Dokumen tersebut membahas mengenai analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit/CVP) sebagai alat perencanaan manajerial untuk memprediksi perubahan biaya dan membantu pengambilan keputusan."
Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang tujuan utamanya adalah menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan pihak internal perusahaan, seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran, dan pihak internal lainnya.
Informasi ini sangat berguna sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan untuk masa yang akan datang berdasarkan data historis dari laporan keuangan.
Harga pokok proses (process costing) merupakan metode perhitungan harga pokok produk yang berdasarkan kepada pengumpulan biaya-biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi periode yang bersangkutan. Mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan Penentuan harga jual produk yang tepat, Memantau realisasi biaya produks, Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan, Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca
Arus biaya produksi untuk sebuah sistem penentuan harga pokok proses umumnya sama seperti yang terjadi dalam sistem penentuan harga pokok pesanan. Saat bahan baku dibeli, biaya dari bahan baku tersebut mengalir melalui akun persediaan bahan baku. Hal yang sama, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan mengalir ke dalam akun barang dalam proses (WIP). Saat barang telah selesai, biaya dari bahan yang telah diselesaikan dipindahkan dari barang dalam proses ke akun barang jadi. Terakhir, saat barang terjual, biaya dari barang jadi dipindahkan ke akun beban pokok penjualan ayat jurnal biasanya mengikuti dengan yang biasa dijelaskan dalam sistem penentuan harga pokok pesanan.
Walaupun arus biaya harga pokok proses dan pesanan biasanya mirip, terdapat beberapa perbedaan. Dalam sistem penentuan harga pokok proses , setiap departemen produksi memiliki akun barang dalam proses sendiri. Saat barang-barang telah selesai dalam satu departemen, kemudian dipindahkan ke departemen berikutnya. Biaya yang dilampirkan dalam barang-barang yang dipindahkan juga dipindahkan ke departemen berikutnya.
Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang tujuan utamanya adalah menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan pihak internal perusahaan, seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran, dan pihak internal lainnya.
Informasi ini sangat berguna sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan untuk masa yang akan datang berdasarkan data historis dari laporan keuangan.
Harga pokok proses (process costing) merupakan metode perhitungan harga pokok produk yang berdasarkan kepada pengumpulan biaya-biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi periode yang bersangkutan. Mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan Penentuan harga jual produk yang tepat, Memantau realisasi biaya produks, Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan, Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca
Arus biaya produksi untuk sebuah sistem penentuan harga pokok proses umumnya sama seperti yang terjadi dalam sistem penentuan harga pokok pesanan. Saat bahan baku dibeli, biaya dari bahan baku tersebut mengalir melalui akun persediaan bahan baku. Hal yang sama, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan mengalir ke dalam akun barang dalam proses (WIP). Saat barang telah selesai, biaya dari bahan yang telah diselesaikan dipindahkan dari barang dalam proses ke akun barang jadi. Terakhir, saat barang terjual, biaya dari barang jadi dipindahkan ke akun beban pokok penjualan ayat jurnal biasanya mengikuti dengan yang biasa dijelaskan dalam sistem penentuan harga pokok pesanan.
Walaupun arus biaya harga pokok proses dan pesanan biasanya mirip, terdapat beberapa perbedaan. Dalam sistem penentuan harga pokok proses , setiap departemen produksi memiliki akun barang dalam proses sendiri. Saat barang-barang telah selesai dalam satu departemen, kemudian dipindahkan ke departemen berikutnya. Biaya yang dilampirkan dalam barang-barang yang dipindahkan juga dipindahkan ke departemen berikutnya.
Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor yang dimaksud adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 mengatur tentang pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dalam Pasal 3 sampai Pasal 8.
Penagihan Pajak
Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengertian tersebut termuat di dalam Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009.
Kepastian hukum merupakan salah satu kunci keberhasilan pengenaan dan pemungutan pajak daerah. Hal ini diwujudkan dalam upaya paksa fiskus untuk melakukan penagihan pajak terhadap wajib pajak yang tidak melunasi utang pajaknya tepat waktu . Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 secara tegas mengatur masalah penagihan pajak untuk mmeberikan landasan hukum bagi fiskus melaksanakan tugas dan kewenangannya terhadap wajib pajak.
Apabila pajak yang terutang tidak dilunasi setelah jatuh tempo pembayaran pajak maka kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan penagihan pajak. Penagihan pajak dilakukan terhadap pajak terutang dalam SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SPPT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan utang pajak bertambah. Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggng pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan dengan menegur atau memperingatkan, meaksanakan penegihan seketika dan sekaligus memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksnakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita.
Penagihan pajak dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis. Surat lain yang sejenis adalah surat yang dipersamakan dengan surat teguran atau surat peringatan. Penyampaian surat teguran dilakukan sebelum jatuh tempo pembayaran pajak. Surat teguran atau surat peringatan atau surat lainnya yang sejenis, sekurang-kurangnya memuat.
1.Nama daerah wajib pajak, atau nama wajib pajak atau penanggung jawab ;
2.Besarnya utang pajak;
3.Perintah untuk membayar; dan
4.Saat pelunasan utang pajak, yaitu tanggal jatuh tempo pembayaran yang tercantum dalam surat teguran atau surat peringatan atau surat lainnya yang sejenis.
