SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
HUKUM PROFESI DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
Febriyeni, S.SiT,M.Biomed
UU KESEHATAN
• Uu no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan sebagai landasan hokum utama bagi
penyelenggaraan kesehatan di Indonesia
• UU no 36 tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan
• Bertujuan untuk
1) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kesehatan
2) Mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3) Memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menerima penyelenggaraan
upaya kesehatan
4) Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan upaya kesehatan
yang diberikan oleh tenaga kesehatan
5) Memberikan kepastian hokum kepada masyarakat dan tenaga kesehatan
(1)Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
• a. tenaga medis;
• b. tenaga psikologi klinis;
• c. tenaga keperawatan;
• d. tenaga kebidanan;
• e. tenaga kefarmasian;
• f. tenaga kesehatan masyarakat;
• g. tenaga kesehatan lingkungan;
• h. tenaga gizi;
• i. tenaga keterapian fisik;
• j. tenaga keteknisian medis;
• k. tenaga teknik biomedika;
• l. tenaga kesehatan tradisional; dan
• m. tenaga kesehatan lain.
• (2) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter
spesialis, dan dokter gigi spesialis.
• (3) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga psikologi klinis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah psikologi klinis.
• (4) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keperawatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas berbagai jenis perawat.
• (5) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kebidanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufd adalah bidan.
• (6) dst….
KEMENKES RI NOMOR 369 TAHUN 2007
TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN
• 1. Pengetahuan umum, keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu
sosial, kesehatan masyarakat dan kesehatan professional
• Pernyataan kompetensi 1: Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan
dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan
yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya
• 2. Pra konsepsi, KB dan ginekologi
• Pernyataan Kompetensi ke-2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam
rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan
kesiapan menjadi orangtua
3. ASUHAN KONSELING SELAMA
KEHAMILAN
• Pernyataan Kompetensi ke-3: Bidan memberi asuhan antenatal
bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan.
Berdasarkan pernyataan kompetensi 3 maka dapat dirumuskan
pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap
bidan
4. ASUHAN SELAMA PERSALINAN
DAN KELAHIRAN
• Pernyataan Kompetensi ke-4: Bidan memberikan asuhan yang
bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama
persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir
5.ASUHAN PADA IBU NIFAS DAN
MENYUSUI
• Pernyataan Kompetensi ke-5: Bidan memberikan asuhan
pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan
tanggap terhadap budaya setempat.
6. ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
• Pernyataan Kompetensi ke-6: Bidan memberikan asuhan
yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir
sehat sampai dengan 1 bulan.
7. ASUHAN PADA BAYI DAN BALITA
• Pernyataan Kompetensi ke-7: Bidan memberikan asuhan
yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita
sehat (1 bulan – 5 tahun).
8.KEBIDANAN KOMUNITAS
• Pernyataan Kompetensi ke-8: Bidan merupakan asuhan yang
bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan
masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
9. ASUHAN PADA IBU / WANITA
DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI
• Pernyataan Kompetensi ke-9: Melaksanakan asuhan
kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem
reproduksi.
PERMENKES RI NO 149 TAHUN 2010
• Tentang penyelenggaraan izin praktik bidan
• Perizinan
• STR
• SIPB
• Pelayanan kebidanan yang diberikan
• Kewajiban Dan Hak
• Dst…
• PERMENKES NO 1464 TAHUN 2010 tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan
• Acuan dalam izin dan penyelenggaraan praktik bidan fasilitas pelayanan kesehatan
• PERMENKES NO 28 TAHUN 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan-
IBI
RUU RI TENTANG KEBIDANAN
• Pendidikan Bidan
• Registrasi dan Izin Praktik
• Bidan WNI lulusan Luar Negeri
• Bidan WNA
• Praktik Kebidanan
• Hak dan kewajiban
• OP
• Konsil kebidanan
• Pembinaan dan pengawasan
• dst
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
• Pasal 9 (1) Setiap Anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat
dan bakat.
• (1a) Setiap Anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari
kejahatan seksual dan Kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga
kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain.
• (2) Selain mendapatkan Hak Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(1a), Anak Penyandang Disabilitas berhak memperoleh pendidikan luar biasa dan
Anak yang memiliki keunggulan berhak mendapatkan pendidikan khusus.
•
• Setiap Anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari:
• a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik;
• b. pelibatan dalam sengketa bersenjata;
• c. pelibatan dalam kerusuhan sosial;
• d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur Kekerasan;
• e. pelibatan dalam peperangan; dan
• f. kejahatan seksual.
• Pasal 23 (1) Negara, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah menjamin perlindungan,
pemeliharaan, dan kesejahteraan Anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban
Orang Tua, Wali, atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap
Anak.
• (2) Negara, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah mengawasi penyelenggaraan
Perlindungan Anak.
• (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
• a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi Anak;
• b. menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
• c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak; dan
• d. memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak.
• Dst……
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2004
TENTANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
• Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
• 1. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
2. Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah jaminan yang diberikan oleh negara untuk
mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan
melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.
3. Korban adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau ancaman kekerasan dalam lingkup rumah
tangga.
4. Perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada korban yang
dilakukan oleh pihak keluarga, advokat, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya
baik sementara maupun berdasarkan penetapan pengadilan. 5. Perlindungan Sementara adalah perlindungan
yang langsung diberikan oleh kepolisian dan/atau lembaga sosial atau pihak lain, sebelum dikeluarkannya
penetapan perintah perlindungan dari pengadilan.
6. Perintah Perlindungan adalah penetapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan untuk memberikan
perlindungan kepada korban.
7. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawab�nya di bidang pemberdayaan
perempuan.
PASAL 2
• (1) Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi:
a. suami, isteri, dan anak;
b. orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana
dimaksud pada huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan,
pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau
c. orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga
tersebut.
(2) Orang yang bekerja sebagaimana dimaksud huruf c dipandang sebagai anggota
keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga yang
bersangkutan.
PASAL 3
• Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dilaksanakan berdasarkan asas:
a. penghormatan hak asasi manusia;
b. keadilan dan kesetaraan gender;
c. nondiskriminasi; dan
d. perlindungan korban.
PASAL 4
• Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga bertujuan:
a. mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga;
b. melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga;
c. menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga; dan
d. memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.
PASAL 5
• Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang
dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara:
a. kekerasan fisik;
b. kekerasan psikis;
c. kekerasan seksual; atau
d. penelantaran rumah tangga.
PASAL 10
• Korban berhak mendapatkan:
a. perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat,
lembaga sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan
perintah perlindungan dari pengadilan;
b. pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis;
c. penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban;
d. pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap tingkat
proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. pelayanan bimbingan rohani.
PASAL 12
• Pasal 12
• (1) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, pemerintah:
a. merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga;
b. menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kekerasan dalam rumah
tangga;
c. menyelenggarakan advokasi dan sosialisasi tentang kekerasan dalam rumah tangga;
d. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitif gender dan isu kekerasan dalam
rumah tangga serta menetapkan standar dan akreditasi pelayanan yang sensitif gender.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh menteri.
(3) Menteri dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam melakukan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52
TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN
DAN PEMBANGUNAN KELUARGA
• Pasal 19
• (1) Pengendalian kuantitas penduduk berhubungan dengan penetapan perkiraan:
• a. jumlah, struktur, dan komposisi penduduk;
• b. pertumbuhan penduduk; dan
• c. persebaran penduduk.
• (2) Pengendalian kuantitas penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan daya
dukung alam dan daya tampung lingkungan melalui:
• a. pengendalian kelahiran;
• b. penurunan angka kematian; dan
• c. pengarahan mobilitas penduduk.
• (3) Pengendalian kuantitas penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan pada tingkat
nasional dan daerah secara berkelanjutan.
• (4) Tata cara penetapan pengendalian kuantitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
• Keluarga Berencana
• Pasal 20
• Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas,
Pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan
program keluarga berencana.
• Pasal 21
• (1) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilaksanakan untuk membantu calon atau
pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab tentang:
• a. usia ideal perkawinan;
• b. usia ideal untuk melahirkan;
• c. jumlah ideal anak;
• d. jarak ideal kelahiran anak; dan
• e. penyuluhan kesehatan reproduksi.
• (2) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk:
• a. mengatur kehamilan yang diinginkan;
• b. menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak;
• c. meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi;
• d. meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berencana; dan
• e. mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan.
• (3) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengandung pengertian bahwa dengan alasan
apapun promosi aborsi sebagai pengaturan kehamilan dilarang.
• Dst……………………
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN
Hak dan kewajiban
• Hak konsumen adalah:
• a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
jasa;
• b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
• c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa;
• d. hak untuk didengan pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;
• e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut;
• f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
• g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
• h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
• i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
• Kewajiban konsumen adalah:
• a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
• b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
• c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
• d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
patut.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Psikologi dalam kebidanan
Psikologi dalam kebidananPsikologi dalam kebidanan
Psikologi dalam kebidananevianamsaputri
 
