Tiga tujuan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi adalah memberikan pengetahuan tentang perkembangan fisik, emosi, dan sosial remaja, menanamkan nilai-nilai moral dan agama, serta mencegah kehamilan muda dan penyakit menular seksual. Dokumen ini juga membahas hak kesehatan reproduksi perempuan dengan disabilitas dan strategi layanan kesehatan yang inklusif.
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
Kesehatan Reproduksi dan Peran Orang Tua
1. Sehat adalah bagian dari menjadikan diri kita berada
pada kehidupan yang baik, pada kondisi dimana Sehat
Optimal (sehat secara penuh):
• Fisik berfungsi dengan aktif
• Pikiran / intelektual berkembang
• Emosi
• Sosial
• Dukungan positif Lingkungan
APAKAH SEHAT ?
2. APAKAH KESEHATAN REPRODUKSI ?
• Kesehatan yang berkaitan dengan
menghasilkan kembali keturunan
• Meliputi keadaan sehat jasmani,
psikologis dan sosial yang
berhubungan dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi
5. Tujuan Pendidikan Seks dan Kesehatan Reproduksi
1. Memberi pengetahuan tentang pertumbuhan
dan perkembangan manusia yang meliputi
perubahan fisik, emosi, dan sosial.
2. menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan juga
agama.
3. Mencegah kehamilan dan kelahiran di usia
muda/anak dan kehamilan tidak dikehendaki.
4. Menghindari penyakit HIV/AIDS.
5. Mencegah terjadinya keketasan seksual.
6. Instrumen Hukum Kesehatan Reproduksi
1. UU Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009. Pasal 71.
Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud meliputi: (a) saat sebelum
hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan; (b) pengaturan
kehamilan, alat kontrasepsi, dan kesehatan seksual; dan (c) kesehatan
sistem reproduksi.
Kesehatan reproduksi sebagaimana dilaksanakan melalui kegiatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi (PP Kespro)
3. CEDAW (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination
Against Women (Konvensi penghapusan segala segala bentuk
diskriminasi terhadap perempuan)) pasal 12.
4. ICPD Kairo tahun 1994. Mengatur 12 Hak kespro
7. Pasal 12 UU Penyandang Disabilitas disebutkan hak
kesehatan untuk penyandang disabilitas
a. Memperoleh informasi dan komunikasi yang mudah diakses dalam pelayanan
kesehatan;
b. Memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atas sumber daya di bidang
kesehatan;
c. Memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau;
d. Memperoleh kesamaan dan kesempatan secara mandiri dan bertanggung
jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya;
e. Memperoleh Alat Bantu Kesehatan berdasarkan kebutuhannya;
f. Memperoleh obat yang bermutu dengan efek samping yang rendah;
g. Memperoleh pelindungan dari upaya percobaan medis;
h. Memperoleh pelindungan dalam penelitian dan pengembangan kesehatan
yang mengikutsertakan manusia sebagai subjek.
9. Perempuan dengan Disabilitas Rentan Mengalami
Kekerasan Seksual
• Informasi terkait pencegahan kekerasan berbasis gender termasuk
kekerasan seksual belum aksesibel bagi penyandang disabilitas.
• Sistem peradilan yang belum memiliki perspektif disabilitas.
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor. 39
Tahun 2020 Tentang Akomodasi yang Layak untuk Penyandang
Disabilitas dalam Proses Peradilan. Namun, peraturan tersebut belum
terimplementasi secara baik untuk penanganan kasus – kasus
kekerasan termasuk kasus kekerasan seksual terhadap perempuan
dengan disabilitas.
10. Standar Pelayanan Kesehatan Reproduksi
• Pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA),
• Pelayanan keluarga berencana (KB),
• Pelayanan kesehatan seksual.
• Pelayanan pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular (PTM),
• Pelayanan kesehatan reproduksi lanjut usia,
• Pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual (IMS) juga HIV dan
AIDS,
• Pelayanan bagi korban kekerasan seksual.
11. 7 strategi peta jalan layanan kesehatan inklusif
disabilitas 2020-2024
(Merujuk pada WHO Disability Action dan Health System Strengthening)
1. Mewujudkan aksesibilitas fisik dan informasi bagi penyandang disabilitas dalam mengakses
layanan kesehatan.
2. Menyediakan layanan kesehatan yang komprehensif bagi seluruh penyandang disabilitas.
3. Menyediakan tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, etika, serta kepekaan
dalam melayani penyandang disabilitas.
4. Meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas
5. Mewujudkan mekanisme dan pelembagaan implementasi kebijakan dan aturan layanan
kesehatan inklusif disabilitas.
6. Menyediakan data, dan informasi akurat melalui survei, penelitian, dan pelaporan rutin.
7. Meningkatkan anggaran sektor kesehatan baik di tingkat pusat dan daerah yang diperuntukkan
bagi pengembangan layanan kesehatan inklusif disabilitas.
12. Peran Orang Tua
• Bahwa orang tua memiliki peran pada konsep perkembangan perilaku
remaja sebagai pendamping dan konselor
• Memantau kecukupan gizi sebagai pendukung perkembangan. Seperti
yang kita ketahui bahwa remaja putri bisa mengalami anemia, kurang
gizi karena pola diet yang tidak tepat, serta masalah gangguan
menstruasi.
• Memberikan informasi yang benar kepada remaja, agar remaja
mengetahui bahwa secara fisik akan terjadi perubahan, seperti tinggi
badan, tumbuh bulu-bulu halus di sekitar alat kelamin dan ketiak,
payudara membesar, rongga panggul melebar, haid
pertama/menarche.
13. Apa yang harus dilakukan Remaja Putri ?
• Tidak melakukan seks bebas,
• Merawat kebersihan organ reproduksi,
• Membersihkan alat kelamin dengan cara yang benar,
• Mencegah dan menghindari pernikanan dini atau menikah di usia kurang dari 20 tahun,
• Makan makanan bergizi seimbang. Sangat membantu agar selama masa menstruasi remaja tidak mengalami penurunan
kadar hemoglobin dalam darah -- memenuhi unsur karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan serat.
Bagaimana cara merawat kebersihan organ reproduksi ?
Bagi remaja putri, cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:
• tidak memerlukan banyak sabun,
• bersihkan dari depan ke belakang,
• bersihkan lipatan kulit setelah BAK,
• keringkan setelah BAK,
• jangan menyemprot parfum ke alat kelamin,
• ganti celana dalam minimal 2x sehari atau lebih bila basah,
• deteksi dini kanker payudara