SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
ISLAMIC FINANCIAL MANAGEMENT
BAB 12
JAMINAN DAN ASURANSI
PEMBIAYAAN

Prof.Dr.H. Veitzhal Rivai, M.B.A.
Andria Permata Veitzhal. B.Acct., M.B.A.
A. Pengertian dan Kegunaan Jaminan




Firman Allah SWT:
Dan janganlah kamu serahkan kepada orangorang yang belum sempurna akalnya, harta
(mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah
mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu)
dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang
baik. (QS Al-Nisaa’ [4]: 5)
Hadits Rasulullah SAW:
Dari Anas r.a.; berkata, “Rasulullah
menggadaikan baju besinya kepada seorang
Yahudi di Madinah dan mengambil darinya
gandum untuk keluarga beliau.” (HR. Bukhari)
Jaminan Pembiayaan:
hak dan kekuasaan atas barang jaminan
yang diserahkan oleh debitur kepada
lembaga keuangan guna menjamin
pelunasan hutangnya apabila pembiayaan
yang diterimanya tidak dapat dilunasi
sesuai waktu yang diperjanjikan dalam
perjanjian pembiayaan atau addendumnya.
Jaminan dapat dibedakan menjadi:






Jaminan perorangan (personal guarantee/borgtocht):

suatu perjanjian penanggungan hutang di mana pihak
ketiga mengikatkan diri untuk memenuhi kewajiban debitur
dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya
kepada lembaga keuangan/wanprestasi.
Jaminan perusahaan (corporate guarantee):
suatu perjanjian penanggungan hutang yang diberikan oleh
perusahaan lain untuk memenuhi kewajiban debitur dalam
hal debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada
lembaga keuangan/wanprestasi.
Jaminan kebendaan:
penyerahan hak oleh nasabah atau pihak ketiga atas
barang-barang miliknya kepada lembaga keuangan guna
dijadikan agunan atas pembiayaan yang diperoleh debitur.
Ditinjau dari jenisnya, agunan
kebendaan terbagi dua jenis, yaitu:




Jaminan kebendaan atas barang bergerak
Dimaksud dengan barang bergerak adalah semua
barang yang secara fisik dapat
dipindahtangankan, kecuali karena ketentuan
undang-undang, barang tersebut ditetapkan
sebagai barang tidak bergerak.
Jaminan kebendaan atas barang tidak
bergerak
Dimaksud dengan barang tidak bergerak adalah
tanah dan barang-barang lain karena sifatnya
oleh undang-undang dinyatakan sebagai benda
tidak bergerak, seperti mesin pabrik yang sudah
terpasang, kapal laut (dengan bobot/isi tertentu),
dan kapal udara (persawat udara).
Maksud dan tujuan
pengikatan/penguasaan jaminan adalah:






Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk
mendapatkan pelunasan dengan barang-barang agunan
tersebut bilamana nasabah bercidera janji, yaitu tidak bisa
membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah
ditetapkan dalam perjanjian.
Menjamin agar nasabah berperan dan atau turut serta
dalam transaksi yang dibiayai, sehingga dengan demikian
kemungkinan nasabah untuk meninggalkan
usahanya/proyek dengan merugikan diri sendiri atau
perusahaannya dapat dicegah, atau minimum kemungkinan
untuk berbuat demikian diperkecil.
Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi
perjanjian pembiayaan, khususnya mengenai pembayaran
kembali (pelunasan) sesuai dengan syarat-syarat yang
telah disetujui, agar debitur tidak kehilangan kekayaan
yang telah dijaminkan kepada lembaga keuangan.
Kriteria Barang jaminan pembiayaan:






Harus memunyai nilai ekonomis; artinya dapat
dinilai dengan uang dan dapat dijadikan uang.
Harus dapat dipindahtangankan kepemilikannya
dari pemilik semula kepada pihak lain
(Marketable, Executeur Baar).
Harus memunyai nilai yuridis, dalam arti dapat
diikat sehingga pembiayaan memiliki hak yang
didahulukan (preferent) terhadap hasil
pelelangan barang tersebut.
B. Jenis Barang yang Dapat Diterima
Sebagai Jaminan Pembiayaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.
11.
12.

Persediaan barang.
Piutang dagang.
Deposit berjangka.
Saham perusahaan debitur.
Perhiasan (emas).
Tanah (hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan)
dan bangunan yang didirikan di atas tanah hak milik atau
hak guna bangunan.
Kendaraan bermotor.
Kapal laut.
Pesawat terbang.
Mesin-mesin pabrik dan inventaris kantor.
Jaminan pribadi (borgtocht, personal guanrantee).
Jaminan perusahaan (corporate guarantee).
Jaminan dapat dikelompokkan dalam
dua golongan yaitu:




Jaminan Utama
barang-barang bergerak maupun tidak bergerak
yang dibiayai dengan pembiayaan atau
merupakan objek pembiayaan.
Jaminan tambahan
barang, surat berharga, atau garansi yang tidak
berkaitan langsung dengan objek yang dibiayai,
yang ditambahkan sebagai agunan apabila
dalam penilaian pembiayaan/analisis
pembiayaan, bank belum memeroleh keyakinan
atas kemampuan dan kesanggupan debitur
untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang
diperjanjikan.
C. Nilai Jaminan
Besarnya jaminan yang harus disediakan nasabah adalah
sebagai berikut:

1. Untuk pembiayaan eksploitasi biasa, nilai jaminan
minimum 250% dari maksimum pembiayaan dengan
rincian sebagai berikut:
* Jaminan pembiayaan, sebaiknya 150%.
* Jaminan tambahan 100% (sebesar pembiayaan yang
diperoleh nasabah).
2. Untuk pembiayaan investasi, nilai jaminan pembiayaan
dan agunan tambahan sebaiknya minimum 150% dari
maksimum pembiayaan.
3. Untuk pembiayaan dengan jaminan deposit berjangka
(yang diterbitkan bank tersebut), nilai jaminan
pembiayaan sesuai dengan rumus perhitungan maksimum
pembiayaan untuk pembiayaan dengan jaminan deposit
berjangka.
D. Dasar-dasar Penetapan Nilai Jaminan
Firman Allah SWT:
 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian
dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami
kelak akan memasukkannya ke dalam neraka.
Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(QS Al-Nisaa’ [4]: 29-30)


Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah
tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memeroleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu
memercayai sebagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa
yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya
ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS Al-Baqarah [2]:283)
Penilaian jaminan adalah tanggung jawab
pejabat pembiayaan (AO=account officer
dan CRO=credit recovery officer). Namun,
dalam rangka melaksanakan dual control,
jika dianggap perlu, maka dapat
ditugaskan unit kerja lain (LA=loan
officer) untuk ikut serta menilai kewajaran
nilai taksasi barang jaminan.
1. Dasar Penilaian Umum
a. Harga buku; artinya harga beli dikurangi jumlah
penghapusan yang pernah dilakukan terhadap barang
tersebut.
b. Harga pasar; artinya nilai daripada barang-barang
tersebut bila dijual pada saat pelaksanaan
penilaian/taksasi.
**Semua jaminan wajib diretaksasi/dinilai kembali, minimum
satu kali dalam 6 bulan untuk jaminan utama dan satu kali
dalam satu tahun untuk jaminan tambahan. Setiap
perubahan data agunan, termasuk perubahaan karena
retaksasi agunan, harus dimutakhirkan ke dalam arsip
komputer sehingga data jaminan adalah data agunan yang
mutakhir (up-to-date).
2. Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan








Persediaan Barang
Semua persediaan dari barang-barang yang merupakan
objek perusahaan yang ada pada perusahaan tersebut.
Piutang Dagang
Tagihan-tagihan perusahaan yang timbul karena adanya
penjualan secara pembiayaan dan secara normal dapat
diterima dalam jangka pendek
Surat-Surat Berharga
Surat yang dapat diperjualbelikan di bursa pasar uang
dan modal. Surat berharga ini biasanya dikeluarkan oleh
perusahaan-perusahaan yang cukup bonafid
Perhiasan/Emas
Yaitu emas murni/perhiasan. Penilaian barang-barang
jaminan berupa perhiasan/emas dilakukan berdasarkan
harga pasar menurut Keadaan,Berat, dan Kadar.
Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan




Tanah
Hak-hak atas tanah yang dapat dijadikan jaminan
pembiayaan dengan dibebani hak tanggungan adalah:
hak milik, hak guna bangunan, dan hak guna usaha.
Dalam penilaian jaminan berupa tanah harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut: Status hak atas tanah,Letak
tanah,Ukuran tanah (luas tanah),Kondisi
daerah,Kesuburan tanah,Peraturan pemerintah, dan
Peruntukan tanah (sawah, tegalan, pekarangan, kebun,
perumahan dll.).
Bangunan
Bangunan yang dapat diterima sebagai agunan adalah
berdiri di atas hak milik dan hak guna bangunan, dan unit
rumah susun yang didirikan di atas tanah hak milik atau
hak guna bangunan.
Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan




Kendaraan Bermotor
Angkutan darat yang mempergunakan motor sebagai tenaga penggerak
dan yang dipergunakan untuk usaha maupun keperluan pribadi. Jenis
kendaraan bermotor yang telah dikenal misalnya:
* Alat-alat angkut yang dipergunakan untuk keperluan transportasi darat
seperti sepeda motor, sedan, truk, bus.
* Alat angkut (barang) yang dipergunakan khusus untuk keperluan
material handling, seperti forklift, trailer, traktor, grader, buldozer.
Kapal Laut
alat angkutan laut yang dipergunakan untuk mengangkut orang
(penumpang) atau barang dari suatu tempat (asal) ke tempat lain
(tujuan). Pada dasarnya, umur teknis (technical life) kapal adalah 20
tahun. Artinya, jika kapal laut tersebut berumur 20 tahun, nilai teknisnya
sudah jauh menurun. Penurunan nilai teknis akan membawa pengaruh
kepada nilai ekonomis. Kapal laut yang frekuensi penggunaannya tinggi
akan mempercepat penurunan nilai teknis dan ekonomisnya.
Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan




Mesin Pabrik
mesin yang dipergunakan untuk keperluan
memproses/mengolah bahan mentah/baku menjadi
barang setengah jadi yang berupa mesin pengolah/mesin
utama berikut mesin-mesin pelengkap dalam proses
produksi. Pada dasarnya, umur teknis (technical life) dari
mesin-mesin pabrik adalah 10 tahun.
Pesawat Terbang
Angkutan udara yang dipergunakan untuk mengangkut
orang (penumpang) atau barang dari suatu tempat (asal)
ke suatu tempat yang lain (tujuan), yaitu pesawat
terbang dalam arti keseluruhan, baik fixed wing ataupun
yang rotary wing, yang dioperasikan untuk tujuan niaga
yang dimiliki oleh perusahan penerbangan.
Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan




Orang Pribadi (Borgtotch) atau Personal Guarantee
Jaminan seseorang, yaitu pihak ketiga yang menjamin
pembayaran kembali kepada bank sekiranya yang
berhutang (debitur) tidak mampu (gagal) dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban finansial terhadap
pembiayaan (bank). Jaminan ini bersifat umum. Artinya,
mengakibatkan seluruh harta kekayaan si penjamin
(guarantor) menjadi jaminan pembiayaan debitur yang
bersangkutan dengan mengabaikan ketentuan Pasal 1813
KUHPerdata dan telah ada persetujuan suami/istri.
Corporate Guarantee/Jaminan Perusahaan
corporate guarantee atau jaminan perusahaan dapat pula
diterima sebagai jaminan pembiayaan. Pihak ketiga yang
bertindak sebagai penanggung (guarantor) adalah
perusahaan yang berbentuk badan hukum.
E. Prosedur Penilaian dan
Pengikatan Jaminan


Sebelum barang-barang yang tertera pada daftar barang-barang
agunan ditetapkan nilainya, diterima, dan diikat sebagai jaminan
pembiayaan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Meneliti dan mempelajari kelengkapan, kebenaran dan keabsahan
dokumen-dokumen yang diserahkan oleh nasabah, sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa barang-barang itu dapat diikat secara hukum atau
yuridis. Untuk meneliti keabsahan dari sertifikat tanah, lakukan
pengecekan langsung ke BPN setempat.
2. Melakukan peninjauan setempat (on the spot) untuk mengetahui dan
menilai keadaan fisik barang-barang yang akan dijadikan jaminan,
apakah sesuai dengan yang tercantum dalam berkas-berkas/dokumen
yang ada dan keterangan/penjelasan lain yang diberikan nasabah. Jika
penilaian harga barang-barang agunan diserahkan kepada pihak
ketiga, maka peninjauan setempat harus dilakukan bersama-sama
pihak lembaga keuangan.
3. Dibuatkan berita acara pemeriksaan/penaksiran nilai barang agunan
(yang merupakan bagian/lampiran dari laporan kontak dan kunjungan
kepada nasabah) yang harus ditandatangani oleh pejabat yang
membuat berita acara dan disetujui oleh pemimpin cabang.
F. Pengikatan/Penguasaan
Barang-barang Jaminan
1.
a.

b.

c.

d.

Pengikatan

Terhadap barang-barang yang diterima sebagai jaminan pembiayaan harus dilaksanakan
pengikatan yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum/yuridis. Dimaksud di sini
adalah pengikatan yang dilakukan menurut ketentuan hukum yang berlaku. Pengikatan
dapat dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum, dalam hal ini notaris dan/atau pejabat
pembuat akta tanah (PPAT). Pejabat pembuat akta tanah ini dapat dijabat oleh notaris,
camat, dan pejabat-pejabat umum yang ditunjuk.
Pengikatan atas barang-barang jaminan dilaksanakan setelah perjanjian pembiayaan
ditandatangani mengingat perjanjian pembiayaan merupakan perjanjian pokok dari
perjanjian pengikatan barang-barang agunan. Atau dengan kata lain, perjanjian pengikatan
agunan adalah accessoir dari perjanjian pokok.
Pengikatan atas barang agunan berupa benda-benda tak bergerak (tanah, kapal laut di
atas 20 m3) dilakukan dengan pemasangan hipotik pertama sebesar 100% dari nilai
taksasi barang agunan yang bersangkutan atau 100% dari maksimum pembiayaan apabila
nilai barang agunan lebih besar dari maksimum pembiayaan. Proses pemasangan hipotik:
* Apabila lembaga keuangan telah memiliki SKMH, maka pemasangan hipotik dilakukan
sendiri oleh lembaga keuangan. Bila tidak ada SKMH, maka bank dan debitur bersamasama datang ke PPAT untuk pembuatan akta hipotik.
* Akta hipotik harus dibuat oleh PPAT (untuk kapal oleh syahbandar yang ditunjuk).
* Akta hipotik untuk tanah didaftarkan kepada kantor Badan Pertanahan Nasional,
sedangkan akta hipotik untuk kapal laut didaftarkan kepada Departemen Perhubungan
* Sebagai bukti pemasangan hipoti harus ada sertifikat hipotik.
Biaya yang berhubungan dengan pengikatan tersebut dibayar dan ditanggung nasabah
2. Penguasaan Barang Jaminan





