SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB III 
PEMBAHASAN 
3.1 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu 
Pemikiran filsafat ilmu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Namun pada dasarnya filsafat 
ilmu baik dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara 
periodesasi filsafat ilmu barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern 
dan masa kini. Periodesasi filsafat ilmu cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman 
neokonfusionisme dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-sutra 
dan sekolastik. Dalam filsafat ilmu india yang penting adalah bagaimana manusia bisa 
berteman dengan dunia bukan untuk menguasai dunia. Adapun filsafat ilmu islam hanya ada 
dua periode yaitu: periode mutakalimin dan filsafat ilmu islam. 
Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak 
melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk memahami sejarah perkembangan 
ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara periode yang menampilkan ciri khas 
tertentu. 
a. Zaman Pra Yunani Kuno (Zaman Batu) 
Pada abad VI SM yunani muncul lahirnya filsafat ilmu dan mulai berkembang suatu 
pendekatan yang sama sekali berlainan. Mulai saat itu orang mencari jawaban rasional 
tentang problem alam semesta. den gan demikian filsafat ilmu dilahirkan. 
b. Zaman yunani kuno 
Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat ilmu, karena pada masa 
ini orang memiliki kebebasan untuk menguingkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada 
masa itu dianggap sebagai gudang ilmu, karena yunani pada masa itu tidak lagi 
mempercayai mitologi-mitologi. 
Filsafat Ilmu Page 9
Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai aliran sebagai berikut: 
1. stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos. 
Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari. 
2. epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom. 
3. skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai 
kebenaran d. eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat 
ilmu dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh. 
4. neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat ilmu plato. 
c. Zaman Abad Pertengahan 
Pada abad pertengahan mengalami 2 periode, yaitu: 
1. periode patriktis; mengalami 2 tahap: 
a. permulaan agama kristen 
b. filsafat ilmu agustinus; yang terkenal pada masa patristik 
c. periode skolastik; menjadi 3 tahap yakni: 
1. periode awal, ditandai dengan pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang 
rapat antara agama dan filsafat ilmu 
2. periode puncak, ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh aristoteles akibat 
kedatangan ahli filsafat ilmu arab dan yahudi 
3. periode akhir, ditandai dengan pemikiran kefilsafat ilmuan yang berkembang kearah 
nominalisme. 
Filsafat Ilmu Page 10
d. Zaman Renaissance 
Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi 
kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran 
yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas 
campur tangan Illahi. 
e. Zaman Modern 
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan 
pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance. 
f. Zaman Kontemporer 
Fisi kawan termasuk adalah Albert Einstein yang percaya akan kekekalan materi. Dengan kata 
lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Zaman kontemporer ini ditandai dengan 
penemuan teknologi-teknologi canggih yang terus berkembang hingga sekarang. 
g. Beberapa Aliran Filsafat Ilmu 
Sejarah perjalanan perkembangan keyakinan dan pemikiran umat manusia tentang 
pendidikan telah melahirkan sejumlah filsafat ilmu yang melandasinya. Dari berbagai filsafat 
ilmu yang ada, terdapat tiga aliran paham yang dirasakan masih dominan pengaruhnya 
hingga saat ini, yang secara kebetulan ketiganya lahir pada jaman abad pencerahan 
menejelang zaman modern. 
1. Nativisme atau Naturalisme, dengan tokohnya antara lain. J.J. Rousseau (1712-1778) dan 
Schopenhauer (1788-1860 M). Paham ini berpendirian bahwa setiap bayi lahir dalam 
keadaan suci dan dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat berkembang secara 
alamiah. Karena itu, pendidikan pada dasarnya sekedar merupakan suatu proses 
pemberian kemudahan agar anak berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya. 
Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung pesimistik 
Filsafat Ilmu Page 11
2. Empirisme atau Environtalisme, dengan tokohnya antara lain John Locke (1632-1704 M) 
dan J. Herbart (1776-1841 M). Aliran ini berpandangan bahwa manusia lahir hanya 
membawa bahan dasar yang masih suci namun belum berbentuk apapun, bagaikan papan 
tulis yang masih bersih belum tertulisi (Tabula Rasa, Locke ) atau sebuah bejana yang 
masih kosong (Herbart). Atas dasar itu, pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu 
proses pembentukan dan pengisian pribadi peserta didik ke arah pola yang diinginkan dan 
diharapkan lingkungan masyarakatnya. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi 
pendidikan yang cenderung optimistik. 
3. Konvergensionisme atau Interaksionisme, dengan tokohnya antara lain William Stern 
(1871-1939). Pandangan ini pada dasarnya merupakan perpaduan dari kedua pandangan 
terdahulu. Menurut pandangan ini, baik pembawaan anak maupun lingkungan merupakan 
faktor-faktor yang determinan terhadap perkembangan dan pembentukan pribadi peserta 
didik. Oleh karenanya, pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu rangkaian peristiwa 
interaksi antara pembawaan dengan lingkungan. Pribadi peserta didik akan terbentuk 
sebagai resultante atau hasil interaksi dari kedua faktor determinan tersebut. Pandangan 
ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung rasional. 
3.2 Definisi Filsafat 
Filsafat bila di lihat arti bahasa yunani terbagi menjadi dua yaitu: philo yang memiliki arti 
orang yang mencintai (hastra mencintai) dan Sophia yang memiliki arti kebijaksanaan 
sehingga dapat di simpulkan bahwa filsafat adalah orang yang memiliki rasa cinta terhadap 
kebijaksaan. Filsafat ilmu menurut Aristoteles adalah filsafat yang paling akhir dalam 
penyelidiki terhadap sesuatu yang ada sedangkan Rene Decrastes menggap filsafat ilmu 
sebagai himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai 
Tuhan, alam, dan manusia. Sudah dilihat filsafat ilmu mempunyai kedudukan penting di 
dalam bidang filsafat, lewat filsafat ilmu akan terkuak segala anggapan mengenai ilmu 
seperti apakah ilmu itu, atau kebenaran dari ilmu tersebut. 
Filsafat Ilmu Page 12
Kemudian yang berikut yakni mengenai filsafat Analitik, bila membahas filsafat analitik 
dapat diketahui filsafat ini berasal dari suatu gerekan filosof abad ke 20, khususnya di inggris 
dan amerika serikat yang memusatkan perhatiannya pada bahasa dan mencoba menganalisa 
pernyataan- pernyataan, konsep-konsep, ungkapan-ungkapan kebahasaaan, atau bentuk-bentuk 
yang logis supaya menemukan bentuk-bentuk yang paling logis dan singkat yang 
cocok dengan fakta-fakta atau makna-makna yang disajikan. Filsafat analitik sendiri, secara 
umum, hendak mengklarifikasi makna dari pernyataan dan konsep dengan menggunakan 
analisa bahasa. Kemudian juga mengenai perngertian filosofi. Yakni studi mengenai 
kebijaksaan, dasar dasar pengetahuan, dan proses yang digunakan untuk mengembangkan 
dan merancang pandang mengenai suatu kehidupan. Filosofi member pandangan dan 
menyatakan secara tidak langsung mengenai sistem kenyakinan dan kepercayaan. Namun 
filosofi sendiri sangat di pengaruhi oleh interpersonal setiap individu karena individu tersebut 
mengembakan filosofinya melalu belajar dari hubungan interpersonal, pengalaman 
pendidikan formal dan informal, keagaaman, budaya dan lingkungannya. 
3.3 Cabang – Cabang Filsafat 
1. Epitemologi, yaitu menyoroti dari sudut sebeb pertama. Gejala pengetahuan dan 
kesadaran manusia. 