prinsip etika dalam pelayanan kebidanan
prinsip etika dalam pelayanan kebidananprinsip etika dalam pelayanan kebidanan
prinsip etika dalam pelayanan kebidananDian Arifah
 
KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang KebidananKB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidananpjj_kemenkes
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas pjj_kemenkes
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanalia lia
 
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hariAsuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hariAsih Astuti
 
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutanPengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutanPeny Ariani
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaRahayu Pratiwi
 
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptxParamithaAmelia
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
 
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASMENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASArum Dwi Anjani Sst
 
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALINSKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALINLilis c'Ben
 
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidananAspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidananHetty Astri
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanannessimeilan
 
Asuhan kebidanan persalianan kala iv
Asuhan kebidanan persalianan kala ivAsuhan kebidanan persalianan kala iv
Asuhan kebidanan persalianan kala ivAyunina2
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1AjEn9
 

What's hot (20)

Psikologi dalam kebidanan
Psikologi dalam kebidananPsikologi dalam kebidanan
Psikologi dalam kebidanan
 
Bidan sebagai profesi
Bidan sebagai profesiBidan sebagai profesi
Bidan sebagai profesi
 
prinsip etika dalam pelayanan kebidanan
prinsip etika dalam pelayanan kebidananprinsip etika dalam pelayanan kebidanan
prinsip etika dalam pelayanan kebidanan
 
KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang KebidananKB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
KB 3 Kewirausahaan dalam Bidang Kebidanan
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhana
 
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hariAsuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
Asuhan bayi usia 2 sampai 6 hari
 
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutanPengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
 
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
3. Evidence Based dalam Pelayanan KB.pptx
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
 
Kia
KiaKia
Kia
 
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASMENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
 
166927247 anatomi-kepala-bayi
166927247 anatomi-kepala-bayi166927247 anatomi-kepala-bayi
166927247 anatomi-kepala-bayi
 
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALINSKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALIN
 
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidananAspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
 
Asuhan kebidanan persalianan kala iv
Asuhan kebidanan persalianan kala ivAsuhan kebidanan persalianan kala iv
Asuhan kebidanan persalianan kala iv
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Model pelayanan kesehatan
Model pelayanan kesehatanModel pelayanan kesehatan
Model pelayanan kesehatan
 

Similar to Hukum Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan

Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptxMateri HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptxNoviati2
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfEka Safitri
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaLinda Meliati
 
dokfor-perkosaan-kekerasan-dalam-rumah-tangga.ppt
dokfor-perkosaan-kekerasan-dalam-rumah-tangga.pptdokfor-perkosaan-kekerasan-dalam-rumah-tangga.ppt
dokfor-perkosaan-kekerasan-dalam-rumah-tangga.pptyunimamaIrdinakelas7
 
Strategi Pemenuhan HKSR.pptx
Strategi Pemenuhan HKSR.pptxStrategi Pemenuhan HKSR.pptx
Strategi Pemenuhan HKSR.pptxFeys2
 
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxPPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxLiaDahlia21
 
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptxSY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptxGabbyRachedia
 
