SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
Perioperative Pain Management
in Morbid Obesity
Muhammad Rizqan Fahlevi Akbar
NIM. 2030912310002
Journal Reading
Pembimbing:
dr. Rory Deny Saputra, Sp.An, M.Sc
DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN ULM
RSUD ULIN BANJARMASIN
September, 2021
1
Perioperative Pain
Management in Morbid Obesity
Published online: 29 Juni 2019
2
Drugs/2019/Vol 79/Issue 5
Pendahuluan
Insidensi obesitas
meningkat di seluruh dunia
3
Guideline ERABS memberikan
rekomendasi untuk pengurangan
opioid pada operasi pengurangan BB
40% dari populasi di AS, 650 juta di seluruh dunia
Obesitas morbid atau morbid
obesity (MO) didefinisikan sebagai
IMT >40 kg/m2
Pasien dengan MO dapat mengalami OIVI
Akibat sedasi dan depresi nafas disebabkan opioid,
dikombinasikan dengan obstruksi jalan nafas dan hiperkapnea
OIVI : opioid-induced ventilatory impairment
Dapat diterapkan pada manajemen
nyeri akut pada pasien MO yang
menjalani berbagai prosedur bedah
ERABS : enhanced recovery after bariatric surgery
Pasien obesitas memiliki peningkatan
resiko nyeri pasca operasi kronis
(chronic post-surgical pain)
Perubahan Fisiologis pada MO
Sistem Perubahan
Sistem saraf pusat Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik, CVD
Kardiovaskular Volume darah sirkulasi yang lebih tinggi, CO yang lebih tinggi,
hipertensi, LVH, aterosklerosis, CAD, gagal jantung (kardiomiopati
obesitas), hipertensi pulmonal, RVH, kor pulmonal
Hematologi Polisitemia, hiperkoagulobilitas
Respirasi Penurunan FRC dan ERV, peningkatan konsumsi oksigen dan produksi
CO2, peningkatan ventilasi semenit, hipoksemia kronis, atelektasis, OSA,
OHS, penyakit paru restriktif,
Gastrointestinal Volume lambung yang lebih besar, pH lambung yang lebih rendah,
penyakit kandung empedu, NAFLD, NASH, sirosis
Endokrin Resistensi insulin yang lebih tinggi, dislipidemia, sindrom
metabolik, hipotiroidisme, infertilitas
Ginjal Hiperfiltrasi glomerulus, gangguan natriuresis
Muskuloskeletal Osteoarthritis
4
Perubahan ini berdampak pada farmakokinetik dan farmakodinamik
obat perioperatif yang umum digunakan.
5
Farmakokinetik
Farmakologi Nyeri Akut pada MO
Volume distribusi (Vd) sebagian besar
obat analgesik berubah pada MO
Vd dipengaruhi oleh volume darah yang bersirkulasi dan CO yang lebih tinggi serta berkurangnya
proporsi total air tubuh yang terlihat pada MO dibandingkan dengan populasi umum
Vd obat lipofilik umumnya
meningkat, sedangkan pada obat
hidrofilik tampaknya kurang
terpengaruh
Klirens hepar tidak meningkat pada tahap awal, namun
dapat meningkat akibat infiltasi lemak, sirosis, atau
penurunan perfusi
klirens ginjal biasanya meningkat pada MO, sebagai akibat dari
aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus yang lebih tinggi
MO yang berlangsung lama, klirens ginjal menurun karena
obesity-induced-CKD
Pasien MO sangat sensitif terhadap obat
penenang dan memiliki resiko OIVI yang tinggi
6
Farmakodinamik
Farmakologi Nyeri Akut pada MO
Diperlukan penggunaan skalar dosis yang tepat, titrasi yang cermat dari obat-obatan yang digunakan
secara rutin, dan pemantauan yang ketat
Pemberian benzodiazepin dan opioid secara bersamaan harus dihindari pada periode perioperatif.
Beberapa pasien dengan MO dapat
mengalami hipotensi berat dan persisten
Dosis Obat
TBW umumnya digunakan untuk analgesia yang
relatif efektif dan aman
ERABS merekomendasikan IBW pada
penentuan dosis pasien MO
Pedoman lain menyarankan ABW
