SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
FISIOLOGI MOTORIS
FISIOLOGI MOTORIS
(PIRAMIDAL DAN
(PIRAMIDAL DAN
EKSTRAPIRAMIDAL)
EKSTRAPIRAMIDAL)
Presented By Kelompok 4
1. Anggita Derizky Virginia (2118011034)
2. Adilla Justisia (2118011035)
3. Rahmah Alifah (2118011036)
4. Widya Fathaniah Anjaya (2118011037)
5. Liza Anggraeni (2119011038)
6. Caesalpinia Banla Alfa Putri (2118011039)
7. Ildha Rosendy Kurnianda (2118011040)
8. Maghfirly Juniarti Eka Suci (2118011041)
9. Diva Ardhana Kurniawan (2118011042)
10. Isaura Dewi Fauzi (2118011044)
11. Syafira Hasna‘Afifah (2118011045)
OUR TEAM
I. PENDAHULUAN
Sistem motorik adalah sistem dalam tubuh yang terlibat dalam pengendalian
gerakan. Ini melibatkan interaksi kompleks antara otot, saraf, dan sistem lainnya.
Secara umum, fisiologi sistem motorik melibatkan proses seperti transmisi sinyal
saraf dari otak atau medula spinalis ke otot, kontraksi otot, dan koordinasi
Pusat perintah motorik di sistem saraf pusat harus melewati upper motor neuron
dan bersinaps dengan lower motor neuron untuk mencapai otot tubuh.
Upper Motor Neuron (UMN) merupakan sistem descending yang menyalurkan
impuls dari korteks motorik serebri ke kornu anterior dari medulla spinalis.
UMN terdiri atas sistem piramidal dan ekstrapiramidal.
Lower Motor Neuron (LMN) menyalurkan impuls dari kornu anterior medulla
spinalis atau sel motor nervi kranialis ke motor end plate. LMN terdiri dari
saraf-saraf kranial dan saraf-saraf spinal.
SISTEM MOTORIK
Sistem motorik diatur oleh pusat gerakan di otak yaitu area motorik di korteks,
ganglia basalis, dan cerebellum
Jaras sistem motorik ada 2 yaitu :
Traktus Piramidal :
Merupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus presentralis (area 4
Broadman)
Traktus Ekstrapiramidal :
Jaras ini melibatkan gangli basalis dan berfungsi untuk mengatur gerakan volunter
kasar dan tidak terampil, seperti mengendalikan posisi berdiri, gerakan tangan
pada waktu berjalan, gerak lambaian tungkai dan lengan.
PERAN PIRAMIDAL DAN EKSTRAPIRAMIDAL
DALAM SISTEM MOTORIK
FISIOLOGI MOTORIK
PIRAMIDAL
Traktus piramidalis merupakan jaras motorik yang berasal dari otak melewati
sebuah struktur anatomi di batang otak tepatnya melewati piramid yang terdapat
di daerah oblongata. Fungsinya untuk mengatur gerakan kontrol volunter otak
rangka atau gerakan yang disadar, mengantarkan implus listrik (perintah) dari
otak lewat perjalanan hingga ke otot rangka yang dituju.
Traktus piramidalis merupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus
preasentralis (area 4 broadmann), disebut korteks motorik primer. Implus motorik
dari pusat motorik disalurkan melalui traktus piramidalis ke saraf perifer menuju
otot. Area motorik yang terletak di depan korteks motorik primer adalah korteks
premotorik (area 6 broadmann). Area ini adalah area asosiasi korteks motorik
yang membangkitkan pola gerakan untuk disampaikan ke korteks motorik primer.
Contoh :
Orang ter5usuk duri -> sensasi diteruskan ke korteks sensorik; dianalisa -> korteks
sensorik asosiasi; diterjemahkan -> korteks premotorik; program dan pola ->
korteks motorik primer; eksekusi gerakan -> otot; kontraksi.
Kerusakam motorik primer atau traktus piramidalis dapat menyebabkan paralisis
(kelumpuhan) atau parase (kelemahan gerakan)
Motor korteks terdiri dari 3 area di lobus frontal, tepatnya di sulkus sentralis. Area
tersebut adalah korteks motorik primer (area broadmann 4), korteks premotorik, dan
area motorik tambahan
A. LOKASI DAN STRUKTUR MOTOR KORTEKS
Korteks motork primer atau M1 terletak
di girus presentralis dan di lobus paracentralis anterior
pada permukaan medial otak.
Dari ketiga area korteks motorik, rangsangan korteks
motorik primer memerlukan arus listrik paling sedikit
untuk menimbulkan suatu gerakan. Stimulasi korteks
premotor atau area motorik tambahan memerlukan
tingkat arus yang lebih tinggi untuk menimbulkan gerakan
dan seringkali menghasiLkan gerakan yang lebih kompleks
daripada korteks motorik primer.
korteks motorik primer terdiri dari enam lapisan. Berbeda dengan area sensorik primer,
korteks motorik primer adalah korteks agranular artinya ia tidak memiliki lapisan
granular yang berisi sel (lapisan 4). Sebaliknya, lapisan korteks motorik primer yang
paling khas adalah lapisan keluarannya yang menurun (Lapisan 5) yang berisi sel Betz
raksasa. Sel-sel piramidal dan neuron proyeksi lainnya dari korteks motorik primer
membentuk ~30% serat di saluran kortikospinal. Serabut lainnya berasal dari korteks
premotor dan area motorik tambahan (~30%), korteks somatosensori (~30%), dan korteks
parietal posterior (~10%).
Neuron piramidal dan nonpiramidal di
korteks motorik. Korteks motorik
primerdisusun menjadi enam lapisan. Sel
piramidal akan mengirimkan akson panjang
ke medula spinalis dan merupakan neuron
keluaran utama. Sel ini berlimpah di lapisan
5. Sel non piramidal memiliki akson yang
berakhir secara lokal
Homunkulus motorik => lokasi dan jumlah
relatif korteks motorik yang
didedikasikan ke otot tiap-tiap bagian
tubuh, terdistorsi.
Jari tangan, jempol, dan otot yang
penting untuk berbicara, terutama
otot bibir dan lidah, sangat besar,
yang menunjukkan tingkat kontrol
motorik yang tinggi atas bagian-
bagian tubuh ini.
REPRESENTASI SOMATOTOPIS MOTOR CORTEX
Jaras ke luar yang paling penting dari korteks motorik.
30 persen dari traktus kortikospinalis berasal dari korteks
motorik primer
30 persen dari area premotorik dan area motorik suplementer
40 persen dari area somatosensorik yang terletak di sebelah
posterior sulkus sentralis.
Serat-serat yang ada dalam traktus piramidal=> banyaknya serat
besar bermielin dengan diameter sekitar 16 Serat ini berasal dari
sel-sel piramidal raksasa, yang disebut sel-sel Betz. Sel ini hanya
dapat dijumpai dalam korteks motorik primer.
TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
Jaras ini setelah meninggalkan korteks akan melewati bagian
