SlideShare a Scribd company logo
AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT
EXAMINATION
“ FRAUD DAN KORUPSI “
LINDA GRACE LOUPATTY, SE.,M.AK.,AK
FRAUD DAN KORUPSI
1. Fraud Dalam UU di Indonesia
2. Beberapa Statistik Kejahatan di
Indonesia
3. Fraud Tree dan Manfaatnya
4 Akuntansi Forensik dan Jenis Fraud
5. Definisi Korupsi
6. Pendekatan Sosiologis
7. Korupsi dan Tinjauan Sosiologi
8. Delapan Pertanyaan Tentang Korupsi
FRAUD DALAM PERUNDANGAN KITA
Pengumpulan dan pelaporan statistic tentang kejahatan di suatu
negara dapat dilakukan sesuai dengan klasifikasi kejahatan dan
pelanggaran (atau tindak pidana) menurut ketentuan perundang-
undangan negara tersebut.
Dalam membaca dan menggunakan statistic kejahatan di Indonesia,
perlu diingat rendahnya kesadaran untuk melaporkan kejahatan. Banyak
faktor yang menyebabkan masyarakat enggan melaporkan kejahatan. Di
antaranya, tercermin dari ungkapan sehari-hari “ melapor kehilangan
kambing, berakhir dengan kehilangan kerbau “. Oleh karena itu,
beberapa kajian luar negeri tentang data kejahatan di indonesia
memberi peringatan “crimes may be unreported”. Gejala ini dilaporkan
BPS dalam Statistik Politik dan Keamanan 2002.
Rangkaian statistik kejahatan di awali dari pakar Indonesia
yang mempublikasikan penelitiannya di jurnal ilmiah
internasional.
Kolom berjudul Crime Rate menunjukan jumlah kejahatan
unuk setiap 100.000 berdasarkan sumber data yang sama,
tingkat kerawanan setiap provinsi di Indonesia berbeda.
Selama tahun 2003 diketahui bahwa DKI Jakarta paling
rawan tindak kejahatan ( peringkat pertama ) dengan total
kasus mencapai 37.895 kejadian dan resiko kemungkinan
mengnalami tindak mencapai 228 orang per 100.000
penduduk.peringkat kedua yang dinilai rawan kejahatan
adalah provinsi Jawa Timur dengwan total kasus 26.347
kejadian kejahatan.
BEBERAPA
STATISTIK
KEJAHATAN DI
INDONESIA
Corruption Fraudulent Statments
Asset Misappropration
Conflicts of
Interest
Bribery Ilegal
Graduities
Economic
Extortion
Financial
Non-
Financial
Cash Non-Cash
FRAUD TREE (POHON FRAUD)
Pohon ini menggambarkan cabang-
cabang dari fraud dalam hubungan
kerja, beserta ranting dan anak
rantingnya. Occupational fraud
tree ini mempunyai tiga cabang
utama, yakni corruption, asset
misappropriation, dan fraudulent
statements.
Fraud tree yang dibuat ACFE sangat bermanfaat. Fraud
tree memetakan fraud dalam lingkungan kerja. Peta ini
membantu akuntan forensik mengenali dan mendiagnosis
fraud yang terjadi. Ada gejala-gejala “penyakit” farud
yang dalam auditing dikenal sebagai red flags. Dengan
memahami gejala-gejala ini dan menguasai teknik-teknik
audit investigatif, akuntan forensic dapat mendeteksi
fraud tersebut.
MANFAAT FRAUD TREE
Fraud Triangle
Sudut pertama dari segi tiga itu diberi judul pressure yang
merupakan perceived non-sharieable financial need. Perceived
opportunity. Sudut ketiga, rationalization.
AKUNTAN FORENSIK DAN JENIS
FRAUD
Dari tiga cabang fraud
di atas, yakni corruption,
misappropriation of asset,
dan fraudulent
statement akuntan
forentik memuaskan
perhatian pada dua
cabang pertama.
Mengapa? Cabang
fraudulent statement
menjadi pusat perhatian
dalam audit atas laporan
keuangan (general audit
atau opinion audit).
Keluarnya Sarbanes-Oxley
Act memaksa independent
auditors di seluruh dunia
lebih berhatihati dalam
melakukan general audit,
khususnya dalam upaya
menentukan fraudulent
statements. Kegagalan
mereka menemukan fraud
yang menyebabkan laporan
keuangan menjadi
