Dokumen tersebut merangkum sistem saraf manusia, meliputi neuron sebagai sel saraf utama, jenis-jenis sel saraf pendukung seperti sel glia, sinapsis sebagai hubungan antar neuron, implus saraf, sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), dan sistem saraf tepi (saraf kranial dan spinal). Dokumen ini juga membahas gangguan-gangguan pada sistem saraf seperti meningitis, ensefalitis, dan epilepsi.
3. SISTEM SARAF
– Sistem saraf merupakan sistem organ yang paling rumit, tersusun dari jutaan
sel-sel saraf (neuron) yang berbentuk serabut dan saling terhubung untuk
persepsi sensor, aktivitas motor sadar maupun tidak sadar, homeostatis proses
fisiologis tubuh, serta perkembangan pikiran dan ingatan.
– Serabut saraf mempunyai kemampuan eksitabilitas (dapat dirangsang),
konduktivitas (penghantar impuls atau rangsangan), dan memberikan reaksi
atas rangsangan mekanis, elektrik, kimiawi, atau fisik.
– Sistem saraf meliputi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST).
4. A.NEURON (SEL SARAF)
– Badan sel adalah bagian terbesar
dari sel saraf yang terdiri atas inti sel
(nukleus) dan sitoplasma.
– Dendrit merupakan tonjolan
sitoplasma dari badan sel yang
berfungsi untuk menghantarkan
implus ke badan sel.
– Neurit (akson) meupakan tonjolan
sitoplasma yang panjang dan
berfungsi meneruskan implus saraf
dari badan sel ke sel saraf lainnya.
5. FUNGSI
NEURON (SEL SARAF)
– NEURON SENSORIK (AFEREN)
berfungsi untuk menghantarkan
implus dari organ sensor ke pusat
saraf (otak atau sumsum tulang
belakang).
– NEURON MOTORIK (EFEREN)
berfungsi meneruskan implus dari
sistem saraf pusat menuju efektor
(otot dan kelenjar).
– NEURON KONEKTOR
(INTERNEURON) berperan dalam
meneruskan implus saraf dari neuron
sensorik ke neuron motorik.
6. STRUKTUR
NEURON (SEL SARAF)
– NEURON MULTIPOLAR memiliki satu
akson dan dua dendrit atau lebih.
– NEURON BIPOLAR memiliki dua
jaluran berupa dendrit dan akson.
– NEURON UNIPOLAR
(PSEUDOUNIPOLAR) merupakan
neuron bipolar yang tampak hanya
memiliki satu jaluran dari badan sel
karena akson dan dendritnya
berdifusi.
7. B. SEL NEUROGLIA (GLIA)
– SEL NEUROGLIA adalah sel
penunjang pada susunan saraf
pusatyang berfungsi sebagai jaringan
ikat. Sel glia dapat membelah secara
mitosis. Jenis sel glia, yaitu:
ASTROSIT
OLIGODENDROSIT
(OLIGODENDROGLIA)
MIKROGLIA
SEL EPENDIMA
8. C.SINAPSIS
– SINAPSIS adalah hubungan antara
neuron yang satu dengan neuron
lainnya, titik temu antara ujung akson
dari neuron yang satu dengan dendrit
dari neuron lainnya, atau hubungan ke
otot dan kelenjar. Proses
pengahantaran implus saraf melalui
sinapsis disebut transmisi sinapsis.
Pada celah sinaps terdapat substansi
kimia neurotransmiter yang berperan
mengirimkan implus. Neurotransmiter
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
EKSITASI
INHIBITASI
9. – IMPLUS SARAF adalah rangsangan (pesan) yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik
yang menjalari serabut saraf. Gerakan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu gerak sadar dan gerak refleks.
Gerak sadar adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari.
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari.
