2. Pendahuluan:
Pembiayaan yang sehat, baik individu/branch
portfolio, merupakan tujuan yang hendak dicapai
oleh setiap lembaga keuangan, maka diperlukan
alat yang dapat memberikan informasi yang
lengkap kepada manajemen.
Mengelola perusahaan mengandung berbagai
jenis risiko, antara lain: financial risk, interest
rate risk, delivery risk, dan off-balance sheet.
Fokus bahasan ditujukan kepada financial risk,
yang ada kemungkinan bahwa debitur tidak mau
atau tidak mampu memenuhi kewajibannya
untuk membayar bunga dan mengembalikan
pokok pinjamannya.
3. Pengertian Administrasi Pembiayaan
Administrasi dapat didefinisikan sebagai perencanaan
organisasi dan administrasi sumber daya manusia, modal,
mesin-mesin, teknologi, dan segala fungsi dalam
memberikan nilai ekonomi kepada seseorang, dengan
landasan kepercayaan saat ini bahwa nilai ekonomi yang
sama akan dikembalikan dalam waktu tertentu
administrasi pembiayaan, yaitu ”Susunan kegiatan
dalam proses kegiatan pembiayaan, dalam usaha
mengumpulkan dan menyajikan informasi, penguasaan
dokumen, pencatatan secara sistematis oleh unit kerja
terkait, selain sebagai alat pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen di bidang pembiayaan.”
4. Dalam arti luas
Administrasi pembiayaan meliputi kegiatan
berupa:
1. pengumpulan informasi,
2. penyajian data-data,
3. pencatatan,
4. penguasaan dokumen yang ada
kaitannya dengan proses kegiatan
pembiayaan oleh unit-unit kerja terkait
dalam penyelanggaraan pengelolaan
portfolio pembiayaan yang sehat
5. Feedback dari proses administrasi ini adalah:
Output, berupa sistem informasi yang memberikan
manfaat dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen perusahan yang sehat.
*** Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan,
bahwa administrasi pembiayaan adalah penting
dalam setiap aspek kegiatan, karena dapat
meminimalisasi salah pengertian dan sekaligus
memisahkan administrasi pembiayaan dari aspek
marketing, aspek produksi/operasional, dan aspek
finansial bank.
6. Unsur-unsur Penting dalam
Administrasi Pembiayaan
1. Tersedianya Sumber Daya Manusia
Dalam pelaksanaan administrasi ini diperlukan tenagatenaga yang terlibat secara langsung, seperti computer
operator, loan afficer, account officer, dan manajer. Pejabat
tersebut dituntut mempunyai pengetahuan dan
keterampilan pembiayaan.
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan
jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
(QS Al-Nisaa’ [4]: 135)
7. Unsur-unsur Penting dalam
Administrasi Pembiayaan
2. Sistem dan Prosedur Pembiayaan
Administrasi yang lengkap dan sistematis memudahkan
manajamen membuat action program. Hal ini hanya dapat
dilaksanakan bila ada operating procedure berupa manual
atau standard operating procedur. Aturan main yang
diperlukan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
(perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, aktualisasi,
dan administrasi) adalah sistem dan prosedur pembiayaan.
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di
jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
(QS Al-Shaaf [61]:4)
8. Unsur-unsur Penting dalam
Administrasi Pembiayaan
3. Fungsi Administrasi Pembiayaan:
a. Sebagai sumber informasi
Mutu dari suatu keputusan manajemen banyak
tergantung kepada evaluasi data yang lengkap, akurat,
dan up-to-date di mana data tersebut ada relevansinya
dengan proses pembiayaan itu. Kebutuhan akan adanya
data seperti itu hanya dapat dipenuhi bila administrsi
pembiayaan diselanggarakan dengan baik.
b. Alat komunikasi dengan nasabah
Dalam proses pembinaan nasabah, seperti pembinaan,
penyehatan, penagihan, dan penyelamatan pembiayaan,
kontak-kontak tidak langsung dengan debitur
merupakan langkah vital. Karena, kontak-kontak seperti
itu dapat saling memberikan informasi tentang kondisi
ekonomi dan kondisi perusahaan, dan dapat mengikuti
perkembangan kegiatan usaha debitur sehingga
meminimalkan biaya (kerugian).
