SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Sepsis 2016
Berdasarkan Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for
Management of Sepsis and Septic Shock: 2016
intensive care med (2017) 43:304–377 doi 10.1007/s00134-017-4683-6
Nur Hajriya Brahmi
RSUD Datu Sanggul Rantau
Januari 2018
Definisi
• Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam nyawa
diakibatkan tidak berfungsinya respon tubuh terhadap infeksi
(life-threatening organ dysfunction caused by a dysregulated host
response to infection)
• Syok septik adalah bagian dari sepsis disertai disfungsi sirkulasi
dan metabolik, berhubungan dengan resiko tinggi kematian (a
subset of sepsis with circulatory and cellular/metabolic
dysfunction associated with a higher risk of mortality)
JAMA. 2016;315(8):801-810. doi:10.1001/jama.2016.0287
SSC Guidelines and Sepsis-3 Definitions
• “Sepsis” in place of “Severe Sepsis”
• Sepsis-3 clinical criteria (i.e. qSOFA) were not used in studies that
informed the recommendations in this revision
– Could not comment on use of Sepsis-3 clinical criteria
JAMA. 2016;315(8):801-810. doi:10.1001/jama.2016.0287
Pada Guidelines ini :
• 93 Recommendations
– 32 Strong recommendations: “We recommend” (direkomendasikan)
– 39 Weak recommendations: “We suggest” (disarankan)
– 18 Best Practice Statements
– No recommendation provided for 4 PICO questions
Komponen dalam Tata Laksana Sepsis 2016
• Resusitasi cairan awal (initial
rescucitation)
• Skrining sepsis
• Diagnosis
• Terapi antimikroba
• Source control
• Terapi cairan
• Pemberian obat vasoaktif
• Kortikosteroid
• Imunoglobulin
• Blood Purification
• Antikoagulan
• Ventilasi mekanik
• Sedasi dan analgesia
• Kontrol Glukosa
• Renal Replacement Teraphy
• Terapi bikarbonat
• Profilaksis tromboemboli vena
• Profilaksis stress ulcer
• Nutrisi
Target Pencapaian
• Direkomendasikan tujuan dan target perawatan di informasikan
secara jelas kepada keluarga pasien
• Direkomendasikan tujuan dan target perawatan juga termasuk
perawatan akhir hayat (end of life treatment ; terapi paliatif)
• Disarankan tujuan dan target perawatan dimulai secepat mungkin,
dalam waktu kurang dari 72 jam setelah masuk ICU.
1. RESUSITASI AWAL (INITIAL RESCUCITATION)
Guidelines SSC 2012
1. Protocolized, quantitative resuscitation of
patients with sepsis- induced tissue
hypoperfusion (defined in this document
as hypotension persisting after initial
fluid challenge or blood lactate
concentration ≥ 4 mmol/L). Goals during
the first 6 hrs of resuscitation:
a) Central venous pressure 8–12 mm Hg
b) Mean arterial pressure (MAP) ≥ 65 mm Hg
c) Urine output ≥ 0.5 mL/kg/hr
d) Central venous (superior vena cava) or
mixed venous oxygen saturation 70% or
65%, respectively (grade 1C).
2. In patients with elevated lactate levels
targeting resuscitation to normalize
lactate (grade 2C).
Guidelines SSC 2016
• Sepsis dan syok septik adalah
kegawatdaruratan medis, dan
direkomendasikan agar terapi dan
resusitasi dimulai sedini mungkin. ly
• Direkomendasikan, resusitasi awal sepsis
yang menyebabkan hipoperfusi, minimal
30 ml/kgBB cairan kristaloid intravena
habis dalam 3 jam pertama.
Protokol Rivers
Potential for RBC
and Inotropes
Therapy
titrated to
CVP, MAP and
ScvO2
Early insertion
of ScvO2
catheter
Konsep daripada Protokol Rivers
(SANGAT PENTING ) dalam
resusitasi :
• Mulai antibiotik sedini mungkin
• Koreksi hypovolemia
• Kembalikan tekanan perfusi
EGDT
(SSC 2012)
Resusitasi Awal (Initial Rescucitation)
SSC 2016
• Direkomendasikan, setelah cairan resusitasi awal, pemberian cairan lanjutan diberikan
dengan pemantauan rutin dan sering dari hemodinamik pasien.
– Yang dinilai adalah variable tanda vital pasien yang ada (invasive ataupun non invasive ) : HR, Tekanan darah,
Sp02, RR, Suhu, Urin Output, Saturasi O2 arterial, echocardiografi dll)
• Direkomendasikan, melakukan penilaian hemodinamik lanjutan seperti penilaian fungsi
jantung, untuk menentukan jenis syok yang dialami pasien, bila pemeriksaan klinis tidak jelas
• Direkomendasikan, target MAP awal 65 mmHg pada pasien dengan syok septik yang
membutuhkan vasopressor
• Disarankan, terdapat variable dinamis selain variable statis yang dapat digunakan untuk
memperkirakan respon tubuh terhadap pemberian cairan
– Variabel dinamis (menilai respon thd fluid challenge yang meningkatkan stroke volume) : variasi tekanan nadi
(pulse pressure variation).
• Disarankan, resusitasi terpandu kadar laktat tubuh, dimana peningkatan laktat merupakan
tanda dari hipoperfusi jaringan
– Serum laktat bukan untuk mengukur perfusi jaringan, namun peningkatan laktat serum mewakili hipoksia jaringan ,
peningkatan glikolisis aerob akibat peningkatan berlebih stimulasi beta adrenergic atau akibat penyebab lain (contoh
liver failure)
– Penurunan mortalitas secara nyata tampak pada resusitasi awal terpandu kadar laktat serum, namun tidak
menunjukkan perbedaan bermakna terhadap lama rawat di ICU (RR 0.67; 95% CI 0.53–0.84)
1. RESUSITASI AWAL
2. SKRINING SEPSIS
• Direkomendasikan, sistem RS memiliki program untuk sepsis,
termasuk didalamnya skrining sepsis untuk pasien nyeri akut, dan
pasien resiko tinggi.
– Makin cepat diagnosis sepsis ditegakkan, dan dilakukan tata laksana yang cepat, makin besar angka harapan
hidup pasien.
3. DIAGNOSIS
• Direkomendasikan, kultur mikrobiologi rutin (termasuk kultur
sampel darah) dilakukan sebelum memulai terapi antimikroba
pada pasien curiga sepsis/syok sepsis, dan tidak ada penundaan
dalam pemberian terapi antimikroba
– Kultur dilakukan sebelum pemberian antimikroba spectrum luas, dan bila telah ada hasil, maka antimikroba
disesuaikan dengan hasil kultur. Tidak ada penundaan dalam pemberian antimikroba pada pasien dengan
sepsis/syok septik
– Kultur minimal menggunakan 2 set kultur darah (aerobic dan anaerobic)
– De eskalasi antibiotik
4. TERAPI ANTIMIKROBA
• Direkomendasikan, pemberian antimikroba intravena diberikan secepatnya
dalam waktu kurang dari 1 jam setelah diagnosa sepsis/syok sepsis
ditegakkan.
– Penundaan pemberian antimikroba meningkatkan angka kematian pasien dengan
sepsis/syok sepsis.
• Direkomendasikan, pemberian antimikroba spectrum luas dengan 1 atau lebih
antimikroba pada pasien dengan sepsis/syok sepsis untuk membunuh semua
