SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
1
Modul Pengolahan Citra
Sesi ke-4
Nama : Hendro Gunawan
NIM : 200401072103
Kelas : IT-801
Peningkatan Kualitas Citra (Part1)
Outlane
Tentang Domain Spasial dan domain Frekuensi Secara Umum. Yang kita gunakan pada pertemuan
kali ini adalah Pengolahan Citra pada domain spasial.
Intensity Transformation (Transformasi Gray Level).
Transformasi pada Tingkat Keabuan Dasar.
Transformasi linear (Negative and Identity).
Transformasi logaritmik (Log and Inverse Log).
Transformasi Power-Law (Pangkat).
Fungsi transformasi Linear Sepotong-Sepotong.
Contrast strecting dan thresholding.
Gray level slicing.
Bit-plane slicing.
Dasar-Dasar Transformasi Citra
Transformasi citra, sesuai namanya, merupakan proses perubahan bentuk citra untuk mendapatkan
suatu informasi tertentu.
Sebuah citra digital disimbolkan dengan f (x, y) dengan x dan y menyatakan baris dan kolom.
Titik (x, y) menyatakan lokasi dari sebuah pixel di dalam citra digital.
Pixel-pixel di sekeliling titik (x, y) disebut dengan pixel-pixel tetangga.
Nilai pixel pada suatu titik (x, y) akan menjadi intensity atau disebut juga gray-level (level
keabuan).
Transformasi citra paling sederhana melibatkan 1 titik tetangga, tetapi lebih lanjut melibatkan
banyak titik tetangga.
2
Transformasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
o Transformasi pixel/transformasi geometris domain spasial.
o Transformasi ruang/domain/space domain frekuensi.
Transformasi bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas citra.
Transformasi Piksel/Transformasi Geometris
▪ Transformasi piksel masih bermain di ruang/domain yang sama(domain spasial), hanya posisi
piksel yang kadang diubah.
▪ Contoh: rotasi, translasi, scaling, invers, shear, dll.
▪ Transformasi jenis ini relatif mudah diimplementasikan dan banyak aplikasi yang dapat
melakukannya (Paint, ACDSee, dll).
Transformasi ruang/Domain/Space
➢ Transformasi ruang merupakan proses perubahan citra dari suatu ruang/domain ke ruang/domain
yang lain.
Contoh:
Ruang Vektor. Salah satu basis yang merentang ruang vektor 2 dimensi adalah [1 0] dan [0 1]. Artinya,
semua vektor yang mungkin ada di ruang vektor 2 dimensi selalu dapat direpresentasikan sebagai
kombinasi linear dari basis tersebut.
Domain Spasial dan Domain Frekuensi
➢ Teknik pemrosesan pada domain spasial didasarkan pada manipulasi piksel dalam citra secara
langsung.
➢ Teknik pemrosesan pada domain frekuensi didasarkan pada manipulasi terhadap transformasi
Fourier dari suatu citra.
Domain Spasial
Proses-proses pada domain spasial dinamakan sebagai ekspresi berikut:
3
Gambar 1. Proses-proses pada Domain Spasial
Gambaran Transformasi Citra
Gambar 2. Transformasi citra paling sederhana melibatkan 1 titik tetangga, tetapi lebih lanjut
melibatkan banyak titik tetangga.
Operasi Ketetanggaan Pixel
g(x,y) = T [ f(x,y) ]
Dimana :
• f(x,y) adalah citra input
• g(x,y) adalah citra output
• T adalah operator terhadap
f, yang didefinisikan pada
ketetanggaandari (x,y).
• T disebut juga sebagai
intensity transformation
function
Bentuk paling sederhana dari T adalah ketika
ukuran neighborhood 1x1 (piksel tunggal).
GambaranTransformasiCitra
F(x,y) T G(x,y)
4
Gambar 3. Titik tetangga dari suatu titik (x, y) pada citra F (x, y) adalah titik-titik terdekat dari posisi
tersebut.
Transformasi Intensitas (Intensity Transformation)
o Transformasi gray level pada setiap pixel adalah citra input menjadi citra baru yang nampak lebih
kontras.
o Intensity transformation merupakan teknik yang paling sederhana dari PCD.
Gambar 4. Transformasi Intensitas
Jenis Transformasi Citra pada Tingkat Keabuan Dasar
OperasiKetetangganPiksel
Intensity TransformationFunction
(TransformasiIntensitas)
Transformasipada Tingkat
Keabuan Dasar
Fungsi TransformasiLinear
Sepotong-Sepotong
TransformasiLinear (Negative
and Identity)
TransformasiLogaritmik (Log
Contrast strecting dan
thresholding
Gray level slicing
5
