1. Business Ethics & Good Governance
Enviromental Ethics
Disusun Oleh:
Fatinah Ghiyats 55118110042
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2019
2. A. Pengertian Etika Lingkungan
Etika lingkungan merupaan kebijaksanaan moral manusia dalam bersisoalisai
dengan lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan
lingkungan tetap terjaga. Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan
Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat
atau kebiasaan.
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika
berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada
tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika
Keutamaan. Etika Deontologi merupakan suatu tindakan di nilai baik atau buruk
berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban.Etika Teologi
adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu
tindakan.Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter
moral pada diri setiap orang.
Lingkungan mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia
dan makhluk hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Jadi, etika
lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang melibatkan
lingkungan dipertimbangkan secara cermat dan bijaksana sehingga keseimbangan
lingkungan tetap terjaga.
1. Jenis-jenis Etika Lingkungan
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan
dan menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika
lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika
pelestarian adalah etika yang mengutamakan pada mengusahakan pelestarian alam
untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk
mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
3. 1) Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang mengutamakan
lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris.
Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme
serta ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli
lingkungan. Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :
• Manusia terpisah dari alam.
• Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung
jawab manusia.
• Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
• Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
• Norma utama adalah untung rugi.
• Mengutamakan rencana jangka pendek.
• Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk
khususnya dinegara miskin.
• Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
2) Etika Ekologi Dalam
Etika ekologi dalam merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang melihat
pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling
menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika
Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan
dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk
hidup dan hak untuk berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus
melampaui spesies manusia dengan memasukkan komunitas yang lebih luas.
Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan
binatang dan tumbuhan serta alam.
4. Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :
• Manusia adalah bagian dari alam.
• Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia,
tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
• Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan
sewenang-wenang.
• Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
• Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
• Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
• Menghargai dan memelihara tata alam.
• Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
• Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu
sistem mengambil sambil memelihara
2. Teori Etika Lingkungan
• Antroposentrisme
Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan
ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Nilai tertinggi adalah manusia dan
kepentingannya, yaitu : nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia dan etika
hanya berlaku bagi manusia. Teori ini dianggap sebagai salah satu penyebab, bahkan
penyebab utama, dari krisis lingkungan yang terjadi. Teori ini menyebabkan manusia
mengeksploitasi dan menguras alam semesta demi memenuhi kepentingan dan
kebutuhan hidupnya dan tidak peduli terhadap alam.
• Biosentrisme
Teori lingkungan ini memandang setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai
nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Tidak hanya manusia yang mempunyai nilai,
alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia.
Manusia maupun tidakmanusia sama-sama memiliki nilai moral, dan kehidupan makhluk
5. hidup apapun pantas dipertimbangkan secara serius dalam setiap keputusan dan
tindakan moral, bahkan lepas dari perhitungan untung-rugi bagi kepentingan manusia.
• Ekosentrisme
Teori ini secara ekologis memandang makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup
(abiotik) lainnya saling terkait satu sama lainnya. Etika diperluas untuk mencakup
komunitas ekologis seluruhnya, baik yang hidup maupun tidak. Kewajiban dan tanggung
jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup.Deep Ecology(DE)menuntut
suatu etika baru yang tidak berpusat pada manusia, tetapi berpusat pada makhluk hidup
seluruhnya dalam kaitannya dengan upaya mengatasi persoalan lingkungan hidup.
• Zoosentrisme
Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak
binatang, karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang. Para penganut
etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar moral.
Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang dan
menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh
belas kasih.
• Hak Asasi Alam
Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun makhluk hidup
membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang.Makhluk hidup
seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak, meskipun mereka tidak dapat
bertindak yang berlandaskan kewajiban. Mereka ada dan tercipta untuk kelestarian
alam ini. Maka mereka juga mempunyai hak untuk hidup.
3. Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan
• Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)
Secara khusus sebagai pelaku moral, manusia mem-punyai kewajiban moral untuk
menghormati kehidupan, baik pada manusia maupun makhluk lain dalam komunitas
ekologis seluruhnya.
6. • Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)
Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk
kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari
alam semesta bertanggungjawab pula untuk menjaganya.
• Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Dalam diri manusia timbul perasaan solider, senasib sepenanggungan dengan alam
dan sesama makhluk hidup lain. Prinsip ini berfungsi sebagai pengendali moral untuk
mengharmonisasikan manusia dengan ekosistemnya dan untuk mengontrol perilaku
manusia dalam batas-bats keseimbangan kosmis.
• Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)
Prinsip ini tidak didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi, tetapi semata-
mata demi kepentingan alam. Dengan semakin peduli terhadap alam, maka manusia
menjadi semakin matang dengan identitas yang kuat.
• Prinsip ”No Harm”
Terdapat kewajiban, sikap solider dan kepedulian, paling tidak dengan
tidak melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup
lain di alam semesta ini (no harm).
• Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik,
bukan menekankan pada sikap rakus dan tamak. Ada batas untuk hidup secara layak
sebagai manusia, yang selaras dengan alam.
• Prinsip Keadilan
Prinsip ini menekankan bahwa terdapat akses yang sama bagi semua kelompok dan
anggota masyarakat untuk ikut dalam menentukan kebijakan pengelplaan dan
pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.
7. • Prinsip Demokrasi
Prinsip ini terkait erat dengan hakikat alam, yaitu keanekaragaman dan pluralitas.
Demokrasi memberi tempat seluas-luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman dan
pluraritas.
• Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini terutama untuk pejabat publik, agar mempunyai sikap dan perilaku moral
yang terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang mengamankan
kepentingan publik, untuk menjamin kepentingan di bidang lingkungan.
B. Filosofi Lingkungan
Filsafat tradisional dibagi antara konsekuensial (atau teleologis) teori seperti
utilitarianisme dan non-konsekuensial (atau deontologis) teori seperti berbasis hak
filosofi. Dengan demikian, kita dapat membagi filosofi lingkungan antara antroposentris
(berpusat pada manusia) dan ecocentric (bumi berpusat) sudut pandang, yang
umumnya dipandang sebagai dapat dibandingkan. Pandangan ini diberi label dan
digambarkan sebagai berikut :
- Kapitalis murni merupakan pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan di
mana satu-satunya tanggung jawab korporasi adalah untuk membuat uang untuk
pemegang saham.
- Expedients adalah orang-orang dengan pandangan jangka panjang yang menyadari
bahwa kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan
tanggung jawab sosial tertentu.
- Pendukung kontrak sosial merupakan sikap yang perusahaan dan organisasi lain
yang ada di akan masyarakat dan karena itu bertanggung jawab untuk menghormati
dan menanggapi masyarakat .
- Ekologi sosial merupakan makhluk hidup yang peduli terhadap lingkungan sosial dan
merasa bahwa karena organisasi besar telah berpengaruh dalam menciptakan sosial
8. dan lingkungan masalah yang mereka juga harus berpengaruh dalam membantu
memberantas masalah ini.
- Sosialis adalah mereka yang menyadari bahwa harus ada penyesuaian yang signifikan
dalam kepemilikan dan penataan masyarakat
- Feminis radikal merupakan mereka yang merasa bahwa ada sesuatu yang pada
dasarnya salah dengan konstruksi maskulin agresif yang memandu sistem sosial kita
dan bahwa ada kebutuhan untuk nilai-nilai yang lebih feminin seperti cinta, kasih sayang
dan kerja sama.
- Ekologi yang mendalam merupakan manusia memiliki hak yang lebih besar untuk
eksistensi daripada bentuk lain dari kehidupan.
C. Pemangku Kepentingan
Perusahaan dapat mempertahankan keberadaannya selama ini karena kemampuan
yang domiliki untuk menciptakan nilai (value) dan berbagai hasil usaha perusahaan
yang dapat diterima oleh berbagai kelompok pemangku kepentingan.
