SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
FTF 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
FTF 2
1. a.
b.
c.
d.
2. a.
b.
c.
d.
FTF 3
1. Ya, semua stage anestesi umum dengan eter dapat terlihat pada percobaan dengan
kelinci: stage 1 pada menit ke ...., stage 2 menit ke.... dan stage 3 pada menit ke....
2. a. Dari hasil percobaan didapatkan tanda-tanda pada tiap stage:
stage 1: pernapasan tipe thorac yang cepat tapi teratur, pupil mengalami dilatasi
hingga 1,0cm, reflek mata terhadap cahay masih bisa ditemukan, gerakan
masih bisa dirasakan.
stage 2: pernapasan menjadi lebih cepat dan tidak teratur dengan amplitudo sedang,
pupil mata mengalami midriasis hingga 1,1 cm, reflek mata terhadap cahaya
berkurang dan masih terdapat gerakan yang tidak terduga, serta adanya
salivasi.
stage 3: pernapasan tipe abdominal lambat tapi teratur dengan amplitudo yang dalam,
pupil mata mengalami mieosis menjadi 0,7cm, reflek mata terhadap cahaya
menghilang, dan sudah tidak terdapat gerakan serta semua otot terelaksasi.
b. Tanda yang tidak didapatkan/sulit diamati yaitu: pada stage 1 tidak ditemukan urinasi
dan defekasi, stage 2: tidak terdapat urinasi dan muntah, stage 3: relaksasi otot perut
sulit diamati, bola mata yang kembali ke tengah dan pengamatan perbedaan
pernapasan tipe thoraco-abdominal yang sulit dibedakan.
3. a. Pada auskultasi ditemukan suara gaduh yang dalam (ronchi) dari kelinci pada saat
stage 2.
b. Ronchi pada kelinci yang ditemukan pada stage 2 saat anestesi disebabkan oleh
adanya gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas
berupa sumbatan akibat sekresi saliva yang berlebih.
4. Pada percobaan dengan eter, rasa nyeri mulai hilang pada stage 2 dimana kesadaran
mulai berkurang, selanjutnya pada stage 3 rasa nyeri benar-benar hilang dan kesadaran
hilang.
5. Relaksasi otot bergaris dimulai dari akhir stage 2 hingga mencapai stage 3 yang ditandai
dengan pernafasan abdominal yang teratur dan relaksasi muskularis.
6. Salivasi hewan coba mengalami hipersekresi pada stage 2 menyebabkan saliva menetes
keluar mulut. Salivasi terjadi karena penurunan reflek kelenjar ludah. Untuk
menghindarinya, dalam tindakan anastesi diperlukan pemberian premedikasi.
Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anestesi dengan tujuan untuk
melancarkan induksi, salah satu diantaranya mengurangi sekresi kelenjar ludah dan
bronkus.
7. Tanda-tanda yang didapatkan waktu binatang percobaan kembali sadar dari keadaan
anestesi:
 Pernapasan kembali normal: tipe thorax, frekuensinya berubah menjadi lebih
cepat dari stage terakhir (menjadi normal) dengan irama teratur
 Mata mulai kembali normal, ada reflek cahaya dan reflek kornea.
 Dapat kembali merasakan nyeri, tonus otot ada tahanan dan ada gerakan.
8. a. Pemberian anestesi pada percobaan dilakukan dengan cara anestesi inhalasi sistem
terbuka.
b. Cara pemberian anestesi umum:
 Inhalasi: anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang mudah
menguap (volaitile agent) sebagai zat anestetik melalui udara pernafasan. Zat
anestetik yang digunakan berupa campuran gas (dengan oksigen) dan konsentrasi
zat anestetik tersebut tergantung dari tekanan parsialnya. Tekanan parsial dalam
jaringan otak akan menentukan kekuatan daya anestesi, zat anestetika disebut
kuat bila dengan tekanan parsial yang rendah sudah dapat memberi anestesi yang
adekuat. Ada 3 teknik pemberian anestesi inhalasi yaitu:
1) Sistem terbuka : penetesan langsung keatas kain kasa yang menutupi
mulut atau hidung penderita, contohnya eter dan trikloretilen
2) Sistem tertutup : menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran
gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan
kembali (bertujuan memperdalam pernapasan dan mencegah berhentinya
pernapasan). Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti maka
cara ini lebih disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan
3) Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang
tenggorokan atau trachea dengan memakai alat khusus seperti pada
operasi amandel
Dalam dunia modern, anestestik inhalasi yang umum digunakan untuk praktek
klinik adalah N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran dan sevofluran. (Latief
SA, dkk, 2010)
 Intravena (Parenteral): Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi
anestesi. Keuntungan anestesi ini adalah lebih dapat diterima pasien, kurang
perasaan klautrofobik (perasaan seakan-akan wajah ditutupi topeng), tahap tidak
sadar lebih cepat dan lebih menyenangkan bagi ahli anestesi. Oleh karena itu,
agen intravena dapat digunakan sendiri untuk menimbukan anestesi (Sabiston,
1995). Contoh obat yang digunakan dalam anestesi umum intravena adalah
tiopental, ketamin dan propofol (Ganiswara, 1995).
 Per rectal:
9. Keuntungan dan kerugian penggunaan eter sebagai anestesi umum:
Keuntungan:
 Dapat dipakai pada semua jenis operasi