Penguasaan barang-barang jaminan berupa barang tidak bergerak adalah dengan
cara menguasai dokumen/bukti-bukti kepemilikan yang sah dari barang tersebut
Penguasaan barang jaminan berupa barang bergerak. Barang-barang jaminan
nasabah harus dikuasai oleh bank secara fisik berikut dokumen-dokumen/buktibukti kepemilikannya. Jika penguasaan secara fisik dapat menggangu kelancaran
usaha nasabah dan lembaga keuangan, maka minimum lembaga keuangan harus
menguasai dokumen-dokumen/bukti-bukti kepemilikan yang asli atas jaminan
tersebut.
Dokumen/bukti jaminan yang harus dikuasai bank secara umum adalah sebagai
berikut:
a. Sertifikat hak dan BPKB apabila barang-barang yang dijaminkan adalah alatalat berat yang memerlukan pendaftaran.
b. Sertifikat tanah dan surat izin bangunan untuk bangunan/rumah.
c. Surat kuasa notaris dari pemilik kepada nasabah ataupun langsung kepada
bank apabila barang-barang jaminan yang bersangkutan bukan milik nasabah.
Untuk daerah yang tidak ada notaris, camat/PPAT, maka surat kuasa harus
ditandasahkan (dilegalisasi) oleh pajabat yang berwenang.
c. Invoice atas barang-barang yang dijaminkan apabila barang-barang yang
dijaminkan itu adalah mesin-mesin/peralatan pabrik.
d. Bukti pendaftaran kapal laut yang diterbitkan oleh Departemen Perhubungan.
e. Bukti pendaftaran kapal udara yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.
G. Penilaian Kembali Barang Jaminan
Firman Allah SWT:
Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya)
pengkhianatan dari suatu golongan, maka
kembalikanlah perjanjian itu kepada
mereka dengan cara yang jujur.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berkhianat.
(QS Al-Anfaal [8]: 58)

Untuk setiap kali diberikan
perpanjangan/perubahan jumlah pembiayaan,
harus dilakukan penilaian kembali atas barang
jaminan. Penilaian kembali barang-barang jaminan
dapat dilakukan sewaktu-waktu. Penilaian kembali
ini dimaksudkan untuk menjaga pembiayaan dari
penurunan nilai jaminan, karena:
a. Hilangnya/berpindahnya barang-barang jaminan.
b. Kerusakan/keausan barang-barang jaminan.
c. Terjadi perubahan atas barang-barang jaminan.
d. Merosotnya nilai jaminan.
** Apabila nilai agunan setelah penilaian
kembali menjadi kurang dari ketentuan
yang telah ditetapkan, maka harus
meminta lagi tambahan agunan kepada
nasabah untuk menutupi kekurangan
tersebut, atau meminta nasabah
membayar sebagian kewajibannya,
sehingga minimum nilai agunan kembali
mencukupi.
H. Penukaran Barang Jaminan
Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa
penukaran/penggantian barang jaminan akan
menyangkut hal-hal sebagai berikut:

Pelaksanaan pengikatan baru jika terjadi
penggantian.

Yang berarti bahwa untuk jaminan pengganti
harus dilaksanakan pengikatan terlebih
dahulusebelum agunan lama dikembalikan.

Nilai/derajat barang, lokasi, dan lain
sebagainya.

Executeur baar (mudah dijual)
Dalam rangka pengamanan, pada setiap penukaran sebagian
maupun seluruh barang jaminan harus diperhatikan ketentuan
sebagai berikut:

Jaminan pengganti minimum sama marketable-nya
dengan jaminan lama.

Besar nilai jaminan pengganti minimum sama dengan
jaminan lama.
 Dasar-dasar penetapan nilai barang-barang jaminan.

Prosedur penilaian dan pengikatan jaminan.

Jika menurut penilaian lembaga keuangan, penukaran
tersebut berakibat lembaga keuangan berada pada posisi
lemah, maka lembaga keuangan berhak menolak
penukaran tersebut.
I. Peminjaman Barang Jaminan






Adakalanya nasabah meminjam bukti-bukti kepemilikan barang
yang sudah dijaminkan dengan berbagai alasan, antara lain
peningkatan status kepemilikan atau pengurusan sertifikat
tanah, perpanjangan haknya, penggantian BPKB, dan lain-lain.
Dalam hal demikian, agar mengusahakan penggantiannya
dengan barang jaminan lain yang memenuhi persyaratan, serta
dibuatkan berita acara penyerahan jaminannya dalam rangka
peminjaman.
Dimintakan pernyataan kesanggupan nasabah untuk
mengembalikan surat-surat jaminan dalam hal pengurusan telah
selesai.
Disamping itu, mengajukkan surat kepada instansi yang terkait,
seperti kantor BPN setempat, Kepolisian, dan lain-lain, yang
isinya meminta instansi tersebut memberitahukan/menyerahkan
bukti kepemilikan barang jaminan tersebut kepada bank dalam
hal pengurusannya telah selesai.
J. Jaminan Bersama (Joint Collateral)






Terjadi karena ada pemberian pembiayaan
bersama baik dalam bentuk perjanjian
pembiayaan (PK) satu untuk semua pembiayaan
(peserta) ataupun setiap pembiayaan
mengadakan PK sendiri-sendiri dengan nasabah.
Dalam hal PK-nya satu, maka biasanya ada yang
ditunjuk sebagai lembaga keuangan
induk/pelaksana dan anggota.
Dalam pemberian pembiayaan dengan jaminan
bersama, pengikatannya harus memuat cross
default yang pada intinya memuat ketentuan
yang menyatakan bahwa apabila nasabah
melakukan wan-prestasi juga kepada nasabah
lainnya.
Dalam hal setiap lembaga keuangan mengadakan
perjanjian pembiayaan sendiri-sendiri dengan
nasabah, sering juga perihal jaminan diperjanjikan
secara bersama-sama antara lembaga keuangan
dan nasabah, mengingat:
 Setiap lembaga keuangan menginginkan
hak/prioritas yang sama atas hasil penjualan
barang-barang jaminan jika barang-barang
tersebut dicairkan.
 Surat asli kepemilikannya satu atau tidak bisa
dibagi-bagi/dipecah-pecah.
 Sukarnya barang jaminan dibagi-bagi/dipecahpecah
Pola joint collateral ada 2 (dua) jenis:
Beberapa lembaga keuangan memberikan
pembiayaan kepada satu nasabah dengan
jaminan satu/beberapa jaminan.
 Satu lembaga keuangan memberikan
pembiayaan kepada beberapa nasabah
dengan jaminan satu/beberapa jaminan.

Untuk keperluan administrasi dan pengawasan
barang jaminan, harus dilaksanakan ketentuan
sebagai berikut:










Terhadap dokumen atau surat-surat kepemilikan dan kuasa yang diterima dari
nasabah dibuatkan surat tanda terima rangkap dua bermeterai cukup, yaitu asli
untuk nasabah dan copy untuk lembaga keuangan. Tanda terima tersebut
ditandatangani oleh account officer, disimpan di dalam folder dokumen
pembiayaan nasabah yang bersangkutan.
Dokumen/surat pemilikan asli dan akta pengikatan asli harus disimpan dan brandcase yang ditempatkan dalam ruang pemimpin lembaga keuangan atau di tempat
lain yang lebih aman.
Kewajiban untuk membayar PBB atas barang-barang tak bergerak yang
dijaminkan kepada lembaga keuangan. Tanda bukti pelunasan pajak dapat
diketahui melalui tanda pembayaran pajak
Peninjauan setempat (inspection on the spot) untuk memeriksa secara fisik
barang-barang agunan tersebut harus dilakukan guna mengetahui keadaan fisik
barang-barang agunan yang dikuasai. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam berita
acara pemeriksaan/penaksiran nilai barang agunan (yang merupakan lampiran
laporan kontak dan kunjungan kepada nasabah) dan foto copy bukti pelunasan
PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) disimpan dalam Folder pembiayaan file yang
bersangkutan.
Perlu diperhatikan pula masa berlaku sertifikat kepemilikan/penggunaan tanah:
a. IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
b. HGU (Hak Guna Usaha)
c. HGB (Hak Guna Bangunan)
d. HO (Hinder Ordonantie/Undang-Undang Gangguan).
e. Dan izin-izin lain yang telah habis masa berlakunya harus segera diperpanjang.
K. Penjualan Barang Jaminan




