Sistem tatakelola organisasi perusahaan yang baik, menuntut dibangun dan dijalankannya konsep dasar Good Corporate Governance (GCG) dalam proses manajerial perusahaan.
2. Latar Belakang
• Sistem tatakelola organisasi perusahaan yang baik,
menuntut dibangun dan dijalankannya konsep dasar
Good Corporate Governance (GCG) dalam proses
manajerial perusahaan.
• GCG adalah seperangkat peraturan yang
menetapkan hubungan antar pemegang saham,
pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan
serta pemegang kepentingan intern dan ekstern
lainnya sehubungan dengan hak dan kewajiban
3. • GCG merupakan suatu keharusan dalam
rangka membangun kondisi perusahaan
yang tangguh dan berkelanjutan.
• PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
memiliki komitmen untuk selalu
menerapkan standar tata kelola yang
terbaik dengan selalu berusaha untuk
menerapkan praktik GCG melalui berbagai
usaha perbaikan dan peningkatan.
4. Profil Singkat PT Garuda Indonesia
• Garuda Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan
Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline
(maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda
Indonesia mengoperasikan 134 armada untuk melayani 64
rute domestik dan 36 rute internasional
Visi Perusahaan
– Menjadi Perusahaan penerbangan yang andal dengan
menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat
dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
– Sebagai Perusahaan penerbangan pembawa bendera
bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan
Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan
ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang
profesional.
5. PENERAPAN GCG DI GARUDA
• Komitmen Garuda Indonesia untuk menerapkan GCG dimulai
dengan membentuk “Proyek GCG” pada tahun 2002.
• Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh pejabat satu
tingkat di bawah Direksi pada tahun 2003 menandatangani
‘Pakta Integritas’ suatu pernyataan komitmen bersama untuk
menerapkan GCG bersamaan dengan peluncuran “Pedoman
Kebijakan Perusahaan” sebagai road map penerapan GCG di
Garuda Indonesia.
• Komitmen terus berlanjut diantaranya dengan pembuatan
Piagam Komisaris dan Direksi (Board charter), pembentukan
Komite Audit dan Piagam Komite Audit, peluncuran tata nilai
perusahaan FLY-HI dan code of conduct, mengembangkan
sistem dan prosedur serta membentuk organisasi yang
bertanggung jawab atas penerapan GCG pada periode tahun
2006-2009.
6. • Untuk mengetahui efektivitas penerapan GCG, Garuda
Indonesia melakukan penilaian (assessment) GCG
pertama kali pada tahun 2008 untuk menilai penerapan
GCG tahun buku 2007. Dan penilaian terus dilakukan
secara konsisten setiap 2 tahun sekali yaitu 2009 dan
terakhir 2011 dengan hasil yang semakin baik.
• Hasil penilaian GCG yang semakin baik diperoleh
melalui perbaikan dan penyempurnaan dari apa yang
telah dilakukan. Ini merupakan salah satu bentuk
komitmen perusahaan dalam menerapkan GCG.
• Peluncuran etika perusahaan serta penerapan whistle
blowing system merupakan inisiatif yang dilakukan
perusahaan untuk terus meningkatkan praktek tata
kelola perusahaan yang baik
7. TANTANGAN PENERAPAN GCG
• Penentangan sebagian karyawan ketika proses
transformasi sedang berjalan
• Proses transformasi Garuda Indonesia tidak
dapat dijalankan dalam waktu yang singkat,
melainkan membutuhkan proses yang cukup
panjang.
• Belum ada korelasi antara penerapan prinsip
GCG dengan peningkatan harga saham pada
perusahaan penerbangan ini.
8. RUMUSAN MASALAH
• Pahami kebijakan-kebijakan pokok yang diambil oleh
perusahaan yang diulas dalam kasus ini!
• Berikan pendapat anda tentang kebijakan-kebijakan
tersebut!
• Bahas usulan anda bila 50 % dari jumlah karyawan
menentang kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Apa
saja yang masing-masing abda usulkan untuk dilakukan ?
• Bahas usulan anda bila 40 % dari jumlah karyawan terdapat
kelompok orang yang ragu dan kurang percaya bahwa
kebijakan yang diambil perusahaan dapat dilaksanakan.
Apa saja yang masing-masing abda usulkan untuk
dilakukan ?
9. Kebijakan-kebijakan PT Garuda Indonesia
• Berfokus pada 3P (People, Planet dan Profit)
– People : fair bagi semua pihak, baik bagi kepada staff,
pelanggan, pemegang saham maupun masyarakat sekitar,
– Planet : upaya Garuda Indonesia untuk menjaga
lingkungan dari kerusakan, walaupun ada kemajuan pada
perusahaan akantetapi lingkungan harus tetap dijaga
kelestariannya
– Profit : bagaimana nilai-nilai tersebut pada akhirnya
bermuara pada keuntungan yang besar pada perusahaan.
10. Merumuskan tata nilai FLY-HI
• Dirumuskan pada 30 Oktober 2007
• Akronimnya merupakan nilai-nilai :
– F : eFFicient- eFFective
– L : Loyalty
– Y : customer centracitY
– H : Honesty & openness
– I : Integrity
12. Menerapkan kebijakan Whistle
Blowing System
• Sistem pelaporan pelanggaran yang memungkinkan
setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan
kecurangan, pelanggaran hukum dan etika serta
misconduct lainnya yang dilakukan oleh Insan
Garuda Indonesia.
• Karyawan dan staff perusahaan diberikan hak untuk
melaporkan segala tindakan kecurangan atau
sesuatu yang menyimpang dalam pengelolaan
perusahaan yang terjadi di perusahaan dan hal
tersebut dijamin kerahasiaannya oleh perusahaan.
13. Pendapat tentang kebijakan-kebijakan
PT GARUDA INDONESIA
• Berfokus pada 3P (People, Planet dan Profit)
– Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi
belaka (profit) melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).
• Merumuskan tata nilai FLY-HI
– Tata nilai FLY-HI sangat tepat untuk menjadikan hasil yang terbaik dan
pelayanan yang berkualitas untuk pelanggan. 10 nilai dari penjabaran
tata nilai FLY-HI tidak hanya menjadikan Garuda Indonesia menjadi
unggul tetapi juga memiliki citra bagus dimata pelanggan.
• kebijakan Whistle Blowing System
– dapat mewujudkan Garuda Indonesia yang berkinerja tinggi, taat
hukum, bersih dan beretika..
– Penyelesaian pelaporan pelanggaran merupakan salah satu bentuk
peningkatan perlindungan Pemangku Kepentingan dalam rangka
menjamin hak- hak Pemangku Kepentingan berhubungan dengan
perusahaan.
14. Apabila terdapat 50% karyawan
menolak terjadinya perubahan
• Coch dan French Jr. mengusulkan ada enam
taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi
resistensi perubahan
– Pendidikan dan Komunikasi
– Partisipasi.
– Memberikan kemudahan dan dukungan.
– Negosiasi.
– Manipulasi dan Kooptasi.
– Paksaan.
15. Apabila 40% karyawan terdapat
kelompok orang yang ragu
• Menurut Greenberg dan Baron (2003: 604) memberikan
pedoman berikut untuk mengatasi resisteni terhadap
perubahan organisasional:
1. Membentuk Dinamika Politik
2. Mengidentifikasi dan Menetralisir Penolakan
Perubahan
3. Mendidik Agkatan Kerja
4. Mengikut Sertakan Pekerja Pada Usaha Perubahan
5. Menghargai Prilaku Konstruktif
6. Menciptakan Organisasi Pembelajaran
7. Memperhitungkan Situasi