9. Fungsi Administrasi Pembiayaan:
c. Sebagai instrumen pengawasan pembiayaan
Administrasi pembiayaan dalam manajemen pembiayaan
merupakan sumber informasi bagi unit-unit kerja terkait,
sehingga dapat mendinamiskan pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen, khususnya fungsi controlling ‘pengawasan
pembiayaan’ yang bekerja dalam suatu sistem dengan
fungsi-fungsi manajemen lain. Administrasi pembiayaan
dapat memberikan informasi mengenai actual performance
debitur, sekaligus mengarahkan langkah-langkah perbaikan
yang harus dilakukan oleh bank.
d. Sumber materi pembuat laporan
Laporan pembiayaan sangat dibutuhkan oleh unit-unit kerja
intern organisasi bank dan otoritas moneter serta pihak
ketiga yang terkait dengan pembiayaan tersebut.
10. Fungsi Administrasi Pembiayaan:
e. Alat untuk penentuan kualitas pembiayaan
Kegiatan pembiayaan itu merupakan suatu proses yang dinamis,
selalu peka (sensitive) dengan perubahan-perubahan sepanjang
waktu, juga terhadap siklus usaha (business cycle) yang terjadi
setiap waktu. Bila diperhatikan, posisi dan kondisi
pembiayaan/kondisi usaha debitur dari hari ke hari juga akan
mengalami perubahan-perubahan. Perubahan tersebut harus
diikuti secara teratur, tercatat, dan terdokumentasi dengan baik.
f. Alat bukti dan antisipasi bila ada sengketa
Ini bermanfaat dalam mengantisipasi keadaan yang tidak
menguntungkan bila terjadi wanprestasi dan ketidakharmonisan
hubungan dengan debitur. Hubungan dapat rusak bila terjadi
perselisihan antara:
1. Perusahaan dengan debitur,
2. Debitur dengan pihak lain,
3. Debitur dengan debitur lain.
11. Dasar Hukum
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab
itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat. (QS Al-Hujurat [49]:10)
Jika administrasi pembiayaan diselenggarakan secara
lengkap, tertib, dan akurat, yaitu adanya akad
pembiayaan, perjanjian secara autentik, pengikatan secara
yuridis, penutupan asuransi, pelimpahan kekuasaan secara
yuridis (hipotik dan kuasa menjual), maka akan membantu
dalam penyelesaian perselisihan. Perusahaan yang dapat
melaksanakan penyelanggaraan administrasi pembiayaan
secara lengkap, tertib, dan up-to-date akan berada dalam
posisi yang kuat secara hukum maupun ekonomi.
12. Unsur-unsur Penting dalam
Administrasi Pembiayaan
4. Ruang Lingkup Aministrasi Pembiayaan:
a) Proses kegiatan pembiayaan (perencanaan
pembiayaan)
Ini untuk melengkapi manajemen dengan suatu program
yang terencana mengenai pembiayaan dan pengelolaan
pembiayaan, yang dilandasi oleh suatu hasil investigasi,
studi, dan penelitian.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di
antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.
(QS Al-Hujurat [49]:10)
13. Langkah-langkah menata dan menggunakan setiap materi
penting dalam setiap keputusan pemberian pembiayaan
adalah:
1) Penentuan sektor ekonomi/segmentasi pasar
pembiayaan:
a. Pertanian
Pembiayaan untuk sektor ini ditujukan untuk usaha-usaha
yang produktif dalam rangka meningkatkan hasil produksi sektor
pertanian, baik untuk investasi maupun untuk modal kerja.