posterior kapsula interna (daerah yg terbentuk dari nukleus
lentiformis dengan nukleus kaudatus dan thalamus) ==> turun
melewati batang otak, untuk membentuk bagian piramid dari
medula.
JALUR TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
Traktus kortikospinalis merupakan jaras yang
berkaitan dengan gerakan-gerakan volunter, tertentu
dan terlatih, terutama pada bagian-bagian distal
ekstremitas berasal dari korteks motorik primer (area
4), korteks motorik sekunder (area 6), lobus parietalis
(area 3, 1, 2) sebagian besar menyilang di decussatio
pyramidum dan berjalan turun sebagai traktus
kortikospinalis lateralis, traktus kortikospinalis
lateralis berjalan turun di sepanjang medula spinalis,
serabut-serabutnya berakhir di columna grisea
anterior semua segmen medula spinalis dan beberapa
turun sebagai traktus kortikospinalis anterior.
Serabut-serabut ini akhirnya menyilang garis tengah
dan berakhir pada columna grisea anterior medula
spinalis regio cervikal dan thorakal superior.
JALUR TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
Serabut traktus kortikospinalis muncul
sebagai akson sel-sel piramid yang
terletak di lapisan kelima korteks serebri.
Sekitar sepertiga serabut ini berasal dari
korteks motorik primer (area 4), sepertiga
lainnya dari area korteks motorik sekunder
(area 6), dan sepertiga dari lobus
parietalis (area 3, 1, dan 2). Jadi dua
pertiga serabut traktus kortikospinalis
berasal dari girus presentralis dan
sepertiga dari girus postsentralis.
Serabut-serabut desendens ini berkumpul di
korona radiata, kemudian berjalan melalui
krus posterior kapsula interna. Disini
serabut-serabut tersebut ditata sedemikian
rupa sehingga yang terletak paling dekat
dengan genu yang mengurus bagian cervical
tubuh, sedangkan yang terletak lebih ke
posterior mengontrol ekstremitas inferior.
Selanjutnya traktus akan melanjutkan
perjalanan melalui tiga perlima medial
basis pedunkulus mesensefalon.
Serabut yang mengurus bagian cervical tubuh terletak di sebelah medial,
sedangkan yang mengendalikan tungkai terletak di sebelah lateral. Saat memasuki
pons, traktus terbagi menjadi banyak berkas oleh fibrae pontocerebellares
transversae. Setelah keluar dari pons, traktus ini akan mengalami persilangan di
bagian median daripada medula oblongata, di daerah dekusasio piramidum. Traktus
kortikospinalis yang menyilang ini disebut traktus kortikospinalis lateralis yang
selanjutnya akan berjalan di funikulus lateralis medula spinalis, sedangkan
traktus kortikospinalis anterior yang tidak menyilang akan berjalan di daerah
ventral medula spinalis. Sebagian besar traktus kortikospinalis bersinaps dengan
neuron penghubung, kemudian bersinaps dengan neuron motorik alfa dan beberapa
dengan neuron motorik gamma.
JALUR TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
Traktus kortikospinalis merupakan salah satu jalur utama untuk membawa informasi terkait
pergerakan dari otak ke sumsum tulang belakang dan memiliki sekitar 1 juta serabut saraf
(kecepatan konduksi rata-rata sekitar 60m/s menggunakan glutamat sebagai zat
pemancarnya). Pemberian sinyal di sepanjang saluran kortikospinal terlibat dalam berbagai
gerakan, termasuk perilaku seperti berjalan dan menggapai, namun hal ini sangat penting
terutama untuk gerakan jari halus, misalnya. menulis, mengetik, atau mengancingkan pakaian.
Traktus kortikospinalis mewakili fungsi motorik tingkat tertinggi pada manusia dan paling
langsung mengendalikan gerakan halus dan digital. Traktus kortikospinalis memiliki banyak
fungsi yang mencakup kontrol input aferen, refleks tulang belakang, dan aktivitas neuron
motorik, yang paling penting adalah mediasi gerakan distal volunter. Output dari korteks
motorik primer (M1) berkontribusi pada Traktus kortikospinalis, membuat koneksi ke neuron
motorik alfa monosinaptik rangsang, koneksi polisinaptik ke neuron motorik gamma
(bertanggung jawab untuk mengontrol panjang gelendong otot), koneksi polisinaptik melalui
interneuron di dalam sumsum tulang belakang. Jika neuron dipengaruhi secara langsung hanya
oleh satu akson, maka disebut “monosinaptik”, dan bila secara tidak langsung, oleh banyak
akson, disebut “polisinaptik”.
FUNGSI TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
Mempunyai fungsi yang sama seperti jaras kortikospinal, yaitu menghantarkan
impuls langsung dari girus precentralis korteks serebri ke otot, dalam keadaan
sadar.
Jaras ini berakhir pada nukleus motorik pada batang otak dan berfungsi sebagai
nukleus-nukleus bagi persarafan perifer kranial.
Hampir semua nukleus motorik kranial ini dipersarafi secara bilateral (dari
kedua korteks serebrum dengan kata lain dari kedua jaras kortikonuklear),
kecuali:
- Motor nukelus N. VII yang mempersarafi wajah bagian bawah (bawah mata)
yang hanya menerima impuls dari sisi kontralateral
- Motor nukleus N.XII yang hanya menerima impuls dari sisi kontralateral.
TRAKTUS KORTIKOBULBAR
TRAKTUS KORTIKOBULBAR
Jaras ini setelah meninggalkan kortek motorik akan bergabung di substansia alba serebri (korona
radiata ) -> Posterior kapsula interna -> Meninggalkan traktus piramidalis -> Memasuki sentral
pedunkulus serebri (krus serebri) -> Pons -> Serabut ini berputar sehingga jaras kortikobulbar
berada di dorsal-> berakhir di nuklei motor nervus kranialis setinggi medula oblongata.
FISIOLOGI MOTORIK
EKSTRAPIRAMIDAL
DEFINISI
Sistem ekstrapiramidal adalah sistem motorik
yang serabut motoriknya tidak melalui piramis
medulla oblongata.
Sistem ini mempengaruhi sirkuit umpan balik
motorik medula spinalis, batang otak, cerebelum
dan cortex cerebri
Basal ganglia (nukleus kaudatus,
putamen, globus palidus, substansia
nigra, korpus subtalamikus (Luysi), dan
nukleus ventrolateralis talami)
Area premotor cortex cerebri (area
4,6,8)
Nukleus ruber serta substansia
retikularis batang otak
Serebelum
PENYUSUN EKSTRAPIRAMIDAL
Posisi tegak tubuh
Kontraksi otot axial
Kontraksi otot proximal extremitas
