Saraf glossopharyngeal adalah saraf kranial kesembilan yang membawa informasi sensorik dan motorik, dan terutama didistribusikan di lidah dan faring. Lobus oksipital adalah pusat pemrosesan visual otak yang mengandung korteks visual primer dan area ekstrastriate. Saraf kranial adalah 12 pasang saraf yang mencuat dari otak dan terkait dengan struktur kepala dan leher.
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Kepleh
1. Saraf glosopharyngeal
saraf glossopharyngeal , yang dikenal sebagai saraf kranial ke sembilan (CN IX), adalah saraf
campuran yang membawa informasi motorik sensoris dan eferen aferen. Keluar dari batang
otak keluar dari sisi medula atas, hanya rostral (lebih dekat ke hidung) ke saraf vagus.
Pembelahan motorik nervus glossopharyngeal berasal dari lempeng basal embrio medulla
oblongata, sedangkan pembagian sensoris berasal dari krista neural kranial.
Ini juga disebut saraf kranial kesembilan pada sepasang saraf kranial kesembilan. Ini terutama
didistribusikan di lidah dan faring. Ini terjadi dari medula oblongata, keluar melalui lubang
vena servikal (vesikal), keluar dari tengkorak, dan dibagi menjadi cabang cabang dan cabang
faring. Cabang lidah didistribusikan di belakang lidah dan mengendalikan persepsi dan
rasanya, cabang faring didistribusikan di dinding faring dan berhubungan dengan persepsi
mukosa, sekresi kelenjar, gerakan otot faring. Selain itu, saraf glossopharyngeal mengandung
saraf sekresi kelenjar parotid .
Lobus occipital
Lobus oksipital adalah salah satu dari empat lobus utama korteks serebral di otak mamalia .
Lobus oksipital adalah pusat pemrosesan visual otak mamalia yang mengandung sebagian
besar wilayah anatomi korteks visual . [1] Korteks visual primer adalah Brodmann area 17 ,
biasa disebut V1 (visual). Manusia V1 terletak di sisi medial lobus oksipital di dalam calcarine
sulcus ; tingkat penuh V1 sering berlanjut ke kutub oksipital . V1 sering juga disebut striate
cortex karena dapat diidentifikasi oleh strip besar myelin, Stria of Gennari . Daerah yang
digerakkan secara visual di luar V1 disebut ekstrastriate cortex . Ada banyak daerah
ekstrastriate, dan ini khusus untuk tugas-tugas visual yang berbeda, seperti pemrosesan
visuospatial, diferensiasi warna, dan persepsi gerak. Nama ini berasal dari tulang oksipital
atasnya, yang dinamai dari bahasa Latin ob , belakang , dan kaput , kepala . Lesi bilateral pada
lobus oksipital dapat menyebabkan kebutaan kortikal
Stuktur
Dua lobus oksipital adalah yang terkecil dari empat lobus berpasangan di otak manusia .
Terletak di bagian paling belakang tengkorak , lobus oksipital adalah bagian dari otak belakang.
Lobus otak diberi nama dari tulang atasnya dan tulang oksipital menutupi lobus oksipital.
Lobus bersandar pada tentorium cerebelli , suatu proses dura mater yang memisahkan serebrum
dari serebelum . Mereka secara struktural diisolasi di belahan otak masing-masing dengan
pemisahan celah otak . Di tepi depan lobus oksipital ada beberapa gipri oksipital , yang
dipisahkan oleh sulkus oksipital lateral .
Aspek oksipital di sepanjang wajah bagian dalam setiap belahan dibagi oleh calcarine sulcus .
Di atas medial, sulkus berbentuk Y terletak pada cuneus , dan area di bawah sulkus adalah
gyrus lingual .
Kerusakan pada area visual primer dari lobus oksipital dapat menyebabkan kebutaan sebagian
atau seluruhnya. [2]
2. Fungsi
obus oksipital dibagi menjadi beberapa area visual fungsional. Setiap area visual berisi peta
penuh dunia visual. Meskipun tidak ada penanda anatomi yang membedakan daerah-daerah ini
(kecuali untuk striasi yang menonjol di striate cortex ), ahli fisiologi telah menggunakan
rekaman elektroda untuk membagi korteks menjadi daerah fungsional yang berbeda.