menyesatkan, akan
membawa konsekuensi besar,
bahkan fatal seperti dalam
kasus Arthur Andersen”.
Oleh karena itu, akuntan forensik
atau audit investigative hampir
tidak menyentuh fraud yang
menyebabkan laporan keuangan
menjadi menyesatkan, dengan dua
pengecualian.
- Pertama, ketika “regulator”
seperti Baperpam, Securities and
Exchange Commission, atau
Financial Service Authority (OJK,
Otoritas Jasa Keuangan)
mempunyai dugaan kuat bahwa
laporan audit suatu kantor akuntan
publik mengandung kekeliruan yang
serius (atau kantor akuntan publik
yang bersangkutan mengakui hal
tersebut).
- Kedua, ketika fraudulent
statements dilakukan dengan
pengolahan data secara elektronis,
terintegrasi, dan besar-besaran
atau penggunaan computer yang
dominan dalam penyiapan laporan.
DEFINISI KORUPSI
Pengertian Korupsi Menurut Undang-
Undang
Menurut Undang-Undang No.31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, yang termasuk dalam
tindak pidana korupsi adalah:
Setiap orang yang dikategorikan
melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan
maupun kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian
negara.
Korupsi Menurut Ilmu Politik
Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai
penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi
atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri
maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh
keuntungan pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian
bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi
lainnya.
Korupsi Menurut Ahli Ekonomi
Para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih
konkret. Korupsi didefinisikan sebagai pertukaran
y a n g m e n g u n t u n g k a n ( a n t a r a p r e s t a s i d a n
kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri),
yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang
melanggar norma-norma yang berlaku, dan
setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau
wewenang yang dimiliki salah satu pihak yang
terlibat dalam bidang umum dan swasta.
P
E
N
D
E
K
A
T
A
N
Dalam pendekatan sosiologi, definisi korupsi yang lazim dipergunakan
adalah “penyalahgunaan wewenang pejabat untuk keuntungan pribadi”
(“the abuse of public power for private gain”).
Lingkungan perekonomian dan kelembagaan menentukan lingkup
korupsi dan insentif untuk melakukan korupsi. Sistem
perekonomian dan kelembagaan yang meningkatkan manfaat
atau “keuntungan” korupsi cenderung memiliki empat ciri :
Individu pejabat mempunyai kekuasaan mutlak
(substantial monopoly power) atas pengambilan keputusan
Pejabat yang bersangkutan mempunyai kelonggaran
wewenang (discretion) yang besar
Mereka tidak perlu mempertanggungjawabkan
(tidak accountable terhadap) tindakan mereka
A
B
C
Dan mereka beroperasi dalam lingkungan yang
rendah tingkat keterbukaannya.
D
S
O
S
I
O
L
O
G
I
S
Keempat ciri di samping melahirkan
rumus atau persamaan:
Di mana:
C = corruption (korupsi)
MP= monopoly power (kekuasaan mutlak)
D = discretion (kelonggaran wewenang)
A = accountability (akuntabilitas)
Tdm = transparency of decision – making
(keterbukaan dalam pengambilan keputusan)
C = MP + D - A – Tdm
Dari kasus – kasus korupsi
sekitaran tahun 1970 – 1980-an
yang dilaporkan Prof. Alatas,
dapat disimpulkan antara lain
berikut ini:
q Tipologi korupsinya tidak banyak berubah.
Beberapa di antaranya merupakan
penyakit kekanak – kanakan alias mencuri
terang – terangan.
q Bahkan “pemain”-nya masih yang itu-itu juga