Feeman (1984: 46) mendefinisikan pemangku kepentingan sebagai “setiap kelompok
atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pancapaian tujuan
perusahaan”.
Jones serta Robbins dan Coulter masing-masing mendefinisikan para pemangku
kepentingan (stakeholders) sebagai kumpulan individu maupun lembaga yang memiliki
kepemilikan, tuntutan, kepentingan terhadap organisasi perusahaan (Jones: 1995) dan
dipengaruhi oleh keputusan dan berbagai tindakan yang dilakukan organisasi
perusahaan (Robbins dan Coulter: 2003).
9. Stakeholders
Kontribusi ke
Perusahaan
Imbalan dari Perusahaan
Inside
Stakeholders
Shareholders
Managers
Workforce
Uang dan modal
Kemampuan dan
keahlian
Kemampuan dan
keahlian
Dividen dan peningkatan harga
saham
Gaji, bonus, status, dan
kekuasaan
Upah, bonus, promosi dan
pekerjaan yang stabil
Outside
Stakeholders
Customers
Suppliers
Government
Unions
Community
Pembelian barang dan
jasa
Input berkualitas tinggi
Peraturan untuk
menjalankan bisnis
secara benar
Perundingan yang
sehat, Infrastruktur
sosial dan ekonomi
Kualitas dan harga barang dan
jasa
Pembelian input dengan harga
wajar
Persaingan bisnis yang sehat
Kompensasi yang adil
Penghasilan, pajak, dan
kesempatan kerja
10. Peran Pemangku Kepentingan Korporasi dihadapkan pada persaingan yang
kompetitif, keterbatasan sumberdaya, dan perolehan laba untuk meningkatkan
kemakmuran pemegang saham.Oleh sebab itu korporasi melakukan berbagai upaya
yang tidak jarang memiliki dampak negatif kepada pihak lain, termasuk lingkungan.
Tidak sedikit aktivitas korporasi menimbulkan kerusakan terhadap alam dan merugikan
perusahaannya sendiri .
Kerusakan alam tersebut pada akhirnya akan berpengaruh buruk terhadap
lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya, termasuk manusia. Tindakan korporasi
seperti ini pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup alam, manusia, dan
perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu diperlukan prinsip dan upaya yang mendorong
peran korporasi dalam mencegah hal tersebut. Korporasi justru harus berperan aktif
dalam melestarikan lingkungan.
Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip
saling membutuhkan dan saling membesarkan. Proses yan dimulai dengan mengenal
calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai
membangun strategi, melaksanakan dan terus menerus memonitor dan mengevaluasi
sampai target sasaran tercapai. Sehingga yang menjadi titik tolak kemitraan adalah
memiliki dasar ETIKA BISNIS yang dipahami bersama.
7 Hal Yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Menjalin Kemitraan
• Memahami arti kata The Power of Two
Sebuah bisnis jika ingin besar maka tidak bisa dijalankan sendiri. Anda
membutuhkan mitra. Maka, dalam setiap profil perusahaan besar akan ada
founder dan co. founder.
11. • Mitra Memiliki Pengalaman Bekerja Sama
Mitra adalah orang yang akan bekerjasama dengan Anda. Oleh sebab itu,
sudah sepatutnya untuk melihat pengalaman mitra dalam bekerja sama
• Memahami istilah ‘One Build, One Sell’
Idealnya, Anda akan mencari partner bisnis yang memiliki kemampuan
dalam bidang dimana Anda tidak menguasai bidang tersebut. Maka, bisa
dikatakan mitra seharusnya menjadi faktor penguat kelebihan Anda serta
menjadi penutup kekurangan Anda.
• Mitra dengan motivasi yang Sama
Setiap mitra memiliki karakter tertentu termasuk dalam membangun
motivasi bisnisnya. Jika Anda ingin menjalankan bisnis ke arah A sedang
mitra ingin perusahaan berjalan ke arah B, maka yang terjadi adalah bisnis
yang berantakan.