Implus Reseptor/indra Saraf sensoris Otak Saraf motor Efektor/otot
Implus Sumsum
Tulang
belakang
Reseptor/indra Saraf
sensoris
Saraf motor Efektor/otot
D.IMPLUS SARAF
10. E. SISTEM SARAF PUSAT (SSP)
– Sistem saraf pusat meliputi otak
(serebral) dan sumsum tulang
belakang (medula spinalis). Otak
dilindungi oleh tulang tengkorak,
sedangkan medula spinalis dilindungi
oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak
maupun medula spinalis memiliki
substansi, yaitu:
SUBSTANSI ABU-ABU
SUBSTANSI PUTIH
– Pada otak maupun medula spinalis
terdapat lapisan pelindung dari
jaringan ikat yang disebut meninges.
Meninges terdiri atas tiga lapisan,
yaitu:
PIA METER adalah lapisan terdalam
yang halus dan tipis, mengandung
banyak pembuluh darah, serta
melekat pada otak (medula spinalis).
ARAKNOID adalah lapisan tengah,
mengandung sedikit pembuluh darah.
DURA MATER adalah lapisan terluar,
tebal dan kuat, serta terdiri atas dua
lapisan.
12. BAGIAN OTAK
1.SEREBRUM (OTAK BESAR)
KORTEKS SEREBAL
– Korteks serebal terbagi menjadi dua
belahan (hemisfer serebal), yaitu sisi
kanan dan kiri yang dihubungkan
oleh serat pita tebal dari bahan putih
serebrum yang disebut korpus
kalosum.
– Area Fungsional Korteks Serebal
a) Area Motor Primer
b) Area Sensor korteks
c) Area Asosiasi
NUKLEUS BASAL
– Meupakan pusat untuk koordinasi
motor. Jika bagian ini rusak,
seseorang akan menjadi pasif dan
tidak mampu bergerak karena
nukleus basal tidak mampu lagi
mengirimkan impuls motor ke otot,
contohnya penyakit Parkinson
13. 2. DIENSEFALON
– DIENSEFALON terletak diantara
serebrum dan otak tengah,
tersembunyi dibalik hemisfer
serebal. Bagian-bagian diensefalon
meliputi:
• Talamus berfungsi menerima dan
meneruskan impuls ke korteks otak
besar, serta berperan dalam sistem
kesadaran dan kontrol motor.
• Epitalamus pita sempit jaringan saraf
yang membentuk atap diensefalon
dan berperan dalam dorongan emosi
• Hipotalamus memiliki fungsi:
Mengendalikan aktivitas sistem
saraf otonom (tak sadar), seperti
pengaturan frekuensi jantung,
tekanan darah, suhu tubuh,
homeostatis, dan pencernaan
makanan.
Sebagi pusat pengaturan emosi,
seperti kesenangan,
kegembiraan,dan kemarahan.
Memengaruhi keseluruhan sistem
endokrin(hormon).
14. BAGIAN OTAK
3. Sistem Limbik (Rinensefalon)
– Sistem limbik adalah cincin struktur-
struktur otak depan yang
mengelilingi otak dan saling
berhubungan melalui jalur-jalur
neuron yang sangat rumit. Sistem
limbik berfungsi dalam pengaturan
emosi (tertawa, marah, takut,
menangis, dan tersipu),
mempertahankan kelangsungan
hidup, pola perilaku sosioseksual,
motivasi, dan belajar.
4. Mesensefalon (Otak Tengah)
– Otak tengah adalah bagian otak
pendek yang menghubungkan pons
dan serebelum (otak kecil) dengan
sereblum (otak besar). Mesensefalon
berfungsi sebagai jalur penghantar
dan pusat refleks, serta meneruskan
informasi penglihatan dan
pendengaran. Otak tengah, pons,
dan medula oblongata disebut
batang otak.
15. BAGIAN OTAK
5. Pons Varolii (Jembatan Varol)
– Hampir seluruh bagiannya tersusun
dari substansi putih yang berisi
serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil kiri dan kanan, serta
menghubungkan otak besar dan
sumsum tulang belakang. Pons
Varolii berfungsi untuk mengatur
frekuensi dan kekuatan bernapas.
6. Serebelum (Otak Kecil)
– Serebelum adalah bagian otak yang
sangat berlipat, terletak dibawah
lobus oksipital dan melekat dibagian
punggung atas batang otak.
