SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
REFLEKSI KASUS
GENERAL ANESTESI DENGAN TOTAL
INTRAVENOUS ANESTHESIA (TIVA) PADA
PASIEN ULKUS DIABETES PEDIS DENGAN
STATUS ASA 2
Adnal Khemal Pasha Husein Putra
20184011130
Pengalaman
Seorang laki-laki usia 48 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan kaki kiri
bengkak dan terdapar luka. Pasien mengatakan kaki terasa nyeri kadang-
kadang dan bau pada luka. Pasien pernah di diagnosis Diabetes sejak 5 tahun
yang lalu dan rutin pengobatan metformin. Pusing(-), mual (-), muntah (-), BAK
lancar. Selain riwayat DM, pasien memiliki riwayat hipertensi, riwayat asma (-),
riwayat alergi (-) dan sehari-hari pasien merokok.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : compos mentis
Vital sign :
 Tekanan darah : 160/80 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Nafas : 22 kali/menit
 Suhu : 36,5 derajat celcius
 VAS score : 1
Buka mulut >3jari, jarak thyromental >6.5cm, gerakan leher bebas.
Mallampati skor 1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium:
Darah Lengkap
• Hb : 14,0 [12 - 16] g%
• AL : 13,16 [4 - 10] ribu/ul
• AT : 284 [150 - 450] ribu/ul
• HMT : 41,2 [36 - 46] %
• Eosinofil : 4 [2 - 4] %
• Basofil : 0 [0 - 1] %
• Batang : 2 [2 - 5] %
• Segmen : 62 [51 - 67] %
• Limfosit : 20 [20 - 35] %
• Monosit : 12 [4 - 8] %
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Darah :
• GDS : 282 [<200] mg/dl
• Ureum : 23 [17 - 43] mg/dl
• Kreatin : 0,67 [0,6 – 1,1] mg/dl
• Natrium : 140,7 [137,0 – 145] mmol/l
• Kalium : 3,50 [3,50 – 5,10] mmol/l
• Klorida : 104,7 [98,0 – 107,0] mmol/l
Hemostasis
• PPT : 12,2 [12,0-16,0] detik
• APTT : 27,8 [28,0-38,0] detik
DIAGNOSIS
• Ulkus Diabetes pedis sinistra
• Klasifikasi ASA: ASA 2 (Riwayat DM, hipertensi)
Perasaan terhadap pengalaman
Apa saja jenis obat-obatan yang digunakan pada anestesi umum dengan total
intravena? Bagaimana efek pemberian obat-obatan anestesi umum terhadap
pasien ini?
Total Intravenous Anesthesia (TIVA) atau Anestesi Intravena
• Merupakan teknik anastesi umum/general anesthesia dengan menggunakan
obat-obat anastesi yang dimasukkan lewat jalur intravena
• TIVA digunakan untuk ketiga trias anastesi yaitu hipnotik, analgetik dan
relaksasi otot
Kelebihan TIVA:
 Dapat dikombinasikan atau terpisah dan dapat dititrasi dalam dosis yang lebih
akurat dalam pemakaiannya.
 Tidak mengganggu jalan nafas pada pasien
 Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat serta mesin anestesi khusus.
 Cepat menghasilkan efek hypnosis.
 Mempunyai efek analgesi.
 Disertai amnesia pasca anestesi.
 Cepat dieliminasi oleh tubuh.
 Dampak yang tidak baik mudah dihilangkan oleh obat antagonisnya.
Indikasi TIVA:
TIVA dalam prakteknya sehari-hari digunakan sebagai:
 Obat induksi anastesi umum
 Obat tunggal untuk anastesi pembedahan singkat
 Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat
 Obat tambahan anastesi regional
 Menghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan SSP
Cara pemberian:
a) Sebagai obat tunggal
• Induksi anestesi
• Operasi singkat: cabut gigi
b) Suntikan berulang
Sesuai kebutuhan: colonoscopy
c) Diteteskan lewat infus
Menambah kekuatan anestesi.
• Premedikasi anestesi adalah pemberian obat sebelum anestesi dilakukan
• Tindakan premedikasi ini mempunyai tujuan antara lain
 memberikan rasa nyaman bagi pasien
 membuat amnesia
 memberikan analgesia
 mencegah muntah
 memperlancar induksi
 mengurangi jumlah obat – obat anestesi
 menekan reflek – reflek yang tidak diinginkan
 mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas.
Obat Premedikasi
• Golongan benzodiazepine bekerja sebagai hipnotik, sedatif, anxiolitik, amnestik,
antikonvulsan, pelumpuh otot yang bekerja di sentral