Gerakkan asosiasi
Planning suatu gerakan
FUNGSI SISTEM
EKSTRAPIRAMIDAL
Basal ganglia atau inti basal adalah struktur di otak yang membantu mengontrol
gerakan tubuh. Kontrol motor halus, dimana gerakan dimulai, berlangsung dan
berakhir seperti yang diharapkan, sebagian dikoordinasikan oleh basal ganglia. Fungsi
dari basal ganglia terlibat dalam pengiriman sinyal saraf sepanjang dua jalur yang
berbeda, salah satunya adalah langsung dan lainnya tidak langsung. Sinyal ini
ditransmisikan ke bagian otak depan yang dikenal sebagai talamus, yang
menyampaikan sinyal ke korteks serebral, pada daerah abu-abu otak. Diperkirakan
bahwa jalur tidak langsung menekan tindakan yang bertentangan sedangkan jalur
langsung memungkinkan tugas tertentu yang harus dilakukan. Untuk gerakan normal,
jalur harus bekerja bersama-sama dengan benar dan apa yang mengganggu
keseimbangan antara mereka dapat menyebabkan gangguan gerakan
PERAN BASAL GANGLIA
DALAM KONTROL GERAKAN
neurotransmiter spesifik yang telah diketahui berfungsi di ganglia basalis
yaitu:
(1) jaras dopamin dari substansia nigra menuju nukleus kaudatus dan putamen
(2) jaras asam gamma aminobutirat (GABA) dari nukleus kaudatus dan putamen
menuju globus palidus dan substansia nigra
(3) jaras asetilkolin dari korteks ke nukleus kaudatus dan putamen
(4) jaras umum yang banyak dari batang otak yang menyekresi norepinefrin,
serotonin, enkefalin, dan beberapa neurotransmiter lain di ganglia basalis dan
bagian lain dari serebrum
FUNGSI NEUROTRANSMITER SPESIFIK PADA
SISTEM GANGLIA BASALIS
Selain jaras-jaras ini masih terdapat jaras glulamat multipel yang menghasilkan banyak
sinyal eksitasi (tidak diperlihatkan dalam gambar) yang mengimbangi sejumlah besar
sinyalsinyal inhibisi, yang terutama dikirimkan oleh transmiter inhibitor: dopamin,
GABA, dan serotonin.
Neurotransmiter GABA selalu berfungsi sebagai inhibitor. Oleh karena itu, neuron GABA
dalam lengkung umpan balik yang berasal dari korteks melalui ganglia basalis dan
kemudian kembali ke korteks, sebenarnya membuat seluruh lengkung ini menjadi
lengkung umpan balik negatif, dan bukan lengkung umpan balik positif dengan demikian
hal ini akan memberi stabilitas bagi sistem pengendali motorik. Dopamin juga berfungsi
sebagai neurotransmiter inhibitor pada hampir semua bagian otak, jadi dopamin juga
berfungsi sebagai stabilisator pada beberapa keadaan.
FUNGSI NEUROTRANSMITER SPESIFIK
PADA SISTEM GANGLIA BASALIS
Nukleus ruber terletak di dalam tegmentum
mesencephali setinggi kolikulus superior.
Nukleus spesifik di mesensefalon, memiliki dua
bagian, pars magnoselularis di akudal dan pars
parvoseularis di rostral.
Nukleus ini menerima input aferen dari nukleus
emboliformis dan nukleus dentatus serebeli
melalui brakhia kongjungtivum (pedunkulus
serebelares superior). Nukleus ruber menerima
input aferen lain dari korteks serebri melalui
traktus kortikorubralis dan dari tektum.
PERAN NUKLEUS RUBER
Nukleus Sublatmicus terletak di persimpangan otak tengah dan
diensefalon, berfungsi bersama ganglia basalis, mengandung neuron
glutaminergik dengan proyeksi ke globus pallidus internal, dan lesi pada
nukleus subtalamus dapat menyebabkan hemiballismus. Berbentuk lensa
kecil, terletak di diencephalon dekat otak tengah.
Berperan dalam mengatur pergerakan bersama dengan ganglia basalis
lainnya, mengandung mayoritas neuron glutaminergik yang berproyeksi ke
globus pallidus interna, dan memainkan peran penting dalam jalur tidak
langsung ganglia basalis dengan mencegah pergerakan yang tidak
diinginkan.
PERAN NUKLEUS SUBTHALAMICUS
Area ini mengandung sel saraf yang membuat neurotransmitter menjadi
dopamin, yang juga bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan.
Terletak di mesenchepalon, dibagi menjadi pars compacta, yang merupakan
sumber utama proyeksi dopamin ke striatum, dan pars reticulata, yang
mewakili zona keluaran utama, ganglia basal.
Proyeksi dari substansia nigra ke putamen, yang disebut jalur nigrostriatal,
terlibat secara kritis dalam defisit motorik yang diamati pada penyakit
Parkinson.
Proyeksi saraf dopaminergik ini meninggalkan substansia nigra melalui bundel
forebrain medial dan membentuk sinapsis pada beberapa populasi neuron di
seluruh ganglia basal, tetapi terutama di putamen. Substantia nigra secara
klasik dianggap sebagai input utama ke dalam sirkuit ganglia basal dan
elemen penting untuk fungsi-fungsi ini.
PERAN SUBSTANSIA NIGRA
LINTASAN SIRKUIT
1, LINTASAN SIRKUIT PERTAMA
Lintasan sirkuit pertama akan dilalui
oleh impuls motorikyang dicetuskan
di area 4 dan 6, lalu dihantarkan ke
intibasal pons, korteks serebelum, inti
dentatus, inti ruber daninti
ventrolateralis dan akhimya kembali
ke korteks motorikpiramidal dan
ekstrapiramidal area tersebut.
Kerusakan : ataksia, dismetria dan
tremor sewaktu gerakan volunter
berlangsung
LINTASAN SIRKUIT
1, LINTASAN SIRKUIT KEDUA
Merupakan lintasan yang akan dilalui
oleh impuls motorik darikorteks serebri
area 4, 4S dan 6, menuju ke substansi
nigra,putamen, globus palidus, inti
ventrolateralis talami dan kembali ke
korteks motorik piramidal dan
!kstrapiramidal. Gerakan volunter
yang dibangkitkan memiliki
ketangkasan yang sesuai
Jika terjadi kerusakan substansia
nigra, globus palidus akan kehilangan
kelola dan akan mengeluarkan impuls
abnormal --> sindroma parkinson
LINTASAN SIRKUIT
1, LINTASAN SIRKUIT KETIGA
Impuls motorik dan area 4S dan 8 . akan
melalui sirkuiti ni menuju ke inti kaudatus,
globus palidus dan inti ventrolateralis
talami dan selanjutnya kembali kekorteks
motorik area piramidal dan ekstrapiramidal
area 6 sebagian impuls tersebut akan
diteruskan keinti Luys sebelum kembali ke
korteks yang bersangkutan.
Kerusakan di nukleus kaudatus dan
globus palidus --> area 4 s dan area 8
tidak terkendali--> gerakan involunter
(khorea dan atetosis) 
Globus palidus --> nukl Luysi--> korteks
piramidal dan ekstrapiramidal,
Thank You
Thank You