Dalam kelompok ini, termasuk pula pembiayaan-pembiayaan
untuk pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
palawija, perikanan, peternakan,
dsb.
b. pertambangan
Pembiayaan untuk sektor ini diberikan, baik untuk eksplorasi
maupun untuk eksploitasi bahan-bahan tambang. Bentuk bahan
tambang dapat berupa cairan atau bentuk padat, seperti minyak
bumi, listrik/air, biji besi/logam, batubara, dan lain-lain.
Termasuk dalam pembiayaan ini pembiayaan investasi maupun
pembiayaan untuk modal kerja (distribusi).
14. Penentuan sektor ekonomi/segmentasi pasar
pembiayaan:
c. Perindustrian
Pembiayaan untuk sektor ini sering disebut juga pembiayaan
manufacturing, yaitu pembiayaan yang diberikan berkaitan
dengan kegiatan untuk mengubah bentuk barang, sehingga dapat
memberikan nilai tambah (added value). Dengan cara demikian,
dapat ditingkatkan kegunaan barang itu, baik menggunakan
mesin (technology) maupun dengan manual. Pembiayaan
perindustrian ini dapat meliputi agro industry, textile industry,
wood industry, industri kertas/percetakan, industri kimia/hasilnya
industri logam dasar, aneka industri, dll.
d. Perdagangan
Pembiayaan perdagangan ini diberikan untuk membantu
memperlancar distribusi barang, baik bahan mentah maupun
barang jadi. Fungsi pembiayaan ini untuk meningkatkan utility
dari barang-barang tersebut, seperti place utility, information
utility, ownership utility, dan time utility. Umumnya pembiayaan
perdagangan ini dapat dibagi atas dasar batas wilayah negara
(perdagangan dalam/luar negeri).
15. Penentuan sektor ekonomi/segmentasi pasar
pembiayaan:
e. Konstruksi
Pembiayaan ini diberikan untuk pengusaha di
bidang konstruksi dalam membantu biaya
konsultan dan kontraktor dalam penyelesaian
suatu proyek. Proyek itu dapat dalam bentuk
bangunan fisik, pengadaan barang dan jasa yang
dilakukan oleh kontraktor, supplier, dan
konsultan.
f. Jasa-jasa
Pembiayaan ini diberikan untuk usaha-usaha di
bidang jasa pelayanan perhotelan, pariwisata,
ekspeditur, transportasi, dan lain-lain.
16. Langkah-langkah menata dan menggunakan setiap materi
penting dalam setiap keputusan pemberian pembiayaan
adalah:
2) Permohonan Pembiayaan:
Permohonan pembiayaan dapat diajukan oleh pengusahapengusaha retailer, wholesaler, dan corporated.
Tahap ini memproses permohonan permintaan
pembiayaan yang dapat berupa:
a. Permohonan untuk memperoleh pembiayaan baru.
b. Permohonan untuk memperoleh tambahan fasilitas.
c. Permohonan untuk perpanjangan pembiayaan yang
sudah diberikan.
d. Permohonan untuk perubahan-perubahan yang sudah
terjadi.
17.
Dalam permohonan pembiayaan tersebut harus
diperhatikan hal-hal:
a. Prinsip-prinsip pembiayaan, yaitu 6c principles.
b. Legalitas, yaitu telah dipenuhinya ketentuan-ketentuan
dan peraturan-peraturan yang berlaku.
c. Memiliki performace usaha yang baik dan belum pernah
termasuk dalam daftar hitam bank sendiri atau Bank
Indonesia.
d. Memiliki pengalaman di bidang usaha yang menjadi
objek pembiayaan yang diminta.
e. Rencana kerja dan cara yang dipergunakan.
f. Lampiran dokumen-dokumen pendukung permohonan
pembiayaan.
g. Dll.
18.
Setelah dipertimbangkan (judgement),
maka manajemen memutuskan menyetujui,
menolak, atau masih menangguhkan
(pending).
Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, niscaya Allah melipat gandakan
balasannya kepadamu dan mengampuni kamu.
Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha
Penyantun. (QS Al-Taghabun [64]: 17)
Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
(QS Al-Muddatstsir [74]: 6)
19. b) Analisis Pembiayaan:
Dasar hukum:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan
membawa kebenaran; membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang
lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikanNya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlombalombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS
Al-Maidah [5]:48)
20.