• Benzodiazepine bekerja di reseptor ikatan GABA yang terdapat diberbagai area di
otak seperti di medulla spinalis, batang otak serebelum sistem limbik serta korteks
serebri
• Afinitas pada reseptor GABA berurutan seperti berikut midazolam > diazepam
• Midazolam di indikasikan pada premedikasi sebelum induksi anestesi, basal
sedasion sebelum tindakan diagnostic atau pembedahan yang dilakukan di bawah
anestesi local serta induksi dan pemeliharaan selama anestesi.
Midazolam
Dosis premedikasi sebelum operasi:
• Dewasa : 0,05- 0,1 mg/ kg BB secara IM sesuai dengan keadaan umum pasien,
lazimnya diberikan 5 mg.
• Dosis usia lanjut dan pasien lemah: 0,025 - 0,05 mg/ kg BB (IM)
• Untuk basal sedation pada dewasa dosis 0.05-0.1 mg/kgBB tidak melebihi 2,5 mg
IV 5-10 menit sebelum permulaan operasi
• dosis induksi 0.1-0.4 mg/kgBB
Midazolam
Efek Samping
Efek yang berpotensi mengancam jiwa, yaitu:
midazolam dapat mengakibatkan depresi pernafasan dan kardiovaskular, iritabilitas
pada ventrikel dan perubahan pada kontrol baroreflek dari denyut jantung. Efek yang
berat dan ireversibel yaitu selain depresi SSP yang berhubungan dengan dosis, tidak
pernah dilaporkan efek samping yang ireversibel.
Efek samping simtomatik:
agitasi, involuntary movement, bingung, pandangan kabur, nyeri pada tempat
suntikan, tromboflebitis dan trombosis.
Midazolam dapat berinteraksi dengan obat alkohol, opioid, simetidin, ketamine.
Midazolam
Fentanyl
• Fentanil merupakan salah satu preparat golongan analgesik opioid dan
termasuk dalam opioid potensi tinggi dengan dosis 1-2 μg/kgBB
• Sebagai anestetik 75 – 125 kali lebih poten dari Morfin. Lamanya efek
depresi nafas fentanil lebih pendek dibanding meperidin
• Opioid dosis tinggi yang deberikan selama operasi dapat menyebabkan
kekakuan dinding dada dan larynx, dengan demikian dapat mengganggu
ventilasi secara akut
• Maka dari itu, dosis fentanil dan sufentanil yang lebih rendah telah digunakan
sebagai premedikasi dan sebagai suatu tambahan baik dalam anestesi
inhalasi maupun intravena untuk memberikan efek analgesi perioperatif.
• Fentanyl biasanya digunakan hanya untuk anestesi, meski juga dapat digunakan
sebagai anelgesi pasca operasi
• Obat ini tersedia dalam bentuk larutan untuk suntik dan tersedia pula dalam bentuk
kombinasi tetap dengan droperidol
• Fentanyl dan droperidol (suatu butypherone yang berkaitan dengan haloperidol)
diberikan bersama-sama untuk menimbulkan analgesia dan amnesia dan
dikombinasikan dengan nitrogen oksida memberikan suatu efek yang disebut
sebagai neurolepanestesia.
• Dosis induksi 2-50 μg/kgBB
Fentanyl
• Merupakan golongan OAINS/NSAID
• Dosis awal 10-30 mg dan dapat diulang setiap 4-6 jam max 90 mg sehari
• Cara kerja ketorolac adalah menghambat sintesis prostaglandin di perifir tanpa
menggangu reseptor opioid di sistema saraf pusat
• Tidak dianjurkan digunakan untuk
 wanita hamil
 menghilangkan nyeri persalinan
 wanita sedang menyusui
 usia lanjut
 anak usia < 4 tahun
 gangguan perdarahan.
Ketorolac
• Merupakan suatu antagonis 5-HT3 yang sangat efektif untuk mual dan muntah
• Ondansetron mempercepat pengosongan lambung, tetapi waktu transit saluran
cerna memanjang sehingga dapat terjadi konstipasi
• Dosis ondansentron yang biasanya diberikan untuk premedikasi antara 4-8
mg/kgBB
Ondansetron
Jenis Anestesi Intravena
1. Golongan Barbiturat
Pentothal/ Thiopenthal Sodium/ Penthio Barbital/ Thiopenton
• merupakan obat anestesi umum barbiturat short acting
• tiopentol dapat mencapai otak dengan cepat dan memiliki onset yang cepat
(30-45 detik)
• Dosis yang biasanya diberikan berkisar antara 3-5 mg/kg
Golongan Barbiturat
Efek samping obat:
• Sistem kardiovaskuler → depresi otot jantung, vasodilatasi perifer, turunnya
curah jantung
• Sistem pernapasan→ menyebabkan depresi saluran pernapasan → apnea
• Menyebabkan mual, muntah, dan salivasi
• Menyebabkan trombophlebitis
Kontraindikasi:
Alergi barbiturate, status ashmatikus, syok, anak usia < 4 th (depresi saluran
pernapasan)
Propofol
2. Propofol
• Merupakan derivat fenol yang banyak digunakan sebagai anastesia
intravena
• Pertama kali digunakan dalam praktek anestesi pada tahun 1977 sebagai
obat induksi.
• Mengandung lecitin, glycerol dan minyak soybean, sedangkan pertumbuhan
kuman dihambat oleh adanya asam etilendiamintetraasetat atau sulfat
• Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat
isotonik dengan kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg) dan pH 7-8.
• Propofol menekan refleks laring sehingga sangat cocok untuk digunakan
dengan perangkat LMA agar dapat dimasukkan dengan lancar
Propofol
Dosis:
Induksi → 1,5-2,5 mg/kgBB
Efek Samping:
• 50-75% nyeri selama pemberian akibat iritasi pembuluh darah vena→ dapat
dihilangkan dengan menggunakan lidokain (0,5 mg/kg)
• Hati – hati pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak seperti
hiperlipidemia dan pankreatitis
• Pada ibu hamil→ menembus plasenta→ menyebabkan depresi janin
• Pada sistem kardiovaskuler, obat ini dapat menurunkan tekanan darah dan
sedikit menurunkan nadi.
Ketamin
• Ketalar sebagai nama dagang yang pertama kali diperkenalkan oleh Domino
dan Carson tahun 1965 yang digunakan sebagai anestesi umum
• Sering menimbulkan takikardi, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, pasca
anasthesi menimbulkan muntah, pandangan kabur, mimpi buruk, disorientasi
• Dapat meningkatkan aliran darah ke otak→ TIK meningkat
• Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan
ke seluruh organ
• Efek muncul dalam 30 – 60 detik setelah pemberian secara IV, 15 menit IM
Ketamin
Dosis:
Induksi → 1–2 mg/KgBB secara I.V atau 5 – 10 mg/KgBB I.M
Analgesik/Sedasi → 0,2 – 0,8 mg/kg secara IV atau 2 – 4 mg/kg IM
Kontraindikasi:
Hipertensi tak terkontrol
Hipertroid
Eklampsia/ pre eklampsia
Gagal jantung
Unstable angina
Infark miokard
Opioid
a. Morfin
Penggunaanya untuk premedikasi, analgesic, anastesi, pengobatan nyeri yang
berkaitan dengan iskemia miokard, dan dipsnea yang berkaitan dengan
kegagalan ventrikel kiri dan edema paru.
Dosis:
Analgesic: IV 2,5-15 mg, IM 2,5-20 mg
Induksi : IV 1 mg/kgBB
Onset: IV< 1 menit, IM 1-5 menit
Efek samping obat:
Hipotensi, hipertensi, bradikardia, aritmia, bronkospasme, laringospasme,
penglihatan kabur, sinkop, retensi urin, spasme ureter, konstipasi, anoreksia,
mual, dan muntah.
Opioid
b. Pethidin
Dosis
• Dewasa: 50–150 mg setiap 3-4 jam jika perlu, IV: 15–35 mg/jam.
• Anak-anak: 1.1–1.8 mg/kg setiap 3–4 jam jika perlu.
• Untuk sebelum pembedahan: dosis dewasa 50 – 100 mg IM/SK
Efek samping obat
Depresi pernapasan, sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi,
koma, agitasi, ketegangan, kejang, aritmia, retensi urin, dan oliguria
Kesimpulan
• Anestesi umum dengan total intravena sebagai salah satu pilihan merupakan
teknik anestesi yang cukup aman. Keuntungan TIVA yaitu tidak mengganggu
jalan nafas pada pasien, mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat
serta mesin anestesi khusus, cepat menghasilkan efek hypnosis, mempunyai
efek analgesi, disertai amnesia pasca anestesi.
• Pasien diberikan obat pre medikasi antara lain midazolam 2,5 mg dan
fentanyl 50mcg, dengan obat induksi propofol 40 mg, dengan pemeliharaan
O2, serta cairan dan obat yang diberikan secara intravena selama operasi
berlangsung adalah infus ringer laktat, ketorolac 30 mg dan ondansentron 4
mg.
THANK YOU