More Related Content

What's hot

Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anakPendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anakHury Tinus
 
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction DwiKartikaRukmi
 
Cara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomiCara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomiGregory Budiman
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgarisery putra
 
Luka & debridement trauma plus
Luka & debridement trauma plusLuka & debridement trauma plus
Luka & debridement trauma plusfikri asyura
 
46009059 fisiologi-patofisiologi-dan-terapi-peningkatan-tekanan
46009059 fisiologi-patofisiologi-dan-terapi-peningkatan-tekanan46009059 fisiologi-patofisiologi-dan-terapi-peningkatan-tekanan
46009059 fisiologi-patofisiologi-dan-terapi-peningkatan-tekananHargus Haraudi Barkah
 
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatriStandar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatriAzimatul Karimah
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinaliselmakrufi
 
Perianal fistula
Perianal fistulaPerianal fistula
Perianal fistulaSany Agnia
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISKharima SD
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)Farhan Hady Danuatmaja
 
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1Catatan Medis
 

What's hot (20)

Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anakPendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
 
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
 
Cara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomiCara mudah belajar neuroanatomi
Cara mudah belajar neuroanatomi
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Hernia modul.ppt
Hernia modul.pptHernia modul.ppt
Hernia modul.ppt
 
Leaflet pneumotoraks
Leaflet pneumotoraksLeaflet pneumotoraks
Leaflet pneumotoraks
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Luka & debridement trauma plus
Luka & debridement trauma plusLuka & debridement trauma plus
Luka & debridement trauma plus
 
Sinus otak
Sinus otakSinus otak
Sinus otak
 
Ivp
Ivp Ivp
Ivp
 
46009059 fisiologi-patofisiologi-dan-terapi-peningkatan-tekanan
46009059 fisiologi-patofisiologi-dan-terapi-peningkatan-tekanan46009059 fisiologi-patofisiologi-dan-terapi-peningkatan-tekanan
46009059 fisiologi-patofisiologi-dan-terapi-peningkatan-tekanan
 
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatriStandar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
Standar kompetensi dokter indonesia, psikiatri
 
Medula spinalis
Medula spinalisMedula spinalis
Medula spinalis
 
Tenggelam
TenggelamTenggelam
Tenggelam
 
Meningoencephalocele
MeningoencephaloceleMeningoencephalocele
Meningoencephalocele
 
Perianal fistula
Perianal fistulaPerianal fistula
Perianal fistula
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
 
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1C3 Anatomi Sistem Saraf 1
C3 Anatomi Sistem Saraf 1
 

