Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Resusitasi cairan dan elektrolit membahas tentang resusitasi cairan pada pasien perdarahan akut dan dehidrasi, termasuk pilihan cairan, algoritme resusitasi, dan penilaian status volume darah."
Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Resusitasi cairan dan elektrolit membahas tentang resusitasi cairan pada pasien perdarahan akut dan dehidrasi, termasuk pilihan cairan, algoritme resusitasi, dan penilaian status volume darah."
Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Makalah ini membahas tentang transfusi darah, termasuk definisi transfusi darah, jenis-jenis komponen darah dan manfaatnya, indikasi transfusi, komplikasi transfusi, dan contoh kasus yang membutuhkan transfusi darah.
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengkajian sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya yang relevan untuk mendeteksi gangguan kardiovaskuler. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dada, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hati, usus, dan tulang untuk menilai gejala dan tanda-tanda klinis gangguan kardiovaskuler. Output urine dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Pasien wanita berusia 51 tahun menjalani hystero-salphingo-oophorectomy bilateral karena mioma uteri dengan status ASA II dan hipertensi. Anestesi spinal dilakukan dengan bupivakain 0,5% 15 mg dan fentanil 25 mcg. Operasi berjalan lancar selama 2 jam 30 menit dengan pemantauan tanda vital dan pemberian cairan sesuai perhitungan.
Buku ini membahasi manajemen syok pada anak, termasuk patofisiologi, klasifikasi, tanda-tanda, dan pengobatan syok pada anak. Syok dibagi menjadi beberapa jenis seperti hipovolemik, kardiogenik, obstruktif, distributif, dan disosiatif. Buku ini juga membahas pendekatan terapi seperti resusitasi cairan, pemberian obat, dan monitoring pasien.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang cedera kepala dan penanganannya di gawat darurat. Beberapa poin pentingnya adalah menjaga jalur nafas dan ventilasi pasien, menstabilkan sirkulasi darah, melakukan pemeriksaan neurologis seperti GCS dan pupil, mencegah terjadinya cedera otak sekunder, mencari kemungkinan cedera lain, dan melakukan penilaian lanjut serta konsultasi spesialis jika
Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian gawat darurat yang terdiri dari pengkajian primer (ABCD) dan sekunder. Pengkajian primer meliputi penilaian terhadap jalan nafas, pernafasan, peredarah darah, tingkat kesadaran dan paparan. Sedangkan pengkajian sekunder meliputi pengukuran vital sign lengkap dan pemberian tindakan kenyamanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengelolaan saluran nafas oleh dokter anestesi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain anatomi saluran nafas atas, indikasi dan persiapan intubasi, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan intubasi seperti sistem klasifikasi Mallampati.
Cyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal antiNur Hajriya
This document discusses nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) and their mechanisms of action, effects, and examples. It notes that NSAIDs inhibit the cyclooxygenase (COX) enzymes COX-1 and COX-2, which are involved in prostaglandin synthesis. COX-1 mediates important homeostatic functions while COX-2 mediates inflammation. NSAIDs have analgesic, anti-inflammatory, and antipyretic effects. Examples mentioned include celecoxib, rofecoxib, valdecoxib, and parecoxib. The document also summarizes the clinical uses, side effects, classifications, and descriptions of several common NSAIDs like aspirin and acet
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Makalah ini membahas tentang transfusi darah, termasuk definisi transfusi darah, jenis-jenis komponen darah dan manfaatnya, indikasi transfusi, komplikasi transfusi, dan contoh kasus yang membutuhkan transfusi darah.
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengkajian sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya yang relevan untuk mendeteksi gangguan kardiovaskuler. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dada, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hati, usus, dan tulang untuk menilai gejala dan tanda-tanda klinis gangguan kardiovaskuler. Output urine dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
Pasien wanita berusia 51 tahun menjalani hystero-salphingo-oophorectomy bilateral karena mioma uteri dengan status ASA II dan hipertensi. Anestesi spinal dilakukan dengan bupivakain 0,5% 15 mg dan fentanil 25 mcg. Operasi berjalan lancar selama 2 jam 30 menit dengan pemantauan tanda vital dan pemberian cairan sesuai perhitungan.