Gambar 5. Jenis Transformasi Citra pada Tingkat Keabuan Dasar.
Fungsi Transformasi Linear Sepotong-Sepotong (Piecewise Linear Transformation
Function)
Gambar 6. Fungsi Transformasi Linear Sepotong-Sepotong
Transformasi linear: Image negative and Identity
Secara visual image negative adalah kebalikan dari citra aslinya. Jika intensitas dari citra terang maka
akan dibalik menjadi gelap dan begitu juga sebaliknya.
o Sebuah intensity-level dalam range [0, L-1], Misal untuk 8-bit memiliki nilai L = 256, sehingga
memiliki intensity level dalam reng 0 sampai dengan 255 atau 0 s/d L-1
Jenis TransformasiCitrapada
TingkatKeabuanDasar
TransformasiLinear
(Negative dan Identity)
TransformasiLogaritmik
(Log dan Inverse Log)
TransformasiPower-Law
(n-th power dan n-th root
power)
FungsiTransformasiLinearSepotong-
Sepotong(Piecewise Linear
TransformationFunctions)
)
(a Contraststretching function (b) Thresholding function
Contrast Streching dan Thresholding
Gray-level Slicing
Bit-plane slicing
6
o Untuk mendapatkan nilai negatifnya dapat dilakukan dengan mengurangi nilai intensity level
maksimal nya (L-1) dengan nilai pixel masukan r. Atau dapat dirumuskan dengan:
s = (L – 1) - r
Gambar 7. Transformasi Linear
Hasil Citra Negatif
Gambar 8. Hasil Citra Negatif.
subplot (1, 2, 1) ; imshow (r) ; title (‘Original image’) ;
subplot (1, 2, 2) ; imshow negiImg) ; title (‘Negative image’) ;
Hasil citra negatif biasanya digunakan untuk : Citra pada rekam medis seperti rontgen.
Meningkatkan warna putih atau abu-abu pada area citra yang gelap. Membuat efek foto klise pada
video editing, dll.
TransformasiLinear:
ImageNegative
clear all
clc
close all
r = imread('grey_parisnight.jpg');
OUTPUT
7
Gambar 9. Citra pada Rekam medis (rontgen)
Transformasi Logaritmik
✓ Transformasi logaritmik didefinisikan dengan:
G = c Log (F + 1)
✓ Transformasi Inverse Logaritmik didefinisikan dengan: G = c Log (L-F+1).
• G adalah citra hasil dan F adalah citra asal.
• C adalah konstanta yang dipasang sebagai efek perubahan kontras.
✓ Transformasi log memetakkan rentang yang sempit dari nilai-nilai tingkat keabuan gelap pada citra
input ke dalam rentang yang lebih luas pada citra output. Kebalikannya berlaku untuk tingkat
keabuan terang.
✓ Transformasi log memperbanyak jumlah piksel bernilai gelap dan mengurangi jumlah piksel
bernilai terang. Pada transformasi inverse log, yang terjadi adalah kebalikannya.
Gambar 10. Transformasi Logaritmik.
8
Hasil Transformasi Logaritmik
Transformasi logaritmik G = c Log (F + 1), dengan c = 0,5 dihasilkan gambar sebagai berikut:
Gambar 11. Hasil Transformasi Logaritmik.
Transformasi Pangkat
Tranformasi pangkat dirumuskan: s = 𝒄𝒓𝜸
Dengan c dan 𝛾 adalah konstanta positif.
Gambar 12. Transformasi Pangkat.
9
Gambar 13. Hasil Citra Transformasi Pangkat.
Fungsi Transformasi Linear Sepotong-Sepotong
o Selain tiga fungsi transformasi dasar yang dibahas sebelumnya, fungsi transformasi linear sepotong-
sepotong juga biasa digunakan.
o Keuntungannya, bentuk dari fungsi sepotong-sepotong bisa lebih kompleks dibanding fungsi
transformasi dasar.
Gambar 14. Keuntungan dari Fungsi Transformasi Linear Sepotong-sepotong.
Contrast Streching dan Tresholding
TransformasiPangkat
Contrast Streching dan Thresholding
Gray-level Slicing
Bit-plane slicing
10
(a) Contrast streching funcion (b) Tresholding function
Gambar 15. Contrast Streching dan Tresholding.
Misalnya a = rmin, b = rmax, dan k = intensity
Contrast Streching (𝑟1, 𝑠1) = (rmin, 0) ; (𝑟2, 𝑠2) = (rmax, L-1).
Tresholding (𝑟1, 𝑠1) = (k, 0) ; (𝑟2, 𝑠2) = (k, L-1).
o Contrast Streching biasanya digunakan untuk manajemen gambar.
Gambar 16. Contoh Contrast Streching dan Tresholding
Contoh:
• Pada grafik di atas diketahui misalnya a =90, b = 180, m = 100.
Maka:
• Jika r di atas 180, maka nilai s akan semakin mendekati 255.
• Jika r di bawah 90 maka nilai s akan menjadi 0
• Jika r di antara 90 dan 180 maka representasi dari T adalah:
11
o Jika r < 100, maka s menjadi semakin mendekati 0 (gelap)
