2. Pengertian
Taksonomi
Taksnomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Taxis yang berarti pengturan atau divisi dan nomos
yang berarti hukum. Secara etimologi, Taksonomi diartikan sebagai hukum yang mengatur sesuatu. Taksonomi
digambarkan sepeti hubungan antara ayah dan anak yang berada dalam satu struktur hirarki yang terhubung
antara satu dengan yang lainnya. Taksonomi merupakan sebuah kerangka untuk mengklarifikasikan pernyataan-
pernyataan yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari
kegiatan pembelajaran.
Ilmu Pengetahuan
ilmu berasal dari kata alima dalam bahasa arab yang berarti tahu. Sedangkan Science menurut
etimologi berarti pengetahuan. Dalam kamus bahasa Indonesia, ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang
sesuatu bidang yang disusun menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu dibidang pengetahuan. Secara umum, Ilmu pengetahuan adalah suatu sarana atau definisi tentang alam
semesta yang diterjemahkan ke dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk
mengetahui dan mengingat sesuatu.
3. Ilmu
Abstrak
Ilmu Sosial
dan
kemanusiaan
Ilmu
Sejarah
Dalam khasanah filsafat ilmu, kita mengenal banyak
bentuk, jenis dan paradigma ilmu. Spesialisasi dan
pembauran merupakan pencampuran kebutuhan dasar
manusia terutama setiap menghadapi permasalahan
yang bersifat praktis karena mayoritas orang tidak
memiliki kemampuan bakat di semua bidang dan
biasanya memiliki keahlian terbatas.
Spesialisasi dan Pembauran Ilmu
Ilmu
Alam dan
empiris
4. Ilmu empiris berpandangan bahwa mempelajari objek-objek empiris dalam semesta
serta mempelajari berbagai gejala dan peristiwa yang menurut anggapannya
mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia. Ilmu empiris memiliki beberapa
asumsi mengenai objek yaitu :
1. Suatu objek mempunyai kesamaan satu dengan yang lainnya yaitu bentuk, struktur
maupun sifat
2. Setiap gejala bukan merupakan suatu kejadian penting yang bersifat kebetulan.Setiap
gejala memiliki pola tertentu yang sifatnya sama dengan urutan kejadian yang sama
3. Suatu benda tidak mungkin mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu
Ilmu yang tergolong formal pada umumnya berasumsi bahwa objeki ilmu memiliki sifat
tidak kasat mata atau abstrak, tidak terikat ruang dan waktu. Objek dapat berupa
Konsep dan bilangan, bila berada dalam pemikiran manusia.
Ilmu
Alam dan
empiris
Ilmu
Abstrak
(Simbolik)
5. Ciri ilmu sejarah dibandingkan dengan
ilmu empiris lainnya adalah sifat objek
materialnya, berupa data-data
peninggalan masa lampau, baik berupa
alat-alat, kuburan, rumah, tulisan, dan
karya seni. Semua ini mirip dengan
objek material ilmu kealaman karena
sama-sama sebagai benda mati.
Namun, objek ilmu sejarah tidak dapat
dikenai eksperimen karena menyangkut
masa lampau dan tidak dapat
dibalikkan lagi.
Ilmu Sejarah
Ilmu sosial merupakan ilmu empiris
yang mempelajari manusia dalam
segala aspek hidupnya. Objek material
ilmu sosial berbeda dengan objek
material dalam ilmu alam yang bersifat
determistik. Objek material ilmu sosial
berupa tingkah laku dalam tindakan
yang khas manusia. Ilmu sosial bersifat
bebas dan tidak bersifat determistik.
Ilmu sosial mengandung pilihan,
tanggung jawab, makna, pengertian,
pernyataan privat dan internal,
konvensi, aturan, dan motif.
Ilmu-ilmu Sosial dan Kemanusiaan
6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara
mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif. Oleh karena untuk memahami
sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian atau klasifikasi
secara periodik, karena setiap periode menampilkan ciri khas tertentu
dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan pemikiran secara teoritis
senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani.
1 Zaman Pra Yunani Kuno
2 Zaman Yunani Kuno
3 Zaman Abad Pertengahan
4 Zaman Renaissance
5 Zaman Modern
6 Zaman Kontemporer
Periodisasi perkembangan ilmu disini dimulai dari :
7. Zaman Pra Yunani Kuno Zaman Yunani Kuno Zaman Abad Pertengahan
Zaman Abad Pertengahan
ditandai dengan tampilnya
para theolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan
pada masa ini hampir semua
adalah para theolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan
aktivitas keagamaan.
Semboyan yang berlaku bagi
ilmu pada masa ini adalah
Ancilla Theologia atau abdi
agama.
Zaman Yunani Kuno dipandang
sebagai zaman keemasan
filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan
untuk mengungkapkan ide
atau pendapatnya. Yunani
pada masa itu dianggap sebagai
gudang ilmu dan filsafat, karena
Bangsa Yunani pada masa
itu tidak lagi mempercayai
mitologi-mitologi.
1. Know how kehidupan sehari-hari
yang didasarkan pada pengalaman.
2. Pengetahuan yang berdasarkan
pengalaman itu diterima sebagai
fakta dengan sikap receptive mind,
keterangan masih dihubungkan
dengan kekuatan magis.