Buku ini membahasi manajemen syok pada anak, termasuk patofisiologi, klasifikasi, tanda-tanda, dan pengobatan syok pada anak. Syok dibagi menjadi beberapa jenis seperti hipovolemik, kardiogenik, obstruktif, distributif, dan disosiatif. Buku ini juga membahas pendekatan terapi seperti resusitasi cairan, pemberian obat, dan monitoring pasien.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang cedera kepala dan penanganannya di gawat darurat. Beberapa poin pentingnya adalah menjaga jalur nafas dan ventilasi pasien, menstabilkan sirkulasi darah, melakukan pemeriksaan neurologis seperti GCS dan pupil, mencegah terjadinya cedera otak sekunder, mencari kemungkinan cedera lain, dan melakukan penilaian lanjut serta konsultasi spesialis jika
Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian gawat darurat yang terdiri dari pengkajian primer (ABCD) dan sekunder. Pengkajian primer meliputi penilaian terhadap jalan nafas, pernafasan, peredarah darah, tingkat kesadaran dan paparan. Sedangkan pengkajian sekunder meliputi pengukuran vital sign lengkap dan pemberian tindakan kenyamanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengelolaan saluran nafas oleh dokter anestesi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain anatomi saluran nafas atas, indikasi dan persiapan intubasi, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan intubasi seperti sistem klasifikasi Mallampati.
Cyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal antiNur Hajriya
This document discusses nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) and their mechanisms of action, effects, and examples. It notes that NSAIDs inhibit the cyclooxygenase (COX) enzymes COX-1 and COX-2, which are involved in prostaglandin synthesis. COX-1 mediates important homeostatic functions while COX-2 mediates inflammation. NSAIDs have analgesic, anti-inflammatory, and antipyretic effects. Examples mentioned include celecoxib, rofecoxib, valdecoxib, and parecoxib. The document also summarizes the clinical uses, side effects, classifications, and descriptions of several common NSAIDs like aspirin and acet
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Teknik anestesia yang digunakan untuk operasi laparoscopy meliputi anestesia umum, lokal, dan regional. Anestesia umum direkomendasikan untuk prosedur laparoscopy yang lebih lama karena dapat mengendalikan ventilasi dan tekanan intraabdominal. Anestesia lokal dan regional memberikan keuntungan pemulihan yang lebih cepat namun perlu dipertimbangkan faktor teknis dan kemampuan pasien.
This document discusses difficult intubation and airways. It defines difficult airway as difficulty with facemask ventilation or tracheal intubation. The incidence is estimated between 3-18%. Optimal positioning for intubation is neck flexion with atlanto-axial extension. Several scales are used to evaluate difficulty, including LEMON, LM MAP, 4D, Wilson Risk Scale, and Magboul 4M. Preparations for difficult intubation include different sized laryngoscopes, ET tubes, introducers, airways, and LMAs. Special techniques discussed are awake intubation and awake tracheostomy under local anesthesia. The ASA algorithm provides guidance for recognized and unrecognized difficult airways.
Dokumen tersebut membahas tentang hormon antidiuretik (vasopressin) yang berperan dalam pengaturan osmolalitas dan volume plasma serta penggunaannya dalam terapi diabetes insipidus kranialis, gangguan perdarahan, gagal jantung, dan syok septik. Vasopressin dapat meningkatkan tekanan darah pada kondisi tersebut.
Nhb Comparison of the lma supreme tm with the lmaNur Hajriya
The document compares the LMA Proseal and LMA Supreme for airway management in patients anesthetized in the prone position. 120 patients were randomized to receive either device. Both devices had high first attempt success rates for insertion of over 98%. However, the Proseal required fewer manipulations to achieve effective ventilation and provided a higher seal pressure compared to the Supreme. Overall, both devices successfully managed the airway with low complication rates, but the Proseal performed slightly better.
