SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
1
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3 Pertemuan Ke-3
Nama : Hendro Gunawan
NIM : 200401072103
Kelas : IT-202
A. PENDAHULUAN
Konsep diri adalah kumpulan keyakinan dan persepsi diri mengenai diri sendiri yang terorganisir.
Diri memberikan kerangka berfikir yang menentukan bagaimana kita mengolah informasi tentang diri
kita sendiri, termasuk motivasi, keadaan emosional, evaluasi diri, kemampuan dan banyak hal lainnya.
Selain itu, konsep diri diartikan sebagai semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antarpribadi.
Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang,
karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu komputer.
Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan
mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang
menantang, takut gagal, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak
untuk sukses dan pesimis.
B. ISI TOPIK
1. Konsep Diri
Suatu proses pengamatan dan penilaian terhadap diri kita sendiri dapat dimaknai sebagai suatu konsep
diri. Konsep diri merupakan tema utama psikologi humanistik. James membedakan antara The I “diri
yang sadar dan aktif” dan The Me “diri yang menjadi objek renungan” (Rakhmat, 2009). William D
Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “those physical, social, and psychological perceptions of
ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others”.
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh
bersifat psikologi, sosial dan fisis. Dalam hal ini, untuk menggali pemahaman mengenai konsep diri
dapat dilihat dari bentuk pertanyaanpertanyaan yng ditujukan kepada diri kita sendiri:
a. Bagaimana watak saya sebenarnya?
b. Apa yang membuat saya Bahagia dan sedih?
c. Apa yang sangat mencemaskan saya?
d. Apakah mereka menghargai atau merendahkan saya?
e. Apakah mereka membenci atau menyukai saya?
f. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?
2
g. Apakah saya orang yang cantik atau jelek?
h. Apakah tubuh saya kuat atau lemah?
Jawaban pada tiga pertanyaan pertama menunjukkan persepsi psikologis tentang diri kita. Sedangkan
jawaban pada tiga pertanyaan ke dua berbicara mengenai persepsi sosial tentang diri kita. Terakhir,
jawaban pada tiga pertanyaan terakhir berbicara mengenai persepsi fisis tentang diri kita. Konsep diri
bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian mengenai diri kita sendiri. Maka dari itu
konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita sendiri. Karena
itu, Anita Taylor et al dalam (Rakhmat, 2009) mendefinisikan konsep diri sebagai “all you think and feel
about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold about yourself” (Rakhmat, 2009).
2. Komponen Konsep Diri
Terdapat dua komponen konsep diri, yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Dalam
psikologi sosial, komponen kognitif disebut dengan citra diri (selfimage), dan komponen afektif
disebut harga diri (selfesteem). Keduanya menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976:46)
dalam (Rakhmat, 2009) berpengaruh besar pada pola komunikasi interpersonal.
3. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Konsep diri adalah persepsi individu tentang siapa dirinya, termasuk keyakinan, nilai-nilai, dan penilaian
terhadap dirinya sendiri. Ada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan dan pembentukan
konsep diri seseorang. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memengaruhi konsep diri:
1. Pengalaman Hidup: Pengalaman hidup individu, termasuk interaksi sosial, pencapaian, kegagalan,
dan peristiwa signifikan lainnya, memainkan peran kunci dalam membentuk konsep diri.
Pengalaman positif dapat meningkatkan harga diri dan keyakinan diri seseorang, sementara
pengalaman negatif dapat merusaknya.
2. Interaksi Sosial: Interaksi dengan orang lain, termasuk keluarga, teman, dan rekan kerja,
memengaruhi bagaimana individu melihat dirinya sendiri. Respons, penerimaan, dan umpan balik
dari orang lain dapat memperkuat atau merusak konsep diri seseorang.
3. Peran Sosial: Peran sosial yang diemban individu dalam masyarakat, seperti peran sebagai anggota
keluarga, teman, pasangan, dan profesional, juga mempengaruhi konsep diri. Pengakuan dan
pemenuhan peran-peran ini dapat memperkuat identitas positif seseorang.
4. Budaya dan Nilai-Nilai: Nilai-nilai budaya, norma-norma, dan ekspektasi sosial memainkan peran
penting dalam membentuk konsep diri individu. Budaya dapat mempengaruhi pandangan seseorang
tentang dirinya sendiri dalam hal identitas, peran gender, dan tujuan hidup.
5. Pendidikan dan Penguasaan: Pendidikan dan prestasi akademik juga dapat memengaruhi konsep
diri seseorang. Keberhasilan akademik dapat meningkatkan harga diri dan keyakinan diri, sementara
kegagalan dapat merusaknya, terutama jika individu memandang keberhasilan akademik sebagai
aspek penting dari identitas mereka.
3
6. Karakteristik Fisik dan Penampilan: Penampilan fisik dan karakteristik fisik individu juga dapat
memengaruhi konsep diri mereka. Persepsi tentang penampilan fisik, seperti berat badan, tinggi
badan, atau ciri-ciri fisik lainnya, dapat mempengaruhi harga diri dan persepsi diri seseorang.
7. Pengalaman Traumatis atau Negatif: Pengalaman traumatis, pelecehan, atau perlakuan buruk
dapat merusak konsep diri seseorang. Individu mungkin menginternalisasi pengalaman negatif
tersebut dan mengembangkan pandangan diri yang negatif atau merasa tidak berharga.
Semua faktor ini, baik secara individual maupun bersama-sama, berkontribusi pada pembentukan dan
perkembangan konsep diri seseorang. Hal ini menunjukkan kompleksitas dan dinamika dalam cara
individu melihat diri mereka sendiri dan bagaimana konsep diri dapat berubah seiring waktu.
4. Konsep Diri Posistif
Konsep diri positif adalah cara individu melihat dan menilai dirinya sendiri dengan sikap yang sehat,
percaya diri, dan berharga. Ini mencakup memiliki pandangan yang positif tentang kemampuan, nilai-
nilai, dan potensi pribadi seseorang. Konsep diri positif memiliki banyak manfaat, termasuk
meningkatkan kesejahteraan emosional, motivasi, dan kinerja. Berikut adalah beberapa ciri dan
karakteristik konsep diri positif:
1. Penerimaan Diri: Individu dengan konsep diri positif menerima dan merangkul diri mereka apa
adanya, termasuk kelebihan dan kekurangan mereka. Mereka tidak terlalu keras pada diri sendiri
atau terlalu kritis terhadap diri mereka sendiri.
2. Keyakinan Diri: Individu dengan konsep diri positif memiliki keyakinan dalam kemampuan
mereka untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan. Mereka memiliki keyakinan yang kuat
dalam diri sendiri dan yakin bahwa mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi hambatan.
3. Optimisme: Konsep diri positif sering kali terkait dengan sikap optimis terhadap kehidupan.
Individu ini cenderung melihat sisi positif dari situasi dan memiliki harapan yang tinggi untuk masa
depan.
4. Empati dan Penghargaan terhadap Orang Lain: Individu dengan konsep diri positif tidak hanya
memandang diri mereka sendiri dengan cara yang positif, tetapi juga memandang orang lain dengan
penuh penghargaan dan empati. Mereka mampu memberikan dukungan dan penghargaan kepada
orang lain tanpa merasa terancam oleh kesuksesan orang lain.
5. Pencapaian dan Produktivitas: Konsep diri positif sering kali terkait dengan pencapaian dan
produktivitas yang tinggi. Individu ini memiliki motivasi intrinsik untuk mencapai tujuan mereka
dan bekerja keras untuk mengembangkan potensi mereka.
6. Resiliensi: Individu dengan konsep diri positif cenderung lebih tahan terhadap tekanan dan stres.
Mereka mampu pulih dengan cepat dari kegagalan dan kekecewaan, dan menggunakan pengalaman
tersebut sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar.
4
7. Keseimbangan Diri: Konsep diri positif melibatkan keseimbangan yang sehat antara menerima diri
sendiri tanpa meremehkan kebutuhan untuk terus tumbuh dan berkembang. Ini mencakup kesadaran
akan area di mana individu memiliki kekuatan dan di mana mereka dapat melakukan perbaikan.
Mengembangkan konsep diri positif membutuhkan waktu, refleksi, dan usaha yang berkelanjutan. Ini
melibatkan pengakuan dan penerimaan terhadap diri sendiri, pembelajaran dari pengalaman hidup, dan
berkomitmen untuk pertumbuhan pribadi yang terus-menerus. Dengan membangun konsep diri yang
