Dokumen tersebut membahas beberapa topik utama mengenai isu aktual manajemen organisasi, yaitu manajemen teknologi informasi, manajemen internasional, manajemen usaha kecil menengah, dan manajemen organisasi nirlaba. Topik-topik tersebut dijelaskan secara singkat beserta contoh-contoh penerapannya.
1. Dr. SATYA PRANATA ASMARA, MBA
DOSEN PENGAMPU
ISU AKTUAL SEPUTAR
MANAJEMEN ORGANISASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
Mata Kuliah Pengantar Manajemen
2. ISU AKTUAL SEPUTAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI
1. Manajemen Teknologi Informasi
2. Manajemen Internasional
3. Manajemen Usaha Kecil Menengah
4. Manajemen Organisasi Nirlaba
Berbagai Topik dan Isu Aktual Seputar Manajemen Organisasi :
3. Pengertian Isu Aktual Manajemen dan Organisasi
Isu adalah masalah yang
dikedepankan (untuk
ditanggapi dan sebagainya
Aktual adalah suatu kejadian
yg benar benar terjadi dan
sedang hangat hangatnya
menjadi pembicaraan orang
banyak
Isu Aktual Manajemen
Organisasi merupakan topik
yang menjadi hal baru dalam
manajemen organisasi
4. Manajemen Teknologi Informasi
Manajemen teknologi informasi adalah
bidang manajemen yang mengelola sumber
daya teknologi informasi sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Sumber daya
tersebut meliputi investasi berwujud seperti
perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
computer, dan data, serta sumber daya
manusia yang dipekerjakan untuk
memelihara perangkat-perangkat tersebut.
• Penerapan teknologi informasi yang efektif
akan mengurangi biaya yang tidak
diharapkan dan dapat meningkatkan
fleksibilitas.
• Alur bisnis yang menjadi lebih terorganisir
dan tersentralisasi.
• Kebutuhan pebisnis akan efisiensi waktu
dan biaya sehingga merasa perlu
menerapkan teknologi informasi dalam
lingkungan kerja
5. Manajemen Teknologi Informasi
Perkembangan TI dan kebutuhan tersebut
menghadirkan berbagai aplikasi dan layanan
e-business, e-commerce, e-banking dan
lainnya. E-commerce adalah transaksi
perdagangan menggunakan jaringan
komunikasi internet. E-commerce sendiri
merupakan bagian dari e-business.
Selain teknologi jaringan, e-commerce juga
menggunakan teknologi basis data
(database), surat elektronik (e-mail), dan
bentuk teknologi non komputer yang lain
seperti halnya sistem pengiriman barang,
dan alat pembayaran untuk e-commerce
tersebut.
Dengan hadirnya TI juga mempermudah
cara komunikasi dalam perusahaan dan juga
lajurnya pengetahuan serta informasi.Bisnis
yang dijalani : e-commerce, perusahaan
aplikasi, perusahaan start-up
Perusahaan Start-Up yang
merupakan Pengimplimentasian
Manajemen Teknologi Informasi
8. Manajemen Internasional
Manajemen internasional merupakan kinerja
daripada aktivitas-aktivitas manajemen yang melintasi
batas-batas wilayah nasional.
Studi manajemen internasional memfokuskan pada
operasi perusahaan internaional di negara-negara
tuan rumah (host country) dengan mempetimbangkan
masalah-masalah manajerial yang berhubungan
dengan arus orang, barang, jasa, dan uang dengan
tujuan untuk bisa mengelola dengan baik dalam
situasi kondisi yang melibatkan hal-hal di luar batas
wilayah nasional, misalnya : ekspor/impor barang dan
jasa, persetujuan lisensi untuk memproduksi di
negara-negara lain, kontrak kerjasama/kemitraan
manajemen dalam dan luar negeri, kerjasama
patungan (join venture), membuat cabang usaha di
negara lain.
Tujuan Manajemen Internasional diantaranya :
memperoleh : sumberdaya yang lebih murah dan
berkualitas, meningkatkan pangsa pasar,
meningkatkan tingkat investasi, kuota impor/ekspor
dan tarif yang lebih murah, hubungan kerjasama
internasional atau regional.
9. Manajemen Internasional
Kegiatan bisnis internasional itu umumnya
didominasi oleh perusahaan multinasional
(multinasional corporation), meskipun ada juga
perusahaan, kecil dan koperasi yang melakukan
usaha ke luar negeri secara kemitraan yang saling
menguntungkan.