Serebelum berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan,
kontrol gerakan mata, meningkatkan
tonus (kontraksi) otot, serta
koordinasi gerakan sadar yang
berkaitan dengan keterampilan.
16. BAGIAN OTAK
7. Medula Oblongata
– Medula oblongata berfungsi dalam
pengendalian frekuensi denyut
jantung, tekanan darah,
pernapasan, gerakan alat
pencernaan makanan, serta
mengatur gerak refleks seperti
bersin, batuk, dan berkedip.
8. Formasi Retikuler
– Jaring-jaring serabut saraf dan
badan sel yang tersebar diseluruh
bagian medula oblongata, pons,
dan otak tengah. Formasi retikuler
berfungsi untuk memicu dan
mempertahankan kewaspadaan
serta kesadaran.
17. 2. MEDULA SPINALIS (SUMSUM
TULANG BELAKANG)
A. Struktur Bagian Dalam
(Subtansi Abu-abu)
– Bagian atas dan bawah dari
struktur berbentuk huruf H disebut
tanduk (kolumna)
Tanduk abu-abu posterior (dorsal)
Tanduk abu-abu anterior (ventral)
Tanduk lateral substansi abu-abu
Komisura abu-abu
B. Struktur Bagian Luar
(Substansi Putih)
– Substansi putih tersusun dari akson
yang bermielin. Dalam funikulus
terdapat trakus (fasikulus) spinal,
yaitu:
Trakus sensor (aseden)
Trakus motor (desenden)
18. F. SISTEM SARAF TEPI (SST)
Sebagian besar tersusun dari serabut sensori dan motor, tetapi
beberapa saraf hanya tersusun dari serabut sensori
1. Saraf Kranial
19. F. SISTEM SARAF TEPI (SST)
A. Sistem Saraf Simpatis
– Serat saraf simpatis berasal dari segmen
toraks dan lumbar medula spinalis.
Sebagian besar serat praganglion sangat
pendek, memiliki sinapsis, dan memiliki
badan sel neuron pascaganglion yang
berada didalam ganglion pada rantai
ganglion simpatis disepanjang kedua sisi
medula spinalis. Sistem simpatis
mendorong respons yang
mempersiapkan tubuh untuk beraktivitas
fisik berat dalam situasi darurat (stres)
yang disebut respons lawan (respons
lari).
B. Sistem Saraf Parasimpatis
– Serat sistem parasimpatis berasal dari
area kranial (otak)dan sakrum (dibagian
bawah medula spinalis). Sistem
parasimpatis bekerja pada keadaan
tenang (santai) dan mendorong fungsi
tubuh untuk beristirahat dan mencerna,
sehingga akan memperlambat aktivitas
yang ditingkatkan oleh sistem saraf
simpatis, misalnya denyut jantung lambat
(normal). Jadi fungsi sistme parasimpatis
berlawanan dengan sistem simpatis.
2. Saraf Spinal
20. H. GANGGUAN SISTEM SARAF
Meningitis peradangan pada selaput
otak (meningia) dengan gejala
bertambahnya jumlah dan berubahnya
susunan cairan serebrospinal.
Ensefalitis peradangan jaringan otak,
biasanya disebabkan oleh virus.
Neuritis gangguan pada saraf tepi
akibat peradangan, keracunan
(tekanan).
Rasa baal (kebas) dan kesemutan
gangguan pada sistem saraf sensori
yang dapat disebabkan oleh gangguan
metabolisme, tertutupnya aliran darah,
atau kekurangan vitamin neurotropik
(B1, B6, dan B12).
Epilepsi (ayan) penyakit saraf menahun
yang menimbulkan serangan mendadak
berulang-ulang tidak beralasan.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh
trauma kepala (cidera), tumor otak,
kerusakan otak saat proses kelahiran,
stoke dan alkohol.
Alzheimer sindrom kematian sel-sel
otak secara bersamaan sehingga otak
tampak mengecil dan kemampuan daya
mengingat berkurang.
Gegar otak (commotio cerebri)
bergeraknya jaringan otak dalam
tengkorak yang menyebabkan
perubahan fungsi mental atau tingkat
kesadaran.