Usaha pengumpulan data-data pembiayaan ini
selalu dilakukan dengan cara-cara logis yang
relevan dengan sasaran dan sesuai dengan jenis
objek pembiayaan (sektor/segmentasi), yaitu
credit customer riview dan credit investigation.
Data tersebut bersumber dari, antara lain:
1. Bank own record: catatan yang ada pada
bank sendiri.
2. External recourcess: informasi pembiayaan
dari pihak-pihak lain.
3. Financial statement: sumber keuangan
debitur, terutama dari balance income
statement, sources & uses of funds, dan lainlain.
21.
tujuan untuk menentukan/mengantisipasi
adanya kemauan (willingness) dan kemampuan
(ability) debitur mengembalikan pembiayaan
sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati
antara bank dan debitur.
Kegiatan utama pada tahap ini adalah:
1. Menyusun dan membuat credit file.
2. Membuat pembiayaan aplikasi (summary).
3. Membuat keputusan (credit decision).
22. c) Financial Documents :
Semua kegiatan yang berkaitan dengan fasilitas
pembiayaan ini harus dibuat rekamannya, agar
posisi perusahaan lebih kuat dan mampu
mengantisipasi keadaan mendatang.
Kegiatan ini disebut pelaksanaan dokumentasi
pembiayaan. Yaitu, terhadap semua warkat dan
dokumen yang merupakan bukti-bukti
kepemilikan dan penguasaan barang, baik barang
modal maupun bahan baku, berbagai barang
jaminan, baik berbentuk riil maupun goodwill.
23. Rekaman dokumen yang lengkap itu minimal
meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bentuk hukum perusahaan, izin domisili, dan izin
usaha.
Surat kuasa berhak meminjam dan surat-surat
kuasa lain.
Proposal dan committment letter dan perjanjian
pembiayaan.
Jenis-jenis pengikatan jaminan dan surat-surat
aksep.
Penutupan asuransi dan perubahanperubahannya.
Prasyarat dan syarat-syarat pembiayaan.
Pembebanan provisi, committment fee, biaya
materai, dll.
24. d) Financial Disbursement :
Setelah mempersiapkan dokuman secara
lengkap, maka fasilitas pembiayaan yang telah
disetujui dapat digunakan oleh debitur sesuai
dengan jadwal penggunaannya.
Ada 3 syarat mutlak agar fasilitas pembiayaan itu
secara riil mampu meningkatkan taraf hidup
(performance) nasabah yaitu:
1. Aman (security): to extend economic value
that economic equivalent will be returned to
the extender in the future.
2. Terarah (schedule): borrower has to use the
credit facility according to schedule.
3. Productive: business performance will be
better than before and rising income.
25. e) Pengelolaan Pembiayaan:
1. Pemantauan pembiayaan (monitoring
credit)
Pemantauan pembiayaan untuk sedini
mungkin mengetahui sinyal-sinyal (signs)
deviasi yang berdampak kepada turunnya
mutu pembiayaan, sehingga bank segera
mengambil langkah-langkah pengamanan
(action program), agar tidak terjadi
kerugian, sistem ini disebut dunia
perbankan sebagai early warning system.
26.
Sinyal-sinyal tersebut dapat bersumber
dari beberapa hal, antara lain:
a. Signs from financial statement
(balance sheet & income statement
analysis), rasions and trend.
b. Signs from borrower conduct business.
c. Signs from borrower behavior
d. Signs from economic: mayor business
sectors tend to have common trends in
business cycle.
27. 2. Pengawasan Pembiayaan
mengamati, mengendalikan, dan
meluruskan pelaksanaan pembiayaan,
sehingga dapat diketahui apakah diikuti
atau tidak persyaratan pembiayaan dan
asumsi-asumsi yang dipergunakan,
sebagai landasan dari persetujuan
pembiayaan.