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang
menyelenggarakan operasinya di dua Negara atau
lebih sekaligus dan berbasis pada Negara asalnya.
Cara yang dilakukan melalui hubungan kerjasama
strategis global (global strategic partnership), yaitu
merupakan suatu hubungan kerjasama yang dibentuk
oleh organisasi/perusahaan dengan satu atau lebih
negara luar secara umum bertujuan untuk
mengusahakan peluang-peluang yang ada di negara
alain agar dapat dikelola dengan baik dalam
memproduksi barang ataupun jasa sama-sama
mereka butuhkan.
11. Manajemen Usaha Kecil dan Menengah
Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun
1998, Usaha Kecil Menengah adalah Kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk
mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu roda penggerak
perekonomian Indonesia. Menurut Kementerian
Koperasi dan UKM, sumbangan UMKM terhadap
PDB Indonesia mencapai angka 60,34 persen
pada tahun 2017. Artinya sekitar 60 persen nilai
barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia
pada tahun 2017 berasal dari sektor UMKM
Manajemen usaha kecil adalah proses
pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan-
kegiatan Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
kecil.
12. Manajemen Usaha Kecil dan Menengah
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini. Kriteria asset: Maks. Rp 50
Juta, kriteria Omzet: Maks. Rp 300 juta rupiah.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Kriteria asset: Rp 50 juta – Rp 500 juta, kriteria Omzet:
Rp 300 juta – Rp 2,5 Miliar rupiah.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini. Kriteria asset: 500 juta – Rp 10 Miliar, kriteria Omzet: >Rp 2,5 Miliar – Rp
50 Miliar rupiah
13. Klasifikasi UKM
Dalam perspektif perkembangannya, UKM
dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat)
kelompok yaitu :
1. Livelihood Activities: Merupakan UKM
yang digunakan sebagai kesempatan kerja
untuk mencari nafkah, yang lebih umum
dikenal sebagai sektor informal, Contoh :
pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise: Merupakan UKM yang
memiliki sifat pengrajin tetapi belum
memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise: merupakan
UKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan mampu menerima
pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise, merupakam UKM
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan
dan akan melakukan transformasi menjadi
Usaha Besar (UB).
14. Beberapa Contoh Bidang Usaha Kecil Menengah
Fashion Kuliner Agribisnis
Otomotif / Bengkel
Tour and travel
Elektronik dan GadgetKerajinan Tangan
15. Manajemen Organisasi Nirlaba
Nirlaba adalah tidak bertujuan mencari profit
melainkan fokus pada tujuan sosial dan
lingkungan
Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi
mandiri yang menekankan pada kerja pelayanan
sosial dengan tidak bermaksud untuk menarik
keuntungan yang bernilai bisnis dari usaha yang
dilakukan.
Manajemen organisasi nirlaba dan kriteria-
kriteria pencapaian kinerja organisasi tidak
berdasar pada pertimbangan ekonomi semata,
tetapi sejauhmana masyarakat yang dilayaninya
diberdayakan sesuai dengan konteks hidup dan
potensi-potensi kemanusiaannya.
Sifat sosial dan kemanusiaan sejati merupakan
ciri khas pelayanan organisasi-organisasi
nirlaba. Manusia menjadi pusat sekaligus agen
perubahan dan pembaruan masyarakat untuk
mengurangi kemiskinan, menciptakan
kesejahteraan, kesetaraan gender, keadilan, dan
kedamaian, bebas dari konfilk dan kekerasan.
16. Ciri-Ciri Organisasi Nirlaba
1. Sumber daya entitas berasal dari
para penyumbang yang tidak
mengharapakan pembayaran
kembali atas manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber
daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa
tanpa bertujuan memupuk laba, dan
kalau suatu entitas menghasilkan
laba, maka jumlahnya tidak pernah
dibagikan kepada para pendiri atau
pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti
lazimnya pada organisasi bisnis,
dalam arti bahwa kepemilikan
dalam organisasi nirlaba tidak dapat
dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut
tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya entitas
pada saat likuiditas atau
pembubaran entitas.
17. Contoh Organisasi Nirlaba
• Yayasan
• Lembaga Advokasi (contoh LBH)
• Palang Merah Indonesia (PMI)
• Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM)
• Partai Politik
• Organisasi Kemasyarakatan
• Paguyuban / Perkumpulan
• Serikat Pekerja
• dll