Area fungsional pertama adalah korteks visual primer . Ini berisi deskripsi tingkat rendah dari
orientasi lokal, frekuensi spasial dan properti warna dalam bidang reseptif kecil. Proyek korteks
visual primer ke area oksipital aliran ventral ( area visual V2 dan area visual V4 ), dan area
oksipital aliran dorsal - area visual V3 , area visual MT (V5), dan area dorsomedial (DM).
Aliran ventral dikenal untuk memproses "apa" dalam penglihatan, sementara aliran punggung
menangani "di mana / bagaimana." Ini karena aliran ventral memberikan informasi penting
untuk identifikasi rangsangan yang disimpan dalam memori. Dengan informasi ini dalam
memori, aliran punggung dapat fokus pada aksi motorik sebagai respons terhadap rangsangan
luar.
Meskipun banyak penelitian telah menunjukkan bahwa kedua sistem itu independen dan
terstruktur secara terpisah dari yang lain, ada juga bukti bahwa keduanya penting untuk
persepsi sukses, terutama karena rangsangan mengambil bentuk yang lebih kompleks.
Misalnya, studi kasus menggunakan fMRI dilakukan pada bentuk dan lokasi. Prosedur pertama
terdiri dari tugas-tugas lokasi. Prosedur kedua adalah di ruang terang di mana peserta
ditunjukkan rangsangan pada layar selama 600 ms. Mereka menemukan bahwa kedua jalur
tersebut berperan dalam persepsi bentuk meskipun proses lokasi terus berada dalam aliran
punggung. [3]
Dorsomedial (DM) tidak dipelajari secara menyeluruh. Namun, ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa aliran ini berinteraksi dengan area visual lainnya. Sebuah studi kasus pada
monyet mengungkapkan bahwa informasi dari daerah V1 dan V2 merupakan setengah dari
input dalam DM. Input yang tersisa berasal dari berbagai sumber yang ada hubungannya
dengan segala jenis pemrosesan visual [4]
Aspek fungsional yang signifikan dari lobus oksipital adalah bahwa ia mengandung korteks
visual primer
Sensor retina membawa rangsangan melalui saluran optik ke badan geniculate lateral , di mana
radiasi optik berlanjut ke korteks visual. Setiap korteks visual menerima informasi sensorik
mentah dari bagian luar retina di sisi kepala yang sama dan dari bagian dalam retina di sisi
kepala yang lain. Cuneus (daerah Brodmann 17) menerima informasi visual dari retina superior
kontralateral yang mewakili bidang visual inferior. Lingula menerima informasi dari retina
inferior kontralateral yang mewakili bidang visual superior. Input retina melewati "stasiun
jalan" di nukleus geniculate lateral thalamus sebelum diproyeksikan ke korteks. Sel pada aspek
posterior materi abu - abu lobus oksipital disusun sebagai peta spasial bidang retina.
3. Neuroimaging fungsional mengungkapkan pola respons yang serupa dalam jaringan kortikal
lobus ketika bidang retina terkena pola yang kuat.
Saraf kranial
Saraf kranial (Latin: nervii craniales) adalah 12 pasang saraf pada manusia yang mencuat dari
otak, berbeda dari saraf spinal yang mencuat dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial
merupakan bagian dari sistem saraf sadar. Dari 12 pasang saraf, 3 pasang memiliki jenis sensori
(saraf I, II, VIII); 5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI, XII) dan 4 pasang jenis gabungan
(saraf V, VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga
belakang, lazimnya menggunakan angka romawi Saraf kranial sendiri merupakan bagian dari
sistem saraf tepi namun berlokasi di dekat sistem saraf pusat yakni kranium/tengkorak.
Sehingga seringkali mereka disalah klasifikasikan.Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan
struktur yang ada di kepala dan leher manusia seperti mata, hidung, telinga, mulut dan lidah.
Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.
