Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akibat virus yang ditandai gejala demam, batuk, pilek, dan nyeri bagian tertentu yang menular lewat udara. Patofisiologinya dimulai dari inhalasi atau sentuhan droplet virus yang menginfeksi sel epitel napas dan bereplikasi disertai inflamasi.
1. Kelas B PSPA Ganjil 2022/2023
Swamedikasi
GANGGUAN
PERNAPASAN
2. Anggota Kelompok 2
Dheya Utami W.
024
M. Ariq Al Faruq
046
Syifa Amanda
048
Edwin Pratama
064
Hasna Siti M.
068
M. Raihan R.
080
Ani Nurfalah
100
3. Swamedikasi
Pengobatan yang dilakukan oleh pasien yang
menderita keluhan penyakit ringan yang tidak
harus datang ke dokter serta tidak harus membeli
obat dengan resep. Swamedikasi berpedoman
pada:
● WWHAM
● Permenkes No. 73 Tahun 2013
(Fachruichsan et al., 2018).
4. GANGGUAN SALURAN NAPAS
Influenza
01 Influenza adalah penyakit
infeksi saluran pernafasan
yang disebabkan oleh virus
yang ditandai dengan gejala
demam, batuk, pilek, dan
nyeri pada bagian tertentu
yang dapat ditularkan melalui
udara. (Kemenkes RI, 2016).
02 Batuk
Merupakan mekanisme
refleks protektif berupa
manuver ekspulsif paksa
udara dari rongga toraks
melalui glotis yang terbuka
mendadak (IDAI, 2017).
03 Asma
Inflamasi kronik saluran napas
yang ditandai mengi, batuk, rasa
sesak, yang bervariasi dalam
tingkat keparahan dan frekuensi
dari orang ke orang (Kemenkes
RI, 2019).
04 Rinitis
Inflamasi mukosa hidung
setelah paparan alergen
(Madiadipoera dan Utami,
2021).
5. CONTOH KASUS 1:
Flu Batuk pada Anak
Ny. J (41 th), seorang psikolog datang ke
apotek menceritakan gejala yang
diderita anaknya (6 th, 24 kg) yaitu flu
disertai dengan batuk, pilek, hidung
tersumbat, demam, sakit dan nyeri otot,
serta sakit kepala tepat setelah ia
sekeluarga pergi berlibur ke taman bunga
dan kebun binatang. Gejala ini telah
berlangsung sekitar 1 minggu. Sebagai
seorang apoteker terapi apa yang anda
sarankan untuk pasien tersebut?
Who is the patient?
Anak, 6 tahun 24 kg
What are the symptoms?
Flu, batuk, pilek, hidung tersumbat,
demam, sakit dan nyeri otot, dan
sakit kepala
How long?
A week
Action taken?
No
Medication being taken?
No
Diberikan obat sirup yang mengandung :
● Paracetamol sebagai antipiretik (demam) sekaligus
analgesik
● CTM untuk mengatasi gejala alergi, flu, batuk dan pilek
● Pseudoefedrin HCL untuk mengatasi gejala hidung
tersumbat akibat flu, batuk dan pilek
Obat yang direkomendasikan adalah OBH Combi Anak Batuk
Plus Flu 3 x sehari 1 sdm (10 ml)
Rekomendasi (Berardi et.al, 2009).
6. CONTOH KASUS 2:
Batuk Berdahak Pada
Anak
Ny. A pergi ke apotek untuk membeli obat
untuk anaknya. Usia anaknya 5 th dengan
BB 20 kg. Ny. A mengatakan bahwa
anaknya sejak tadi malam mengalami
demam dengan suhu 38˚C yang disertai
batuk berdahak dan pilek. Dahak yang
dikeluarkan kental dan belum bisa
mengeluarkan dahak dengan sendirinya.
Sebagai apoteker bagaimana rekomendasi
terapi yang disarankan
Who is the patient?
Anak Ny. A (5 tahun, 20 Kg)
What are the symptoms?
Demam, batuk berdahak, pilek
How long?
Semalam
Action taken?
Tidak ada
Medication being taken?