Apabila nasabah cidera janji, yaitu tidak
membayar/melunasi kembali hutangnya pada
waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian,
sedangkan pembiayaannya telah dinyatakan
“diragukan” atau “dianggap rugi”, maka bank
harus melakukan/melaksanakan cara
penyelesaian pembiayaan dengan
penjualan/pencairan barang-barang agunan.
Dasar hukum pencairan barang jaminan adalah
perjanjian pembiayaan/surat-surat
perjanjian/jaminan lawan lembaga keuangan
garansi/surat pernyataan dan jaminan untuk
pembukaan L/C yang telah ditandatangani
nasabah dan akta pengikatan barang jaminan.
Penjualan barang-barang jaminan dapat
dilakukan sebagai berikut:

Penjualan di bawah tangan, di mana
membantu mencari pembelinya. Harga
penjualan barang agunan ditetapkan oleh
nasabah dan disetujui oleh lembaga
keuangan berdasarkan harga pasar saat
ini. Transaksi tetap dilaksanakan oleh
nasabah sendiri dan lembaga keuangan
hanya mengawasi pelaksanaannya.
 Penjualan melalui lelang

L. Penebusan Jaminan


Firman Allah SWT:
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam
kesukaran, maka berilah tangguh sampai
dia berkelapangan. Dan menyedekahkan
(sebagian atau semua utang) itu, lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS.
Al-Baqarah [2]: 280)
Dalam hal debitur cidera janji/wanprestasi dan agunan
pembiayaan adalah milik pihak ketiga, adakalanya pemilik
agunan mengajukan permohonan untuk menebus miliknya.
Untuk hal tersebut, dalam hal keberadaan debitur diketahui,
penebusan harus dengan persetujuan debitur, sedangkan
dalam hal keberadaan nasabah sudah tidak diketahui lagi,
permohonan harus dilengkapi dengan:

Keterangan lurah/camat setempat yang menerangkan
tentang ketidakberadaan debitur atau keberadaannya
tidak diketahui lagi.

Surat pernyataan Vrijwaring dari pemilik yang
membebaskan lembaga keuangan dari segala tuntutan
hukum.
M. Penyerahan Dokuman Asli Barang
Jaminan
Penyerahan dokumen asli barang jaminan adalah sebagai berikut:

Dalam rangka mempercepat penyelesaian pengurusan piutang
negara, maka setelah diterbitkannya surat penerimaan
pengurusan piutang negara (SP3N), lembaga keuangan selaku
penyerah piutang/pembiayaan wajib menyerahkan semua
dokumen asli kepemilikan barang agunan dan pengikatannya
kepada DJKN.

Dalam rangaka pengamanan penyimpanan dokumen asli barang
agunan, pihak KPKN/DJKN dapat menitipkan kembali dokumen
asli barang agunan tersebut kepada bank. Penitipan kembali
dokumen asli dimaksud dituangkan dalam “serah terima
penitipan dokumen barang jaminan/harta kekayaan penanggung
hutang/penjamin hutang”. Akan tetapi, kewenangan
penguasaan terhadap dokumen asli barang agunan tersebut
secara yuridis tetap berada pada pihak KPKN/DJKN. Dengan
demikian, segala tindakan yang menyangkut dokumen asli
barang agunan tersebut harus sepengetahuan dan persetujuan
KPKN/DJKN, dalan hal ini KP3N setempat.

More Related Content

What's hot

Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999ELJUNI EDIN GIRSANG
 
BAB II HAKIKAT ASAS PUBLISITAS SEBAGAI SALAH SATU CIRI HAK KEBENDAAN JAMINAN...
BAB II HAKIKAT ASAS PUBLISITAS SEBAGAI SALAH SATU CIRI HAK  KEBENDAAN JAMINAN...BAB II HAKIKAT ASAS PUBLISITAS SEBAGAI SALAH SATU CIRI HAK  KEBENDAAN JAMINAN...
BAB II HAKIKAT ASAS PUBLISITAS SEBAGAI SALAH SATU CIRI HAK KEBENDAAN JAMINAN...Alorka 114114
 
Hak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanHak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanamanda lubis
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahBernard Anjas
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshinacitra Joni
 
Akad ijarah muntahiyah bittamlik fix
Akad  ijarah  muntahiyah  bittamlik fixAkad  ijarah  muntahiyah  bittamlik fix
Akad ijarah muntahiyah bittamlik fixYati Araya
 
PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA  (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA  (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))GLC
 
M O D U L P E R B A N K A N S Y A R I A H
M O D U L  P E R B A N K A N  S Y A R I A HM O D U L  P E R B A N K A N  S Y A R I A H
M O D U L P E R B A N K A N S Y A R I A Hنور الرفاعي
 
Hutang Piutang fiqh muamalah
Hutang Piutang fiqh muamalahHutang Piutang fiqh muamalah
Hutang Piutang fiqh muamalahElla Aisah
 
transaksi dan akad dalam bank syariah
transaksi dan akad dalam bank syariahtransaksi dan akad dalam bank syariah
transaksi dan akad dalam bank syariahkhanif1234
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Marhamah Saleh
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salamcitra Joni
 
Makalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahMakalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahNanang Hendriana
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahPhuji Maisaroh
 

What's hot (20)

Hukum Jaminan
Hukum JaminanHukum Jaminan
Hukum Jaminan
 
Hukum jaminan sudjito
Hukum jaminan   sudjitoHukum jaminan   sudjito
Hukum jaminan sudjito
 
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
 
BAB II HAKIKAT ASAS PUBLISITAS SEBAGAI SALAH SATU CIRI HAK KEBENDAAN JAMINAN...
BAB II HAKIKAT ASAS PUBLISITAS SEBAGAI SALAH SATU CIRI HAK  KEBENDAAN JAMINAN...BAB II HAKIKAT ASAS PUBLISITAS SEBAGAI SALAH SATU CIRI HAK  KEBENDAAN JAMINAN...
BAB II HAKIKAT ASAS PUBLISITAS SEBAGAI SALAH SATU CIRI HAK KEBENDAAN JAMINAN...
 
Hak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminanHak kebendaan bersifat jaminan
Hak kebendaan bersifat jaminan
 
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariahTugas kelompok akuntansi perbankan syariah
Tugas kelompok akuntansi perbankan syariah
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshina
 
Hukum Fidusia
Hukum FidusiaHukum Fidusia
Hukum Fidusia
 
Akad ijarah muntahiyah bittamlik fix
Akad  ijarah  muntahiyah  bittamlik fixAkad  ijarah  muntahiyah  bittamlik fix
Akad ijarah muntahiyah bittamlik fix
 
PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA  (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA  (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA (Beli Perjanjian, Hub: 08118887270 (WA))
 
M O D U L P E R B A N K A N S Y A R I A H
M O D U L  P E R B A N K A N  S Y A R I A HM O D U L  P E R B A N K A N  S Y A R I A H
M O D U L P E R B A N K A N S Y A R I A H
 
Hutang Piutang fiqh muamalah
Hutang Piutang fiqh muamalahHutang Piutang fiqh muamalah
Hutang Piutang fiqh muamalah
 
Hukum Jaminan Kebendaan
Hukum Jaminan KebendaanHukum Jaminan Kebendaan
Hukum Jaminan Kebendaan
 