Macam saraf
I Olfaktorius Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya
ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau
II Optikus Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke
otak untuk diproses sebagai persepsi visual
III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata
IV Troklearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata
V Trigeminus Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk
diproses di otak sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang
VI Abdusen Motorik Abduksi mata
VII Fasialis Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah
untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
VIII Vestibulokoklearis Sensori Sensori sistem vestibular: Mengendalikan
keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
IX Glosofaringeal Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah
untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
X Vagus Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
4. Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
XI Aksesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala
XII Hipoglossus Motorik Mengendalikan pergerakan lidah
Saraf fasialis
araf fasialis adalah saraf kranialis ke-7 berperan besar dalam mengatur ekspresi dan indra
perasa di kulit wajah manusia. Saraf fasialis memiliki 2 komponen utama. Komponen yang
lebih besar merupakan murni saraf motorik dan berperan dalam persarafan otot ekspresi wajah.
Komponen ini yang merupakan saraf fasialis sesungguhnya. Akan tetapi sepanjang perjalanan
komponen besar terdapat komponen yang lebih tipis yang disebut saraf intermedius. Saraf
intermedius mengandung serabut saraf viseral dan serabut aferen somatis
Fungsi
Saraf fasialis utamanya berperan dalam memasok impuls untuk otot-otot ekspresi wajah.
Disamping itu saraf fasialis juga berfungsi sebagai: • Penyalur sensasi dari bagian anterior lidah
dan rongga mulut • Melalui persarafan parasimpatis saraf facialis, kelenjar saliva,lakrimal,
hidung dan kelenjar palatina bisa menghasilkan sekret [2]
Letak
Saraf fasialis berasal dari sudut cerebellopontine - bagian lateral dari persimpangan
pontomedullary • Memiliki dua akar saraf yang berdekatan yakni motor root (lebih besar, lebih
medial)dan saraf intermedius (lebih kecil, lebih lateral) - disebut saraf intermedius karena
ditemukan di antara dua saraf yang lebih besar (akar utama VII dan VIII). Nervus intermedius
memiliki serat parasimpatis dan sensorik dan yang awalnya merupakan bagian dari saraf VII
Kelainan Saraf Fasialis
Penyakit Parotis
5. Tumor parotis, trauma atau operasi parotis dapat merusak cabang dari saraf fasialis. Hal ini
akan mengakibatkan palsy wajah ipsilateral(satu sisi) dan kehilangan fungsi fungsionalnya.
Sejauh ini tidak ada pasien yang dapat pulih sempurna dari kondisi ini.
Gangguang pada otot Stapedius: hyperacusis[2]
Disfungsi dari otot terkecil diakibatkan oleh saraf fasialis dapat menyebabkan gejala yang
menyedihkan. Otot stapedius mengatur gerakan dari rantai tulang pendengaran dan jika tidak
aktif, suara akan menyimpang dan bergema yang diswebut kelainan hyperacusis[2]
Bell palsy
Merupakan kelainan yang sering dijumpai akibat kerusakan saraf fasialis, biasa disebut facial
palsy. Etiologi sebenarnya hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi
beberapa faktor seperti spasme pembuluh darah arteri di kanal wajah yang memasok nutrisi
dari saraf fasialis ataupun peradangan dan pembengkakan saraf dalam kanal tulang
kemungkinan bertanggung jawab terhadap kondisi ini
Foramen insisivus
Di mulut manusia , foramen tajam , juga disebut foramen palatine anterior , atau foramen
nasopalatine adalah lubang berbentuk corong di tulang langit-langit mulut yang keras tepat di
belakang gigi incisor tempat pembuluh darah dan saraf lewat. Foramen insisivus kontinu
dengan kanalis insisivus , foramen atau kelompok foramina ini terletak di belakang gigi
insisivus sentral pada fossa insisivus rahang atas .
Foramen yang tajam menerima saraf nasopalatine dari dasar rongga hidung bersama dengan
arteri sphenopalatine yang memasok membran mukosa yang menutupi langit-langit mulut yang
keras.
Pada banyak spesies lain, foramina tajam memungkinkan untuk lewatnya saluran ke organ
vomeronasal .
Area broca
6. Area Broca adalah bagian dari otak manusia yang terletak di gyrus frontalis superior pada lobus
frontalis korteks otak besar. Area ini berperan pada proses bahasa, serta kemampuan dan
pemahaman berbicara. Area Broca terletak berdampingan dengan area Wernicke. Keduanya
ditemukan hanya pada salah satu belahan otak saja, umumnya pada bagian kiri, karena populasi
manusia kebanyakan "dominan kiri".