positif, individu dapat merasa lebih bahagia, percaya diri, dan terhubung dengan diri mereka sendiri dan
orang lain.
5. Konsep Diri Negatif
Konsep diri negatif merujuk pada cara individu melihat dan menilai diri mereka sendiri dengan cara
yang tidak sehat, kurang percaya diri, dan seringkali merasa tidak berharga. Ini melibatkan pandangan
yang negatif tentang kemampuan, nilai-nilai, dan potensi pribadi seseorang. Konsep diri negatif dapat
memiliki dampak yang merugikan pada kesejahteraan emosional, motivasi, dan kualitas hidup secara
keseluruhan. Berikut adalah beberapa ciri dan karakteristik konsep diri negatif:
1. Penghakiman Diri yang Keras: Individu dengan konsep diri negatif cenderung memandang diri
mereka sendiri dengan kritis dan keras. Mereka mungkin selalu menemukan kesalahan dan
kekurangan dalam diri mereka sendiri, bahkan ketika tidak ada alasan untuk melakukannya.
2. Kurangnya Keyakinan Diri: Konsep diri negatif seringkali terkait dengan kurangnya keyakinan
dalam kemampuan dan nilai diri sendiri. Individu ini sering meragukan diri sendiri dan merasa tidak
mampu mencapai tujuan atau mengatasi hambatan.
3. Pesimisme: Individu dengan konsep diri negatif cenderung memiliki sikap pesimis terhadap
kehidupan. Mereka melihat sisi negatif dari situasi dan seringkali merasa putus asa atau tanpa
harapan akan masa depan.
4. Kecemasan Sosial: Konsep diri negatif dapat menyebabkan kecemasan sosial dan rasa tidak aman
dalam hubungan interpersonal. Individu ini mungkin merasa tidak nyaman dalam situasi sosial dan
memiliki kesulitan membangun hubungan yang mendalam dengan orang lain.
5. Perasaan Cemburu dan Dendam: Konsep diri negatif seringkali terkait dengan perasaan cemburu
dan dendam terhadap orang lain yang dianggap lebih berhasil atau lebih bahagia. Individu ini
mungkin merasa tidak senang melihat kesuksesan orang lain dan merasa iri atau tidak berdaya.
6. Tidak Produktif dan Tidak Berprestasi: Konsep diri negatif dapat menghambat motivasi dan
produktivitas individu. Mereka mungkin merasa tidak termotivasi untuk mencapai tujuan mereka
atau bahkan untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari.
7. Ketergantungan pada Validasi Eksternal: Individu dengan konsep diri negatif cenderung mencari
validasi dan pengakuan dari orang lain untuk merasa berharga. Mereka mungkin terlalu bergantung
5
pada pendapat orang lain dan merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri tanpa persetujuan
eksternal.
Mengatasi konsep diri negatif membutuhkan kesadaran diri, pembelajaran, dan usaha yang
berkelanjutan. Ini melibatkan mengidentifikasi pola pikir negatif dan merubahnya menjadi sikap yang
lebih positif dan menguntungkan. Ini juga melibatkan menerima diri sendiri dengan segala kelebihan
dan kekurangan, serta membangun kepercayaan diri dan keberanian untuk tumbuh dan berkembang.
Dengan kerja keras dan kesabaran, individu dapat mengubah konsep diri negatif menjadi konsep diri
yang lebih sehat dan positif.
6. Pembentukan konsep Diri
Pembentukan konsep diri merupakan proses yang kompleks dan berlangsung sepanjang hidup
seseorang. Ini melibatkan interaksi antara faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi cara individu
memahami dan menilai dirinya sendiri. Berikut adalah beberapa tahapan dan faktor dalam pembentukan
konsep diri:
1. Persepsi Awal (Tahap Awal): Pembentukan konsep diri dimulai sejak dini, bahkan sejak masa
kanak-kanak. Pada tahap ini, anak mulai membentuk pemahaman awal tentang siapa dirinya melalui
interaksi dengan lingkungan sekitarnya, termasuk interaksi dengan keluarga, teman sebaya, dan
lingkungan sosial lainnya.
2. Refleksi dan Identifikasi (Tahap Pertengahan): Ketika individu tumbuh dan berkembang, mereka
mulai merefleksikan pengalaman hidup mereka dan mengidentifikasi diri mereka sendiri dengan
berbagai peran dan atribut. Proses ini melibatkan penilaian terhadap kemampuan, kelemahan, nilai-
nilai, dan preferensi pribadi.
3. Komparasi Sosial (Tahap Pertengahan): Selama masa remaja dan dewasa awal, individu
cenderung membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain dalam hal penampilan, prestasi,
dan atribut lainnya. Komparasi sosial ini dapat memengaruhi cara individu mengevaluasi diri mereka
sendiri dan membentuk konsep diri mereka.
4. Interaksi Sosial (Tahap Pertengahan dan Lanjutan): Interaksi sosial yang berkelanjutan, baik
secara positif maupun negatif, memainkan peran penting dalam pembentukan konsep diri. Umpan
balik dari teman, keluarga, dan rekan kerja dapat memengaruhi persepsi individu tentang diri mereka
sendiri dan mempengaruhi cara mereka membentuk identitas.
5. Pencarian Identitas (Tahap Lanjutan): Selama dewasa muda, individu sering mengalami
pencarian identitas yang intens, di mana mereka mencoba memahami siapa mereka dan apa yang
mereka inginkan dalam hidup. Proses ini melibatkan eksplorasi berbagai peran, nilai-nilai, dan tujuan
hidup.
6. Penyesuaian dan Pertumbuhan (Tahap Lanjutan): Konsep diri seseorang terus berkembang dan
berubah seiring waktu sebagai hasil dari pengalaman hidup, pencapaian, dan interaksi sosial.
6
Individu belajar untuk menyesuaikan konsep diri mereka dengan perubahan dalam kehidupan dan
lingkungan mereka.
7. Penerimaan Diri (Tahap Lanjutan): Tahap akhir dalam pembentukan konsep diri adalah
penerimaan diri yang sehat dan positif. Ini melibatkan menerima diri sendiri dengan segala kelebihan
dan kekurangan, serta memiliki penghargaan yang kuat terhadap diri sendiri.
Faktor-faktor seperti pengalaman hidup, interaksi sosial, peran sosial, nilai-nilai budaya, dan pengakuan
dari orang lain semuanya mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang. Penting untuk diingat
bahwa konsep diri bukanlah sesuatu yang statis, tetapi merupakan konstruksi dinamis yang terus
berkembang sepanjang hidup seseorang. Dengan kesadaran diri yang kuat dan pemahaman tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, individu dapat memperkuat konsep diri yang sehat dan
positif.
7. Keterbukaan dan Kesadaran Diri
Keterbukaan dan kesadaran diri adalah dua konsep yang penting dalam psikologi individu dan
perkembangan pribadi. Meskipun keduanya terkait erat, keduanya memiliki makna yang sedikit berbeda.
Berikut adalah penjelasan tentang keterbukaan dan kesadaran diri:
1. Keterbukaan:
• Keterbukaan adalah karakteristik kepribadian yang mencerminkan sejauh mana seseorang
terbuka terhadap pengalaman baru, ide-ide, perasaan, dan gagasan. Orang yang tinggi dalam
keterbukaan cenderung memiliki minat yang luas, toleransi terhadap perbedaan, dan
kecenderungan untuk mencari tantangan dan variasi dalam kehidupan mereka.
• Keterbukaan mencakup aspek-aspek seperti keingintahuan intelektual, kreativitas, dan
sensitivitas terhadap pengalaman baru. Individu yang tinggi dalam keterbukaan mungkin lebih
suka mencoba hal-hal baru, mengambil risiko, dan mengeksplorasi berbagai konsep dan ide.
• Orang yang rendah dalam keterbukaan cenderung lebih skeptis terhadap perubahan, lebih
cenderung untuk mempertahankan tradisi dan rutinitas, dan mungkin merasa tidak nyaman
dengan hal-hal yang tidak dikenal atau tidak terduga.
2. Kesadaran Diri:
• Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami dan menyadari diri sendiri, termasuk
keinginan, nilai-nilai, kekuatan, kelemahan, dan motivasi pribadi seseorang. Ini mencakup
kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan, pikiran, dan perilaku diri sendiri.
• Individu yang tinggi dalam kesadaran diri cenderung memiliki pemahaman yang lebih dalam
tentang diri mereka sendiri, termasuk motivasi dan tujuan hidup mereka. Mereka juga mungkin
lebih mampu mengelola emosi mereka dengan efektif dan mengambil keputusan yang sesuai
dengan nilai-nilai pribadi mereka.
7
• Kesadaran diri memungkinkan individu untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain dan dunia di sekitar mereka. Hal ini
dapat membantu dalam pengembangan hubungan interpersonal yang sehat dan pencapaian
tujuan hidup yang berarti.
Meskipun keterbukaan dan kesadaran diri adalah konsep yang berbeda, keduanya dapat saling
memperkuat. Individu yang tinggi dalam keterbukaan mungkin lebih cenderung untuk mengembangkan
kesadaran diri yang lebih dalam karena mereka terbuka terhadap pengalaman baru dan refleksi tentang