Kebijakan dit pembinaan slb paparan-7
Kebijakan dit pembinaan slb   paparan-7Kebijakan dit pembinaan slb   paparan-7
Kebijakan dit pembinaan slb paparan-7plutoedukasi
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...iniPurwokerto
 
Perlindungan Hak-hak Perempuan
Perlindungan Hak-hak PerempuanPerlindungan Hak-hak Perempuan
Perlindungan Hak-hak PerempuanPosdaya Solok
 
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).pptEtika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).pptPuskemasPanunggangan
 
HK Reproduksi revisi.ppt
HK Reproduksi revisi.pptHK Reproduksi revisi.ppt
HK Reproduksi revisi.pptatiksangaji
 
RAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdfRAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdfpaulus7
 
KONSEP DASAR KEBIDANAN, FILOSOFI BIDAN, RUANG.pptx
KONSEP DASAR KEBIDANAN, FILOSOFI BIDAN, RUANG.pptxKONSEP DASAR KEBIDANAN, FILOSOFI BIDAN, RUANG.pptx
KONSEP DASAR KEBIDANAN, FILOSOFI BIDAN, RUANG.pptxAbidah21
 
Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Afrizal Bob
 

Similar to Hukum Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan (20)

Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptxMateri HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
Materi HKSR Difable_Diskusi PPRBM.pptx
 
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdfPertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
Pertemuan 1. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi.pdf
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
dokfor-perkosaan-kekerasan-dalam-rumah-tangga.ppt
dokfor-perkosaan-kekerasan-dalam-rumah-tangga.pptdokfor-perkosaan-kekerasan-dalam-rumah-tangga.ppt
dokfor-perkosaan-kekerasan-dalam-rumah-tangga.ppt
 
Presentation for ko k (1)
Presentation for ko k (1)Presentation for ko k (1)
Presentation for ko k (1)
 
Ko k group 3@3
Ko k group 3@3Ko k group 3@3
Ko k group 3@3
 
Strategi Pemenuhan HKSR.pptx
Strategi Pemenuhan HKSR.pptxStrategi Pemenuhan HKSR.pptx
Strategi Pemenuhan HKSR.pptx
 
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptxPPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
PPT ETIKA DAN KEWENANGAN BIDAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.pptx
 
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptxSY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
SY-KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB.pptx
 
Etika perawatan lansia
Etika perawatan lansiaEtika perawatan lansia
Etika perawatan lansia
 
Kebijakan dit pembinaan slb paparan-7
Kebijakan dit pembinaan slb   paparan-7Kebijakan dit pembinaan slb   paparan-7
Kebijakan dit pembinaan slb paparan-7
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
 
Kekerasan
KekerasanKekerasan
Kekerasan
 
Perlindungan Hak-hak Perempuan
Perlindungan Hak-hak PerempuanPerlindungan Hak-hak Perempuan
Perlindungan Hak-hak Perempuan
 
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).pptEtika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
 
HK Reproduksi revisi.ppt
HK Reproduksi revisi.pptHK Reproduksi revisi.ppt
HK Reproduksi revisi.ppt
 
RAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdfRAN Pencegahan Bulying.pdf
RAN Pencegahan Bulying.pdf
 
KONSEP DASAR KEBIDANAN, FILOSOFI BIDAN, RUANG.pptx
KONSEP DASAR KEBIDANAN, FILOSOFI BIDAN, RUANG.pptxKONSEP DASAR KEBIDANAN, FILOSOFI BIDAN, RUANG.pptx
KONSEP DASAR KEBIDANAN, FILOSOFI BIDAN, RUANG.pptx
 
HAK PENGUNGSI ANAK
HAK PENGUNGSI ANAKHAK PENGUNGSI ANAK
HAK PENGUNGSI ANAK
 
Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2
 

More from UFDK

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakUFDK
 
Atlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitUFDK
 
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganUFDK
 
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitUFDK
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasUFDK
 
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriUFDK
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorUFDK
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianUFDK
 
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularUFDK
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaUFDK
 
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumUFDK
 
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorUFDK
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumUFDK
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasUFDK
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirUFDK
 