• Tahu Kapan Harus Berpisah
Terkadang ada waktu dimana Anda dan mitra harus berpisah karena
beberapa hal. Maka, sebelum menjalin kemitraan buatlah perjanjian tertulis
ketika akan bergabung sampai pembagian jika kemudian berpisah. Jika tidak,
maka saat berpisah akan menjadi moment yang sulit dikendalikan.
• Memilih mitra bukan karena tidak mampu menggaji
Biasanya, jika Anda memiliki ide kemudian Anda melihat seseorang
memiliki skill, maka dengan mudah Anda akan merekrutnya menjadi mitra
bukan staff atau karyawan dengan keyakinan bahwa Anda tidak mampu
menggajinya.
12. • Memilih mitra karena faktor pertemanan
Ini salah. Boleh saja seorang teman memiliki kemampuan yang sedang
Anda butuhkan. Namun, jangan beranggapan teman yang dijadikan mitra jika
kemudian kemitraan berakhir apalagi berakhir dengan kondisi yang tidak
baik, bukan berarti kemudian pertemanan akan terus berlanjut.
Implementasi PT. Pertamina (Persero)
Sebagai perusahaan yang bertugas mengelola sumber daya alam dengan
karakter risiko tinggi, Perusahaan berkomitmen untuk menjalankan kegiatan operasi
secara bertanggung jawab. Perusahaan memandang penting keselarasan kegiatan
operasi perusahaan dengan kepentingan kedua faktor eksternal dan internal.
Visi CSR PT Pertamina EP adalah melaksanakan pengusahaan sektor hulu
minyak dan gas dengan berwawasan lingkungan sehat dan mengutamakan
keselamatan serta keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi pemangku
kepentingan.
Misi CSR PT Pertamina EP adalah melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan untuk pengembangan masyarakat disekitar operasi perusahaan serta
menciptakan hubungan yang harmonis dan iklim usaha kondusif dalam mendukung
kegiatan perusahaan.
Tujuan CSR adalah memberikan kontribusi dalam mengatasi masalah sosial
yang dapat menghambat kegiatan operasi serta meningkatkan citra dan reputasi
perusahaan.
Landasan Hukum
Landasan hukum tentang kegiatan perusahaan yang terkait dengan tanggung
jawab sosial dan lingkungan diatur melalui :
UU No. 25 Tahun 2007
13. UU No. 40 Tahun 2007
UU No. 22 /2001
PP No. 35/2004
UU No. 32/2009
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2010
Pengembangan Masyarakat Merupakan salah satu wujud tanggung jawab
perusahaan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dari berbagai aspek. Sebagai
wujud implementasinya, Perusahaan secara sadar berinisiatif untuk mengajak
masyarakat aktif bersama menemukan solusi guna meningkatkan kondisi ekonomi,
sosial, lingkungan, dan budaya. Di kalangan Kontraktor Kontrak Kerja Sama, Program
Pengembangan Masyarakat merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kontraktor
KKS sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan implementasi dari komitmen
perencanaan pengelolaan lingkungan hidup. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan
bidang lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur (fasilitas
sosial/fasilitas umum).
Pengembangan Potensi Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang
cukup banyak. Namun demikian, pada kenyataannya kuantitas tersebut tidak didukung
dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri. Oleh karenanya banyak
sumber daya manusia yang tidak mendapatkan pekerjaan yang baik. Melihat kondisi ini,
Perusahaan memetakan kebutuhan peningkatan kualitas SDM potensial di sekitar
daerah operasi menjadi sebuah kebutuhan yang dapat dikembangkan. Hal ini pada
akhirnya akan membukakan peluang kerja dan meningkatkan kemandirian ekonomi
masyarakat.
Kebutuhan masyarakat mendapat respon proaktif dari perusahaan berupa
penyelenggaraan pelatihan yang dilaksanakan bersama dengan pemangku kepentingan
yang memiliki kompetensi seperti lembaga pendidikan. Dengan program ini diharapkan
dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan memberikan dampak langsung serta tepat
sasaran.