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa beratNur Hajriya
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah: Studi kasus wanita 26 tahun dengan anoreksia nervosa berat dan fraktur tibia yang menunda operasi karena kondisi pasien yang lemah. Setelah peningkatan BMI, operasi dilakukan dengan pemantauan yang ketat. Tinjauan literatur menunjukkan bahwa hipoglikemia dan leukositopenia berat muncul pada BMI di bawah 11,1 dan 11,3, tetapi menghilang pada BMI di atas 14,5 dan 15,
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penyebab dan penanganan terlambat bangun pasca anestesi umum, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti overdosis obat, durasi anestesi yang lama, gangguan metabolik, dan komplikasi neurologis. Langkah diagnosis dan terapi yang disarankan adalah memastikan stabilitas pasien, mengevaluasi sejarah medis dan manajemen anestesi, serta melakuk
Pediatrics is the branch of medicine concerned with the health of children. A pediatrician treats diseases in children and ensures their physical, emotional, and social development from birth through young adulthood. Key differences between children and adults include higher metabolic rates in children, thinner skin, and more rapidly dividing cells making children more susceptible to illness, infection, and environmental factors.
Sedation monitoring and post sedation recovery and dischargetaem
This document outlines guidelines for procedural sedation and analgesia. It recommends having appropriate monitoring equipment and administering analgesics before sedatives. Patients should be monitored until recovery to their baseline mental status. At minimum, procedural sedation requires one clinician to perform the procedure while another continuously monitors the patient. Regular monitoring of vital signs, oxygen saturation, and ventilation is important. The use of capnography may help detect respiratory complications earlier than pulse oximetry alone. Patients must meet discharge criteria related to symptoms, vital signs, and orientation before being discharged.
This document provides an overview of procedural sedation and analgesia (PSA). It discusses the general approach, including contraindications, prerequisites, monitoring, and medications used. Common sedative medications like propofol, etomidate, ketamine, midazolam, and fentanyl are described in terms of their pharmacodynamics, pharmacokinetics, dosing, and side effects. The document provides guidance on selecting appropriate medications based on the type of procedure and patient characteristics or comorbidities.
This document provides an overview of procedural sedation in emergency medicine. It discusses the goals and benefits of procedural sedation, as well as considerations for patient selection and assessment. Commonly used sedative agents like propofol, fentanyl, midazolam, and ketamine are reviewed in terms of their mechanisms of action, dosing, pharmacokinetics, pros and cons. The document emphasizes the importance of airway assessment and having the skills and resources to manage complications from sedation.
This document discusses procedural sedation and analgesia (PSA) in the emergency department. It outlines reasons why pain is sometimes inadequately treated, including fear of over-sedation and lack of knowledge. It then discusses indications, standards of care, preprocedural fasting, contraindications, risk reduction strategies, commonly used drugs and their dosages for both adults and pediatrics, special considerations for the elderly/comorbid patients and pregnancy, complications, and details specific drugs including propofol, etomidate, and benzodiazepines like midazolam. Monitoring, aspiration risk, and various levels of sedation are also covered.
This document discusses procedural sedation and analgesia (PSA). It defines PSA as the administration of sedatives or dissociative anesthetics to induce a depressed level of consciousness while maintaining cardiorespiratory function and little to no patient reaction or memory. It describes different levels of sedation from minimal to deep and lists example procedures and agents used for each level. It provides guidance on patient evaluation, risks, monitoring, step-by-step technique, sedation agents and their risks, and follow up instructions.
Anesthesia Consideration in Pediatric and ObstetricsRifhan Kamaruddin
Pediatric patients have important physiological differences compared to adults that impact anesthesia care. Their respiratory systems have higher minute ventilation, oxygen consumption, and risk of airway closure. Blood volume is higher in neonates compared to older children and adults. The liver and kidneys are immature, increasing risk of hypoglycemia and difficulty excreting drugs. Thermoregulation is less developed, requiring measures to prevent hypothermia. Pre-operative assessment includes medical history, physical exam, and investigations to evaluate risk. Post-operative care focuses on preventing nausea, vomiting and adequately managing pain.
Dokumen tersebut merangkum karakteristik dan efek morfin sebagai prototipe opioid agonis. Morfin memiliki efek analgesi yang kuat namun juga menyebabkan efek samping seperti mual, sedasi, dan depresi ventilasi. Morfin lebih efektif untuk menghilangkan nyeri tumpul berkelanjutan dibandingkan nyeri tajam sementara.