diri mereka sendiri. Sebaliknya, individu yang tinggi dalam kesadaran diri mungkin lebih cenderung
untuk mencari pengalaman baru dan memperluas pemahaman mereka tentang dunia. Dengan memahami
dan mengembangkan keterbukaan dan kesadaran diri, individu dapat mencapai pertumbuhan pribadi
yang lebih besar dan kehidupan yang lebih bermakna.
8. Jendela Johari (Johari Windows)
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan daya komunikasi dan pada saat yang sama proses
komunikasi yang dijalin dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri. Dengan membuka
diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman, maka
akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih
cenderung menghindari sikap defensif dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain. Hubungan
antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan Johari Window. Dalam Johari Window
diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri seseorang, berikut gambar Johari
Window:
Gambar 1
Konsep Johari Window
Diketahui diri Tidak diketahui
Sumber: Tubbs, S dan Moss, S (2005)
Kuadran pertama yaitu kuadran terbuka, mencerminkan keterbukaan seseorang pada dunia secara
umum, keinginan seseorang untuk diketahui. Kuadran ini mencakup semua aspek diri yang diketahui
oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Kuadran ini adalah dasar bagi kebanyakan komunikasi antara
dua orang. Sebaliknya, kuadran kedua yaitu kuadran gelap, meliputi semua hal mengenai diri seseorang
sendiri diri sendiri
Diketahui orang Terbuka Gelap
Lain 1 2
Tidak diketahui Tersembunyi Tidak diketahui
orang lain 3 4
8
yang dirasakan orang lain tetapi tidak dirasakan oleh dirinya sendiri. Kuadran gelap dapat memuat setiap
rangsangan komunikatif yang tidak disengaja.
Kemudian kuadran ke tiga yaitu kuadran tersembunyi, dalam hal ini diri sendirilah yang menentukan
kebijaksanaan. Kuadran ini dibangun oleh semua hal, kuadran ini mewakili usaha seseorang untuk
membatasi masukan atau informasi yang menyangkut dirinya. Terakhir kuadran empat disebut kuadran
tidak diketahui. Kuadran empat mewakili segala sesuatu tentang diri seseorang yang belum pernah
ditelusuri oleh dirinya atau orang lain (Tubbs,S L dan Moss, S. 2005)
Konsep diri merupakan sebuah gambaran umum mengenai diri sendiri terkait potensi dan identitas
seseorang yang dapat dipahami melalui komponen dari konsep diri. Adapun komponen konsep diri yaitu
Gambaran diri; Ideal diri; Harga diri; Peran diri dan Identitas diri.
C. CONTOH SOAL DAN PENGERJAAN
1. Berikut adalah pengertian dari kepribadian, kecuali…
a. Pola perilaku yang konsisten dan proses interpersonal yang bersumber dari masing-masing
individu.
b. Pola perilaku yang konsisten ini merujuk pada individual differences.
c. Pola-pola dari sifat yang relatif permanen dan memiliki karakter unik secara konsisten dan yang
pada akhirnya memunculkan perilaku individu.
d. Pola perilaku yang bersifat dinamis dan dapat berubah kapan pun dimana pun dalam diri masing-
masing individu.
Jawaban (d) – karena kepribadian bersifat permanen/konsisten dalam diri seseorang. Sedangkan
poin (d) menerangkan bahwa kepribadian tidak kokoh dan tidak menetap.
2. Dalam “The Five Factor Model of Personality” kerpibadian yang mengindikasikan seseorang
yang mudah bersahabat, memiliki hasrat untuk bersama orang lain, dan ingin menghibur orang lain
adalah tipe kepribadian…..
a. Openness (keterbukaan)
b. Concientiousness (hati nurani/ketelitian)
c. Extraversion (ekstraversi)
d. Neuroticism (neurotisme)
Jawaban (c) – Karena kepribadian yang mudah bersahabat, mudah bergaul dengan lingkungan &
orang lain adalah tipe kepribadian yang bersifat Extraversion (ekstraversi)
D. SOAL MANDIRI
1. Bagaimana anda memahami The Five Factor Model of Personality dalam kehidupan sehari-hari?
2. Berikan penjelasan mendalam mengenai objek kajian kepribadian!
3. Bagaimana fungsi dan peran masing-masing dari struktur kepribadian?
4. Berikan masing-masing contoh dari ke tiga struktur kepribadian dalam kehidupan sehari-hari!
9
5. Seperti apa relevansi/keterkaitan antara 3 jenis pemikiran manusia dengan 3 struktur kepribadian
manusia?
E. JAWABAN SOAL MANDIRI
1. Bagaimana anda memahami The Five Factor Model of Personality dalam kehidupan sehari-
hari?
The Five Factor Model of Personality (FFM) menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk
memahami variasi dalam kepribadian manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda mungkin menyadari
bagaimana orang berbeda dalam cara mereka berinteraksi, bereaksi terhadap situasi, dan menanggapi
stres. FFM memberikan alat untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan ini melalui lima dimensi
utama:
1. Keterbukaan untuk Pengalaman: Orang yang tinggi dalam keterbukaan cenderung terbuka terhadap
ide-ide baru, pengalaman, dan pemikiran. Mereka mungkin lebih suka mencoba hal-hal baru dan
memiliki ketertarikan yang kuat pada seni, budaya, dan gagasan inovatif.
2. Ketelitian: Ini menggambarkan sejauh mana seseorang teratur, rapi, dan bertanggung jawab. Orang
yang tinggi dalam ketelitian cenderung memiliki standar yang tinggi untuk diri mereka sendiri dan orang
lain, dan mereka cenderung bekerja keras untuk mencapai tujuan mereka.
3. Ekstroversi: Orang yang ekstroversi cenderung energik, berbicara dengan banyak orang, dan
menikmati interaksi sosial. Mereka bisa sangat ramah, suka mencari sensasi, dan memiliki energi yang
tinggi.
4. Kemantapan Emosi: Ini mengacu pada seberapa stabilnya seseorang dalam suasana hati dan tingkat
kecemasannya. Orang yang tinggi dalam kemantapan emosi cenderung lebih tenang, sabar, dan mampu
menangani tekanan dengan baik.
5. Keramahan: Ini mencerminkan kecenderungan seseorang untuk bersikap simpatik, kooperatif, dan
ramah terhadap orang lain. Orang yang tinggi dalam keramahan cenderung memiliki hubungan sosial
yang kuat dan menyenangkan untuk dihabiskan waktu bersama.
Dalam kehidupan sehari-hari, Anda mungkin melihat bagaimana karakteristik-karakteristik ini
berinteraksi dalam berbagai konteks, baik di tempat kerja, di rumah, atau dalam lingkungan sosial.
Misalnya, seseorang yang tinggi dalam keterbukaan mungkin terlihat sebagai pengusaha yang inovatif
atau seorang seniman yang kreatif, sementara seseorang yang tinggi dalam ketelitian mungkin sangat
teratur dan efisien dalam pekerjaan mereka. Dengan memahami FFM, Anda dapat menghargai keunikan
individu dan menyesuaikan interaksi Anda dengan orang lain secara lebih efektif.
2. Berikan penjelasan mendalam mengenai objek kajian kepribadian!
Objek kajian kepribadian mencakup berbagai aspek yang membentuk bagaimana individu menjadi
seperti yang mereka adalah. Ini melibatkan karakteristik, pola perilaku, emosi, pemikiran, dan cara
10
individu berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Untuk memberikan penjelasan mendalam, mari kita
bahas beberapa elemen kunci dalam objek kajian kepribadian:
1. Teori Kepribadian:
Terdapat berbagai teori kepribadian yang telah diusulkan oleh psikolog selama bertahun-tahun. Ini
termasuk teori-teori klasik seperti teori Freudian, teori Jungian, teori Adlerian, dan banyak lagi, serta
pendekatan modern seperti teori Trait dan teori Psikodinamik.
2. Dimensi Kepribadian:
Salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam memahami kepribadian adalah melalui dimensi
atau faktor kepribadian. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Model Lima Faktor (FFM) adalah
salah satu kerangka kerja dimensi kepribadian yang paling banyak digunakan, yang mencakup lima
dimensi utama: keterbukaan, ketelitian, ekstroversi, kemantapan emosi, dan keramahan.
3. Faktor Genetik dan Lingkungan:
Kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Penelitian telah menunjukkan bahwa ada
komponen genetik yang signifikan dalam kepribadian, tetapi lingkungan juga memiliki peran yang
penting dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian seseorang melalui pengalaman hidup,
pendidikan, dan interaksi sosial.
4. Perkembangan Kepribadian:
Kepribadian berkembang sepanjang kehidupan seseorang dan dipengaruhi oleh berbagai peristiwa dan
pengalaman. Proses perkembangan kepribadian melibatkan tahapan-tahapan penting dari masa kanak-
kanak hingga dewasa, seperti identitas diri, krisis psikososial, dan pencapaian tahap-tahap
perkembangan psikososial yang diusulkan oleh Erik Erikson.