Area Broca terletak kira-kira pada area Brodmann 44[1] dan kadang-kadang juga mencakup
Area Broca dan Wernicke dihubungkan dengan satu jalur saraf yang disebut fasciculus arcuata.
Pada kera makakus, bagian ini bertanggungjawab penuh untuk mengatur bagian wajah dan
mulut (orofasial).[5]
Bagian-bagian
Ada dua bagian utama pada area Broca, yang memiliki peran masing-masing dalam
kemampuan pembentukan dan pemahaman bahasa:
Pars triangularis (anterior), diperkirakan difungsikan untuk menginterpretasikan berbagai
macam rangsang dan pengolahan konduksi verbal.
Pars opercularis (posterior), diperkirakan untuk menyokong manajemen satu jenis rangsang
saja dan mengkoordinasikan organ wicara dan area motorik dalam berbahasa.
Afasia
asien yang mengalami gangguan pada area Broca dapat menderita afasia Broca atau afasia
ekspresif. Afasia adalah suatu keadaan pada pasien sehingga ia tidak mampu berbicara. Afasia
Broca menjadikan pasien tak mampu membentuk kalimat kompleks dengan tata bahasa yang
benar. Pasien sendiri masih memiliki kemampuan pemahaman bahasa yang baik, walaupun ada
beberapa kasus di mana kemampuan pemahaman bahasa pasien ikut menurun.[6]
Berikut adalah contoh pasien dengan afasia Broca. Ia bermakud menjelaskan bagaimana ia
datang ke rumah sakit untuk menjalani bedah gigi.
Area Wernicke
Area Wernicke adalah bagian dari otak manusia yang berada di bagian korteks otak besar, pada
bagian posterior kiri dari gyrus temporalis superior, mengelilingi korteks pendengaran, di
fissura Sylvian (bagian pertemuan lobus temporalis dan parietalis otak). Bagian ini disebut juga
bagian posterior dari area Brodmann nomor 22.
Area ini biasanya terletak di otak besar belahan kiri, karena mayoritas manusia memiliki bagian
bahasa pada otak kirinya.
Bagian ini dinamakan dari Karl Wernicke, seorang ahli saraf dan kejiwaan kebangsaan Jerman,
yang pada 1874 menemukan kerusakan pda bagian ini dapat menyebabkan afasia yang akan
mengganggu kemampuan pemahaman berbahasa dan tetap dapat berbicara dengan lancar tetapi
yang dibicarakan susah dimengerti.
Area Wernicke dihubungkan dengan area Broca dengan fasciculus arcuata.
7. Foramen ovale
FORAMEN OVALE : adalah defek (katup) yang memisahkan antara atrium kanan dan kiri
yang akan memungkinkan darah dari atrium kanan mengalir ke atrium kiri dan foramen ovale
ini adalah anatomi jantung pada janin, keadaan ini adalah normal. karena janin masih
menggunakan sirkulasi dari ibunya. pada saat bayi lahir maka seiring dipotongnya tali pusar,
voramen oval akan tertutup dengan sendirinya.
kenapa foramen ovale tertutup???
karena akibat dari pemotongan tali pusar yang akan mempengaruhi suplai darah ke atrium
kanan kemudian karena penurunan tekanan atrum kanan otomatis tekanan atrium kiri lebih
besar dari atrium kanan yang akan menyebabkan penutupan foramen ovale
organ pengontrol emosi
Sistem limbik adalah sekelompok struktur yang saling berhubungan yang terletak jauh di dalam
otak. Ini adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab atas respons perilaku dan emosional.
Para ilmuwan belum mencapai kesepakatan tentang daftar lengkap struktur yang membentuk
sistem limbik, tetapi strukturnya secara umum terdiri dari empat bagian. Mereka terdiri dari
hipotalamus, hippocampus, amygdala dan korteks limbik. Di dalamnya termasuk pengaturan
rasa takut, kemarahan, kebahagiaan dan perasaan cinta
Vaskularisasi wajah
ANATOMI MUSCULUS MASTICATORI
1. Muskulus Temporalis
Musculus temporalis merupakan otot berempal dua dengan origo berbentuk kipas dan tendon
yang sangat besar, kuat. Serta berinsersio ke dalam prosesus koronoideus, Krista temporalis
8. profunda dan batas anterior ramus mandibula. Besar dan panjang serabut lebih kecil daripada
yang telah diuraikan secara klasik, tetapi lebih panjang daripada serabut-serabut pterygoideus
dan masseter. Meskipun itu adalah otot mandibula yang paling besar namun biasanya tidak
sebagai salah satu otot kuat yang melekat pada mandibula.