Tidak ada
Diberikan obat sirup yang mengandung:
● Paracetamol sebagai antipiretik (pereda demam).
● Guaifenesin sebagai agen mukolitik untuk batuk
berdahak.
● Pseudoefedrin HCl dan Chlorpheniramine Maleate
sebagai dekongestan untuk pilek.
Obat sirup yang direkomendasikan Hufagrip batuk flu anak (3
kali sehari 1 sendok teh (5 mL)
Rekomendasi
(IDAI, 2017).
7. CONTOH KASUS 3:
Batuk Kering Ibu Hamil
Ny.Anami berusia 27 tahun yang sedang
hamil 20 minggu datang ke apotek
mengeluhkan keadaannya, yang dirasakan
yaitu pusing, batuk tidak berdahak,
demam dan hidung tersumbat yang
sudah terjadi sehari lalu. Sebagai apoteker
apa rekomendasi pengobatan yang
disarankan?
Who is the patient?
What are the symptoms?
How long?
Action taken?
Medication being taken?
- Dextromethorphan untuk
mengobati batuk kering;
- Pseudoephedrine untuk hidung
tersumbat;
- Acetaminophen untuk demam.
Rekomendasi
Ny. Anami (27 Tahun Hamil 2 bulan)
Pusing, batuk tidak berdahak, demam, dan pilek
Sehari lalu
-
-
(Erebara et al, 2008;
8. CONTOH KASUS 4:
Asma pada ibu hamil
Ibu A berumur 27 tahun sedang
hamil 8 bulan, mendapat diagnosis
asma stage 1 dan merasakan sesak
napas akhir-akhir ini. Ia meminta
rekomendasi pengobatan kepada
anda sebagai apoteker. Terapi
manakah yang paling aman?
Who is the patient?
Ibu A, 27 Tahun
What are the symptoms?
Sesak napas
How long?
-
Action taken?
No
Medication being taken?
No
● Merekomendasikan kombinasi ICS dan
SABA dosis rendah
● ICS (Budesonid) sebagai controller dan
berkategori B
● SABA sebagai terapi untuk asma
intermitten dan berkategori C
Rekomendasi
9. CONTOH KASUS 5:
Rinitis Alergi pada Anak
Seorang ibu datang ke apotek mengeluhkan
anaknya (7 th, 23 kg) menderita rinitis alergi
dengan gejala mata dan hidung berair, serta
bersin. Untuk menghilangkan gejalanya, ia
mengkonsumsi tablet difenhidramin 12,5 mg
empat kali sehari. Setelah menggunakan obat ini,
gejala teratasi, tetapi muncul efek samping
mengantuk dan mulut terasa kering. Anaknya
merasa terganggu dengan efek samping yang
terjadi. Apakah obat pengganti yang Anda
rekomendasikan?
Who is the patient?
Anak (7 tahun, 23 kg)
What are the symptoms?
Mata dan hidung berair, bersin
How long?
-
Action taken?
Minum obat
Medication being taken?
Difenhidramin tab 4 x 12,5 mg
● Jika ES mengganggu, sesuaikan dosis/alihkan ke agen lain
● Efek terhadap SSP dan SSO Difenhidramin (antihistamin
non-selektif) tinggi
● Alihkan ke antihistamin selektif, yaitu Loratadine atau
Fexofenadine (>12 tahun)
● Berikan Loratadine 5 mg sekali sehari
Rekomendasi
(DiPiro et al., 2015; MIMS, 2022).
10. CONTOH KASUS 6:
Rhinitis Alergi Pada Ibu
Hamil
Ibu N, berusia 25 tahun yang sedang
hamil 20 minggu datang ke apotek
dengan keluhan bersin yang menerus,
hidung berair, gatal dan tersumbat sejak 3
hari lalu, keluhan ini muncul terutama di
pagi dan malam hari. Ibu N datang ke
apotek sambil membawa obat Rhinos SR
kapsul yang biasa dikonsumsi apabila
mengalami gejala yang sama selama
sebelum hamil, dengan maksud ingin
bertanya terkait keamanannya pada
apoteker.