(meskipun sudah berganti nama) seperti bank – bank
BUMN yang menjadi Bank Mandiri atau Bank BNI,
Pertamina, distributor pupuk, ABRI (sekarang TNI),
dan lain-lain.
q Gebrakan membawa sukses “sesaat” seperti
terlihat dalam hasil kerja Komisi Empat, Opstib,
Opstibpus, dan lain-lain.
KASUS
DALAM
TINJAUAN
SOSIOLOGI
KORUPSI – TINJAUAN SOSIOLOGI ADITJONDRO
Ada beberap kesimpulan yang dibuat Aditjoro mengenai
korupsi kepresidenan di Indonesia, yang perlu diketahui
akuntan forensik:
q Bentuk oligarki berkaki tiga (Istana, Tangsi, dan Partai
penguasa) yang melanggengkan dan mewariskan korupsi
kepada pemerintahan penerus.
q Oligarki yang dipimpin oleh istri (Nyonya Tien Soeharto)
atau suami (Taufiq Kiemas) presiden atau spouse-led
oligarchi. Aditjoro menambahkan bahwa itulah sebabnya
sejumlah penulis mengingatkan Taufiq Kiemas, suami
Megawati Soekarnoputri, untuk menarik pelajaran dari
kasus Mike Arroyo (suami Gloria Macapagal Arroyo) dan
dari Asif Zardari (suami Benazir Bhutto).
q Oligarki dan jejaring bisnis dan politik yang membentengi
keperntingan mantan penguasa dengan segala cara
“pemindahan kekayaan?”
DELAPAN
PERTANYAAN
TENTANG
KORUPSI
Pertanyaan Pertama
What is corruption?
Pertanyaan Kedua
Which countries are
the most corrupt?
Pertanyaan Ketiga
What are the common
characteristics of
countries with high
corruption?
Pertanyaan Keempat
What is the
magnitude of
corruption?
Pertanyaan
Kedelapan
Does corruption
adversely affect
growth
Pertanyaan
Keenam
Can competetion
reduce corruption?
Pertanyaan
Ketujuh
Why have there
been o few
(recent) succesful
attempts to fight
corruption?
Pertanyaan
Kelima
Do higher
wages of
bureaucrats
reduce
corruption?
1
2
3
4
6
7
5
8
What is corruption?
Korupsi umumnya
didefinisi adalah
penyalahgunaan jabatan
di sektor pemerintahan
(misuse of public office)
untuk keuntungan
pribadi.
Which countries are
the most corrupt?
Bagaimana kita
mengukur korupsi
sedemikian rupa
sehingga kita
memperoleh gambaran
antar-negara.
What are the common
characteristics of countries with
high corruption? Ada teori – teori
yang melihat ciri-ciri umum negara
korup dari peranan lembaga-lembaga
(institutional theories).
pertama memandang mutu lembaga
dan karenanya juga korupsi dibentuk
oleh faktor – faktor ekonomi.
theories kedua menekankan peran
lembaga – lembaga secara lebih
langsung.
What is the magnitude of
corruption? Peringkat negara-
negara berdasarkan persepsi
tingkat korupsi bersifat
subjektif. Kesimpulan diambil
bukan dari penelitian yang
mendalam melainkan atas
dasar kesan, dan pengamatan
sekilas (anecdotal).
1 3
2
4
Do higher wages of bureaucrats
reduce corruption?
Bukti sistematis yang menunjukkan
hubungan antara kenaikan gaji dan
tingkat korupsi memang meragukan.
Rauch dan Evans (2000) menemukan
tidak ada bukti kuat mengenai hubungan
antara kenaikan gaji dan turunnya
tingkat korupsi.
Why have there been o few (recent)
succesful attempts to fight corruption?
Di banyak negara, termasuk indonesia,
pemberantasan korupsi dilakukan melalui
gebrakan-gebrakan oleh lembaga atau aparat
(penegak) hukum dan keuangan (para
pemeriksa, seperti auditor dan investigator).
Can competetion reduce
corruption?
Pertanyaannya mengenai apakah
persaingan dapat menekan
korupsi, berkaitan dengan
pendekatan untuk menekan
korupsi melalui peningkatan
persaingan.
Does corruption adversely affect
growth ?
Di era order baru, ada pakar dan
pengamat yang berargumentasi
bahwa korupsi justru mendorong
pertumbuhan ekonomi.
5
6 8
7
Fraud Dan Korupsi