14. Keterlibatan Pemangku Kepentingan Pertamina EP menyadari bahwa pemangku
kepentingan memegang peran penting dalam mendukung keberlanjutan perusahaan.
Untuk mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan, perusahaan mengacu
pada prinsip tata kelola yang telah ditetapkan.
Pengelolaan hubungan dengan pemangku kepentingan diarahkan pada
kepentingan bisnis perusahaan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan lingkungan serta memperhatikan
skala prioritas dan saling menghargai sehingga tercapai keseimbangan dan
keharmonisan antara:
Dimensi bisnis yang berorientasi pada penciptaan nilai (value creation) dan kepuasan
pelanggan
• Dimensi sosial yang menyangkut aspek etika usaha dan tanggung jawab sosial
perusahaan, kondisi kesehatan dan keselamatan serta kesejahteraan pekerja
dan aspek sosial kemasyarakatan
• Dimensi lingkungan yang mengarahkan perusahaan untuk memperhatikan aspek
kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup di sekitar unit operasi/lapangan
usaha
Pengelolaan pemangku kepentingan didasarkan prinsip-prinsip GCG, yaitu
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kemandirian, dan kewajaran.
Perusahaan menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak pemangku
kepentingan, antara lain melalui pemberian informasi yang relevan dan penting secara
transparan, akurat dan tepat waktu dan melalui mekanisme komunikasi yang sehat dan
beretika. Untuk kepentingan komunikasi dengan pemangku kepentingan, perusahaan
memiliki perangkat penghubung yakni fungsi Legal & Relations yang menjalai peran
Sekretaris Perseroan atau fungsi Humas untuk unit operasi atau pejabat lain yang
ditunjuk berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Dalam pencapaian tujuan bersama demi menjaga keselarasan antara perusahaan
dengan pemangku kepentingan, Pertamina EP menciptakan kondisi yang
15. memungkinkan pemangku kepentingan berpartisipasi dalam mentaati peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pengelolaan Lingkungan Hidup
PT Pertamina EP bertugas mengelola sumber daya alam yang memiliki risiko
berdampak negatif terhadap aspek lingkungan hidup. Untuk itu, Perusahaan
menempatkan komitmen terhadap lingkungan hidup maupun lingkungan sosial sebagai
hal yang utama dan tidak terpisahkan dari kegiatan operasi perusahaan.
Untuk mewujudkannya, perusahaan melengkapi kegiatan operasi dengan
dokumen pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan ketentuan seperti Dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) maupun Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup - Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Tujuan adalah untuk memperkirakan
dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan operasi, mengevaluasi, serta mencari
solusi yang tepat untuk menanggulangi. Dengan demikian, pelaksana kegiatan memiliki
panduan mengelola dampak lingkungan.
Pengurangan Emisi Karbon
Perusahaan menyadari emisi karbon menjadi salah satu eksternalitas yang sulit
dihindari. Eksternalitas tersebut dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, dari sisi sumber
daya alam minyak dan gas bumi yang berpotensi menimbulkan emisi karbon. Serta dari
sisi kegiatan operasi itu sendiri yakni pemakaian bahan bakar untuk transportasi,
instrumen operasi, pembangkit listrik dan lain-lain.Oleh karena itu, Perusahaan
menjadikan hal ini sebagai salah satu fokus utama yang harus dicarikan solusi yang
berkelanjutan dan secara bertanggung jawab.
PT Pertamina EP melaksanakan program pengurangan emisi karbon dalam beberapa
kegiatan sebagai berikut:
• Revegetasi Perusahaan melakukan upaya mengurangi emisi karbon yang
merupakan salah satu eksternalitas kegiatan operasi dan kebijakan perusahaan.
16. Program penanaman pohon tersebut sejalan dengan program 1 miliar pohon
yang dicanangkan oleh pemerintah dan program 100 juta pohon yang
dicanangkan oleh induk perusahaan. Sementara itu, lapangan – lapangan yang
berada di Region Sumatera juga turut melaksanakan program penanaman pohon
untuk negeri tersebut. Selanjutnya pada tahun 2012 Perusahaan akan
mencanangkan penanaman 1000 pohon untuk setiap sumur pemboran.