2. Kritik ilmu, adalah cabang filsafat yang menyibukan diri dengan teori pembagian ilmu, 
metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang 
diberikan yang tidak termasuk bidang ilmu pengetahuan melaikan merupakan tugas 
filsafat. 
3. Ontologi, sering disebut metafisika umum atau filsafat pertama adalah filsafat tentang 
seluruh kenyataan atau segala sesuatu sejauh itu “ada”. 
4. Teologi Metafisika, membicarakan filsafat ke Tuhanan atau logos (ilmu) tentang theos 
(Tuhan) menurut ajaran dan kepercayaan. 
5. Kosmologi, membicarakan tentang kosmos atau alam semesta hal ilmiah dan evolusinya. 
Filsuf yang berperan antara lain Pitagoras plato dan ptotemeus. 
Filsafat Ilmu Page 13
6. Antropologi, berkaitan dengan filsafat manusia mempelajari manusia sebagai manusia, 
menguraikan apa atau siapa manusia menurut adanya yang terdalam sejauh bisa diketahui 
mulai dengan akan budinya yang murni. 
7. Etika, atau filsafat moral adalah bidang filsafat yang mempelajari tindakan manusia. 
Etika dibedakan dari semua cabang filsafat lain karena tidak mempersoalkan keadaan 
manusia, melainkan bagaimana manusia seharusnya bertindak dalam kaitannya dengan 
tujuan hidupnya. 
8. Estetika, sering juga disebut filsafat keindahan (seni), adalah cabang filsafat yang 
berbicara tentang pengalaman, bentuknya hakikat keindahan yang bersifat jasmani dan 
rohani. 
9. Sejarah filsafat, sejar h filsafat adalah cabang filsafat yang mengajarkan jawaban para 
pemikir besar, tema yang dianggap paling penting dalam periode tertentu, dan aliran 
besar yang mengusai pemikiran selama satu zaman atau suatu bagian dunia tertentu. 
Adanya bidang kajian khusus atau cabang-cabang khusus filsafat yang terdiri dari cabang-cabang 
/ bagian-bagian pokok filsafat, misalnya filsafat tentang: 
a. Bahasa 
b. Sejarah 
c. Kebudayaan 
d. Hukum 
e. Ekonomi 
f. Administrasi 
g. Politik 
h. Ilmu – ilmu pengetahuan: ilmu matematika, ilmu alam, ilmu teknik. 
i. Agama dll. 
Filsafat Ilmu Page 14
Dengan demikian dapatlah kita simpulkan sebagai berikut: 
1. Objek filsafat ialah segala sesuatu yang ada 
2. Sudut pandangannya ialah sebab-sebab yang terdalam 
3. Sifat filsafat ialah sifat – sifat ilmu pengtahuan 
4. Metode filsafat ialah metode perenungan (contemplation) yang spekualif 
5. Jalan filsafat dalam usaha mencari dan menemukan jawaban atas segala pertanyaan 
kekuatan hidup dan kehidupan adalah dengan berdasarkan kekuatan pikiran manusia atau 
budi nurani (ratio) dan tidak berdasarkan kepada Agama. 
3.4 Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu 
Filsafat ilmu berusaha mengkaji hal tersebut guna menjelaskan hakekat ilmu yang 
mempunyai banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai 
berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri, dan yang cenderung 
terfragmentasi. Untuk itu filsafat ilmu bermanfaat untuk : 
a. Melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu 
b. Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu 
c. Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa 
ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran 
d. Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain 
di luar bidang ilmunya. 
3.5 Ruang Lingkup Filsafat Ilmu 
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dasar ontology ilmu 
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia jadi masih 
dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa 
Filsafat Ilmu Page 15
objek material seperti ide- ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan masih itu 
sendiri. 
Ontologi merupakan salah satu objek lapangan peneliti filsafat yang kebetulan. Epistemologi 
atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ruang 
lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawab 
atas pertanyaan mengenai pengtahuan yang dimiliki. 
Sebagai ciri yang patut mendapatkan perhatian dalam epistemologi perkembangan ilmu pada 
masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu 
merupakan kritik terhadap Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak boleh 
mencari untung, namun harus bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu 
pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai untuk memperkuat kemampuan 
manusia di bumi ini. 
Dasar aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan 
yang diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu bagi kebutuhan umat manusia. Dasar 
aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena dengan ilmu segala 
keperluan dan kebutuhan manusia menjadi terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. 
Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai 
nilai. Nilai yang di maksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai 
pertimbangan tentang apa yang dinilai. Etika mengandung dalam filsafat mengacu pada 
permasalahan etika dan estetika. Etika mengandung dua arti yaitu kumpulan pengetahuan 
penilaian terhadap perbuatan manusia dan merupakan suatu peridkat yang dipakai untuk 
membedakan hal-hal. Perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lainnya. Sedangkan 
estetika berkaitan dengan nilai dengan pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia 
terhadap lingkungan fenomena di sekelilingnya. Dari definisi mengenai filsafat ilmu di atas, 
maka dapat dilihat bahwa ruang lingkup filsafat ilmu adalah mengenai tata cara memperoleh 
pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan serta metode dan pendekatannya. 
Filsafat Ilmu Page 16
3.6 Masalah-Masalah Dalam Filsafat Ilmu 
Bidang filsafat ilmu ruang lingkupnya terus mengalami perkembangan, hal ini tidak terlepas 
dengan interaksi antara filsafat dan ilmu yang makin intens. Dari beberapa pendapat di atas 
Nampak, pada dasar filsafat ilmu merupakan telahaan berkaitan dengan objek apa yang 
ditelah oleh ilmu (ontologi), bagaimana proses pemerolehan ilmu (epistemologi), dan 
bagaimana manfaat ilmu (axiologi), oleh karena itu lingkup induk telahan filsafat ilmu 
adalah : 
1. ontologi 
2. epistemologi 
3. axiology 
ontologi berkaitan tentang apa obyek yang ditelaah ilmu, dalam kajian ini mencakup masalah 
realitas dan penampakan, serta bagaimana hubungan ke dua hal tersebut dengan 
subjek/manusia. Epistemologi berkaitan dengan bagaimana proses diperolehnya ilmu, 
bagaimana prosedurnya untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang benar. Axiologi 
berkaitan dengan apa manfaat ilmu, bagaimana hubungan etika dengan ilmu, serta bagaimana 
mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan. Ruang lingkup telahan filsafat ilmu sebagaimana 
diungkapkan di atas di dalamnya sebenarnya menunjukan masalah-masalah yang dikaji 
dalam filsafat ilmu, masalah-masalah dalam filsafat ilmu pada dasarnya menunjukan topik-topik 
kajian yang pastinya dapat masuk ke dalam salahsatu lingkup filsafat ilmu. Adapun 
masalah-masalah yang berada dalam lingkup filsafat ilmu adalah: 
1. masalah-masalah metafisis tentang ilmu 
2. masalah-masalah epistemologis tentang ilmu 
3. masalah-masalah metodologis tentang ilmu 
4. masalah-masalah logis tentang ilmu 
5. masalah-masalah etis tentang ilmu 
6. masalah-masalah tentang estetika 
metafisika merupakan telaahan atau teori tentang yang ada, istilah metafisika ini terkadang 
dipadankan dengan ontologi jika demikian, karena sebenarnya metafisika juga mencakup 
Filsafat Ilmu Page 17
telaahan lainnya seperti telaahan tentang bukti-bukti adanya Tuhan. Epistemologi merupakan 
teori pengetahuan dalam arti umum baik itu kajian mengenai pengetahuan biasa, pengetahuan 
ilmiah, maupun pengetahuan filosofis, metodologi ilmu adalah telaahan atas metode yang 
dipergunakan oleh suatu ilmu, baik dilihat dari struktur logikanya, maupun dalam hal 
validitas metodenya. Masalah logis berkaitan dengan telaahan mengenai kaidah-kaidah 
berfikir benar, terutama berkenaan dengan metode deduksi. Problem etis berkaitan dengan 
