Evaluasi pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar secara sistematis dan berkesinambungan. Tujuannya antara lain untuk melihat efektivitas pembelajaran, memperbaiki program dan proses pembelajaran, serta menempatkan siswa dalam situasi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuannya. Jenis evaluasi meliputi formatif, sumatif, diagnostik,
2. HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN
PENGERTIAN
“Evaluasi adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentanng proses hasil belajar yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan “ - Sukirman
Evaluasi lebih bersifat komprehensif yang di dalamnya meliputi pengukuran.
Tes merupakan sebagai suatu alat untuk melaksanakan pengukuran itu sendiri.
Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (berupa
angka-angka) mengenai kemajuan belajar siswa.
Evaluasi bersifat kualitatif. Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses
membuat keputusan tentang nilai suatu objek.
3. TUJUAN EVALUASI PEMBELAJARAN
1
2
5
4
3
Untuk melihat produktivitas dan
efektivitas kegiatan belajar
mengajar
Untuk memperbaiki dan
menyempurnakan kegiatan guru
Untuk memperbaiki, menyempurnakan
dan mengembangkan program belajar
mengajar
Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa
yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan
belajar dan mencarikan jalan keluarnya
Untuk menempatkan siswa dalam
situasi belajar mengajar yang tepat
sesuai dengan kemampuannya.
4. FUNGSI EVALUASI PEMBELAJARAN
1 2 3
Membuat
keputusan
berkenaan
dengan
pelakasanaan dan
hasil
pembelajaran
Memperoleh
pemahaman
pelaksanaan dan
hasil
pembelajaran
yang telah
dilaksanakan
oleh guru
Meningkatkan
kualitas proses dan
hasil pembelajaran
dalam rangka upaya
meningkatkan
kualitas
5. 1
2
3
4
5
6
mengukur hasil-hasil belajar yang
telah ditentukan dengan jelas dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran
mengukur sampel yang representatif
dari hasil belajar dan bahan-bahan
yang tercakup dalam pengajaran
mencakup jenis-jenis
pertanyaan/soal yang paling sesuai
untuk mengukur hasil belajar yang
diinginkan
direncanakan sedemikian rupa agar
hasilnya seesuai dengan yang akan
digunakan secara khusus
dibuat dengan reliabilitas yang
sebesar-besarnya dan harus
ditafsirkan secara hati-hati
dipakai untuk memperbaiki hasil
belajar
PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN
6. JENIS EVALUASI MENURUT FUNGSINYA
FORMATIF
SUMATIF
DIAGNOSTIK
PENEMPATAN
menekankan
pada upaya
perbaikan proses
pembelajaran
menekankan kepada
penetapan tingkat
keberhasilan belajar
setiap siswa yang
dijadikan dasar dalam
penentuan nilai, atau
kelulusan siswa
menekankan pada
upaya memahami
kesulitan siswa
dalam belajar
menekankan pada upaya
untuk menyelaraskan
antara program dan
proses pembelajaran
dengan karakteristik
kemampuan siswa
7. JENIS EVALUASI MENURUT CARANYA
Penilaian kuantitatif dinyataakan dalam
bentuk angka-angka, Evaluasi
kuantitatif biasanya dilakukan apabila
guru ingin memberikan nilai akhir
terhadap hasil belajar siswanya.
Evaluasi kualitatif dinyatakan dengan
ungkapan seperti “sangat baik, bak,
cukup, kurang, sangat kuramg” atau
“sangat memuaskan, memuaskan, kurang
memuaskan, dan tidak memuaskan”.
Evaluasi kualitatif dilaukan apabila guru
ingin memperbaiki hasil belajar siswanya.