Surat teguran atau surat peringatan dikeluarkan tujuh hari sejak jatuh tempo pembayaran pajak, dan dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk oleh gubernur/ bupati/ walikota. Dalam jangka waktu tujuh hari sejak surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterima, wajib pajak harus melunasi pakal yang terutang. Surat teguran ini harus dipatuhi oleh wajib pajak. Jika tidak dipatuhi fiskus akan melakukan tindakah penagihan pajak lebih lanjut, yaitu penagihan pajak dengan surat Paksa.
1. TEORI PAJAK DAERAH
Teori development from below berpendapat bahwa orang akan lebih bersedia membayar pajak kepada pemerintah daerah daripada kepada pemerintah pusat karena mereka dapat secara mudah melihat manfaat langsung dalam pembangunan di daerah mereka (Davey, 1988). Berdasarkan pendapat tersebut terlihat pentingnya pajak daerah bagi pembangunan daerah.Selain itu, manfaat dari pajak daerah dapat secara langsungdilihat oleh masyarakat di daerah. Bahl dan Smoke (2003), berpendapat bahwa: “local government taxes must be politically acceptable. One rule of thumb is that less visible taxes tend to be more acceptable.” Pajak pemerintah daerah harus secara politik dapat diterima.Dimana pajak dalam keputusan penetapan struktur, besarnya tariff, siapa yang harus membayar, saksi terhadap pelanggarnya merupakan kesepakatan politis antara eksekutif dengan legislative sebagai representasi masyarakat.
Menurut Davey (1988), mengemukakan bahwa pajak daerah dapat diartikan sebagai Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri;
1.Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri
2.Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut pemerintah Daerah
3.Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut pemerintah daerah
4.Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh Pemerintah Pusat tetapi hasil pemungutannya diberikan kepada, dibagihasilkan dengan, atau dibebani pungutan tambahan oleh Pemerintah Daerah.
Menurut Soelarno dalam Lutfi (2006:7), pajak daerah adalah pajak asli daerah maupun pajak negara yang diserahkan kepada daerah, yang pemungutannya diselenggarakan oleh daerah didalam wilayah kekuasaannya, yang gunanya untuk membiayai pengeluaran daerah sehubungan dengan tugas dan kewajibannya untuk mengatur dan mengurus rumah tagganya sendiri, dalam Ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Adapun beberapa kriteria pajak daerah yang baik dikemukakan oleh Bird (2000:7), yaitu: That easy to administer locally That are imposed solely (or mainly) on local resident That do not raise problem of harmonization or competition between sub national government or between sub national and national government. Menurut pendapat Bird tersebut diharapkan agar pajak daerah dapat secara mudah dikelola dan dipungut oleh pemerintah daeran dan pemungutan ini hanya berdampak pada msyarakat setempat. Pungutan pajak daerah seharusnya menghindari permasalahan-permasalahan akibat penetapan pemungutan pajak daerah tersebut, hal ini berkaitan dengan tujuan agar terjaganya harmonisasi antar pemerintah daerah dengan pemerintahan yang lebih tinggi.
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah atas pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat, serta pemanfaatan sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah. Pendapatan ini sering kali dijadikan indikator tingkat kemajuan suatu daerah. Dacrah yang dianggap maju adalah daerah yang memiliki PAD yang tinggi. Hal ini dapat dimengerti karena dengan tingginya PAD yang diterima suatu daerah maka tingkat ketergantungan Pemerintah Daerah terhadap Pemerintah Pusat dalam hal pendanaan APBDnya akan semakin berkurang. Walaupun demikian, pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan pungutan kepada masyarakat yang dapat berakibat biaya ekonomi tinggi (high cost economy) yang pada akhirnya kurang mendukung dunia usaha/investasi. Selain itu, pemerintah daerah juga dilarang menetapkan peraturan daerah yang menghambat mobilitas penduduk. Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan di dalam daerahnya sendiri. Pendapatan Asli Daerah tersebut dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah segenap pemasukan atau penerimaan yang masuk ke dalam kas daerah, diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri, dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipergunakan untuk keperluam daerah. Oleh karena itu, tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar dapat dipungut seintensif mungkin. (Fauzi dan Iskandar, 1984:44).
Menurut Halim (2004:67), Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah “semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah”. Menurut Halim dan Nasir (2006:44), Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Isdijoso (2002) menyatakan penerimaan Pendapatan Asli Daerah merupakan akumulasi dari Pos Penerimaan Pajak yang berisis hasil perusahaan milik daerah, Pos Penerimaan Investasi serta Pengelolaan Sumber Daya Alam. Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diusahakan atau dicari setiap Pemerintah Daerah dengan mengacu kepada ketentuan yang mengatur tentang penggalian sumber-sumber keuangan tersebut (Nasution, 2003).
Menurut Mardiasmo (2002), Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Menurut Samsubar Saleh (2003), Pendapatan Asli Daerah merupakan suatau komponen yang sangat menentukan berhasil tidaknya kemandirian pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka otonomi daerah saat ini. Salah satu komponen yang sangat diperhatikan dalam menentukan tingkat kemandirian daerah dalam rangka otonomi daerah adalah sektor Pendapatan Asli Daerah.