Titrasi obat untuk mendapatkan efek, terutama
pada analgesik dengan terapeutik window
sempit
7
TBW: Total Body Weight ABW : Adjusted Body Weight IBW : Ideal Body Weight
Dosis Obat
Obat Loading Dose Scalar Maintenance Dose Scalar
Acetaminophen Fixed dose16,17,46 Fixed dose16,17,46
Ketorolac Fixed dose18,48 Fixed dose18,48
Tramadol Fixed dose19,20,56
TBW55
Fixed dose19,20
Remifentanil LBW21
IBW68
LBW21
IBW67,68
Fentanyl TBW9,22
LBW10,11,23,24
IBW68,83
TBW9,22
IBW68,83
Sufentanil LBW10,25 LBW10,25,26
IBW67
Pregabalin Fixed dose56,70,71 Fixed dose56
Ketamine IBW27 IBW77,83
TBW78
Lidocaine ABW28,84 ABW28,84
Dexmedetomidine LBW18,88,89 TBW22,29,87
LBW18,88,89
8
Patofisiologi
Nyeri
9
Nyeri
Nosiseptif Pro-Nosiseptif
Akibat cedera jaringan Sensitisasi SSP
• pedoman ERABS merekomendasikan bahwa
analgesik dasar harus diberikan secara
sistematis, tanpa adanya kontraindikasi.
• Opioid kemudian dapat ditambahkan
berdasarkan tingkat keparahan dan dititrasi
untuk mendapatkan efek.
• Muncul secara klinis sebagai
hiperalgesia dan/atau alodinia
• Hiperalgesia akut dapat menjadi
prediktor penting atau faktor risiko
untuk perkembangan nyeri pasca
bedah kronis
Chronic post-surgical pain (CPSP)
10
CPSP tidak memiliki definisi
universal,
Biasanya digambarkan sebagai nyeri yang berkembang setelah
operasi, berlangsung di luar proses penyembuhan biasa dan
tidak ada dugaan sebagai akibat dari penyebab lain.
Kuesioner DN4 dapat digunakan untuk
mendiagnosis pro-nosisepsi
Jika positif, penggunaan antihiperalgesik yang tepat
(ketamin, lidokain, pregabalin, dll.) harus
dipertimbangkan.
DN4: Douleur Neuropathique 4
1
Manajemen nyeri Preoperatif pada MO
2
Persiapan dan
Pengoptimalan Pra-Operatif
3
11
Analgesia
intraoperatif
Anestesi Regional
dan Teknik Analgesi
Persiapan dan Pengoptimalan Pra-
Operatif
Perhatian khusus harus diberikan pada diagnosis dan
pengobatan sleep-disordered breathing yang umum
pada pasien MO
12
Terapi tekanan positif sebelum operasi elektif
terapi tekanan positif (CPAP atau BiPAP) harus dipastikan selama minimal 6 minggu
(idealnya sekitar 6 bulan) sebelum operasi elektif
Pasien dengan kadar bikarbonat yang meningkat sering kali
memiliki jendela terapi opioid yang lebih rendah dan tetap
berada pada risiko OIVI yang sangat tinggi
Dianjurkan untuk mengurangi atau menghindari opioid pada pasien ini bersama dengan
pemantauan pasca operasi yang diperpanjang
Analgetik Intraoperatif
Memerlukan perhatian pada analgesik yang
bekerja secara sistemik
Pendekatan step-ladder Ottawa
Modalitas antinosiseptif dan
antihiperalgesik harus dipertimbangkan
secara terpisah
13
Ottawa Step-Ladder
14
Anestesi Regional dan Teknik
Analgesi
Sangat merekomendasikan teknik anestesi
regional pada pasien MO dan SDB
Keuntungan
• Opioid-sparing
• Peingkatan kontrol nyeri akut
• Penurunan PONV
• Penurunan durasi ventilasi mekanis pasca operasi
• Ambulasi lebih awal
15
PONV: post-operative nausea et vomitting
Anestesi Regional dan Teknik
Analgesi
Pada pasien dengan MO yang menjalani operasi dada dan perut
terbuka, anestesi epidural telah dikaitkan dengan penurunan
kebutuhan opioid pasca operasi dan komplikasi paru
16
Dalam penelitian lain, EA dibandingkan dengan analgesia opioid sistemik standar pada pasien dengan BMI>30 kg/m2 yang menjalani
sternotomi median, EA telah secara signifikan mengurangi waktu intubasi trakea pasca operasi, lama tinggal di unit perawatan intensif
dan skor nyeri, baik saat istirahat dan dengan batuk