8. PROSES EVALUASI
BENTUK
PENGUKURAN
TES
NON TES
-Multiple Choice
-Pilihan Ganda
-Sebab Akibat
-Isian
-Uraian
• Skala Bertingkat
• Angket
• Daftar Cocok
• Wawancara
• Pengamatan atau
Observasi
PENILAIAN
EVALUASI
Pemberian skor
Pengambilan keputusan
9. OBJEK EVALUASI PEMBELAJARAN
Kognitif
Afekif
Psikomotor
• Knowledge
• Comprehension
• Application
• Analysis
• Synthesis
• Evaluation
• Receiving (menerima)
• Responding (menanggapi)
• Valuing (menghargai)
• Organization (Mengatur diri)
• Characterization (Menjadi pola hidup
• Persepsi : Sadar akan suatu objek dan kegiatan
• Stimulasi sensori: mengaktifkan indera
• Isyarat dan seleksi: respon dlm bentuk gerakan
• Translasi: gerak motorik
• Kesiapan: kesiapan melakukakn gerak
• Respon terbimbing: imitasi, mencova-coba
• Mekanis: respons menjadi kebiasaaan
• Respon Komplek: Gerakan yang komplek
Menurut Benyamin S. Bloom
10. Pengembangan Tes
Menetapkan tujuan
Menentukan Kompetensi yang akan di uji
Menentukan indikator untuk kompetensi yang akan diujikan
Menentukan penyebaran butir soal:kompetensi, materi, bentuk penilaian
Menyusun Kisi-Kisi
Menulis Butir Soal
Memvalidasi butir soal secara kualitatif
Merakit soal menjadi perangkat tes
Menyusun pedoman penskoran
Uji coba butir soal secara kuantitatif
Perbaikan soal berdasarkan hasil analisis
11. BENTUK TES KOGNITIF
1
Tes Objektif
Tes dengan format Benar Salah menggunakan satu pernyataan.
Peserta ujian diminta menilai apakah pernyataan tersebut benar (B) atau salah (S).
Petunjuk yang harus diperhatikan dalam membuat soal benar-salah
Tiap pernyataan butir soal berisi satu konsep/prosisi bermakna
Jangan menggunakan kalimat yang Panjang, karena akan membingungkan
Hindari kata-kata yang mengaburkan arti, seperti: seringkali, umumnya dsb
Hindari pola jawaban yang berurutan
Jangan menggunakan kata negative lebih dari satu, karena akan membingungkan
Jika dipakai kata negatif (bukan, tidak, kecuali), hendaknya ditulis dengan huruf miring (italic) agar jelas
perbedaaannya
Keuntungannya adalah mudah dibuat
Bentuk Tes: Benar - Salah
Contoh:
Petunjuk: Lingkari B, jika pernyataan berikut ini benar atau S, jika pernyataan itu salah.
1. B – S Ibu kota Provinsi Kalimantan Barat adalah Palangkaraya
2. B – S Gudeg merupakan makanan khas dari Yogyakarta
12. BENTUK TES KOGNITIF
Bentuk jawaban singkat ditandai dengan adanya
tempat kosong yang disediakan bagi pengambil tes
untuk menuliskan jawabannya sesuai dengan
petunjuk.
Ada tiga jenis soal bentuk ini, yaitu: jenis pertanyaan,
jenis melengkapi atau isian, dan jenis identifikasi atau
asosiasi.
Kaidah-kaidah utama penyususnan soal bentuk ini
adalah sebagai berikut:
a. Soal harus sesuai dengan indikator
b. Jawaban yang benar hanya satu
c. Rumusan kalimat soal harus komunikatif
d. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
2 Jawaban Singkat
Contoh:
Presiden Republik Indonesia ketiga
adalah ….
Siapakah pencipta lagu Indonesia
Raya?
13. BENTUK TES KOGNITIF
Soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri
dari suatu premis, suatu daftar kemungkan jawaban,
dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-masing
premis itu dengan suatu kemungkinan jawaban.
Biasanya nama, tanggal/tahun, istilah, frase, pernyataan,
bagian dari siagram, dan yang sejenisnya digunakan
sebagai premis.
Kaidah-kaidah penulisan soal sebagai berikut:
a. Soal harus sesuai indikator
b. Jumlah alternatif jawaban lebih banyak dari pada
premis
c. Alternatif jawaban harus “nyambung” atau
berhubungan secara logis dengan premisnya
d. Rumusan kalimat soal harus komunikatif
e. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar
3 Bentuk Soal Menjodohkan
KELEBIHAN KEKURANGAN
Baik digunakan untuk
menguji hasil belajar yang
berhubungan dengan
pengetahuan istilah, definisi,
peristiwa atau penanggalan
Relatif terbatas hanya untuk
soal-soal yang menyangkut
“ingatan”
Waktu yang dibutuhkan oleh
siswa untuk membawa dan
menjawab relatif singkat.