Menurut Guritno Mangkosubroto (1997) menyatakan bahwa pada umumnya penerimaan p
Investasi Akuntansi untuk sekuritas investasi diatur oleh SFAS 115. Standar ini berbeda dengan prinsip lower-of-cost-or-market dengan menyatakan bahwa investasi dapat dilaporkan pada neraca berdasarkan biaya perolehan atau nilai wajar (nilai pasar), tergantung dari jenis sekuritas dan tingkat pengaruh (kendali) yang dimiliki perusahaan terhadap perusahaan yang diinvestasikan (investee company). Hai ini berarti bahwa tidak seperti aset lainnya, sekuritas investasi dapat dinilai dengan nilai pasar meskipun nilai pasar ini melebihi biaya perolehan. Nilai wajar (fair value) aset merupakan harga tukar aset dalam suatu transaksi normal saat ini antara pihak yang bersedia. Jika suatu aset biasa diperdagangkan, nilai wajarnya dapat langsung ditetapkan dari publikasi harga pasarnya. Jika tidak ada publikasi harga pasar untuk suatu aset, nilai wajar ditentukan berdasarkan biaya historis.
Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) merupakan dokumen dokumen pertama yang disusun dalam penganggaran. Rancangan KUA disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Rancangan KUA memuat kerangka ekonomi makro daerah, asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta kebijakan-kebijakan terkait dengan pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah. Dari rancangan KUA dapat diketahui target yang akan dicapai dalam satu tahun anggaran yang akan datang beserta kebijakan atau strategi yang akan dipakai untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Selain sebagai rencana keuangan, APBD juga merupakan alat kebikan fiskal yang dapat dipakai pemerintah daerahuntuk mengatasi masalah perekonomian regional yang terjadi. Pada saat perekonomian mengalami inflasi ataupun deflasi, APBD harus dirancang untuk mengembalikan perekonomian sehingga stabil dan kondusif. Untuk itu, APBD dapat dirancang defisit, surplus, ataupun berimbang.
APBD yang defisit berarti jumlah pendapatan daerah lebih kecil daripada jumlah belanja daerah dalam satu tahun anggaran. Melalui kebijakan anggaran yang defisit berarti pemerintah daerah lebih banyak membelanjakan uang daripada melakukan pungutan kepada masyarakat. Kebijakan anggaran yang defisit merupaka kebijkan ekpansif guna mendorong pertumbuhan perekonomian yang sedang mengalami deflasi. Dalam keadaan deflasi jumlah uang beredar kurang dari jumlah barang yang beredar di masyarakat. Agar perekonomian kembali pada titik equilibrium atau titik keseimbangan maka pemerintah perlu menambah jumlah uang beredar.
Surplus APBD merupakan selisih lebih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah pada tahun anggaran yang sama. Surplus terjadi apabila jumlah pendapatan daerah lebih besar daripada jumlah belanja daerah. Apabila APBD mangalami surplus tidak selalu berarti daerah tersebut memiliki kelebihan kas, namun hal tersebut terjadi karena anggaran pendapatan daerah lebih besar anggaran belanja daerah. Surplus anggaran pendapatan tersebut dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat atau daerah lain, dan pembentukan dana cadangan (misalnya : untuk dana Pilkada ataupun untuk dana pembangunan infrasturktur.
Sedangkan untuk anggaran berimbang adalah dimana jumlah belanja daerah sama dengan jumlah pendapatannya.
Istilah desentralisasi dapat dipahami secara luas dan sempit. Pengertian desentralisasi dalam arti luas mencakup konsep devolusi (atau desentralisasi dalam arti sempit), dekonsentrasi, delegasi, dan privatisasi serta deregulasi (Muluk, 2006:12). Selain itu, Khusaini (2006:72 - 73) mengungkapkan defenisi desentralisasi sebagai memberikan sebagian dari wewenang pemerintah pusat kepada daerah, untuk melaksanakan dan menyelesaikan urusan yang menjadi tanggung jawab dan menyangkut kepentingan daerah yang bersangkutan (otonomi). Urusan yang menyangkut kepentingan dan tanggung jawab suatu daerah misalnya :
a.Urusan umum dan pemerintahan
b.Penyelesaian fasilitas pelayanan
c.Urusan sosial, budaya, agama dan kemasyarakatan
Terkait pemahaman sistem pemerintahan perlu dipahami perbedaan pengertian antara istilah desentralisasi dan dekonsentrasi. Desentralisasi diartikan sebagai pengembangan otonomi daerah sedangkan dekonsentrasi diartikan sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom yaitu pelimpahan wewenang pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dan perangkat pusat di daerah.
Urusan yang menyangkut kepentingan dan tanggung jawab suatu daerah menurut Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah disebut dengan urusan pemerintahan konkuren. Urusan tersebut terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar adalah Urusan Pemerintahan Wajib yang sebagian substansinya merupakan Pelayanan Dasar.