o Jika r > 100, maka s menjadi semakin mendekati 255 (terang)
o Citra dengan kekontrasan rendah bisa disebabkan oleh kurangnya pencahayaan, kurangnya
rentang dinamis dari peralatan sensor citra, atau setting lensa yang salah pada saat pengambilan
citra.
o Ide di balik “contrast streching” adalah meningkatkan rentang dinamis tingkat keabuan dari
citra.
Contrast Streching→ Piksel yang terang akan semakin terang dan piksel yang gelap akan semakin
gelap: higher contrast image.
Gambar 17. Contrast straching function.
255,255
210,230
100,40
0,0
Bagaimana algoritmanya?
12
Gambar 18. Original Image dan Outputnya Contrast Streching.
• Tresholding adalah sebuah proses mengubah citra keabuan menjadi citra biner.
• Tresholding merupakan teknik sederhana yang biasa diterapkan untuk segmentasi citra, sebagai
bentuk dari teknik processing citra.
Contoh citra biner hasil tresholding:
Gambar 19. Contoh Citra Biner Hasil Tresholding.
abu2 = warna2abu(‘text.jpg’);
[a,b] = size(abu2); threshold = 175 ; % nilai ini bisa berubah
13
binary = zeros(a,b); % inisialisasi for baris=1:a for kolom=1:b if
abu2(baris,kolom) >= threshold binary(baris,kolom) = 255;
Dalam contoh ini thresholding bisa digunakan untuk mengubah gambar
text berwarna ke dalam gambar text hitam-putih. Text hitam putih
tersebut bisa digunakan untuk pengolahan bahasa alami, text mining,
dsb
else binary(baris,kolom) = 0;
end
end
End
Gambar 20. Dalam contoh ini thresholding bisa digunakan untuk mengubah gambar text berwarna ke
dalam gambar text hitam-putih. Text hitam putih tersebut bisa digunakan untuk pengolahan bahasa
alami, text mining, dsb
Terkadang diperlukan untuk menonjolkan rentang tertentu dari tingkat keabuan yang ada dalam citra.
Misalnya, menonjolkan gumpalan air yang ada pada citra satelit dan menonjolkan cacat yang ada pada
citra sinar X.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menampilkan secara lebih terang semua tingkat
keabuan dalam range yang ingin ditonjolkan, dan menampilkan secara lebih gelap semua tingkat
keabuan lainnya.
Cara lain adalah dengan menampilkan secara lebih terang semua tingkat keabuan dalam range yang
ingin ditonjolkan, dengan tetap mempertahankan proporsi tingkat keabuan lainnya.
14
Gambar 21. Slicing With Background.
abu2=imread(warna2abu(‘finlandia.jpg’)); z=abu2; [m,n]=size(abu2);
mask = (z > 5) & (z < 120);
z(mask) = 255;
Imshow(z,[])
Gambar 22. Gray Level Slicing With Background.
15
Gambar 23. Gray Level Slicing With Background.
o Selain menonjolkan range tingkat keabuan tertentu, terkadang diperhatikan juga bagaimana
menonjolkan kontribusi dari bit tertentu pada kemunculan citra.
o Misalkan intensitas tiap piksel dalam citra dinyatakan dengan 8 bit. Sehingga citra tersusun atas 8
bidang 1-bit, mulai dari bidang bit 0 untuk “least significant bit” (LSB) sampai bidang bit 7 untuk
“the most significant bit” (MSB).
Gambar 24. Representasi bit-plane dari gambar 8-bit.
o Biasa digunakan untuk teknik kompresi pada gambar.
Histogram setelah
mengalami gray
level slicing
Histogram sebelum
mengalami gray
level slicing
16
Gambar 25. Kompresi pada gambar.
Bit-Plane 1
Untuk Citra 1-bit plane mengandung bit terendah (LSB) dari keseluruhan nilai yang ada di dalam
piksel.
Gambar 26. Bit-Plane 1
Bit-Plane 8
Untuk Citra 8-bit plane mengandung bit tertinggi (MSB) dari keseluruhan nilai yang ada di dalam
piksel.
229 230 231
224 225 226
198 199 200
1. Asumsikan piksel dengan representasi
nilai matriks A seperti berikut :
A =
11100101 11100110 11100111
11100000 11100001 11100010
11000110 11000111 11001000
Abiner =
17
Gambar 27. Bit-Plane 8
Gambar 28. Original 8 bit Image
Referensi
2
2
9
2
3
0
2
3
1
2
2
4
2
2
5
2
2
6
1
9
8
1
9
9
2
0
0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
Citra Awal Citra Akhir
18
[1] Syahid Abdullah, S. M. (2024, April 26). Pengolahan Citra. Diambil kembali dari Edlink
Universitas Siber Asia: https://edlink.id/panel/classes/733659. Diakses pada tanggal 26 April
2024.
Link File