EA juga terbukti berhubungan dengan tingkat PONV yang lebih rendah
pada pasien dengan MO, dibandingkan dengan analgesia opioid
sistemik.
EA: epidural anestesi
Anestesi Regional dan Teknik
Analgesi
17
Fase Rekomendasi
Pre-Operatif Skrining untuk SDB dan memastikan kepatuhan terhadap pengobatan
Skrining untuk faktor risiko nyeri yang tidak terkontrol
Memberikan pendidikan dan kepastian
Memulai analgesia dasar: asetaminofen dan NSAID jika diindikasikan
Hindari premedikasi sedatif
Intra-Operatif Anestesi regional bila memungkinkan
Analgesia sistemik multimodal hemat opioid
Pertimbangkan untuk menggunakan ketamin, lidokain, dan/atau dexmedetomidine
Pasca-Operatif Pemantauan yang diperluas untuk potensi efek samping pernapasan
Lanjutkan langkah-bijaksana analgesia multimodal hemat opioid
Pertimbangkan anti-hiperalgesik jika mencurigai pro-nosisepsi (DN4+)
Pertimbangkan rujukan awal ke spesialis nyeri kronis dalam kasus akut yang tidak terkontrol
dengan baik
nyeri pasca operasi, krisis nyeri atau pelepasan pada opioid kerja lama
Perawatan Post Operatif
Analgesik dasar harus dilanjutkan selama
perawatan perioperatif
18
Kehadiran hiperalgesia dan pro-nosisepsi juga harus dicari dan diobati dengan tambahan
anti-hiperalgesia pada setiap langkah pada WHO ladder
Untuk nyeri sedang, opioid tahap II dapat
diberikan
Opioid yang lebih kuat dapat ditawarkan untuk nyeri nosiseptif
yang parah sebagai langkah ketiga
Saat nyeri akut mereda, analgesik dihentikan
mulai dari peringkat teratas pada tangga WHO.
Opioid yang lebih kuat adalah yang pertama dihentikan, diikuti oleh opioid yang lebih lemah dan analgesik
dasar yang terakhir dihentikan.
Penggunaan tambahan anti-hiperalgesik harus dinilai berdasarkan persistensi komponen pro-nosiseptif,
seperti yang diidentifikasi oleh kuesioner DN4.
Jika pasien terus mengalami nyeri pro-nosiseptif yang signifikan selama periode pasca operasi, maka perlu
pertimbangan rujukan ke spesialis nyeri kronis.
Kesimpulan
Pasien dengan MO sering mengalami perubahan fisiologis multisistem
dan beban komorbiditas yang secara signifikan dapat mempengaruhi
manajemen nyeri perioperatif.
Pasien-pasien ini dapat mengalami peningkatan efek samping dari
manajemen nyeri akut yang tidak memadai dan/atau tidak tepat dan
memerlukan pendekatan hemat opioid (opioid-sparing) berdasarkan
tingkat keparahan dengan adjuvan non-opioid jika ada pro-nosiseptif
akut.
Ulasan ini merangkum bukti terkini untuk analgesik sistemik dan
mengidentifikasi kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut dalam
manajemen farmakologis, regional, dan non-farmakologis nyeri akut
pada pasien dengan obesitas morbid.
19
Poin-Poin Kunci
Strategi manajemen nyeri hemat opioid berbasis tingkat keparahan
multimodal (multimodal step-wise severity-based opoid-sparing pain
management) meningkatkan keselamatan pasien dan hasil perioperatif dan
direkomendasikan pada pasien MO.
Pro-nosiseptif akut yang muncul sebagai hiperalgesia harus diidentifikasi
dan diobati dengan adjuvan antihiperalgesia non-opioid yang sesuai.
Mengingat ketidakpastian farmakokinetik dan farmakodinamik pasien
dengan MO, analgesik harus dititrasi dengan hati-hati, terutama pada obat-
obatan dengan therapeutic window yang sempit.
Skrining pra-operatif, diagnosis, dan pengobatan SDB, serta pemantauan
pasca operasi yang tepat, sangat penting untuk mengoptimalkan
keamanan manajemen nyeri akut perioperatif pada pasien dengan MO.
20
21
Kasih
Terima