 Tidak perlu digunakan dengan obat lain karena sudah memenuhi trias anestesi
 Cukup aman
 Dapat digunakan dengan teknik sederhana
 Harganya relative murah dan udah diperoleh.
Kerugian:
 Bau tidak enak
 Mengiritasi jalan napas
 Hipersekresi kelenjar ludah
 menyabkan mual muntah.
 Recovery lama
 Mudah terbakar
 Mempengaruhi metabolism hati.
10. - Kloroform: Non irritable, pelemas otot yang baik, tidak mudah terbakar, tidak mudah
meledak, depresi miokard, hepatotoksik.
- Halotan
Halotan merupakan hidrokarbon terhalogenasi yang tidak berwarna, titik didih 500C,
tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak.
Keuntungan:
Mudah dikendalikan
 Aliran masuk dan keluar cepat
 Efek anestetik baik
 Tidak mengiritasi mukosa saluran napas
Kerugian
 Praktis tidak ada efek analgesik
 Relaksasi otot sedikit
 Lebar anestesia yang sempit
(Gerry Schimtz, et all, 2009)
- Siklopropan: Dapat meledak, tidak stabil, mudah terbakar sehingga menghalangi
penggunaan kauter bedah dan monitoring elektrik.
- Nitrous oksida
Nitrous Oksida merupakan gas organik yang tidak berwarna, tidak mudah terbakar dan
tidak mudah meledak.
Keuntungan:
 Mengalir masuk dan keluar dengan sangat cepat, karena kelarutannya dalam
darah sangat kecil
 Koefisien distribusi (darah/gas) rendah (0,46)
 Sangat mudah dikendalikan, efek analgesik sangat baik
 Tidak mengiritasi mukosa saluran napas
Kerugian:
 Efek anestesia lemah: diperlukan paling sedikit 80 vol% N2O dalam campuran
inhalasi pada anestesia murni N2O/O2 agar tercapai tahap toleransi. Karena ada
bahaya hipoksia selama anestesia, diperlukan minimal 25% oksigen dalam
campuran inhalasi; oleh karena itu dengan campuran murni N2O /O2 tidak
mungin tercapai kedalaman anestesia yang cukup  maka pada praktik dalam
campuran inhalasi dipakai kombinasi N2O dan O2 dalam perbandingan 2:1
ditambah misalnya Halotan 1%.
 Tidak ada relaksasi otot
(Gerry Schimtz, et all, 2009)
- Pentotal: cepat menimbulkan ngantuk, anastesi ringan dan cepat, tidak
terdapatdelirium, dapat menebabkan depresi pusat nafas, jika masuk ke pembuluh
darahdapat menimbulkan rasa panas.
Latief SA, dkk. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi Kedua. Jakarta: Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.
Ganiswara, Silistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy). Jakarta: Bagian
Farmakologi FKUI.
Gerry Schmitz, et al. 2000. Farmakologi dan Toksikologi. Jakarta: EGC.
Sabiston, DC. 1995. Buku Ajar Bedah Bagian 1. Jakarta : EGC.
FTF 4
1. a.
b.
2. a.
b.
3. a.
b.
4. a.
b.
c.
d.
1.Sebutkan obat-obat yang dapat memperpendek waktu pendarahan!
Obat-obatan yang memperpendek pendarahan adalah asam kaproat.
2.Bagaimana cara kerja asam traneksamat? Cara kerja asam traneksamat adalah dengan cara memblok
ikatan plasminogen dan plasmin terhadap fibrin, inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada tingkat
tertentu.
3.Bagaimana cara kerja karbazakrom sodium monophosphat? Cara kerja karbazakrom sodium
monophosphat adalah menghambat tromboksan di dalam trombosit dan prokstasiklin pada pembuluh
darah dengan menghambat secara irreversibel enzim siklooksigenase. Penghambat enzim
siklooksigenase terjadi akbiat obat ini mengasetilasi enzim tersebut.
4.Sebutkan obat-obat yang dapat memperpanjang waktu pendarahan! Obat yang memperlama
pendarahan adalah aspirin, dipiridamol, tiklopidin, klopidogrel, beta blocker, absiksimab, dan intregilin.
5.Bagaimana cara kerja aspirin untuk mencegah trombosis vena? Aspirin merupakan obat anti trombosit
yang sangat efektif pada penderita. Trombositemi esensial dengan komplikasi trombosis rekuren, terutama
iskemi digital atau serebrovaskular. Aspirin memperbaiki peningkatan turn over trombosit dan gejala klinik
eritromelalgia. Aspirin bekerja dengan mengasetilasi enzim protaglandin H2 endoperoxide synthase
(PGHS) & menghambat kinerja enzim COX secara permanen. COX-1 umumnya ada di semua sel
termasuk platelet. Aspirin relatif selektif menghambat COX-1 & sedikit COX-2. PGH2 dala platelet &
endotel vaskular memproduksi tromboxan A2 (bertanggung jawab dalam agregasi platelet dan
vasokonstriksi) & prostacvelin (bertanggung jawab dalam agregasi platelet dan vasokonstriksi) sehingga
dosis sangat bervariasi.
6.Bagaimana cara kerja adrenalin untuk menghentikan pendarahan? Adrenaline menyebabkan
vasokonstriksi peningkatan aktivitas faktor V sehingga terjadi pembekuan darah (agregasi trombosit) dan
luka tertutup.
7.Perbedaan waktu kelompok obat asam traneksamat dengan kelompok control? Lebih cepat karena,
asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin. Asam
traneksamat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolisis yang
berlebihan dan angiodema hereditas. Asam traneksamat bekerja dengan cara memblok ikatan
plasminogen dan plasmin terhadap fibrin; inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada tingkat
tertentu.