Similar to Fisiologi motorik (piramidal dan ekstrapiramidal)

ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALANASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALANGemarawan Abadi
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
ExtrapiramidalisMelda RD
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafNina Nhinut
 
Gerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksIsma Jihan
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sasuher lambang
 
Neurofisiology extrapiramidal
Neurofisiology extrapiramidalNeurofisiology extrapiramidal
Neurofisiology extrapiramidalgassantoxoxo
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem PersyarafanNona Zesifa
 
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptxBAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptxTarkani Abahnanda
 
348616207-Kuliah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Saraf-ppt.ppt
348616207-Kuliah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Saraf-ppt.ppt348616207-Kuliah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Saraf-ppt.ppt
348616207-Kuliah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Saraf-ppt.pptAgathaHaselvin
 
SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF.ppt.ppt
SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF.ppt.pptSISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF.ppt.ppt
SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF.ppt.pptAgathaHaselvin
 
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)Manik Puush
 

Similar to Fisiologi motorik (piramidal dan ekstrapiramidal) (20)

ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALANASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
 
Extrapiramidalis
ExtrapiramidalisExtrapiramidalis
Extrapiramidalis
 
Presentasi sistem saraf
Presentasi sistem sarafPresentasi sistem saraf
Presentasi sistem saraf
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Gerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar dan gerak refleks
Gerak sadar dan gerak refleks
 
Regulasi
RegulasiRegulasi
Regulasi
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
 
Neurofisiology extrapiramidal
Neurofisiology extrapiramidalNeurofisiology extrapiramidal
Neurofisiology extrapiramidal
 
sistem syaraf
 sistem syaraf  sistem syaraf
sistem syaraf
 
Sistem Persyarafan
Sistem PersyarafanSistem Persyarafan
Sistem Persyarafan
 
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptxBAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
BAB 9 - SISTEM KOORDINASI - NEW-std.pptx
 
348616207-Kuliah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Saraf-ppt.ppt
348616207-Kuliah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Saraf-ppt.ppt348616207-Kuliah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Saraf-ppt.ppt
348616207-Kuliah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Saraf-ppt.ppt
 
SISTEM_SARAF_ppt.ppt
SISTEM_SARAF_ppt.pptSISTEM_SARAF_ppt.ppt
SISTEM_SARAF_ppt.ppt
 
SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF.ppt.ppt
SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF.ppt.pptSISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF.ppt.ppt
SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF-SISTEM_SARAF.ppt.ppt
 
Kepleh
KeplehKepleh
Kepleh
 
Anatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem sarafAnatomi fisiologi sistem saraf
Anatomi fisiologi sistem saraf
 
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
Sistem saraf Pada Manusia ( Human Nervous System) Kelompok 1 ( Manik & Kharisma)
 
Jaringan saraf
Jaringan sarafJaringan saraf
Jaringan saraf
 

Recently uploaded

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (20)

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

Fisiologi motorik (piramidal dan ekstrapiramidal)