Tidak selalu mudah untuk
menyusun soal yang
mengandung respon yang
homogen dalam jumlah
yang memadai
Penyusunanannya mudah
dan tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama
Penskorannya mudah,
obyektif dan andal
14. Contoh
Jodohkanlah provinsi berikut dengan ibu kotanya dengan cara menuliskan
salah satu huruf A sampai dengan F pada titik-titik yang disediakan.
…. 1. Riau A. Jambi
…. 2. Sumatera Utara B. Pekanbaru
…. 3. Sumatera Selatan C. Padang
…. 4. Sumatera Barat D. Batam
E. Palembang
F. Medan
15. BENTUK TES KOGNITIF
4 Tes Pilihan Ganda
Soal Pilihan
Ganda
Dasar Pertanyaan
(Stimulus) bila
ada
Pokok Soal
(Stem)
Pilihan Jawaban
(options)
Kunci Jawaban
Pengecoh
(Distractor)
Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda:
Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Pilihan jawaban harus homogen dan
logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu
jawaban yang benar atau paling benar
16. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda:
Konstruksi
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas: tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang
berbeda dan setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan/gagasan.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
Pokok soal tidak mengandung kata, kelompok kata, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke
arah jawaban yang benar
Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
Panjang rumusan jawaban harus relatif sama
Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua
pilihan jawaban di atas benar” karena mengurangi pilihan jawaban dan pernyataan menjadi tidak
homogen.
Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan atau kronologis.
Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas , terbaca, dan
dapat dimengerti oleh peserta didik.
Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti: sebaiknya,
umumnya, kadang-kadang
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya..
17. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda:
Bahasa/Budaya
Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia
Bahasa yang digunakan harus komunikatif sehingga pernyataannya mudah
dimengerti peserta didik
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal juga akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional
18. Kelebihan Soal Pilihan Ganda
1. Dapat mencakup ruang lingkup materi yang
luas
2. Dapat mengukur beragam tingkat penalaran,
mulai penalaran tingkat rendah hingga penalaran
tingkat tinggi
3. Dapat mengukur kemampuan/perilaku secara
obyektif
3. Penskoran dapat dilakukan dengan cepat, tepat
dan konsisten.
4. Aspek-aspek kualitas soal bisa diuji dengan
lebih mudah dibandingkan dengan bentuk soal
yang lain
1. Pembuatan soal pilihan ganda yang berkualitas
tidak mudah, terutama dalam membuat
pengecoh yang baik dan mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi
2. Pembuatan soal pilihan ganda membutuhkan
waktu yang relatif lebih lama dibandingkan
membuat soal uraian.
3. Dalam prakteknya soal-soal pilihan ganda kerap
terjebak dalam mengukur penalaran tingkat rendah
4. Siswa hanya diminta untuk mengenali jawaban
yang paling tepat, namun tidak mengkonstruksi
jawaban tersebut.
5. Proses berpikir siswa tidak dapat dinilai secara
langsung.
Kekurangan Soal Pilihan Ganda
19. Tes Uraian Objektif
5
Bentuk soal uraian objektif sangat tepat
digunakan untuk materi yang hanya
memiliki satu jawaban.
Pengerjaan soal ini melalui suatu
prosedur atau langkah-langkah tertentu.
Setiap langkah ada skornya.
Objektif di sini dalam arti apabila
diperiksa oleh beberapa guru dalam
bidang studi tersebut hasil penskorannya
akan sama.
Pertanyaan pada bentuk soal ini
diantaranya: hitunglah, tafsirkan, buat
kesimpulan dan sebagainya.
Indikator: peserta didik dapat menghitung isi bangun ruang
(balok) dan mengubah satuan ukurannya.