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianUFDK
 
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaUFDK
 
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitUFDK
 
Teknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataUFDK
 
Populasi
PopulasiPopulasi
PopulasiUFDK
 

More from UFDK (20)

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
 
Atlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor Penyakit
 
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
 
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
 
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
 
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
 
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
 
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
 
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
 
Teknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian data
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 

Hukum Profesi Dalam Pelayanan Kebidanan

  • 1. HUKUM PROFESI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN Febriyeni, S.SiT,M.Biomed
  • 2. UU KESEHATAN • Uu no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan sebagai landasan hokum utama bagi penyelenggaraan kesehatan di Indonesia • UU no 36 tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan • Bertujuan untuk 1) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kesehatan 2) Mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3) Memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menerima penyelenggaraan upaya kesehatan 4) Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan upaya kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan 5) Memberikan kepastian hokum kepada masyarakat dan tenaga kesehatan
  • 3. (1)Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam: • a. tenaga medis; • b. tenaga psikologi klinis; • c. tenaga keperawatan; • d. tenaga kebidanan; • e. tenaga kefarmasian; • f. tenaga kesehatan masyarakat; • g. tenaga kesehatan lingkungan; • h. tenaga gizi; • i. tenaga keterapian fisik; • j. tenaga keteknisian medis; • k. tenaga teknik biomedika; • l. tenaga kesehatan tradisional; dan • m. tenaga kesehatan lain.
  • 4. • (2) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. • (3) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga psikologi klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah psikologi klinis. • (4) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas berbagai jenis perawat. • (5) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kebidanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufd adalah bidan. • (6) dst….
  • 5. KEMENKES RI NOMOR 369 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN • 1. Pengetahuan umum, keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan kesehatan professional • Pernyataan kompetensi 1: Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya • 2. Pra konsepsi, KB dan ginekologi • Pernyataan Kompetensi ke-2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orangtua
  • 6. 3. ASUHAN KONSELING SELAMA KEHAMILAN • Pernyataan Kompetensi ke-3: Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan. Berdasarkan pernyataan kompetensi 3 maka dapat dirumuskan pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap bidan
  • 7. 4. ASUHAN SELAMA PERSALINAN DAN KELAHIRAN • Pernyataan Kompetensi ke-4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir
  • 8. 5.ASUHAN PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI • Pernyataan Kompetensi ke-5: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
  • 9. 6. ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR • Pernyataan Kompetensi ke-6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
  • 10. 7. ASUHAN PADA BAYI DAN BALITA • Pernyataan Kompetensi ke-7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun).
  • 11. 8.KEBIDANAN KOMUNITAS • Pernyataan Kompetensi ke-8: Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
  • 12. 9. ASUHAN PADA IBU / WANITA DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI • Pernyataan Kompetensi ke-9: Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
  • 13. PERMENKES RI NO 149 TAHUN 2010 • Tentang penyelenggaraan izin praktik bidan • Perizinan • STR • SIPB • Pelayanan kebidanan yang diberikan • Kewajiban Dan Hak • Dst…
  • 14. • PERMENKES NO 1464 TAHUN 2010 tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan • Acuan dalam izin dan penyelenggaraan praktik bidan fasilitas pelayanan kesehatan • PERMENKES NO 28 TAHUN 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan- IBI
  • 15. RUU RI TENTANG KEBIDANAN • Pendidikan Bidan • Registrasi dan Izin Praktik • Bidan WNI lulusan Luar Negeri • Bidan WNA • Praktik Kebidanan • Hak dan kewajiban • OP • Konsil kebidanan • Pembinaan dan pengawasan • dst
  • 16. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK • Pasal 9 (1) Setiap Anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat. • (1a) Setiap Anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan Kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain. • (2) Selain mendapatkan Hak Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (1a), Anak Penyandang Disabilitas berhak memperoleh pendidikan luar biasa dan Anak yang memiliki keunggulan berhak mendapatkan pendidikan khusus. •
  • 17. • Setiap Anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari: • a. penyalahgunaan dalam kegiatan politik; • b. pelibatan dalam sengketa bersenjata; • c. pelibatan dalam kerusuhan sosial; • d. pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur Kekerasan; • e. pelibatan dalam peperangan; dan • f. kejahatan seksual.
  • 18. • Pasal 23 (1) Negara, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan Anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban Orang Tua, Wali, atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap Anak. • (2) Negara, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah mengawasi penyelenggaraan Perlindungan Anak.