Aktivitas bisnis di danai dengan liabilitas atau ekuitas. Atau keduannya. Liabilitas merupakan kewajibaan pendanaan yang membutuhkan pembayaraan uang, jasa, atau asset lainnya di masa depan.liabilitas adalah klaim pihak luar terhadap asset dan sumber daya perusahaan saat ini dn masa mendatang. Liabilitas dapat bersifat pendanaan atau operasi dan biasanya lebih tinggi dari pada pemegang saham.liabilitas spendanaan merupakan semua bentuk pendanaan utang seperti wesel bayar jangka Panjang dan obligasi, pinjam jangka pendek, dan sewa. Liabilitas operasi merupakan kewajibaan yang timbul dari operasi seperti kreditor dagang,dan kewajibaan pasca kerja.
Laporan keuangan merupakan produk yang paling penting dari lingkungan pelaporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan di nilai relatif terhadap kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan dan sumber informasi alternatif seperti data ekonomi dan industri, laporan analisis dan pengungkapan sukarela oleh manajer. Penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan isi laporan keuangan agar dapat menilai informasi akuntansi keuangan yang di laporkan dalam laporan keuangan. Faktor- faktor utama tersebut adalah aturan akuntansi (GAAP), motivasi manajer, mekanisme pengawasan dan pelaksanaan, regulator/pembuat peraturan, praktik industri. Dan sumber informasi lain.
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang secara efektif berlaku sejak Januari 2001, dilanjutkan dengan penggantinya yaitu UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diganti dengan UU No. 23 Tahun 2014 dan terakhir diubah dengan UU No. 9 Tahun 2015. Berkaitan dengan keuangan daerah, diatur dengan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan UU No. 33 Tahun 2004.
Analisis laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan penting dari bidang analisis bisnis yang lebih luas. Analisis bisnis merupakan proses mengevaluasi prospek ekonomi dan risiko perusahaan. Hal ini meliputi analisis lingkungan bisnis perusahaan, strateginya,serta posisi dan kinerja keuangannya. Analisis laporan keuangan adalah penerapan alat dan teknik analitis terhadap laporan keuangan bertujuan umum dan data terkait untuk memperoleh estimasi dan kesimpulan yang berguna dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat,tebakan, dan intuisi untuk pengambilan keputusan bisnis sehingga mengurangi ketidakpastian analisis bisnis analisis ini tidak mengurangi kebutuhan atas pertimbangan ahli, tetapi justru menyediakan dasar sistematis dan efektif untuk analisis bisnis.
Akuntansi berurusan dengan catat mencatat dan hitung menghitung. Dalam akuntansi forensik, urusan hitung menghitung lebih mengemuka. Dikaitkan dengan disiplin ilmu, akuntansi berurusan dengan perhitungan mengenai kerugian yang dituntut atau digugat suatu pihak dari pihak lain.Tuntutan tersebut harus ada dasar hukumnya. Pertama-tama dasar hukum terpenting yang dimuat dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dengan dimuatnya pasal ini dalam undang-undang di banyak negara menandakan bahwa gagasan ini bersifat universal. Para akuntan menghitung laba dan rugi secara periodic dengan standar akuntansi keuangan. Akuntansi bukan satu-satunya sumber untuk menghitung kerugian. Ilmu ekonomi juga mengenal gagasan mengenai opportunity cost atau opportunity lost. Perhitungan akuntansi dan ekonomi menghasilkan angka yang berbeda. Kerugian yang mencerminkan keadaan nyata sebagai konsekuensi perbuatan melawan hukum. Hal ini berarti bahwa perhitungan apapun (ekonomi, akuntansi dan lain-lain) pada akhirnya harus diuji dengan ketentuan hukum. Dalam menyajikan perhitungan kerugian, akuntan forensik harus mulai melihat konteks hukum yang menjadi acuan tuntutan kerugian. Apakah ia sedang menghitung kerugian yang timbul karena salah satu pihak tidak memnuhi kontrak dagang, atau kerugian terhadap negara diakibatkan kelalaian pegawai negeri sipil dalam konteks hukum administrasi negara atau kerugian terhadap negara yang diakibatkan tindak pidana korupsi.
Nama "kriminologi" menunjukkan bahwa disiplin ilmu ini berurusan dengan kejahata (crime). Kriminologi meliputi bidang studi yang luas yang meliputi law making (seberapa jauh penyusunan undang-undang memperhatikan penelitian dan survei mengenai kejahatan dan upaya atau rekomendasi pencegahannya), law breaking (mengapa dan bagaimana hukum dilanggar), societal reactions (reaksi dari berbagai lapisan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan terhadap kejahatan).
A.Pengendalian kualitas sebagai strategi menghadapi Risiko Operasional Risiko Operasional.
Bab mengenai pengukuran risiko menjelaskan bahwa risiko operasional merupakan risiko yang paling tua tetapi belum banyak diketahui karakteristiknya dibandingkan beberapa resiko lain seperti risiko pasar risiko tingkat bunga risiko kredit. Dikatakan paling tua karena perusahaan berurusan dengan aspek operasional sejak perusahaan berdiri. Manajemen risiko operasional pada dasarnya sudah dilakukan perusahaan, meskipun dengan nama yang berbeda jika perusahaan berusaha memperbaiki operasionalnya,maka perusahaan sudah melakukan manajemen risiko operasional.sistem operasional yang efektif bisa mengendalikan risiko operasional.manajemen kualitas pada dasarnya ingin memperbaiki kualitas output melalui pengendalian operasional. Konsep tersebut pertama kali populer untuk proses produksi.tetapi pada perkembangan selanjutnya konsep manajemen kualitas juga diterapkan untuk lainnya, seperti sektor pelayanan (jasa).karena itu bagian berikut ini membicarakan manajemen kualitas sebagai salah satu teknik untuk mengelola risiko operasional.