28. Dari pengertian di atas, maka bank harus mampu melihat
bahwa pengawasan pembiayaan itu meliputi 3 aspek pokok
yaitu:
a. Aspek administratif; meliputi penatausahaan dan
penguasaan kegiatan pembiayaan, sejak sebelum
permohonan sampai kepada pelunasan dan
penghapusannya (write-off).
b. Aspek supervisi; secara terus-menerus mengikuti
perkembangan pembiayaan (debitur) untuk dapat
mengetahui sejauh mana pencapaian target usaha dan
tingkat kolektibilitasnya.
c. Aspek penagihan; penarikan kembali pembiayaan sesuai
dengan schedule yang disetujui, terutama bila terlihat
sinyal-sinyal penurunan mutu pembiayaan, yang terusmenerus, agar dapat dicegah timbulnya kerugian.
29.
Jadi pengawasan pembiayaan merupakan suatu sistem
dalam loan management, yang berfungsi menutup
kekurangan/kelemahan dalam kegiatan manajerialnya
proses dasar dari pengawasan adalah sama, yaitu terdiri
dari langkah-langkah berikut ini:
a. Menetapkan suatu standar baku yang menjadi
pedoman dasar dalam penentuan kolektibilitas
pembiayaan.
b. Menentukan actual performance pembiayaan itu sendiri
c. Membandingkan actual performance pembiayaan
dengan standar, kemudian melaksanakan evaluasi
untuk mengetahui deviasinya.
d. Melakukan corrective program sendiri-sendiri atau
bersama dengan unit lain.
30. Untuk konfirmasi sejauh mana intensitas deviasi yang
terjadi, maka pengawasan pembiayaan itu
menggunakan 3 instrumen pentingnya, yaitu:
1.
2.
3.
financial audit: kegiatannya mengutamakan pemeriksaan
kepada kelengkapan dokumen, syarat-syarat
pembiayaan, ketentuan-ketentuan otoritas moneter, aspek
hukum, dan asumsi target yang disepakati.
financial examination: kegiatannya mengutamakan
pengawasan dan pemeriksaan kebijaksanaan pembiayaan
bank yang diterapkan kepada seseorang atau badan usaha,
apakah masih relevance bila dihadapkan kepada kondisi
ekonomi dan performance debitur yang bersangkutan.
financial review: kegiatannya mengutamakan penelitian
dan pemeriksaan pembiayaan yang sedang berjalan
secara menyeluruh (semua aspek) untuk mengetahuui,
baik individual loan portfolio maupun branch dan bank loan
portfolio, sehingga manajemen dapat mengambil langkahlangkah baru dalam memperbaiki loan porfolio bank.
31. 3. Pembiayaan bermasalah (Non Performing
Loan)
yaitu suatu kondisi pembiayaan yang ada penyimpangan
(deviasi) atas terms of lending yang disepakati dalam
pembayaran kembali pembiayaan itu, sehingga terjadi
keterlambatan, diperlukan tindakan yuridis, atau diduga
ada kemungkinan potential loss.
32. faktor-faktor penyebab timbulnya pembiayaan
bermasalah:
a. Kurang informasi (data) yang dipakai waktu analisis
pembiayaan.
b. Perubahan kondisi ekonomi (adversity) tidak terantisipasi.
c. Ketidakmampuan pengelolaan pembiayaan/bidang usaha
(mismanagement).
d. Ketidakjujuran debitur (misrepresentation) atas
informasi dan laporan-laporan tentang kegiatan usaha,
kondisi keuangan, kondisi hutang piutang,
persediaan
barang, dsb.
e. Faktor sakit atau kematian dari pemilik atau pengurus
perusahaan.
33. 4. Reorganisasi Pembiayaan (nasabah)
a. Pembinaan
agar debitur dapat memenuhi kewajiban dengan baik, maka bank
harus melakukan pendekatan melalui bimbingan dan bantuan
manajemen (management service), antara lain:
1) Pemberian pembiayaan harus sesuai dengan kebutuhan
usaha.