Who is the patient?
What are the symptoms?
Bersin merus, hidung berair, gatal dan
tersumbat
How long?
3 hari terakhir
Action taken?
-
Medication being taken?
-
●Tidak merekomendasikan Ibu N mengonsumsi
obat Rhinos SR (pseudoefedrin + loratadin)
●Merekomendasikan obat antihistamin Cetirizine
tablet 10mg satu kali sehari untuk mengatasi
gejala alergi
●Terapi non-farmakologi dengan uap air hangat
Rekomendasi
Ibu N 25 tahun, hamil 20 minggu
11. CONTOH KASUS 7:
Ny. R (40) datang ke apotek untuk membeli obat
dengan keluhan bersin berulang sejak 3 bulan
terutama pagi dan malam hari dengan frekuensi
bersin lebih dari 6 kali. Pasien mengatakan saat
bersin keluar cairan berwarna bening encer dan
terkadang merasa hidungnya tersumbat. Beberapa
hari sebelumnya pasien diketahui telah mengunjungi
taman bunga dan mempunyai hewan peliharaan.
Pasien mempunyai Riwayat penyakit hipertensi dan
akhir-akhir ini rutin mengkonsumsi obat
antihipertensi berupa amlodipin. Berikan terapi
swamedikasi yang tepat untuk pasien tersebut.
Who is the patient?
Ny. R (40 tahun)
What are the symptoms?
Bersin berulang, hidung berair, tersumbat
How long?
3 bulan, frekuensi bersin > 6 kali
Action taken?
-
Medication being taken?
Berikan Cetirizin untuk Meredakan gejala alergi (bersin,
hidung berair, mata berair) → 1x1 pagi hari setelah makan.
(aman untuk hipertensi).
Berikan iliadin (oxymetazoline HCl) untuk hidung
tersumbat → 2x1
Berikan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh →
Imboost → 1-2 tablet sehari setelah makan
Rekomendasi
Antihipertensi (Amlodipine)
Rhinitis Alergi dengan Hipertensi
(DiPiro et al., 2015, Pratama, R.B, 2021)
12. HASIL DISKUSI
Mengapa SABA dengan kategori C
untuk ibu hamil masih digunakan?
Apakah ada penanganan lainnya?
Meskipun SABA termasuk kategori C, menurut hasil penelitian ACOG and NHLBI,
disimpulkan bahwa penggunaan SABA sebagai pelega asma digolongkan aman untuk
kehamilan. Hal ini dikarenakan banyak penelitian yang tidak menemukan atau hanya
menemukan hubungan minor antara penggunaan SABA dengan masalah pada janin
maupun bayi.
Menurut GINA 2020, pada pasien ibu hamil dapat dilakukan review 4-6 minggu setelah
terapi atau 1 minggu jika terjadi eksaserbasi. Sejak 2019, SABA tidak direkomendasikan lagi
sebagai terapi tunggal sehingga kini terapi SABA digunakan sebagai kombinasi dengan ICS.
Sebagai tambahan konseling, pasien perlu diedukasi penggunaan inhaler apabila
sebelumnya belum pernah menggunakal inhaler
13. Daftar Pustaka
Berardi, R. R., Ferrari, S.P., Hume, L. A., Kroon, L.A., Newton, G. D., Popovich, N. G., Remington, T. L.,
Rolins, C. J., Shimp, L. A., Tietze, K. J. 2009. A Handbook Of Nonprescription Drugs : An
Interactive Approach To Self-care. American : American Pharmacist Association
DiPiro, J. T., B. G. Wells, T. L. Schwinghammer, dan C. V. DiPiro. 2015. Pharmacotherapy Ninth Ed.
Inggris: McGraw-Hill Education Companies.
Erebara, A., Pina, B., Adrienne, E., dan Gideon, K. 2008. Treating the common cold during
pregnancy. Canadian Family Physician. Vol 54(1):687-689.
Fachruichsan, F. X. Lameng, dan E. Rui. 2018. Evaluasi Pelayanan Swamedikasi di Apotek
Berdasarkan WWHAM dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 di Kota
Maumere. Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi. 1(1): 15-20.