· Origo :
Os. Temporale di bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia temporalis.
· Insersio :
Apex dan permukaan medial proc. Coronoideus mandibulae.
2. Muskulus Masseter
Musculus masseter adalah suatu massa otot yang tebal, berbentuk empat persegi panjang di
sebelah pinggir wajah. Melekat di antara permukaan lateral dari ramus mandibula dan arcus
zygomaticus, persis di bawah kulit. Empat persegi panjang itu letaknya diagonal dengan satu
sudut yang sangat membulat untuk menyesuaikan dengan garis bentuk yang membulat dari
sudut mandibula.
· Origo :
Pars superficialis pada dua pertiga anterior margo inferior arcus zygomaticus (tendo),
sedangkan Pars profunda pada sepertiga posterior permukaan dalam arcus zygomaticus.
· Insersio :
Pars superficialis pada angulus mandibulae (tuberositas masseterica), sedangkan Pars profunda
pada margo inferior mandibulae.
3. Muskulus Pterygoideus Medialis
Pterygoideus medialis adalah suatu massa jaringan otot yang kuat, tebal, empat persegi
panjang, terletak pada sisi medial dari ramus mandibula. Otot ini tidak selebar dan setebal
masseter. Batas posteriornya tersusun serupa dengan batas posterior dari masseter pada
proyeksi lateral, tetapi batas anteriornya terletak lebih kearah dorsal. Pada potongan horizontal,
separuh atas dari pterygoideus medialis berbentuk baji dengan pinggir yang tipis manghadap
kea rah belakang, setengah bawahnya berbentuk oval.
· Origo :
Fossa pterygoidea, permukaan medial lamina lateralis proc. Pterygoidei, proc. Pyramidalis ossi
palatine.
· Insersio :
Margo inferior mandibulae, tuberositas pterygoidea.
Muskulus Pterygoideus Lateralis
9. Otot pterygoideus lateralis menempati suatu posisi yang dalam dan tersembunyi, yaitu terletak
dalam pada ramus mandibula dan otot temporalispada dinding samping nasofaring. Otot ini
terletak persis di bawah dasar tengkorak , posterior terhadap maksila dan anterior terhadap
batas posterior dari ramus mandibula.
· Origo :
Caput superius pada permukaan luar lamina lateralis proc. Pterygoidei (tuber maxillae),
sedangkan caput inferius pada facies temporalis alae majoris ossis sphenoidalis.
· Insersio :
Caput superius pada discus et capsula articulationis temporomandibularis, sedangkan Caput
inferius pada fovea pterygoidea proc. Condylaris mandibulae.
1. MEMBUKA MULUT
1.1 Otot-otot yang berperan pada saat membuka mulut
Ø M.pterigoideus lateralis
· O: lateral spenoidalis, lateral pterigoid
· I : kondilus mandibula, anterior diskus
· N: pterigoid dari n.mandibula
Ø Kelompok m.suprahioid ( m.digastrikus, m.mylohyoid, m.geniohyoid, m.stilohyoid)
1.2 Mekanisme membuka mulut
M.pterygoideus lateralis menarik processus condilaris ke depan menuju eminentia articularis.
Pada saat bersamaan serabut posterior M. Temporalis harus relaks dan keadaan ini diikuti
dengan relaksasi M. Masseter, serabut anterior M. Temporalis dan M. Pterygoideus Medialis
yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di
sekitar sumbu horizontal sehingga proseccus condilaris akan bergerak ke depan sedang angulus
mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini dibantu dengan gerak
membuka yang kuat oleh M. Digastricus, M. Geniohyoideus, dan M. Mylohyoideus yang
berkontraksi terhadap os. Hyoid.