5. Kelompok Kepribadian dan Gangguan Kepribadian:
Kelompok kepribadian merujuk pada pola perilaku, pikiran, dan emosi yang konsisten dan unik untuk
setiap individu. Sementara itu, gangguan kepribadian adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola
perilaku yang tidak sehat dan bermasalah, seperti gangguan kepribadian antisosial, borderline, atau
narsistik.
6. Penelitian dan Pengukuran:
Penelitian kepribadian melibatkan berbagai metode pengukuran dan penelitian, termasuk tes
kepribadian, observasi, wawancara, dan analisis data. Psikolog menggunakan alat-alat ini untuk
memahami karakteristik kepribadian individu dan mengidentifikasi pola-pola perilaku yang konsisten.
Melalui studi dan pemahaman tentang objek kajian kepribadian, kita dapat memahami kompleksitas
individu dan bagaimana faktor-faktor yang berbeda berkontribusi terhadap pembentukan kepribadian
seseorang. Ini merupakan aspek penting dalam psikologi yang memungkinkan kita untuk lebih
memahami diri sendiri dan orang lain serta memberikan dasar untuk intervensi terapeutik dan
pengembangan diri.
11
3. Bagaimana fungsi dan peran masing-masing dari struktur kepribadian
Struktur kepribadian mengacu pada bagaimana kepribadian individu terorganisir dan terintegrasi. Ini
terdiri dari tiga struktur utama: id, ego, dan superego, yang diajukan oleh Sigmund Freud dalam teori
psikoanalisisnya. Setiap struktur memiliki fungsi dan peran yang unik dalam membentuk perilaku dan
kepribadian individu. Mari kita bahas fungsi dan peran masing-masing struktur kepribadian:
1. Id:
Fungsi: Id adalah bagian dari kepribadian yang berhubungan dengan naluri dan dorongan dasar, seperti
hasrat seksual dan agresi. Ini beroperasi berdasarkan prinsip kesenangan, mencari kepuasan segera dari
kebutuhan dan keinginan tanpa memperhatikan konsekuensi atau norma sosial.
Peran: Id bertindak sebagai sumber energi psikis dan menyalurkan dorongan-dorongan biologis yang
mendasari perilaku individu. Ini menghasilkan impuls-impuls yang mendorong individu untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka.
2. Ego:
Fungsi: Ego adalah bagian dari kepribadian yang berfungsi sebagai mediator antara id, realitas eksternal,
dan norma-norma sosial. Ini beroperasi berdasarkan prinsip realitas, berusaha untuk memenuhi
kebutuhan id secara realistis dan efektif, dengan mempertimbangkan kenyataan lingkungan dan norma-
norma sosial.
Peran: Ego bertanggung jawab atas pemikiran rasional, perencanaan, pengambilan keputusan, dan
kontrol impuls. Ini mencoba untuk menemukan keseimbangan antara keinginan id dan realitas luar,
sehingga individu dapat berfungsi secara efektif dalam masyarakat.
3. Superego:
Fungsi: Superego merupakan bagian dari kepribadian yang berhubungan dengan norma-norma internal
dan moralitas. Ini beroperasi berdasarkan prinsip ideal, menetapkan standar moral dan etika yang
diajarkan oleh masyarakat dan orang tua.
Peran: Superego bertindak sebagai pengawas internal yang mengevaluasi perilaku individu berdasarkan
standar moral. Ini menciptakan perasaan bersalah atau malu ketika individu melanggar norma atau nilai-
nilai moral, dan memberikan dorongan untuk berperilaku sesuai dengan ideal moral.
Secara keseluruhan, struktur kepribadian bekerja bersama-sama untuk membentuk perilaku dan
kepribadian individu. Id menyediakan energi psikis yang mendorong perilaku, ego berfungsi untuk
memediasi antara kebutuhan id dan realitas luar, sedangkan superego memberikan norma internal dan
moralitas. Ketika ketiga struktur ini bekerja secara seimbang, individu dapat mencapai kesehatan mental
dan fungsi sosial yang baik.
12
4. Berikan masing-masing contoh dari ke tiga struktur kepribadian dalam kehidupan sehari-
hari!
Berikut adalah contoh-contoh dari masing-masing dari tiga struktur kepribadian (id, ego, dan
superego) dalam kehidupan sehari-hari:
1. Id:
Contoh: Bayangkan Anda sedang lapar dan melihat kue yang sangat lezat di atas meja. Meskipun Anda
tahu bahwa itu bukan saatnya untuk makan kue dan Anda mungkin memiliki batasan diet, id Anda
mendorong Anda untuk memuaskan keinginan Anda dengan segera. Anda merasa hasrat dan keinginan
kuat untuk segera memakan kue tersebut, tanpa memperhatikan konsekuensi jangka panjang dari
tindakan tersebut.
2. Ego:
Contoh: Misalkan Anda sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan teman-teman Anda, tetapi tiba-
tiba Anda terjebak dalam lalu lintas yang padat. Meskipun Anda frustrasi dan ingin segera tiba di tujuan
Anda, egoAnda berfungsi dengan mengelola emosi Anda dan mengevaluasi situasi secara realistis. Anda
mungkin mencoba mencari rute alternatif atau mencoba bersabar sementara berada dalam kemacetan,
tanpa menjadi terlalu marah atau putus asa.
3. Superego:
Contoh: Bayangkan Anda berada di toko buku dan melihat sebuah buku menarik yang ingin Anda baca.
Namun, setelah memikirkan anggaran Anda dan mengetahui bahwa Anda sebenarnya sudah memiliki
banyak buku yang belum dibaca di rumah, superego Anda berbicara. Anda memutuskan untuk tidak
membeli buku tersebut karena Anda tahu itu adalah keputusan yang lebih bijaksana secara finansial dan
sesuai dengan nilai-nilai moral Anda tentang pengelolaan uang dan pengendalian keinginan impulsif.
Dalam contoh-contoh tersebut, id mewakili dorongan dan keinginan dasar yang tidak terkontrol, ego
mewakili upaya sadar untuk mengelola keinginan-keinginan tersebut dengan realitas, dan superego
mewakili norma-norma internal dan moralitas yang mempengaruhi pengambilan keputusan individu.
Interaksi antara ketiga struktur ini membentuk respons dan perilaku individu dalam berbagai situasi
kehidupan sehari-hari.
5. Seperti apa relevansi/keterkaitan antara 3 jenis pemikiran manusia dengan 3 struktur
kepribadian manusia?
Ada keterkaitan yang kuat antara tiga jenis pemikiran manusia (sadar, bawah sadar, dan tak sadar)
dengan tiga struktur kepribadian (id, ego, dan superego). Mari kita bahas relevansi masing-masing:
1. Pemikiran Sadar dan Ego:
Pemikiran sadar adalah pemikiran yang disadari dan diperhatikan oleh individu saat ini. Ini melibatkan
pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan secara langsung. Ego, sebagai
mediator antara id dan realitas, bertanggung jawab atas pemikiran sadar ini. Ego menggunakan
13
pemikiran sadar untuk mengevaluasi situasi, membuat perencanaan, dan mengambil tindakan yang
sesuai dengan kebutuhan individu dalam konteks realitas eksternal.
2. Pemikiran Bawah Sadar dan Id:
Pemikiran bawah sadar adalah pemikiran yang tidak disadari oleh individu tetapi masih memengaruhi
perilaku dan pengalaman mereka. Ini mencakup dorongan-dorongan, hasrat, dan ingatan yang mungkin
tersembunyi di luar kesadaran individu. Id, sebagai sumber dorongan dasar dan naluri, beroperasi di
tingkat bawah sadar dan mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan secara
instingtif, tanpa perlu disadari.
3. Pemikiran Tak Sadar dan Superego:
Pemikiran tak sadar merujuk pada pengetahuan dan motivasi yang tidak dapat diakses secara langsung
oleh kesadaran individu. Ini mencakup aspek-aspek seperti norma-norma moral, nilai-nilai, dan
keyakinan yang ditanamkan dalam pikiran bawah sadar. Superego, sebagai pengawas internal yang
mengevaluasi perilaku berdasarkan standar moral, menyimpan dan menerapkan pemikiran tak sadar
tentang apa yang dianggap benar dan salah. Ini menciptakan perasaan bersalah atau malu ketika individu
melanggar norma atau nilai-nilai moral, bahkan jika mereka tidak secara sadar menyadari penyimpangan
tersebut.
Dengan demikian, pemikiran sadar terkait erat dengan ego dalam pemrosesan informasi dan
pengambilan keputusan yang disadari, sementara pemikiran bawah sadar terkait dengan id dalam
menggerakkan dorongan dasar yang tidak sadar. Pemikiran tak sadar, meskipun tidak langsung diakses
oleh kesadaran, tetap memainkan peran penting dalam membentuk evaluasi moral dan normatif yang
dijalankan oleh superego. Dengan cara ini, ketiga jenis pemikiran manusia dan tiga struktur kepribadian
saling terkait dan saling mendukung dalam membentuk perilaku dan pengalaman individu.
Referensi
[1] Muhammad Nur Icsan, S. M. (2024, April 11). Estetika Humanisme 10 April s.d 14 April 2024.pdf.
Diambil kembali dari Edlink Universitas Siber Asia: https://edlink.id/panel/classes/736136. Diakses
pada tanggal 13 April 2024.
Link Slideshare