  • 1. FISIOLOGI MOTORIS FISIOLOGI MOTORIS (PIRAMIDAL DAN (PIRAMIDAL DAN EKSTRAPIRAMIDAL) EKSTRAPIRAMIDAL) Presented By Kelompok 4
  • 2. 1. Anggita Derizky Virginia (2118011034) 2. Adilla Justisia (2118011035) 3. Rahmah Alifah (2118011036) 4. Widya Fathaniah Anjaya (2118011037) 5. Liza Anggraeni (2119011038) 6. Caesalpinia Banla Alfa Putri (2118011039) 7. Ildha Rosendy Kurnianda (2118011040) 8. Maghfirly Juniarti Eka Suci (2118011041) 9. Diva Ardhana Kurniawan (2118011042) 10. Isaura Dewi Fauzi (2118011044) 11. Syafira Hasna‘Afifah (2118011045) OUR TEAM
  • 4. Sistem motorik adalah sistem dalam tubuh yang terlibat dalam pengendalian gerakan. Ini melibatkan interaksi kompleks antara otot, saraf, dan sistem lainnya. Secara umum, fisiologi sistem motorik melibatkan proses seperti transmisi sinyal saraf dari otak atau medula spinalis ke otot, kontraksi otot, dan koordinasi Pusat perintah motorik di sistem saraf pusat harus melewati upper motor neuron dan bersinaps dengan lower motor neuron untuk mencapai otot tubuh. Upper Motor Neuron (UMN) merupakan sistem descending yang menyalurkan impuls dari korteks motorik serebri ke kornu anterior dari medulla spinalis. UMN terdiri atas sistem piramidal dan ekstrapiramidal. Lower Motor Neuron (LMN) menyalurkan impuls dari kornu anterior medulla spinalis atau sel motor nervi kranialis ke motor end plate. LMN terdiri dari saraf-saraf kranial dan saraf-saraf spinal. SISTEM MOTORIK
  • 5. Sistem motorik diatur oleh pusat gerakan di otak yaitu area motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum Jaras sistem motorik ada 2 yaitu : Traktus Piramidal : Merupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus presentralis (area 4 Broadman) Traktus Ekstrapiramidal : Jaras ini melibatkan gangli basalis dan berfungsi untuk mengatur gerakan volunter kasar dan tidak terampil, seperti mengendalikan posisi berdiri, gerakan tangan pada waktu berjalan, gerak lambaian tungkai dan lengan. PERAN PIRAMIDAL DAN EKSTRAPIRAMIDAL DALAM SISTEM MOTORIK
  • 7. Traktus piramidalis merupakan jaras motorik yang berasal dari otak melewati sebuah struktur anatomi di batang otak tepatnya melewati piramid yang terdapat di daerah oblongata. Fungsinya untuk mengatur gerakan kontrol volunter otak rangka atau gerakan yang disadar, mengantarkan implus listrik (perintah) dari otak lewat perjalanan hingga ke otot rangka yang dituju. Traktus piramidalis merupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus preasentralis (area 4 broadmann), disebut korteks motorik primer. Implus motorik dari pusat motorik disalurkan melalui traktus piramidalis ke saraf perifer menuju otot. Area motorik yang terletak di depan korteks motorik primer adalah korteks premotorik (area 6 broadmann). Area ini adalah area asosiasi korteks motorik yang membangkitkan pola gerakan untuk disampaikan ke korteks motorik primer.
  • 8. Contoh : Orang ter5usuk duri -> sensasi diteruskan ke korteks sensorik; dianalisa -> korteks sensorik asosiasi; diterjemahkan -> korteks premotorik; program dan pola -> korteks motorik primer; eksekusi gerakan -> otot; kontraksi. Kerusakam motorik primer atau traktus piramidalis dapat menyebabkan paralisis (kelumpuhan) atau parase (kelemahan gerakan)
  • 9. Motor korteks terdiri dari 3 area di lobus frontal, tepatnya di sulkus sentralis. Area tersebut adalah korteks motorik primer (area broadmann 4), korteks premotorik, dan area motorik tambahan A. LOKASI DAN STRUKTUR MOTOR KORTEKS Korteks motork primer atau M1 terletak di girus presentralis dan di lobus paracentralis anterior pada permukaan medial otak. Dari ketiga area korteks motorik, rangsangan korteks motorik primer memerlukan arus listrik paling sedikit untuk menimbulkan suatu gerakan. Stimulasi korteks premotor atau area motorik tambahan memerlukan tingkat arus yang lebih tinggi untuk menimbulkan gerakan dan seringkali menghasiLkan gerakan yang lebih kompleks daripada korteks motorik primer.
  • 10. korteks motorik primer terdiri dari enam lapisan. Berbeda dengan area sensorik primer, korteks motorik primer adalah korteks agranular artinya ia tidak memiliki lapisan granular yang berisi sel (lapisan 4). Sebaliknya, lapisan korteks motorik primer yang paling khas adalah lapisan keluarannya yang menurun (Lapisan 5) yang berisi sel Betz raksasa. Sel-sel piramidal dan neuron proyeksi lainnya dari korteks motorik primer membentuk ~30% serat di saluran kortikospinal. Serabut lainnya berasal dari korteks premotor dan area motorik tambahan (~30%), korteks somatosensori (~30%), dan korteks parietal posterior (~10%). Neuron piramidal dan nonpiramidal di korteks motorik. Korteks motorik primerdisusun menjadi enam lapisan. Sel piramidal akan mengirimkan akson panjang ke medula spinalis dan merupakan neuron keluaran utama. Sel ini berlimpah di lapisan 5. Sel non piramidal memiliki akson yang berakhir secara lokal
  • 11. Homunkulus motorik => lokasi dan jumlah relatif korteks motorik yang didedikasikan ke otot tiap-tiap bagian tubuh, terdistorsi. Jari tangan, jempol, dan otot yang penting untuk berbicara, terutama otot bibir dan lidah, sangat besar, yang menunjukkan tingkat kontrol motorik yang tinggi atas bagian- bagian tubuh ini. REPRESENTASI SOMATOTOPIS MOTOR CORTEX
  • 12. Jaras ke luar yang paling penting dari korteks motorik. 30 persen dari traktus kortikospinalis berasal dari korteks motorik primer 30 persen dari area premotorik dan area motorik suplementer 40 persen dari area somatosensorik yang terletak di sebelah posterior sulkus sentralis. Serat-serat yang ada dalam traktus piramidal=> banyaknya serat besar bermielin dengan diameter sekitar 16 Serat ini berasal dari sel-sel piramidal raksasa, yang disebut sel-sel Betz. Sel ini hanya dapat dijumpai dalam korteks motorik primer. TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