More Related Content

Similar to Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf

Tugas Photosop vs Matlab
Tugas  Photosop vs MatlabTugas  Photosop vs Matlab
Tugas Photosop vs MatlabCacak_Deik
 
3 piksel_dan_histogram
 3 piksel_dan_histogram 3 piksel_dan_histogram
3 piksel_dan_histogramRoziq Bahtiar
 
04-Digitalisasi-citra.pptx
04-Digitalisasi-citra.pptx04-Digitalisasi-citra.pptx
04-Digitalisasi-citra.pptxnyomans1
 
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptxnyomans1
 
Bab 11 citra biner
Bab 11 citra binerBab 11 citra biner
Bab 11 citra binerSyafrizal
 
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijitalBab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijitalSyafrizal
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
Bab 2 pembentukan citra
Bab 2 pembentukan citraBab 2 pembentukan citra
Bab 2 pembentukan citraSyafrizal
 
Pertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacementPertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacementAditya Kurniawan
 
Pertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacementPertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacementAditya Kurniawan
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfkhaerul azmi
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 

Similar to Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf (20)

Tugas Photosop vs Matlab
Tugas  Photosop vs MatlabTugas  Photosop vs Matlab
Tugas Photosop vs Matlab
 
3 piksel_dan_histogram
 3 piksel_dan_histogram 3 piksel_dan_histogram
3 piksel_dan_histogram
 