Instrumen Derivatif adalah Instrumen yang nilainya diturunkan dari nilai aset yang menjadi dasarnya (Underlying Assets). Aset yang menjadi dasar tersebut bisa sangat beragam, mulai dari sekuritas (saham, obligasi), komoditas (emas, olefin), valas bahkan instrumen lainnya. Instrumen derivatif sangat bermanfaat untuk manajemen risiko, yaitu bisa digunakan untuk hedging (lindung nilai). Di Indonesia, instrumen tersebut belum banyak diperdagangkan, meskipun di luar negeri (khususnya di negara maju), pertumbuhan instrumen tersebut berkembang cukup pesat.
Koruptor terbesar di dunia mempunyai beberapa kesamaan. Mereka adalah pemimpin politik, presiden, atau perdana menteri dengan kekuasaan yang sangat besar. Mereka menguasai semua unsur trias politika. Pers dan oposisi dibungkam atau dihabisi ; keamanan Negara menjadi pembenaran. Pemilian umum menjadi pannggung sandiwara. Koruptor terbesar adalah autokrat .
Kekuasan absolut memungkinkan mereka menguasai seluruh sumber perekonomian, termasuk bantuan yang diberikan oleh bank sentral sebagai Lender of the last resort . kekuasaan absolut memungkinkan mereka menjarah kekayaan Negara , termasuk kekayaan Negara yang dibelanjai dengan utang (termasuk utang luar negeri). Mereka adala autokrat dan Kleptokrat, dua sisi dari mata uang yang sama.
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis. Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab melesatnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa yang akan datang hanya dapat direka reka semata. Risiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang dihadapi dapat berupa risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap risiko yang akan dihadapi harus di tanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang, seperti risiko kehilangan, risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau risiko lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadap risiko yang akan dihadapi oleh para nasabahnya.
1. Arbitrase
Arbitrase adalah terjeman dari bahasa inggris, Arbitration (bukan Arbitrage yang mempunyai makna lain) atau dari bahasa belanda, Arbitrage.
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 30/1999 menjelaskan:
Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan umum yang didasrkan pada perjajian arbitrase yang dibuat secara tertulis oeh pihak yang bersangketa.
Defenisi arbitrase yang lebih mudah di pahami :
“(arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa dimana pihak ketiga yang netral ( dianamakn arbitrator) memberikan keputusan sesudah mengadakan denar pendapat yang memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk didengar. Meskipun arbitrase itu sukarela, pihak yang bersengketa memilih arbitrator yang mempunyai kuasa untuk memberikan keputusan yang mengikat.”
2. Alternatif dan Penyelesaian Sengketa
Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang 30/1999 menjelaskan :
Alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni menyelesaikan diluar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
Menurut Black’s Law Dictionary mendefenisikannya sebagai berikut :
Alternatif Penyelesaian Sangketa – Istilah yang menunjukan pada prosedur penyeledaian sangketa dengna cara nir litigitas; misalnya melalui arbitrase, mediasi, peradilan kecil. Prosedur-prosedur ssemacam itu biasanya tidak begitu mahal ( dibandingkan dengan litigasi) dan lebih cepat, semakin banyak digunakan dalam sengketa komersial dan buruh/tenaga kerja, perceraian, klaim yang nerkenaan dengan kendaraan bermotor dan malpraktik, dan sengketa lainnya yang melibatkan litigasi di pengadilan.
Dari defenisi inii, terliaht bahwa pengertian Alternatif ini dalam alternatif penyelesaian sengketa mengandung arti sebagai alternatif atau pengganti dari penyelesaian sengekta melalui litigasi, didalamnya termasuk arbitrasse. UU 30/1999 tidak mendefenisikan arbitrase sebagai bagian dari Alternatif Penyelesaian sangketa.
A. Wawancara dan Interograsi
Wawancara dan Interograsi merupakan suatu teknik atau alat investigasi yang sangat penting. Wawancara adalah Tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal, sedangkan interogasi adalah alat yang lebih merupakan peperangan emosional dan psikologis antara interogator dan tersangka .