More Related Content

What's hot

Pengantar Akuntansi Forensik dan Lingkup Akuntansi Forensik
Pengantar Akuntansi Forensik dan Lingkup Akuntansi ForensikPengantar Akuntansi Forensik dan Lingkup Akuntansi Forensik
Pengantar Akuntansi Forensik dan Lingkup Akuntansi Forensik
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Aminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensikAminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah Assagaf
 
Bab 5 auditing
Bab 5 auditingBab 5 auditing
Bab 5 auditing
chikma jaoharah
 
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan KerugianPenelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
Danang Mahendra
 
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENTMetode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Kanaidi ken
 
Contoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiContoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiWahyu Hidayat
 
Audit berbasis resiko
Audit berbasis resikoAudit berbasis resiko
Audit berbasis resiko
Belqis Oraya
 
Makalah fraud auditing
Makalah fraud auditingMakalah fraud auditing
Makalah fraud auditingdewi masita
 
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSiklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
SukaBohong
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
STMIK Widya Utama
 
10.audit kecurangan
10.audit kecurangan10.audit kecurangan
10.audit kecuranganIndra Yu
 
PPT Fraud.pptx
PPT Fraud.pptxPPT Fraud.pptx
PPT Fraud.pptx
IstiyanatulMahbubah
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
makalah bab 2 audit manajemen
 makalah bab 2 audit manajemen makalah bab 2 audit manajemen
makalah bab 2 audit manajemen
novitahandayani04
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Dwi Wahyu
 
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Dr. Zar Rdj
 
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaInvestigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Vahid Asyrofian
 

What's hot (20)

Pengantar Akuntansi Forensik dan Lingkup Akuntansi Forensik
Pengantar Akuntansi Forensik dan Lingkup Akuntansi ForensikPengantar Akuntansi Forensik dan Lingkup Akuntansi Forensik
Pengantar Akuntansi Forensik dan Lingkup Akuntansi Forensik
 
Aminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensikAminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensik
 
Bab 5 auditing
Bab 5 auditingBab 5 auditing
Bab 5 auditing
 
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
 
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan KerugianPenelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
 
Bab 17 investigasi pengadaan
Bab 17 investigasi pengadaanBab 17 investigasi pengadaan
Bab 17 investigasi pengadaan
 
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENTMetode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
 
Contoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiContoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesi
 
Audit berbasis resiko
Audit berbasis resikoAudit berbasis resiko
Audit berbasis resiko
 
Makalah fraud auditing
Makalah fraud auditingMakalah fraud auditing
Makalah fraud auditing
 
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSiklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
10.audit kecurangan
10.audit kecurangan10.audit kecurangan
10.audit kecurangan
 
PPT Fraud.pptx
PPT Fraud.pptxPPT Fraud.pptx
PPT Fraud.pptx
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
makalah bab 2 audit manajemen
 makalah bab 2 audit manajemen makalah bab 2 audit manajemen
makalah bab 2 audit manajemen
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
 
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
 
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaInvestigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
 

Similar to Fraud Dan Korupsi

Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
FahmiTgh
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiAzinuddin Haq
 
Sosial dan budaya pa (2)
Sosial dan budaya pa (2)Sosial dan budaya pa (2)
Sosial dan budaya pa (2)Nur Hidayah
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
RienditasaffiraNuran
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
Antoni Butarbutar
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsi
erza m
 