2. MENUTUP MULUT
2.1 Otot-otot yang berperan pada saat menutup mulut
Ø M.maseter
· O: arkus Zigomatikus
· I : angulus mandibula lateral
· N: n.maseter dari n.mandibula /n.v
Ø M.temporalis
10. · O: fosa temporalis
· I: prossesus koronoid mandibula
· N: n.mandibula
Ø M.pterigoideus medialis
· O: medial pterigoid prossesus piramidal palatina
· I:medial angulus mandibula
· N: n.pterigoid medialis dari n.mandibula
2.2 Mekanisme menutup mulut
Otot-otot penggerak utama dalam proses menutup mulut yaitu M. Masseter, M.
Temporalis, M. Pterygoideus Medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi. Mulai dari
menutup pada posisi protusi penuh sampai menutup pada keadaan Processus Condylaris berada
pada posisi paling posterior dalam fossa Mandibula. Pada posisi protusi memerlukan kontraksi
M. Pterygoideus Lateralis yang dibantu M. Pterygoideus Medialis. Caput Mandibula akan tetap
pada posisi ke depan Eminentia Articularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior M.
Temporalis akan bekerjasama dengan M. Masseter untuk mengembalikan Processus Conylaris
ke dalam Fossa Mandibula, sehingga gigi geligi dapat saling kontak pada oklusi normal.
Pada gerak menutup Cavum Oris, kekuatan yang dikeluarkan otot penguyahan akan
diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas M. Pterygoideus Lateralis
dan serabut posterior M. Temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari caput mandibula
saat otot-otot ini berkontraksi. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi
mandibula akan melintas di sekitar ramus.
3. PERGERAKAN MANDIBULA
3.1 Protrusi mandibula
· Kedua kondilus bergerak ke depan mengikuti lereng eminentia artikularis
· Sliding contact gigi-gigi
· Kontraksi m. pterygoideus lateralis & medialis
· Kontraksi m. masseter & serabut anterior m. temporalis
· Relaksasi serabut posterior m. temporalis
3.2 Retrusi mandibula
· Kedua kondilus bergerak ke belakang ke bagian posterior fossa glenoid
· Sliding contact gigi-gigi
11. · Kontraksi serabut posterior m. temporalis
· Relaksasi m. pterygoideus
3.3 Pergerakan lateral
· Kondilus pada sisi arah pergerakan tetap terletak pada fossa glenoid oleh karena kontraksi
otot-otot pada sisi tersebut
- Kondilus berotasi pada sumbu vertikal
- Berotasi dan sliding kecil ke arah lateral, depan dan bawah menyusuri eminentia
artikularis (movement of Bennett)
· Pada sisi lain, kondilus tertarik ke depan oleh kontraksi m. ptrygoideus lateralis,
sedangkan serabut posterior m. temporalis relax
4. PROSES MENELAN
Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan setiap organ yang
berperan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam proses menelan ini
diperlukan kerjasama yang baik dari 6 syaraf cranial, 4 syaraf servikal dan lebih dari 30 pasang
otot menelan.
Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari rongga mulut ke dalam lambung.
Secara klinis terjadinya gangguan pada deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi kegagalan
memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung.
NEUROFISIOLOGI MENELAN
Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase esophageal.
FASE ORAL
Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan oleh gigi
geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus
dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara di sadari.
Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral.
Pada fase oral ini perpindahan bolus dari ronggal mulut ke faring segera terjadi, setelah otot-
otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah berkontraksi
menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah
menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.
Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring sehingga
menimbulkan refleks faring. Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato faringeus
(n. IX, n.X dan n.XII)
FASE FARINGEAL
12. Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus palatoglosus)
dan refleks menelan segera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi :
m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X dan n.XI) berkontraksi
menyebabkan palatum mole terangkat, kemudian uvula tertarik keatas dan ke posterior
sehingga menutup daerah nasofaring.
m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika (n.IX,nX) m.krikoaritenoid lateralis
(n.IX,n.X) berkontraksi menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring tertutup.
Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi m.stilohioid,
(n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I).
Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m. Konstriktor faring inermedius
(n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI) menyebabkan faring tertekan
kebawah yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring (n.X)
Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan dorongan otot-
otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam
servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk menelan cairan dan
lebih lama bila menelan makanan padat.
Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai serabut
afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai serabut efferen.
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal, meningkatkan waktu
gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas.
Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah,
pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas.
Waktu Pharyngeal transit juga bertambah sesuai dengan umur.
Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata 12 cm/detik. Mc.Connel dalam penelitiannya
melihat adanya 2 sistem pompa yang bekerja yaitu :
Oropharyngeal propulsion pomp (OOP) adalah tekanan yang ditimbulkan tenaga lidah 2/3
depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi dari m.konstriktor
faring.
Hypopharyngeal suction pomp (HSP) adalah merupakan tekanan negatif akibat terangkatnya
laring ke atas menjauhi dinding posterior faring, sehingga bolus terisap ke arah sfingter
esofagus bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas dibentuk oleh m.konstriktor faring inferior,
m.krikofaring dan serabut otot longitudinal esofagus bagian superior.
FASE ESOFAGEAL
Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun lebih
lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik.
Fase ini terdiri dari beberapa tahapan :
13. 1. dimulai dengan terjadinya relaksasi m.kriko faring. Gelombang peristaltik primer terjadi
akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian proksimal.
Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang
merupakan respons akibat regangan dinding esofagus.
2. Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikus yang
terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini
bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.
Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik dan
berlangsung selama 8-20 detik. Esophagal transit time bertambah pada lansia akibat dari
berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.
PERANAN SISTEM SARAF DALAM PROSES MENELAN
Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :
Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring langsung akan
berespons dan menyampaikan perintah.
Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak (kedua sisi) pada
trunkus solitarius di bag. Dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses menelan) dan
nukleus ambigius yg berfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke motor neuron otot yg
berhubungan dgn proses menelan.
Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah
VASKULARISASI DAN INERVASI
1. Otot masticatorii
1.1 Vaskularisasi
· Arteri utama: arteri temporalis superfisialis dan arteri maksilaris
ü Arteri maksilaris
Arteri ini mempunyai distribusi yang luas pada region wajah dan keluar sebagai salah sebuah
cabang terminal a.carotis externa dalam substansi glandula parotydea. Dari origo ini, arteri
menembus selubung fascia dari kompartemen parotidea, berjalan ke depan jauh ke dalam
collum mandibulae dan berhubungan dengan tepi bawah m.pterygoideus lateralis. Arteri
kemudian berjalan balik ke dalam maupun ke permukaan supericialis caput inferior m.
pterygoideus lateralis. Bila arteri masuk jauh ke dalam otot, arteri akan muncul kembali di
antara kedua caput di dekat daerah origonya. Arteri berlanjut pada permukaan lateral (luar)
lamina lateralis proc.pterygoidei, masuk ke fossa pterygopalatina dan mengeluarkan cabang
terminalnya.
· Arteri alveolaris inferior
· Vena temporalis superfisialis
14. · Plexus maxillary
· Plexus pterygoideus
1.2 Inervasi
· Nervus auriculotemporalis
Saraf ini mengeluarkan cabang:
a. Nn. Auriculares merupakan nervus sensorius pada meatus acusticus externus dan
permukaan lateral membrane tympani
b. Cabang articularis mensuplai bagian belakang articulatio temporomandibularis
c. Serabut secretory dari ganglion oticum berjalan ke nervus facialis yang menyebarkan
serabut sensorius ke glandula parotidea
d. Rami temporales terus berjalan ke superior dahi untuk mensuplai kulit dan permukaan
lateral kulit kepala
e. Ganglion oticum adalah darah tonjolan kecil berdiameter 3mm. melekat pada permukaan
medial corpus n. mandibularis ketika berjalan melalui foramen ovale
· Nervus masseter
Saraf ini umumnya merupakan saraf pertama yang keluar dari bagain anterior, dan berjalan
antara atap dan caput superior m. pterygoideus lateralis. Kemudian berjalan melalui incisura
mandibulae, masuk ke caput profundus m. masseter.
· Nervus temporalis
Dua atau tiga cabang anterior, medial dan posterior berjalan antara caput superior m.
pterygoideus lateralis dan atap fossa infratemporalis. Cabang berjalan ke atas di bawah
m.temporalis, memasukinya dan mensuplainya.
Ø M. Masseter
Cabang M.masseter dari saraf kranialis kelima (N.mandibularis) memasok persarafan. Pasokan
arteri berasal dari cabang-cabang arteri masseterika.
Ø M. Pterygoideus Medialis
M. pterigoideus medialis dipersarafi oleh cabang pterigoideus medialis divisi mandibularis dari
saraf kranialis kelima. Pasokan darahnya berasal dari cabang-cabang m.pterigoidea medialis
dari arteri maksillaris.