More Related Content

Similar to Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf

Ppt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak rekiPpt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak rekirosioktarida
 
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-deviaulia8
 
Konsep diri remaja
Konsep diri remajaKonsep diri remaja
Konsep diri remajadantirm
 
Konsep diri converted
Konsep diri convertedKonsep diri converted
Konsep diri convertedEndah Halim
 
5. Konsep_Diri.ppt
5. Konsep_Diri.ppt5. Konsep_Diri.ppt
5. Konsep_Diri.pptGebyIAgusti
 
Kap konsep-diri
Kap konsep-diriKap konsep-diri
Kap konsep-dirinisfuana
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan bacaAmir Khan
 
P.K - SIKAP.PPTX
P.K - SIKAP.PPTXP.K - SIKAP.PPTX
P.K - SIKAP.PPTXWahyuda9
 
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalpptDIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalpptbastianaldrichsitang
 
3. k onsep diri
3. k onsep diri3. k onsep diri
3. k onsep diriima daima
 
Cara menilai diri sendiri Bella
Cara menilai diri sendiri BellaCara menilai diri sendiri Bella
Cara menilai diri sendiri BellaBella Putrysula
 
3. konsep diri
3. konsep diri3. konsep diri
3. konsep diriima daima
 
kel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptxkel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptxshakila60
 
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...DewiRizki4
 

Similar to Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf (20)

Ppt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak rekiPpt keperawatan jiwa pak reki
Ppt keperawatan jiwa pak reki
 
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
Ppt ueu-psikososial-dan-kebudayaan-dalam-keperawatan-pertemuan-1-
 
Konsep diri remaja
Konsep diri remajaKonsep diri remaja
Konsep diri remaja
 
Tugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak junedTugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak juned
 
Tugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak junedTugas kelompok pak juned
Tugas kelompok pak juned
 
Konsep diri converted
Konsep diri convertedKonsep diri converted
Konsep diri converted
 
5. Konsep_Diri.ppt
5. Konsep_Diri.ppt5. Konsep_Diri.ppt
5. Konsep_Diri.ppt
 
Kap konsep-diri
Kap konsep-diriKap konsep-diri
Kap konsep-diri
 
Konsep diri bahan baca
Konsep diri   bahan bacaKonsep diri   bahan baca
Konsep diri bahan baca
 
Pertemuan I0.pptx
Pertemuan I0.pptxPertemuan I0.pptx
Pertemuan I0.pptx
 
P.K - SIKAP.PPTX
P.K - SIKAP.PPTXP.K - SIKAP.PPTX
P.K - SIKAP.PPTX
 
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalpptDIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
DIRI-SOSIAL-SOSIAL-SELF-hunadiah.jurnalppt
 
3. k onsep diri
3. k onsep diri3. k onsep diri
3. k onsep diri
 
Konsep diri
Konsep diriKonsep diri
Konsep diri
 
Cara menilai diri sendiri Bella
Cara menilai diri sendiri BellaCara menilai diri sendiri Bella
Cara menilai diri sendiri Bella
 
3. konsep diri
3. konsep diri3. konsep diri
3. konsep diri
 
Powerpoint bk
Powerpoint bkPowerpoint bk
Powerpoint bk
 
Konsep diri
Konsep diriKonsep diri
Konsep diri
 
kel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptxkel 1 konsep diri.pptx
kel 1 konsep diri.pptx
 
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
Dewi rizki agustina 4520210075 awareness of self and others and the developme...
 

More from HendroGunawan8

Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...HendroGunawan8
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...HendroGunawan8
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfHendroGunawan8
 
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docxModul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docxHendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
 
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahu...
 
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdfEstetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
Estetika Humanisme Ringkasan Pertemuan 1.pdf
 
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docxModul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
Modul 15 MPTI - Presentasi Hasil Penelitian.docx
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf

  • 1. 1 Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3 Pertemuan Ke-3 Nama : Hendro Gunawan NIM : 200401072103 Kelas : IT-202 A. PENDAHULUAN Konsep diri adalah kumpulan keyakinan dan persepsi diri mengenai diri sendiri yang terorganisir. Diri memberikan kerangka berfikir yang menentukan bagaimana kita mengolah informasi tentang diri kita sendiri, termasuk motivasi, keadaan emosional, evaluasi diri, kemampuan dan banyak hal lainnya. Selain itu, konsep diri diartikan sebagai semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antarpribadi. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu komputer. Konsep diri dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses dan pesimis. B. ISI TOPIK 1. Konsep Diri Suatu proses pengamatan dan penilaian terhadap diri kita sendiri dapat dimaknai sebagai suatu konsep diri. Konsep diri merupakan tema utama psikologi humanistik. James membedakan antara The I “diri yang sadar dan aktif” dan The Me “diri yang menjadi objek renungan” (Rakhmat, 2009). William D Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others”. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Dalam hal ini, untuk menggali pemahaman mengenai konsep diri dapat dilihat dari bentuk pertanyaanpertanyaan yng ditujukan kepada diri kita sendiri: a. Bagaimana watak saya sebenarnya? b. Apa yang membuat saya Bahagia dan sedih? c. Apa yang sangat mencemaskan saya? d. Apakah mereka menghargai atau merendahkan saya? e. Apakah mereka membenci atau menyukai saya? f. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?
  • 2. 2 g. Apakah saya orang yang cantik atau jelek? h. Apakah tubuh saya kuat atau lemah? Jawaban pada tiga pertanyaan pertama menunjukkan persepsi psikologis tentang diri kita. Sedangkan jawaban pada tiga pertanyaan ke dua berbicara mengenai persepsi sosial tentang diri kita. Terakhir, jawaban pada tiga pertanyaan terakhir berbicara mengenai persepsi fisis tentang diri kita. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian mengenai diri kita sendiri. Maka dari itu konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita sendiri. Karena itu, Anita Taylor et al dalam (Rakhmat, 2009) mendefinisikan konsep diri sebagai “all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold about yourself” (Rakhmat, 2009). 2. Komponen Konsep Diri Terdapat dua komponen konsep diri, yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut dengan citra diri (selfimage), dan komponen afektif disebut harga diri (selfesteem). Keduanya menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976:46) dalam (Rakhmat, 2009) berpengaruh besar pada pola komunikasi interpersonal. 3. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Konsep diri adalah persepsi individu tentang siapa dirinya, termasuk keyakinan, nilai-nilai, dan penilaian terhadap dirinya sendiri. Ada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan dan pembentukan konsep diri seseorang. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memengaruhi konsep diri: 1. Pengalaman Hidup: Pengalaman hidup individu, termasuk interaksi sosial, pencapaian, kegagalan, dan peristiwa signifikan lainnya, memainkan peran kunci dalam membentuk konsep diri. Pengalaman positif dapat meningkatkan harga diri dan keyakinan diri seseorang, sementara pengalaman negatif dapat merusaknya. 2. Interaksi Sosial: Interaksi dengan orang lain, termasuk keluarga, teman, dan rekan kerja, memengaruhi bagaimana individu melihat dirinya sendiri. Respons, penerimaan, dan umpan balik dari orang lain dapat memperkuat atau merusak konsep diri seseorang. 3. Peran Sosial: Peran sosial yang diemban individu dalam masyarakat, seperti peran sebagai anggota keluarga, teman, pasangan, dan profesional, juga mempengaruhi konsep diri. Pengakuan dan pemenuhan peran-peran ini dapat memperkuat identitas positif seseorang. 4. Budaya dan Nilai-Nilai: Nilai-nilai budaya, norma-norma, dan ekspektasi sosial memainkan peran penting dalam membentuk konsep diri individu. Budaya dapat mempengaruhi pandangan seseorang tentang dirinya sendiri dalam hal identitas, peran gender, dan tujuan hidup. 5. Pendidikan dan Penguasaan: Pendidikan dan prestasi akademik juga dapat memengaruhi konsep diri seseorang. Keberhasilan akademik dapat meningkatkan harga diri dan keyakinan diri, sementara kegagalan dapat merusaknya, terutama jika individu memandang keberhasilan akademik sebagai aspek penting dari identitas mereka.
  • 3. 3 6. Karakteristik Fisik dan Penampilan: Penampilan fisik dan karakteristik fisik individu juga dapat memengaruhi konsep diri mereka. Persepsi tentang penampilan fisik, seperti berat badan, tinggi badan, atau ciri-ciri fisik lainnya, dapat mempengaruhi harga diri dan persepsi diri seseorang. 7. Pengalaman Traumatis atau Negatif: Pengalaman traumatis, pelecehan, atau perlakuan buruk dapat merusak konsep diri seseorang. Individu mungkin menginternalisasi pengalaman negatif tersebut dan mengembangkan pandangan diri yang negatif atau merasa tidak berharga. Semua faktor ini, baik secara individual maupun bersama-sama, berkontribusi pada pembentukan dan perkembangan konsep diri seseorang. Hal ini menunjukkan kompleksitas dan dinamika dalam cara individu melihat diri mereka sendiri dan bagaimana konsep diri dapat berubah seiring waktu. 4. Konsep Diri Posistif Konsep diri positif adalah cara individu melihat dan menilai dirinya sendiri dengan sikap yang sehat, percaya diri, dan berharga. Ini mencakup memiliki pandangan yang positif tentang kemampuan, nilai- nilai, dan potensi pribadi seseorang. Konsep diri positif memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan kesejahteraan emosional, motivasi, dan kinerja. Berikut adalah beberapa ciri dan karakteristik konsep diri positif: 1. Penerimaan Diri: Individu dengan konsep diri positif menerima dan merangkul diri mereka apa adanya, termasuk kelebihan dan kekurangan mereka. Mereka tidak terlalu keras pada diri sendiri atau terlalu kritis terhadap diri mereka sendiri. 2. Keyakinan Diri: Individu dengan konsep diri positif memiliki keyakinan dalam kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan. Mereka memiliki keyakinan yang kuat dalam diri sendiri dan yakin bahwa mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi hambatan. 3. Optimisme: Konsep diri positif sering kali terkait dengan sikap optimis terhadap kehidupan. Individu ini cenderung melihat sisi positif dari situasi dan memiliki harapan yang tinggi untuk masa depan. 4. Empati dan Penghargaan terhadap Orang Lain: Individu dengan konsep diri positif tidak hanya memandang diri mereka sendiri dengan cara yang positif, tetapi juga memandang orang lain dengan penuh penghargaan dan empati. Mereka mampu memberikan dukungan dan penghargaan kepada orang lain tanpa merasa terancam oleh kesuksesan orang lain. 5. Pencapaian dan Produktivitas: Konsep diri positif sering kali terkait dengan pencapaian dan produktivitas yang tinggi. Individu ini memiliki motivasi intrinsik untuk mencapai tujuan mereka dan bekerja keras untuk mengembangkan potensi mereka. 6. Resiliensi: Individu dengan konsep diri positif cenderung lebih tahan terhadap tekanan dan stres. Mereka mampu pulih dengan cepat dari kegagalan dan kekecewaan, dan menggunakan pengalaman tersebut sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar.
  • 4. 4 7. Keseimbangan Diri: Konsep diri positif melibatkan keseimbangan yang sehat antara menerima diri sendiri tanpa meremehkan kebutuhan untuk terus tumbuh dan berkembang. Ini mencakup kesadaran akan area di mana individu memiliki kekuatan dan di mana mereka dapat melakukan perbaikan. Mengembangkan konsep diri positif membutuhkan waktu, refleksi, dan usaha yang berkelanjutan. Ini melibatkan pengakuan dan penerimaan terhadap diri sendiri, pembelajaran dari pengalaman hidup, dan berkomitmen untuk pertumbuhan pribadi yang terus-menerus. Dengan membangun konsep diri yang positif, individu dapat merasa lebih bahagia, percaya diri, dan terhubung dengan diri mereka sendiri dan orang lain. 5. Konsep Diri Negatif Konsep diri negatif merujuk pada cara individu melihat dan menilai diri mereka sendiri dengan cara yang tidak sehat, kurang percaya diri, dan seringkali merasa tidak berharga. Ini melibatkan pandangan yang negatif tentang kemampuan, nilai-nilai, dan potensi pribadi seseorang. Konsep diri negatif dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesejahteraan emosional, motivasi, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa ciri dan karakteristik konsep diri negatif: 1. Penghakiman Diri yang Keras: Individu dengan konsep diri negatif cenderung memandang diri mereka sendiri dengan kritis dan keras. Mereka mungkin selalu menemukan kesalahan dan kekurangan dalam diri mereka sendiri, bahkan ketika tidak ada alasan untuk melakukannya. 2. Kurangnya Keyakinan Diri: Konsep diri negatif seringkali terkait dengan kurangnya keyakinan dalam kemampuan dan nilai diri sendiri. Individu ini sering meragukan diri sendiri dan merasa tidak mampu mencapai tujuan atau mengatasi hambatan. 3. Pesimisme: Individu dengan konsep diri negatif cenderung memiliki sikap pesimis terhadap kehidupan. Mereka melihat sisi negatif dari situasi dan seringkali merasa putus asa atau tanpa harapan akan masa depan. 4. Kecemasan Sosial: Konsep diri negatif dapat menyebabkan kecemasan sosial dan rasa tidak aman dalam hubungan interpersonal. Individu ini mungkin merasa tidak nyaman dalam situasi sosial dan memiliki kesulitan membangun hubungan yang mendalam dengan orang lain. 5. Perasaan Cemburu dan Dendam: Konsep diri negatif seringkali terkait dengan perasaan cemburu dan dendam terhadap orang lain yang dianggap lebih berhasil atau lebih bahagia. Individu ini mungkin merasa tidak senang melihat kesuksesan orang lain dan merasa iri atau tidak berdaya. 6. Tidak Produktif dan Tidak Berprestasi: Konsep diri negatif dapat menghambat motivasi dan produktivitas individu. Mereka mungkin merasa tidak termotivasi untuk mencapai tujuan mereka atau bahkan untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari. 7. Ketergantungan pada Validasi Eksternal: Individu dengan konsep diri negatif cenderung mencari validasi dan pengakuan dari orang lain untuk merasa berharga. Mereka mungkin terlalu bergantung