aspek-aspek moral dari suatu ilmu, apakah ilmu itu hanya untuk ilmu, ataukah ilmu juga 
perlu memperhatikan kemanfaatannya dan kaidah-kaidah moral masyarakat. Sementara itu 
masalah estetis berkaitan dengan dimensi keindahan atau nilai-nilai keindahan dari suatu 
ilmu, terutama bila berkaitan dengan aspek aplikasinya dalam kehidupan masyarakat. 
3.7 Definisi Ilmu 
Ilmu berasal dari bahasa arab “alima yang berarti tahu atau mengetahui. Pengertian ilmu 
yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang 
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan 
gejala – gejala tertentu (admojo, 1998). Mulyadi Kartanegara mangatakan ilmu dan sains 
menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke 19, tetapi setelah itu sains lebih 
terbatas pada bidang – bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada 
bidang – bidang non fisik seperti metafisika. 
1. Dalam Ensiklopedia Indonesia, kita temukan pengertian sebagai berikut: 
“ilmu adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing – masing sesuatu lapangan 
pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas – asas tertentu, hingga 
menjadi kesatuan. Suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing – masing didapatkan 
sebagai hasil pemeriksaan – pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai 
metode – metode tertentu” 
2. Menurut Prof. DR. Mohammad Hatta: 
Filsafat Ilmu Page 18
“Tiap tiap ilmu adalah pengetahuan yang diatur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu 
golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari luar 
maupun menurut bangunnya dari dalam” 
Sejalan dengan perkembangan zaman, meningkatnya kebutuhan hidup manusia, dan semakin 
berkembangannya kehidupan modern maka semakin terasa kebutuhan untuk menjawab 
segala tantangan yang dihadapi manusia. Dalam keadaan yang demikian, lahirlah apa yang 
disebut ilmu – ilmu pengetahuan khusus. Momentum pemisahan antara filsafat dengan ilmu 
pengetahuan khusus itu bermula disekitar abad pertengahan. Pada saat lahirnya zaman 
Renaissance (mislanya ilmu fisika dan ilmu matematika). 
Bentuk ilmu yang lain (ilmu pengetahuan) bertujuan membantu manusia dalam 
mempermudah pelaksanaan kehidupannya atau untuk mensejaterahkan manusia. Di segi lain 
dapat pula bertujuan menyusahkam atau menghasurkan manusia, apabila ilmu dan teknologi 
ini dipergunakan untuk tujuan perang dengan menciptakan senjata mutakhir. 
3.8 Kebenaran Ilmu 
Ilmu pada dasarnya merupakan upaya manusia untuk menjelaskan berbagai fenomena 
empiris yang terjadi di alam ini, tujuan dari upaya tersebut adalah untuk memperoleh suatu 
pemahaman yang benar atas fenomena tersebut. Terdapat kecenderungan yang kuat sejak 
berjayanya kembali akal pemikiran manusia adalah keyakinan bahwa ilmu merupakan satu-satunya 
sumber kebanaran, segala sesuatu penjelasan yang tidak dapat atau tidak mungkin 
diuji, diteliti, atau diobservasi adalah sesuatu yang tidak benar, dan karena itu tidak patut 
dipercayai. Akan tetapi kenyataan menunjukan bahwa tidak semua masalah dapat dijawab 
dengan ilmu, banyak sekali hal-hal yang merupakan konsern manusia, sulit, atau bahkan 
tidak mungkin dijelaskan oleh ilmu seperti masalah Tuhan, Hidup sesudah mati, dan hal-hal 
lain yang bersifat non empiris. Oleh karena itu bila manusia hanya mempercayai kebenaran 
ilmiah sebagai satu-satunya kebenaran, maka dia telah mempersempit kehidupan dengan 
hanya mengikatkan diri dengan dunia empiris, untuk itu diperlukan pemahaman tentang apa 
itu kebenaran baik dilihat dari jalurnya (gradasi berfikir) maupun macamnya. Bila dilihat dari 
gradasi berfikir kebenaran dapat dikelompokan kedalam empat gradasi berfikir yaitu : 
Filsafat Ilmu Page 19
1. kebenaran biasa Yaitu kebenaran yang dasarnya adalah common sense atau akal 
sehat. Kebenaran ini biasanya mengacu pada pengalaman individual tidak tertata dan 
sporadis sehingga cenderung sangat subjektif sesuai dengan variasi pengalaman yang 
dialaminya. Namun demikian seseorang bisa menganggapnya sebagai kebenaran 
apabila telah dirasakan manfaat praktisnya bagi kehidupan individu/orang tersebut. 
2. Kebenaran Ilmu Yaitu kebenaran yang sifatnya positif karena mengacu pada fakta-fakta 
empiris, serta memungkinkan semua orang untuk mengujinya dengan metode 
tertentu dengan hasil yang sama atau paling tidak relatif sama. 
3. Kebenaran Filsafat Kebenaran model ini sifatnya spekulatif, mengingat sulit/tidak 
mungkin dibuktikan secara empiris, namun bila metode berfikirnya difahami maka 
seseorang akan mengakui kebenarannya. Satu hal yang sulit adalah bagaimana setiap 
orang dapat mempercayainya, karena cara berfikir dilingkungan filsafatpun sangat 
bervariasi. 
4. kebenaran Agama Yaitu kebenaran yang didasarkan kepada informasi yang 
datangnya dari Tuhan melalui utusannya, kebenaran ini sifatnya dogmatis, artinya 
ketika tidak ada kefahaman atas sesuatu hal yang berkaitan dengan agama, maka 
orang tersebut tetap harus mempercayainya sebagai suatu kebenaran. 
Dari uraian di atas nampak bahwa maslah kebenaran tidaklah sederhana, tingkatan-tingkatan/ 
gradasi berfikir akan menentukan kebenaran apa yang dimiliki atau diyakininya, 
demikian juga sifat kebenarannya juga berbeda. Hal ini menunjukan bahwa bila seseorang 
berbicara mengenai sesuatu hal, dan apakah hal itu benar atau tidak, maka pertama-tama 
perlu dianalisis tentang tataran berfikirnya, sehingga tidak serta merta menyalahkan atas 
sesuatu pernyataan, kecuali apabila pembicaraannya memang sudah mengacu pada tataran 
berfikir tertentu. Dalam konteks Ilmu, kebenaran pun mendapatkan perhatian yang srius, 
pembicaraan masalah ini berkaitan dengan validitas pengetahuan/ilmu, apakah 
pengetahuan yang diliki seseorang itu benar/valid atau tidak, untuk itu para akhli 
mengemukakan berbagai teori kebenaran yang dapat dikategorikan ke dalam beberapa 
jenis teori kebenaran yaitu : 
Filsafat Ilmu Page 20
1. Teori korespondensi Menurut teori ini kebenaran, atau sesuatu itu dikatakan benar 
apabila terdapat kesesuaian antara suatu pernyataan dengan faktanya Sementara itu 
menurut Rogers, keadaan benar (kebenaran) terletak dalam kesesuaian antara esensi 
atau arti yang kita berikan dengan esensi yang terdapat di dalam objeknya. Contoh : 
kalau seseorang menyatakan bahwa Kuala lumpur adalah ibukota Malayasia, maka 
pernyataan itu benar kalau dalam kenyataannya memang ibukota Malayasia itu Kuala 
lumpur. 
2. Teori Konsistensi Menurut teori ini kebenaran adalah keajegan antara suatu 
pernyataan dengan pernyataan lainnya yang sudah diakui kebenarannya, jadi suatu 
proposisi itu benar jika sesuai dengan proposisi lainnya yang benar. Kebenaran jenis 
ini biasanya mengacu pada hukum-hukum berfikir yang benar. Misalnya Semua 
manusia pasti mati. 
3. Teori Pragmatis Menurut teori ini kebenaran adalah sesuatu yang dapat berlaku, atau 
dapat memberikan kepuasan, dengan kata lain sesuatu pernyataan atau proposisi 
dikatakan benar apabila dapat memberi manfaat praktis bagi kehidupan, sesuatu itu 
benar bila berguna. 
Teori-teori kebenaran tersebut pada dasarnya menunjukan titik berat kriteria yang 
berbeda, teori korespondensi menggunakan kriteria fakta, oleh karena itu teori ini bisa 
disebut teori kebenaran empiris, teori koherensi menggunakan dasar fikiran sebagai 
kriteria, sehingga bisa disebut sebagai kebenaran rasional, sedangkan teori pragmatis 
menggunakan kegunaan sebagai kriteria, sehingga bisa disebut teori kebenaran praktis. 
3.9 Teori - Teori Kebenaran 
Menurut Endang Saifuddin Anshari Teori kebenaran dapat ditentukan dengan : 
Filsafat Ilmu Page 21
1. Teori Konsistensi 
Kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan 
lainnya yang sudah lebih lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. 
Suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian (pembenaran) oleh 
putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui,diterima dan diakui 