More Related Content

Similar to PPT Journal Reading Anestesi

Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdfPedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdfpapahku123
 
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa beratManajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa beratNur Hajriya
 
DISKUSI PLENO (2).pptx
DISKUSI PLENO (2).pptxDISKUSI PLENO (2).pptx
DISKUSI PLENO (2).pptxssuser225f491
 
PPT ASKEP GASTRITIS.pptx
PPT ASKEP GASTRITIS.pptxPPT ASKEP GASTRITIS.pptx
PPT ASKEP GASTRITIS.pptxRizkaSatriawan
 
DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN pjj_kemenkes
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Nesha Mutiara
 
(dr. Syaiful) (COR+AGA+WIR) Pemberian makan dini pasca bedah+Nyeri+Flora Norm...
(dr. Syaiful) (COR+AGA+WIR) Pemberian makan dini pasca bedah+Nyeri+Flora Norm...(dr. Syaiful) (COR+AGA+WIR) Pemberian makan dini pasca bedah+Nyeri+Flora Norm...
(dr. Syaiful) (COR+AGA+WIR) Pemberian makan dini pasca bedah+Nyeri+Flora Norm...NuragaWPutra
 
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfMuhamadRazan
 
Askep klien dengan apendik by Kelompok 4 Poltekes Tanjungpinang Keperawatan K...
Askep klien dengan apendik by Kelompok 4 Poltekes Tanjungpinang Keperawatan K...Askep klien dengan apendik by Kelompok 4 Poltekes Tanjungpinang Keperawatan K...
Askep klien dengan apendik by Kelompok 4 Poltekes Tanjungpinang Keperawatan K...Pangestu S
 
Respon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptx
Respon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptxRespon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptx
Respon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptxMeldyMuzadaElfa1
 
Mengatasi Hambatan Pereda Nyeri Optimal.pdf
Mengatasi Hambatan Pereda Nyeri Optimal.pdfMengatasi Hambatan Pereda Nyeri Optimal.pdf
Mengatasi Hambatan Pereda Nyeri Optimal.pdfpapahku123
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyNur Hajriya
 
Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post OperasiMobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post OperasiUtamiDewi23
 

Similar to PPT Journal Reading Anestesi (20)

Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdfPedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
Pedoman Kontrol Nyeri Perawatan Paliatif.pdf
 
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa beratManajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
 
DISKUSI PLENO (2).pptx
DISKUSI PLENO (2).pptxDISKUSI PLENO (2).pptx
DISKUSI PLENO (2).pptx
 