jenis kuman pathogen penyebab sepsis ( pola kuman ICU)
• Direkomendasikan pemberian antimikroba empiric disesuaikan bila ada hasil
identifikasi pathogen dan sensitifitas, dan atau perbaikan klinis nyata.
• Direkomendasikan, untuk tidak memberikan profilaksis antimikroba sistemik
pada pasien dengan keadaan inflamasi berat non infeksius, seperti luka bakar,
pankreatitis.
4. TERAPI ANTIMIKROBA
• Direkomendasikan, pemberian dosis antimikroba disesuaikan secara optimal
sesuai dengan prinsip farmakokinetik/farmakodinamik (penggunaan obat
rasional) pada pasien sepsis/syok septik
• Disarankan, terapi antimikroba empiric kombinasi, minimal 2 antibiotic yang
meliputi semua pathogen pada manajemen awal sepsis/syok sepsis
• Disarankan, terapi kombinasi tersebut tidak dilakukan secara rutin pada pasien
infeksi berat seperti bacteremia, dan sepsis tanpa syok.
• Direkomendasikan, tidak menggunakan terapi kombinasi sebagai terapi rutin
pada sepsis dengan neutropenia/ bacteremia
• Direkomendasikan, bila pasien pada resusitasi awal diberikan terapi
antimikroba kombinasi, untuk dilakukan de eskalasi antibiotic dengan
penyetopan terapi kombinasi pada beberapa hari pertama bila terdapat
perbaikan respon klinis. Hal ini juga berlaku untuk infeksi dengan kultur positif,
atau empiric (infeksi dengan kultur negative).
4. TERAPI ANTIMIKROBA
• Disarankan, pemberian antimikroba 7-10 hari secara adekuat
pada pasien sepsis/syok septik.
• Disarankan, pemberian antimikroba diperpanjang pada pasien
dengan respon klinis lambat, focus infeksi yang tidak dapat
dilakukan drainase, bacteremia S.aureus, infeksi jamur dan virus,
defisiensi imunologis termasuk neutropenia.
• Disarankan, pemberikan antimikroba diperpendek pada pasien
dengan perbaikan klinis cepat dan nyata dengan pengendalian
infeksi efektif pada infeksi intra abdomen atau urosepsis, atau
pada pasien pielonefritis anatomis baik.
• Direkomendasikan, penilaian harian dari de eskalasi antimikroba
pada pasien sepsis/syok sepsis.
4. TERAPI ANTIMIKROBA
• Disarankan, pengukuran kadar prokalsitonin untuk membatu
dalam evaluasi pemendekan durasi waktu pemberian antimikroba
pada pasien sepsis.
• Disarankan, penggunaan level prokalsitonin sebagai marker
penghentian antibiotika empiris pada pasien klinis awal sepsis
namun sedikit bukti klinis adanya infeksi.
5. SOURCE CONTROL
(PENGENDALIAN SUMBER INFEKSI)
• Direkomendasikan, diagnosis anatomis spesifik penyebab infeksi
diidentifikasi dini dan diterapi secepatnya baik dengan intervensi
bedah maupun non bedah.
• Direkomendasikan, pemindahan dini akses intravena yang
dicurigai sebagai sumber infeksi pada pasien sepsis/syok sepsis
setelah dilakukan akses intravena lain
6. TERAPI CAIRAN
• Direkomendasikan, teknik fluid challenge test dilakukan ketika
pemberian cairan intravena dilanjutkan selama terdapat perbaikan
hemodinamik klinis
• Direkomendasikan, cairak kristaloid sebagai cairan pilihan untuk
resusitasi awal dan penggantian volume cairan lanjut pada pasien
sepsis dan syok sepsis
• Disarankan, penggunakan cairan kristaloid berimbang untuk resusitasi
cairan pasien dengan sepsis/syok sepsis
• Disarankan, penggunaan albumin sebagai cairan tambahan disamping
kristaloid untuk resusitasi awal dan penggantian volume cairan lanjut
pada pasien sepsis/syok sepsis yang membutuhkan jumlah tertentu
kristaloid
– Cairan albumin yang disarankan adalah albumin 5% (SAFE study)
6. TERAPI CAIRAN
• Direkomendasikan, TIDAK menggunakan hydroxyethyl starches
(HES) untuk cairan pengganti volume intravascular pada pasien
sepsis/syok sepsis.
• Disarankan, penggunaan cairan kristaloid daripada gelatin
(gelafusal ®) ketika melakukan resusitasi cairan pasien
sepsis/syok sepsis
7. OBAT-OBATAN VASOAKTIF
• Direkomendasikan, pemberian norepinefrin sebagai obat pilihan pertama
vasopressor pada pasien sepsis/syok sepsis.
• Disarankan, penambahan vasopressin (hingga dosis 0,03 U/menit) atau epinefrin
untuk meningkatkan MAP sesuai target (≥ 65 mmHg), atau penggunaan vasopressin
(hingga dosis 0,03 U/menit) untuk menurunkan dosis norepinefrin.
• Disarankan, penggunaan dopamine sebagai agen vasopressor alternatif dari
norepinefrin, HANYA pada kasus-kasus tertentu (antara lain pasien dengan resiko
rendah takiaritmia, dan absolut/relatif bradikardia).
• Direkomendasikan, TIDAK menggunakan dopamine dosis rendah untuk proteksi
renal
• Disarankan, pemberian dobutamin pada pasien dengan hipoperfusi persisten walau
telah diberikan loading cairan adekuat dan telah diberikan obat vasopressor.
• Disarankan, pasien yang memerlukan pemberian obat vasopressor dipasang
kateter arterial secepatnya, bila keadaan memungkinkan.
7. OBAT-OBATAN VASOAKTIF
8. KORTIKOSTEROID
• Disarankan, TIDAK memberikan hidrokortison intravena untuk
terapi pasien sepsis/syok sepsis yang respon terhadap resusitasi
cairan adekuat dan terapi vasopressor. Bila stabilitas
hemodinamik ini tidak tercapai dengan 2 hal tersebut, maka
disarankan pemberian hidrokortison intravena dengan dosis 200
mg/hari.
9. PRODUK DARAH
• Direkomendasikan, transfusi PRC hanya diberikan bila Hb < 7 g/dL
pasien dewasa tanpa adanya keadaan buruk/penyakit lain, seperti
iskemia miokard, hypoxemia berat, atau perdarahan akut.
• Direkomendasikan, TIDAK menggunakan eritripoetin untuk terapi pasien
anemia berhubungan dengan sepsis
• Disarankan, TIDAK memberikan FFP (Fresh Frozen Plasma) untuk koreksi
abnormalitas pembekuan tanpa adanya perdarahan atau prosedur
invasive terencana.
• Disarankan, tranfusi platelet bila trombosit < 10,000 /mm3 tanpa
adanya perdarahan, atau trombosit < 20,000 /mm3 pasien dengan
resiko perdarahan. Target jumlah trombosit > 50,000 /mm3 disarankan
untuk pasien dengan perdarahan aktif, akan dilakukan operasi/tindakan
invasif.
10. IMMUNOGLOBULIN
• Disarankan, TIDAK memberikan immunoglobulin intravena pada
pasien sepsis/syok sepsis
11. BLOOD PURIFICATION
• Tidak ada rekomendasi untuk penggunaan teknik blood
purification (seperti hemofiltrasi volume tinggi, hemoadsorbsi)
pada pasien sepsis/syok sepsis
12. ANTIKOAGULAN
• Direkomendasikan, TIDAK memberikan antitrombin untuk terapi
sepsis/syok sepsis
• TIDAK ada rekomendasi untuk penggunaan trombomodulin atau
