2. Filsafat Manusia
Filsafat sejak jaman Yunani kuno sampai saat ini meyakini bahwa manusia bukan
hanya terdiri dari unsur materi atau fisik. Tetapi dalam diri manusia terdapat juga unsur
non-materi yang menjadi motor penggerak bagi unsur materi pada manusia. Unsur
non-materi inilah yang menjadikan manusia “ada” sebagai pribadi (subjek). Karena jika
manusia hanya terdiri dari unsur materi saja, maka ia dinamakan jasad atau telah
kehilangan “ada”nya. Demikian juga eksistensi manusia tidak pernah berupa unsur
non-materi saja, tanpa unsur materinya. Maka, eksistensi manusia pada
hakekatnya niscaya terdiri dari unsur non-materi yang menyatu dengan unsur materi.
3. Filsafat manusia
Unsur Materi
Materi atau fisik manusia yang disebut dengan organ tubuh adalah kumpulan yang memiliki peran khusus
dan masing-masing memiliki tugasnya sendiri-sendiri yang saling berkaitan satu sama lain. Seperti organ
tubuh manusia dapat dibagi menjadi kepala, badan, tangan, dan kaki. Kepala memainkan peran utama
dalam melindungi organ-organ penting yang ada di dalamnya. Untuk itu unsur materi pada manusia
merupakan unsur yang nampak, baik di luar tubuh maupun di dalam tubuh.
Unsur non - Materi
Unsur non-materi pada manusia disebut dengan psyche dalam bahasa Yunani atau jiwa dalam bahasa
Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia online mendefinikan jiwa sebagai berikut: “roh manusia yang
ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup.” Louis Leahy mendefinisikan jiwa
sebagai kesatuan substansial.
4. Filsafat Manusia
Untuk apakah kita terlahir sebagai manusia?, pertanyaan itulah yang akan selalu ada
dari dahulu hingga sekarang, pertanyaan yang akan selalu terdengar dari saat
manusia lahir hingga manusia meninggal. Sesuai dengan tinjauan kefilsafatan tentang
manusia, disebutkan bahwa manusia adalah mahluk yang bertanya, dalam hal ini
manusia sebagai mahluk yang mempertanyakan dirinya sendiri dan keberadaannya
dalam kosmos secara menyeluruh. Atas keingintahuan manusia akan posisinya dalam
alam itulah manusia sadar bahwa dirinya adalah seorang penanya. Jika kita merunut
jauh kebelakang sebelum manusia mengenal peradaban, persoalan persoalan filsafati
sudah menjadi bagian dari kehidupan seorang manusia.
5. Filsafat Manusia
Jika kita melihat segi dayanya, manusia memiliki dua macam daya, di satu sisi
manusia memiliki daya untuk mengenal dunia rohani, yang nous, intuitip,
supranatural, dikarenakan oleh kerjasama yang dilakukan dengan akal
(dianoia) menjadikan manusia dapat memikirkan serta memperbincangkan hal-
hal yang bersifat rohani. Di lain sisi manusia memiliki daya pengamatan
(aesthesis), karena pengamatan yang disertai dengan daya penggambaran
atau penggagasan manusia pada akhirnya memiliki pengetahuan yang luas.
6. Filsafat Manusia
Ada beberapa pandangan para filsuf mengenai manusia, manusia memiliki 2 elemen
dalam dirinya, yaitu jiwa dan tubuh, yang keduanya merupakan elemen yang berdiri
sendiri, yang satu lepas dari yang lain. Jiwa berada di dalam tubuh layaknya dalam
sebuah penjara seperti yang diungkapkan oleh plato (428-348 SM) bahwa tubuh
adalah musuh jiwa karena tubuh penuh dengan berbagai kejahatan dan jiwa berada
dalam tubuh yang demikian itu, maka tubuh merupakan penjara jiwa.
7. Filsafat Manusia
Plato
Menurut pemikiran plato jiwa manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu nous (akal), thumos (semangat), ephitumia (nafsu),
karena pengaruh nafsu, jiwa manusia terpenjara dalam tubuh. Hanya kematian yang akan melepaskan jiwa dari
belenggu tersebut. Lalu Demokritos (460-370) mengajarkan bahwa manusia adalah materi. Jiwapun adalah materi
yang terdiri dari atom-atom khusus yang bundar, halis dan licin, oleh sebab itu tidak saling mengait satu sama lain.
Demikian juga atom-atom yang berbentuk lain.
Phytagoras
Namun ada juga aliran yang mengajarkan tentang aliran perpindahan, seperti phytagoras. Phytagoras ( mengajarkan
keabadian jiwa manusia dan perpindahanya kedalam jasad hewan apabila telah mati, dan jika hewan tersebut mati
maka jasadnya akan berpindah ke jasad lainnya, demikianlah seterusnya. Perpindahan jiwa yang demikian disebut
dengan suatu proses penyucian jiwa. Jiwa akan kembali ke tempat asalnya di langit apabila proses penyuciannya telah
selesai. Oleh karena kajahatan dianggap telah bersemayam dalam benda, maka tugas manusia adalah membebaskan
diri dari pengaruh tubuhnya dengan tidak makan daging, bermusik, tidak mengadakan persetubuhan, dan lainya,
paham Pythagoras ini dianut oleh Appolonius dari Tyana.
8. Filsafat Manusia
Filsafat manusia muncul berawal dari pertanyaan akan manusia. Pertanyaan-pertanyaan dalam filsafat
manusia yang dapat menunjukkan tujuan filsafat manusia adalah:
Apakah dan siapakah manusia pada hakikatnya?
Bagaimanakah kodrat manusia itu?
Apakah sifat-sifat manusia yang unik yang membedakannya dari makhluk-mahluk yang lain?
Bagaimanakah hubungan antara badan atau raga dengan jiwa manusia?
Bagaimana mungkin manusia dapat bebas dan merdeka untuk melakukan segala yang dia inginkan?
Apakah arti kepribadian seorang manusia?