• Kampanye Hemat Energi Sebagai program mendorong budaya hemat lisrik, air,
kertas melalui pemasangan stiker pada objek-objek terkait di lingkungan
perkantoran, workshop, dan warehouse di seluruh lapangan Perusahaan.
• Pemakaian Refrigerant Non-CFC Refrigerant hidrokarbon Musicool merupakan
salah satu produk unggulan Pertamina yang mengedepankan aspek ramah
lingkungan dan tidak mengandung CFC. Dengan menggunakan Musicool berarti
perusahaan turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Perusahaan secara aktif melakukan penggantian refrigerant Musicool di seluruh
lapangan.
• Pengurangan Gas Suar Perusahaan terus berupaya memperbaiki proses
produksi untuk mewujudkan pengurangan gas suar sampai tidak ada gas yang
dibakar. Lapangan Subang merupakan salah satu lapangan yang telah berhasil
mengurangi gas suar. Saat ini tidak ada gas yang dibakar di lapangan tersebut.
Selain Subang, Lapangan Jambi juga telah berhasil menekan jumlah gas yang
dibakar di PPP Penggunaan Lampu Tenaga Surya Penghematan bahan bakar
yang dihasilkan dengan menggunakan panel surya sebagai sumber energi
adalah sebesar 7.928 liter/tahun, dan mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 20
ton CO2/tahun di Stasiun Pengumpul Tanjungsari.
• Pipanisasi Proses pengiriman minyak dari satu lokasi ke lokasi lainnya melalui
jaringan pipa dapat membantu mengurangi pemakaian truk tangki. Dengan
demikian, pemanfaatan pipa dalam proses tersebut memberikan kontribusi
pengurangan bahan bakar sebanyak 148.856 liter per tahun. Hal ini sudah
diimplementasikan dengan pemasangan pipa sepanjang 130 km di lapangan
Subang.
17. • Pemanfaatan CO2 Dalam pelaksanaan kegiatan operasi di lapangan Subang,
Perusahaan menghadapi tantangan berupa tingginya kadar CO2 yang
terkandung di dalam gas yang diproduksikan dari lapagan tersebut. Untuk
mengatasinya, Perusahaan bekerjasama dengan PT Samator dan PT Aneka Gas
Industri dengan mengirimkan CO2 sebesar 8 MMSCFD untuk dimanfaatkan oleh
kedua perusahaan tersebut.
• Optimalisasi Operasi Pembangkit Listrik Terkait dengan upaya penurunan emisi
gas karbon, Perusahaan juga melakukan optimalisasi operasi pada pembangkit
listrik berbahan bakar gas dan solar. Dampak dari kegiatan ini adalah
pengurangan beban emisi CO2 serta pengurangan gas yang dibakar seperti di
Lapangan Jambi dan Rantau.
• Injeksi Air Terproduksi Proses produksi pada lapangan yang sudah memasuki
fase lapangan tua tentunya menghadapi tantangan tingginya angka air
terproduksi. Untuk mengatasi persoalan ini, Perusahaan memanfaatkan air
terproduksi untuk menjaga tekanan di bawah permukaan. Dengan demikian, air
terproduksi yang berpotensi menghasilkan uap karbon dapat dikelola dengan
baik. Contoh penerapan pola pengelolaan ini dilakukan di lapangan Rantau dan
berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 34.99 ton setara CO2 per tahun.
Komitmen kepada Pemangku Kepentingan
Dalam rangka mengusung implementasi Etika Kerja dan Bisnis yang baik,
Perusahaan memegang teguh komitmen terhadap pemangku kepentingan. Komitmen
tersebut diuraikan melalui penjelasan di bawah ini.
• Pemegang Saham Memberikan nilai tambah bagi pemegang saham melalui
peningkatan laba yang berkelanjutan dan dividen yang besar bagi pemegang
saham.