heparin pada terapi sepsis/syok sepsis
13. VENTILASI MEKANIK
• Direkomendasikan, target tidal volume 6 ml/kg predicted body
weight (PBW) dibandingkan tidal volume 12 mL/kg PBW pada
pasien sepsis dengan ARDS
• Direkomendasikan, penggunaan target batas atas untuk plateu
pressure sebesar 30 cmH2O lebih tinggi dari plateu pressure
pasien dewasa sepsis dengan ARDS
• Disarankan, penggunaan PEEP tinggi dibandingkan PEEP rendah
pada pasien sepsis dengan ARDS sedang-berat
• Disarankan, lung recruitment pada pasien dewasa sepsis dengan
ARDS
13. VENTILASI MEKANIK
• Direkomendasikan, posisi prone/tengkurap dibandingkan posisi
supine/terlentang pada pasien dewasa sepsis dengan ARDS dengan
rasio PaO2/FiO2 < 150
• Direkomendasikan, TIDAK menggunakan HFOV (High Frequency
Occilatory Ventilation) pada pasien dewasa sepsis dengan ARDS
• TIDAK ada rekomendasi penggunaan NIV (non invasive ventilasi) pada
pasien sepsis dengan ARDS
• Disarankan, penggunaan obat pelumpuh otot selama ≤ 48 jam pada
pasien dewasa dengan ARDS dan rasio PaO2/FiO2 < 150 mmHg
• Direkomendasikan, pemberian cairan konservatif untuk maintenance
pasien sepsis dengan ARDS tanpa tanda hipoperfusi jaringan
13. VENTILASI MEKANIK
• Direkomendasikan, TIDAK menggunakan ß-2 agonis untuk terapi
pasien sepsis dengan ARDS tanpa bronkospasme
• Direkomendasikan, TIDAK memasang rutin kateter PA pada pasien
sepsis dengan ARDS
• Disarankan, pemberian volume tidal rendah dibandingkan volume
tidal tinggi pada pasien sepsis dengan gagal nafas tanpa ARDS
• Direkomendasikan, pasien sepsis dengan ventilasi mekanik
diposisikan kenaikan kepala (head up) 30 – 45 derajat,
meminimalkan resiko aspirasi dan terjadinya VAP (ventilation
associated pneumonia)
13. VENTILASI MEKANIK
• Direkomendasikan, dilakukan SBT (spontaneous breathing trial)
pada pasien sepsis yang akan dilakukan weaning ventilator
• Direkomendasikan, penggunaan protocol weaning pada pasien
sepsis dengan gagal nafas yang mampu mentoleransi weaning
14. SEDASI DAN ANALGESIA
• Direkomendasikan, untuk meminimalkan pemberian sedasi
continue maupun intermitten pada pasien sepsis dengan ventilasi
mekanis.
– Penggunaan penilaian level sedasi (CAM-ICU, Ramsay) disarankan untuk
meminimalkan pemberian sedasi/analgesia ini
15.KONTROL GLUKOSA
• Direkomendasikan, pembuatan protocol manajemen gula darah pasien
ICU dengan sepsis, pemberian dosis insukin ketika pemeriksaan GDS 2
kali berturut-turut memberikan hasil GDS > 190 mg/dL. Protokol ini
harus mentargetkan level tertinggi GDS normal adalah ≤180 mg/dL
daripada target level tertinggi GDS ≤110 mg/dL
• Direkomendasikan nilai GDS dimonitoring 1-2 jam hingga nilai GDS dan
kecepatan pemberian insulin stabil, dilanjutkan per 4 jam pada pasien
yang diberikan insulin infus (intravena).
• Direkomendasikan, nilai GDS yang didapat dengan pengambilan darah
kapiler harus di interpretasi hati-hati karena pengukuran tersebut
mungkin tidak akurat memperkirakan darah ateri atau nilai glukosa
plasma.
• Disarankan, penggunaan darah arterial dibandingkan darah kapiler
untuk tes glukosa menggunakan alat glucose meter bila pasien
terpasang kateter arterial.
16. RENAL REPLACEMENT TERAPHY (RRT)
• Disarankan penggunaan mesin RRT secara terus menerus atau
intermitten pada pasien sepsis dengan AKI (acute kidney injury)
• Disarankan penggunaan mesin RRT untuk manajemen balans
cairan pada pasien sepsis hemodinamik tidak stabil
• Disarankan tidak menggunakan mesin RRT untuk indikasi oligouria
atau peningkatan kreatinin pada pasien sepsis dengan AKI tanpa
indikasi lain untuk dialisis
17. TERAPI BIKARBONAT
• Disarankan tidak menggunakan bicnat untuk meningkatkan
hemodinamik atau untuk mengurangi dosis vasopressor pada
pasien hipoperfusi dengan asidosis laktat dengan pH ≥ 7.15
18. PROFILAKSIS TROMBOEMBOLI VENA
• Direkomendasikan pemberian profilaksis heparin (UFH) atau
LMWH untuk pencegahan tromboemboli vena bila tidak ada
kontraindikasi mutlak
• Direkomendasikan penggunaan LMWH dibandingkan UFH untuk
pencegahan tromboemboli vena bila tidak ada kontraindikasi
penggunaan LMWH
19. PROFILAKSIS ULKUS PEPTIKUM
• Direkomendasikan pemberian profilaksis ulkus peptikum pada
pasien sepsis/syok sepsis resiko perdarahan saluran cerna
• Obat yang disarankan untuk profilaksis ulkus peptikum adalah
proton pump inhibitors (PPIs) atau histamine-2 receptor
antagonists (H2RAs)
• Tidak disarankan pemberian profilaksis ulkus peptikum pada
pasien tanpa resiko perdarahan saluran cerna
20. NUTRISI
• Direkomendasikan tidak menggunakan nutrisi parenteral dini
ataupun kombinasi nutrisi parenteral dengan enteral pada pasien
kritis dengan sepsis/syok sepsis yang daoat diberi makan
enteral.
• Direkomendasikan tidak menggunakan nutrisi parenteral dini
ataupun kombinasi nutri parenteral dan enteral, (lebih disarankan
untuk memulai pemberian glukosa intravena dan pemberian
makan enteral, sesuai toleransi pasien), pada 7 hari pertama pada
pasien kritis sepsis/syok sepsis yang sulit dilakukan pemberian
makanan enteral dini
20. NUTRISI
• Disarankan pemberian makanan enteral dini dibanding
mempuasakan pasien atau hanya memberikan glukosa intravena
pasien syok sepsis/sepsis yang dapat diberika makan enteral
• Disarankan diet hopokalori makanan enteral pada pasien
sepsis/syok sepsis, jika makanan enteral hipokalori merupakan
strategi awal, maka pemberian makan disesuaikan dengan
toleransi pasien
20. NUTRISI
• Disarankan pemberian asam amino omega 3 sebagai
suplementasi pada pasien sepsis/syok sepsis
• Disarankan untuk tidak secara rutin monitoring volume residu
lambung,melainkan mengukur residu cairan lambung pasien
dengan intoleransi makanan atau pasien resiko tinggi aspirasi
20. NUTRISI
• DIsarankan penggunaan obat-obat prokinetik pada pasien dengan
intoleransi makanan
• Disarankan penggunaan NGT pada pasien ICU dengan
sepsis/syok sepsis resiko tinggi aspirasi
• Direkomendasikan tidak memberikan selenium intravena pada
pasien sepsis/syok sepsis
20. NUTRISI
• Disarankan tidak memberikan arginin untuk terapi sepsis/syok
sepsis
• Direkomendasikan tidak menggunakan glutamin untuk terapi
sepsis/syok sepsis
• Tidak ada rekomendasi untuk penggunaan carnitin untuk
sepsis/syok sepsis
Terima kasih