Butir soal:
Sebuah bak mandi berbentuk balok berukuran panjang 150 cm,
lebar 80 cm, dan tinggi 75 cm. Berapa liter-kah isi bak mandi
tersebut! (untuk menjawabnya, tuliskan langkah-langkahnya)
Langkah Kunci Jawaban Skor
1 Isi balok = panjang x lebar x tinggi 1
2 = 150 cm x 80cm x 75 cm 1
3 = 900.000 𝑐𝑚3
Isi bak mandi dalam liter:
1
4 900.000
1000
liter 1
5 = 900 liter 1
Skor Maksimum 5
Pedoman penskoran uraian objektif
Contoh :
20. Contoh:
Dalam salah satu harian ibu kota yang terbit pada tanggal 27 Januari1991, diberitakan:
“Tumpahan minyak dalam jumlah sangat besar ibarat permadani hitam raksasa mulai menutupi
permukaan Teluk Persia di bagian Utara. Petaka ini tidak hanya menghancurkan lingkungan hidup,
tetapi juga mengancam instalasi penyulingan laut (desalinasi), yang memenuhi setengah dari
kebutuhan air tawar masyarakat di Teluk Persia…….”
Dengan mencermati artikel pada surat kabar tersebut dapat ditulis beberapa butir soal yang
mengukur kemampuan berpikir peserta ujian. Butir soal pertama adalah ragam melengkapi pilihan,
rumusannya adalah:
Yang dimaksud dengan desalinasi adalah ….
A. mengubah air asin menjadi air tawar
B. proses penjernihan air laut
C. tercemarnya air laut karena tumpahan minyak
D. upaya menghindari pencemaran air laut
21. BENTUK TES KOGNITIF
6 Tes Uraian Non Subjektif
Dikatakan non-objektif karena penilaian yang
dilakukan cenderung dipengaruhi subjektivitas
dari penilai.
Bentuk tes ini memadukan kemampuan peserta
didik untuk menyampaikan, memilih, menyusun,
dan memadukan gagasan atau ide yang telah
dimilikinya.
Keunggulan
Dapat mengukur tingkat berpikir dari yang rendah
sampai yang tinggi, yaitu mulai dari hapalan
sampai dengan evaluasi.
Bentuk ini relatif mudah membuatnya.
Kelemahan:
penskoran sering dipengaruhi oleh
subjektivitas penilai,
memerlukan waktu yang lama untuk
memeriksa lembar jawaban,
cakupan materi yang diujikan sangat
terbatas,
dan adanya efek bluffing.
22. Contoh Tes Uraian Non Subjektif
Kriteria Jawaban Rentang Skor
Kebanggaan yang berkaitan dengan kekayaan alam Indonesia 0-2
Kebanggaan yang berkaitan dengan keindahan tanah air
Indonesia (pemandangan alamnya, georafisnya, dll)
0-2
Kebanggaan yang berkaitan dengan keanekaragaman budaya,
suku, adat istiadat tetapi tetap bersatu
0-2
Kebanggaan yang berkaitan dengan keramahatamahan
masyarakat Indonesia
0-2
Skor Maksimum 8
Indikator:
peserta didik dapat mendeskripsikan alasan warga negara Indonesia bangga menjadi bangsa Indonesia
Butir Soal:
Tuliskan alasan-alasan yang membuat Anda berbangga sebagai bangsa Indonesia!
Pedoman Penskoran
Jawaban boleh bermacam-macam namun pada pokok jawaban tadi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
23. Bentuk Tes Afektif
1 Format Observasi
Digunakan untuk melihat sikap siswa saat berinteraksi sosil dengan orang lain atau dalam
melakukan suatu pekerjaan ada norma atau sikap tertentu yang harus dipatuhi.
No Aspek Yang Diamati
Skala Penilaian
3 2 1
1 RECEIVING
a. Mendengarkan dengan penuh perhatian
b. Mendengar nasihat orang lain
c. Melibatkan diri dalam aktivitas di kelas dan/atau laboratorium
d. Mencatat hal-hal penting
2. RESPONDING
a. Kemauan dalam mengerjakan tugas
b. Kesungguhan dalam menjawab pertanyaan
dsb
Contoh Format Pengamatan Aspek Afektif
Nama :
Kelas :
Keterangan:
Skala 3 : baik, 2: cukup, 1: kurang
24. 2 Skala Likert
Merupakan skala penelitian yang dipakai untuk mengukur sikap dan pendapat.
Skala ini digunakan untuk melengkapi kuesioner yang mengharuskan responden menunjukkan tingkat
persetujuan terhadap serangkaian pertanyaan.
Biasanya pertanyaan yang dipakai untuk penelitian disebut variabel penelitian dan ditetapkan secara spesifik.