Akad akad syariah
Akad akad syariahAkad akad syariah
Akad akad syariah
 
transaksi dan akad dalam bank syariah
transaksi dan akad dalam bank syariahtransaksi dan akad dalam bank syariah
transaksi dan akad dalam bank syariah
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salam
 
Bab 13 pegadaian (BLK)
Bab 13 pegadaian (BLK)Bab 13 pegadaian (BLK)
Bab 13 pegadaian (BLK)
 
Makalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariahMakalah akad akad bank syariah
Makalah akad akad bank syariah
 
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank SyariahAkuntansi Ijarah pada Bank Syariah
Akuntansi Ijarah pada Bank Syariah
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Bab 10
Bab 10Bab 10
Bab 10
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Bab 11
Bab 11Bab 11
Bab 11
 
Bab 8
Bab 8Bab 8
Bab 8
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
teori perkembangan managemen
teori perkembangan managementeori perkembangan managemen
teori perkembangan managemen
 

Similar to Bab 12

Pengemangan perusahaan ( pemanfaatan jaminan)
Pengemangan perusahaan ( pemanfaatan jaminan)Pengemangan perusahaan ( pemanfaatan jaminan)
Pengemangan perusahaan ( pemanfaatan jaminan)Agung Kharisma
 
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan danaBank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan danaMiftah Iqtishoduna
 
Indikator Penilaian 5Ps dalam Analisis Kredit _Materi Training CREDIT SCORING
Indikator Penilaian 5Ps dalam Analisis Kredit _Materi Training CREDIT SCORINGIndikator Penilaian 5Ps dalam Analisis Kredit _Materi Training CREDIT SCORING
Indikator Penilaian 5Ps dalam Analisis Kredit _Materi Training CREDIT SCORINGKanaidi ken
 
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007Ita Rahmatika
 
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDITJAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDITRachardy Andriyanto
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditanmasadib
 
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptxPPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptxArdiWibowo10
 
5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...
5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...
5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...Maghfira Arsyfa Ganivy
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalInal Ypyn
 
Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Johanez Diaz
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaSupardi56
 
PRESENTASI PEMBIAYAAN
PRESENTASI PEMBIAYAANPRESENTASI PEMBIAYAAN
PRESENTASI PEMBIAYAANheckaathaya
 

Similar to Bab 12 (20)

Pengemangan perusahaan ( pemanfaatan jaminan)
Pengemangan perusahaan ( pemanfaatan jaminan)Pengemangan perusahaan ( pemanfaatan jaminan)
Pengemangan perusahaan ( pemanfaatan jaminan)
 
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan danaBank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
Bank dan lembaga keuangan - kegiatan mengalokasikan dana
 
Indikator Penilaian 5Ps dalam Analisis Kredit _Materi Training CREDIT SCORING
Indikator Penilaian 5Ps dalam Analisis Kredit _Materi Training CREDIT SCORINGIndikator Penilaian 5Ps dalam Analisis Kredit _Materi Training CREDIT SCORING
Indikator Penilaian 5Ps dalam Analisis Kredit _Materi Training CREDIT SCORING
 
pernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminanpernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminan
 
Makalah leasing
Makalah leasingMakalah leasing
Makalah leasing
 
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
 
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDITJAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
JAWABAN SOAL UAS TAKE HOME HUKUM PERJANJIAN KREDIT
 
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita SariMATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
MATERI HUKUM PEMBIAYAAN Fenti Anita Sari
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditan
 
Kredit perbankan
Kredit perbankanKredit perbankan
Kredit perbankan
 
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptxPPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
PPT KEL 5 - KREDIT DAN LEASING.pptx
 
5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...
5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...
5. Hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,aspek hukum lembaga,universitas mercu...
 
Manajemen kredit
Manajemen kreditManajemen kredit
Manajemen kredit
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modal
 
Kredit (ekonomi)
Kredit (ekonomi)Kredit (ekonomi)
Kredit (ekonomi)
 
Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,Kredit, Debit, Ekonomi,
Kredit, Debit, Ekonomi,
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
 
PRESENTASI PEMBIAYAAN
PRESENTASI PEMBIAYAANPRESENTASI PEMBIAYAAN
PRESENTASI PEMBIAYAAN
 
Kredit
KreditKredit
Kredit
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

More from Ridwan Munir

Uzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azUzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azRidwan Munir
 
Pengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islamiPengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islamiRidwan Munir
 
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariahEkonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariahRidwan Munir
 
Mikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islamMikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islamRidwan Munir
 
Manajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahManajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahRidwan Munir
 
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaanBab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaanRidwan Munir
 
Bab 2 sejarah islamic manajemen
Bab 2 sejarah islamic manajemenBab 2 sejarah islamic manajemen
Bab 2 sejarah islamic manajemenRidwan Munir
 
bab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaanbab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaanRidwan Munir
 

More from Ridwan Munir (14)

Uzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah azUzlah menurut dr wahbah az
Uzlah menurut dr wahbah az
 
Pengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islamiPengantar ekonomi mikro islami
Pengantar ekonomi mikro islami
 
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariahEkonomi+islam+dan+perbankan+syariah
Ekonomi+islam+dan+perbankan+syariah
 
Mikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islamMikro ekonomi islam
Mikro ekonomi islam
 
Manajemen risiko
Manajemen risikoManajemen risiko
Manajemen risiko
 
Manajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariahManajemen keuangan syariah
Manajemen keuangan syariah
 
Manajemen syariah
Manajemen syariahManajemen syariah
Manajemen syariah
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Bab 3
Bab 3 Bab 3
Bab 3
 
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaanBab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
Bab 3 sisi syariah dalam pembiayaan
 
Bab 2 sejarah islamic manajemen
Bab 2 sejarah islamic manajemenBab 2 sejarah islamic manajemen
Bab 2 sejarah islamic manajemen
 
bab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaanbab1 sejarah pembiayaan
bab1 sejarah pembiayaan
 