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAIBuku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Komplikasi & prognosis Konjungtivitis Virus
Komplikasi & prognosis Konjungtivitis VirusKomplikasi & prognosis Konjungtivitis Virus
Komplikasi & prognosis Konjungtivitis Virus
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Bronkitis ppt
Bronkitis pptBronkitis ppt
Bronkitis ppt
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 
Pemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatriPemeriksaan psikiatri
Pemeriksaan psikiatri
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 

Similar to Sepsis 2016

Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxSarahShadiqa
 
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptEarly goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptAl Adip Indra Mustafa
 
paper - guidelines - surviving sepsis campaign 2021 3.pdf
paper - guidelines - surviving sepsis campaign 2021 3.pdfpaper - guidelines - surviving sepsis campaign 2021 3.pdf
paper - guidelines - surviving sepsis campaign 2021 3.pdfArdaTokaka1
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxRyanHendri
 
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptx
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptxSurviving Sepsis Campaign 2021.pptx
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptxSisca Dwi
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyDevina Ciayadi
 
Referat sepsis bramantyo
Referat sepsis   bramantyoReferat sepsis   bramantyo
Referat sepsis bramantyoSoroy Lardo
 
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxR5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxDimasSevanto
 
Pendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokPendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokEvan Permana
 
Jurding Gastro dr. Abdullahdhdjjddjdjdjdjd.pdf
Jurding Gastro dr. Abdullahdhdjjddjdjdjdjd.pdfJurding Gastro dr. Abdullahdhdjjddjdjdjdjd.pdf
Jurding Gastro dr. Abdullahdhdjjddjdjdjdjd.pdfAbdullahMuhammad38835
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxssuserdc4acc
 
Continuos Renal (AIDIL) (1).ppt
Continuos Renal (AIDIL) (1).pptContinuos Renal (AIDIL) (1).ppt
Continuos Renal (AIDIL) (1).ppttheoronaldo1
 
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.pptAPLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.pptssuser2a502f
 
Manajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutManajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutHalfian Syam
 
Early goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septianEarly goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septianRegi Septian
 

Similar to Sepsis 2016 (20)

tugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptxtugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptx
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptEarly goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
 
paper - guidelines - surviving sepsis campaign 2021 3.pdf
paper - guidelines - surviving sepsis campaign 2021 3.pdfpaper - guidelines - surviving sepsis campaign 2021 3.pdf
paper - guidelines - surviving sepsis campaign 2021 3.pdf
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptx
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptxSurviving Sepsis Campaign 2021.pptx
Surviving Sepsis Campaign 2021.pptx
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
 
Referat sepsis bramantyo
Referat sepsis   bramantyoReferat sepsis   bramantyo
Referat sepsis bramantyo
 
Askep dic
Askep dicAskep dic
Askep dic
 
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxR5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
 
Pendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis SyokPendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis Syok
 
Tanpa judul
 Tanpa judul Tanpa judul
Tanpa judul
 
Jurding Gastro dr. Abdullahdhdjjddjdjdjdjd.pdf
Jurding Gastro dr. Abdullahdhdjjddjdjdjdjd.pdfJurding Gastro dr. Abdullahdhdjjddjdjdjdjd.pdf
Jurding Gastro dr. Abdullahdhdjjddjdjdjdjd.pdf
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
 
Continuos Renal (AIDIL) (1).ppt
Continuos Renal (AIDIL) (1).pptContinuos Renal (AIDIL) (1).ppt
Continuos Renal (AIDIL) (1).ppt
 
Sepsis_Kuliah_S1_2023.pptx
Sepsis_Kuliah_S1_2023.pptxSepsis_Kuliah_S1_2023.pptx
Sepsis_Kuliah_S1_2023.pptx
 
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.pptAPLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt
 
Manajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutManajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akut
 
Early goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septianEarly goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septian
 

More from Nur Hajriya

Perawatan pasca resusitasi
Perawatan pasca resusitasiPerawatan pasca resusitasi
Perawatan pasca resusitasiNur Hajriya
 
Surviving sepsis campaign international for pediatric
Surviving sepsis campaign international for pediatricSurviving sepsis campaign international for pediatric
Surviving sepsis campaign international for pediatricNur Hajriya
 
Monitoring hemodinamik invasif
Monitoring hemodinamik invasifMonitoring hemodinamik invasif
Monitoring hemodinamik invasifNur Hajriya
 