benarnya. Contoh: Semua manusia akan mati. Si Polan adalah seorang manusia.Si 
Polan pasti akan mati. Sukarno adalah ayahanda Megawati. Sukarno mempunyai 
puteri. Megawati adalah puteri Sukarno. 
2. Teori Korespondensi 
Kebenaran adalah kesesuaian antara pernya-taan tentang sesuatu dengan kenyataan 
sesuatu itu sendiri. Contoh: “Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta”. Teori ini 
digagas oleh Aristoteles. 
3. Teori Pragmatis 
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut 
bersifat fungsional dalam kehidupan praktis dengan kata lain, suatu pernyataan 
adalah benar jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan 
manusia. Kata kunci teori ini adalah: utility, dapat dikerjakan akibat atau 
pengaruhnya yang memuaskan. 
3.10 Keterbatasan Ilmu 
Hubungan antara filsafat dengan ilmu yang dapat terintegrasi dalam filsafat ilmu, dimana 
filsafat mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ilmu, menunjukan adanya 
keterbatasan ilmu dalam menjelaskan berbagai fenomena kehidupan. Disamping itu 
dilingkungan wilayah ilmu itu sendiri sering terjadi sesuatu yang dianggap benar pada satu 
saat ternyata disaat lain terbukti salah, sehingga timbul pertanyaan apakan kebenaran ilmu itu 
dan apakah seluruh persoalan manusia dapat dijelaskan oleh ilmu. pertanyaan-pertanyaan 
tersebut sebenarnya menggambarkan betapa terbatasnya ilmu dalam mengungkap misteri 
kehidupan serta betapa tentatifnya kebenaran ilmu. Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada 
Filsafat Ilmu Page 22
baiknya diungkapkan pendapat para ahli berkaitan dengan keterbatasan ilmu, para ahli 
tersebut antara lain adalah : 
1. Jean Paul Sartre menyatakan bahwa ilmu bukanlah sesuatu yang sudah selesai 
terfikirkan, sesuatu hal yang tidak pernah mutlak, sebab selalu akan disisihkan oleh 
hasil-hasil penelitian dan percobaan baru yang dilakukan dengan metode-metode baru 
atau karena adanya perlengkapan-perlengkapan yang lebih sempurna, dan penemuan 
baru tiu akan disisihkan pula oleh ahli-ahli lainnya. 
2. D.C Mulder menyatakan bahwa tiap-tiap akhli ilmu menghadapi soal-soal yang tak 
dapat dipecahkan dengan memakai ilmu itu sendiri, ada soal-soal pokok atau soal-soal 
dasar yang melampaui kompetensi ilmu. 
3. Harsoyo menyatakan bahwa ilmu yang dimiliki umat manusia dewasa ini belumlah 
seberapa dibandingkan dengan rahasia alam semesta yang melindungi manusia. 
Ilmuwan-ilmuwan besar biasanya diganggu oleh perasaan agung semacam 
kegelisahan batin untuk ingin tahu lebih banyak, bahwa yang diketahui itu masih 
meragu-ragukan, serba tidak pasti yang menyebabkan lebih gelisah lagi, dan biasanya 
mereka adalah orang-orang rendah hati yang makin berisi makin menunduk. Selain 
itu Harsoyo juga mengemukakan bahwa kebenaran ilmiah itu tidaklah absolut dan 
final sifatnya. Kebenaran-kebenaran ilmiah selalu terbuka untuk peninjauan kembali 
berdasarkan atas adanya fakta-fakta baru yang sebelumnya tidak diketahui. 
4. J. Boeke menyatakan bahwa bagaimanapun telitinya kita menyelidiki peristiwa-peristiwa 
yang dipertunjukan oleh zat hidup itu, bagaimanapun juga kita mencoba 
memperoleh pandangan yang jitu tentang keadaan sifatzat hidup itu yang bersama-sama 
tersusun, namun asas hidup yang sebenarnya adalah rahasiah abadi bagi kita, 
oleh karena itu kita harus menyerah dengan perasaan soleh dan terharu. 
Dengan memperhatikan penjelasan di atas, nampak bahwa ilmu itu tidak dapat dipandang 
sebagai dasar mutlak bagi pemahaman manusia tentang alam, demikian juga kebenaran 
ilmu harus dipandang secara tentatif, artinya selalu siap berubah bila ditemukan teori-teori 
baru yang menyangkalnya. Dengan demikian dpatlah ditarik kesimpulan berkaitan 
dengan keterbatasan ilmu yaitu : 
Filsafat Ilmu Page 23
1. ilmu hanya mengetahui fenomena bukan realitas, atau mengkaji realitas sebagai 
suatu fenomena 
2. Ilmu hanya menjelaskan sebagian kecil dari fenomena alam / kehidupan manusia 
dan lingkungannya 
3. kebenaran ilmu bersifat sementara dan tidak mutlak 
keterbatasan tersebut sering kurang disadari oleh orang yang mempelajari suatu cabang 
ilmu tertentu, hal ini disebabkan ilmuwan cenderung bekerja hanya dalam batas 
wilayahnya sendiri dengan suatu disiplin yang sangat ketat, dan keterbatasan ilmu itu 
sendiri bukan merupakan konsern utama ilmuwan yang berada dalam wilayah ilmu 
tertentu. 
3.11 Sumber Pengetahuan 
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala 
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud 
barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh 
manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Diantara sumber 
pengetahuan, yaitu: 
1. Rasionalisme 
Dalam menyusun pengetahuannya, kaum rasionalis menggunakan metode deduktif. Premis 
yang dipakai dalam penalarannya, didapatkan dari ide-ide yang menurut anggapannya jelas 
dan dapat diterima. Ide-ide ini menurut mereka bukanlah ciptaan pemikiran manusia. Prinsip 
itu sendiri jauh sudah ada sebalum manusia memikirkannya. Akhirnya paham semacam ini 
kita kenal sebagai paham Idealisme. Bagi mereka, fungsi pikiran manusia itu hanyalah 
mengenai prinsip-prinsip tersebut, yang kemudian menjadi dasar pengetahuannya. Prinsip itu 
sendiri sudah ada dan bersifat apriori, dan dapat diketahui oleh manusia lewat kemampuan 
berpikir rasionalnya. 
3.12 Metode Memperoleh Ilmu Pengetahuan 
Filsafat Ilmu Page 24
Pada pembahasan terdahulu telah ditegaskan bahwa untuk menemukan sesuatu yang 
bernama ilmu pengetahuan, maka tujuan dari ilmu pengetahuan tersebut harus ditentukan 
terlebih dahulu dengan menggunakan berbagai metode dalam memperolehnya. Adapun 
metode untuk dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan menentukan kebenaran ilmu 
pengetahuan secara filosofis terdiri dari: 
1. Metode Empirik 
Yang dimaksud dengan metode empirik yaitu pengetahuan yang didapatkan melalui 
pengalaman inderawi dan akal mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman 
dengan cara induksi. 
2. Metode Rasional adalah metode yang menjelaskan hubungan-hubungan rasional yang 
memberi penjelasan ilmiah ciri-khas keterpahaman yang khas, penggunaan rasio dalam 
menperoleh pengetahuan menjadi sandaran metode ini dimana akal atau rasio yang 
memenuhi sayarat yang dituntut oleh sifat umum dan yang perlu mutlak, yaitu syarat 
yang digunakan dalam seluruh metode ilmiah. Metode ini menjadikan matematika dan 
ilmu ukur sebagai model bagi pengetahuan manusia, metode ini menunjukkan sebuah 
penjelasan bahwa dalam diri manusia terdapat ide-ide bawaan tertentu yang telah ada 
sejak awal yang diperoleh bukan dari pengalaman. 
3. Metode Kontemplatif 
Metode ini memandang bahwa metode empiris dan rasional memiliki keterbatasan, 
sehingga pengetahuan yang dihasilkan pun berbeda dan masing-masing bersifat temporal, 
maka untuk menajamkan hasil dari kedua metode tersebut dibutuhkan penajaman 
kemampuan akal yang disebut intuisi, pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi dapat 
diperoleh secara kontemplatif. Metode kontemplatif dalam memperoleh pengetahuan 
bersifat sangat indivdualistik sebab pengetahuan yang dihasilkannya tersebut adalah 
pengetahuan yang tercerahkan dari percikan sinar pengetahuan. 
4. Metode Ilmiah 
Filsafat Ilmu Page 25
Metode ilmiah merupakan salah satu acara atau prosedur dalam mendapatkan 
pengetahuan yang disebut ilmu, dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh 
lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi tentang cara bekerja pikiran 
yang diharapkan mempunyai karakteristik tertentu berupa sifat rasional dan teruji 
sehingga ilmu yang dihasilkan bisa diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah mencoba 
menggabungkan cara berpikir rasional dan induktif empiris dalam membangun 
pengetahuan. 
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa metode dalam 
memperoleh ilmu pengetahuan secara ilmiah harus melalui prosedur-prosedur khusus. 
Filsafat Ilmu Page 26