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Muhammad Iqbal
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...
Bobby Sirait
 
Anti korupsi
Anti korupsiAnti korupsi
Anti korupsi
rickygunawan84
 
Faktor Berpengaruh terhadap Perilaku Korupsi.
Faktor Berpengaruh terhadap Perilaku Korupsi. Faktor Berpengaruh terhadap Perilaku Korupsi.
Faktor Berpengaruh terhadap Perilaku Korupsi.
Oswar Mungkasa
 
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus IndonesiaFaktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesiaoswar mungkasa
 
Anlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_indAnlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_ind
verdy anto
 
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
Monica Rizki Lestari
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Kb 2 penyebab-orang-korupsi
Kb 2 penyebab-orang-korupsiKb 2 penyebab-orang-korupsi
Kb 2 penyebab-orang-korupsi
Imam Sarwo Edi
 
Ppkn artikel ii
Ppkn artikel iiPpkn artikel ii
Ppkn artikel ii
cecep usdaseroja
 
FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI.ppt
FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI.pptFAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI.ppt
FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI.ppt
AnggaWinata5
 
Makalah kewarga negaraan
Makalah kewarga negaraanMakalah kewarga negaraan
Makalah kewarga negaraanjellysihite
 
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010Fathur Rohman
 

Similar to Fraud Dan Korupsi (20)

Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
 
Sosial dan budaya pa (2)
Sosial dan budaya pa (2)Sosial dan budaya pa (2)
Sosial dan budaya pa (2)
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
 
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
BE &GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Corruption and Fra...
 
Pancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsiPancasila integitas antikorupsi
Pancasila integitas antikorupsi
 
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Corruption and Fraud, Universitas Mercubuan...
 
Anti korupsi
Anti korupsiAnti korupsi
Anti korupsi
 
Faktor Berpengaruh terhadap Perilaku Korupsi.
Faktor Berpengaruh terhadap Perilaku Korupsi. Faktor Berpengaruh terhadap Perilaku Korupsi.
Faktor Berpengaruh terhadap Perilaku Korupsi.
 
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus IndonesiaFaktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
Faktor Berpengaruh Terhadap Korupsi. Kasus Indonesia
 
Anlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_indAnlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_ind
 
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
BE & GG. 13,Monica Rizki Lestari_Hapzi Ali,Coruption and Fraud, Universitas M...
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Kb 2 penyebab-orang-korupsi
Kb 2 penyebab-orang-korupsiKb 2 penyebab-orang-korupsi
Kb 2 penyebab-orang-korupsi
 
Ppkn artikel ii
Ppkn artikel iiPpkn artikel ii
Ppkn artikel ii
 
Artikel korupsi
Artikel korupsiArtikel korupsi
Artikel korupsi
 
FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI.ppt
FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI.pptFAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI.ppt
FAKTOR_PENYEBAB_KORUPSI.ppt
 
Makalah kewarga negaraan
Makalah kewarga negaraanMakalah kewarga negaraan
Makalah kewarga negaraan
 
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
Materi 1 b pengertian dan prinsip anti korupsi 2010
 

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura

SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdfSLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdfSLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdfSLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAHANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIALANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAHPEMERINTAH DAERAH
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANPELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASAPERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYAPENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANTINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan KursManajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Instrumen Derivatif
Instrumen DerivatifInstrumen Derivatif
Asuransi
AsuransiAsuransi
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN DAN PENIUP PELUIT
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN  DAN PENIUP PELUITWAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN  DAN PENIUP PELUIT
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN DAN PENIUP PELUIT
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Aspek Keuangan
Aspek KeuanganAspek Keuangan

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura (20)

SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdfSLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
 
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdfSLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
 
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdfSLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
 
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAHANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIALANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
 
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAHPEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
 
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANPELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASAPERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
 
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYAPENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
 
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANTINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
 
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan KursManajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
 