2) Beban pelunasan pembiayaan kepada debitur (debt to
service ratio) secara wajar, sehingga memungkinkan debitur
meningkatkan modal dengan hasil usahanya.
3) Bank harus bertindak sebagai konsultan debitur dengan
memberikan technical assistant.
4) Memonitor kegiatan usaha debitur agar sedini mungkin dapat
diketahui penyimpangan (deviasi) yang terjadi, sehingga
segera pula action program perbaikan dapat diberikan.
5) Memberikan injeksi bila debitur mengalami kesulitan cash
flow sementara.
34. b. Penyehatan
1) rescheduling: upaya untuk mengembalikan
pembiayaan dengan cara memberikan
keringanan/kelonggaran berupa perubahan jangka
waktu atau jumlah angsuran, bimbingan/konsultasi
dengan catatan debitur masih beriktikad baik,
kooperatif, dan mempunyai cash generating yang
potensial.
2) reconditioning: dengan cara memberikan keringanan
atas syarat-syarat, suku bunga, penundaan angsuran,
dan peninjauan jenis pembiayaan, dengan catatan
kondisi yang sama pada rescheduling.
3) Restructuring: dengan cara melakukan perubahan,
baik pada manajemen, modal, bidang usaha/lokasi
usaha pemegang saham, jumlah pembiayaan, dll.
35. c. Penagihan
Upaya pengembalian pembiayaan melalui telpon,
surat telegram, dan langsung dengan berbagai
sistem agar terjamin kelangsungan usaha, sebab
pengembalian pembiayaan dengan baik berarti
memperkuat likuiditas bank.
d.Penyelamatan
setelah upaya pembinaan, penyehatan,
penagihan dilakukan dan masih belum berhasil
dengan baik, maka tindakan penyelamatan
pembiayaan harus dilakukan. Apabila dalam
jangka waktu tertentu tidak membawa hasil,
maka cenderung untuk dilakukan write-off atas
pembiayaan tersebut.
36. 5. Akuntansi Laporan dan Financial File
Firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksisaksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah
kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis
dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(QS Al-Baqarah [2]: 282)
37. a) Akuntansi Pembiayaan
Data yang perlu dicatat dalam kegiatan ini, adalah:
1. Data nasabah:
a. Bentuk dan pengurus perusahaan
b. Bidang usaha dan kegiatan usaha
c. Kelompok usaha dan diversifikasi usaha.
d. Struktur modal usaha.
e. financial statement.
f. Mitra usaha sebagai customer base.
g. Prospek kegiatan usaha untuk waktu
mendatang.
h. Market share debitur dalam persaingan.
i. Data jaminan, dll
38. 2. Data pembiayaan:
a. Jenis pembiayaan dan plafond pembiayaan
b. Pembiayaan prioritas dan non-prioritas.
c. Rekening pinjaman dan mutasi.
d. Jangka waktu pembiayaan dan polis asuransi.
e. Terms of lending (syarat-syarat pembiayaan).
f. Tunggakan pokok dan bunga pembiayaan.
g. Kolektibilitas pembiayaan.
h. Perubahan-perubahan limit pembiayaan,
biaya-biaya, tingkat suku bunga, syaratsyarat, kolektibilitas, tunggakan pokok dan
bunga, penyesuain pembiayaan bermasalah
(problem loan), dan lain-lain.
39. b) Laporan Pembiayaan
Tujuan pembuatan Laporan pembiayaan:
Bagi manajemen dan unit kerja terkait,
berfungsi sebagai alat pengambil kebijakan dan
strategi pembiayaan untuk mencapai efisiensi
pembiayaan dalam persaingan.
Alat pengawasan dan pembinaan
urusan/wilayah bagian dan cabang yang terkait
dengan proses kegiatan pembiayaan bank.
Mampu menggambarkan financial performance
dan financial productivity.
Sebagai salah satu alat untuk penentuan
liquidity management bank (matching system).
40. Materi Laporan Pembiayaan
plafond pembiayaan: total pembiayaan per
sektor/jenis pembiayaan total pembiayaan per
kolektibilitas.