More Related Content

What's hot

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN A...
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN A...ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN A...
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN A...Rostina Tina
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanTjoetnyak Izzatie
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafatsayid bukhari
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umumAyah Abeeb
 
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKANLATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKANRostina Tina
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmusayid bukhari
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabAlmayszaroh
 
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Grunge Cobain
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihWiwin Prehati
 
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikan
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikanPresentasi arti filsafat dan makna pendidikan
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikanTjoetnyak Izzatie
 
Filsafat ppt resa sevia putri
Filsafat ppt resa sevia putriFilsafat ppt resa sevia putri
Filsafat ppt resa sevia putriResaSevia
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokohKuliahMandiri.org
 
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.elia_deardy
 

What's hot (20)

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN A...
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN A...ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN A...
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN A...
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikan
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKANLATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
 
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astutiMakalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
Makalah hubungan filsafat dengan ilmu fitri diana astuti
 
Flisafatilmu
FlisafatilmuFlisafatilmu
Flisafatilmu
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawab
 
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
 
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikan
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikanPresentasi arti filsafat dan makna pendidikan
Presentasi arti filsafat dan makna pendidikan
 
Bab i.aliran filsafat
Bab i.aliran filsafatBab i.aliran filsafat
Bab i.aliran filsafat
 
Filsafat ppt resa sevia putri
Filsafat ppt resa sevia putriFilsafat ppt resa sevia putri
Filsafat ppt resa sevia putri
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh
 
Filsafat ipa
Filsafat ipaFilsafat ipa
Filsafat ipa
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Materialisme
 
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 filsafat, ilmu dan pengetahuan filsafat, ilmu dan pengetahuan
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
 

Similar to Bab iii pembahasan

Filsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptxFilsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptxFaizulHasan15
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaAcintyaNasywa
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)AldiwaPandu
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie nothChie NoTh
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie nothChie NoTh
 
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docxBUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docxMunatarKause
 
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfTaksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfherzanetti
 
[Indonesia] Filsafat IPA
[Indonesia] Filsafat IPA[Indonesia] Filsafat IPA
[Indonesia] Filsafat IPAIrma Fitriani
 
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docxArtikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docxMetaFitriani1
 
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)arunnitaadzemi
 
Sejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatSejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatKhusnoel Khatimah
 
Filsafat dan Etika Komunikasi
Filsafat dan Etika KomunikasiFilsafat dan Etika Komunikasi
Filsafat dan Etika KomunikasiAfril Wibisono
 
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...ARIS SETIYANI
 
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...ARIS SETIYANI
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 

Similar to Bab iii pembahasan (20)

Filsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptxFilsafat-Ilmu-5.pptx
Filsafat-Ilmu-5.pptx
 
Artikel FKI.docx
Artikel FKI.docxArtikel FKI.docx
Artikel FKI.docx
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie noth
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie noth
 
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docxBUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
 
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdfTaksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
Taksonomi Ilmu Pengetahuan Kelompok 5.pdf
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
[Indonesia] Filsafat IPA
[Indonesia] Filsafat IPA[Indonesia] Filsafat IPA
[Indonesia] Filsafat IPA
 
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docxArtikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
 
Sejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatSejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafat
 
Filsafat dan Etika Komunikasi
Filsafat dan Etika KomunikasiFilsafat dan Etika Komunikasi
Filsafat dan Etika Komunikasi
 
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
 
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
Filsafat ilmu, aris setiyani, hapzi ali, hubungan filsafat dengan ilmu ilmu l...
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Sejarah filsafat
Sejarah filsafatSejarah filsafat
Sejarah filsafat
 