Jurnal Reading Perawatan intensive pasien dewasa pasca bedah jantung
Jurnal Reading Perawatan intensive pasien dewasa pasca bedah jantungJurnal Reading Perawatan intensive pasien dewasa pasca bedah jantung
Jurnal Reading Perawatan intensive pasien dewasa pasca bedah jantungNur Hajriya
 
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload isCritical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload isNur Hajriya
 
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illnessSistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illnessNur Hajriya
 
Tingkat kesadaran u prwt icu
Tingkat kesadaran u prwt icuTingkat kesadaran u prwt icu
Tingkat kesadaran u prwt icuNur Hajriya
 
Vasopressin dan perawatan intensif
Vasopressin dan perawatan intensifVasopressin dan perawatan intensif
Vasopressin dan perawatan intensifNur Hajriya
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaNur Hajriya
 
Cyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal anti
Cyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal antiCyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal anti
Cyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal antiNur Hajriya
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyNur Hajriya
 
Kriteria pulang pada one day care : ambulatory anethesia
Kriteria pulang pada one day care : ambulatory anethesiaKriteria pulang pada one day care : ambulatory anethesia
Kriteria pulang pada one day care : ambulatory anethesiaNur Hajriya
 
Morphin : PR dr Heru
Morphin : PR dr HeruMorphin : PR dr Heru
Morphin : PR dr HeruNur Hajriya
 
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa beratManajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa beratNur Hajriya
 
Kriteria pulang pada one day care
Kriteria pulang pada one day care Kriteria pulang pada one day care
Kriteria pulang pada one day care Nur Hajriya
 
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadarEkstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadarNur Hajriya
 
Nhb Comparison of the lma supreme tm with the lma
Nhb   Comparison of the lma supreme tm with the lmaNhb   Comparison of the lma supreme tm with the lma
Nhb Comparison of the lma supreme tm with the lmaNur Hajriya
 
Intubasi sulit pr dr danu1
Intubasi sulit pr dr danu1Intubasi sulit pr dr danu1
Intubasi sulit pr dr danu1Nur Hajriya
 

More from Nur Hajriya (20)

Perawatan pasca resusitasi
Perawatan pasca resusitasiPerawatan pasca resusitasi
Perawatan pasca resusitasi
 
Surviving sepsis campaign international for pediatric
Surviving sepsis campaign international for pediatricSurviving sepsis campaign international for pediatric
Surviving sepsis campaign international for pediatric
 
Monitoring hemodinamik invasif
Monitoring hemodinamik invasifMonitoring hemodinamik invasif
Monitoring hemodinamik invasif
 
Jurnal Reading Perawatan intensive pasien dewasa pasca bedah jantung
Jurnal Reading Perawatan intensive pasien dewasa pasca bedah jantungJurnal Reading Perawatan intensive pasien dewasa pasca bedah jantung
Jurnal Reading Perawatan intensive pasien dewasa pasca bedah jantung
 
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload isCritical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
Critical Appraisal Deresuscitation of patients with iatrogenic fluid overload is
 
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illnessSistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
Sistem skoring prognosis icu berdasarkan severity of illness
 
Tingkat kesadaran u prwt icu
Tingkat kesadaran u prwt icuTingkat kesadaran u prwt icu
Tingkat kesadaran u prwt icu
 
Vasopressin dan perawatan intensif
Vasopressin dan perawatan intensifVasopressin dan perawatan intensif
Vasopressin dan perawatan intensif
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesia
 
Prolong apneu
Prolong apneuProlong apneu
Prolong apneu
 
Safe intubation
Safe intubationSafe intubation
Safe intubation
 
Cyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal anti
Cyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal antiCyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal anti
Cyclooxygenase 2 inhibitors and non spesific non steroidal anti
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopy
 
Kriteria pulang pada one day care : ambulatory anethesia
Kriteria pulang pada one day care : ambulatory anethesiaKriteria pulang pada one day care : ambulatory anethesia
Kriteria pulang pada one day care : ambulatory anethesia
 
Morphin : PR dr Heru
Morphin : PR dr HeruMorphin : PR dr Heru
Morphin : PR dr Heru
 
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa beratManajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
Manajemen perioperatif atas pasien dengan anoreksia nervosa berat
 
Kriteria pulang pada one day care
Kriteria pulang pada one day care Kriteria pulang pada one day care
Kriteria pulang pada one day care
 
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadarEkstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
 
Nhb Comparison of the lma supreme tm with the lma
Nhb   Comparison of the lma supreme tm with the lmaNhb   Comparison of the lma supreme tm with the lma
Nhb Comparison of the lma supreme tm with the lma
 
Intubasi sulit pr dr danu1
Intubasi sulit pr dr danu1Intubasi sulit pr dr danu1
Intubasi sulit pr dr danu1
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