B. Perbedaan Wawancara dan Interogasi
Kedua istilah ini , wawancara dan interograsi , sering digunakan sebagai sinonim . hal ini umumnya karena ketidaktahuan . ada juga penyidik yang mengerti makna kedua istilah ini , tetapi sengaja menggunakanya secara keliru . misalnya , untuk memberi kesan kepada majelis hakim bahwa ia tidak menggunakan kekerasan , maka ia menggunakan istilah wawancara padahal istilah interograsi lebih tepat menggambarkan tindak pemeriksaan atau investigasinya . dalam percakapan sehari-hari , seorang polisi lalu lintas menceritakan pengalaman kepada rekannya : “ Mula-mula , pengemudi itu tidak mau mengaku bahwa ia terus melarikan mobilnya ketika lampu merah menyala . setelah aku interograsi sedikit , dia mengaku “ . dalam percakapan ini , yang dimaksud polisi itu adalah wawancara , bukan interograsi . namun , dalam bahasa sehari-hari , sangat janggal kedengarannya kalau polisi mewawancarai pengemudi . juga , penggunaan istilah “ interograsi “ dan “pengakuan “ dianggap menaikan gengsi . padahal , sang pengemudi bukan “mengakui kesalahannya “, tetapi sekedar tidak mau berurusan dengan polisi .
C. Ciri-ciri Wawancara
Wawancara bersifat netral , tidak menuduh , ini perbedaan utama antara wawancara dan interograsi sekalipun investigator mempunyai alas an untuk percaya bahwa yang bersangkutan terlibat dalam dalam kejahatan atau ia telah berbohong , substansi dan caranya bersifat nonaccusatory ketika melakukan wawancara .
Dengan cara dan nada yang tidak bersifat menuduh , investigator dapat menggembangkan hubungan yang menimbulkan rasa percaya dan hormat dengan orang yang diwawancarainya . tujuan wawancara adalah mengumpulkan informasi . selama melakukan wawancara investigator harus mengumpulkan informasi yang penting bagi investigasinya ( investigative information ) dan informasi mengenai perilaku dari orang yang diwawancarainnya (behavioral information ) . contoh investigative information : apa hubungan antara orang yang diwawancara dengan orang tertentu yang dicurigai merupakan otak dari perbuatan tindak pidana yang diperiksa . wawancara dapat dilakukan pada awal investigasi . karena tujuan wawancara adalah mengumpulkan informasi , tentunya semakin banyak informasi yang diketahui pemeriksa sebelum wawancara dimulai , semakin baik . Wawancara terkadang terpaksa dilakukan meskipun pemeriksa baru mempunyai gambaran kasar tentang bagaimana kemungkinan fraud dilaksanakan , atau bahkan sebelum pemeriksa dapat mengidentifikasi bukti yang harus diperolehnya .
PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN
Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha) sudah barang tentu memerlukan sejumlah modal (uang), di samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan perusahaan. Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian ini tergantung dari perjanjian dan estimasinkeuntungan yang diperoleh dari masa-masa mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang akhirnyaa akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan selama periode usaha.
Dengan dibuatnya aliran khas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui pendekatan payback Periode (PP), Average Rate of Return (ARR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Break Event Point.
Konsep diversifikasi seringkali diilustrasikan dengan perkataan “jangan menaruh telur pada satu keranjang “(don’t put your eggs in on basket). Karena jika keranjang tersebut jatuh, maka habislah telur kita. Pada intinya diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko. Pada makalah ini kita akan membicarakan aspek pengurangan risiko melalui diversifikasi. Pembicaraan dimulai dengan membicarakan karakteristik diversifikasi, bagaimana diversifikasi bisa mengurangi risiko. Kemudian dilanjutkan dengan membicarakan aspek lain, yaitu sinergi, yang perlu diperhatikan jika perusahaan melakukan diversifikasi produk.
More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura (20)
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
2. TOPIK PEMBAHASAN
01
TITIK IMPAS DALAM
UNIT DAN PENJUALAN
DALAM DOLAR
02
UNIT DAN PENJUALAN DALAM
DOLAR YANG DIBUTUHKAN
UNTUK MERAIH TARGET LABA
03
GRAFIK HUBUNGAN
BIAYA-VOLUME-LABA
04
ANALISIS PRODUK LEBIH DARI
SATU
05
ANALISIS BIAYA-VOLUME-
LABA DAN RISIKO SERTA
KETIDAKPASTIAN
3. •Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-
profit) memperikirakan perubahan biaya (baik
biaya variabel maupun tetap). CVP adalah alat
yang sangat baik untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan. Bahkan, CVP adalah
salah satu alat yang paling adaptif dan paling luas
penerapannya yang digunakan oleh akuntan
manajerial untuk membantu para manajer dalam
mengambil keputusan yang lebih baik.
Perusahaan-perusahaan menggunakan analisis
CVP untuk meraih tolok ukur yang penting,
seperti
Titik impas
Titik impas
•Titik impas (break-event point) adalah
titik dimana total pendapatan sama
dengan total biaya (yaitu, titik saat laba
sama dengan nol). Perusahaan-
perusahaan baru biasanya mengalami
kerugian (laba operasi yang negative)
di awal kegiatan operasinya dan
memandang periode titik impas mereka
sebagai awal yang signifkan.
4. Dalam analisis CVP, isitilah “biaya” dan “beban” sering digunakan
secara bergantian. Hal ini karena fondasi konseptual dari CVP adalah
analisis titik impas ekonomis dalam jangka pendek.
untuk laporan laba rugi, beban dikelompokkan berdasarkan fungsi;
yaitu, fungsi produksi, fungsi penjualan, dan fungsi administrasi.