More Related Content

What's hot

Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanrizkyautama
 
Anti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroidAnti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroidrula25
 
Histologi Gigi
Histologi Gigi Histologi Gigi
Histologi Gigi PSPDG-UNUD
 
Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotionzipiklan
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiVina Widya Putri
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisCaninus Unlam
 
penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
 penggunaan asam salisilat dalam dermatologi   penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
penggunaan asam salisilat dalam dermatologi SK Sulistyaningrum
 
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)devita nuryco
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriFransiska Puteri
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3cameliasenada
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatIrham Maladi
 
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalBudionno Abdulloh
 

What's hot (20)

Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 
Anti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroidAnti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroid
 
Histologi Gigi
Histologi Gigi Histologi Gigi
Histologi Gigi
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotion
 
Lesi Pigmentasi
Lesi PigmentasiLesi Pigmentasi
Lesi Pigmentasi
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Makalah ulkus peptikum
Makalah ulkus peptikumMakalah ulkus peptikum
Makalah ulkus peptikum
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
 
penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
 penggunaan asam salisilat dalam dermatologi   penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
penggunaan asam salisilat dalam dermatologi
 
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
 
Fenomena antarmuka
Fenomena antarmuka Fenomena antarmuka
Fenomena antarmuka
 
Titrasi
TitrasiTitrasi
Titrasi
 
(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik
 
Sintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam OksalatSintesis Asam Oksalat
Sintesis Asam Oksalat
 
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
 

Viewers also liked

Reshaping cooperative markets
Reshaping cooperative marketsReshaping cooperative markets
Reshaping cooperative marketsExternalEvents
 
Tlc project 5: collaborative learning
Tlc project 5: collaborative learningTlc project 5: collaborative learning
Tlc project 5: collaborative learningrneedham91
 
Ewolucja funkcji HR (HR summit 2016)
Ewolucja funkcji HR (HR summit 2016) Ewolucja funkcji HR (HR summit 2016)
Ewolucja funkcji HR (HR summit 2016) Michal Piatkowski
 