Instrumen Derivatif
Instrumen DerivatifInstrumen Derivatif
Instrumen Derivatif
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN DAN PENIUP PELUIT
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN  DAN PENIUP PELUITWAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN  DAN PENIUP PELUIT
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN DAN PENIUP PELUIT
 
Aspek Keuangan
Aspek KeuanganAspek Keuangan
Aspek Keuangan
 

Recently uploaded

PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
FachrulAchast
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 

Recently uploaded (18)

PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 

Fraud Dan Korupsi

  • 1. AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT EXAMINATION “ FRAUD DAN KORUPSI “ LINDA GRACE LOUPATTY, SE.,M.AK.,AK
  • 2. FRAUD DAN KORUPSI 1. Fraud Dalam UU di Indonesia 2. Beberapa Statistik Kejahatan di Indonesia 3. Fraud Tree dan Manfaatnya 4 Akuntansi Forensik dan Jenis Fraud 5. Definisi Korupsi 6. Pendekatan Sosiologis 7. Korupsi dan Tinjauan Sosiologi 8. Delapan Pertanyaan Tentang Korupsi
  • 3. FRAUD DALAM PERUNDANGAN KITA Pengumpulan dan pelaporan statistic tentang kejahatan di suatu negara dapat dilakukan sesuai dengan klasifikasi kejahatan dan pelanggaran (atau tindak pidana) menurut ketentuan perundang- undangan negara tersebut. Dalam membaca dan menggunakan statistic kejahatan di Indonesia, perlu diingat rendahnya kesadaran untuk melaporkan kejahatan. Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat enggan melaporkan kejahatan. Di antaranya, tercermin dari ungkapan sehari-hari “ melapor kehilangan kambing, berakhir dengan kehilangan kerbau “. Oleh karena itu, beberapa kajian luar negeri tentang data kejahatan di indonesia memberi peringatan “crimes may be unreported”. Gejala ini dilaporkan BPS dalam Statistik Politik dan Keamanan 2002.
  • 4. Rangkaian statistik kejahatan di awali dari pakar Indonesia yang mempublikasikan penelitiannya di jurnal ilmiah internasional. Kolom berjudul Crime Rate menunjukan jumlah kejahatan unuk setiap 100.000 berdasarkan sumber data yang sama, tingkat kerawanan setiap provinsi di Indonesia berbeda. Selama tahun 2003 diketahui bahwa DKI Jakarta paling rawan tindak kejahatan ( peringkat pertama ) dengan total kasus mencapai 37.895 kejadian dan resiko kemungkinan mengnalami tindak mencapai 228 orang per 100.000 penduduk.peringkat kedua yang dinilai rawan kejahatan adalah provinsi Jawa Timur dengwan total kasus 26.347 kejadian kejahatan. BEBERAPA STATISTIK KEJAHATAN DI INDONESIA
  • 5. Corruption Fraudulent Statments Asset Misappropration Conflicts of Interest Bribery Ilegal Graduities Economic Extortion Financial Non- Financial Cash Non-Cash FRAUD TREE (POHON FRAUD) Pohon ini menggambarkan cabang- cabang dari fraud dalam hubungan kerja, beserta ranting dan anak rantingnya. Occupational fraud tree ini mempunyai tiga cabang utama, yakni corruption, asset misappropriation, dan fraudulent statements.
  • 6. Fraud tree yang dibuat ACFE sangat bermanfaat. Fraud tree memetakan fraud dalam lingkungan kerja. Peta ini membantu akuntan forensik mengenali dan mendiagnosis fraud yang terjadi. Ada gejala-gejala “penyakit” farud yang dalam auditing dikenal sebagai red flags. Dengan memahami gejala-gejala ini dan menguasai teknik-teknik audit investigatif, akuntan forensic dapat mendeteksi fraud tersebut. MANFAAT FRAUD TREE