  • 13. TRAKTUS KORTIKOSPINALIS Jaras ini setelah meninggalkan korteks akan melewati bagian posterior kapsula interna (daerah yg terbentuk dari nukleus lentiformis dengan nukleus kaudatus dan thalamus) ==> turun melewati batang otak, untuk membentuk bagian piramid dari medula.
  • 14. JALUR TRAKTUS KORTIKOSPINALIS Traktus kortikospinalis merupakan jaras yang berkaitan dengan gerakan-gerakan volunter, tertentu dan terlatih, terutama pada bagian-bagian distal ekstremitas berasal dari korteks motorik primer (area 4), korteks motorik sekunder (area 6), lobus parietalis (area 3, 1, 2) sebagian besar menyilang di decussatio pyramidum dan berjalan turun sebagai traktus kortikospinalis lateralis, traktus kortikospinalis lateralis berjalan turun di sepanjang medula spinalis, serabut-serabutnya berakhir di columna grisea anterior semua segmen medula spinalis dan beberapa turun sebagai traktus kortikospinalis anterior. Serabut-serabut ini akhirnya menyilang garis tengah dan berakhir pada columna grisea anterior medula spinalis regio cervikal dan thorakal superior.
  • 15. JALUR TRAKTUS KORTIKOSPINALIS Serabut traktus kortikospinalis muncul sebagai akson sel-sel piramid yang terletak di lapisan kelima korteks serebri. Sekitar sepertiga serabut ini berasal dari korteks motorik primer (area 4), sepertiga lainnya dari area korteks motorik sekunder (area 6), dan sepertiga dari lobus parietalis (area 3, 1, dan 2). Jadi dua pertiga serabut traktus kortikospinalis berasal dari girus presentralis dan sepertiga dari girus postsentralis. Serabut-serabut desendens ini berkumpul di korona radiata, kemudian berjalan melalui krus posterior kapsula interna. Disini serabut-serabut tersebut ditata sedemikian rupa sehingga yang terletak paling dekat dengan genu yang mengurus bagian cervical tubuh, sedangkan yang terletak lebih ke posterior mengontrol ekstremitas inferior. Selanjutnya traktus akan melanjutkan perjalanan melalui tiga perlima medial basis pedunkulus mesensefalon.
  • 16. Serabut yang mengurus bagian cervical tubuh terletak di sebelah medial, sedangkan yang mengendalikan tungkai terletak di sebelah lateral. Saat memasuki pons, traktus terbagi menjadi banyak berkas oleh fibrae pontocerebellares transversae. Setelah keluar dari pons, traktus ini akan mengalami persilangan di bagian median daripada medula oblongata, di daerah dekusasio piramidum. Traktus kortikospinalis yang menyilang ini disebut traktus kortikospinalis lateralis yang selanjutnya akan berjalan di funikulus lateralis medula spinalis, sedangkan traktus kortikospinalis anterior yang tidak menyilang akan berjalan di daerah ventral medula spinalis. Sebagian besar traktus kortikospinalis bersinaps dengan neuron penghubung, kemudian bersinaps dengan neuron motorik alfa dan beberapa dengan neuron motorik gamma. JALUR TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
  • 17. Traktus kortikospinalis merupakan salah satu jalur utama untuk membawa informasi terkait pergerakan dari otak ke sumsum tulang belakang dan memiliki sekitar 1 juta serabut saraf (kecepatan konduksi rata-rata sekitar 60m/s menggunakan glutamat sebagai zat pemancarnya). Pemberian sinyal di sepanjang saluran kortikospinal terlibat dalam berbagai gerakan, termasuk perilaku seperti berjalan dan menggapai, namun hal ini sangat penting terutama untuk gerakan jari halus, misalnya. menulis, mengetik, atau mengancingkan pakaian. Traktus kortikospinalis mewakili fungsi motorik tingkat tertinggi pada manusia dan paling langsung mengendalikan gerakan halus dan digital. Traktus kortikospinalis memiliki banyak fungsi yang mencakup kontrol input aferen, refleks tulang belakang, dan aktivitas neuron motorik, yang paling penting adalah mediasi gerakan distal volunter. Output dari korteks motorik primer (M1) berkontribusi pada Traktus kortikospinalis, membuat koneksi ke neuron motorik alfa monosinaptik rangsang, koneksi polisinaptik ke neuron motorik gamma (bertanggung jawab untuk mengontrol panjang gelendong otot), koneksi polisinaptik melalui interneuron di dalam sumsum tulang belakang. Jika neuron dipengaruhi secara langsung hanya oleh satu akson, maka disebut “monosinaptik”, dan bila secara tidak langsung, oleh banyak akson, disebut “polisinaptik”. FUNGSI TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
  • 18. Mempunyai fungsi yang sama seperti jaras kortikospinal, yaitu menghantarkan impuls langsung dari girus precentralis korteks serebri ke otot, dalam keadaan sadar. Jaras ini berakhir pada nukleus motorik pada batang otak dan berfungsi sebagai nukleus-nukleus bagi persarafan perifer kranial. Hampir semua nukleus motorik kranial ini dipersarafi secara bilateral (dari kedua korteks serebrum dengan kata lain dari kedua jaras kortikonuklear), kecuali: - Motor nukelus N. VII yang mempersarafi wajah bagian bawah (bawah mata) yang hanya menerima impuls dari sisi kontralateral - Motor nukleus N.XII yang hanya menerima impuls dari sisi kontralateral. TRAKTUS KORTIKOBULBAR
  • 19. TRAKTUS KORTIKOBULBAR Jaras ini setelah meninggalkan kortek motorik akan bergabung di substansia alba serebri (korona radiata ) -> Posterior kapsula interna -> Meninggalkan traktus piramidalis -> Memasuki sentral pedunkulus serebri (krus serebri) -> Pons -> Serabut ini berputar sehingga jaras kortikobulbar berada di dorsal-> berakhir di nuklei motor nervus kranialis setinggi medula oblongata.
  • 21. DEFINISI Sistem ekstrapiramidal adalah sistem motorik yang serabut motoriknya tidak melalui piramis medulla oblongata. Sistem ini mempengaruhi sirkuit umpan balik motorik medula spinalis, batang otak, cerebelum dan cortex cerebri
  • 22. Basal ganglia (nukleus kaudatus, putamen, globus palidus, substansia nigra, korpus subtalamikus (Luysi), dan nukleus ventrolateralis talami) Area premotor cortex cerebri (area 4,6,8) Nukleus ruber serta substansia retikularis batang otak Serebelum PENYUSUN EKSTRAPIRAMIDAL
  • 23. Posisi tegak tubuh Kontraksi otot axial Kontraksi otot proximal extremitas Gerakkan asosiasi Planning suatu gerakan FUNGSI SISTEM EKSTRAPIRAMIDAL