Gdz geografiya test
Gdz geografiya testGdz geografiya test
Gdz geografiya testLucky Alex
 
Gdz obj referaty
Gdz obj referatyGdz obj referaty
Gdz obj referatyLucky Alex
 
Pretzelmaker Franchise Opportunity Available in Columbia, South Carolina!
Pretzelmaker Franchise Opportunity Available in Columbia, South Carolina!Pretzelmaker Franchise Opportunity Available in Columbia, South Carolina!
Pretzelmaker Franchise Opportunity Available in Columbia, South Carolina!Pretzelmaker
 
Ready To Jump (R2J) oferta programów rozwojowych
Ready To Jump (R2J) oferta programów rozwojowychReady To Jump (R2J) oferta programów rozwojowych
Ready To Jump (R2J) oferta programów rozwojowychMichal Piatkowski
 
RIWC_PARA_A171 modern prosthetics – an interdisciplinary approach fortis net ...
RIWC_PARA_A171 modern prosthetics – an interdisciplinary approach fortis net ...RIWC_PARA_A171 modern prosthetics – an interdisciplinary approach fortis net ...
RIWC_PARA_A171 modern prosthetics – an interdisciplinary approach fortis net ...Marco Muscroft
 
2.El Yatak Odası Alanlar, 2.El Sürgülü Yatak Odası
2.El Yatak Odası Alanlar, 2.El Sürgülü Yatak Odası2.El Yatak Odası Alanlar, 2.El Sürgülü Yatak Odası
2.El Yatak Odası Alanlar, 2.El Sürgülü Yatak Odasıİkinci el eşya alımı
 
2.El LED TV Alanlar, 2.El Kullanılmış Plazma Tv
2.El LED TV Alanlar, 2.El Kullanılmış Plazma Tv2.El LED TV Alanlar, 2.El Kullanılmış Plazma Tv
2.El LED TV Alanlar, 2.El Kullanılmış Plazma Tvİkinci el eşya alımı
 

Viewers also liked (17)

Reshaping cooperative markets
Reshaping cooperative marketsReshaping cooperative markets
Reshaping cooperative markets
 
Tlc project 5: collaborative learning
Tlc project 5: collaborative learningTlc project 5: collaborative learning
Tlc project 5: collaborative learning
 
Ewolucja funkcji HR (HR summit 2016)
Ewolucja funkcji HR (HR summit 2016) Ewolucja funkcji HR (HR summit 2016)
Ewolucja funkcji HR (HR summit 2016)
 
Gdz geografiya test
Gdz geografiya testGdz geografiya test
Gdz geografiya test
 
Gdz obj referaty
Gdz obj referatyGdz obj referaty
Gdz obj referaty
 
Pretzelmaker Franchise Opportunity Available in Columbia, South Carolina!
Pretzelmaker Franchise Opportunity Available in Columbia, South Carolina!Pretzelmaker Franchise Opportunity Available in Columbia, South Carolina!
Pretzelmaker Franchise Opportunity Available in Columbia, South Carolina!
 
REALIDAD
REALIDADREALIDAD
REALIDAD
 
Ready To Jump (R2J) oferta programów rozwojowych
Ready To Jump (R2J) oferta programów rozwojowychReady To Jump (R2J) oferta programów rozwojowych
Ready To Jump (R2J) oferta programów rozwojowych
 
E protection presentación-pf
E protection presentación-pfE protection presentación-pf
E protection presentación-pf
 
Pdi
PdiPdi
Pdi
 
Gain dan Amplifier
Gain dan AmplifierGain dan Amplifier
Gain dan Amplifier
 
RIWC_PARA_A171 modern prosthetics – an interdisciplinary approach fortis net ...
RIWC_PARA_A171 modern prosthetics – an interdisciplinary approach fortis net ...RIWC_PARA_A171 modern prosthetics – an interdisciplinary approach fortis net ...
RIWC_PARA_A171 modern prosthetics – an interdisciplinary approach fortis net ...
 
researchanalysis1
researchanalysis1researchanalysis1
researchanalysis1
 
2.El Yatak Odası Alanlar, 2.El Sürgülü Yatak Odası
2.El Yatak Odası Alanlar, 2.El Sürgülü Yatak Odası2.El Yatak Odası Alanlar, 2.El Sürgülü Yatak Odası
2.El Yatak Odası Alanlar, 2.El Sürgülü Yatak Odası
 