04-Digitalisasi-citra.pptx
04-Digitalisasi-citra.pptx04-Digitalisasi-citra.pptx
04-Digitalisasi-citra.pptx
 
Laporan pcd 01
Laporan pcd 01Laporan pcd 01
Laporan pcd 01
 
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
 
Bab 11 citra biner
Bab 11 citra binerBab 11 citra biner
Bab 11 citra biner
 
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijitalBab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
9 pengolahan citra
9   pengolahan citra9   pengolahan citra
9 pengolahan citra
 
LN s04-machine vision-s2
LN s04-machine vision-s2LN s04-machine vision-s2
LN s04-machine vision-s2
 
Bab 2 pembentukan citra
Bab 2 pembentukan citraBab 2 pembentukan citra
Bab 2 pembentukan citra
 
Pcd 2
Pcd 2Pcd 2
Pcd 2
 
Pertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacementPertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacement
 
Pertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacementPertemuan 2. image enhacement
Pertemuan 2. image enhacement
 
Babiv konvolusi
Babiv konvolusiBabiv konvolusi
Babiv konvolusi
 
Bab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tfBab iv konvolusi & tf
Bab iv konvolusi & tf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 
Bab 07b
Bab 07bBab 07b
Bab 07b
 
Pcd 11
Pcd 11Pcd 11
Pcd 11
 

More from HendroGunawan8

Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfHendroGunawan8
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...HendroGunawan8
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...HendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
PSTN adalah kumpulan jaringan telepon umum yang saling terhubung di seluruh d...
 
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
Pengolahan citra digital adalah teknologi visual yang digunakan untuk mengama...
 

Recently uploaded

algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 

Recently uploaded (20)

algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf

  • 1. 1 Modul Pengolahan Citra Sesi ke-4 Nama : Hendro Gunawan NIM : 200401072103 Kelas : IT-801 Peningkatan Kualitas Citra (Part1) Outlane Tentang Domain Spasial dan domain Frekuensi Secara Umum. Yang kita gunakan pada pertemuan kali ini adalah Pengolahan Citra pada domain spasial. Intensity Transformation (Transformasi Gray Level). Transformasi pada Tingkat Keabuan Dasar. Transformasi linear (Negative and Identity). Transformasi logaritmik (Log and Inverse Log). Transformasi Power-Law (Pangkat). Fungsi transformasi Linear Sepotong-Sepotong. Contrast strecting dan thresholding. Gray level slicing. Bit-plane slicing. Dasar-Dasar Transformasi Citra Transformasi citra, sesuai namanya, merupakan proses perubahan bentuk citra untuk mendapatkan suatu informasi tertentu. Sebuah citra digital disimbolkan dengan f (x, y) dengan x dan y menyatakan baris dan kolom. Titik (x, y) menyatakan lokasi dari sebuah pixel di dalam citra digital. Pixel-pixel di sekeliling titik (x, y) disebut dengan pixel-pixel tetangga. Nilai pixel pada suatu titik (x, y) akan menjadi intensity atau disebut juga gray-level (level keabuan). Transformasi citra paling sederhana melibatkan 1 titik tetangga, tetapi lebih lanjut melibatkan banyak titik tetangga.
  • 2. 2 Transformasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu: o Transformasi pixel/transformasi geometris domain spasial. o Transformasi ruang/domain/space domain frekuensi. Transformasi bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas citra. Transformasi Piksel/Transformasi Geometris ▪ Transformasi piksel masih bermain di ruang/domain yang sama(domain spasial), hanya posisi piksel yang kadang diubah. ▪ Contoh: rotasi, translasi, scaling, invers, shear, dll. ▪ Transformasi jenis ini relatif mudah diimplementasikan dan banyak aplikasi yang dapat melakukannya (Paint, ACDSee, dll). Transformasi ruang/Domain/Space ➢ Transformasi ruang merupakan proses perubahan citra dari suatu ruang/domain ke ruang/domain yang lain. Contoh: Ruang Vektor. Salah satu basis yang merentang ruang vektor 2 dimensi adalah [1 0] dan [0 1]. Artinya, semua vektor yang mungkin ada di ruang vektor 2 dimensi selalu dapat direpresentasikan sebagai kombinasi linear dari basis tersebut. Domain Spasial dan Domain Frekuensi ➢ Teknik pemrosesan pada domain spasial didasarkan pada manipulasi piksel dalam citra secara langsung. ➢ Teknik pemrosesan pada domain frekuensi didasarkan pada manipulasi terhadap transformasi Fourier dari suatu citra. Domain Spasial Proses-proses pada domain spasial dinamakan sebagai ekspresi berikut:
  • 3. 3 Gambar 1. Proses-proses pada Domain Spasial Gambaran Transformasi Citra Gambar 2. Transformasi citra paling sederhana melibatkan 1 titik tetangga, tetapi lebih lanjut melibatkan banyak titik tetangga. Operasi Ketetanggaan Pixel g(x,y) = T [ f(x,y) ] Dimana : • f(x,y) adalah citra input • g(x,y) adalah citra output • T adalah operator terhadap f, yang didefinisikan pada ketetanggaandari (x,y). • T disebut juga sebagai intensity transformation function Bentuk paling sederhana dari T adalah ketika ukuran neighborhood 1x1 (piksel tunggal). GambaranTransformasiCitra F(x,y) T G(x,y)
  • 4. 4 Gambar 3. Titik tetangga dari suatu titik (x, y) pada citra F (x, y) adalah titik-titik terdekat dari posisi tersebut. Transformasi Intensitas (Intensity Transformation) o Transformasi gray level pada setiap pixel adalah citra input menjadi citra baru yang nampak lebih kontras. o Intensity transformation merupakan teknik yang paling sederhana dari PCD. Gambar 4. Transformasi Intensitas Jenis Transformasi Citra pada Tingkat Keabuan Dasar OperasiKetetangganPiksel Intensity TransformationFunction (TransformasiIntensitas) Transformasipada Tingkat Keabuan Dasar Fungsi TransformasiLinear Sepotong-Sepotong TransformasiLinear (Negative and Identity) TransformasiLogaritmik (Log Contrast strecting dan thresholding Gray level slicing