  • 7. Fraud Triangle Sudut pertama dari segi tiga itu diberi judul pressure yang merupakan perceived non-sharieable financial need. Perceived opportunity. Sudut ketiga, rationalization.
  • 8. AKUNTAN FORENSIK DAN JENIS FRAUD Dari tiga cabang fraud di atas, yakni corruption, misappropriation of asset, dan fraudulent statement akuntan forentik memuaskan perhatian pada dua cabang pertama. Mengapa? Cabang fraudulent statement menjadi pusat perhatian dalam audit atas laporan keuangan (general audit atau opinion audit). Keluarnya Sarbanes-Oxley Act memaksa independent auditors di seluruh dunia lebih berhatihati dalam melakukan general audit, khususnya dalam upaya menentukan fraudulent statements. Kegagalan mereka menemukan fraud yang menyebabkan laporan keuangan menjadi menyesatkan, akan membawa konsekuensi besar, bahkan fatal seperti dalam kasus Arthur Andersen”. Oleh karena itu, akuntan forensik atau audit investigative hampir tidak menyentuh fraud yang menyebabkan laporan keuangan menjadi menyesatkan, dengan dua pengecualian. - Pertama, ketika “regulator” seperti Baperpam, Securities and Exchange Commission, atau Financial Service Authority (OJK, Otoritas Jasa Keuangan) mempunyai dugaan kuat bahwa laporan audit suatu kantor akuntan publik mengandung kekeliruan yang serius (atau kantor akuntan publik yang bersangkutan mengakui hal tersebut). - Kedua, ketika fraudulent statements dilakukan dengan pengolahan data secara elektronis, terintegrasi, dan besar-besaran atau penggunaan computer yang dominan dalam penyiapan laporan.
  • 9. DEFINISI KORUPSI Pengertian Korupsi Menurut Undang- Undang Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Korupsi Menurut Ilmu Politik Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi lainnya. Korupsi Menurut Ahli Ekonomi Para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih konkret. Korupsi didefinisikan sebagai pertukaran y a n g m e n g u n t u n g k a n ( a n t a r a p r e s t a s i d a n kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri), yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang berlaku, dan setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.
  • 10. P E N D E K A T A N Dalam pendekatan sosiologi, definisi korupsi yang lazim dipergunakan adalah “penyalahgunaan wewenang pejabat untuk keuntungan pribadi” (“the abuse of public power for private gain”). Lingkungan perekonomian dan kelembagaan menentukan lingkup korupsi dan insentif untuk melakukan korupsi. Sistem perekonomian dan kelembagaan yang meningkatkan manfaat atau “keuntungan” korupsi cenderung memiliki empat ciri : Individu pejabat mempunyai kekuasaan mutlak (substantial monopoly power) atas pengambilan keputusan Pejabat yang bersangkutan mempunyai kelonggaran wewenang (discretion) yang besar Mereka tidak perlu mempertanggungjawabkan (tidak accountable terhadap) tindakan mereka A B C Dan mereka beroperasi dalam lingkungan yang rendah tingkat keterbukaannya. D S O S I O L O G I S Keempat ciri di samping melahirkan rumus atau persamaan: Di mana: C = corruption (korupsi) MP= monopoly power (kekuasaan mutlak) D = discretion (kelonggaran wewenang) A = accountability (akuntabilitas) Tdm = transparency of decision – making (keterbukaan dalam pengambilan keputusan) C = MP + D - A – Tdm
  • 11. Dari kasus – kasus korupsi sekitaran tahun 1970 – 1980-an yang dilaporkan Prof. Alatas, dapat disimpulkan antara lain berikut ini: q Tipologi korupsinya tidak banyak berubah. Beberapa di antaranya merupakan penyakit kekanak – kanakan alias mencuri terang – terangan. q Bahkan “pemain”-nya masih yang itu-itu juga (meskipun sudah berganti nama) seperti bank – bank BUMN yang menjadi Bank Mandiri atau Bank BNI, Pertamina, distributor pupuk, ABRI (sekarang TNI), dan lain-lain. q Gebrakan membawa sukses “sesaat” seperti terlihat dalam hasil kerja Komisi Empat, Opstib, Opstibpus, dan lain-lain. KASUS DALAM TINJAUAN SOSIOLOGI