Bab iii pembahasan

  • 1. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu Pemikiran filsafat ilmu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Namun pada dasarnya filsafat ilmu baik dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara periodesasi filsafat ilmu barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan masa kini. Periodesasi filsafat ilmu cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman neokonfusionisme dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-sutra dan sekolastik. Dalam filsafat ilmu india yang penting adalah bagaimana manusia bisa berteman dengan dunia bukan untuk menguasai dunia. Adapun filsafat ilmu islam hanya ada dua periode yaitu: periode mutakalimin dan filsafat ilmu islam. Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara periode yang menampilkan ciri khas tertentu. a. Zaman Pra Yunani Kuno (Zaman Batu) Pada abad VI SM yunani muncul lahirnya filsafat ilmu dan mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan. Mulai saat itu orang mencari jawaban rasional tentang problem alam semesta. den gan demikian filsafat ilmu dilahirkan. b. Zaman yunani kuno Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat ilmu, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk menguingkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu, karena yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Filsafat Ilmu Page 9
  • 2. Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai aliran sebagai berikut: 1. stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos. Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari. 2. epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom. 3. skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai kebenaran d. eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat ilmu dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh. 4. neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat ilmu plato. c. Zaman Abad Pertengahan Pada abad pertengahan mengalami 2 periode, yaitu: 1. periode patriktis; mengalami 2 tahap: a. permulaan agama kristen b. filsafat ilmu agustinus; yang terkenal pada masa patristik c. periode skolastik; menjadi 3 tahap yakni: 1. periode awal, ditandai dengan pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang rapat antara agama dan filsafat ilmu 2. periode puncak, ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat ilmu arab dan yahudi 3. periode akhir, ditandai dengan pemikiran kefilsafat ilmuan yang berkembang kearah nominalisme. Filsafat Ilmu Page 10
  • 3. d. Zaman Renaissance Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan Illahi. e. Zaman Modern Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance. f. Zaman Kontemporer Fisi kawan termasuk adalah Albert Einstein yang percaya akan kekekalan materi. Dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan teknologi-teknologi canggih yang terus berkembang hingga sekarang. g. Beberapa Aliran Filsafat Ilmu Sejarah perjalanan perkembangan keyakinan dan pemikiran umat manusia tentang pendidikan telah melahirkan sejumlah filsafat ilmu yang melandasinya. Dari berbagai filsafat ilmu yang ada, terdapat tiga aliran paham yang dirasakan masih dominan pengaruhnya hingga saat ini, yang secara kebetulan ketiganya lahir pada jaman abad pencerahan menejelang zaman modern. 1. Nativisme atau Naturalisme, dengan tokohnya antara lain. J.J. Rousseau (1712-1778) dan Schopenhauer (1788-1860 M). Paham ini berpendirian bahwa setiap bayi lahir dalam keadaan suci dan dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat berkembang secara alamiah. Karena itu, pendidikan pada dasarnya sekedar merupakan suatu proses pemberian kemudahan agar anak berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung pesimistik Filsafat Ilmu Page 11
  • 4. 2. Empirisme atau Environtalisme, dengan tokohnya antara lain John Locke (1632-1704 M) dan J. Herbart (1776-1841 M). Aliran ini berpandangan bahwa manusia lahir hanya membawa bahan dasar yang masih suci namun belum berbentuk apapun, bagaikan papan tulis yang masih bersih belum tertulisi (Tabula Rasa, Locke ) atau sebuah bejana yang masih kosong (Herbart). Atas dasar itu, pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses pembentukan dan pengisian pribadi peserta didik ke arah pola yang diinginkan dan diharapkan lingkungan masyarakatnya. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung optimistik. 3. Konvergensionisme atau Interaksionisme, dengan tokohnya antara lain William Stern (1871-1939). Pandangan ini pada dasarnya merupakan perpaduan dari kedua pandangan terdahulu. Menurut pandangan ini, baik pembawaan anak maupun lingkungan merupakan faktor-faktor yang determinan terhadap perkembangan dan pembentukan pribadi peserta didik. Oleh karenanya, pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu rangkaian peristiwa interaksi antara pembawaan dengan lingkungan. Pribadi peserta didik akan terbentuk sebagai resultante atau hasil interaksi dari kedua faktor determinan tersebut. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung rasional. 3.2 Definisi Filsafat Filsafat bila di lihat arti bahasa yunani terbagi menjadi dua yaitu: philo yang memiliki arti orang yang mencintai (hastra mencintai) dan Sophia yang memiliki arti kebijaksanaan sehingga dapat di simpulkan bahwa filsafat adalah orang yang memiliki rasa cinta terhadap kebijaksaan. Filsafat ilmu menurut Aristoteles adalah filsafat yang paling akhir dalam penyelidiki terhadap sesuatu yang ada sedangkan Rene Decrastes menggap filsafat ilmu sebagai himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam, dan manusia. Sudah dilihat filsafat ilmu mempunyai kedudukan penting di dalam bidang filsafat, lewat filsafat ilmu akan terkuak segala anggapan mengenai ilmu seperti apakah ilmu itu, atau kebenaran dari ilmu tersebut. Filsafat Ilmu Page 12
  • 5. Kemudian yang berikut yakni mengenai filsafat Analitik, bila membahas filsafat analitik dapat diketahui filsafat ini berasal dari suatu gerekan filosof abad ke 20, khususnya di inggris dan amerika serikat yang memusatkan perhatiannya pada bahasa dan mencoba menganalisa pernyataan- pernyataan, konsep-konsep, ungkapan-ungkapan kebahasaaan, atau bentuk-bentuk yang logis supaya menemukan bentuk-bentuk yang paling logis dan singkat yang cocok dengan fakta-fakta atau makna-makna yang disajikan. Filsafat analitik sendiri, secara umum, hendak mengklarifikasi makna dari pernyataan dan konsep dengan menggunakan analisa bahasa. Kemudian juga mengenai perngertian filosofi. Yakni studi mengenai kebijaksaan, dasar dasar pengetahuan, dan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandang mengenai suatu kehidupan. Filosofi member pandangan dan menyatakan secara tidak langsung mengenai sistem kenyakinan dan kepercayaan. Namun filosofi sendiri sangat di pengaruhi oleh interpersonal setiap individu karena individu tersebut mengembakan filosofinya melalu belajar dari hubungan interpersonal, pengalaman pendidikan formal dan informal, keagaaman, budaya dan lingkungannya. 3.3 Cabang – Cabang Filsafat 1. Epitemologi, yaitu menyoroti dari sudut sebeb pertama. Gejala pengetahuan dan kesadaran manusia. 2. Kritik ilmu, adalah cabang filsafat yang menyibukan diri dengan teori pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang diberikan yang tidak termasuk bidang ilmu pengetahuan melaikan merupakan tugas filsafat. 3. Ontologi, sering disebut metafisika umum atau filsafat pertama adalah filsafat tentang seluruh kenyataan atau segala sesuatu sejauh itu “ada”. 4. Teologi Metafisika, membicarakan filsafat ke Tuhanan atau logos (ilmu) tentang theos (Tuhan) menurut ajaran dan kepercayaan. 5. Kosmologi, membicarakan tentang kosmos atau alam semesta hal ilmiah dan evolusinya. Filsuf yang berperan antara lain Pitagoras plato dan ptotemeus. Filsafat Ilmu Page 13
  • 6. 6. Antropologi, berkaitan dengan filsafat manusia mempelajari manusia sebagai manusia, menguraikan apa atau siapa manusia menurut adanya yang terdalam sejauh bisa diketahui mulai dengan akan budinya yang murni. 7. Etika, atau filsafat moral adalah bidang filsafat yang mempelajari tindakan manusia. Etika dibedakan dari semua cabang filsafat lain karena tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia seharusnya bertindak dalam kaitannya dengan tujuan hidupnya. 8. Estetika, sering juga disebut filsafat keindahan (seni), adalah cabang filsafat yang berbicara tentang pengalaman, bentuknya hakikat keindahan yang bersifat jasmani dan rohani. 9. Sejarah filsafat, sejar h filsafat adalah cabang filsafat yang mengajarkan jawaban para pemikir besar, tema yang dianggap paling penting dalam periode tertentu, dan aliran besar yang mengusai pemikiran selama satu zaman atau suatu bagian dunia tertentu. Adanya bidang kajian khusus atau cabang-cabang khusus filsafat yang terdiri dari cabang-cabang / bagian-bagian pokok filsafat, misalnya filsafat tentang: a. Bahasa b. Sejarah c. Kebudayaan d. Hukum e. Ekonomi f. Administrasi g. Politik h. Ilmu – ilmu pengetahuan: ilmu matematika, ilmu alam, ilmu teknik. i. Agama dll. Filsafat Ilmu Page 14
  • 7. Dengan demikian dapatlah kita simpulkan sebagai berikut: 1. Objek filsafat ialah segala sesuatu yang ada 2. Sudut pandangannya ialah sebab-sebab yang terdalam 3. Sifat filsafat ialah sifat – sifat ilmu pengtahuan 4. Metode filsafat ialah metode perenungan (contemplation) yang spekualif 5. Jalan filsafat dalam usaha mencari dan menemukan jawaban atas segala pertanyaan kekuatan hidup dan kehidupan adalah dengan berdasarkan kekuatan pikiran manusia atau budi nurani (ratio) dan tidak berdasarkan kepada Agama. 3.4 Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu Filsafat ilmu berusaha mengkaji hal tersebut guna menjelaskan hakekat ilmu yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri, dan yang cenderung terfragmentasi. Untuk itu filsafat ilmu bermanfaat untuk : a. Melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu b. Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu c. Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran d. Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain di luar bidang ilmunya. 3.5 Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dasar ontology ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa Filsafat Ilmu Page 15