  • 5. 5 Gambar 5. Jenis Transformasi Citra pada Tingkat Keabuan Dasar. Fungsi Transformasi Linear Sepotong-Sepotong (Piecewise Linear Transformation Function) Gambar 6. Fungsi Transformasi Linear Sepotong-Sepotong Transformasi linear: Image negative and Identity Secara visual image negative adalah kebalikan dari citra aslinya. Jika intensitas dari citra terang maka akan dibalik menjadi gelap dan begitu juga sebaliknya. o Sebuah intensity-level dalam range [0, L-1], Misal untuk 8-bit memiliki nilai L = 256, sehingga memiliki intensity level dalam reng 0 sampai dengan 255 atau 0 s/d L-1 Jenis TransformasiCitrapada TingkatKeabuanDasar TransformasiLinear (Negative dan Identity) TransformasiLogaritmik (Log dan Inverse Log) TransformasiPower-Law (n-th power dan n-th root power) FungsiTransformasiLinearSepotong- Sepotong(Piecewise Linear TransformationFunctions) ) (a Contraststretching function (b) Thresholding function Contrast Streching dan Thresholding Gray-level Slicing Bit-plane slicing
  • 6. 6 o Untuk mendapatkan nilai negatifnya dapat dilakukan dengan mengurangi nilai intensity level maksimal nya (L-1) dengan nilai pixel masukan r. Atau dapat dirumuskan dengan: s = (L – 1) - r Gambar 7. Transformasi Linear Hasil Citra Negatif Gambar 8. Hasil Citra Negatif. subplot (1, 2, 1) ; imshow (r) ; title (‘Original image’) ; subplot (1, 2, 2) ; imshow negiImg) ; title (‘Negative image’) ; Hasil citra negatif biasanya digunakan untuk : Citra pada rekam medis seperti rontgen. Meningkatkan warna putih atau abu-abu pada area citra yang gelap. Membuat efek foto klise pada video editing, dll. TransformasiLinear: ImageNegative clear all clc close all r = imread('grey_parisnight.jpg'); OUTPUT
  • 7. 7 Gambar 9. Citra pada Rekam medis (rontgen) Transformasi Logaritmik ✓ Transformasi logaritmik didefinisikan dengan: G = c Log (F + 1) ✓ Transformasi Inverse Logaritmik didefinisikan dengan: G = c Log (L-F+1). • G adalah citra hasil dan F adalah citra asal. • C adalah konstanta yang dipasang sebagai efek perubahan kontras. ✓ Transformasi log memetakkan rentang yang sempit dari nilai-nilai tingkat keabuan gelap pada citra input ke dalam rentang yang lebih luas pada citra output. Kebalikannya berlaku untuk tingkat keabuan terang. ✓ Transformasi log memperbanyak jumlah piksel bernilai gelap dan mengurangi jumlah piksel bernilai terang. Pada transformasi inverse log, yang terjadi adalah kebalikannya. Gambar 10. Transformasi Logaritmik.
  • 8. 8 Hasil Transformasi Logaritmik Transformasi logaritmik G = c Log (F + 1), dengan c = 0,5 dihasilkan gambar sebagai berikut: Gambar 11. Hasil Transformasi Logaritmik. Transformasi Pangkat Tranformasi pangkat dirumuskan: s = 𝒄𝒓𝜸 Dengan c dan 𝛾 adalah konstanta positif. Gambar 12. Transformasi Pangkat.
  • 9. 9 Gambar 13. Hasil Citra Transformasi Pangkat. Fungsi Transformasi Linear Sepotong-Sepotong o Selain tiga fungsi transformasi dasar yang dibahas sebelumnya, fungsi transformasi linear sepotong- sepotong juga biasa digunakan. o Keuntungannya, bentuk dari fungsi sepotong-sepotong bisa lebih kompleks dibanding fungsi transformasi dasar. Gambar 14. Keuntungan dari Fungsi Transformasi Linear Sepotong-sepotong. Contrast Streching dan Tresholding TransformasiPangkat Contrast Streching dan Thresholding Gray-level Slicing Bit-plane slicing
  • 10. 10 (a) Contrast streching funcion (b) Tresholding function Gambar 15. Contrast Streching dan Tresholding. Misalnya a = rmin, b = rmax, dan k = intensity Contrast Streching (𝑟1, 𝑠1) = (rmin, 0) ; (𝑟2, 𝑠2) = (rmax, L-1). Tresholding (𝑟1, 𝑠1) = (k, 0) ; (𝑟2, 𝑠2) = (k, L-1). o Contrast Streching biasanya digunakan untuk manajemen gambar. Gambar 16. Contoh Contrast Streching dan Tresholding Contoh: • Pada grafik di atas diketahui misalnya a =90, b = 180, m = 100. Maka: • Jika r di atas 180, maka nilai s akan semakin mendekati 255. • Jika r di bawah 90 maka nilai s akan menjadi 0 • Jika r di antara 90 dan 180 maka representasi dari T adalah:
  • 11. 11 o Jika r < 100, maka s menjadi semakin mendekati 0 (gelap) o Jika r > 100, maka s menjadi semakin mendekati 255 (terang) o Citra dengan kekontrasan rendah bisa disebabkan oleh kurangnya pencahayaan, kurangnya rentang dinamis dari peralatan sensor citra, atau setting lensa yang salah pada saat pengambilan citra. o Ide di balik “contrast streching” adalah meningkatkan rentang dinamis tingkat keabuan dari citra. Contrast Streching→ Piksel yang terang akan semakin terang dan piksel yang gelap akan semakin gelap: higher contrast image. Gambar 17. Contrast straching function. 255,255 210,230 100,40 0,0 Bagaimana algoritmanya?
  • 12. 12 Gambar 18. Original Image dan Outputnya Contrast Streching. • Tresholding adalah sebuah proses mengubah citra keabuan menjadi citra biner. • Tresholding merupakan teknik sederhana yang biasa diterapkan untuk segmentasi citra, sebagai bentuk dari teknik processing citra. Contoh citra biner hasil tresholding: Gambar 19. Contoh Citra Biner Hasil Tresholding. abu2 = warna2abu(‘text.jpg’); [a,b] = size(abu2); threshold = 175 ; % nilai ini bisa berubah
  • 13. 13 binary = zeros(a,b); % inisialisasi for baris=1:a for kolom=1:b if abu2(baris,kolom) >= threshold binary(baris,kolom) = 255; Dalam contoh ini thresholding bisa digunakan untuk mengubah gambar text berwarna ke dalam gambar text hitam-putih. Text hitam putih tersebut bisa digunakan untuk pengolahan bahasa alami, text mining, dsb else binary(baris,kolom) = 0; end end End Gambar 20. Dalam contoh ini thresholding bisa digunakan untuk mengubah gambar text berwarna ke dalam gambar text hitam-putih. Text hitam putih tersebut bisa digunakan untuk pengolahan bahasa alami, text mining, dsb Terkadang diperlukan untuk menonjolkan rentang tertentu dari tingkat keabuan yang ada dalam citra. Misalnya, menonjolkan gumpalan air yang ada pada citra satelit dan menonjolkan cacat yang ada pada citra sinar X. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menampilkan secara lebih terang semua tingkat keabuan dalam range yang ingin ditonjolkan, dan menampilkan secara lebih gelap semua tingkat keabuan lainnya. Cara lain adalah dengan menampilkan secara lebih terang semua tingkat keabuan dalam range yang ingin ditonjolkan, dengan tetap mempertahankan proporsi tingkat keabuan lainnya.
  • 14. 14 Gambar 21. Slicing With Background. abu2=imread(warna2abu(‘finlandia.jpg’)); z=abu2; [m,n]=size(abu2); mask = (z > 5) & (z < 120); z(mask) = 255; Imshow(z,[]) Gambar 22. Gray Level Slicing With Background.
  • 15. 15 Gambar 23. Gray Level Slicing With Background. o Selain menonjolkan range tingkat keabuan tertentu, terkadang diperhatikan juga bagaimana menonjolkan kontribusi dari bit tertentu pada kemunculan citra. o Misalkan intensitas tiap piksel dalam citra dinyatakan dengan 8 bit. Sehingga citra tersusun atas 8 bidang 1-bit, mulai dari bidang bit 0 untuk “least significant bit” (LSB) sampai bidang bit 7 untuk “the most significant bit” (MSB). Gambar 24. Representasi bit-plane dari gambar 8-bit. o Biasa digunakan untuk teknik kompresi pada gambar. Histogram setelah mengalami gray level slicing Histogram sebelum mengalami gray level slicing
  • 16. 16 Gambar 25. Kompresi pada gambar. Bit-Plane 1 Untuk Citra 1-bit plane mengandung bit terendah (LSB) dari keseluruhan nilai yang ada di dalam piksel. Gambar 26. Bit-Plane 1 Bit-Plane 8 Untuk Citra 8-bit plane mengandung bit tertinggi (MSB) dari keseluruhan nilai yang ada di dalam piksel. 229 230 231 224 225 226 198 199 200 1. Asumsikan piksel dengan representasi nilai matriks A seperti berikut : A = 11100101 11100110 11100111 11100000 11100001 11100010 11000110 11000111 11001000 Abiner =
  • 17. 17 Gambar 27. Bit-Plane 8 Gambar 28. Original 8 bit Image Referensi 2 2 9 2 3 0 2 3 1 2 2 4 2 2 5 2 2 6 1 9 8 1 9 9 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Citra Awal Citra Akhir
  • 18. 18 [1] Syahid Abdullah, S. M. (2024, April 26). Pengolahan Citra. Diambil kembali dari Edlink Universitas Siber Asia: https://edlink.id/panel/classes/733659. Diakses pada tanggal 26 April 2024. Link File