PPT ASKEP GASTRITIS.pptx
PPT ASKEP GASTRITIS.pptxPPT ASKEP GASTRITIS.pptx
PPT ASKEP GASTRITIS.pptx
 
PTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.pptPTO dan Meso.ppt
PTO dan Meso.ppt
 
DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN DIET PADA PEMBEDAHAN
DIET PADA PEMBEDAHAN
 
EFEK MULTI MODAL ANALGESIA PARECOXIB 40 MG INTRAVENA KOMBINASI DENGAN EPIDUR...
EFEK MULTI MODAL ANALGESIA PARECOXIB 40 MG INTRAVENA KOMBINASI DENGAN  EPIDUR...EFEK MULTI MODAL ANALGESIA PARECOXIB 40 MG INTRAVENA KOMBINASI DENGAN  EPIDUR...
EFEK MULTI MODAL ANALGESIA PARECOXIB 40 MG INTRAVENA KOMBINASI DENGAN EPIDUR...
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
 
(dr. Syaiful) (COR+AGA+WIR) Pemberian makan dini pasca bedah+Nyeri+Flora Norm...
(dr. Syaiful) (COR+AGA+WIR) Pemberian makan dini pasca bedah+Nyeri+Flora Norm...(dr. Syaiful) (COR+AGA+WIR) Pemberian makan dini pasca bedah+Nyeri+Flora Norm...
(dr. Syaiful) (COR+AGA+WIR) Pemberian makan dini pasca bedah+Nyeri+Flora Norm...
 
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
 
Askep klien dengan apendik by Kelompok 4 Poltekes Tanjungpinang Keperawatan K...
Askep klien dengan apendik by Kelompok 4 Poltekes Tanjungpinang Keperawatan K...Askep klien dengan apendik by Kelompok 4 Poltekes Tanjungpinang Keperawatan K...
Askep klien dengan apendik by Kelompok 4 Poltekes Tanjungpinang Keperawatan K...
 
Respon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptx
Respon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptxRespon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptx
Respon Fisiologi pada Tingkat Stress Metabolic pada Kasus Bedah.pptx
 
Mengatasi Hambatan Pereda Nyeri Optimal.pdf
Mengatasi Hambatan Pereda Nyeri Optimal.pdfMengatasi Hambatan Pereda Nyeri Optimal.pdf
Mengatasi Hambatan Pereda Nyeri Optimal.pdf
 
Analisa jurnal
Analisa jurnalAnalisa jurnal
Analisa jurnal
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopy
 
nyeri kanker.pptx
nyeri kanker.pptxnyeri kanker.pptx
nyeri kanker.pptx
 
PCA .pptx
PCA .pptxPCA .pptx
PCA .pptx
 
Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post OperasiMobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
 
Prolong apneu
Prolong apneuProlong apneu
Prolong apneu
 
Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteralNutrisi parenteral
Nutrisi parenteral
 

Recently uploaded

Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPeniMSaptoargo2
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 

Recently uploaded (20)

KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 

PPT Journal Reading Anestesi

  • 1. Perioperative Pain Management in Morbid Obesity Muhammad Rizqan Fahlevi Akbar NIM. 2030912310002 Journal Reading Pembimbing: dr. Rory Deny Saputra, Sp.An, M.Sc DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FAKULTAS KEDOKTERAN ULM RSUD ULIN BANJARMASIN September, 2021 1
  • 2. Perioperative Pain Management in Morbid Obesity Published online: 29 Juni 2019 2 Drugs/2019/Vol 79/Issue 5
  • 3. Pendahuluan Insidensi obesitas meningkat di seluruh dunia 3 Guideline ERABS memberikan rekomendasi untuk pengurangan opioid pada operasi pengurangan BB 40% dari populasi di AS, 650 juta di seluruh dunia Obesitas morbid atau morbid obesity (MO) didefinisikan sebagai IMT >40 kg/m2 Pasien dengan MO dapat mengalami OIVI Akibat sedasi dan depresi nafas disebabkan opioid, dikombinasikan dengan obstruksi jalan nafas dan hiperkapnea OIVI : opioid-induced ventilatory impairment Dapat diterapkan pada manajemen nyeri akut pada pasien MO yang menjalani berbagai prosedur bedah ERABS : enhanced recovery after bariatric surgery Pasien obesitas memiliki peningkatan resiko nyeri pasca operasi kronis (chronic post-surgical pain)
  • 4. Perubahan Fisiologis pada MO Sistem Perubahan Sistem saraf pusat Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik, CVD Kardiovaskular Volume darah sirkulasi yang lebih tinggi, CO yang lebih tinggi, hipertensi, LVH, aterosklerosis, CAD, gagal jantung (kardiomiopati obesitas), hipertensi pulmonal, RVH, kor pulmonal Hematologi Polisitemia, hiperkoagulobilitas Respirasi Penurunan FRC dan ERV, peningkatan konsumsi oksigen dan produksi CO2, peningkatan ventilasi semenit, hipoksemia kronis, atelektasis, OSA, OHS, penyakit paru restriktif, Gastrointestinal Volume lambung yang lebih besar, pH lambung yang lebih rendah, penyakit kandung empedu, NAFLD, NASH, sirosis Endokrin Resistensi insulin yang lebih tinggi, dislipidemia, sindrom metabolik, hipotiroidisme, infertilitas Ginjal Hiperfiltrasi glomerulus, gangguan natriuresis Muskuloskeletal Osteoarthritis 4 Perubahan ini berdampak pada farmakokinetik dan farmakodinamik obat perioperatif yang umum digunakan.
  • 5. 5 Farmakokinetik Farmakologi Nyeri Akut pada MO Volume distribusi (Vd) sebagian besar obat analgesik berubah pada MO Vd dipengaruhi oleh volume darah yang bersirkulasi dan CO yang lebih tinggi serta berkurangnya proporsi total air tubuh yang terlihat pada MO dibandingkan dengan populasi umum Vd obat lipofilik umumnya meningkat, sedangkan pada obat hidrofilik tampaknya kurang terpengaruh Klirens hepar tidak meningkat pada tahap awal, namun dapat meningkat akibat infiltasi lemak, sirosis, atau penurunan perfusi klirens ginjal biasanya meningkat pada MO, sebagai akibat dari aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus yang lebih tinggi MO yang berlangsung lama, klirens ginjal menurun karena obesity-induced-CKD
  • 6. Pasien MO sangat sensitif terhadap obat penenang dan memiliki resiko OIVI yang tinggi 6 Farmakodinamik Farmakologi Nyeri Akut pada MO Diperlukan penggunaan skalar dosis yang tepat, titrasi yang cermat dari obat-obatan yang digunakan secara rutin, dan pemantauan yang ketat Pemberian benzodiazepin dan opioid secara bersamaan harus dihindari pada periode perioperatif. Beberapa pasien dengan MO dapat mengalami hipotensi berat dan persisten