Hasilnya berupa kategori, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral
Tingkat persetujuan yang dimaksud adalah skala likert 1-5 pilihan, dengan gradasi dari Sangat
Setuju (SS) hingga Sangat Tidak Setuju (STS), berikut ini tingkatannya.
1. Sangat Setuju (SS).
2. Setuju (S).
3. Ragu-ragu (RG).
4. Tidak Setuju (TS).
5. Sangat Tidak Setuju (STS).
25. Kelebihan
Mudah diterapkan dan membuatnya lebih mudah ketimbang skala pengukuran lain.
Ada kebebasan dalam memasukkan pertanyaan, asal sesuai dengan konteks permasalahan.
Jawaban berupa alternatif sehingga informasi terkait barang harus diperjelas.
Respon yang lebih besar membuat skala ini mampu memberi keterangan yang lebih jelas.
Kelemahan
Ukuran yang digunakan adalah ordinal, skala ini hanya dapat mengurutkamn individu dalam
skala, namun tidak bisa membandingkan berapa kali satu individu lebih dari individu lain.
Terkadang skor total dari individu tersebut tidak memberi arti yang jelas, karena banyak pola
respons terhadap beberapa barang akan memberi skor yang sama.
26. Contoh Skala Likert
Nama : ………………………………………….
Kelas : ………
Petunjuk:
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, berilah tanda cek (V) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia,
bila: sangat setuju pilihlah SS, hanya setuju pilihlah S, tidak punya jawaban pilihlah R, tidak setuju
pilihlah TS, sangat tidak setuju pilihlah STS!
No Pernyataan
Pilihan Respon
STS T R S SS
1
Saya perlu membaca laporan sains dari surat kabar dan
majalah
2
Berdiskusi dengan teman tentang sains kurang membawa
manfaat
3 Hasil penelitian sebaiknya dikemukakan pada teman-teman
4
Kritik dari teman terhadap karya kita bermanfaat untuk
kemajuan
5 ..dst
27. 3 Skala Beda Semantik
Suatu model skala dengan meletakkan suatu rentang di antara dua kata atau ide yang berlawanan.
Model skala ini sangat baik untuk mengungkap unsur evaluasi (baik/buruk, jujur/tidak, dan sejenisnya)
Dalam penskoran, semakin ke arah positif semakin besar, dan skor total merupakan penjumlahan skor
setiap pasangan adjektif
Contoh:
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian, lingkari pada angka yang tersedia!
Menurut saya diklat yang telah berjalan dalam tiga hari ini …
Menarik 5 4 3 2 1 Membosankan
Mudah 5 4 3 2 1 Sukar
Ringan 5 4 3 2 1 Berat
Bermanfaat 5 4 3 2 1 Merugikan
Menantang 5 4 3 2 1 Tidak menantang
Mengasyikkan 5 4 3 2 1 Menjemukan
28. 4 Skala Thurstone
Mirip dengan skala Likert karena merupakan
suatu instrumen yang pilihan jawabannya
menunjukkan tingkatan.
Pada skala Thurstone rentang skala yang
disediakan lebih dari lima pilihan, dan
disarankan sekitar sepuluh pilihan jawaban
(misalnya dengan rentang angka 1 s/d 7, 1 s/d
11 atau a s/d k).
Jawaban di tengah adalah netral, semakin ke
kiri semakin tidak setuju, sebaliknya semakin
ke kanan semakin setuju.
29. Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas : “benar – salah” ,
“positif – negatif”
Data yang diperoleh dalam bentuk data rasio dikotomi
Penelitian menggunakan skala Guttman bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas
terhadap permasalahan penelitian
Contoh :
“ Bagaimana pendapat anda tentang penyelenggaraan Miss Universe di Indonesia ?”
a. Setuju b. Tidak Setuju
5 Skala Guttman
31. Penilaian Ujuk Kerja/Praktik
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu.
Dianggap lebih otentik dari pada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan
peserta didik yang sebenarnya.
langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan kinerja yang akan dinilai.
2. Buat daftar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dari masing-masing mata
pelajaran dan butir-butir yang dipertimbangkan untuk menentukan apakah pekerjaan itu
memenuhi standar yang telah ditetapkan.
3. Tentukan pekerjaan untuk peserta didik yang mencakup semua elemen kinerja yang dinilai
dan alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
4. Buat semua daftar bahan, alat, dan gambar yang diperlukan peserta didik untuk mengerjakan
penilaian.