2.El LED TV Alanlar, 2.El Kullanılmış Plazma Tv
2.El LED TV Alanlar, 2.El Kullanılmış Plazma Tv2.El LED TV Alanlar, 2.El Kullanılmış Plazma Tv
2.El LED TV Alanlar, 2.El Kullanılmış Plazma Tv
 
referensi apotek hidup Daftar tanaman herbal apotek hidup
referensi apotek hidup Daftar tanaman herbal apotek hidupreferensi apotek hidup Daftar tanaman herbal apotek hidup
referensi apotek hidup Daftar tanaman herbal apotek hidup
 
Competenciasclave
CompetenciasclaveCompetenciasclave
Competenciasclave
 

Similar to Ftf 1 (autosaved) (20)

TERAPI OBAT ANASTESI.pptx
TERAPI OBAT ANASTESI.pptxTERAPI OBAT ANASTESI.pptx
TERAPI OBAT ANASTESI.pptx
 
Obat Emergensi dan Anestesi.pptx
Obat Emergensi dan Anestesi.pptxObat Emergensi dan Anestesi.pptx
Obat Emergensi dan Anestesi.pptx
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
 
62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laparotomi
LaparotomiLaparotomi
Laparotomi
 
Laporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokalLaporan anestesi lokal
Laporan anestesi lokal
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 
general anestesi.ppt
general anestesi.pptgeneral anestesi.ppt
general anestesi.ppt
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Case ga
Case gaCase ga
Case ga
 
persiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptx
persiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptxpersiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptx
persiapan obat dan alat anestesi umum, lokal.pptx
 
PPT_ANASTESI.ppt
PPT_ANASTESI.pptPPT_ANASTESI.ppt
PPT_ANASTESI.ppt
 
Acara 3
Acara 3Acara 3
Acara 3
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Anestesi inhalasi
Anestesi inhalasiAnestesi inhalasi
Anestesi inhalasi
 
vdocuments.site_anestesi-umumppt.ppt
vdocuments.site_anestesi-umumppt.pptvdocuments.site_anestesi-umumppt.ppt
vdocuments.site_anestesi-umumppt.ppt
 
Anestesi SLIDE - 1.pptx
Anestesi SLIDE - 1.pptxAnestesi SLIDE - 1.pptx
Anestesi SLIDE - 1.pptx
 
Presentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokalPresentasi farmakologi anestesi lokal
Presentasi farmakologi anestesi lokal
 

Recently uploaded

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (20)

Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

Ftf 1 (autosaved)