  • 5. 5 pada pendapat orang lain dan merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri tanpa persetujuan eksternal. Mengatasi konsep diri negatif membutuhkan kesadaran diri, pembelajaran, dan usaha yang berkelanjutan. Ini melibatkan mengidentifikasi pola pikir negatif dan merubahnya menjadi sikap yang lebih positif dan menguntungkan. Ini juga melibatkan menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan, serta membangun kepercayaan diri dan keberanian untuk tumbuh dan berkembang. Dengan kerja keras dan kesabaran, individu dapat mengubah konsep diri negatif menjadi konsep diri yang lebih sehat dan positif. 6. Pembentukan konsep Diri Pembentukan konsep diri merupakan proses yang kompleks dan berlangsung sepanjang hidup seseorang. Ini melibatkan interaksi antara faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi cara individu memahami dan menilai dirinya sendiri. Berikut adalah beberapa tahapan dan faktor dalam pembentukan konsep diri: 1. Persepsi Awal (Tahap Awal): Pembentukan konsep diri dimulai sejak dini, bahkan sejak masa kanak-kanak. Pada tahap ini, anak mulai membentuk pemahaman awal tentang siapa dirinya melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya, termasuk interaksi dengan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sosial lainnya. 2. Refleksi dan Identifikasi (Tahap Pertengahan): Ketika individu tumbuh dan berkembang, mereka mulai merefleksikan pengalaman hidup mereka dan mengidentifikasi diri mereka sendiri dengan berbagai peran dan atribut. Proses ini melibatkan penilaian terhadap kemampuan, kelemahan, nilai- nilai, dan preferensi pribadi. 3. Komparasi Sosial (Tahap Pertengahan): Selama masa remaja dan dewasa awal, individu cenderung membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain dalam hal penampilan, prestasi, dan atribut lainnya. Komparasi sosial ini dapat memengaruhi cara individu mengevaluasi diri mereka sendiri dan membentuk konsep diri mereka. 4. Interaksi Sosial (Tahap Pertengahan dan Lanjutan): Interaksi sosial yang berkelanjutan, baik secara positif maupun negatif, memainkan peran penting dalam pembentukan konsep diri. Umpan balik dari teman, keluarga, dan rekan kerja dapat memengaruhi persepsi individu tentang diri mereka sendiri dan mempengaruhi cara mereka membentuk identitas. 5. Pencarian Identitas (Tahap Lanjutan): Selama dewasa muda, individu sering mengalami pencarian identitas yang intens, di mana mereka mencoba memahami siapa mereka dan apa yang mereka inginkan dalam hidup. Proses ini melibatkan eksplorasi berbagai peran, nilai-nilai, dan tujuan hidup. 6. Penyesuaian dan Pertumbuhan (Tahap Lanjutan): Konsep diri seseorang terus berkembang dan berubah seiring waktu sebagai hasil dari pengalaman hidup, pencapaian, dan interaksi sosial.
  • 6. 6 Individu belajar untuk menyesuaikan konsep diri mereka dengan perubahan dalam kehidupan dan lingkungan mereka. 7. Penerimaan Diri (Tahap Lanjutan): Tahap akhir dalam pembentukan konsep diri adalah penerimaan diri yang sehat dan positif. Ini melibatkan menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan, serta memiliki penghargaan yang kuat terhadap diri sendiri. Faktor-faktor seperti pengalaman hidup, interaksi sosial, peran sosial, nilai-nilai budaya, dan pengakuan dari orang lain semuanya mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang. Penting untuk diingat bahwa konsep diri bukanlah sesuatu yang statis, tetapi merupakan konstruksi dinamis yang terus berkembang sepanjang hidup seseorang. Dengan kesadaran diri yang kuat dan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, individu dapat memperkuat konsep diri yang sehat dan positif. 7. Keterbukaan dan Kesadaran Diri Keterbukaan dan kesadaran diri adalah dua konsep yang penting dalam psikologi individu dan perkembangan pribadi. Meskipun keduanya terkait erat, keduanya memiliki makna yang sedikit berbeda. Berikut adalah penjelasan tentang keterbukaan dan kesadaran diri: 1. Keterbukaan: • Keterbukaan adalah karakteristik kepribadian yang mencerminkan sejauh mana seseorang terbuka terhadap pengalaman baru, ide-ide, perasaan, dan gagasan. Orang yang tinggi dalam keterbukaan cenderung memiliki minat yang luas, toleransi terhadap perbedaan, dan kecenderungan untuk mencari tantangan dan variasi dalam kehidupan mereka. • Keterbukaan mencakup aspek-aspek seperti keingintahuan intelektual, kreativitas, dan sensitivitas terhadap pengalaman baru. Individu yang tinggi dalam keterbukaan mungkin lebih suka mencoba hal-hal baru, mengambil risiko, dan mengeksplorasi berbagai konsep dan ide. • Orang yang rendah dalam keterbukaan cenderung lebih skeptis terhadap perubahan, lebih cenderung untuk mempertahankan tradisi dan rutinitas, dan mungkin merasa tidak nyaman dengan hal-hal yang tidak dikenal atau tidak terduga. 2. Kesadaran Diri: • Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami dan menyadari diri sendiri, termasuk keinginan, nilai-nilai, kekuatan, kelemahan, dan motivasi pribadi seseorang. Ini mencakup kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan, pikiran, dan perilaku diri sendiri. • Individu yang tinggi dalam kesadaran diri cenderung memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri, termasuk motivasi dan tujuan hidup mereka. Mereka juga mungkin lebih mampu mengelola emosi mereka dengan efektif dan mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.
  • 7. 7 • Kesadaran diri memungkinkan individu untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain dan dunia di sekitar mereka. Hal ini dapat membantu dalam pengembangan hubungan interpersonal yang sehat dan pencapaian tujuan hidup yang berarti. Meskipun keterbukaan dan kesadaran diri adalah konsep yang berbeda, keduanya dapat saling memperkuat. Individu yang tinggi dalam keterbukaan mungkin lebih cenderung untuk mengembangkan kesadaran diri yang lebih dalam karena mereka terbuka terhadap pengalaman baru dan refleksi tentang diri mereka sendiri. Sebaliknya, individu yang tinggi dalam kesadaran diri mungkin lebih cenderung untuk mencari pengalaman baru dan memperluas pemahaman mereka tentang dunia. Dengan memahami dan mengembangkan keterbukaan dan kesadaran diri, individu dapat mencapai pertumbuhan pribadi yang lebih besar dan kehidupan yang lebih bermakna. 8. Jendela Johari (Johari Windows) Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan daya komunikasi dan pada saat yang sama proses komunikasi yang dijalin dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman, maka akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain. Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan Johari Window. Dalam Johari Window diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri seseorang, berikut gambar Johari Window: Gambar 1 Konsep Johari Window Diketahui diri Tidak diketahui Sumber: Tubbs, S dan Moss, S (2005) Kuadran pertama yaitu kuadran terbuka, mencerminkan keterbukaan seseorang pada dunia secara umum, keinginan seseorang untuk diketahui. Kuadran ini mencakup semua aspek diri yang diketahui oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Kuadran ini adalah dasar bagi kebanyakan komunikasi antara dua orang. Sebaliknya, kuadran kedua yaitu kuadran gelap, meliputi semua hal mengenai diri seseorang sendiri diri sendiri Diketahui orang Terbuka Gelap Lain 1 2 Tidak diketahui Tersembunyi Tidak diketahui orang lain 3 4
  • 8. 8 yang dirasakan orang lain tetapi tidak dirasakan oleh dirinya sendiri. Kuadran gelap dapat memuat setiap rangsangan komunikatif yang tidak disengaja. Kemudian kuadran ke tiga yaitu kuadran tersembunyi, dalam hal ini diri sendirilah yang menentukan kebijaksanaan. Kuadran ini dibangun oleh semua hal, kuadran ini mewakili usaha seseorang untuk membatasi masukan atau informasi yang menyangkut dirinya. Terakhir kuadran empat disebut kuadran tidak diketahui. Kuadran empat mewakili segala sesuatu tentang diri seseorang yang belum pernah ditelusuri oleh dirinya atau orang lain (Tubbs,S L dan Moss, S. 2005) Konsep diri merupakan sebuah gambaran umum mengenai diri sendiri terkait potensi dan identitas seseorang yang dapat dipahami melalui komponen dari konsep diri. Adapun komponen konsep diri yaitu Gambaran diri; Ideal diri; Harga diri; Peran diri dan Identitas diri. C. CONTOH SOAL DAN PENGERJAAN 1. Berikut adalah pengertian dari kepribadian, kecuali… a. Pola perilaku yang konsisten dan proses interpersonal yang bersumber dari masing-masing individu. b. Pola perilaku yang konsisten ini merujuk pada individual differences. c. Pola-pola dari sifat yang relatif permanen dan memiliki karakter unik secara konsisten dan yang pada akhirnya memunculkan perilaku individu. d. Pola perilaku yang bersifat dinamis dan dapat berubah kapan pun dimana pun dalam diri masing- masing individu. Jawaban (d) – karena kepribadian bersifat permanen/konsisten dalam diri seseorang. Sedangkan poin (d) menerangkan bahwa kepribadian tidak kokoh dan tidak menetap. 2. Dalam “The Five Factor Model of Personality” kerpibadian yang mengindikasikan seseorang yang mudah bersahabat, memiliki hasrat untuk bersama orang lain, dan ingin menghibur orang lain adalah tipe kepribadian….. a. Openness (keterbukaan) b. Concientiousness (hati nurani/ketelitian) c. Extraversion (ekstraversi) d. Neuroticism (neurotisme) Jawaban (c) – Karena kepribadian yang mudah bersahabat, mudah bergaul dengan lingkungan & orang lain adalah tipe kepribadian yang bersifat Extraversion (ekstraversi) D. SOAL MANDIRI 1. Bagaimana anda memahami The Five Factor Model of Personality dalam kehidupan sehari-hari? 2. Berikan penjelasan mendalam mengenai objek kajian kepribadian! 3. Bagaimana fungsi dan peran masing-masing dari struktur kepribadian? 4. Berikan masing-masing contoh dari ke tiga struktur kepribadian dalam kehidupan sehari-hari!
  • 9. 9 5. Seperti apa relevansi/keterkaitan antara 3 jenis pemikiran manusia dengan 3 struktur kepribadian manusia? E. JAWABAN SOAL MANDIRI 1. Bagaimana anda memahami The Five Factor Model of Personality dalam kehidupan sehari- hari? The Five Factor Model of Personality (FFM) menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk memahami variasi dalam kepribadian manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda mungkin menyadari bagaimana orang berbeda dalam cara mereka berinteraksi, bereaksi terhadap situasi, dan menanggapi stres. FFM memberikan alat untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan ini melalui lima dimensi utama: 1. Keterbukaan untuk Pengalaman: Orang yang tinggi dalam keterbukaan cenderung terbuka terhadap ide-ide baru, pengalaman, dan pemikiran. Mereka mungkin lebih suka mencoba hal-hal baru dan memiliki ketertarikan yang kuat pada seni, budaya, dan gagasan inovatif. 2. Ketelitian: Ini menggambarkan sejauh mana seseorang teratur, rapi, dan bertanggung jawab. Orang yang tinggi dalam ketelitian cenderung memiliki standar yang tinggi untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan mereka cenderung bekerja keras untuk mencapai tujuan mereka. 3. Ekstroversi: Orang yang ekstroversi cenderung energik, berbicara dengan banyak orang, dan menikmati interaksi sosial. Mereka bisa sangat ramah, suka mencari sensasi, dan memiliki energi yang tinggi. 4. Kemantapan Emosi: Ini mengacu pada seberapa stabilnya seseorang dalam suasana hati dan tingkat kecemasannya. Orang yang tinggi dalam kemantapan emosi cenderung lebih tenang, sabar, dan mampu menangani tekanan dengan baik. 5. Keramahan: Ini mencerminkan kecenderungan seseorang untuk bersikap simpatik, kooperatif, dan ramah terhadap orang lain. Orang yang tinggi dalam keramahan cenderung memiliki hubungan sosial yang kuat dan menyenangkan untuk dihabiskan waktu bersama. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda mungkin melihat bagaimana karakteristik-karakteristik ini berinteraksi dalam berbagai konteks, baik di tempat kerja, di rumah, atau dalam lingkungan sosial. Misalnya, seseorang yang tinggi dalam keterbukaan mungkin terlihat sebagai pengusaha yang inovatif atau seorang seniman yang kreatif, sementara seseorang yang tinggi dalam ketelitian mungkin sangat teratur dan efisien dalam pekerjaan mereka. Dengan memahami FFM, Anda dapat menghargai keunikan individu dan menyesuaikan interaksi Anda dengan orang lain secara lebih efektif. 2. Berikan penjelasan mendalam mengenai objek kajian kepribadian! Objek kajian kepribadian mencakup berbagai aspek yang membentuk bagaimana individu menjadi seperti yang mereka adalah. Ini melibatkan karakteristik, pola perilaku, emosi, pemikiran, dan cara