  • 8. objek material seperti ide- ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan masih itu sendiri. Ontologi merupakan salah satu objek lapangan peneliti filsafat yang kebetulan. Epistemologi atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawab atas pertanyaan mengenai pengtahuan yang dimiliki. Sebagai ciri yang patut mendapatkan perhatian dalam epistemologi perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru mengenai ilmu pengetahuan. Pandangan itu merupakan kritik terhadap Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan sempurna tak boleh mencari untung, namun harus bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu pengetahuan justru harus mencari untung, artinya dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi ini. Dasar aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu bagi kebutuhan umat manusia. Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena dengan ilmu segala keperluan dan kebutuhan manusia menjadi terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai yang di maksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Etika mengandung dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika mengandung dua arti yaitu kumpulan pengetahuan penilaian terhadap perbuatan manusia dan merupakan suatu peridkat yang dipakai untuk membedakan hal-hal. Perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lainnya. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai dengan pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan fenomena di sekelilingnya. Dari definisi mengenai filsafat ilmu di atas, maka dapat dilihat bahwa ruang lingkup filsafat ilmu adalah mengenai tata cara memperoleh pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan serta metode dan pendekatannya. Filsafat Ilmu Page 16
  • 9. 3.6 Masalah-Masalah Dalam Filsafat Ilmu Bidang filsafat ilmu ruang lingkupnya terus mengalami perkembangan, hal ini tidak terlepas dengan interaksi antara filsafat dan ilmu yang makin intens. Dari beberapa pendapat di atas Nampak, pada dasar filsafat ilmu merupakan telahaan berkaitan dengan objek apa yang ditelah oleh ilmu (ontologi), bagaimana proses pemerolehan ilmu (epistemologi), dan bagaimana manfaat ilmu (axiologi), oleh karena itu lingkup induk telahan filsafat ilmu adalah : 1. ontologi 2. epistemologi 3. axiology ontologi berkaitan tentang apa obyek yang ditelaah ilmu, dalam kajian ini mencakup masalah realitas dan penampakan, serta bagaimana hubungan ke dua hal tersebut dengan subjek/manusia. Epistemologi berkaitan dengan bagaimana proses diperolehnya ilmu, bagaimana prosedurnya untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang benar. Axiologi berkaitan dengan apa manfaat ilmu, bagaimana hubungan etika dengan ilmu, serta bagaimana mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan. Ruang lingkup telahan filsafat ilmu sebagaimana diungkapkan di atas di dalamnya sebenarnya menunjukan masalah-masalah yang dikaji dalam filsafat ilmu, masalah-masalah dalam filsafat ilmu pada dasarnya menunjukan topik-topik kajian yang pastinya dapat masuk ke dalam salahsatu lingkup filsafat ilmu. Adapun masalah-masalah yang berada dalam lingkup filsafat ilmu adalah: 1. masalah-masalah metafisis tentang ilmu 2. masalah-masalah epistemologis tentang ilmu 3. masalah-masalah metodologis tentang ilmu 4. masalah-masalah logis tentang ilmu 5. masalah-masalah etis tentang ilmu 6. masalah-masalah tentang estetika metafisika merupakan telaahan atau teori tentang yang ada, istilah metafisika ini terkadang dipadankan dengan ontologi jika demikian, karena sebenarnya metafisika juga mencakup Filsafat Ilmu Page 17
  • 10. telaahan lainnya seperti telaahan tentang bukti-bukti adanya Tuhan. Epistemologi merupakan teori pengetahuan dalam arti umum baik itu kajian mengenai pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, maupun pengetahuan filosofis, metodologi ilmu adalah telaahan atas metode yang dipergunakan oleh suatu ilmu, baik dilihat dari struktur logikanya, maupun dalam hal validitas metodenya. Masalah logis berkaitan dengan telaahan mengenai kaidah-kaidah berfikir benar, terutama berkenaan dengan metode deduksi. Problem etis berkaitan dengan aspek-aspek moral dari suatu ilmu, apakah ilmu itu hanya untuk ilmu, ataukah ilmu juga perlu memperhatikan kemanfaatannya dan kaidah-kaidah moral masyarakat. Sementara itu masalah estetis berkaitan dengan dimensi keindahan atau nilai-nilai keindahan dari suatu ilmu, terutama bila berkaitan dengan aspek aplikasinya dalam kehidupan masyarakat. 3.7 Definisi Ilmu Ilmu berasal dari bahasa arab “alima yang berarti tahu atau mengetahui. Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala – gejala tertentu (admojo, 1998). Mulyadi Kartanegara mangatakan ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke 19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang – bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang – bidang non fisik seperti metafisika. 1. Dalam Ensiklopedia Indonesia, kita temukan pengertian sebagai berikut: “ilmu adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing – masing sesuatu lapangan pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas – asas tertentu, hingga menjadi kesatuan. Suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing – masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan – pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode – metode tertentu” 2. Menurut Prof. DR. Mohammad Hatta: Filsafat Ilmu Page 18
  • 11. “Tiap tiap ilmu adalah pengetahuan yang diatur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunnya dari dalam” Sejalan dengan perkembangan zaman, meningkatnya kebutuhan hidup manusia, dan semakin berkembangannya kehidupan modern maka semakin terasa kebutuhan untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi manusia. Dalam keadaan yang demikian, lahirlah apa yang disebut ilmu – ilmu pengetahuan khusus. Momentum pemisahan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan khusus itu bermula disekitar abad pertengahan. Pada saat lahirnya zaman Renaissance (mislanya ilmu fisika dan ilmu matematika). Bentuk ilmu yang lain (ilmu pengetahuan) bertujuan membantu manusia dalam mempermudah pelaksanaan kehidupannya atau untuk mensejaterahkan manusia. Di segi lain dapat pula bertujuan menyusahkam atau menghasurkan manusia, apabila ilmu dan teknologi ini dipergunakan untuk tujuan perang dengan menciptakan senjata mutakhir. 3.8 Kebenaran Ilmu Ilmu pada dasarnya merupakan upaya manusia untuk menjelaskan berbagai fenomena empiris yang terjadi di alam ini, tujuan dari upaya tersebut adalah untuk memperoleh suatu pemahaman yang benar atas fenomena tersebut. Terdapat kecenderungan yang kuat sejak berjayanya kembali akal pemikiran manusia adalah keyakinan bahwa ilmu merupakan satu-satunya sumber kebanaran, segala sesuatu penjelasan yang tidak dapat atau tidak mungkin diuji, diteliti, atau diobservasi adalah sesuatu yang tidak benar, dan karena itu tidak patut dipercayai. Akan tetapi kenyataan menunjukan bahwa tidak semua masalah dapat dijawab dengan ilmu, banyak sekali hal-hal yang merupakan konsern manusia, sulit, atau bahkan tidak mungkin dijelaskan oleh ilmu seperti masalah Tuhan, Hidup sesudah mati, dan hal-hal lain yang bersifat non empiris. Oleh karena itu bila manusia hanya mempercayai kebenaran ilmiah sebagai satu-satunya kebenaran, maka dia telah mempersempit kehidupan dengan hanya mengikatkan diri dengan dunia empiris, untuk itu diperlukan pemahaman tentang apa itu kebenaran baik dilihat dari jalurnya (gradasi berfikir) maupun macamnya. Bila dilihat dari gradasi berfikir kebenaran dapat dikelompokan kedalam empat gradasi berfikir yaitu : Filsafat Ilmu Page 19
  • 12. 1. kebenaran biasa Yaitu kebenaran yang dasarnya adalah common sense atau akal sehat. Kebenaran ini biasanya mengacu pada pengalaman individual tidak tertata dan sporadis sehingga cenderung sangat subjektif sesuai dengan variasi pengalaman yang dialaminya. Namun demikian seseorang bisa menganggapnya sebagai kebenaran apabila telah dirasakan manfaat praktisnya bagi kehidupan individu/orang tersebut. 2. Kebenaran Ilmu Yaitu kebenaran yang sifatnya positif karena mengacu pada fakta-fakta empiris, serta memungkinkan semua orang untuk mengujinya dengan metode tertentu dengan hasil yang sama atau paling tidak relatif sama. 3. Kebenaran Filsafat Kebenaran model ini sifatnya spekulatif, mengingat sulit/tidak mungkin dibuktikan secara empiris, namun bila metode berfikirnya difahami maka seseorang akan mengakui kebenarannya. Satu hal yang sulit adalah bagaimana setiap orang dapat mempercayainya, karena cara berfikir dilingkungan filsafatpun sangat bervariasi. 4. kebenaran Agama Yaitu kebenaran yang didasarkan kepada informasi yang datangnya dari Tuhan melalui utusannya, kebenaran ini sifatnya dogmatis, artinya ketika tidak ada kefahaman atas sesuatu hal yang berkaitan dengan agama, maka orang tersebut tetap harus mempercayainya sebagai suatu kebenaran. Dari uraian di atas nampak bahwa maslah kebenaran tidaklah sederhana, tingkatan-tingkatan/ gradasi berfikir akan menentukan kebenaran apa yang dimiliki atau diyakininya, demikian juga sifat kebenarannya juga berbeda. Hal ini menunjukan bahwa bila seseorang berbicara mengenai sesuatu hal, dan apakah hal itu benar atau tidak, maka pertama-tama perlu dianalisis tentang tataran berfikirnya, sehingga tidak serta merta menyalahkan atas sesuatu pernyataan, kecuali apabila pembicaraannya memang sudah mengacu pada tataran berfikir tertentu. Dalam konteks Ilmu, kebenaran pun mendapatkan perhatian yang srius, pembicaraan masalah ini berkaitan dengan validitas pengetahuan/ilmu, apakah pengetahuan yang diliki seseorang itu benar/valid atau tidak, untuk itu para akhli mengemukakan berbagai teori kebenaran yang dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis teori kebenaran yaitu : Filsafat Ilmu Page 20