  • 1. FTF 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. FTF 2 1. a. b. c. d. 2. a. b. c. d. FTF 3 1. Ya, semua stage anestesi umum dengan eter dapat terlihat pada percobaan dengan kelinci: stage 1 pada menit ke ...., stage 2 menit ke.... dan stage 3 pada menit ke.... 2. a. Dari hasil percobaan didapatkan tanda-tanda pada tiap stage: stage 1: pernapasan tipe thorac yang cepat tapi teratur, pupil mengalami dilatasi hingga 1,0cm, reflek mata terhadap cahay masih bisa ditemukan, gerakan masih bisa dirasakan. stage 2: pernapasan menjadi lebih cepat dan tidak teratur dengan amplitudo sedang, pupil mata mengalami midriasis hingga 1,1 cm, reflek mata terhadap cahaya berkurang dan masih terdapat gerakan yang tidak terduga, serta adanya salivasi. stage 3: pernapasan tipe abdominal lambat tapi teratur dengan amplitudo yang dalam, pupil mata mengalami mieosis menjadi 0,7cm, reflek mata terhadap cahaya menghilang, dan sudah tidak terdapat gerakan serta semua otot terelaksasi. b. Tanda yang tidak didapatkan/sulit diamati yaitu: pada stage 1 tidak ditemukan urinasi dan defekasi, stage 2: tidak terdapat urinasi dan muntah, stage 3: relaksasi otot perut sulit diamati, bola mata yang kembali ke tengah dan pengamatan perbedaan pernapasan tipe thoraco-abdominal yang sulit dibedakan. 3. a. Pada auskultasi ditemukan suara gaduh yang dalam (ronchi) dari kelinci pada saat stage 2.
  • 2. b. Ronchi pada kelinci yang ditemukan pada stage 2 saat anestesi disebabkan oleh adanya gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas berupa sumbatan akibat sekresi saliva yang berlebih. 4. Pada percobaan dengan eter, rasa nyeri mulai hilang pada stage 2 dimana kesadaran mulai berkurang, selanjutnya pada stage 3 rasa nyeri benar-benar hilang dan kesadaran hilang. 5. Relaksasi otot bergaris dimulai dari akhir stage 2 hingga mencapai stage 3 yang ditandai dengan pernafasan abdominal yang teratur dan relaksasi muskularis. 6. Salivasi hewan coba mengalami hipersekresi pada stage 2 menyebabkan saliva menetes keluar mulut. Salivasi terjadi karena penurunan reflek kelenjar ludah. Untuk menghindarinya, dalam tindakan anastesi diperlukan pemberian premedikasi. Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anestesi dengan tujuan untuk melancarkan induksi, salah satu diantaranya mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus. 7. Tanda-tanda yang didapatkan waktu binatang percobaan kembali sadar dari keadaan anestesi:  Pernapasan kembali normal: tipe thorax, frekuensinya berubah menjadi lebih cepat dari stage terakhir (menjadi normal) dengan irama teratur  Mata mulai kembali normal, ada reflek cahaya dan reflek kornea.  Dapat kembali merasakan nyeri, tonus otot ada tahanan dan ada gerakan. 8. a. Pemberian anestesi pada percobaan dilakukan dengan cara anestesi inhalasi sistem terbuka. b. Cara pemberian anestesi umum:  Inhalasi: anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang mudah menguap (volaitile agent) sebagai zat anestetik melalui udara pernafasan. Zat anestetik yang digunakan berupa campuran gas (dengan oksigen) dan konsentrasi zat anestetik tersebut tergantung dari tekanan parsialnya. Tekanan parsial dalam jaringan otak akan menentukan kekuatan daya anestesi, zat anestetika disebut kuat bila dengan tekanan parsial yang rendah sudah dapat memberi anestesi yang adekuat. Ada 3 teknik pemberian anestesi inhalasi yaitu: 1) Sistem terbuka : penetesan langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut atau hidung penderita, contohnya eter dan trikloretilen 2) Sistem tertutup : menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernapasan dan mencegah berhentinya pernapasan). Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti maka cara ini lebih disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan 3) Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trachea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandel Dalam dunia modern, anestestik inhalasi yang umum digunakan untuk praktek klinik adalah N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran dan sevofluran. (Latief SA, dkk, 2010)