  • 12. KORUPSI – TINJAUAN SOSIOLOGI ADITJONDRO Ada beberap kesimpulan yang dibuat Aditjoro mengenai korupsi kepresidenan di Indonesia, yang perlu diketahui akuntan forensik: q Bentuk oligarki berkaki tiga (Istana, Tangsi, dan Partai penguasa) yang melanggengkan dan mewariskan korupsi kepada pemerintahan penerus. q Oligarki yang dipimpin oleh istri (Nyonya Tien Soeharto) atau suami (Taufiq Kiemas) presiden atau spouse-led oligarchi. Aditjoro menambahkan bahwa itulah sebabnya sejumlah penulis mengingatkan Taufiq Kiemas, suami Megawati Soekarnoputri, untuk menarik pelajaran dari kasus Mike Arroyo (suami Gloria Macapagal Arroyo) dan dari Asif Zardari (suami Benazir Bhutto). q Oligarki dan jejaring bisnis dan politik yang membentengi keperntingan mantan penguasa dengan segala cara “pemindahan kekayaan?”
  • 13. DELAPAN PERTANYAAN TENTANG KORUPSI Pertanyaan Pertama What is corruption? Pertanyaan Kedua Which countries are the most corrupt? Pertanyaan Ketiga What are the common characteristics of countries with high corruption? Pertanyaan Keempat What is the magnitude of corruption? Pertanyaan Kedelapan Does corruption adversely affect growth Pertanyaan Keenam Can competetion reduce corruption? Pertanyaan Ketujuh Why have there been o few (recent) succesful attempts to fight corruption? Pertanyaan Kelima Do higher wages of bureaucrats reduce corruption? 1 2 3 4 6 7 5 8
  • 14. What is corruption? Korupsi umumnya didefinisi adalah penyalahgunaan jabatan di sektor pemerintahan (misuse of public office) untuk keuntungan pribadi. Which countries are the most corrupt? Bagaimana kita mengukur korupsi sedemikian rupa sehingga kita memperoleh gambaran antar-negara. What are the common characteristics of countries with high corruption? Ada teori – teori yang melihat ciri-ciri umum negara korup dari peranan lembaga-lembaga (institutional theories). pertama memandang mutu lembaga dan karenanya juga korupsi dibentuk oleh faktor – faktor ekonomi. theories kedua menekankan peran lembaga – lembaga secara lebih langsung. What is the magnitude of corruption? Peringkat negara- negara berdasarkan persepsi tingkat korupsi bersifat subjektif. Kesimpulan diambil bukan dari penelitian yang mendalam melainkan atas dasar kesan, dan pengamatan sekilas (anecdotal). 1 3 2 4
  • 15. Do higher wages of bureaucrats reduce corruption? Bukti sistematis yang menunjukkan hubungan antara kenaikan gaji dan tingkat korupsi memang meragukan. Rauch dan Evans (2000) menemukan tidak ada bukti kuat mengenai hubungan antara kenaikan gaji dan turunnya tingkat korupsi. Why have there been o few (recent) succesful attempts to fight corruption? Di banyak negara, termasuk indonesia, pemberantasan korupsi dilakukan melalui gebrakan-gebrakan oleh lembaga atau aparat (penegak) hukum dan keuangan (para pemeriksa, seperti auditor dan investigator). Can competetion reduce corruption? Pertanyaannya mengenai apakah persaingan dapat menekan korupsi, berkaitan dengan pendekatan untuk menekan korupsi melalui peningkatan persaingan. Does corruption adversely affect growth ? Di era order baru, ada pakar dan pengamat yang berargumentasi bahwa korupsi justru mendorong pertumbuhan ekonomi. 5 6 8 7