Anestesi umum digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, membuat pasien tidak sadar, dan menimbulkan amnesia sementara. Terdiri dari hipnotik, analgesi, dan relaksasi otot, anestesi umum memungkinkan pelaksanaan operasi dengan menjaga keamanan jalur pernapasan pasien. Teknik intubasi endotrakeal digunakan untuk memudahkan pemberian anestesi dan menjaga kelancaran pernapasan.
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi umum dan teknik-tekniknya seperti intubasi endotrakeal dan Laryngeal Mask Airway. Anestesi umum digunakan untuk menginduksi pasien keadaan tidak sadar agar dapat melakukan tindakan bedah atau prosedur medis lainnya. Ada berbagai persiapan yang perlu dilakukan sebelum anestesi umum dan pemantauan selama prosedur untuk mencegah komplikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi umum pada pasien yang menjalani operasi tumor maksila. Terdapat penjelasan mengenai persiapan pre-anestesi seperti anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Juga dibahas mengenai teknik anestesi umum, obat-obat yang digunakan seperti narkotik, analgesik dan relaksan otot serta prosedur intubasi endotrakeal.
Dokumen tersebut merangkum tentang kasus pasien laki-laki usia 30 tahun yang menjalani operasi laparoscopy dan appendectomy karena didiagnosis menderita appendicitis akut. Pasien tersebut menerima tindakan anestesi umum selama operasi yang berjalan lancar dan pasien dipindahkan ke ruang pemulihan setelah operasi selesai dengan kondisi yang stabil.
1. Asuhan keperawatan pada pasien tetanus meliputi pencegahan kejang dan trauma, pemeliharaan fungsi pernafasan yang efektif, serta peningkatan pengetahuan pasien tentang kondisi dan penatalaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang anestesi lokal dan komplikasinya. Definisi anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian tubuh tertentu untuk prosedur medis tanpa rasa sakit. Komplikasi anestesi lokal dapat terjadi secara lokal di area injeksi maupun sistemik seperti jarum patah, rasa sakit, atau efek samping obat. Persiapan sebelum dan peraw
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas kasus penggunaan anestesi umum pada pria usia 30 tahun dengan diagnosis appendisitis akut yang akan menjalani operasi.
2) Anestesi umum digunakan karena operasi intra abdominal paling baik dilakukan dengan anestesi umum endotrakeal.
3) Persiapan pra-anestesi dilakukan untuk mempersiapkan pasien secara fisik dan mental serta merencan
Dokumen tersebut membahas tentang fisioterapi dada yang merupakan salah satu bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi paru dengan menggunakan teknik seperti postural drainage, perkusi, dan vibrasi untuk membersihkan sekret paru. Tujuannya adalah meningkatkan ventilasi paru dan mencegah penumpukan sekret. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur dan posisi yang digunakan dalam melakukan fisioterapi dada.
Dokumen tersebut membahas tentang fisioterapi dada yang meliputi postural drainage, perkusi, dan vibrasi untuk mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi paru. Tujuannya adalah mengembalikan dan memelihara fungsi otot pernafasan serta membersihkan sekret dari bronkus untuk mencegah penumpukannya. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur, indikasi, kontraindikasi, dan posisi untuk melakukan fisioterapi d
Adapun asuhan keperawatan pada anak dengan pertusis meliputi pengkajian gejala klinis, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk meningkatkan bersihan saluran napas, pola pernafasan yang efektif, serta mengurangi nyeri dan defisit nutrisi yang diakibatkan oleh pertusis."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang anestesi intravena dan jenis-jenis obat anestesi yang diberikan secara intravena seperti propofol dan tiopental.
2. Teknik anestesi intravena melibatkan pemberian obat-obatan langsung ke dalam pembuluh darah untuk mencapai efek seperti hipnotik, analgetik, dan relaksasi otot.