• Pelanggan Mengutamakan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui
peningkatan mutu produk sesuai harapan pelanggan secara berkesinambungan.
• Pekerja Memberikan kesempatan pengembangan karir dan kompetensi tanpa
adanya diskriminasi sesuai dengan talenta dan kinerjanya. Meningkatkan
18. kesejahteraan pekerja dan menciptakan hubungan kerja yang dinamis, harmonis
dan seimbang.
• Mitra Kerja dan Mitra Usaha Meningkatkan iklim saling percaya, menghargai dan
memupuk kebersamaan dengan mitra sesuai dengan kaidah-kaidah bisnismelalui
hubungan yang saling menguntungkan, mengutamakan pencapaian hasil yang
optimal sesuai standar yang terbaik serta menerapkan praktik-praktik usaha yang
sehat sesuai ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.
• Masyarakat Melaksanakan program sosial dan kemasyarakatan untuk
memberdayakan potensi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar
serta menjaga kelestarian lingkungan.
• Pemerintah Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan pemerintah,
baik pusat maupun daerah, melalui komitmen untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sekilas Etika Kerja dan Bisnis
Etika Kerja dan Bisnis (EKB) mencakup seperangkat aturan perilaku yang dimiliki
oleh pekerja PT Pertamina EP, baik dalam hubungan internal/antara sesama pekerja PT
Pertamina EP maupun dengan pihak eksternal. EKB merupakan referensi bagi pekerja
yang mengalami keragu-raguan dalam menjalankan kegiatan bisnis pada situasi-situasi
tertentu. EKB Perusahaan beberapa poin utama:
1. Kesetaraan & Profesionalisme Proses menuju PT Pertamina EP World Class
dibangun melalui pengembangan pekerja yang profesional berlandaskan tata
nilai, berintegritas, berwawasan luas dan saling menghargai serta didukung oleh
lingkungan kerja yang kondusif.
2. Integritas Bisnis PT Pertamina EP menjalankan seluruh kegiatan bisnisnya
secara transparan, wajar, dapat dipertanggungjawabkan dan bersikap
independen
3. Pengamanan Data & Informasi PT Pertamina EP mengelola dan menjaga
kerahasiaan data dan informasi bisnis dengan baik serta memanfaatkannya
secara optimal hanya untuk kepentingan perusahaan.
19. 4. Politik PT Pertamina EP dikelola secara profesional dan tidak terkait dengan
kegiatan politik.
5. Finansial, Kinerja & Perlindungan Aset PT Pertamina EP mencatat dan
melaporkan transaksi bisnis secara akurat, lengkap, dapat
dipertanggungjawabkan dan dipercaya serta mengelola dan melindungi aset
perusahaan dalam rangka menjamin kelangsungan usahanya.
6. Kepedulian Terhadap Komunitas PT Pertamina EP selalu mengutamakan aspek
keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.
7. Persaingan Usaha PT Pertamina EP menyadari pentingnya kegiatan rantai suplai
secara efektif, efisien, kompetitif, transparan, adil, bertanggung jawab,
mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional serta
berwawasan lingkungan.
20. Daftar Pustaka
Ali, Hapzi, 2019. Modul Enviromental Ethics, Jakarta: Universitas Mercu Buana
Anonym,2013. https://pep.pertamina.com/Etika-dan-Kebijakan/Etika-dan-
Kebijakan/Etika-Kerja-dan-Bisnis, (31 Maret 2019, jam 16.00)
Elvina,2016. http://elvinabarus1110.blogspot.com/2016/02/makalah-etika-
lingkungan.html, (31 Maret 2019, jam 16.28)
Noviyanto, -. https://koinworks.com/blog/menjalin-kemitraan/, (31 Maret 2019, jam
17.20)
Triyani,Irma,2017. http://irmatriyani.blogspot.com/2017/11/para-pemangku-kepentingan-
dan-etika.html, (31 Maret 2019, jam 17.31)