Ø M. Temporalis
Cabang M. temporalis dari divisi mandibularis saraf kranialis kelima memberikan persarafan
pada otot temporalis. Pasokan darahnya berasal dari cabang-cabang temporalis arteri aurikulo-
temporalis.
15. Ø M. Pterigoideus Lateralis
Pasokan darah untuk m.pterigoideus lateralis berasal dari arteri maksilaris yang berhubungan
erat dan pleksus venosus yang ada hubungan dengannya. Otot ini dipersarafi oleh cabang-
cabang m. pterigoideus lateralis dari divisi mandibularis saraf kranialis kelima.
2. Gigi-geligi
Suplai arterial tulang rahang dan gigi datang dari maxillary arteri internal, yang merupakan
sebuah cabang dari arteri carotid eksternal. Cabang-cabang dari maxillary arteri internal yang
memberikan makan pada gigi secara langsung adalah :
1) Inferior alveolar artery
Inferior alveolar arteri bercabang dari maxillary arteri internal medial menuju ramus dari
mandibula. Inverior alveolar arteri tersebut memberi cabang mylohyoid. Setelah pemberian
cabang mylohyoid, kemudian masuk menuju foramen mandibular dan terus menurun dan
berlanjut melalui mandibular canal, memberikan cabang pada gigi premolar dan molar. Di
daerah sekitar foramen mentale kemudian terbagi dalam sebuah cabang mental dan cabang
incisive. Cabang mental bersambung pada mental foramen untuk mensuplai jaringan dagu,
Cabang incisive berlanjut menuju bagian tulang untuk mensuplai gigi anterior dan tulang.
Cabang lain memasuki interdental septa yang mensuplai tulang dan membrane periodontal
yang bersebelahan serta berakhir dalam gingivae.
2) Superior alveolar arteri.
Cabang posterior superior alveolar artery dari internal maxillary pada posterior maxillary
tuberosity seiring dengan alveolar nerves dan mensuplai gigi maxillary, tulang alveolar dan
membrane sinus. Cabang dari ukuran yang berubah-ubah akan berjalan menuru periosteum
pada sendi alveolar process dan badan maxillary mensuplai gingival, alveolar mucosa dan pipi.
Manakala cabang tersebut besar maka mungkin menggantikan bagian buccal arteri.
Suplai Saraf
Sensor syaraf memberikan suplai pada rahang dan gigi yang diturunkan dari cabang
mandibular dan maxillary dari cranial kelima, atau trigeminal, syaraf.
a) Syaraf maxillary, melintas menuju dinding cavernous sinus dan meninggalkan tengkorak
melalui foramen rotundum. Syaraf maxillary juga memiliki sebuah cabang posterior superior
alveolar dari porsi pterygopalatinenya. Syaraf ini terbagi, memasuki foramina pada permukaan
posterior dari maxilla dan membentuk sebuah plexus, terdistribusi menuju gigi molar dan
jaringan penyangga.
b) Syaraf mandibular meninggalkan tengkorak melalui foramen ovale dan memecahkan
beberapa cabang-cabangnya. Cabang-cabang pendek paling bawah adalah syaraf inferior
alveolar, yang pertama kali bergerak secara langsung turun melintasi permukaan medial dari
pterygoid external. Syaraf inferior alveolar berlanjut menuju mandibular canal di bawah akar
gigi molar dan menuju tingkat foramen mental. Selama bagian ini berada pada lintasannya,
meninggalkan cabang-cabang menuju gigi molar dan premolar dan tulang penyangganya serta
pembuluh halus. Syaraf menuju gigi tidak muncul sebagai cabang-cabang tunggal namun
sebagai dua atau tiga cabang lebih besar yang membentuk sebuah plexus dari cabang inferior
dental memasuki akar gigi tunggal dan cabang-cabang interdental mensuplai tulang alveolar,
16. membrane periodontal dan gingivae. Pada foramen mental, syaraf akan terbagi, dan sejumlah
kecil cabang incisive berlanjut guna mensuplai gigi anterior dan tulang serta cabang mental
yang lebih besar yang muncul melalui foramen guna mensuplai kulit pada bagian bawah bibir
dan dagu.