Namun, untuk analisis CVP, akan lebih bermanfat mengelompokkan
biaya-biaya ke dalam komponen tetap dan variabel. Biaya variabel
adalah seluruh biaya yang meningkat saat lebih banyak unit yang
terjual, yang terdiri atas:
• bahan baku langsung
• Tenaga kerja langsung
• Overhead variabel
• Biaya penjualan dan administrasi tetap.
•Demikian pula, biaya tetap terdiri atas:
• Overhead tetap
• Beban penjualan dan administrasi tetap
Ingatlah!!!
Laba Operasi = Total Pendapatan-Total Beban
Menggunakan Laba
Operasi dalam
Analisis Biaya-
Volume-Laba
5. Format laporan laba rugi, yang berdasarkan atas pemisahan biaya menjadi komponen
tetap dan variabel disebut dengan laporan laba rugi margin kontribusi (contribution
margin income statement). Tampilan 4.1 memperlihatkan format untuk laporan laba rugi
marin kontribusi.
(tampilan 4.1) laporan laba rugi margin kontribusi
Penjualan $XXX
Total biaya variabel (XXX)
total margin kontribusi $XXX
total biaya tetap (XXX)
laba operasi $XXX
Margin kontribusi (contribution margin) adalah selisih antara penjualan dan beban
variabel. Margin kontribusi adalah jumlah dari pendapatan penjualan yang tersisa
setelah seluruh beban variabel terpenuhi yang dapat digunakan untuk berkontribusi ke
beban tetap dan laba operasi. Margin kontribusi dapat dihitung secara total (seperti
dalam tampilan 4.1) atau per unit.
6. Perhatikan pembahasan soal berikut!
•Diminta:
1. Hitunglah total beban variabel per unit
2. Hitunglah total beban tetap untuk
tahun depan.
3. Susunlah laporan laba rugi margin
kontribusi untuk Whitter untuk tahun
depan.
Solusi:
1. Total beban variable per unit
= Bahan Baku + Tenaga kerja + Overhead + Beban Penjualan
Langsung Langsung Pabrik Variable Variabel
= $180 + $100 + $25 + $20
= $325
2. Total Bahan Tetap = Overhead Pabrik Tetatp + Beban Penjualan dan Admnistrasi tetap
= $15.000 + $30.000 = $45.000
3. Laporan laba rugi margin kontribusi
Whitter Company
Laporan Laba Rugi Margin Kontribusi
Untuk Tahun Depan
Total Per Unit
Penjualan (5400 x 1.000 mesin) $400.000 $400
Total beban variable ($325 x 1..000) 325.000 325
Total margin kontribusi $75.000 $75
Total beban tetap 45.000
Laba operasi $30.000
Apa yang ditujukan oleh laporan laba rugi margin kontribusi Whitter? Pertama, whitter
akan berada di atas ttik impasnya pada tingkat penjualan mesin pemotong rumput sebanyak
1000 unit karena laba operasi sebesar $30.000 , tentu saja Whitter hanaya akan berada pada
titik impas jika total margin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Sekarang, mari kita
lihat bagaimana menghitung titik impas.
7. Perhatikan pembahasan soal berikut!
•Diminta:
1. Hitunglah jumlah mesin pemotong rumput yang
harus dijual oleh whitter agar dapat mencapai titik
impas.
Solusi:
1. Jumlah Mesin yang = Total Biaya Tetatp
Mencapai Titik Impas = Harga – Biaya Variabel Per Unit
= $45.000
$400 - $325
= 600
2. Laporan laba rugi margin kontribusi berdasarkan jumlah mesin
pemotong yang terjual 600 unit.
Penjualan ($400 x 600 mesin) $240.000
Total beban variable ($325 x 600) 195.000
Total margin kontribusi $ 45.000
Total beban tetap 45.000
Laba operasi $ 0
Penjualan 600 unit menghasilkan laba sebesar nol.
Mengapa:
Titik impas dalam unit menjelaskan kepada para
manajer mengenai besarnya unit yang harus terjual
untuk menutupi seua biaya. Setiap unit yang
terjual di atas titik impas akan menghasilkan laba.
Informasi:
Merujuk pada informasi yang membahas
mengenai Whitter Company dalam Cornerstone
4.1 ingat Kembali bahwa mesin pemotong rumput
dijual pada harga $400 per unitnya, dan biaya
variable per mesin sebesar $325. total biaya
tetapnya adalah $45.000
8. Menghitung Jumlah Unit yang Terjual untuk Memperoleh Target Laba Operasi
Mengapa:
Jumlah unit yang diperlukan target laba operasi membuat para manajer beralih
dari sebuah titik yang menghasilkan laba nol, ke sebuah titik yang memberikan
laba positif tertentu.
Informasi:
Whitter Company menjual mesin pemotong rumput pada harga $400 per unitnya.