Recently uploaded

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 

Recently uploaded (17)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 

Bab 12

  • 1. ISLAMIC FINANCIAL MANAGEMENT BAB 12 JAMINAN DAN ASURANSI PEMBIAYAAN Prof.Dr.H. Veitzhal Rivai, M.B.A. Andria Permata Veitzhal. B.Acct., M.B.A.
  • 2. A. Pengertian dan Kegunaan Jaminan   Firman Allah SWT: Dan janganlah kamu serahkan kepada orangorang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (QS Al-Nisaa’ [4]: 5) Hadits Rasulullah SAW: Dari Anas r.a.; berkata, “Rasulullah menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi di Madinah dan mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau.” (HR. Bukhari)
  • 3. Jaminan Pembiayaan: hak dan kekuasaan atas barang jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada lembaga keuangan guna menjamin pelunasan hutangnya apabila pembiayaan yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan dalam perjanjian pembiayaan atau addendumnya.
  • 4. Jaminan dapat dibedakan menjadi:    Jaminan perorangan (personal guarantee/borgtocht): suatu perjanjian penanggungan hutang di mana pihak ketiga mengikatkan diri untuk memenuhi kewajiban debitur dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada lembaga keuangan/wanprestasi. Jaminan perusahaan (corporate guarantee): suatu perjanjian penanggungan hutang yang diberikan oleh perusahaan lain untuk memenuhi kewajiban debitur dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada lembaga keuangan/wanprestasi. Jaminan kebendaan: penyerahan hak oleh nasabah atau pihak ketiga atas barang-barang miliknya kepada lembaga keuangan guna dijadikan agunan atas pembiayaan yang diperoleh debitur.
  • 5. Ditinjau dari jenisnya, agunan kebendaan terbagi dua jenis, yaitu:   Jaminan kebendaan atas barang bergerak Dimaksud dengan barang bergerak adalah semua barang yang secara fisik dapat dipindahtangankan, kecuali karena ketentuan undang-undang, barang tersebut ditetapkan sebagai barang tidak bergerak. Jaminan kebendaan atas barang tidak bergerak Dimaksud dengan barang tidak bergerak adalah tanah dan barang-barang lain karena sifatnya oleh undang-undang dinyatakan sebagai benda tidak bergerak, seperti mesin pabrik yang sudah terpasang, kapal laut (dengan bobot/isi tertentu), dan kapal udara (persawat udara).
  • 6. Maksud dan tujuan pengikatan/penguasaan jaminan adalah:    Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang agunan tersebut bilamana nasabah bercidera janji, yaitu tidak bisa membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Menjamin agar nasabah berperan dan atau turut serta dalam transaksi yang dibiayai, sehingga dengan demikian kemungkinan nasabah untuk meninggalkan usahanya/proyek dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya dapat dicegah, atau minimum kemungkinan untuk berbuat demikian diperkecil. Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian pembiayaan, khususnya mengenai pembayaran kembali (pelunasan) sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui, agar debitur tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada lembaga keuangan.
  • 7. Kriteria Barang jaminan pembiayaan:    Harus memunyai nilai ekonomis; artinya dapat dinilai dengan uang dan dapat dijadikan uang. Harus dapat dipindahtangankan kepemilikannya dari pemilik semula kepada pihak lain (Marketable, Executeur Baar). Harus memunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikat sehingga pembiayaan memiliki hak yang didahulukan (preferent) terhadap hasil pelelangan barang tersebut.
  • 8. B. Jenis Barang yang Dapat Diterima Sebagai Jaminan Pembiayaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Persediaan barang. Piutang dagang. Deposit berjangka. Saham perusahaan debitur. Perhiasan (emas). Tanah (hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan) dan bangunan yang didirikan di atas tanah hak milik atau hak guna bangunan. Kendaraan bermotor. Kapal laut. Pesawat terbang. Mesin-mesin pabrik dan inventaris kantor. Jaminan pribadi (borgtocht, personal guanrantee). Jaminan perusahaan (corporate guarantee).
  • 9. Jaminan dapat dikelompokkan dalam dua golongan yaitu:   Jaminan Utama barang-barang bergerak maupun tidak bergerak yang dibiayai dengan pembiayaan atau merupakan objek pembiayaan. Jaminan tambahan barang, surat berharga, atau garansi yang tidak berkaitan langsung dengan objek yang dibiayai, yang ditambahkan sebagai agunan apabila dalam penilaian pembiayaan/analisis pembiayaan, bank belum memeroleh keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
  • 10. C. Nilai Jaminan Besarnya jaminan yang harus disediakan nasabah adalah sebagai berikut: 1. Untuk pembiayaan eksploitasi biasa, nilai jaminan minimum 250% dari maksimum pembiayaan dengan rincian sebagai berikut: * Jaminan pembiayaan, sebaiknya 150%. * Jaminan tambahan 100% (sebesar pembiayaan yang diperoleh nasabah). 2. Untuk pembiayaan investasi, nilai jaminan pembiayaan dan agunan tambahan sebaiknya minimum 150% dari maksimum pembiayaan. 3. Untuk pembiayaan dengan jaminan deposit berjangka (yang diterbitkan bank tersebut), nilai jaminan pembiayaan sesuai dengan rumus perhitungan maksimum pembiayaan untuk pembiayaan dengan jaminan deposit berjangka.
  • 11. D. Dasar-dasar Penetapan Nilai Jaminan Firman Allah SWT:  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS Al-Nisaa’ [4]: 29-30)
  • 12.  Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memeroleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah [2]:283)
  • 13. Penilaian jaminan adalah tanggung jawab pejabat pembiayaan (AO=account officer dan CRO=credit recovery officer). Namun, dalam rangka melaksanakan dual control, jika dianggap perlu, maka dapat ditugaskan unit kerja lain (LA=loan officer) untuk ikut serta menilai kewajaran nilai taksasi barang jaminan.
  • 14. 1. Dasar Penilaian Umum a. Harga buku; artinya harga beli dikurangi jumlah penghapusan yang pernah dilakukan terhadap barang tersebut. b. Harga pasar; artinya nilai daripada barang-barang tersebut bila dijual pada saat pelaksanaan penilaian/taksasi. **Semua jaminan wajib diretaksasi/dinilai kembali, minimum satu kali dalam 6 bulan untuk jaminan utama dan satu kali dalam satu tahun untuk jaminan tambahan. Setiap perubahan data agunan, termasuk perubahaan karena retaksasi agunan, harus dimutakhirkan ke dalam arsip komputer sehingga data jaminan adalah data agunan yang mutakhir (up-to-date).
  • 15. 2. Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan     Persediaan Barang Semua persediaan dari barang-barang yang merupakan objek perusahaan yang ada pada perusahaan tersebut. Piutang Dagang Tagihan-tagihan perusahaan yang timbul karena adanya penjualan secara pembiayaan dan secara normal dapat diterima dalam jangka pendek Surat-Surat Berharga Surat yang dapat diperjualbelikan di bursa pasar uang dan modal. Surat berharga ini biasanya dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang cukup bonafid Perhiasan/Emas Yaitu emas murni/perhiasan. Penilaian barang-barang jaminan berupa perhiasan/emas dilakukan berdasarkan harga pasar menurut Keadaan,Berat, dan Kadar.
  • 16. Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan   Tanah Hak-hak atas tanah yang dapat dijadikan jaminan pembiayaan dengan dibebani hak tanggungan adalah: hak milik, hak guna bangunan, dan hak guna usaha. Dalam penilaian jaminan berupa tanah harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Status hak atas tanah,Letak tanah,Ukuran tanah (luas tanah),Kondisi daerah,Kesuburan tanah,Peraturan pemerintah, dan Peruntukan tanah (sawah, tegalan, pekarangan, kebun, perumahan dll.). Bangunan Bangunan yang dapat diterima sebagai agunan adalah berdiri di atas hak milik dan hak guna bangunan, dan unit rumah susun yang didirikan di atas tanah hak milik atau hak guna bangunan.