  • 10. 10 individu berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Untuk memberikan penjelasan mendalam, mari kita bahas beberapa elemen kunci dalam objek kajian kepribadian: 1. Teori Kepribadian: Terdapat berbagai teori kepribadian yang telah diusulkan oleh psikolog selama bertahun-tahun. Ini termasuk teori-teori klasik seperti teori Freudian, teori Jungian, teori Adlerian, dan banyak lagi, serta pendekatan modern seperti teori Trait dan teori Psikodinamik. 2. Dimensi Kepribadian: Salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam memahami kepribadian adalah melalui dimensi atau faktor kepribadian. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Model Lima Faktor (FFM) adalah salah satu kerangka kerja dimensi kepribadian yang paling banyak digunakan, yang mencakup lima dimensi utama: keterbukaan, ketelitian, ekstroversi, kemantapan emosi, dan keramahan. 3. Faktor Genetik dan Lingkungan: Kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Penelitian telah menunjukkan bahwa ada komponen genetik yang signifikan dalam kepribadian, tetapi lingkungan juga memiliki peran yang penting dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian seseorang melalui pengalaman hidup, pendidikan, dan interaksi sosial. 4. Perkembangan Kepribadian: Kepribadian berkembang sepanjang kehidupan seseorang dan dipengaruhi oleh berbagai peristiwa dan pengalaman. Proses perkembangan kepribadian melibatkan tahapan-tahapan penting dari masa kanak- kanak hingga dewasa, seperti identitas diri, krisis psikososial, dan pencapaian tahap-tahap perkembangan psikososial yang diusulkan oleh Erik Erikson. 5. Kelompok Kepribadian dan Gangguan Kepribadian: Kelompok kepribadian merujuk pada pola perilaku, pikiran, dan emosi yang konsisten dan unik untuk setiap individu. Sementara itu, gangguan kepribadian adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku yang tidak sehat dan bermasalah, seperti gangguan kepribadian antisosial, borderline, atau narsistik. 6. Penelitian dan Pengukuran: Penelitian kepribadian melibatkan berbagai metode pengukuran dan penelitian, termasuk tes kepribadian, observasi, wawancara, dan analisis data. Psikolog menggunakan alat-alat ini untuk memahami karakteristik kepribadian individu dan mengidentifikasi pola-pola perilaku yang konsisten. Melalui studi dan pemahaman tentang objek kajian kepribadian, kita dapat memahami kompleksitas individu dan bagaimana faktor-faktor yang berbeda berkontribusi terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Ini merupakan aspek penting dalam psikologi yang memungkinkan kita untuk lebih memahami diri sendiri dan orang lain serta memberikan dasar untuk intervensi terapeutik dan pengembangan diri.
  • 11. 11 3. Bagaimana fungsi dan peran masing-masing dari struktur kepribadian Struktur kepribadian mengacu pada bagaimana kepribadian individu terorganisir dan terintegrasi. Ini terdiri dari tiga struktur utama: id, ego, dan superego, yang diajukan oleh Sigmund Freud dalam teori psikoanalisisnya. Setiap struktur memiliki fungsi dan peran yang unik dalam membentuk perilaku dan kepribadian individu. Mari kita bahas fungsi dan peran masing-masing struktur kepribadian: 1. Id: Fungsi: Id adalah bagian dari kepribadian yang berhubungan dengan naluri dan dorongan dasar, seperti hasrat seksual dan agresi. Ini beroperasi berdasarkan prinsip kesenangan, mencari kepuasan segera dari kebutuhan dan keinginan tanpa memperhatikan konsekuensi atau norma sosial. Peran: Id bertindak sebagai sumber energi psikis dan menyalurkan dorongan-dorongan biologis yang mendasari perilaku individu. Ini menghasilkan impuls-impuls yang mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. 2. Ego: Fungsi: Ego adalah bagian dari kepribadian yang berfungsi sebagai mediator antara id, realitas eksternal, dan norma-norma sosial. Ini beroperasi berdasarkan prinsip realitas, berusaha untuk memenuhi kebutuhan id secara realistis dan efektif, dengan mempertimbangkan kenyataan lingkungan dan norma- norma sosial. Peran: Ego bertanggung jawab atas pemikiran rasional, perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls. Ini mencoba untuk menemukan keseimbangan antara keinginan id dan realitas luar, sehingga individu dapat berfungsi secara efektif dalam masyarakat. 3. Superego: Fungsi: Superego merupakan bagian dari kepribadian yang berhubungan dengan norma-norma internal dan moralitas. Ini beroperasi berdasarkan prinsip ideal, menetapkan standar moral dan etika yang diajarkan oleh masyarakat dan orang tua. Peran: Superego bertindak sebagai pengawas internal yang mengevaluasi perilaku individu berdasarkan standar moral. Ini menciptakan perasaan bersalah atau malu ketika individu melanggar norma atau nilai- nilai moral, dan memberikan dorongan untuk berperilaku sesuai dengan ideal moral. Secara keseluruhan, struktur kepribadian bekerja bersama-sama untuk membentuk perilaku dan kepribadian individu. Id menyediakan energi psikis yang mendorong perilaku, ego berfungsi untuk memediasi antara kebutuhan id dan realitas luar, sedangkan superego memberikan norma internal dan moralitas. Ketika ketiga struktur ini bekerja secara seimbang, individu dapat mencapai kesehatan mental dan fungsi sosial yang baik.
  • 12. 12 4. Berikan masing-masing contoh dari ke tiga struktur kepribadian dalam kehidupan sehari- hari! Berikut adalah contoh-contoh dari masing-masing dari tiga struktur kepribadian (id, ego, dan superego) dalam kehidupan sehari-hari: 1. Id: Contoh: Bayangkan Anda sedang lapar dan melihat kue yang sangat lezat di atas meja. Meskipun Anda tahu bahwa itu bukan saatnya untuk makan kue dan Anda mungkin memiliki batasan diet, id Anda mendorong Anda untuk memuaskan keinginan Anda dengan segera. Anda merasa hasrat dan keinginan kuat untuk segera memakan kue tersebut, tanpa memperhatikan konsekuensi jangka panjang dari tindakan tersebut. 2. Ego: Contoh: Misalkan Anda sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan teman-teman Anda, tetapi tiba- tiba Anda terjebak dalam lalu lintas yang padat. Meskipun Anda frustrasi dan ingin segera tiba di tujuan Anda, egoAnda berfungsi dengan mengelola emosi Anda dan mengevaluasi situasi secara realistis. Anda mungkin mencoba mencari rute alternatif atau mencoba bersabar sementara berada dalam kemacetan, tanpa menjadi terlalu marah atau putus asa. 3. Superego: Contoh: Bayangkan Anda berada di toko buku dan melihat sebuah buku menarik yang ingin Anda baca. Namun, setelah memikirkan anggaran Anda dan mengetahui bahwa Anda sebenarnya sudah memiliki banyak buku yang belum dibaca di rumah, superego Anda berbicara. Anda memutuskan untuk tidak membeli buku tersebut karena Anda tahu itu adalah keputusan yang lebih bijaksana secara finansial dan sesuai dengan nilai-nilai moral Anda tentang pengelolaan uang dan pengendalian keinginan impulsif. Dalam contoh-contoh tersebut, id mewakili dorongan dan keinginan dasar yang tidak terkontrol, ego mewakili upaya sadar untuk mengelola keinginan-keinginan tersebut dengan realitas, dan superego mewakili norma-norma internal dan moralitas yang mempengaruhi pengambilan keputusan individu. Interaksi antara ketiga struktur ini membentuk respons dan perilaku individu dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari. 5. Seperti apa relevansi/keterkaitan antara 3 jenis pemikiran manusia dengan 3 struktur kepribadian manusia? Ada keterkaitan yang kuat antara tiga jenis pemikiran manusia (sadar, bawah sadar, dan tak sadar) dengan tiga struktur kepribadian (id, ego, dan superego). Mari kita bahas relevansi masing-masing: 1. Pemikiran Sadar dan Ego: Pemikiran sadar adalah pemikiran yang disadari dan diperhatikan oleh individu saat ini. Ini melibatkan pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan secara langsung. Ego, sebagai mediator antara id dan realitas, bertanggung jawab atas pemikiran sadar ini. Ego menggunakan
  • 13. 13 pemikiran sadar untuk mengevaluasi situasi, membuat perencanaan, dan mengambil tindakan yang sesuai dengan kebutuhan individu dalam konteks realitas eksternal. 2. Pemikiran Bawah Sadar dan Id: Pemikiran bawah sadar adalah pemikiran yang tidak disadari oleh individu tetapi masih memengaruhi perilaku dan pengalaman mereka. Ini mencakup dorongan-dorongan, hasrat, dan ingatan yang mungkin tersembunyi di luar kesadaran individu. Id, sebagai sumber dorongan dasar dan naluri, beroperasi di tingkat bawah sadar dan mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan secara instingtif, tanpa perlu disadari. 3. Pemikiran Tak Sadar dan Superego: Pemikiran tak sadar merujuk pada pengetahuan dan motivasi yang tidak dapat diakses secara langsung oleh kesadaran individu. Ini mencakup aspek-aspek seperti norma-norma moral, nilai-nilai, dan keyakinan yang ditanamkan dalam pikiran bawah sadar. Superego, sebagai pengawas internal yang mengevaluasi perilaku berdasarkan standar moral, menyimpan dan menerapkan pemikiran tak sadar tentang apa yang dianggap benar dan salah. Ini menciptakan perasaan bersalah atau malu ketika individu melanggar norma atau nilai-nilai moral, bahkan jika mereka tidak secara sadar menyadari penyimpangan tersebut. Dengan demikian, pemikiran sadar terkait erat dengan ego dalam pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan yang disadari, sementara pemikiran bawah sadar terkait dengan id dalam menggerakkan dorongan dasar yang tidak sadar. Pemikiran tak sadar, meskipun tidak langsung diakses oleh kesadaran, tetap memainkan peran penting dalam membentuk evaluasi moral dan normatif yang dijalankan oleh superego. Dengan cara ini, ketiga jenis pemikiran manusia dan tiga struktur kepribadian saling terkait dan saling mendukung dalam membentuk perilaku dan pengalaman individu. Referensi [1] Muhammad Nur Icsan, S. M. (2024, April 11). Estetika Humanisme 10 April s.d 14 April 2024.pdf. Diambil kembali dari Edlink Universitas Siber Asia: https://edlink.id/panel/classes/736136. Diakses pada tanggal 13 April 2024. Link Slideshare