  • 24. Basal ganglia atau inti basal adalah struktur di otak yang membantu mengontrol gerakan tubuh. Kontrol motor halus, dimana gerakan dimulai, berlangsung dan berakhir seperti yang diharapkan, sebagian dikoordinasikan oleh basal ganglia. Fungsi dari basal ganglia terlibat dalam pengiriman sinyal saraf sepanjang dua jalur yang berbeda, salah satunya adalah langsung dan lainnya tidak langsung. Sinyal ini ditransmisikan ke bagian otak depan yang dikenal sebagai talamus, yang menyampaikan sinyal ke korteks serebral, pada daerah abu-abu otak. Diperkirakan bahwa jalur tidak langsung menekan tindakan yang bertentangan sedangkan jalur langsung memungkinkan tugas tertentu yang harus dilakukan. Untuk gerakan normal, jalur harus bekerja bersama-sama dengan benar dan apa yang mengganggu keseimbangan antara mereka dapat menyebabkan gangguan gerakan PERAN BASAL GANGLIA DALAM KONTROL GERAKAN
  • 25. neurotransmiter spesifik yang telah diketahui berfungsi di ganglia basalis yaitu: (1) jaras dopamin dari substansia nigra menuju nukleus kaudatus dan putamen (2) jaras asam gamma aminobutirat (GABA) dari nukleus kaudatus dan putamen menuju globus palidus dan substansia nigra (3) jaras asetilkolin dari korteks ke nukleus kaudatus dan putamen (4) jaras umum yang banyak dari batang otak yang menyekresi norepinefrin, serotonin, enkefalin, dan beberapa neurotransmiter lain di ganglia basalis dan bagian lain dari serebrum FUNGSI NEUROTRANSMITER SPESIFIK PADA SISTEM GANGLIA BASALIS
  • 26. Selain jaras-jaras ini masih terdapat jaras glulamat multipel yang menghasilkan banyak sinyal eksitasi (tidak diperlihatkan dalam gambar) yang mengimbangi sejumlah besar sinyalsinyal inhibisi, yang terutama dikirimkan oleh transmiter inhibitor: dopamin, GABA, dan serotonin. Neurotransmiter GABA selalu berfungsi sebagai inhibitor. Oleh karena itu, neuron GABA dalam lengkung umpan balik yang berasal dari korteks melalui ganglia basalis dan kemudian kembali ke korteks, sebenarnya membuat seluruh lengkung ini menjadi lengkung umpan balik negatif, dan bukan lengkung umpan balik positif dengan demikian hal ini akan memberi stabilitas bagi sistem pengendali motorik. Dopamin juga berfungsi sebagai neurotransmiter inhibitor pada hampir semua bagian otak, jadi dopamin juga berfungsi sebagai stabilisator pada beberapa keadaan. FUNGSI NEUROTRANSMITER SPESIFIK PADA SISTEM GANGLIA BASALIS
  • 27. Nukleus ruber terletak di dalam tegmentum mesencephali setinggi kolikulus superior. Nukleus spesifik di mesensefalon, memiliki dua bagian, pars magnoselularis di akudal dan pars parvoseularis di rostral. Nukleus ini menerima input aferen dari nukleus emboliformis dan nukleus dentatus serebeli melalui brakhia kongjungtivum (pedunkulus serebelares superior). Nukleus ruber menerima input aferen lain dari korteks serebri melalui traktus kortikorubralis dan dari tektum. PERAN NUKLEUS RUBER
  • 28. Nukleus Sublatmicus terletak di persimpangan otak tengah dan diensefalon, berfungsi bersama ganglia basalis, mengandung neuron glutaminergik dengan proyeksi ke globus pallidus internal, dan lesi pada nukleus subtalamus dapat menyebabkan hemiballismus. Berbentuk lensa kecil, terletak di diencephalon dekat otak tengah. Berperan dalam mengatur pergerakan bersama dengan ganglia basalis lainnya, mengandung mayoritas neuron glutaminergik yang berproyeksi ke globus pallidus interna, dan memainkan peran penting dalam jalur tidak langsung ganglia basalis dengan mencegah pergerakan yang tidak diinginkan. PERAN NUKLEUS SUBTHALAMICUS
  • 29. Area ini mengandung sel saraf yang membuat neurotransmitter menjadi dopamin, yang juga bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan. Terletak di mesenchepalon, dibagi menjadi pars compacta, yang merupakan sumber utama proyeksi dopamin ke striatum, dan pars reticulata, yang mewakili zona keluaran utama, ganglia basal. Proyeksi dari substansia nigra ke putamen, yang disebut jalur nigrostriatal, terlibat secara kritis dalam defisit motorik yang diamati pada penyakit Parkinson. Proyeksi saraf dopaminergik ini meninggalkan substansia nigra melalui bundel forebrain medial dan membentuk sinapsis pada beberapa populasi neuron di seluruh ganglia basal, tetapi terutama di putamen. Substantia nigra secara klasik dianggap sebagai input utama ke dalam sirkuit ganglia basal dan elemen penting untuk fungsi-fungsi ini. PERAN SUBSTANSIA NIGRA
  • 30. LINTASAN SIRKUIT 1, LINTASAN SIRKUIT PERTAMA Lintasan sirkuit pertama akan dilalui oleh impuls motorikyang dicetuskan di area 4 dan 6, lalu dihantarkan ke intibasal pons, korteks serebelum, inti dentatus, inti ruber daninti ventrolateralis dan akhimya kembali ke korteks motorikpiramidal dan ekstrapiramidal area tersebut. Kerusakan : ataksia, dismetria dan tremor sewaktu gerakan volunter berlangsung
  • 31. LINTASAN SIRKUIT 1, LINTASAN SIRKUIT KEDUA Merupakan lintasan yang akan dilalui oleh impuls motorik darikorteks serebri area 4, 4S dan 6, menuju ke substansi nigra,putamen, globus palidus, inti ventrolateralis talami dan kembali ke korteks motorik piramidal dan !kstrapiramidal. Gerakan volunter yang dibangkitkan memiliki ketangkasan yang sesuai Jika terjadi kerusakan substansia nigra, globus palidus akan kehilangan kelola dan akan mengeluarkan impuls abnormal --> sindroma parkinson
  • 32. LINTASAN SIRKUIT 1, LINTASAN SIRKUIT KETIGA Impuls motorik dan area 4S dan 8 . akan melalui sirkuiti ni menuju ke inti kaudatus, globus palidus dan inti ventrolateralis talami dan selanjutnya kembali kekorteks motorik area piramidal dan ekstrapiramidal area 6 sebagian impuls tersebut akan diteruskan keinti Luys sebelum kembali ke korteks yang bersangkutan. Kerusakan di nukleus kaudatus dan globus palidus --> area 4 s dan area 8 tidak terkendali--> gerakan involunter (khorea dan atetosis)  Globus palidus --> nukl Luysi--> korteks piramidal dan ekstrapiramidal,