5. Siapkan petunujuk tertulis yang jelas untuk peserta didik.
6. Siapkan sistem penskoran (scoring).
32.
33. Penilaian Proyek
Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
mencakup beberapa kompetensi yang harus
diselesaikan dalam waktu periode tertentu.
Ada 5 komponen dalam penilaian
proyek diantaranya yaitu (1) perencanaan, (2)
pengumpulan, data, (3) pengorganisasian (4)
analisis data, dan (5) penyajian data.
Digunakan untuk mengetahu pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, inovasi dan
kreativitas, kemampuan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan materi tertentu
secara jelas.
34.
35. Penilaian Portofolio
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya peserta didik
yang berupa kumpulan tugas, karya, prestasi akademik/non akademik, yang dikerjakan/
dihasilkan peserta didik.
Kumpulan ini menggambarkan minat, perkembangan, prestasi dan kreativitas peserta
didik pada satu periode tertentu.
Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik maksud penugasan portofolio.
2) Jelaskan sampel-sampel portofolio yang dapat digunakan.
3) Peserta didik diharuskan mengumpulkan dan mengarsipkan portofolio.
4) Cantumkan tanggal pembuatan pada setiap evidence (bukti-bukti hasil belajar)
5) Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio.
6) Lakukan perbaikan terhadap portofolio yang belum sesuai dengan kriteria.
36. Petunjuk penilaian:
1. Setiap kriteria di beri skor dalam skala 5 (1 – 5)
2. Nilai (skor) 1 = Rendah, 2 = Cukup, 3 = Rata-rata, 4 = Baik, 5 =
Istimewa
37. Bentuk Tes Psikomotorik
1 Daftar Cek
Daftar cek berisi seperangkat butir soal yang mencerminkan rangkaian tindakan/perbuatan yang
harus ditampilkan oleh peserta ujian, yang merupakan indikator-indikator dari keterampilan yang
akan diukur.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar cek
1) mencari indikator-indikator penguasaan keterampilan yang diujikan,
2) menyusun indikator-indikator tersebut sesuai dengan urutan penampilannya.
3) dilakukan pengamatan terhadap subjek yang dinilai untuk melihat pemunculan indikator-
indikator yang dimaksud.
4) Jika indikator tersebut muncul, maka diberi tanda V atau tulis kata “ya” pada tempat yang
telah disediakan.
38. Contoh
Dilakukan pengukuran terhadap keterampilan peserta
didik menggunakan termometer badan.
Indikator-indikatornya sebagai berikut:
1) Cara mengeluarkan termometer dari tempatnya.
2) Cara menurunkan posisi air raksa serendah-
rendahnya.
3) Cara memasang termometer pada tubuh orang
yang diukur suhunya.
4) Lama waktu pemasangan termometer pada tubuh
orang yang diukur suhunya.
5) Cara mengambil termometer dari tubuh orang
yang diukur suhunya.
6) Cara membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler
termometer.
39. Lingkari angka 5 jika sangat tepat, angka 4 jika tepat, angka 3 jika agak tepat, angka 2 jika tidak
tepat dan angka 1 jika sangat tidak tepat untuk setiap tindakan di bawah ini!
5 4 3 2 1 Cara mengeluarkan termometer dari tempatnya.
5 4 3 2 1 Cara menurunkan posisi air raksa serendah-rendahnya.
5 4 3 2 1 Cara memasang termometer pada tubuh orang yang diukur suhunya.
5 4 3 2 1 Lama waktu pemasangan termometer pada tubuh orang yang diukur suhunya.
5 4 3 2 1 Cara mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur suhunya.
5 4 3 2 1 Cara membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer.
Skala penilaian tidak berbeda dengan penyusunan daftar cek, yaitu mencari indikator-indikator yang
mencerminkan keterampilan yang akan diukur, yang berbeda adalah cara penyajiannya.
Setelah diperoleh indikator-indikator keterampilan, selanjutnya ditentukan skala penilaian untuk setiap indikator.
Contoh:
Untuk mengukur keterampilan peserta didik menggunakan termometer badan disusun skala penilaian sebagai
berikut.
2 Skala Lajuan