  • 7. Dosis Obat TBW umumnya digunakan untuk analgesia yang relatif efektif dan aman ERABS merekomendasikan IBW pada penentuan dosis pasien MO Pedoman lain menyarankan ABW Titrasi obat untuk mendapatkan efek, terutama pada analgesik dengan terapeutik window sempit 7 TBW: Total Body Weight ABW : Adjusted Body Weight IBW : Ideal Body Weight
  • 8. Dosis Obat Obat Loading Dose Scalar Maintenance Dose Scalar Acetaminophen Fixed dose16,17,46 Fixed dose16,17,46 Ketorolac Fixed dose18,48 Fixed dose18,48 Tramadol Fixed dose19,20,56 TBW55 Fixed dose19,20 Remifentanil LBW21 IBW68 LBW21 IBW67,68 Fentanyl TBW9,22 LBW10,11,23,24 IBW68,83 TBW9,22 IBW68,83 Sufentanil LBW10,25 LBW10,25,26 IBW67 Pregabalin Fixed dose56,70,71 Fixed dose56 Ketamine IBW27 IBW77,83 TBW78 Lidocaine ABW28,84 ABW28,84 Dexmedetomidine LBW18,88,89 TBW22,29,87 LBW18,88,89 8
  • 9. Patofisiologi Nyeri 9 Nyeri Nosiseptif Pro-Nosiseptif Akibat cedera jaringan Sensitisasi SSP • pedoman ERABS merekomendasikan bahwa analgesik dasar harus diberikan secara sistematis, tanpa adanya kontraindikasi. • Opioid kemudian dapat ditambahkan berdasarkan tingkat keparahan dan dititrasi untuk mendapatkan efek. • Muncul secara klinis sebagai hiperalgesia dan/atau alodinia • Hiperalgesia akut dapat menjadi prediktor penting atau faktor risiko untuk perkembangan nyeri pasca bedah kronis
  • 10. Chronic post-surgical pain (CPSP) 10 CPSP tidak memiliki definisi universal, Biasanya digambarkan sebagai nyeri yang berkembang setelah operasi, berlangsung di luar proses penyembuhan biasa dan tidak ada dugaan sebagai akibat dari penyebab lain. Kuesioner DN4 dapat digunakan untuk mendiagnosis pro-nosisepsi Jika positif, penggunaan antihiperalgesik yang tepat (ketamin, lidokain, pregabalin, dll.) harus dipertimbangkan. DN4: Douleur Neuropathique 4
  • 11. 1 Manajemen nyeri Preoperatif pada MO 2 Persiapan dan Pengoptimalan Pra-Operatif 3 11 Analgesia intraoperatif Anestesi Regional dan Teknik Analgesi
  • 12. Persiapan dan Pengoptimalan Pra- Operatif Perhatian khusus harus diberikan pada diagnosis dan pengobatan sleep-disordered breathing yang umum pada pasien MO 12 Terapi tekanan positif sebelum operasi elektif terapi tekanan positif (CPAP atau BiPAP) harus dipastikan selama minimal 6 minggu (idealnya sekitar 6 bulan) sebelum operasi elektif Pasien dengan kadar bikarbonat yang meningkat sering kali memiliki jendela terapi opioid yang lebih rendah dan tetap berada pada risiko OIVI yang sangat tinggi Dianjurkan untuk mengurangi atau menghindari opioid pada pasien ini bersama dengan pemantauan pasca operasi yang diperpanjang
  • 13. Analgetik Intraoperatif Memerlukan perhatian pada analgesik yang bekerja secara sistemik Pendekatan step-ladder Ottawa Modalitas antinosiseptif dan antihiperalgesik harus dipertimbangkan secara terpisah 13
  • 15. Anestesi Regional dan Teknik Analgesi Sangat merekomendasikan teknik anestesi regional pada pasien MO dan SDB Keuntungan • Opioid-sparing • Peingkatan kontrol nyeri akut • Penurunan PONV • Penurunan durasi ventilasi mekanis pasca operasi • Ambulasi lebih awal 15 PONV: post-operative nausea et vomitting
  • 16. Anestesi Regional dan Teknik Analgesi Pada pasien dengan MO yang menjalani operasi dada dan perut terbuka, anestesi epidural telah dikaitkan dengan penurunan kebutuhan opioid pasca operasi dan komplikasi paru 16 Dalam penelitian lain, EA dibandingkan dengan analgesia opioid sistemik standar pada pasien dengan BMI>30 kg/m2 yang menjalani sternotomi median, EA telah secara signifikan mengurangi waktu intubasi trakea pasca operasi, lama tinggal di unit perawatan intensif dan skor nyeri, baik saat istirahat dan dengan batuk EA juga terbukti berhubungan dengan tingkat PONV yang lebih rendah pada pasien dengan MO, dibandingkan dengan analgesia opioid sistemik. EA: epidural anestesi