Sepsis 2016

  • 1. Sepsis 2016 Berdasarkan Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for Management of Sepsis and Septic Shock: 2016 intensive care med (2017) 43:304–377 doi 10.1007/s00134-017-4683-6 Nur Hajriya Brahmi RSUD Datu Sanggul Rantau Januari 2018
  • 2. Definisi • Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam nyawa diakibatkan tidak berfungsinya respon tubuh terhadap infeksi (life-threatening organ dysfunction caused by a dysregulated host response to infection) • Syok septik adalah bagian dari sepsis disertai disfungsi sirkulasi dan metabolik, berhubungan dengan resiko tinggi kematian (a subset of sepsis with circulatory and cellular/metabolic dysfunction associated with a higher risk of mortality) JAMA. 2016;315(8):801-810. doi:10.1001/jama.2016.0287
  • 3. SSC Guidelines and Sepsis-3 Definitions • “Sepsis” in place of “Severe Sepsis” • Sepsis-3 clinical criteria (i.e. qSOFA) were not used in studies that informed the recommendations in this revision – Could not comment on use of Sepsis-3 clinical criteria JAMA. 2016;315(8):801-810. doi:10.1001/jama.2016.0287
  • 4. Pada Guidelines ini : • 93 Recommendations – 32 Strong recommendations: “We recommend” (direkomendasikan) – 39 Weak recommendations: “We suggest” (disarankan) – 18 Best Practice Statements – No recommendation provided for 4 PICO questions
  • 5. Komponen dalam Tata Laksana Sepsis 2016 • Resusitasi cairan awal (initial rescucitation) • Skrining sepsis • Diagnosis • Terapi antimikroba • Source control • Terapi cairan • Pemberian obat vasoaktif • Kortikosteroid • Imunoglobulin • Blood Purification • Antikoagulan • Ventilasi mekanik • Sedasi dan analgesia • Kontrol Glukosa • Renal Replacement Teraphy • Terapi bikarbonat • Profilaksis tromboemboli vena • Profilaksis stress ulcer • Nutrisi
  • 6. Target Pencapaian • Direkomendasikan tujuan dan target perawatan di informasikan secara jelas kepada keluarga pasien • Direkomendasikan tujuan dan target perawatan juga termasuk perawatan akhir hayat (end of life treatment ; terapi paliatif) • Disarankan tujuan dan target perawatan dimulai secepat mungkin, dalam waktu kurang dari 72 jam setelah masuk ICU.
  • 7. 1. RESUSITASI AWAL (INITIAL RESCUCITATION) Guidelines SSC 2012 1. Protocolized, quantitative resuscitation of patients with sepsis- induced tissue hypoperfusion (defined in this document as hypotension persisting after initial fluid challenge or blood lactate concentration ≥ 4 mmol/L). Goals during the first 6 hrs of resuscitation: a) Central venous pressure 8–12 mm Hg b) Mean arterial pressure (MAP) ≥ 65 mm Hg c) Urine output ≥ 0.5 mL/kg/hr d) Central venous (superior vena cava) or mixed venous oxygen saturation 70% or 65%, respectively (grade 1C). 2. In patients with elevated lactate levels targeting resuscitation to normalize lactate (grade 2C). Guidelines SSC 2016 • Sepsis dan syok septik adalah kegawatdaruratan medis, dan direkomendasikan agar terapi dan resusitasi dimulai sedini mungkin. ly • Direkomendasikan, resusitasi awal sepsis yang menyebabkan hipoperfusi, minimal 30 ml/kgBB cairan kristaloid intravena habis dalam 3 jam pertama.
  • 8. Protokol Rivers Potential for RBC and Inotropes Therapy titrated to CVP, MAP and ScvO2 Early insertion of ScvO2 catheter Konsep daripada Protokol Rivers (SANGAT PENTING ) dalam resusitasi : • Mulai antibiotik sedini mungkin • Koreksi hypovolemia • Kembalikan tekanan perfusi EGDT (SSC 2012)
  • 9. Resusitasi Awal (Initial Rescucitation) SSC 2016 • Direkomendasikan, setelah cairan resusitasi awal, pemberian cairan lanjutan diberikan dengan pemantauan rutin dan sering dari hemodinamik pasien. – Yang dinilai adalah variable tanda vital pasien yang ada (invasive ataupun non invasive ) : HR, Tekanan darah, Sp02, RR, Suhu, Urin Output, Saturasi O2 arterial, echocardiografi dll) • Direkomendasikan, melakukan penilaian hemodinamik lanjutan seperti penilaian fungsi jantung, untuk menentukan jenis syok yang dialami pasien, bila pemeriksaan klinis tidak jelas • Direkomendasikan, target MAP awal 65 mmHg pada pasien dengan syok septik yang membutuhkan vasopressor • Disarankan, terdapat variable dinamis selain variable statis yang dapat digunakan untuk memperkirakan respon tubuh terhadap pemberian cairan – Variabel dinamis (menilai respon thd fluid challenge yang meningkatkan stroke volume) : variasi tekanan nadi (pulse pressure variation). • Disarankan, resusitasi terpandu kadar laktat tubuh, dimana peningkatan laktat merupakan tanda dari hipoperfusi jaringan – Serum laktat bukan untuk mengukur perfusi jaringan, namun peningkatan laktat serum mewakili hipoksia jaringan , peningkatan glikolisis aerob akibat peningkatan berlebih stimulasi beta adrenergic atau akibat penyebab lain (contoh liver failure) – Penurunan mortalitas secara nyata tampak pada resusitasi awal terpandu kadar laktat serum, namun tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap lama rawat di ICU (RR 0.67; 95% CI 0.53–0.84)
  • 11. 2. SKRINING SEPSIS • Direkomendasikan, sistem RS memiliki program untuk sepsis, termasuk didalamnya skrining sepsis untuk pasien nyeri akut, dan pasien resiko tinggi. – Makin cepat diagnosis sepsis ditegakkan, dan dilakukan tata laksana yang cepat, makin besar angka harapan hidup pasien.
  • 12. 3. DIAGNOSIS • Direkomendasikan, kultur mikrobiologi rutin (termasuk kultur sampel darah) dilakukan sebelum memulai terapi antimikroba pada pasien curiga sepsis/syok sepsis, dan tidak ada penundaan dalam pemberian terapi antimikroba – Kultur dilakukan sebelum pemberian antimikroba spectrum luas, dan bila telah ada hasil, maka antimikroba disesuaikan dengan hasil kultur. Tidak ada penundaan dalam pemberian antimikroba pada pasien dengan sepsis/syok septik – Kultur minimal menggunakan 2 set kultur darah (aerobic dan anaerobic) – De eskalasi antibiotik
  • 13. 4. TERAPI ANTIMIKROBA • Direkomendasikan, pemberian antimikroba intravena diberikan secepatnya dalam waktu kurang dari 1 jam setelah diagnosa sepsis/syok sepsis ditegakkan. – Penundaan pemberian antimikroba meningkatkan angka kematian pasien dengan sepsis/syok sepsis. • Direkomendasikan, pemberian antimikroba spectrum luas dengan 1 atau lebih antimikroba pada pasien dengan sepsis/syok sepsis untuk membunuh semua jenis kuman pathogen penyebab sepsis ( pola kuman ICU) • Direkomendasikan pemberian antimikroba empiric disesuaikan bila ada hasil identifikasi pathogen dan sensitifitas, dan atau perbaikan klinis nyata. • Direkomendasikan, untuk tidak memberikan profilaksis antimikroba sistemik pada pasien dengan keadaan inflamasi berat non infeksius, seperti luka bakar, pankreatitis.