More Related Content

Similar to TIVA DIABETES PEDIS

Nyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxNyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxfellycahyana2
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropikaYadhi Muqsith
 
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdfPresentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdfWildaAlAlufRiandini
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxAuliaDwiJuanita
 
PPT_FIX_BPH.pptx
PPT_FIX_BPH.pptxPPT_FIX_BPH.pptx
PPT_FIX_BPH.pptxEmanBaga2
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Dedi Kun
 
kelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptxkelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptxBellaYunia1
 
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptxPERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptxrewindoimanuel111
 
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfObat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfpapahku123
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainPutri Cavaluna
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusAbulkhair Abdullah
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxMRezkiZanuar
 

Similar to TIVA DIABETES PEDIS (20)

Nyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptxNyeri 26 Feb 23.pptx
Nyeri 26 Feb 23.pptx
 
Makalah psikotropika
Makalah psikotropikaMakalah psikotropika
Makalah psikotropika
 
Patient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. Marsaban
Patient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. MarsabanPatient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. Marsaban
Patient Controlled Analgesia for Pain Management - dr. Arif H.M. Marsaban
 
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdfPresentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
Presentasi Seminar Kejang pada Anak dr. Asih, Sp.A.pdf
 
ANALGETIK.pptx
ANALGETIK.pptxANALGETIK.pptx
ANALGETIK.pptx
 
Obat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusatObat sistem saraf pusat
Obat sistem saraf pusat
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
 
PPT_FIX_BPH.pptx
PPT_FIX_BPH.pptxPPT_FIX_BPH.pptx
PPT_FIX_BPH.pptx
 
Analgetika kebidanan
Analgetika kebidananAnalgetika kebidanan
Analgetika kebidanan
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
kelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptxkelompok 1 obat kolinergik.pptx
kelompok 1 obat kolinergik.pptx
 
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptxPERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
 
Terapi somatik
Terapi somatik Terapi somatik
Terapi somatik
 
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdfObat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
Obat-Obatan yang Diberikan pada Akhir Kehidupan.pdf
 
Antitusif
AntitusifAntitusif
Antitusif
 
Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lain
 
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes MelitusLower Back Pain dan Diabetes Melitus
Lower Back Pain dan Diabetes Melitus
 
Drug management
Drug managementDrug management
Drug management
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 

Recently uploaded

pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 

Recently uploaded (14)

pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 

TIVA DIABETES PEDIS

  • 1. REFLEKSI KASUS GENERAL ANESTESI DENGAN TOTAL INTRAVENOUS ANESTHESIA (TIVA) PADA PASIEN ULKUS DIABETES PEDIS DENGAN STATUS ASA 2 Adnal Khemal Pasha Husein Putra 20184011130
  • 2. Pengalaman Seorang laki-laki usia 48 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan kaki kiri bengkak dan terdapar luka. Pasien mengatakan kaki terasa nyeri kadang- kadang dan bau pada luka. Pasien pernah di diagnosis Diabetes sejak 5 tahun yang lalu dan rutin pengobatan metformin. Pusing(-), mual (-), muntah (-), BAK lancar. Selain riwayat DM, pasien memiliki riwayat hipertensi, riwayat asma (-), riwayat alergi (-) dan sehari-hari pasien merokok.
  • 3. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : compos mentis Vital sign :  Tekanan darah : 160/80 mmHg  Nadi : 80 kali/menit  Nafas : 22 kali/menit  Suhu : 36,5 derajat celcius  VAS score : 1 Buka mulut >3jari, jarak thyromental >6.5cm, gerakan leher bebas. Mallampati skor 1
  • 4. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium: Darah Lengkap • Hb : 14,0 [12 - 16] g% • AL : 13,16 [4 - 10] ribu/ul • AT : 284 [150 - 450] ribu/ul • HMT : 41,2 [36 - 46] % • Eosinofil : 4 [2 - 4] % • Basofil : 0 [0 - 1] % • Batang : 2 [2 - 5] % • Segmen : 62 [51 - 67] % • Limfosit : 20 [20 - 35] % • Monosit : 12 [4 - 8] %
  • 5. PEMERIKSAAN PENUNJANG Kimia Darah : • GDS : 282 [<200] mg/dl • Ureum : 23 [17 - 43] mg/dl • Kreatin : 0,67 [0,6 – 1,1] mg/dl • Natrium : 140,7 [137,0 – 145] mmol/l • Kalium : 3,50 [3,50 – 5,10] mmol/l • Klorida : 104,7 [98,0 – 107,0] mmol/l Hemostasis • PPT : 12,2 [12,0-16,0] detik • APTT : 27,8 [28,0-38,0] detik
  • 6. DIAGNOSIS • Ulkus Diabetes pedis sinistra • Klasifikasi ASA: ASA 2 (Riwayat DM, hipertensi)
  • 7. Perasaan terhadap pengalaman Apa saja jenis obat-obatan yang digunakan pada anestesi umum dengan total intravena? Bagaimana efek pemberian obat-obatan anestesi umum terhadap pasien ini?
  • 8. Total Intravenous Anesthesia (TIVA) atau Anestesi Intravena • Merupakan teknik anastesi umum/general anesthesia dengan menggunakan obat-obat anastesi yang dimasukkan lewat jalur intravena • TIVA digunakan untuk ketiga trias anastesi yaitu hipnotik, analgetik dan relaksasi otot
  • 9. Kelebihan TIVA:  Dapat dikombinasikan atau terpisah dan dapat dititrasi dalam dosis yang lebih akurat dalam pemakaiannya.  Tidak mengganggu jalan nafas pada pasien  Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat serta mesin anestesi khusus.  Cepat menghasilkan efek hypnosis.  Mempunyai efek analgesi.  Disertai amnesia pasca anestesi.  Cepat dieliminasi oleh tubuh.  Dampak yang tidak baik mudah dihilangkan oleh obat antagonisnya.
  • 10. Indikasi TIVA: TIVA dalam prakteknya sehari-hari digunakan sebagai:  Obat induksi anastesi umum  Obat tunggal untuk anastesi pembedahan singkat  Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat  Obat tambahan anastesi regional  Menghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan SSP
  • 11. Cara pemberian: a) Sebagai obat tunggal • Induksi anestesi • Operasi singkat: cabut gigi b) Suntikan berulang Sesuai kebutuhan: colonoscopy c) Diteteskan lewat infus Menambah kekuatan anestesi.
  • 12. • Premedikasi anestesi adalah pemberian obat sebelum anestesi dilakukan • Tindakan premedikasi ini mempunyai tujuan antara lain  memberikan rasa nyaman bagi pasien  membuat amnesia  memberikan analgesia  mencegah muntah  memperlancar induksi  mengurangi jumlah obat – obat anestesi  menekan reflek – reflek yang tidak diinginkan  mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas. Obat Premedikasi
