1, BE & GG, Bahyudi, Hapzi Ali, Marketing Ethics, Univeritas Mercu Buana, 2018, PDF
1. Nama : Bahyudi
Nim : 55117120150
Mata Kuliah : Business Ethic & GG
Dosen : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-Msc, MM, CMA
Marketing Ethics
Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan
bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal (Muslich,
2004:9). Etika bisnis merupakan aturan tidak tertulis mengenai cara menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan
individu atau-pun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar
yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan
bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum
(Bertens, 2000).
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-
kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
2. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-
hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki
hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Implementasi etika dalam penyelenggaraan bisnis mengikat setiap personal menurut
bidang tugas yang diembannya. dengan kata lain mengikat manajer, pimpinan unit kerja
dan kelembagaan perusahaan. semua anggotaorganisasi/perusahaan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi harus menjabarkandan melaksanakan etika bisnis secara konsekuen dan
penuh tanggung jawab.dalam pandangan sempit perusahaan dianggap sudah dianggap
melaksanakanetika bisnis bilamana perusahaan yang bersangkutan telah melaksanakan
tanggung jawab sosialnya. dari berbagai pandangan etika bisnis, beberapa indikator yang
dapat dipakai untuk menyatakan bahwa seseorang atau perusahaan telah
mengimplementasikan etika bisnis antara lain adalah :
3. a.Indikator Etika Bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis telah
melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa
merugikan masyarakat lain.
b.Indikator Etika Bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku.Berdasarkan indikator
ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretikadalam bisnisnya apabila masing-masing
pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
c.Indikator Etika Bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hukumseseorang atau
suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnisapabila seseorang pelaku
bisnis atau suatu perusahaan telah mematuhisegala norma hukum yang berlaku dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya.
d.Indikator Etika Bisnis berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap beretika
bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepadanilai-nilai ajaran agama
yang dianutnya.
e.Indikator Etika Bisnis berdasarkan nilai budaya. setiap pelaku bisnis baik secara
individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnyadengan
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang adadisekitar operasi suatu
perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
f.Indikator Etika Bisnis menurut masing-masing individu adalah apabilamasing-masing
pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankanintegritas pribadinya.
4. Aspek dan Sudut Pandang Etika Bisnis
Menurut Bertens (2000) terdapat tiga aspek dan sudut pandang pokok dari bisnis, yaitu:
Sudut pandang ekonomi, bisnis adalah kegiatan ekonomis, maksudnya adalah adanya
interaksi produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan produsen dalam sebuah
organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh
karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat
sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak.
Sudut pandang etika, dalam bisnis berorientasi pada profit adalah sangat wajar, akan
tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain.
Maksudnya adalah, semua yang kita lakukan harus menghormati kepentingan dan hak
orang lain.
Sudut pandang hukum, bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan Hukum
Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum modern.
Dalam praktik hukum banyak masalah timbul dalam hubungan bisnis pada taraf nasional
maupun internasional. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang normatif,
karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan cara yang harus
ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Sonny Keraf (1998),
terdapat lima prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan
praktik bisnis, yaitu (Agoes & Ardana, 2009:127-128):
a. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab. Orang
yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan melaksanakan
5. tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari
tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
b. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang
dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan
kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah
disepakati.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara adil, yaitu
suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek ekonomi,
hukum, maupun aspek lainnya.
d. Prinsip saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu
ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis
harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
e. Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala
keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran bahwa
setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.
6. Daftar Pustaka :
1. Hapzi Ali,2018,Modul, Marketing Ethics, Universitas Mercu Buana.
2. https://www.jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-tujuan-dan-contoh-etika-bisnis-
dalam-perusahaan
3. Muchlisin Riyadi, 2016, https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-
prinsip-dan-manfaat-etika-bisnis.html (5 Oktober 2018, jam 13.30)
4. Enggar PErmatasari, 2015, https://id.scribd.com/document/284180514/APA-
ITU-ETIKA-BISNIS (5 Oktober 2018, jam 10.00)