  • 13. 1. Teori korespondensi Menurut teori ini kebenaran, atau sesuatu itu dikatakan benar apabila terdapat kesesuaian antara suatu pernyataan dengan faktanya Sementara itu menurut Rogers, keadaan benar (kebenaran) terletak dalam kesesuaian antara esensi atau arti yang kita berikan dengan esensi yang terdapat di dalam objeknya. Contoh : kalau seseorang menyatakan bahwa Kuala lumpur adalah ibukota Malayasia, maka pernyataan itu benar kalau dalam kenyataannya memang ibukota Malayasia itu Kuala lumpur. 2. Teori Konsistensi Menurut teori ini kebenaran adalah keajegan antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya yang sudah diakui kebenarannya, jadi suatu proposisi itu benar jika sesuai dengan proposisi lainnya yang benar. Kebenaran jenis ini biasanya mengacu pada hukum-hukum berfikir yang benar. Misalnya Semua manusia pasti mati. 3. Teori Pragmatis Menurut teori ini kebenaran adalah sesuatu yang dapat berlaku, atau dapat memberikan kepuasan, dengan kata lain sesuatu pernyataan atau proposisi dikatakan benar apabila dapat memberi manfaat praktis bagi kehidupan, sesuatu itu benar bila berguna. Teori-teori kebenaran tersebut pada dasarnya menunjukan titik berat kriteria yang berbeda, teori korespondensi menggunakan kriteria fakta, oleh karena itu teori ini bisa disebut teori kebenaran empiris, teori koherensi menggunakan dasar fikiran sebagai kriteria, sehingga bisa disebut sebagai kebenaran rasional, sedangkan teori pragmatis menggunakan kegunaan sebagai kriteria, sehingga bisa disebut teori kebenaran praktis. 3.9 Teori - Teori Kebenaran Menurut Endang Saifuddin Anshari Teori kebenaran dapat ditentukan dengan : Filsafat Ilmu Page 21
  • 14. 1. Teori Konsistensi Kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. Suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian (pembenaran) oleh putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui,diterima dan diakui benarnya. Contoh: Semua manusia akan mati. Si Polan adalah seorang manusia.Si Polan pasti akan mati. Sukarno adalah ayahanda Megawati. Sukarno mempunyai puteri. Megawati adalah puteri Sukarno. 2. Teori Korespondensi Kebenaran adalah kesesuaian antara pernya-taan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Contoh: “Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta”. Teori ini digagas oleh Aristoteles. 3. Teori Pragmatis Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Kata kunci teori ini adalah: utility, dapat dikerjakan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan. 3.10 Keterbatasan Ilmu Hubungan antara filsafat dengan ilmu yang dapat terintegrasi dalam filsafat ilmu, dimana filsafat mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ilmu, menunjukan adanya keterbatasan ilmu dalam menjelaskan berbagai fenomena kehidupan. Disamping itu dilingkungan wilayah ilmu itu sendiri sering terjadi sesuatu yang dianggap benar pada satu saat ternyata disaat lain terbukti salah, sehingga timbul pertanyaan apakan kebenaran ilmu itu dan apakah seluruh persoalan manusia dapat dijelaskan oleh ilmu. pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya menggambarkan betapa terbatasnya ilmu dalam mengungkap misteri kehidupan serta betapa tentatifnya kebenaran ilmu. Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada Filsafat Ilmu Page 22
  • 15. baiknya diungkapkan pendapat para ahli berkaitan dengan keterbatasan ilmu, para ahli tersebut antara lain adalah : 1. Jean Paul Sartre menyatakan bahwa ilmu bukanlah sesuatu yang sudah selesai terfikirkan, sesuatu hal yang tidak pernah mutlak, sebab selalu akan disisihkan oleh hasil-hasil penelitian dan percobaan baru yang dilakukan dengan metode-metode baru atau karena adanya perlengkapan-perlengkapan yang lebih sempurna, dan penemuan baru tiu akan disisihkan pula oleh ahli-ahli lainnya. 2. D.C Mulder menyatakan bahwa tiap-tiap akhli ilmu menghadapi soal-soal yang tak dapat dipecahkan dengan memakai ilmu itu sendiri, ada soal-soal pokok atau soal-soal dasar yang melampaui kompetensi ilmu. 3. Harsoyo menyatakan bahwa ilmu yang dimiliki umat manusia dewasa ini belumlah seberapa dibandingkan dengan rahasia alam semesta yang melindungi manusia. Ilmuwan-ilmuwan besar biasanya diganggu oleh perasaan agung semacam kegelisahan batin untuk ingin tahu lebih banyak, bahwa yang diketahui itu masih meragu-ragukan, serba tidak pasti yang menyebabkan lebih gelisah lagi, dan biasanya mereka adalah orang-orang rendah hati yang makin berisi makin menunduk. Selain itu Harsoyo juga mengemukakan bahwa kebenaran ilmiah itu tidaklah absolut dan final sifatnya. Kebenaran-kebenaran ilmiah selalu terbuka untuk peninjauan kembali berdasarkan atas adanya fakta-fakta baru yang sebelumnya tidak diketahui. 4. J. Boeke menyatakan bahwa bagaimanapun telitinya kita menyelidiki peristiwa-peristiwa yang dipertunjukan oleh zat hidup itu, bagaimanapun juga kita mencoba memperoleh pandangan yang jitu tentang keadaan sifatzat hidup itu yang bersama-sama tersusun, namun asas hidup yang sebenarnya adalah rahasiah abadi bagi kita, oleh karena itu kita harus menyerah dengan perasaan soleh dan terharu. Dengan memperhatikan penjelasan di atas, nampak bahwa ilmu itu tidak dapat dipandang sebagai dasar mutlak bagi pemahaman manusia tentang alam, demikian juga kebenaran ilmu harus dipandang secara tentatif, artinya selalu siap berubah bila ditemukan teori-teori baru yang menyangkalnya. Dengan demikian dpatlah ditarik kesimpulan berkaitan dengan keterbatasan ilmu yaitu : Filsafat Ilmu Page 23
  • 16. 1. ilmu hanya mengetahui fenomena bukan realitas, atau mengkaji realitas sebagai suatu fenomena 2. Ilmu hanya menjelaskan sebagian kecil dari fenomena alam / kehidupan manusia dan lingkungannya 3. kebenaran ilmu bersifat sementara dan tidak mutlak keterbatasan tersebut sering kurang disadari oleh orang yang mempelajari suatu cabang ilmu tertentu, hal ini disebabkan ilmuwan cenderung bekerja hanya dalam batas wilayahnya sendiri dengan suatu disiplin yang sangat ketat, dan keterbatasan ilmu itu sendiri bukan merupakan konsern utama ilmuwan yang berada dalam wilayah ilmu tertentu. 3.11 Sumber Pengetahuan Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Diantara sumber pengetahuan, yaitu: 1. Rasionalisme Dalam menyusun pengetahuannya, kaum rasionalis menggunakan metode deduktif. Premis yang dipakai dalam penalarannya, didapatkan dari ide-ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. Ide-ide ini menurut mereka bukanlah ciptaan pemikiran manusia. Prinsip itu sendiri jauh sudah ada sebalum manusia memikirkannya. Akhirnya paham semacam ini kita kenal sebagai paham Idealisme. Bagi mereka, fungsi pikiran manusia itu hanyalah mengenai prinsip-prinsip tersebut, yang kemudian menjadi dasar pengetahuannya. Prinsip itu sendiri sudah ada dan bersifat apriori, dan dapat diketahui oleh manusia lewat kemampuan berpikir rasionalnya. 3.12 Metode Memperoleh Ilmu Pengetahuan Filsafat Ilmu Page 24
  • 17. Pada pembahasan terdahulu telah ditegaskan bahwa untuk menemukan sesuatu yang bernama ilmu pengetahuan, maka tujuan dari ilmu pengetahuan tersebut harus ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan berbagai metode dalam memperolehnya. Adapun metode untuk dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan menentukan kebenaran ilmu pengetahuan secara filosofis terdiri dari: 1. Metode Empirik Yang dimaksud dengan metode empirik yaitu pengetahuan yang didapatkan melalui pengalaman inderawi dan akal mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman dengan cara induksi. 2. Metode Rasional adalah metode yang menjelaskan hubungan-hubungan rasional yang memberi penjelasan ilmiah ciri-khas keterpahaman yang khas, penggunaan rasio dalam menperoleh pengetahuan menjadi sandaran metode ini dimana akal atau rasio yang memenuhi sayarat yang dituntut oleh sifat umum dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang digunakan dalam seluruh metode ilmiah. Metode ini menjadikan matematika dan ilmu ukur sebagai model bagi pengetahuan manusia, metode ini menunjukkan sebuah penjelasan bahwa dalam diri manusia terdapat ide-ide bawaan tertentu yang telah ada sejak awal yang diperoleh bukan dari pengalaman. 3. Metode Kontemplatif Metode ini memandang bahwa metode empiris dan rasional memiliki keterbatasan, sehingga pengetahuan yang dihasilkan pun berbeda dan masing-masing bersifat temporal, maka untuk menajamkan hasil dari kedua metode tersebut dibutuhkan penajaman kemampuan akal yang disebut intuisi, pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi dapat diperoleh secara kontemplatif. Metode kontemplatif dalam memperoleh pengetahuan bersifat sangat indivdualistik sebab pengetahuan yang dihasilkannya tersebut adalah pengetahuan yang tercerahkan dari percikan sinar pengetahuan. 4. Metode Ilmiah Filsafat Ilmu Page 25
  • 18. Metode ilmiah merupakan salah satu acara atau prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, dimana ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan ekspresi tentang cara bekerja pikiran yang diharapkan mempunyai karakteristik tertentu berupa sifat rasional dan teruji sehingga ilmu yang dihasilkan bisa diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir rasional dan induktif empiris dalam membangun pengetahuan. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa metode dalam memperoleh ilmu pengetahuan secara ilmiah harus melalui prosedur-prosedur khusus. Filsafat Ilmu Page 26