  • 13. • Golongan benzodiazepine bekerja sebagai hipnotik, sedatif, anxiolitik, amnestik, antikonvulsan, pelumpuh otot yang bekerja di sentral • Benzodiazepine bekerja di reseptor ikatan GABA yang terdapat diberbagai area di otak seperti di medulla spinalis, batang otak serebelum sistem limbik serta korteks serebri • Afinitas pada reseptor GABA berurutan seperti berikut midazolam > diazepam • Midazolam di indikasikan pada premedikasi sebelum induksi anestesi, basal sedasion sebelum tindakan diagnostic atau pembedahan yang dilakukan di bawah anestesi local serta induksi dan pemeliharaan selama anestesi. Midazolam
  • 14. Dosis premedikasi sebelum operasi: • Dewasa : 0,05- 0,1 mg/ kg BB secara IM sesuai dengan keadaan umum pasien, lazimnya diberikan 5 mg. • Dosis usia lanjut dan pasien lemah: 0,025 - 0,05 mg/ kg BB (IM) • Untuk basal sedation pada dewasa dosis 0.05-0.1 mg/kgBB tidak melebihi 2,5 mg IV 5-10 menit sebelum permulaan operasi • dosis induksi 0.1-0.4 mg/kgBB Midazolam
  • 15. Efek Samping Efek yang berpotensi mengancam jiwa, yaitu: midazolam dapat mengakibatkan depresi pernafasan dan kardiovaskular, iritabilitas pada ventrikel dan perubahan pada kontrol baroreflek dari denyut jantung. Efek yang berat dan ireversibel yaitu selain depresi SSP yang berhubungan dengan dosis, tidak pernah dilaporkan efek samping yang ireversibel. Efek samping simtomatik: agitasi, involuntary movement, bingung, pandangan kabur, nyeri pada tempat suntikan, tromboflebitis dan trombosis. Midazolam dapat berinteraksi dengan obat alkohol, opioid, simetidin, ketamine. Midazolam
  • 16. Fentanyl • Fentanil merupakan salah satu preparat golongan analgesik opioid dan termasuk dalam opioid potensi tinggi dengan dosis 1-2 μg/kgBB • Sebagai anestetik 75 – 125 kali lebih poten dari Morfin. Lamanya efek depresi nafas fentanil lebih pendek dibanding meperidin • Opioid dosis tinggi yang deberikan selama operasi dapat menyebabkan kekakuan dinding dada dan larynx, dengan demikian dapat mengganggu ventilasi secara akut • Maka dari itu, dosis fentanil dan sufentanil yang lebih rendah telah digunakan sebagai premedikasi dan sebagai suatu tambahan baik dalam anestesi inhalasi maupun intravena untuk memberikan efek analgesi perioperatif.
  • 17. • Fentanyl biasanya digunakan hanya untuk anestesi, meski juga dapat digunakan sebagai anelgesi pasca operasi • Obat ini tersedia dalam bentuk larutan untuk suntik dan tersedia pula dalam bentuk kombinasi tetap dengan droperidol • Fentanyl dan droperidol (suatu butypherone yang berkaitan dengan haloperidol) diberikan bersama-sama untuk menimbulkan analgesia dan amnesia dan dikombinasikan dengan nitrogen oksida memberikan suatu efek yang disebut sebagai neurolepanestesia. • Dosis induksi 2-50 μg/kgBB Fentanyl
  • 18. • Merupakan golongan OAINS/NSAID • Dosis awal 10-30 mg dan dapat diulang setiap 4-6 jam max 90 mg sehari • Cara kerja ketorolac adalah menghambat sintesis prostaglandin di perifir tanpa menggangu reseptor opioid di sistema saraf pusat • Tidak dianjurkan digunakan untuk  wanita hamil  menghilangkan nyeri persalinan  wanita sedang menyusui  usia lanjut  anak usia < 4 tahun  gangguan perdarahan. Ketorolac
  • 19. • Merupakan suatu antagonis 5-HT3 yang sangat efektif untuk mual dan muntah • Ondansetron mempercepat pengosongan lambung, tetapi waktu transit saluran cerna memanjang sehingga dapat terjadi konstipasi • Dosis ondansentron yang biasanya diberikan untuk premedikasi antara 4-8 mg/kgBB Ondansetron
  • 20. Jenis Anestesi Intravena 1. Golongan Barbiturat Pentothal/ Thiopenthal Sodium/ Penthio Barbital/ Thiopenton • merupakan obat anestesi umum barbiturat short acting • tiopentol dapat mencapai otak dengan cepat dan memiliki onset yang cepat (30-45 detik) • Dosis yang biasanya diberikan berkisar antara 3-5 mg/kg