  • 3.  Intravena (Parenteral): Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi. Keuntungan anestesi ini adalah lebih dapat diterima pasien, kurang perasaan klautrofobik (perasaan seakan-akan wajah ditutupi topeng), tahap tidak sadar lebih cepat dan lebih menyenangkan bagi ahli anestesi. Oleh karena itu, agen intravena dapat digunakan sendiri untuk menimbukan anestesi (Sabiston, 1995). Contoh obat yang digunakan dalam anestesi umum intravena adalah tiopental, ketamin dan propofol (Ganiswara, 1995).  Per rectal: 9. Keuntungan dan kerugian penggunaan eter sebagai anestesi umum: Keuntungan:  Dapat dipakai pada semua jenis operasi  Tidak perlu digunakan dengan obat lain karena sudah memenuhi trias anestesi  Cukup aman  Dapat digunakan dengan teknik sederhana  Harganya relative murah dan udah diperoleh. Kerugian:  Bau tidak enak  Mengiritasi jalan napas  Hipersekresi kelenjar ludah  menyabkan mual muntah.  Recovery lama  Mudah terbakar  Mempengaruhi metabolism hati. 10. - Kloroform: Non irritable, pelemas otot yang baik, tidak mudah terbakar, tidak mudah meledak, depresi miokard, hepatotoksik. - Halotan Halotan merupakan hidrokarbon terhalogenasi yang tidak berwarna, titik didih 500C, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Keuntungan: Mudah dikendalikan  Aliran masuk dan keluar cepat  Efek anestetik baik  Tidak mengiritasi mukosa saluran napas Kerugian  Praktis tidak ada efek analgesik  Relaksasi otot sedikit  Lebar anestesia yang sempit (Gerry Schimtz, et all, 2009) - Siklopropan: Dapat meledak, tidak stabil, mudah terbakar sehingga menghalangi penggunaan kauter bedah dan monitoring elektrik. - Nitrous oksida Nitrous Oksida merupakan gas organik yang tidak berwarna, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak.
  • 4. Keuntungan:  Mengalir masuk dan keluar dengan sangat cepat, karena kelarutannya dalam darah sangat kecil  Koefisien distribusi (darah/gas) rendah (0,46)  Sangat mudah dikendalikan, efek analgesik sangat baik  Tidak mengiritasi mukosa saluran napas Kerugian:  Efek anestesia lemah: diperlukan paling sedikit 80 vol% N2O dalam campuran inhalasi pada anestesia murni N2O/O2 agar tercapai tahap toleransi. Karena ada bahaya hipoksia selama anestesia, diperlukan minimal 25% oksigen dalam campuran inhalasi; oleh karena itu dengan campuran murni N2O /O2 tidak mungin tercapai kedalaman anestesia yang cukup  maka pada praktik dalam campuran inhalasi dipakai kombinasi N2O dan O2 dalam perbandingan 2:1 ditambah misalnya Halotan 1%.  Tidak ada relaksasi otot (Gerry Schimtz, et all, 2009) - Pentotal: cepat menimbulkan ngantuk, anastesi ringan dan cepat, tidak terdapatdelirium, dapat menebabkan depresi pusat nafas, jika masuk ke pembuluh darahdapat menimbulkan rasa panas. Latief SA, dkk. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi Kedua. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. Ganiswara, Silistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy). Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI. Gerry Schmitz, et al. 2000. Farmakologi dan Toksikologi. Jakarta: EGC. Sabiston, DC. 1995. Buku Ajar Bedah Bagian 1. Jakarta : EGC. FTF 4 1. a. b. 2. a. b. 3. a. b. 4. a. b. c. d. 1.Sebutkan obat-obat yang dapat memperpendek waktu pendarahan! Obat-obatan yang memperpendek pendarahan adalah asam kaproat.
  • 5. 2.Bagaimana cara kerja asam traneksamat? Cara kerja asam traneksamat adalah dengan cara memblok ikatan plasminogen dan plasmin terhadap fibrin, inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada tingkat tertentu. 3.Bagaimana cara kerja karbazakrom sodium monophosphat? Cara kerja karbazakrom sodium monophosphat adalah menghambat tromboksan di dalam trombosit dan prokstasiklin pada pembuluh darah dengan menghambat secara irreversibel enzim siklooksigenase. Penghambat enzim siklooksigenase terjadi akbiat obat ini mengasetilasi enzim tersebut. 4.Sebutkan obat-obat yang dapat memperpanjang waktu pendarahan! Obat yang memperlama pendarahan adalah aspirin, dipiridamol, tiklopidin, klopidogrel, beta blocker, absiksimab, dan intregilin. 5.Bagaimana cara kerja aspirin untuk mencegah trombosis vena? Aspirin merupakan obat anti trombosit yang sangat efektif pada penderita. Trombositemi esensial dengan komplikasi trombosis rekuren, terutama iskemi digital atau serebrovaskular. Aspirin memperbaiki peningkatan turn over trombosit dan gejala klinik eritromelalgia. Aspirin bekerja dengan mengasetilasi enzim protaglandin H2 endoperoxide synthase (PGHS) & menghambat kinerja enzim COX secara permanen. COX-1 umumnya ada di semua sel termasuk platelet. Aspirin relatif selektif menghambat COX-1 & sedikit COX-2. PGH2 dala platelet & endotel vaskular memproduksi tromboxan A2 (bertanggung jawab dalam agregasi platelet dan vasokonstriksi) & prostacvelin (bertanggung jawab dalam agregasi platelet dan vasokonstriksi) sehingga dosis sangat bervariasi. 6.Bagaimana cara kerja adrenalin untuk menghentikan pendarahan? Adrenaline menyebabkan vasokonstriksi peningkatan aktivitas faktor V sehingga terjadi pembekuan darah (agregasi trombosit) dan luka tertutup. 7.Perbedaan waktu kelompok obat asam traneksamat dengan kelompok control? Lebih cepat karena, asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin. Asam traneksamat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolisis yang berlebihan dan angiodema hereditas. Asam traneksamat bekerja dengan cara memblok ikatan plasminogen dan plasmin terhadap fibrin; inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada tingkat tertentu.