3. Kemampuan menemukan abjad dan
sistem bilangan alam sudah menam
pakkan perkembangan pemikiran
manusia ke tingkat abstraksi.
4. Kemampuan menulis, berhitung,
menyusun kalender yang didasarka
n atas sintesa terhadap hasil
abstraksi yang dilakukan.
5. Kemampuan meramalkan suatu
peristiwa atas dasar peristiwa
sebelumnya yang pernah terjadi
8. Zaman Renaissance Zaman Modern Zaman Kontemporer
Einstein percaya akan kekekalan
materi. Ini berarti bahwa alam
semesta itu bersifat kekal, atau
dengan kata lain tidak mengakui
adanya penciptaan alam.
Disamping teori mengenai fisika,
teori alam semesta, dan lain-
lain maka Zaman Kontemporer
ini ditandai dengan penemuan
berbagai teknologi komunikasi
dan informasi termasuk salah
satu yang mengalami kemajuan
sangat pesat.
Zaman modern ditandai dengan
berbagai penemuan dalambidang
ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern
sesungguhnya sudah dirintis
sejak Zaman Renaissance. Seperti
Rene Descartes, tokoh yang
terkenal sebagai bapak filsafat
modern. Rene Descartes juga
seorang ahli ilmu pasti.
Zaman Renaissance ditandai sebagai era
kebangkitan kembali pemikiran yang
bebas dari dogma-dogma agama.
Renaissance ialah zaman peralihan
ketika kebudayaan Abad Pertengahan
mulai berubah menjadi suatu kebudayaa
n modern. Manusia ingin mencapai
kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak
didasarkan atas campur tangan ilahi.
9. Pembagian Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika
orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia dan
lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk
mencari jawaban atas pertanyaannya. Fenomena ini menimbulkan suatu perubahan dalam
proses berfikir dari mempercayai mitos-mitos yang berkembang ditengah masyarakat
menjadi pemikiran yang lebih masuk akal. Menurut Thales dari Mileta orang pertama yang
diberi gelar Filsuf, mengatakan bahwa asas permulaan ini adalah air yang memiliki sifat
bergerak yang merupakan asas kehidupan segala sesuatu.
10. Karl Raimun Popper
Karl Raimund Popper mengemukakan bahwa
sistem ilmu pengetahuan manusia dapat
dikelompokkan ke dalam tiga dunia (world),
yaitu dunia 1 merupakan kenyataan fisis dunia
sedang dunia 2 adalah kejadian dan kenyataa
n psikis dalam diri manusia, dan dunia 3 yaitu
segala hipotesa, hukum, dan teori ciptaan
manusia dan hasil kerjasama antara dunia 1,
dan dunia 2, serta seluruh bidang kebudayaan,
seni, matafisik, agama, dan lain sebagainya.
Menurut Popper dunia 3 itu hanya ada selama
dihayati, yaitu dalam karya dan penelitian
ilmiah, dalam studi yang sedang berlangsung,
membaca buku, dalam ilham yang sedang
mengalir dalam diri para seniman, dan
penggemar seni yang mengandaikan adanya
suatu kerangka
Auguste Comte
Pada dasarnya penggolongan ilmu
pengetahuan yang dikemukakan Auguste
Comte sejalan dengan sejarah ilmu
pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan
bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahua
n yang paling umum akan tampil terlebih
dahulu. Kemudian disusul dengan gejala-
gejala pengetahuan yang semakin lama
semakin rumit atau kompleks dan semakin
konkret. Urutan dalam penggolongan ilmu
pengetahuan Auguste Comte sebagai
berikut :
1. ilmu pasti (matematika).
2. Ilmu perbintangan (astronomi)
3. Ilmu alam (fisika)
4. Ilmu kimia.
5. Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)
6. Fisika sosial (sosiologi).
11. Karl Raimun Popper
Pandangan Jurgen Habermas tentang klasifikasi
ilmu pengetahuan sangat terkait dengan sifat
dan jenis ilmu, pengetahuan yang dihasilkan,
akses kepada realitas, dan tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Sedangkan Ignas Kleden menunjukkan bahwa
pandangan Habermas tentang tiga kegiatan
utama yang langsung mempengaruhi dan
menentukan bentuk tindakan dan bentuk
pengetahuan manusia, yaitu kerja, komunikasi,
dan kekuasaan.
Thomas S. Khun
Thomas S. Kuhn berpendapat bahwa
perkembangan atau kemajuan ilmiah
bersifat revolusioner, bukan kumulatif
sebagaimana anggapan sebelumnya.
Revolusi ilmiah itu pertama-tama menyentu
h wilayah paradigma, yaitu cara pandang
terhadap dunia dan cara kerja paradigma
terjadinya revolusi ilmiah :
1. Paradigma ini membimbing dan
mengarahkan aktivitas ilmiah dalam
masa ilmu normal (normal science).
2. Menumpuknya anomali menimbulkan
krisis kepercayaan dari para ilmuwan
terhadap paradigma
3. Para ilmuwan bisa kembali lagi pada cara
-cara ilmiah yang sama dengan
memperluas dan mengembangkan suatu
paradigma tandingan yang dipandang
bisa memecahkan masalah dan
membimbing aktivitas ilmiah berikutnya