  • 21. Golongan Barbiturat Efek samping obat: • Sistem kardiovaskuler → depresi otot jantung, vasodilatasi perifer, turunnya curah jantung • Sistem pernapasan→ menyebabkan depresi saluran pernapasan → apnea • Menyebabkan mual, muntah, dan salivasi • Menyebabkan trombophlebitis Kontraindikasi: Alergi barbiturate, status ashmatikus, syok, anak usia < 4 th (depresi saluran pernapasan)
  • 22. Propofol 2. Propofol • Merupakan derivat fenol yang banyak digunakan sebagai anastesia intravena • Pertama kali digunakan dalam praktek anestesi pada tahun 1977 sebagai obat induksi. • Mengandung lecitin, glycerol dan minyak soybean, sedangkan pertumbuhan kuman dihambat oleh adanya asam etilendiamintetraasetat atau sulfat • Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg) dan pH 7-8. • Propofol menekan refleks laring sehingga sangat cocok untuk digunakan dengan perangkat LMA agar dapat dimasukkan dengan lancar
  • 23. Propofol Dosis: Induksi → 1,5-2,5 mg/kgBB Efek Samping: • 50-75% nyeri selama pemberian akibat iritasi pembuluh darah vena→ dapat dihilangkan dengan menggunakan lidokain (0,5 mg/kg) • Hati – hati pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak seperti hiperlipidemia dan pankreatitis • Pada ibu hamil→ menembus plasenta→ menyebabkan depresi janin • Pada sistem kardiovaskuler, obat ini dapat menurunkan tekanan darah dan sedikit menurunkan nadi.
  • 24. Ketamin • Ketalar sebagai nama dagang yang pertama kali diperkenalkan oleh Domino dan Carson tahun 1965 yang digunakan sebagai anestesi umum • Sering menimbulkan takikardi, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, pasca anasthesi menimbulkan muntah, pandangan kabur, mimpi buruk, disorientasi • Dapat meningkatkan aliran darah ke otak→ TIK meningkat • Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan ke seluruh organ • Efek muncul dalam 30 – 60 detik setelah pemberian secara IV, 15 menit IM
  • 25. Ketamin Dosis: Induksi → 1–2 mg/KgBB secara I.V atau 5 – 10 mg/KgBB I.M Analgesik/Sedasi → 0,2 – 0,8 mg/kg secara IV atau 2 – 4 mg/kg IM Kontraindikasi: Hipertensi tak terkontrol Hipertroid Eklampsia/ pre eklampsia Gagal jantung Unstable angina Infark miokard
  • 26. Opioid a. Morfin Penggunaanya untuk premedikasi, analgesic, anastesi, pengobatan nyeri yang berkaitan dengan iskemia miokard, dan dipsnea yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri dan edema paru. Dosis: Analgesic: IV 2,5-15 mg, IM 2,5-20 mg Induksi : IV 1 mg/kgBB Onset: IV< 1 menit, IM 1-5 menit Efek samping obat: Hipotensi, hipertensi, bradikardia, aritmia, bronkospasme, laringospasme, penglihatan kabur, sinkop, retensi urin, spasme ureter, konstipasi, anoreksia, mual, dan muntah.
  • 27. Opioid b. Pethidin Dosis • Dewasa: 50–150 mg setiap 3-4 jam jika perlu, IV: 15–35 mg/jam. • Anak-anak: 1.1–1.8 mg/kg setiap 3–4 jam jika perlu. • Untuk sebelum pembedahan: dosis dewasa 50 – 100 mg IM/SK Efek samping obat Depresi pernapasan, sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi, koma, agitasi, ketegangan, kejang, aritmia, retensi urin, dan oliguria
  • 28.
  • 29. Kesimpulan • Anestesi umum dengan total intravena sebagai salah satu pilihan merupakan teknik anestesi yang cukup aman. Keuntungan TIVA yaitu tidak mengganggu jalan nafas pada pasien, mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat serta mesin anestesi khusus, cepat menghasilkan efek hypnosis, mempunyai efek analgesi, disertai amnesia pasca anestesi. • Pasien diberikan obat pre medikasi antara lain midazolam 2,5 mg dan fentanyl 50mcg, dengan obat induksi propofol 40 mg, dengan pemeliharaan O2, serta cairan dan obat yang diberikan secara intravena selama operasi berlangsung adalah infus ringer laktat, ketorolac 30 mg dan ondansentron 4 mg.