  • 17. Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan   Kendaraan Bermotor Angkutan darat yang mempergunakan motor sebagai tenaga penggerak dan yang dipergunakan untuk usaha maupun keperluan pribadi. Jenis kendaraan bermotor yang telah dikenal misalnya: * Alat-alat angkut yang dipergunakan untuk keperluan transportasi darat seperti sepeda motor, sedan, truk, bus. * Alat angkut (barang) yang dipergunakan khusus untuk keperluan material handling, seperti forklift, trailer, traktor, grader, buldozer. Kapal Laut alat angkutan laut yang dipergunakan untuk mengangkut orang (penumpang) atau barang dari suatu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan). Pada dasarnya, umur teknis (technical life) kapal adalah 20 tahun. Artinya, jika kapal laut tersebut berumur 20 tahun, nilai teknisnya sudah jauh menurun. Penurunan nilai teknis akan membawa pengaruh kepada nilai ekonomis. Kapal laut yang frekuensi penggunaannya tinggi akan mempercepat penurunan nilai teknis dan ekonomisnya.
  • 18. Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan   Mesin Pabrik mesin yang dipergunakan untuk keperluan memproses/mengolah bahan mentah/baku menjadi barang setengah jadi yang berupa mesin pengolah/mesin utama berikut mesin-mesin pelengkap dalam proses produksi. Pada dasarnya, umur teknis (technical life) dari mesin-mesin pabrik adalah 10 tahun. Pesawat Terbang Angkutan udara yang dipergunakan untuk mengangkut orang (penumpang) atau barang dari suatu tempat (asal) ke suatu tempat yang lain (tujuan), yaitu pesawat terbang dalam arti keseluruhan, baik fixed wing ataupun yang rotary wing, yang dioperasikan untuk tujuan niaga yang dimiliki oleh perusahan penerbangan.
  • 19. Dasar Penilaian per Jenis Barang Jaminan   Orang Pribadi (Borgtotch) atau Personal Guarantee Jaminan seseorang, yaitu pihak ketiga yang menjamin pembayaran kembali kepada bank sekiranya yang berhutang (debitur) tidak mampu (gagal) dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansial terhadap pembiayaan (bank). Jaminan ini bersifat umum. Artinya, mengakibatkan seluruh harta kekayaan si penjamin (guarantor) menjadi jaminan pembiayaan debitur yang bersangkutan dengan mengabaikan ketentuan Pasal 1813 KUHPerdata dan telah ada persetujuan suami/istri. Corporate Guarantee/Jaminan Perusahaan corporate guarantee atau jaminan perusahaan dapat pula diterima sebagai jaminan pembiayaan. Pihak ketiga yang bertindak sebagai penanggung (guarantor) adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum.
  • 20. E. Prosedur Penilaian dan Pengikatan Jaminan  Sebelum barang-barang yang tertera pada daftar barang-barang agunan ditetapkan nilainya, diterima, dan diikat sebagai jaminan pembiayaan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Meneliti dan mempelajari kelengkapan, kebenaran dan keabsahan dokumen-dokumen yang diserahkan oleh nasabah, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa barang-barang itu dapat diikat secara hukum atau yuridis. Untuk meneliti keabsahan dari sertifikat tanah, lakukan pengecekan langsung ke BPN setempat. 2. Melakukan peninjauan setempat (on the spot) untuk mengetahui dan menilai keadaan fisik barang-barang yang akan dijadikan jaminan, apakah sesuai dengan yang tercantum dalam berkas-berkas/dokumen yang ada dan keterangan/penjelasan lain yang diberikan nasabah. Jika penilaian harga barang-barang agunan diserahkan kepada pihak ketiga, maka peninjauan setempat harus dilakukan bersama-sama pihak lembaga keuangan. 3. Dibuatkan berita acara pemeriksaan/penaksiran nilai barang agunan (yang merupakan bagian/lampiran dari laporan kontak dan kunjungan kepada nasabah) yang harus ditandatangani oleh pejabat yang membuat berita acara dan disetujui oleh pemimpin cabang.
  • 21. F. Pengikatan/Penguasaan Barang-barang Jaminan 1. a. b. c. d. Pengikatan Terhadap barang-barang yang diterima sebagai jaminan pembiayaan harus dilaksanakan pengikatan yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum/yuridis. Dimaksud di sini adalah pengikatan yang dilakukan menurut ketentuan hukum yang berlaku. Pengikatan dapat dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum, dalam hal ini notaris dan/atau pejabat pembuat akta tanah (PPAT). Pejabat pembuat akta tanah ini dapat dijabat oleh notaris, camat, dan pejabat-pejabat umum yang ditunjuk. Pengikatan atas barang-barang jaminan dilaksanakan setelah perjanjian pembiayaan ditandatangani mengingat perjanjian pembiayaan merupakan perjanjian pokok dari perjanjian pengikatan barang-barang agunan. Atau dengan kata lain, perjanjian pengikatan agunan adalah accessoir dari perjanjian pokok. Pengikatan atas barang agunan berupa benda-benda tak bergerak (tanah, kapal laut di atas 20 m3) dilakukan dengan pemasangan hipotik pertama sebesar 100% dari nilai taksasi barang agunan yang bersangkutan atau 100% dari maksimum pembiayaan apabila nilai barang agunan lebih besar dari maksimum pembiayaan. Proses pemasangan hipotik: * Apabila lembaga keuangan telah memiliki SKMH, maka pemasangan hipotik dilakukan sendiri oleh lembaga keuangan. Bila tidak ada SKMH, maka bank dan debitur bersamasama datang ke PPAT untuk pembuatan akta hipotik. * Akta hipotik harus dibuat oleh PPAT (untuk kapal oleh syahbandar yang ditunjuk). * Akta hipotik untuk tanah didaftarkan kepada kantor Badan Pertanahan Nasional, sedangkan akta hipotik untuk kapal laut didaftarkan kepada Departemen Perhubungan * Sebagai bukti pemasangan hipoti harus ada sertifikat hipotik. Biaya yang berhubungan dengan pengikatan tersebut dibayar dan ditanggung nasabah
  • 22. 2. Penguasaan Barang Jaminan    Penguasaan barang-barang jaminan berupa barang tidak bergerak adalah dengan cara menguasai dokumen/bukti-bukti kepemilikan yang sah dari barang tersebut Penguasaan barang jaminan berupa barang bergerak. Barang-barang jaminan nasabah harus dikuasai oleh bank secara fisik berikut dokumen-dokumen/buktibukti kepemilikannya. Jika penguasaan secara fisik dapat menggangu kelancaran usaha nasabah dan lembaga keuangan, maka minimum lembaga keuangan harus menguasai dokumen-dokumen/bukti-bukti kepemilikan yang asli atas jaminan tersebut. Dokumen/bukti jaminan yang harus dikuasai bank secara umum adalah sebagai berikut: a. Sertifikat hak dan BPKB apabila barang-barang yang dijaminkan adalah alatalat berat yang memerlukan pendaftaran. b. Sertifikat tanah dan surat izin bangunan untuk bangunan/rumah. c. Surat kuasa notaris dari pemilik kepada nasabah ataupun langsung kepada bank apabila barang-barang jaminan yang bersangkutan bukan milik nasabah. Untuk daerah yang tidak ada notaris, camat/PPAT, maka surat kuasa harus ditandasahkan (dilegalisasi) oleh pajabat yang berwenang. c. Invoice atas barang-barang yang dijaminkan apabila barang-barang yang dijaminkan itu adalah mesin-mesin/peralatan pabrik. d. Bukti pendaftaran kapal laut yang diterbitkan oleh Departemen Perhubungan. e. Bukti pendaftaran kapal udara yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
  • 23. G. Penilaian Kembali Barang Jaminan Firman Allah SWT: Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. (QS Al-Anfaal [8]: 58) 
  • 24. Untuk setiap kali diberikan perpanjangan/perubahan jumlah pembiayaan, harus dilakukan penilaian kembali atas barang jaminan. Penilaian kembali barang-barang jaminan dapat dilakukan sewaktu-waktu. Penilaian kembali ini dimaksudkan untuk menjaga pembiayaan dari penurunan nilai jaminan, karena: a. Hilangnya/berpindahnya barang-barang jaminan. b. Kerusakan/keausan barang-barang jaminan. c. Terjadi perubahan atas barang-barang jaminan. d. Merosotnya nilai jaminan.