  • 14. 4. TERAPI ANTIMIKROBA • Direkomendasikan, pemberian dosis antimikroba disesuaikan secara optimal sesuai dengan prinsip farmakokinetik/farmakodinamik (penggunaan obat rasional) pada pasien sepsis/syok septik • Disarankan, terapi antimikroba empiric kombinasi, minimal 2 antibiotic yang meliputi semua pathogen pada manajemen awal sepsis/syok sepsis • Disarankan, terapi kombinasi tersebut tidak dilakukan secara rutin pada pasien infeksi berat seperti bacteremia, dan sepsis tanpa syok. • Direkomendasikan, tidak menggunakan terapi kombinasi sebagai terapi rutin pada sepsis dengan neutropenia/ bacteremia • Direkomendasikan, bila pasien pada resusitasi awal diberikan terapi antimikroba kombinasi, untuk dilakukan de eskalasi antibiotic dengan penyetopan terapi kombinasi pada beberapa hari pertama bila terdapat perbaikan respon klinis. Hal ini juga berlaku untuk infeksi dengan kultur positif, atau empiric (infeksi dengan kultur negative).
  • 15. 4. TERAPI ANTIMIKROBA • Disarankan, pemberian antimikroba 7-10 hari secara adekuat pada pasien sepsis/syok septik. • Disarankan, pemberian antimikroba diperpanjang pada pasien dengan respon klinis lambat, focus infeksi yang tidak dapat dilakukan drainase, bacteremia S.aureus, infeksi jamur dan virus, defisiensi imunologis termasuk neutropenia. • Disarankan, pemberikan antimikroba diperpendek pada pasien dengan perbaikan klinis cepat dan nyata dengan pengendalian infeksi efektif pada infeksi intra abdomen atau urosepsis, atau pada pasien pielonefritis anatomis baik. • Direkomendasikan, penilaian harian dari de eskalasi antimikroba pada pasien sepsis/syok sepsis.
  • 16. 4. TERAPI ANTIMIKROBA • Disarankan, pengukuran kadar prokalsitonin untuk membatu dalam evaluasi pemendekan durasi waktu pemberian antimikroba pada pasien sepsis. • Disarankan, penggunaan level prokalsitonin sebagai marker penghentian antibiotika empiris pada pasien klinis awal sepsis namun sedikit bukti klinis adanya infeksi.
  • 17. 5. SOURCE CONTROL (PENGENDALIAN SUMBER INFEKSI) • Direkomendasikan, diagnosis anatomis spesifik penyebab infeksi diidentifikasi dini dan diterapi secepatnya baik dengan intervensi bedah maupun non bedah. • Direkomendasikan, pemindahan dini akses intravena yang dicurigai sebagai sumber infeksi pada pasien sepsis/syok sepsis setelah dilakukan akses intravena lain
  • 18. 6. TERAPI CAIRAN • Direkomendasikan, teknik fluid challenge test dilakukan ketika pemberian cairan intravena dilanjutkan selama terdapat perbaikan hemodinamik klinis • Direkomendasikan, cairak kristaloid sebagai cairan pilihan untuk resusitasi awal dan penggantian volume cairan lanjut pada pasien sepsis dan syok sepsis • Disarankan, penggunakan cairan kristaloid berimbang untuk resusitasi cairan pasien dengan sepsis/syok sepsis • Disarankan, penggunaan albumin sebagai cairan tambahan disamping kristaloid untuk resusitasi awal dan penggantian volume cairan lanjut pada pasien sepsis/syok sepsis yang membutuhkan jumlah tertentu kristaloid – Cairan albumin yang disarankan adalah albumin 5% (SAFE study)
  • 19. 6. TERAPI CAIRAN • Direkomendasikan, TIDAK menggunakan hydroxyethyl starches (HES) untuk cairan pengganti volume intravascular pada pasien sepsis/syok sepsis. • Disarankan, penggunaan cairan kristaloid daripada gelatin (gelafusal ®) ketika melakukan resusitasi cairan pasien sepsis/syok sepsis
  • 20. 7. OBAT-OBATAN VASOAKTIF • Direkomendasikan, pemberian norepinefrin sebagai obat pilihan pertama vasopressor pada pasien sepsis/syok sepsis. • Disarankan, penambahan vasopressin (hingga dosis 0,03 U/menit) atau epinefrin untuk meningkatkan MAP sesuai target (≥ 65 mmHg), atau penggunaan vasopressin (hingga dosis 0,03 U/menit) untuk menurunkan dosis norepinefrin. • Disarankan, penggunaan dopamine sebagai agen vasopressor alternatif dari norepinefrin, HANYA pada kasus-kasus tertentu (antara lain pasien dengan resiko rendah takiaritmia, dan absolut/relatif bradikardia). • Direkomendasikan, TIDAK menggunakan dopamine dosis rendah untuk proteksi renal • Disarankan, pemberian dobutamin pada pasien dengan hipoperfusi persisten walau telah diberikan loading cairan adekuat dan telah diberikan obat vasopressor. • Disarankan, pasien yang memerlukan pemberian obat vasopressor dipasang kateter arterial secepatnya, bila keadaan memungkinkan.
  • 22. 8. KORTIKOSTEROID • Disarankan, TIDAK memberikan hidrokortison intravena untuk terapi pasien sepsis/syok sepsis yang respon terhadap resusitasi cairan adekuat dan terapi vasopressor. Bila stabilitas hemodinamik ini tidak tercapai dengan 2 hal tersebut, maka disarankan pemberian hidrokortison intravena dengan dosis 200 mg/hari.
  • 23. 9. PRODUK DARAH • Direkomendasikan, transfusi PRC hanya diberikan bila Hb < 7 g/dL pasien dewasa tanpa adanya keadaan buruk/penyakit lain, seperti iskemia miokard, hypoxemia berat, atau perdarahan akut. • Direkomendasikan, TIDAK menggunakan eritripoetin untuk terapi pasien anemia berhubungan dengan sepsis • Disarankan, TIDAK memberikan FFP (Fresh Frozen Plasma) untuk koreksi abnormalitas pembekuan tanpa adanya perdarahan atau prosedur invasive terencana. • Disarankan, tranfusi platelet bila trombosit < 10,000 /mm3 tanpa adanya perdarahan, atau trombosit < 20,000 /mm3 pasien dengan resiko perdarahan. Target jumlah trombosit > 50,000 /mm3 disarankan untuk pasien dengan perdarahan aktif, akan dilakukan operasi/tindakan invasif.
  • 24. 10. IMMUNOGLOBULIN • Disarankan, TIDAK memberikan immunoglobulin intravena pada pasien sepsis/syok sepsis
  • 25. 11. BLOOD PURIFICATION • Tidak ada rekomendasi untuk penggunaan teknik blood purification (seperti hemofiltrasi volume tinggi, hemoadsorbsi) pada pasien sepsis/syok sepsis
  • 26. 12. ANTIKOAGULAN • Direkomendasikan, TIDAK memberikan antitrombin untuk terapi sepsis/syok sepsis • TIDAK ada rekomendasi untuk penggunaan trombomodulin atau heparin pada terapi sepsis/syok sepsis