  • 17. Anestesi Regional dan Teknik Analgesi 17 Fase Rekomendasi Pre-Operatif Skrining untuk SDB dan memastikan kepatuhan terhadap pengobatan Skrining untuk faktor risiko nyeri yang tidak terkontrol Memberikan pendidikan dan kepastian Memulai analgesia dasar: asetaminofen dan NSAID jika diindikasikan Hindari premedikasi sedatif Intra-Operatif Anestesi regional bila memungkinkan Analgesia sistemik multimodal hemat opioid Pertimbangkan untuk menggunakan ketamin, lidokain, dan/atau dexmedetomidine Pasca-Operatif Pemantauan yang diperluas untuk potensi efek samping pernapasan Lanjutkan langkah-bijaksana analgesia multimodal hemat opioid Pertimbangkan anti-hiperalgesik jika mencurigai pro-nosisepsi (DN4+) Pertimbangkan rujukan awal ke spesialis nyeri kronis dalam kasus akut yang tidak terkontrol dengan baik nyeri pasca operasi, krisis nyeri atau pelepasan pada opioid kerja lama
  • 18. Perawatan Post Operatif Analgesik dasar harus dilanjutkan selama perawatan perioperatif 18 Kehadiran hiperalgesia dan pro-nosisepsi juga harus dicari dan diobati dengan tambahan anti-hiperalgesia pada setiap langkah pada WHO ladder Untuk nyeri sedang, opioid tahap II dapat diberikan Opioid yang lebih kuat dapat ditawarkan untuk nyeri nosiseptif yang parah sebagai langkah ketiga Saat nyeri akut mereda, analgesik dihentikan mulai dari peringkat teratas pada tangga WHO. Opioid yang lebih kuat adalah yang pertama dihentikan, diikuti oleh opioid yang lebih lemah dan analgesik dasar yang terakhir dihentikan. Penggunaan tambahan anti-hiperalgesik harus dinilai berdasarkan persistensi komponen pro-nosiseptif, seperti yang diidentifikasi oleh kuesioner DN4. Jika pasien terus mengalami nyeri pro-nosiseptif yang signifikan selama periode pasca operasi, maka perlu pertimbangan rujukan ke spesialis nyeri kronis.
  • 19. Kesimpulan Pasien dengan MO sering mengalami perubahan fisiologis multisistem dan beban komorbiditas yang secara signifikan dapat mempengaruhi manajemen nyeri perioperatif. Pasien-pasien ini dapat mengalami peningkatan efek samping dari manajemen nyeri akut yang tidak memadai dan/atau tidak tepat dan memerlukan pendekatan hemat opioid (opioid-sparing) berdasarkan tingkat keparahan dengan adjuvan non-opioid jika ada pro-nosiseptif akut. Ulasan ini merangkum bukti terkini untuk analgesik sistemik dan mengidentifikasi kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut dalam manajemen farmakologis, regional, dan non-farmakologis nyeri akut pada pasien dengan obesitas morbid. 19
  • 20. Poin-Poin Kunci Strategi manajemen nyeri hemat opioid berbasis tingkat keparahan multimodal (multimodal step-wise severity-based opoid-sparing pain management) meningkatkan keselamatan pasien dan hasil perioperatif dan direkomendasikan pada pasien MO. Pro-nosiseptif akut yang muncul sebagai hiperalgesia harus diidentifikasi dan diobati dengan adjuvan antihiperalgesia non-opioid yang sesuai. Mengingat ketidakpastian farmakokinetik dan farmakodinamik pasien dengan MO, analgesik harus dititrasi dengan hati-hati, terutama pada obat- obatan dengan therapeutic window yang sempit. Skrining pra-operatif, diagnosis, dan pengobatan SDB, serta pemantauan pasca operasi yang tepat, sangat penting untuk mengoptimalkan keamanan manajemen nyeri akut perioperatif pada pasien dengan MO. 20