Outstanding saldo: total pembiayaan per
sektor/jenis pembiayaan total pembiayaan per
kolektibilitas.
Tunggakan: hutang pokok dan hutang bunga
per sektor dan jenis pembiayaan, biaya-biaya
atas beban debitur
Frekuensi: mingguan, bulanan, dan tahunan,
insidentil dan order.
41. Bentuk laporan pembiayaan
Standard report: laporan yang lebih detail
termasuk analisis keuangan beberapa tahun.
Comprehensive report: laporan yang lebih
detail termasuk analisis keuangan beberapa
tahun.
Shortform report: laporan singkat kondisi
debitur dan kondisi keuangannya.
Financial profile: gambaran keuangan debitur,
dan dapat dibandingkan dengan usaha sejenisnya
42. c) Berkas/Dokumen Pembiayaan
Persyaratan pokok Financial file yang baik:
Berkas harus lengkap, dalam arti harus semua syarat
catatan dan dokumen yang terkait dengan proses kegiatan
pembiayaan dan sesuai dengan sistem dan prosedur
pembiayaan.
Berkas harus sistematis, dalam arti mudah diperoleh dan
memberikan informasi yang dibutuhkan setiap waktu.
Berkas harus akurat dan up-to-date, dalam arti mampu
memberikan informasi yang sesuai dengan perkembangan
keadaan.
Berkas harus disimpan di tempat yang hemat ruangan,
serta kerahasiaan dan keamanannya terjamin
43. Manfaat pembiayaan file diselenggarakan
dengan baik, adalah:
Dapat mencegah terputusnya hubungan antara
bank dan debitur.
Sebagai sumber informasi bagi pejabat, baik
untuk pembiayaan baru maupun untuk
pembiayaan yang sedang berjalan, serta dapat
menyusun strategi untuk memelihara
pembiayaan itu sendiri.
Sumber faktual dalam pembuktian bila terjadi
sengketa.
Sumber materil bagi pembuatan laporan
pembiayaan yang diperlukan oleh unit kerja,
manajemen, dan otoritas moneter, dll.
44. Pengelompokan pembiayaan file (berkas
pembiayaan)
Berkas pembiayaan aktif: berkas yang memuat catatan, syarat, dan
dokumen yang masih mempunyai nilai pakai dan digunakan dalam
mengikuti perkembangan proses kegiatan pembiayaan itu sendiri.
Berkas pembiayaan pasif: berkas yang memuat catatan, syarat, dan
dokumen yang masih mempunyai nilai-nilai informatif dan digunakan
sebagai alat informasi pembantu.
Berkas pembiayaan macet: berkas yang memuat catatan, syarat, dan
dokumen yang mempunyai nilai pakai, baik nilai yuridis maupun nilai
ekonomis, dalam memecahkan pembiayaan bermasalah (loan problem
solving).
Berkas pembiayaan lunas: berkas yang memuat catatan, syarat, dan
dokumen yang sangat bernilai comprehensive untuk pembiayaanpembiayaan yang masih berjalan dan pemberian pembiayaan.
Berkas pembiayaan hapus: berkas yang memuat catatan, syarat, dan
dokumen yang sangat bernilai untuk usaha mencari penyelamatan
pembiayaan tersebut, agar jumlah pokok dan bunga terhutang kembali
menjadi aset bank.
Berkas pembiayaan ditolak: berkas yang memuat catatan, syarat,
dokumen, dan keterangan lain yang mempunyai nilai comprehensive bagi
permohonan pembiayaan baru dan alasan-alasan penolakannya.
45. Langkah-langkah memusnahkan berkasberkas tersebut
Harus diteliti ulang apakah masih
mempunyai nilai yuridis atau nilai
ekonomis bagi bank.
Harus dilakukan verifikasi atas berkasberkas pembiayaan itu.
Harus memperhatikan UU dan peraturanperaturan yang menyangkut hal-hal
dokumen dan kearsipan.