IDAI. 2017. Rekomendasi Diagnosis dan Tata Laksana Batuk pada Anak. Badan Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia:Jakarta.
14. Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Etika Mencegah Penularan Influenza di Tempat Umum. Tersedia
online di b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/mobile/berita/baca/339/Etika-Mencegah-Penularan-
Influenza-di-Tempat-Umum [Diakses pada tanggal 30 Agustus 2022]
Kementrian Kesehatan RI. 2019. Penderita Asma di Indonesia. Tersedia online di
https://d3v.kemkes.go.id/storage/download/pusdatin/infodatin/infodatin%20asma%202019.pdf
[Diakses pada tanggal 30 Agustus 2022]
Menteri Kesehatan RI. 2008. Kepmenkes Nomor 1023/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Pedoman
Pengendalian Penyakit Asma. Tersedia daring di
https://docs.google.com/presentation/d/1i0Ic98qans2stJN-
CkdNb6wpPBrHvbil0B_e2WBORMM/edit#slide=id.g148fe00e794_0_520 [Diakses 30 Agustus
2022]
MIMS. 2022. Loratadine. Tersedia daring di
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/loratadine?mtype=generic [Diakses 30 Agustus
2022].
Pratama, R.B. 2021. Manajemen Terapi Rhinitis. Jurnal Medika Hutama. Vol. 02 (3).
16. Pendahuluan
Definisi
Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus yang ditandai
dengan gejala demam, batuk, pilek, dan nyeri pada bagian tertentu yang dapat ditularkan
melalui udara. (Kemenkes RI, 2016).
Patofisiologi
Patofisiologi influenza dimulai dari inhalasi droplet virus influenza maupun inokulasi langsung
lewat sentuhan tangan dari penderita. Virus kemudian mengikat reseptor asam sialat yang
terdapat pada sel epitel jalan napas, khususnya di trakea dan bronkus, lalu diikuti replikasi virus
dan kemudian infeksi virus menyebabkan inflamasi pada saluran pernafasan.
20. Batuk: Pendahuluan
- Merupakan mekanisme refleks protektif berupa manuver ekspulsif paksa udara dari rongga
toraks melalui glotis yang terbuka mendadak (IDAI, 2017).
- Batuk dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi dan karakteristik. Berdasarkan durasi, batuk terbagi menjadi:
1. Batuk akut bila berlangsung kurang dari 2 minggu
2. Batuk kronik apabila telah berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
3. Batuk kronik berulang yaitu batuk yang berlangsung selama 2 minggu dan/atau batuk yang berulang
sedikitnya 3 episode dalam 3 bulan berturut-turut dengan/tanpa gejala respiratori atau non-
respiratori lainnya.
26. Rinitis Alergi: Pendahuluan
● Rinitis alergi merupakan kondisi inflamasi pada
mukosa hidung yang terjadi setelah paparan
alergen dan diperantarai oleh immunoglobulin
E (IgE) (Madiadipoera dan Utami, 2021)
● Klasifikasi rinitis dibedakan berdasarkan
frekuensi dan derajat keparahan
● Monitoring dilakukan terhadap penurunan
derajat keparahan dan efek samping
● Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil
1. Anamnesis: adanya allergic shiners
(bayangan kehitaman di bawah kelopak
mata yang disebabkan oleh kongesti
periorbital) serta allegric salute (gerakan
khas menggosok/menggaruk hidung
dengan jari atau tangan yang disebabkan
karena hidung gatal)
2. Nasoendoskopi: Didapatkan konka inferior
mengalami pembengkakan (edema),
membesar (hipertrofi), dan pucat (livid)
3. Uji tusuk kulit (skin prick test)
4. Pemeriksaan IgE spesifik dengan
Radioallergosorbent Test (RAST)
(DiPiro et al., 2015).
29. PATIENT MEDICAL HISTORY
Age
35 years
Allergies
No
Gender
Male
2020
Earth is the planet
where we all live on
2010
Despite being red, Mars
is actually a cold place
Location
Barcelona, Spain
2015
Mercury is the closest
planet to the Sun