak indikasi pada pH ≥ 7.15, koreksi setelah hitung kebutuhan dan tidak dikoreksi secara cepat 6. Profilaksis DVT/PE  Daily LMWH (SC. Enoksaparain 40mg/hari), Jika CCT < 30 ml/mnt gunakan dalteparin 7. Profilaksis stress ulcer  PPI atau H2 bloker 8. Nutrisi  Oral atau enteral dapat diberikan dalam 48 jam pertama setelah diagnosis, dosis rendah dalam minggu pertama (500 kkal/hari)  Gunakan glukosa IV dan nutrisi enteral (hindari total parenteral nutrisi dalam minggu pertama)
  • 27.
  • 28. Heparin  Heparin diberikan pada pasien yang sakit kritis berisiko tinggi mengalami trombosis vena dalam dan emboli paru, heparin harus disertakan dalam pengobatan kasus ini. Lebih jauh lagi, sepsis/syok septik dapat menyebabkan koagulasi intravaskular diseminata, suatu komplikasi yang mengancam jiwa yang ditandai dengan penekanan fibrinolisis, yang sering menyebabkan kegagalan banyak organ.  Pedoman SSC sangat merekomendasikan profilaksis tromboemboli vena (VTE) melalui pemberian heparin dengan berat molekul rendah (LMWH) dari pada heparin tidak terfraksi (UFH)  Profilaksis VTE harus diberikan pada pasien sepsis/syok septik, sebaiknya menggunakan LMWH (bukan UFH); profilaksis mekanisme mungkin disarankan untuk pengobatan pasien dengan kontraindikasi absolut terhadap pengobatan heparin
  • 29. • Insulin pada hiperglikemia akibat stres, akibat peningkatan pelepasan glukokortikoid dan katekolamin serta resistensi insulin, merupakan efek umum dan dapat mengurangi hasil pasien sepsis. • Pada pasien sakit kritis, infus insulin harus selalu dipilih dibandingkan pengobatan antidiabetes oral. • Terjadi risiko sepsis di antara pasien yang diobati dengan terapi hipoglikemik oral yang berbeda dan menunjukkan bahwa metformin, dibandingkan dengan meglitinida dan berbagai inhibitor (natrium-glukosa cotransporter-2, inhibitor alfa-glukosidase, dan dipeptidyl-peptidase 4), dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah. masuk rumah sakit karena infeksi Insulin
  • 30. Terapi Pengganti Ginjal • Terapi Penggantian Ginjal Cedera ginjal akut (AKI) didefinisikan sebagai peningkatan kreatinin serum sebesar≥0,3 mg/dL dalam waktu 48 jam atau lebih≥1,5 mg/dL dari nilai dasar dalam 7 hari sebelumnya atau penurunan volume urin
  • 31. KESIMPULAN Sepsis adalah kondisi yang mengancam jiwa dan bergantung pada waktu yang masih disertai dengan prognosis yang buruk secara keseluruhan. Penatalaksanaan multidisiplin dan tantangan dengan aspek terapeutik berbeda yang masih diperdebatkan, misalnya waktu hingga pengobatan antimikroba, resusitasi cairan yang adekuat, pemberian vasopresor dini, dan target oksigen. Meskipun demikian, pengobatan yang diatur dengan baik berdasarkan antimikroba tertentu, cairan, oksigen, dan, jika perlu, agen vasoaktif dapat meningkatkan hasil akhir pasien.