  • 25. ** Apabila nilai agunan setelah penilaian kembali menjadi kurang dari ketentuan yang telah ditetapkan, maka harus meminta lagi tambahan agunan kepada nasabah untuk menutupi kekurangan tersebut, atau meminta nasabah membayar sebagian kewajibannya, sehingga minimum nilai agunan kembali mencukupi.
  • 26. H. Penukaran Barang Jaminan Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa penukaran/penggantian barang jaminan akan menyangkut hal-hal sebagai berikut:  Pelaksanaan pengikatan baru jika terjadi penggantian.  Yang berarti bahwa untuk jaminan pengganti harus dilaksanakan pengikatan terlebih dahulusebelum agunan lama dikembalikan.  Nilai/derajat barang, lokasi, dan lain sebagainya.  Executeur baar (mudah dijual)
  • 27. Dalam rangka pengamanan, pada setiap penukaran sebagian maupun seluruh barang jaminan harus diperhatikan ketentuan sebagai berikut:  Jaminan pengganti minimum sama marketable-nya dengan jaminan lama.  Besar nilai jaminan pengganti minimum sama dengan jaminan lama.  Dasar-dasar penetapan nilai barang-barang jaminan.  Prosedur penilaian dan pengikatan jaminan.  Jika menurut penilaian lembaga keuangan, penukaran tersebut berakibat lembaga keuangan berada pada posisi lemah, maka lembaga keuangan berhak menolak penukaran tersebut.
  • 28. I. Peminjaman Barang Jaminan    Adakalanya nasabah meminjam bukti-bukti kepemilikan barang yang sudah dijaminkan dengan berbagai alasan, antara lain peningkatan status kepemilikan atau pengurusan sertifikat tanah, perpanjangan haknya, penggantian BPKB, dan lain-lain. Dalam hal demikian, agar mengusahakan penggantiannya dengan barang jaminan lain yang memenuhi persyaratan, serta dibuatkan berita acara penyerahan jaminannya dalam rangka peminjaman. Dimintakan pernyataan kesanggupan nasabah untuk mengembalikan surat-surat jaminan dalam hal pengurusan telah selesai. Disamping itu, mengajukkan surat kepada instansi yang terkait, seperti kantor BPN setempat, Kepolisian, dan lain-lain, yang isinya meminta instansi tersebut memberitahukan/menyerahkan bukti kepemilikan barang jaminan tersebut kepada bank dalam hal pengurusannya telah selesai.
  • 29. J. Jaminan Bersama (Joint Collateral)    Terjadi karena ada pemberian pembiayaan bersama baik dalam bentuk perjanjian pembiayaan (PK) satu untuk semua pembiayaan (peserta) ataupun setiap pembiayaan mengadakan PK sendiri-sendiri dengan nasabah. Dalam hal PK-nya satu, maka biasanya ada yang ditunjuk sebagai lembaga keuangan induk/pelaksana dan anggota. Dalam pemberian pembiayaan dengan jaminan bersama, pengikatannya harus memuat cross default yang pada intinya memuat ketentuan yang menyatakan bahwa apabila nasabah melakukan wan-prestasi juga kepada nasabah lainnya.
  • 30. Dalam hal setiap lembaga keuangan mengadakan perjanjian pembiayaan sendiri-sendiri dengan nasabah, sering juga perihal jaminan diperjanjikan secara bersama-sama antara lembaga keuangan dan nasabah, mengingat:  Setiap lembaga keuangan menginginkan hak/prioritas yang sama atas hasil penjualan barang-barang jaminan jika barang-barang tersebut dicairkan.  Surat asli kepemilikannya satu atau tidak bisa dibagi-bagi/dipecah-pecah.  Sukarnya barang jaminan dibagi-bagi/dipecahpecah
  • 31. Pola joint collateral ada 2 (dua) jenis: Beberapa lembaga keuangan memberikan pembiayaan kepada satu nasabah dengan jaminan satu/beberapa jaminan.  Satu lembaga keuangan memberikan pembiayaan kepada beberapa nasabah dengan jaminan satu/beberapa jaminan. 
  • 32. Untuk keperluan administrasi dan pengawasan barang jaminan, harus dilaksanakan ketentuan sebagai berikut:      Terhadap dokumen atau surat-surat kepemilikan dan kuasa yang diterima dari nasabah dibuatkan surat tanda terima rangkap dua bermeterai cukup, yaitu asli untuk nasabah dan copy untuk lembaga keuangan. Tanda terima tersebut ditandatangani oleh account officer, disimpan di dalam folder dokumen pembiayaan nasabah yang bersangkutan. Dokumen/surat pemilikan asli dan akta pengikatan asli harus disimpan dan brandcase yang ditempatkan dalam ruang pemimpin lembaga keuangan atau di tempat lain yang lebih aman. Kewajiban untuk membayar PBB atas barang-barang tak bergerak yang dijaminkan kepada lembaga keuangan. Tanda bukti pelunasan pajak dapat diketahui melalui tanda pembayaran pajak Peninjauan setempat (inspection on the spot) untuk memeriksa secara fisik barang-barang agunan tersebut harus dilakukan guna mengetahui keadaan fisik barang-barang agunan yang dikuasai. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan/penaksiran nilai barang agunan (yang merupakan lampiran laporan kontak dan kunjungan kepada nasabah) dan foto copy bukti pelunasan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) disimpan dalam Folder pembiayaan file yang bersangkutan. Perlu diperhatikan pula masa berlaku sertifikat kepemilikan/penggunaan tanah: a. IMB (Izin Mendirikan Bangunan) b. HGU (Hak Guna Usaha) c. HGB (Hak Guna Bangunan) d. HO (Hinder Ordonantie/Undang-Undang Gangguan). e. Dan izin-izin lain yang telah habis masa berlakunya harus segera diperpanjang.
  • 33. K. Penjualan Barang Jaminan   Apabila nasabah cidera janji, yaitu tidak membayar/melunasi kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian, sedangkan pembiayaannya telah dinyatakan “diragukan” atau “dianggap rugi”, maka bank harus melakukan/melaksanakan cara penyelesaian pembiayaan dengan penjualan/pencairan barang-barang agunan. Dasar hukum pencairan barang jaminan adalah perjanjian pembiayaan/surat-surat perjanjian/jaminan lawan lembaga keuangan garansi/surat pernyataan dan jaminan untuk pembukaan L/C yang telah ditandatangani nasabah dan akta pengikatan barang jaminan.
  • 34. Penjualan barang-barang jaminan dapat dilakukan sebagai berikut: Penjualan di bawah tangan, di mana membantu mencari pembelinya. Harga penjualan barang agunan ditetapkan oleh nasabah dan disetujui oleh lembaga keuangan berdasarkan harga pasar saat ini. Transaksi tetap dilaksanakan oleh nasabah sendiri dan lembaga keuangan hanya mengawasi pelaksanaannya.  Penjualan melalui lelang 
  • 35. L. Penebusan Jaminan  Firman Allah SWT: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 280)
  • 36. Dalam hal debitur cidera janji/wanprestasi dan agunan pembiayaan adalah milik pihak ketiga, adakalanya pemilik agunan mengajukan permohonan untuk menebus miliknya. Untuk hal tersebut, dalam hal keberadaan debitur diketahui, penebusan harus dengan persetujuan debitur, sedangkan dalam hal keberadaan nasabah sudah tidak diketahui lagi, permohonan harus dilengkapi dengan:  Keterangan lurah/camat setempat yang menerangkan tentang ketidakberadaan debitur atau keberadaannya tidak diketahui lagi.  Surat pernyataan Vrijwaring dari pemilik yang membebaskan lembaga keuangan dari segala tuntutan hukum.
  • 37. M. Penyerahan Dokuman Asli Barang Jaminan Penyerahan dokumen asli barang jaminan adalah sebagai berikut:  Dalam rangka mempercepat penyelesaian pengurusan piutang negara, maka setelah diterbitkannya surat penerimaan pengurusan piutang negara (SP3N), lembaga keuangan selaku penyerah piutang/pembiayaan wajib menyerahkan semua dokumen asli kepemilikan barang agunan dan pengikatannya kepada DJKN.  Dalam rangaka pengamanan penyimpanan dokumen asli barang agunan, pihak KPKN/DJKN dapat menitipkan kembali dokumen asli barang agunan tersebut kepada bank. Penitipan kembali dokumen asli dimaksud dituangkan dalam “serah terima penitipan dokumen barang jaminan/harta kekayaan penanggung hutang/penjamin hutang”. Akan tetapi, kewenangan penguasaan terhadap dokumen asli barang agunan tersebut secara yuridis tetap berada pada pihak KPKN/DJKN. Dengan demikian, segala tindakan yang menyangkut dokumen asli barang agunan tersebut harus sepengetahuan dan persetujuan KPKN/DJKN, dalan hal ini KP3N setempat.