Biaya variable per unit mencapai $325 dan total biaya tetapnya sebesar $45.000
Diminta:
1. Hitunglah jumlah unit yang harus dijual oleh Whitter untuk memperoleh
laba operasi sebesar $37.500
2. Membuat laporan laba margin kontribusi berdasarkan jumlah unit yang telah
dihitung dalam pertanyaan 1
9. 1. Jumlah Unit = Target Laba + Total biaya Tetap
Harga Jual – Biaya Variabel per Unit
= $37.500 + $45.000
$400- $325
= 1.100 unit
2. Laporan laba rugi margin kontribusi berdasarkan penjualan sebanyak 1.100 unit
P e n j u a l a n ( $ 3 0 0 x 1 . 1 0 0 ) $ 4 4 0 . 0 0 0
T o t a l b e b a n v a r i a b l e ( $ 3 2 5 x 1 . . 0 0 0 ) 3 5 7 . 5 0 0
T o t a l m a r g i n k o n t r i b u s i $ 8 2 . 5 0 0
T o t a l b e b a n t e t a p 4 5 . 0 0 0
L a b a o p e r a s i $ 3 7 . 5 0 0
Penjualan sebanyak 1.100 unit memang menghasilkan laba operasi sebesar $37.500
10. •Grafik biaya-volume-laba memperlihatan hubungan di antara
biaya,volume dan laba dengan menggambarkan garis total pendapatan
dan garis total biaya pada grafik.
• kedua garis tersebut diwakili oleh persamaan :
• Pendapatan = Harga Jual per Unit x Jumlah Unit
•Total Biaya = Biaya Variabel per Unit x Jumlah Unit) + Biaya Tetap
•(Contoh Grafik)
12. Hubungan Biaya-Volume-Laba
Ø Dalam panel B: setiap kenaikkan harga jual akan menandakan margin
kontribusi yang lebih tinggi sehingga titik impasya lebih rendah.
Ø Dalam panel C: setiap kenaikan biaya variable per unit akan menandakan
margin kontribusi lebih rendah dan titik impasnya lebih tinggi
Ø Dalam panel D:setiap kenaikan biaya tetap menandakan titik impasnya tinggi
13. Analisis biaya-volume-laba cukup mudah dilakukan jika
hanya terdapat satu jenis
produk namun sebagian besar perusahaan memproduksi dan
menjual beberapa jenis produk
atau jasa.
•Titik impas dalam unit
Pemilik whiittier merasa khawatir menegenai adanya penambahan
lini produk baru dan
Ingin mengetahui berapa jumlah unit dari setiap model yang harus
dijual untuk mencapai
Titik impas.
•Bauran penjualan dan analisis biaya-volume-laba
Mendefinisikan bauran penjualan tertentu membuat perubahan dari
permasalahan produk
yang lebih dari satu menjadi format cvp untuk produk tunggal dapat
dilakukan.
14. Untuk mengilustrasikan titik impas penjualan dalam dolarakan
digunakan contoh yang sama.informasi yang dibutuhkan hanya perkiraan
laporan laba rugi whittier company secara keseluruhan:
Penjualan $ 1.120.000
Total biaya variable 870.000
Margin kontribusi $250.000
Total biaya tetap 96.250
Laba operasi $153.750
15. ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA DAN RISIKO SERTA
KETIDAKPASTIAN
Bagaimana para manajerial menghadapi risiko dan ketidakpastian?
terdapat beberapa jenis metode :
1.Pertama, tentu saja adalah manajemen harus sadar akan sifat
ketidakpastian dari masa depan ,harga ,biaya dan kualitas.
2.Selanjutnya, para manajer bergerak dari pertimbangan akan titik impas
ke apa yang disebut dengan “break-even-band”
3.Berikutnya, para manajer dapat melakukan analisis sensitivitas atau
analisis-what if.
16. ANALISIS SENSITIVIKASI DAN BIAYA-VOLUME-LABA
v Analisis sensitivitas adalah teknik “wtah if” yang memeriksa pengaruh
dari perubahan dalam asumsi-asumsi mendasar pada jawaban.
v Perhitungan pada dasarnya dilakukan secara manual, dan terlalu
banyak variasi membuat perhitungan secara manual tidak lagi praktis.
v Akuntan manajerial harus memperhatikan distribusi biaya dan harga
dari perusahaan juga pengaruh dari perubahan kondisi ekonomi atas
variabel-variabel tersebut.
17. PERSAMAAN PENTING
1. Laba Operasi = (Harga x Jumlah Unit yang Terjual) – (Biaya
Variabel per unit x Jumlah Unit yang Terjual – Total Biaya Tetap
2. Titik Impas dalam Unit = Total Biaya Tetap
Harga Jual – Biaya Variabel per Unit
3. Pendapatan Penjualan = Harga Jual x jumlah Unit yang Terjual
4. Rasio Biaya Variabel = Total Biaya Variabel
Penjualan
5. Rasio Biaya Variabel = Biaya Variabel per Unit
Harga Jual
18. PERSAMAAN PENTING
6 . Rasio Margin Kontribusi = Total Margin Kontribusi
Penjualan
7. Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi per Unit
Harga Jual per Unit
8. Titik Impas dalam Penjualan = Total Beban Tetap
Rasio Margin Kontribusi
9. Margin Of Safety = Penjualan – Penjualan pada Titik Impas
10. Degree of Operating Leverage = Total Margin Kontribusi
Laba Operasi
11.. Perubahan Presentase dalam Laba = Degree of Operating Leverage x
Perubahan Presentase dalam Penjualan