  • 27. 13. VENTILASI MEKANIK • Direkomendasikan, target tidal volume 6 ml/kg predicted body weight (PBW) dibandingkan tidal volume 12 mL/kg PBW pada pasien sepsis dengan ARDS • Direkomendasikan, penggunaan target batas atas untuk plateu pressure sebesar 30 cmH2O lebih tinggi dari plateu pressure pasien dewasa sepsis dengan ARDS • Disarankan, penggunaan PEEP tinggi dibandingkan PEEP rendah pada pasien sepsis dengan ARDS sedang-berat • Disarankan, lung recruitment pada pasien dewasa sepsis dengan ARDS
  • 28. 13. VENTILASI MEKANIK • Direkomendasikan, posisi prone/tengkurap dibandingkan posisi supine/terlentang pada pasien dewasa sepsis dengan ARDS dengan rasio PaO2/FiO2 < 150 • Direkomendasikan, TIDAK menggunakan HFOV (High Frequency Occilatory Ventilation) pada pasien dewasa sepsis dengan ARDS • TIDAK ada rekomendasi penggunaan NIV (non invasive ventilasi) pada pasien sepsis dengan ARDS • Disarankan, penggunaan obat pelumpuh otot selama ≤ 48 jam pada pasien dewasa dengan ARDS dan rasio PaO2/FiO2 < 150 mmHg • Direkomendasikan, pemberian cairan konservatif untuk maintenance pasien sepsis dengan ARDS tanpa tanda hipoperfusi jaringan
  • 29. 13. VENTILASI MEKANIK • Direkomendasikan, TIDAK menggunakan ß-2 agonis untuk terapi pasien sepsis dengan ARDS tanpa bronkospasme • Direkomendasikan, TIDAK memasang rutin kateter PA pada pasien sepsis dengan ARDS • Disarankan, pemberian volume tidal rendah dibandingkan volume tidal tinggi pada pasien sepsis dengan gagal nafas tanpa ARDS • Direkomendasikan, pasien sepsis dengan ventilasi mekanik diposisikan kenaikan kepala (head up) 30 – 45 derajat, meminimalkan resiko aspirasi dan terjadinya VAP (ventilation associated pneumonia)
  • 30. 13. VENTILASI MEKANIK • Direkomendasikan, dilakukan SBT (spontaneous breathing trial) pada pasien sepsis yang akan dilakukan weaning ventilator • Direkomendasikan, penggunaan protocol weaning pada pasien sepsis dengan gagal nafas yang mampu mentoleransi weaning
  • 31. 14. SEDASI DAN ANALGESIA • Direkomendasikan, untuk meminimalkan pemberian sedasi continue maupun intermitten pada pasien sepsis dengan ventilasi mekanis. – Penggunaan penilaian level sedasi (CAM-ICU, Ramsay) disarankan untuk meminimalkan pemberian sedasi/analgesia ini
  • 32. 15.KONTROL GLUKOSA • Direkomendasikan, pembuatan protocol manajemen gula darah pasien ICU dengan sepsis, pemberian dosis insukin ketika pemeriksaan GDS 2 kali berturut-turut memberikan hasil GDS > 190 mg/dL. Protokol ini harus mentargetkan level tertinggi GDS normal adalah ≤180 mg/dL daripada target level tertinggi GDS ≤110 mg/dL • Direkomendasikan nilai GDS dimonitoring 1-2 jam hingga nilai GDS dan kecepatan pemberian insulin stabil, dilanjutkan per 4 jam pada pasien yang diberikan insulin infus (intravena). • Direkomendasikan, nilai GDS yang didapat dengan pengambilan darah kapiler harus di interpretasi hati-hati karena pengukuran tersebut mungkin tidak akurat memperkirakan darah ateri atau nilai glukosa plasma. • Disarankan, penggunaan darah arterial dibandingkan darah kapiler untuk tes glukosa menggunakan alat glucose meter bila pasien terpasang kateter arterial.
  • 33. 16. RENAL REPLACEMENT TERAPHY (RRT) • Disarankan penggunaan mesin RRT secara terus menerus atau intermitten pada pasien sepsis dengan AKI (acute kidney injury) • Disarankan penggunaan mesin RRT untuk manajemen balans cairan pada pasien sepsis hemodinamik tidak stabil • Disarankan tidak menggunakan mesin RRT untuk indikasi oligouria atau peningkatan kreatinin pada pasien sepsis dengan AKI tanpa indikasi lain untuk dialisis
  • 34. 17. TERAPI BIKARBONAT • Disarankan tidak menggunakan bicnat untuk meningkatkan hemodinamik atau untuk mengurangi dosis vasopressor pada pasien hipoperfusi dengan asidosis laktat dengan pH ≥ 7.15
  • 35. 18. PROFILAKSIS TROMBOEMBOLI VENA • Direkomendasikan pemberian profilaksis heparin (UFH) atau LMWH untuk pencegahan tromboemboli vena bila tidak ada kontraindikasi mutlak • Direkomendasikan penggunaan LMWH dibandingkan UFH untuk pencegahan tromboemboli vena bila tidak ada kontraindikasi penggunaan LMWH
  • 36. 19. PROFILAKSIS ULKUS PEPTIKUM • Direkomendasikan pemberian profilaksis ulkus peptikum pada pasien sepsis/syok sepsis resiko perdarahan saluran cerna • Obat yang disarankan untuk profilaksis ulkus peptikum adalah proton pump inhibitors (PPIs) atau histamine-2 receptor antagonists (H2RAs) • Tidak disarankan pemberian profilaksis ulkus peptikum pada pasien tanpa resiko perdarahan saluran cerna
  • 37. 20. NUTRISI • Direkomendasikan tidak menggunakan nutrisi parenteral dini ataupun kombinasi nutrisi parenteral dengan enteral pada pasien kritis dengan sepsis/syok sepsis yang daoat diberi makan enteral. • Direkomendasikan tidak menggunakan nutrisi parenteral dini ataupun kombinasi nutri parenteral dan enteral, (lebih disarankan untuk memulai pemberian glukosa intravena dan pemberian makan enteral, sesuai toleransi pasien), pada 7 hari pertama pada pasien kritis sepsis/syok sepsis yang sulit dilakukan pemberian makanan enteral dini
  • 38. 20. NUTRISI • Disarankan pemberian makanan enteral dini dibanding mempuasakan pasien atau hanya memberikan glukosa intravena pasien syok sepsis/sepsis yang dapat diberika makan enteral • Disarankan diet hopokalori makanan enteral pada pasien sepsis/syok sepsis, jika makanan enteral hipokalori merupakan strategi awal, maka pemberian makan disesuaikan dengan toleransi pasien
  • 39. 20. NUTRISI • Disarankan pemberian asam amino omega 3 sebagai suplementasi pada pasien sepsis/syok sepsis • Disarankan untuk tidak secara rutin monitoring volume residu lambung,melainkan mengukur residu cairan lambung pasien dengan intoleransi makanan atau pasien resiko tinggi aspirasi
  • 40. 20. NUTRISI • DIsarankan penggunaan obat-obat prokinetik pada pasien dengan intoleransi makanan • Disarankan penggunaan NGT pada pasien ICU dengan sepsis/syok sepsis resiko tinggi aspirasi • Direkomendasikan tidak memberikan selenium intravena pada pasien sepsis/syok sepsis
  • 41. 20. NUTRISI • Disarankan tidak memberikan arginin untuk terapi sepsis/syok sepsis • Direkomendasikan tidak menggunakan glutamin untuk terapi sepsis/syok sepsis • Tidak ada rekomendasi untuk penggunaan carnitin untuk sepsis/syok sepsis