3. Propofol dan tiopental adalah dua j
Dokumen tersebut membahas tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Pertolongan Pertama pada Korban Henti Jantung dan Henti Nafas. Termasuk penjelasan tentang survei primer ABC (Airway, Breathing, Circulation), teknik membuka saluran nafas, memberikan nafas buatan, melakukan kompresi dada, serta penilaian tanda-tanda sirkulasi dan pernafasan untuk menentukan tindak lanjut penanganan.
The document discusses post-resuscitation care after cardiac arrest. It describes 4 major components of post-cardiac arrest syndrome: 1) identifying and treating the precipitating cause, 2) anoxic brain injury, 3) post-cardiac arrest myocardial dysfunction, and 4) systemic ischemia/reperfusion response. Key aspects of post-resuscitation care include identifying and treating the cause of arrest, airway/ventilation management, hemodynamic support, targeted temperature management, glycemic control, seizure prevention, and neuroprognostication. The goals are to prevent further brain and organ injury, optimize hemodynamics and oxygen delivery, and allow time for recovery.
Surviving sepsis campaign international for pediatricNur Hajriya
1. The document presents guidelines for the management of septic shock and sepsis-associated organ dysfunction in children from an international panel.
2. It describes the methodology used to develop the guidelines, including definitions of sepsis, scope of patients, selection of panel members, development of questions and prioritization of outcomes, and formulation of recommendations based on the GRADE approach.
3. The guidelines provide recommendations on screening and diagnosis of sepsis, antimicrobial therapy, source control, and fluid therapy for septic shock in children.
Tiga komplikasi utama pasca bedah jantung adalah perdarahan berlebihan, shock refraktori, dan gangguan pernapasan seperti pneumonia. Pengetahuan mengenai patogenesis dan penatalaksanaan komplikasi-komplikasi ini dapat menyelamatkan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian tingkat kesadaran pasien, yang meliputi penilaian stimulus yang dibutuhkan pasien untuk merespon, kualitas respon, dan waktu respon. Penurunan tingkat kesadaran dapat menandakan disfungsi neurologis. Ada beberapa tingkat penurunan kesadaran akut seperti confusion, delirium, letargi, stupor, dan koma. Dokumen juga membahas tentang traumatic brain injury, penilaian AVPU dan ICDSC, serta penting
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. Penentuan kapan saat untuk mengambil
EndotrakealTube adalah sebagian dari seni
dalam anestesi yang berkembang sesuai
pengalaman.
Teknik extubasi:
1. Ekstubasi sadar
2. Estubasi dalam
3. 1. Lama operasi/jenis operasi.
Ekstubasi dilakukan apabila operasi diyakini
telah selesai.
2. Nafas spontan kuat
3. Pasien dalam keadaan sadar
4. Sudah tidak ditemukan efek obat pelumpuh
otot
5. Tidak ada indikasi intubasi sulit
6. Hemodinamik stabil
7. Hb>3 gr/dl atau HT>10
4. 1. Saat pasien dalam kondisi teranestesi
dalam. (ekstubasi dalam)
2. Saat pasien telah sadar. (ekstubasi sadar)
Ekstubasi selama anestesi ringan (kondisi
antara sadar dan teranestesi dalam) harus
dihindarkan untuk mencegah laryngospasme
5. 1. Pasien sudah nafas adekuat
2. Hemodinamik stabil (HR, tensi dll baik)
3. Efek MR (-)
4. Tidak ada indikasi intubasi sulit
5. Pasien dalam kondisi sadar
6. 1. ada reflek menelan
2. terdapat gejolak saat diakukan suction
lewat ET
3. reaksi membuka mata
4. batuk-batuk
7. Syarat 1-4 terpenuhi
5. Pasien dalam kondisi teranestesi dalam:
dalamkan pasien dengan
agen/propofol/opioid
Banyak dilakukan pada pasien operasi mata,
hipertensi, riw asma, membran tympani,
craniotomydimana gejolak ekstubasi dan
reaksi batuk dihindari.
8. 1. tidak ada gejolak saat suction melalui ET
2. tidak ada gejolak saat dipasang
laryngoskop dan dilakukan suction melalui
mulut
3. ET Dicabut saat inspirasi
4. Pasang oropharyngeal tube diikuti dengan
melepas laryngoskop dari mulut pasien.