  • 19. • (1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: • a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi Anak; • b. menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; • c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak; dan • d. memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak. • Dst……
  • 20. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA • Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: • 1. Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. 2. Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah jaminan yang diberikan oleh negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga. 3. Korban adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau ancaman kekerasan dalam lingkup rumah tangga. 4. Perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada korban yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan pengadilan. 5. Perlindungan Sementara adalah perlindungan yang langsung diberikan oleh kepolisian dan/atau lembaga sosial atau pihak lain, sebelum dikeluarkannya penetapan perintah perlindungan dari pengadilan. 6. Perintah Perlindungan adalah penetapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan untuk memberikan perlindungan kepada korban. 7. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawab�nya di bidang pemberdayaan perempuan.
  • 21. PASAL 2 • (1) Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi: a. suami, isteri, dan anak; b. orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau c. orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut. (2) Orang yang bekerja sebagaimana dimaksud huruf c dipandang sebagai anggota keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga yang bersangkutan.
  • 22. PASAL 3 • Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dilaksanakan berdasarkan asas: a. penghormatan hak asasi manusia; b. keadilan dan kesetaraan gender; c. nondiskriminasi; dan d. perlindungan korban.
  • 23. PASAL 4 • Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga bertujuan: a. mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga; b. melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga; c. menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga; dan d. memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.
  • 24. PASAL 5 • Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara: a. kekerasan fisik; b. kekerasan psikis; c. kekerasan seksual; atau d. penelantaran rumah tangga.
  • 25. PASAL 10 • Korban berhak mendapatkan: a. perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan; b. pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis; c. penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban; d. pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan e. pelayanan bimbingan rohani.
  • 26. PASAL 12 • Pasal 12 • (1) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, pemerintah: a. merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga; b. menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kekerasan dalam rumah tangga; c. menyelenggarakan advokasi dan sosialisasi tentang kekerasan dalam rumah tangga; d. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitif gender dan isu kekerasan dalam rumah tangga serta menetapkan standar dan akreditasi pelayanan yang sensitif gender. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh menteri. (3) Menteri dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam melakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
  • 27. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA • Pasal 19 • (1) Pengendalian kuantitas penduduk berhubungan dengan penetapan perkiraan: • a. jumlah, struktur, dan komposisi penduduk; • b. pertumbuhan penduduk; dan • c. persebaran penduduk. • (2) Pengendalian kuantitas penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan melalui: • a. pengendalian kelahiran; • b. penurunan angka kematian; dan • c. pengarahan mobilitas penduduk. • (3) Pengendalian kuantitas penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan pada tingkat nasional dan daerah secara berkelanjutan. • (4) Tata cara penetapan pengendalian kuantitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
  • 28. • Keluarga Berencana • Pasal 20 • Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, Pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan program keluarga berencana.
  • 29. • Pasal 21 • (1) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dilaksanakan untuk membantu calon atau pasangan suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab tentang: • a. usia ideal perkawinan; • b. usia ideal untuk melahirkan; • c. jumlah ideal anak; • d. jarak ideal kelahiran anak; dan • e. penyuluhan kesehatan reproduksi. • (2) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: • a. mengatur kehamilan yang diinginkan; • b. menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak; • c. meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; • d. meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berencana; dan • e. mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. • (3) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengandung pengertian bahwa dengan alasan apapun promosi aborsi sebagai pengaturan kehamilan dilarang. • Dst……………………
  • 30. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Hak dan kewajiban • Hak konsumen adalah: • a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; • b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; • c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; • d. hak untuk didengan pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan; • e. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; • f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; • g. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; • h. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; • i. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
  • 31. • Kewajiban konsumen adalah: • a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan; • b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa; • c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; • d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.